Anda di halaman 1dari 91

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN BASECAMP RESTO

(STUDI KASUS PUNCAK JAWA BARAT)

SKRIPSI

Dibuat Oleh :

Muhamad Rihan Bayu Runi

021118152
ii

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PAKUAN

BOGOR

NOVEMBER 2022

ii
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN BASECAMP RESTO
(STUDI KASUS PUNCAK JAWA BARAT)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat dalam mencapai gelar Sarjana Manajemen
Program Studi Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pakuan
Bogor

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis


(Dr.Hendro Sasongko, Ak., MM., CA)

Ketua Program Studi Manajemen

(Prof. Dr. Yohanes Indrayono, Ak., MM., CA)

i
ii

LEMBAR PERSETUJUAN

UJIAN SIDANG SKRIPSI

Kami selaku Ketua Komisi dan Anggota Komisi telah melakukan bimbingan skripsi
mulai tanggal : dan berakhir pada tanggal :

Dengan ini menyatakan bahwa,

Nama : M Rihan Bayu Runi

NPM : 021118152

Program Studi : Manajemen

Mata Kuliah : Manajemen Pemasaran

Ketua Komisi : Oktori Kiswati Zaini, SE.,MM

Anggota Komisi : Bayu Dwi Prasetyo, SE.,MM

Judul Skripsi : ANALISIS STRATEGI PEMASARAN BASE RESTO

STUDI KASUS PUNCAK JAWA BARAT

Menyetujui bahwa nama tersebut di atas dapat disertakan mengikuti ujian siding
skripsi yang dilaksanakan oleh pimpinan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Pakuan.

Disetujui,

Ketua Komisi Pembimbing

( Oktori Kiswati Zaini, SE.,MM )

Anggota Komisi Pembimbing

( Bayu Dwi Prasetyo, SE.,MM )

Diketahui,

Ketua Program Studi

(Prof. Dr. Yohanes Indrayono, Ak., MM., CA )

ii
iii

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN BASECAMP RESTO


(STUDI KASUS PUNCAK JAWA BARAT)

Skripsi

Telah disidangkan dan dinyatakan lulus Pada hari :

Hari Bulan Tahun

M Rihan Bayu Runi

021118152

Disetujui,

Ketua Penguji Sidang

( )

Ketua Komisi Pembimbing

( Oktori Kiswati Zaini, SE.,MM )

Anggota Komisi Pembimbing

( Bayu Dwi Prasetyo, SE.,MM )

iii
iv

LAMPIRAN KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS PAKUAN

Nomor :/KEP/REK/VI/2021
Tentang : PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN KEKAYAAN
INTELEKTUAL DI UNIVERSITAS PAKUAN

Saya yang bertandatangan dibawah ini :


Nama : M Rihan Bayu Runi
NPM : 021118152
Judul skripsi : ANALISIS STRATEGI PEMASARAN BASECAMP
RESTO STUDI KASUS PUNCAK JAWA BARAT.

Dengan ini saya menyatakan bahwa Paten dan Hak Cipta dari produk skripsi diatas
adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan
dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun.

Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun
tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan Paten, Hak Cipta dari karya tulis saya kepada
Universitas Pakuan

Bogor,........... 2022

MATRAI

iv
v

M Rihan Bayu Runi


021118152

©Hak Cipta milik Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pakuan, tahun
2022
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau
menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang
wajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pakuan.

Dilarang mengumumkan atau memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis


dalam bentuk apapun tanpa seizin Fakutas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pakuan.

v
vi

ABSTRAK

M RIHAN BAYU RUNI 021118152 Analisis Strategi Pemasaran Menggunakan Matriks


SWOT” (Studi Kasus: Basecamp Resto, puncak). Di bawah bimbingan: BAYU DWI
PRASETYO, SE., MM. & OKORI KISWATI ZAINI SE.,MM 2022.

Penurunan pengunjung yang datang ke Basecamp Resto setiap tahunnya, tentunya


mengurangi pendapatan Basecamp Resto. Basecamp Resto menyadari pentingnya
promosi dan pengembangan perusahaan, namun permasalahan yang dihadapi saat ini
yakni kegiatan promosi atau strategi pemasaran seringkali belum tepat, hal ini
disebabkan karena program promosi yang dilakukan oleh marketing kurang efektif
sehingga kurang mendapat respon dari pelanggan, disamping itu pula kurangnya
peningkatan fasilitas menjadi penting untuk dikembangkan. Tujuan dari penelitian
ini adalah: Untuk mendeskripsikan Analisis SWOT Basecamp Resto & Untuk
mendeskripsikan strategi pemasaran Basecamp Resto berdasarkan Analisis SWOT.
Penelitian ini dilakukan di Puncak Bogor. Sampel yang digunakan pada penelitian ini
sebanyak 5 orang dari internal resto. Penelitian ini menggunakan teknik sampling
nonprobability sampling. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
deskriptif eksploratif. Data diuji dengan menggunakan analisis swot. Hasil strategi
pemasaran yang dibuat hendaklah mempertimbangkan situasi dan keadaan
komunitas atau organisasi baik keadaan intern komunitas atau organisasi itu sendiri
atau lingkungan mikro perusahaan, maupun keadaan ekstern komunitas atau
organisasi resto yang biasa disebut lingkungan makro perusahaan.

