Teoriiii
Teoriiii
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahapan pertama dari proses
keperawatan. Sebelum memulai seluruh proses, tenaga keperawatan
akan melakukan pengkajian awal terhadap kondisi klien. Klien akan
diberikan pertanyaan serta diberikan sejumlah tes baik fisik maupun
psikis. Pengkajian ini merupakan titik yang paling penting untuk
menghasilkan diagnosa keperawatan yang tepat (Prabowo, 2017).
Pada klien dengan hipospadia setelah tindakan post operasi
pengkajian yang penting dilakukan yaitu mengkaji adanya
pembengkakan atau tidak, adanya perdarahan, dan disuria (Mendri &
Prayogi, 2017). a. Identitas
Nama : sesuai nama klien
Umur : sering terjadi pada bayi
Jenis kelamin : laki-laki
Pendidikan : mulai dari pendidikan rendah hingga tinggi
Pekerjaan : berpotensi pada semua jenis pekerjaan Diagnosa
medis : Hipospadia.
b. Keluhan Utama
Biasanya orang tua klien mengeluh dengan kondisi anaknya
karena penis yang tidak sesuai dengan anatomis penis biasa
karena melengkung kebawah dan terdapat lubang kencing yang
tidak pada tempatnya.
c. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Penyakit Sekarang.
Pada klien dengan hipospadia ditemukan adanya lubang
kencing yang tidak pada tempatnya sejak lahir dan belum
diketahui dengan pasti penyebabnya.
2) Riwayat Penyakit Dahulu
Adanya riwayat ketidakseimbangan hormon dan faktor
lingkungan yang mempengaruhi kehamilan ibu, seperti
terpapar dengan zat atau polutan yang bersifat tertogenik
7
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada klien
dengan hipospadia post operasi uretroplasty yaitu (Tim Pokja SDKI
DPP PPNI, 2017) :
11
Gangguan pola tidur Pola tidur (L.05045) Dukungan Tidur (I.09265)
berhubungan dengan Setelah dilakukan asuhan Observasi
hambatan keperawatan selama 3x24 1. Diketahuinya kondisi pola
1. Identifikasi pola aktivitas dan
lingkungan (D.0055) jam diharapkan gangguan aktivitas dan tidur klien
tidur
pola tidur dapat teratasi, 2. Diketehuinya faktor
2. Identifikasi faktor penganggu
dengan kriteria hasil: penganggu tidur klien dapat
tidur
1. Keluhan sulit tidur membantu dalam
Teraupetik menentukan tindakan
membaik dari 2 menjadi 5
3. Modifikasi lingkungan (misal: keperawatan yang akan
2. Keluhan pola tidur
pencahayaan, kebisingan, suhu, dilakukan
membaik dari 2 menjadi 5
matras dan tempat tidur) 3. Lingkungan yang nyaman
3. Istirahat cukup meningkat
4. Lakukan prosedur untuk dapat meningkatkan kualitas
dari 2 menjadi 5 meningkatkan kenyamanan tidur klien
Edukasi 4. Mempercepat mengawali
5. Jelaskan pentingnya tidur cukup tidur dan memperbaiki siklus
selama sakit tidur
5. Meningkatkan pengetahuan
klien terkait tidur yang
cukup selama sakit
Gangguan Integritas Integritas Kulit dan Perawatan Luka (I.14564) 1. Diketahuinya tanda-
Kulit/Jaringan Jaringan (L.14125) Observasi tanda infeksi lebih awal
berhubungan dengan Setelah dilakukan asuhan 1. Monitor tanda-tanda infeksi akan mencegah
perubahan sirkulasi keperawatan selama 3x24 Teraupetik terjadinya komplikasi
(D.0129) jam diharapkan defisit
2. Bersihkan luka dengan carian 2. Cairan NaCl tidak
perawatan diri teratasi NaCl mengganggu proses
dengan kriteria hasil: 3. Pertahankan teknik steril saat penyembuhan luka
melakukan perawatan luka 3. Teknik steril
1. Keluhan nyeri menurun dari menurunkan resiko
4. Ganti balutan sesuai jumlah jenis
3 menjadi 5 terserang
luka
mikroorganisme pada
luka
12
2. Perdarahan menurun dari 3 Edukasi 4. Melindungi luka dari
menjadi 5 5. Anjurkan klien untuk infeksi
3. Kemerahan menurun dari 3 mengonsumsi makanan tinggi 5. Makanan tinggi kalori dan
menjadi 5 kalori dan protein protein dapat mempercepat
Kolaborasi proses penyembuhan luka
6. Kolaborasi dengan dokter terkait 6. Terapi farmakologi
pemeberian antibiotik cefotaxime yang tepat dapat
menurunkan risiko infeksi
pada luka
Ansietas Tingkat Ansietas (L.09093) Reduksi Ansietas (I.09314)
berhubungan Setelah dilakukan Observasi
1. Untuk mengetahui tingkat
dengan krisis asuhan keperawatan 1. Identifikasi saat tingkat ansietas kecemasan klien
situasional selama 3x24 jam berubah (mis. Kondisi, waktu, 2. Agar klien dapat menentukan
(D.0080) diharapkan ansietas teratasi stressor) pilihanya sendiri
dengan kriteria hasil: 2. Identifikasi kemampuan 3. Mengetahui tanda dan gejala
mengambil keputusan
1. Perilaku gelisah menurun ansietas yang dialami klien
dari 3 menjadi 5 3. Monitor tanda ansietas (verbal 4. Menumbuhkan rasa saling
2. Perilaku tegang menurun dan non verbal) percaya pada klien
dari 3 menjadi 5 Terapeutik 5. Memahami klien dapat
3. Frekuensi nadi normal 4. Ciptakan suasana terapeutik mengurangi ansietasnya
untuk menumbuhkan 6. Mengetahui penyebab
70120x/menit
kepercayaan kecemasan klien
4. Pola tidur membaik dari 3
5. Pahami situasi yang membuat 7. Agar klien mengetahui
menjadi 5 ansietas kondisinya
6. Motivasi mengidentifikasi situasi 8. Pendampingan keluarga dapat
yang memicu kecemasan meringankan ketegangan klien
Edukasi 9. Distraksi atau pengalihan
13
7. Informasikan secara faktual dapat mengatasi ansietas
mengenai diagnosis, 10. Relaksasi dapat meringankan
pengobatan, dan prognosis ansietas
8. Anjurkan keluarga untuk tetap 11. Obat ansietas dapat
bersama pasien, jika perl menurunkan kecemasan klien
9. Latih kegiatan pengalihan, untuk
mengurangi ketegangan 10.
