Tugas Essay Peminatan Penelitian Nila - Fix
Tugas Essay Peminatan Penelitian Nila - Fix
Menurut Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2018 bahwa prevalensi karies
di Indonesia sangat tinggi yakni 88,8%, artinya hanya 12% masyarakat Indonesia yang bebas
dari karies. Sementara pada tahun 2010, Survei Departemen Kesehatan Republik Indonesia
(SDKI) menunjukkan bahwa prevalensi penduduk Indonesia yang menderita karies gigi
sebesar 80%– 90%, diantaranya adalah golongan anak. Sementara pada kelompok anak-anak,
dalam SKRT tahun 2001 yang dilakukan Rahardjo (2007), terdapat 76,2 % anak Indonesia
pada kelompok usia 12 tahun (kira-kira 8 dari 10 anak) mengalami gigi berlubang. Temuan
ini juga didukung oleh data Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) tahun
2009 yang menunjukan sebanyak 89% anak Indonesia di bawah 12 tahun menderita karies
gigi.
Karies adalah penyakit jaringan gigi yang ditandai dengan kerusakan jaringan,
dimulai dari permukaan gigi meluas kearah pulpa (Riyanti, 2005). Karies gigi dapat terjadi
pada setiap orang yang dapat timbul pada suatu permukaan gigi dan dapat meluas kebagian
yang lebih dalam dari gigi (Riyanti, 2005). Faktor utama penyebab karies yaitu host,
mikroorganisme, substrat dan ditambah faktor waktu (Sondang dan Hamada, 2008).
Mekanisme terjadinya karies diawali terbentuknya suatu biofilm yang menjadi tempat
berkumpulnya bakteri membentuk plak, bakteri memfermentasikan karbohidrat yang
menyebabkan perubahan pH saliva dan pH plak menjadi asam.
Plak gigi merupakan lapisan tipis yang mengandung bakteri yang tidak terkalsifikasi
dan melekat pada gigi-geligi serta jaringan lainnya di dalam mulut. Kontrol plak dapat
dilakukan melalui kontrol diet, tindakan mekanis, dan tindakan kimiawi. Penambahan zat
antibakteri kedalam obat kumur menjadi cara dalam mencegah pembentukan plak secara
kimiawi. Plak yang dibiarkan menumpuk dapat menebal dan mengeras hingga membentuk
karies. Lesi primer yang secara klinis terdeteksi dikenal sebagai white spot dan dapat dicegah
dengan remineralisasi atau pengembalian kristal hidroksiapatit pada email gigi. Proses
remineralisasi dapat ditingkatkan dengan fluoride. Kavitas akibat karies dapat berkembang
menembus dentin dan ke ruang pulpa yang pada akhirnya dapat menyebabkan nekrosis dan
abses periapikal (Samaranayake, 2012). Salah satu jenis bakteri penyebab karies
adalah Lactobacillus acidophilus.
Lactobacillus terisolasi dari lesi karies yang mendalam, tetapi jarang sebelum
perkembangan karies gigi dan kerusakan awal gigi. Hal ini diyakini bahwa mereka merintis
mikroorganisme dalam karies, terutama di dentin. Penelitian telah menunjukkan bahwa
Lactobacillus merupakan bagian yang dominan dari flora dalam rongga mulut, dan jumlah
mereka berkorelasi dengan jumlah karbohidrat (Slots dan Taubman, 1992).
Penggunaan obat kumur adalah salah satu cara yang efektif dalam menjaga kesehatan
gigi. Penghilangan plak terhadap gigi maupun terhadap jaringan penyangga dapat dilakukan
secara mekanis seperti dengan sikat gigi, dental floss, sikat interdental serta kimiawi dengan
obat kumur. Penggunaan obat kumur sebagai antiseptik diperlukan untuk membantu
menghambat pertumbuhan bakteri dan menurunkan konsentrasi bakteri pada plak gigi.
Daun sirih diketahui memiliki efek antibakteri terhadap beberapa jenis bakteri
penyebab karies gigi termasuk pada Lactobacillus achidophilus. Daun sirih mengandung
minyak atsiri dimana komponen utama minyak atsiri tersebut adalah fenol dan senyawa
turunannya itu adalah kavikol yang memiliki daya bakterisida lima kali lebih kuat
dibandingkan fenol. Adanya fenol mengakibatkan struktur tiga dimensi protein bakteri
terganggu dan terbuka menjadi struktur acak. Hal ini menyebabkan protein terdenaturasi dan
aktivitas biologis menjadi rusak sehingga pertumbuhan bakteri menjadi terhenti (Yendriwati,
2008). Efektivitas ekstrak daun sirih sebagai obat kumur terhadap penurunan indeks plak
telah diteliti oleh Ardianti, 2011. Hasil literatur tersebut menunjukkan bahwa penggunaan
obat kumur yang mengandung ekstrak daun sirih 2x/hari akan menurunkan indeks plak gigi.
Selain daun sirih, garam banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia untuk
mengatasi penyakit infeksi dalam rongga mulut dengan cara kumur-kumur. Garam untuk
konsumsi manusia diproduksi dalam berbagai bentuk diantaranya garam dimurnikan (seperti
garam laut), garam halus (garam meja) dan garam beryodium. Larutan garam dapat dipakai
sebagai obat kumur karena garam mempunyai kandungan chloride yang berfungsi sebagai
oksidator yang dapat merusak dinding bakteri.