Kata Kunci: Strategi Pemasaran, SWOT.

vi
vii

PRAKATA

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang atas rahmat dan
kasihnya telah memberikan berkat yang luar biasa sehingga pelaksanaan penelitian
dan penulisan Proposal Penelitian dapat diselesaikan. Proposal Penelitian ini
mengangkat judul “Analisis Strategi Pemasaran Menggunakan Matriks SWOT”
(Studi Kasus: Basecamp Resto, puncak), yang pelaksanaannya dilakukan dengan
tujuan untuk mengetahui strategi yang dilakukan oleh Basecamp Resto dalam
pemasaran jasa pariwisata di Puncak Bogor.
Penulis juga ingin menyampaikan rasa terima kasih penulis kepada seluruh
pihak yang telah membantu, baik itu secara langsung maupun tidak langsung dalam
menyelesaikan penulisan Proposal Penelitian ini, yaitu kepada:
1. Orang tua saya dan seluruh keluarga Besar saya yang telah memberikan doa,
materil, dukungan dan semangat yang tiada berhentinya.
2. Bapak Dr Hendro sosongko Ak, M.M., C.A. selaku dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas pakuan, Bogor.
3. Bapak Prof. Dr. Yohanes Indrayono, SE. Ak, MM., CA, selaku Ketua
Program Studi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pakuan Bogor.
4. Bapak Doni Wihartika, S.Pi., M.M. selaku asisten prodi manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas pakuan, Bogor.
5. Bapak Oktori Kiswati Zaini, SE., MM, selaku Ketua Komisi Pembimbing,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pakuan Bogor.
6. Bapak Bayu Dwi Prasetyo, SE., MM, selaku Anggota Komisi Pembimbing,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pakuan Bogor.
7. Dosen-Dosen Pengajar dan Staff, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas
Pakuan Bogor.
8. Rekan-rekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pakuan Bogor yang
telah melalui perkuliahan bersama.
9. Pimpinan, dan pegawai Basecamp Resto, yang telah banyak membantu
peneliti

vii
viii

Akhir kata, penulis memohon maaf sebesar-besarnya jika dalam penulisan


laporan Proposal Penelitian ini tidak luput dari kekurangan dan kesalahan. Semoga
nantinya laporan penelitian ini dapat membantu berbagai pihak.

DAFTAR ISI
JUDUL.................................................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI…………………………………………. ii
LEMBAR PENGESAHAN DAN PERNYATAAN TELAH DI SIDANGKAN.. iii
LEMBAR PERNYATAAN PELIMPAHAN HAK CIPTA…………………… iv
LEMBAR HAK CIPTA…………………………………………………………. v
ABSTRAK............................................................................................................ vi
PRAKATA........................................................................................................... vii
DAFTAR ISI........................................................................................................ viii
DAFTAR TABEL................................................................................................ x
DAFTAR GAMBAR........................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian.............................................................. 1
1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah............................................. 4
1.2.1 Identifikasi Masalah........................................................... 4
1.2.2 Perumusan Masalah........................................................... 4
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian...................................................... 4
1.3.1 Maksud Penelitian.............................................................. 4
1.3.2 Tujuan Penelitian............................................................... 5
1.4 Kegunaan Penelitian...................................................................... 5

1.4.1 Kegunaan Praktis............................................................... 5


1.4.2 Kegunaan Praktis............................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Pemasaran...................................................................................... 6
2.2 Strategi Pemasaran......................................................................... 6
2.2.1 Proses Manajemen Strategi................................................ 7
2.2.2 Metode Manajemen Strategi.............................................. 8

viii
ix

2.3 Analisis Strategi Pemasaran........................................................... 8


2.3.1 Faktor Internal.................................................................... 8
2.3.2 Faktor Eksternal................................................................. 10
2.3.3 Analisis SWOT.................................................................. 12
2.4 Penelitian Sebelumnya dan Kerangka Pemikiran.......................... 15
2.4.1 Penelitian Sebelumnya........................................................ 15
2.5 Kerangka Pemikiran...................................................................... 18
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian.............................................................................. 20
3.2 Objek, Unit Analisis, dan Lokasi Penelitian.................................. 20
3.2.1 Objek Penelitian................................................................. 20
3.2.2 Unit Analisis...................................................................... 20
3.2.3 Lokasi Penelitian................................................................ 20
3.3 Jenis dan Sumber Data Penelitian.................................................. 20
3.3.1 Jenis Dan Sumber Data Penelitian..................................... 20
3.4 Operasional Variabel..................................................................... 20
3.5 Metode Penarikan Sampel............................................................. 22
3.6 Metode Pengumpulan Data............................................................ 22
3.7. Metode Pengolahan/Analisis data ................................................. 24
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan........................................................ 27
4.1.1 Deskripsi Basecamp Resto................................................... 27
4.1.2 Visi dan Misi Basecamp Resto............................................ 28
4.1.3 Struktur Organisasi............................................................. 28
4.2 Analisis Data .................................................................................. 30
4.2.1 Analisis Internal................................................................. 30
4.2.1.1 MSDM…………………………………………... . 30
4.2.1.2 Pemasaran……………………………………....... 30
4.2.1.3 Keuangan................................................................ 30
4.2.1.4 Produksi.................................................................. 30
4.2.2 Analisis Eksternal............................................................... 33
4.2.2.1 Makro...................................................................... 33

ix
x

4.2.2.2 Mikro...................................................................... 34
4.3 Analisis SWOT............................................................................... 36

BAB V SIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan.................................................................................... 42
5.2 Saran.............................................................................................. 42
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 42
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN …………………………………………………………………. 49

x
xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Kabupaten Bogor…….…... 1


Tabel 2 Destinasi Pariwisata Kabupaten Bogor …….………………… 2
Tabel 3 Data Pengunjung Basecamp Resto Tahun 2018-2020 ………. 4
Tabel 4 Pesaing Basecamp Resto ……………………………………. 4
Tabel 5 Unsur Pokok Dalam Strategi Pemasaran………….................. 8
Tabel 6 Matriks SWOT ……………………………………………….. 17
Tabel 7 Penelitian Terdahulu …………………………………………. 19
Tabel 8 Operasional Variabel ……………………………………..… 24
Tabel 9 Tabel IFAS ……………………………………………..….… 29
Tabel 10 Tabel EFAS …………………………………………..………. 30
Tabel 11 Matrix SWOT ………………………………………..………. 38

xi
xii

xii
xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Diagram Matriks SWOT ………… …..…………………. 18