Latih teknik relaksasi
Kolaborasi
11. Kolaborasi pemberian obat anti
anxietas, jika perlu
Resiko infeksi Tingkat infeksi (L.14137) Pencegahan Infeksi (I.14539) 1. Tanda gejala infeksi menjadi
berhubungan dengan Setelah dilakukan asuhan 1. Monitor tanda dan gejala acuan dalam menentukan
efek prosedur invasif keperawatan selama 3x24 infeksi lokal dan sistemik tindakan keperawatan yang
(D.0142) jam diharapkan resiko infeksi 2. Cuci tangan sebelum dan akan dilakukan.
dapat teratasi , dengan sesudah kontak dengan klien 2. Cuci tangan dapat mencegah
kriteria hasil: dan lingkungan klien kontaminasi kuman
1. Demam menurun dari 3 3. Pertahankan teknik aseptik pada 3. Teknik aseptik menurunkan
menjadi 5 klien resiko terserang infeksi
2. Kemerahan menurun dari 4. Pengetahuan penting untuk
4. Jelaskan tanda dan gejala
3 menjadi 5 proses penyembuhan luka
infeksi kepada klien dan
3. Bengkak menurun dari 3 klien
keluarga
menjadi 5 5. Cuci tangan meminimalisir
5. Ajarkan cara mencuci tangan risiko infeksi.
dengan benar kepada klien dan 6. Terapi antibiotik yang tepat
keluarga
dapat menurunkan risiko
6. Kolaborasi pemberian infeksi
antibiotik
14
15
4. Implementasi
Menurut Mufidaturrohmah (2017) implementasi merupakan pelaksanaan
tindakan yang sudah direncanakan dalam rencana perawatan. Tindakan
tersebut mencakup tindakan mandiri keperawatan dan tindakan kolaborasi.
Tindakan mandiri dilakukan perawat sendiri dan bukan merupakan petunjuk
maupun perintah dari petugas kesehatan lain. Bentuk dari implementasi
keperawatan yaitu mulai dari pengkajian untuk mengidentifikasi masalah,
pendidikan kesehatan pada klien untuk membantu menambah pengetahuan
tentang kesehatan, konseling, penatalaksanaan atau tindakan keperawatan
untuk memecahkan masalah kesehatan, membantu memandirikan klien,
konsultasi dan diskusi dengan tenaga kesehatan lainnya.
1. Evaluasi
Menurut Mufidaturrohmah (2017) tujuan dan evaluasi adalah untuk
mengetahui sejauh mana perawatan dapat dicapai dan memberikan umpan
balik terhadap asuhan keperawatan yang berikat.
a. Evaluasi Proses
Merupakan aktivitas dari proses keperawatan dan hasil kualitas pelayanan
asuhan keperawatan. Evaluasi ini harus dilaksanakan segera setelah
perencanaan keparawatan diimplementasikan agar dapat mengetahui efektifitas
intervensi tersebut. Evaluasi proses harus terus menerus dilaksanakan hingga
tujuan yang telah ditentukan tercapai.
b. Evaluasi hasil
16
Fokus evaluasi hasil adalah perubahan perilaku atau status kesehatan klien
pada akhir asuhan keperawatan. Evaluasi keperawatan disusun berdasarkan
S.O.A.P yang operasional:
S (Subyektif): merupakan ungkapan perasaan dan keluhan yang dirasakan
secara subjektif oleh klien setelah diberikan tindakan keperawatan. O
(Obyektif) : merupakan keadaan objektif yang dapat dilihat dan identifikasi
oleh perawat menggunakan pengamatan yang objektif setelah tindakan
keperawatan dilakukan. A (Assesment): merupakan analisa perawat setelah
mengetahui respons subjektif dan objektif klien dengan membandingkan
dengan kriteria dan standar serta mengacu pada tujuan keperawatan P (Plan) :
perencanaan tindak lanjut setelah perawat melakukan analisis.
C. WEB OF CAUSATION
17