Gambar 2 Kerangka Berpikir ………… ……………………………. 22

xiii
xiv

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian


Pembangunan sektor pariwisata adalah bagian dari upaya pembangunan
nasional yang sedang dilaksanakan. Seiring munculnya dorongan dari pemerintah
untuk mengembangkan protocol pariwisata dan dengan adanya peningkatan jumlah
wisatawan yang datang ke Indonesia, maka kebutuhan jasa Resto pun meningkat,
beriringan dengan semakin banyak nya resto-resto baru didirikan dengan konsep
yang unik dan beragam.
Strategi pemasaran menjadi hal penting yang harus dilakukan perusahaan
untuk mewujudkan tingkat kepuasan konsumen yang maksimal, menjangkau
konsumen baru dan untuk mempertahankan konsumen agar tetap loyal.
Bogor merupakan salah satu kota destinasi pariwisata para wisatawan. Bogor
mempunyai daya yang menarik bagi wisatawan karena di dalamnya terdapat berba-
gai tempat berbagai pariwisata menarik seperti wisata alam yaitu wisata alam pun-
cak, curug hingga wisata panorama, wisata sejarah seperti museum-museum yang
ada di Bogor, wisata belanja dan kerajinan tangan yang ada di kampung perca dan
wisata kuliner yang tersebar di berbagai penjuru Bogor dan salah satu bisnis pari-
wisata yang berkembang di Bogor adalah bisnis wisata kuliner seperti kafe dan
restoran.
Jumlah kunjungan wisatawan ke kabupaten Bogor dapat dilihat pada tabel
berikut:

Tabel 1.1 Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Kabupaten Bogor

Jumlah Wisatawan
Jenis
2020 2021
2017 2018 2019
Wisatawan

Wisatawan
355.330 339.931 287.681 223.422 251.220
Mancanegara

Wisatawan
6.944.804 7.173.278 9.197.276 10.447.270 11.397.266
Domestik

xiv
xv

Total 7.300.134 7.513.209 9.484.957 10.670.692 11.648.486


Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Bogor, 2021
Dari tabel diatas terlihat peningkatan wisatawan domestik yang berkunjung ke
kabupaten Bogor, Tahun 2017, wisatawan domestik berjumlah 6.944.804 orang,
tahun 2018 berjumlah 7.173.278, tahun 2019 berjumlah 9.197.276 wisatawan, tahun
2020 berjumlah 10.447.270, tahun 2021 berjumlah 11.397.266 dengan total wisa-
tawan terbanyak ada di tahun 2021 sejumlah 11.648.486 wisatawan.

xv
2

Kenaikan kunjungan wisatawan ini tentunya pada banyak tempat wisata di kabupaten
Bogor, diantaranya:
Tabel 1.2 Destinasi Pariwisata Kabupaten Bogor
NO Tempat Wisata

1 Taman Safari

2 Taman Bunga Nusantara

3 Puncak Pas Resort

4 Kebun Raya Cibodas

5 Taman Wisata Alam Gunung Pancar

6 Taman Wisata Matahari


Sumber: di olah oleh peneliti 2022
Wisata kuliner Bogor merupakan destinasi kuliner yang menarik dengan
adanya kuliner yang bervariasi, sehingga pengusaha industri kuliner di Bogor selalu
membuat inovasi baik dari sisi produk atau promosi, sehingga industri wisata kuliner
di Bogor selalu mengalami perkembangan setiap tahunnya.
Beberapa tahun ini dunia dihadapkan dengan kondisi pandemi Covid-19, di-
mana pada kondisi ini mempengaruhi banyak industri, salah satunya industri pari-
wisata yang di dalamnya ada kuliner dan hospitaliti, beriringan dengan munculnya
beberapa perubahan perilaku konsumen ketika terjadi pandemi tersebut diantaranya:
konsumen lebih fokus pada nilai, bangkitnya tren group buying, belanja online se-
makin meningkat dan konsumen online tidak hanya generasi milenial.
Menurut kominfo dalam menghadapi kondisi pandemi tersebut ada beberapa
perubahan yang terjadi baik dalam regulasi hingga perilaku konsumen, sehingga pe-
merintah menetapkan kebijakan “New Normal” dalam penyesuaian ekosistem bisnis
dalam kondisi pandemi tersebut (Kominfo.go.id, 2020)
Dalam rangka menyambut tatanan normal baru harapan kembali muncul
karena sebagian besar hotel, resto yang sempat mengalami keterpurukan mulai
beroperasi kembali. Penyedia layanan dan para pekerja protocol perhotelan, kuliner
harus memiliki pengetahuan luas dan memiliki kesiapan yang baik agar para tamu
tidak ditolak secara tidak wajar karena rasa takut bahwa mereka membawa virus
Covid-19, (Jamal dan Budke, 2020). Jaminan pelayanan hotel, kuliner yang sesuai
3

standar protocol merupakan syarat mutlak yang harus dimiliki setiap hotel dan
kuliner yang beroperasi di masa tatanan normal baru. Oleh sebab itu perlu adanya
pengabdian masyarakat dalam bentuk pelatihan kepada pekerja hotel, kuliner agar
mampu memberi rasa aman dan nyaman kepada tamu.
Demi meningkatkan kembali kepercayaan wisatawan dan pariwisata nasional,
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) telah menyusun
sebuah protocol yang dinamakan Protokol Cleanliness, Health, Safety, &
Environmental Sustainable (CHSE) pada sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Penerapan protocol kesehatan berbasis CHSE menjadi kunci keberhasilan dalam
upaya pemulihan pariwisata di tengah pandemi Covid-19 yang belum juga mereda.
Tanpa pelaksanaan protokol kesehatan dan disiplin tinggi, tidak mudah bagi sektor
pariwisata untuk dapat bangkit kembali, untuk itu Kementrian Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif menerbitkan buku panduan khusus terkait protocol kesehatan
berbasis CHSE bagi para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif.
Basecamp Resto adalah salah satu Resto yang berlokasi di Jl. Raya Puncak No.
22 KM 75 Cipayung, Megamendung, Bogor. Lokasi Basecamp ini persis ada di ping-
gir jalan Raya Puncak, Megamendung, berada satu kawasan dengan Basecamp Mili-
tary Lifestyle. Dari pinggir jalan terlihat pemandangan mencolok sebuah kapal selam
raksasa yang berdiri kokoh. Uniknya kapal selam ini bukan berada di pelabuhan atau
dekat laut melainkan di kaki gunung.
Basecamp Resto menawarkan sensasi makan dengan suasana ala kamp militer.
Konsep serba loreng ini dihadirkan untuk memanjakan foodies yang gemar mencari
spot instagramable. Suasana militer sangat kental di sini, dari pintu masuk saja kami
sudah disambut petugas yang mengenakan seragam loreng mirip yang biasa dike-
nakan TNI. Semakin ke area dalam, semakin banyak pegawai Basecamp yang men-
genakan seragam serupa.
Dari beberapa fasilitas yang ada di Basecamp Resto, dinilai cukup mampu
menarik minat pengunjung, akan tetapi strategi pemasaran yang ada kurang berjalan
dengan baik. Tingkat kunjungan wisatawan yang datang di Basecamp Resto, menu-
run. Pengunjung yang datang adalah pengunjung lama yang sering datang di Base-
camp Resto, oleh karena itu, dengan menganalisa strategi pemasaran menggunakan
4

analisis SWOT, diharapkan dapat meningkatkan jumlah pengunjung. Berikut data


pengunjung ke Basecamp Resto 3 tahun terakhir,
Tabel 1.3 Data Pengunjung Basecamp Resto Tahun 2018-2020
No. Tahun Pengunjung Penurunan
1 2018 7.520 -
2 2019 7.425 1,2%
3 2020 6.480 12%
4 2021 5.540 14%
Sumber: Basecamp Resto 2022
Tabel diatas menunjukan penurunan pengunjung yang datang ke Basecamp
Resto. Pengunjung tahun 2018, berjumlah 7.520 orang, tahun 2019 berjumlah 7.425,
terjadi penurunan 1,2%, tahun 2020 berjumlah 6480 pengunjung, terjadi penurunan
sebanyak 12% dan tahun 2021 berjumlah 5.540 dengan penurunan 14%. Hal ini ten-
tunya mengurangi pendapatan Basecamp Resto. Basecamp Resto menyadari
pentingnya promosi dan pengembangan perusahaan, namun permasalahan yang
dihadapi saat ini yakni kegiatan promosi atau strategi pemasaran seringkali belum
tepat, hal ini disebabkan karena program promosi yang dilakukan oleh marketing
kurang efektif sehingga kurang mendapat respon dari pelanggan, disamping itu pula
kurangnya peningkatan fasilitas menjadi penting untuk dikembangkan.
Selain itu banyak Cafe di daerah Puncak yang menjadi pesaing Basecamp
Resto

Tabel 1.4 Pesaing Basecamp Resto


No Pesaing Basecamp Resto
1 Ylala Resto and Café
2 Roofpark Cafe & Restoran Puncak
3 Restoran Rindu Alam
4 Melrimba Garden Club Huis Sumber
: di olah oleh 5 Rumah Makan Bumi Aki peneliti,
2022 6 Nicole Kitchen and House
Salah 7 Jongjohn Coffeehouse satu
cara untuk 8 Barracks Cafe
9 ReTalk Cafe Roftop
10 Kopilau Puncak
11 The Lake House
12 Waroeng Gumati Coffeehouse
5

menganalisis strategi pemasaran ini, peneliti melakukan penelitian dengan


menggunakan Metode Analisis SWOT, yaitu metode perencanaan strategi yang
digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weakness), peluang
(opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau spekulasi bisnis,
diharapkan dapat menumbuh kembangkan kekuatan untuk mengekploitasi peluang
dalam mencapai tujuan yang diinginkan dan juga dapat digunakan untuk
merencanakan strategi pemasaran untuk kedepannya (Rangkuti, 2018) .
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan diatas maka pada penelitian ini
mengambil judul, “Analisis Strategi Pemasaran Basecamp Resto, Puncak Jawa
Barat”.

1.2. Identifikasi dan Perumusan Masalah


1.2.1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis dapat mengindentifikasi
beberapa permasalahan-permasalahan sebagai berikut:
1. Perubahan penurunan jumlah pengunjung di Basecamp Resto
2. Munculnya banyak pesaing Basecamp Resto
1.2.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana identifikasi kondisi Basecamp Resto secara internal dan
eksternal?
2. Bagaimana analisis strategi pemasaran dengan menggunakan metode
SWOT?
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1 Maksud Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka maksud
penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui kondisi basecamp resto secara internal dan eksternal.
2. Untuk mengetahui analisa strategi pemasaran dengan menggunakan metode
SWOT.
1.3.2 Tujuan Penelitian
6

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka tujuan


penelitian ini adalah:
1. Untuk mendeskripsikan Analisis SWOT Basecamp Resto
2. Untuk mendeskripsikan strategi pemasaran Basecamp Resto berdasarkan
Analisis SWOT
1.4 Kegunaan Penelitian
1.4.1 Kegunaan Praktis
Penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi pihak pelaku usaha yaitu berupa
informasi tentang upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatan pendapatan
usahanya.
1.4.2 Kegunaan Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai studi kepustakaan bagi yang
memerlukan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pemasaran

Pemasaran melibatkan banyak pihak dalam perusahaan, oleh karena itu


pemasaran merupakan prestasi kerja dalam suatu kegiatan usaha dengan mengalirnya
suatu barang atau jasa dari produsen sampai ke konsumen. Menurut (Hutama dan
Subagio dalam Atmoko, 2018) pemasaran merupakan serangkaian kegiatan mulai
dari proses dalam pembuatan, mengkomunikasikan mengenalkan dan menawarkan
transaksi yang mempunyai nilai bagi konsumen, klien, partner, dan masyarakat pada
umumnya.
Pemasaran jasa menurut Ali dalam (Karnelis 2017) pemasaran jasa merupakan
proses sosial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka
butuhkan dan inginkan dengan mempertukarkan jasa yang bernilai. Dilihat dari segi
manajemen, manajemen pemasaran merupakan kegiatan penganalisisan.
Pemasaran menurut (Putri, 2017) adalah suatu proses sosial dan manajerial
dimana individu-individu dan kelompok kelompok memperoleh apa yang mereka
butuhkan dan inginkan dengan menciptakan dan saling mempertukarkan produk dan
jasa serta nilai antara seseorang dengan yang lainnya.
Menurut (Rahmawati,2017) Pemasaran merupakan aktifitas yang bertujuan
untuk mengidentifikasi dan menemukan kebutuhan manusia. Secara ringkas
pemasaran bisa diartikan sebagai “meeting needs profitably” yaitu bagaimana
perusahaan bisa melayani kebutuhan konsumen dengan cara yang menguntungkan
bagi konsumen dan perusahaan.

2.2 Strategi Pemasaran

Strategi adalah keseluruhan konsep bagaimana sebuah perusahaan mengatur


dirinya sendiri dan semua kegiatan dengan tujuan agar bisnis yang dijalankan
berhasil, melakukan persaingan, dan melakukan imbal hasil kepada pemegang
saham. Sedangkan menurut Menurut Kotler dan Amstrong (2018), strategi
pemasaran adalah logika pemasaran dimana harapan perusahaan untuk menciptakan

6
7

nilai konsumen dan mendapatkan hubungan konsumen yang menguntungkan.


Sedangkan menurut Rangkuti (2018), “strategi adalah alat untuk mencapai tujuan”.
Sedangkan strategi pemasaran menurut menurut Fandy Tjiptono (2020)
“strategi pemasaran merupakan rencana yang menjabarkan ekspektasi perusahaan
akan dampak dari berbagai aktivitas atau program pemasaran terhadap permintaan
produk atau lini produknya di pasar sasaran tertentu”.
Pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pemasaran memberikan
arah dalam kaitannya dengan segmentasi pasar, identifikasi pasar sasaran,
positioning dan bauran pemasaran.
7

Strategi Pemasaran adalah upaya memasarkan sebuah produk, baik itu barang
atau jasa, dengan menggunakan pola rencana dan taktik tertentu sehingga jumlah
penjualan menjadi lebih tinggi. Menurut Fandy Tjiptono (2020) terdapat unsur-unsur
pokok dalam strategi pemasaran yang tersaji dalam tabel berikut:
Tabel 2.1 Unsur - unsur Pokok dalam Strategi Pemasaran
Unsur Alternatif
Pemilihan pasar sasaran Semua pembeli di pasar relevan
Pembeli di beberapa segmen
Pembeli di satu segmen pasar
Tipe permintaan yang ingin Permintaan primer
distimulasi  Di antara para pemakai baru
 Di antara para pemakai saat ini
Permintaan selektif
 Dalam served market yang baru
 Di antara pelanggan pesaing
 Dalam basis pelanggan saat ini
Sumber: Fandy Tjiptono: 2020

2.2.1 Proses Manajemen Strategi

Menurut (Sugi Kurnia Dewi, 2020), proses manajemen strategies adalah


sebuah proses yang menghasilkan berbagai keputusan dan tindakan strategis yang
akan menunjang pencapaian tujuan perusahaan. Pada saat melakukan kegiatan
manajemen strategik, para manajer perusahaan akan mengolah input yang di peroleh
melalui evaluasi terhadap misi, tujuan, dan strategi yang di miliki perusahaan saat ini
serta analisis terhadap lingkungan internal (melalui analisis ini, perusahaan dapat
mengidentifikasi sejumlah peluang dan ancaman). Melalui pengolahan input
tersebut, perusahaan akan dapat merumuskan misi dan visi perusahaan. Menurut
(Rosmadi, 2021), proses manajemen strategies adalah suatu proses yang meliputi
sejumlah tahapan yang saling berkaitan dan berurutan.
Tahap utama dalam proses manajemen strategik umumnya mencakup analisis
lingkungan, formulasi strategi, implementasi strategi, dan evaluasi strategi. Menurut
(Rianto & Wijaya, 2022), proses perencanaan manajemen strategi terdiri dari 5
langkah yakni:
8

a. Pilih misi perusahaan dan goals memilih perusahaan Misi utama perusahaan
dan tujuan utama perusahaan.
b. Menganalisis lingkungan yang kompetitif eksternal organisasi untuk
mengidentifikasi peluang dan ancaman.
c. Menganalisis lingkungan operasi internal untuk indetify strenghs dan
weekneesses organisasi.
d. Pilih strategi yang membangun strenghs organisasi dan memperbaiki
weekness dalam rangka untuk mengambil keuntungan dari opportunies
eksternal dan melawan ancaman eksternal. Strategi ini harus konsisten
dengan misi dan tujuan utama untuk organisasi. Mereka harus kongruen dan
merupakan model bisnis yang layak.

2.2.2 Metode Manajemen Strategi

Model Perencanaan Sun Tzu, Analisa Situasi, Perumusan Strategi Evaluasi,


Strategi Implementasi, Strategi Pengendalian, Strategi Model Perencanaan Sun Tzu
Pendekatan Metodologis (Rianto & Wijaya, 2022). Tiga bentuk model pendekatan
metodologis (Sugi Kurnia Dewi, 2020). Kemiliteran Politis Pasar Ketiga pendekatan
terhadap perencanaan strategi ini saling berhubungan satu sama lain.
1. Model kemiliteran salah satu konteks strategi militer adalah perang tujuan
awal seorang perencana strategi dalam perang adalah memiliki kontrol
terhadap musuhnya Faktor strategi yang efektif :
a. Hakekat perang
b. Tempat dan waktu perang
c. Bobot titik berat
2. Model perencanaan korporasi berorientasi kepada pertumbuhan pasar.
Perencanaan korporasi merupakan analisa sistematis dan perumusan tujuan
yang mengarah kedepan, yang mencakup cara dan pilihan-pilihan bersikap,
pilihan optimal yang dimiliki dan penetapan instruksi-instruksi untuk
merealisasikannya secara rasional.
3. Model perencanaan politis terdapat dua pola perencanaan politis, yaitu :
a. Analisis SWOT
b. Analisis perencanaan konseptual
9

Sugiyono, (2018) menyebutkan bahwa menurutnya kerangka konseptual


adalah suatu hubungan yang akan menghubungkan secara teoritis antara berbagai
variabel penelitian, di antaranya yaitu variabel terikat atau dependen dengan variabel
bebas atau independen yang akan diukur atau diamati melalui proses penelitian yang
akan dilaksanakan.
2.3 Analisis Strategi Pemasaran

Menurut Kotler dan Keller (2018) mengatakan bahwa dalam menjalankan


bisnis, perusahaan kiranya melakukan pemantauan terhadap faktor internal dan
eksternal dari perusahaan yang mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam
menciptakan keuntungan.
Sedangkan strategi pemasaran menurut menurut Fandy Tjiptono (2020)
“strategi pemasaran merupakan rencana yang menjabarkan ekspektasi perusahaan
akan dampak dari berbagai aktivitas atau program pemasaran terhadap permintaan
produk atau lini produknya di pasar sasaran tertentu”
Sehingga dalam penelitian ini untuk mendapatkan analisis strategi marketing,
perlu mengidentifikasikan faktor apa saja yang bekaitan dengan penelitian ini,
terdapat dua faktor dalam penelitian ini, yaitu faktor internal dan eksternal.

2.3.1 Faktor Internal

Adapun faktor internal adalah menurut Robbins dan Coutler (2018)


mengatakan bahwa kekuatan dan kelemahan perusahaan dikombinasikan melalui
sumber kemampuan (capabilities) dan daya saing perusahaan (core competencies).
Kombinasi dari kemampuan dan daya saing perusahaan tersebut dapat di evaluasi
melalui sumber daya perusahaan, sehingga dapat diidentifikasi berdasarkan kondisi
internal perusahaan, Maka yang menjadi faktor internal perusahaan: SDM,
Manajemen, Strategi & Produk, dimana empat hal ini yang menjadi pengaruh besar
dalam berjalannya perusahaan secara internal.
Analisis internal adalah analisis yang berfokus pada faktor kekuatan dan
kelemahan internal yang memberikan keunggulan dan kekurangan tertentu bagi
organisasi dalam memenuhi kebutuhan target pasarnya. Kekuatan mengacu pada
10

kompetensi inti yang memberikan keunggulan perusahaan dalam memenuhi


kebutuhan target pasar.
Lingkungan ini merupakan kebalikan dari lingkungan eksternal. Cakupannya
dibagi dua, yaitu pemasaran dan non-pemasaran. Sebelum membahas keduanya, ada
tiga aspek yang ditekankan pada lingkungan pemasaran internal, yakni sumber daya
organisasi (kemampuan, kekayaan, dan posisi pasar), manusia (kekuatan tenaga
kerja), serta alat-alat manajemen dan teknologi (sistem informasi, teknik operasional,
dan organisasi).

1. Lingkungan Internal (Pemasaran)

Lingkungan ini dikenal juga dengan bauran pemasaran atau 4P, ada empat
kegiatan yang harus diperhatikan oleh seorang pemasar, yaitu (Suparyana et al.,
2020):
a. Product (produk).
Setiap perusahaan harus memiliki perencanaan yang baik dalam mem-
produksi barang/jasa, apa pun yang ditawarkan harus dapat memenuhi
kebutuhan dan keinginan pasar. Maka hal ini berhubungan dengan peren-
canaan produksi yang dilakukan.
b. Price (harga).
Harga harus ditentukan berdasarkan analisa mendalam. Tidak hanya
berdasarkan harga pesaing, tetapi juga disesuaikan dengan daya beli tar-
get, biaya produksi, dan sebagainya. Strategi ini harus dilakukan dengan
baik agar perusahaan tidak rugi dan produk dapat dibeli oleh masyarakat.
c. Place (tempat).
Maksud dari tempat di sini adalah di mana sebuah produk dipasarkan.
Semakin strategis atau mudah diakses oleh pasar, maka akan semakin
meningkat penjualannya, di era digital saat ini tempat tidak lagi dipan-
dang sebagai bangunan, namun pemasaran secara online di marketplace
atau aplikasi mobile pun menjadi pertim-bangan.Promotion (promosi).
Ini adalah strategi yang digunakan untuk mengenalkan produk ke pasar,
ada banyak aspek yang bisa dimanfaatkan, seperti kelebihan produk, keu-
nikan dibandingkan produk pesaing, ragam/jenis-jenis produk, dan seba-
11

gainya, jika seorang pemasar mampu mengemas pesan dengan baik,


maka mampu menarik perhatian pasar.
2. Lingkungan Internal (Non-Pemasaran)
Sama halnya seperti lingkungan internal yang mencakup pemasaran, bagian
ini pun memiliki sejumlah aspek yang harus diperhatikan, yaitu:
a. Produksi/Operasional.
Aspek ini mencakup teknologi yang digunakan untuk produksi, kapasitas
perusahaan dalam menghasilkan produknya, efisiensi internal, hingga ke-
mampuan mengendalikan pemasok atau bahan baku.
b. Keuangan.
Aspek keuangan tidak hanya berupa kondisi aset yang dimiliki, tetapi
juga dilihat dari bagaimana perusahaan mengendalikan arus kas, akses
memperoleh kredit, dukungan sumber daya untuk memenuhi kebutuhan,
dan sebagainya.
c. Sumber Daya Manusia (SDM).
Bagian ini tentu saja berkaitan dengan tenaga kerja, kualitas pegawai, sis-
tem pengembangan kemampuan, serta mekanisme kompensasi yang
diberikan. Seorang pemasar pun harus memiliki pengetahuan tentang
manajemen SDM sebab mereka termasuk aset perusahaan yang harus di-
jaga dengan baik.
d. Pemasaran.
Citra perusahaan adalah hal vital yang mendukung keberhasilan setiap
aktivitasnya. Oleh sebab itu, hal ini perlu dijaga sambil tetap memantau
distribusi barang, strategi penetapan harga, hubungan dengan konsumen
dan pihak perantara, dan pengembangan produk.
e. Riset dan Pengembangan.
Saat ini sejumlah perusahaan gencar melakukan pengembangan dan riset
terhadap sumber daya serta perkembangan pasar. Ini merupakan komit-
men mereka untuk bisa bertahan di tengah perubahan yang semakin di-
namis dan tidak terprediksi. Maka dari itu, banyak perusahaan yang men-
jalin kerjasama dengan pihak lain agar hasil risetnya lebih maksimal.
2.3.2 Faktor Eksternal
12

Adapun faktor eksternal menurut Menurut Kotler dan Armstrong (2018),


peluang (opportunity) merupakan faktor atau situasi yang berasal dari eksternal yang
dapat dipergunakan oleh perusahaan sebagai peluang dalam bisnis.
Menurut Warokka (2019) ancaman (threat) adalah faktor atau situasi yang
berasal dari eksternal yang mengancam keberlangsungan perusahaan, dalam hal ini,
perusahaan dituntut untuk mengatasi ancaman untuk keberlangsungan perusahaan.
Ancaman yang dimaksud dapat berupa perkembangan ekonomi, tren bisnis, budaya
masyarakat, kondisi sosial politik, peraturan dan kebijakan pemerintah,
perkembangan teknologi, dan sebagainya.
Faktor eksternal perusahaan: supplier, pesaing dan kondisi lingkungan, dimana
tiga hal ini menjadi pengaruh penting dalam perusahaan secara eksternal. Analisis
eksternal berarti memeriksa lingkungan di luar perusahaan perusahaan, termasuk
faktor-faktor seperti struktur kompetitif, posisi kompetitif, dinamika, dan sejarah.
Pada skala makro, analisis eksternal meliputi analisis makro ekonomi, global, politik,
sosial, demografi.
Lingkungan pemasaran eksternal yang berasal dari luar dan tidak dapat dik-
endalikan perusahaan untuk bersikap adaptif. Artinya, perusahaan harus bisa menye-
suaikan diri jika ingin tetap eksis di pasar. Sebenarnya perubahan yang terjadi di luar
dapat menjadi peluang baik, namun jika tidak disikapi dengan tepat akan berdampak
sebaliknya. Berikut adalah penjelasannya secara makro dan mikro (Setyorini et al.,
2017).
1. Lingkungan Eksternal Makro
a. Aspek Demografi
Aspek ini berhubungan dengan kondisi penduduk dilihat dari usia, jenis ke-
lamin, lokasi, pekerjaan, persebaran kepadatan, dan indikator-indikator lainnya.
Kondisi demografi sangat mempengaruhi aktivitas pemasaran sebab penduduk
adalah pihak langsung yang dilibatkan dalam kegiatan tersebut. Selera dan ke-
butuhan pasar akan sangat variatif jika dilihat dari aspek demografi, maka seo-
rang pemasar harus memantau terus perkembangannya. Perencanaan yang baik
akan menghasilkan strategi yang berbeda untuk setiap target pasar.
b. Aspek Teknologi.
13

Perubahan teknologi harus disikapi dengan open-minded agar perusahaan dapat


beradaptasi dengan cepat dan tepat. Penyesuaian tidak hanya dari cara
pemasarannya saja, tetapi juga dari proses bisnisnya, material yang digunakan,
media komunikasi, dan sebagainya.
c. Aspek Hukum dan Politik.
Aspek ini berkaitan dengan kebijakan pemerintah yang bisa membatasi
kegiatan pemasaran, namun bisa juga dijadikan peluang. Walaupun begitu,
biasanya pihak manajemen sangat berhati-hati dalam hal ini. Jangan sampai
aktivitas perusahaan melanggar aturan pemerintah dan akhirnya merugikan
perusahaan. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah undang-undang, perubahan
peraturan, serta kelompok-kelompok yang berkepentingan.

2. Lingkungan Eksternal Mikro

Lingkungan pemasaran ini berhubungan dengan pelaku-pelaku yang aktif


berperan dari luar perusahaan. Meski keberadaan mereka di luar perusahaan, eksis-
tensinya memberikan pengaruh yang cukup signifikan. Walaupun begitu, perusahaan
tetap bisa mengendalikan pihak-pihak ini meski membutuhkan usaha yang cukup be-
sar. Berikut adalah pihak-pihak yang dimaksud (Suparyana et al., 2020):
a. Aspek Penyedia/Pemasok
Pihak ini merupakan lembaga-lembaga atau individu yang menyediakan
kebutuhan perusahaan, khususnya yang berhubungan dengan kegiatan
operasional. Seorang pemasaran harus mengamati kondisi penyedia/pemasok,
seperti harga yang ditawarkan, kompetisi antar pemasok, hingga prediksi
potensi pemasok di masa depan.
b. Aspek Pesaing
Seorang pemasar harus mampu melihat pesaing secara produk yang dihasilkan
serta sifatnya, ada empat jenis golongan pesaing yang harus diperhatikan,
yaitu: Produk barang/jasa dan harga yang sama atau relatif sama, bergerak di
industri yang sama dan menyasar target pasar yang beririsan, perusahaan yang
memproduksi barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan serta keinginan
konsumen yang sama, dan perusahaan yang bersaing untuk saling
memperebutkan uang konsumen.
14

c. Aspek Perantara.
Pihak ini berada di tengah, yakni di antara perusahaan dan konsumennya.
Mereka bisa berupa individu atau lembaga, seperti pedagang besar
(wholesaler) atau pedagang pengecer (retailer). Apabila perusahaan menjalin
hubungan baik dengan para perantaranya, maka akan sangat menguntungkan
karena mereka bisa dikendalikan, seperti dari sisi harga, aktivitas, dan
sebagainya. Mereka adalah kepanjangan tangan dari perusahaan untuk
mencapai tujuan secara langsung oleh perusahaan mau tidak mau memaksa.
2.3.3 Analisis SWOT

SWOT adalah singkatan dari Strength (kekuatan), Weaknesses (kelemahan),


Opportunities (peluang), dan Threats (ancaman), dimana SWOT ini dijadikan
sebagai suatu model dalam menganalisis suatu organisasi yang berorientasi profit
dan non profit dengan tujuan utama untuk mengetahui keadaan organisasi tersebut
secara lebih komperhensif. Analisis untuk mengetahui strength, weaknesses,
opportunity, dan threat sering disebut analisis SWOT yang merupakan singkatan dari
keempat hal tersebut.
Menurut Rangkuti (2018) matriks SWOT adalah alat yang dipakai untuk
menyusun faktor-faktor strategis perusahaan. Matriks ini dapat menggambarkan
secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan
dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya.
Setelah kita mengetahui kekuatan, kelemahan, kesempatan yang terbuka,
serta ancaman-ancaman yang dialaminya, maka kita dapat menyusun suatu rencana
atau strategi yang mencakup tujuan yang telah ditentukan. Rencana strategi tersebut
kemudian haruslah kita terjemahkan ke dalam rencana-rencana operasional yang
mencantumkan adanya target-target yang harus kita capai. Kemudian rencana
operasional itu harus kita terjemahkan ke dalam satu satuan uang yang menjadi
anggaran operasional Analisis SWOT merupakan salah satu media strategi yang
tepat untuk dilakukan oleh perusahaan jasa akomodasi karena fenomena pariwisata
maupun bisnis telah memberikan peluang dengan timbulnya pangsa pasar. Namun
juga menjadi stimulus bagi lahirnya perusahaan baru sejenis yang juga mau
mengambil opportunity bisnis yang sedang bertumbuh, (Hidayat & Latief 2018).
15

Konsep dasar pendekatan SWOT tampaknya sederhana, yaitu apabila kita


dapat mengetahui kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness) organisasi kita dan
mengetahui peluang (opportunity) dari luar organisasi yang menguntungkan serta
ancaman (treath) di dalam organisasi yang merugikan organisasi atau perusahaan
kita. Tentang matriks SWOT menggunakan beberapa strategi, yaitu:
1. Strategi S.O
Strategi S.O yaitu memanfaatkan peluang yang ada dengan keunggulan
organisasi (comparative advantage comparative)
2. Strategi S.T
Strategi S.T yaitu memobilisasi beberapa keunggulan untuk mencapai
sasaran (mobilization)
3. Strategi W.O
Strategi W.O yaitu memilih faktor mana yang dipacu dan faktor mana yang
ditunda (investmen/divest men)
4. Strategi W.T
Strategi W.T yaitu perlu kehati-hatian atau kewaspadaan dalam mencapai
sasaran (damage control), Hidayat, M & Latief, (2019).
Tujuan pemilihan strategi adalah untuk menjamin ketepatan pencapaian
sasaran. Suatu rancangan strategi dapat dipilih untuk menutup kesenjangan dalam
mencapai sasaran. Sifat kesenjangan itu sendiri juga sangat situasional. Kalau
kesenjangan akibat prestasi di masa lampau yang sangat buruk penciutan lebih
mungkin dilakukan dan bila kesenjangan itu besar sebagai akibat dari peluang
lingkungan yang diharapkan, maka akan lebih tepat bila dilakukan ekspansi.
Berkenaan dengan pilihan strategi sebagaimana terungkap di atas, kita akan mengkaji
penentuan pilihan melalui matriks kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman
(strength, weakness, opportunity, dan treath matrix). Melalui alat bantu ini suatu
perusahaan dapat juga memandang kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman
sebagai suatu kesatuan yang integral dalam perumusan strategi. Beberapa alat yang
digunakan dalam melakukan analalisa SWOT adalah sebagai berikut:
Tabel 4. Matriks Swot
Internal dan Strenghts (S) Weaknesess (W)
Eksternal Tentukan 5-10 faktor Tentukan 5-10
16

kekuatan internal Faktor kelemahan internal


Opportunities (O) Strategi SO Strategi WO
Tentukan 5-10 Ciptakan strategi yang Ciptakan
faktor peluang menggunakan kekuatan strategi yang meminimalkan
eksternal untuk memanfaatkan kelemahan untuk
peluang memanfaatkan peluang
Threats (T) Strategi ST Strategi WT
Tentukan 5-10 Ciptakan strategi yang Ciptakan strategi yang
faktor ancaman menggunakan kekuatan Meminimalkan kelemahan
eksternal untuk mengatasi dan menghindari ancaman
ancaman

Menurut Rangkuti, (2018) matriks SWOT dapat menghasilkan empat strategi


kemungkinan alternatif strategi sebagai berikut.
1. Strategi Strenghts Opportunities (SO)
Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan
memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang
sebesar-besarnya.
2. Strategi Weaknesses Opportunities (WO)
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan
cara meminimalkan kelemahan yang ada.
3. Strategi Strenghts Threats (ST)
Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan
untuk mengatasi ancaman.
4. Strategi Weaknesses Threats (WT)
Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha
meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.
17

Gambar 1. Diagram Matriks SWOT


1. Kuadran I.
Ini merupakan situasi yang meguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki
peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada.
Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung
kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth oriented strategy).
2. Kuadran II.
Meskipun di hadapkan dalam berbagai ancaman, perusahaan ini masih
memiliki kekuatan dari segi internal, dan strategi yang harus diterapkan
adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka
panjang dengan cara strategi diversivikasi.
3. Kuadran III.
Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi dilain
pihak, ia menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Fokus strategi
perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan
sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih, dengan Strategi Stabilitas.
4. Kuadran IV.
Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan perusahaan, yang
dimana perusahaan tersebut mengalami berbagai ancaman dan kelemahan
internal. harus segera mencari strategi bertahan (Defence Strategy).

2.4 Penelitian Sebelumnya dan Kerangka Pemikiran


2.4.1 Penelitian Sebelumnya

Penulis mengumpulkan referensi berupa penelitian terdahulu disesuaikan


dengan judul peneliti antara lain yaitu sebagai berikut :
Tabel 5. Penelitian Terdahulu
18

Nama Variabel Metode Hasil


No Judul Penelitian
Peneliti yang diteliti Analisis Penelitian
1 Akbar Analisis Strategi Strategi Hasil
Riswandi Bersaing Rumah Pemasaran Kualitatif penelitian ini
Harifuddin Makan (Studi menunjukan
Thhir Ira Pada Rumah Kekuatan
Nuriya Santi. Makan Darisa Rumah
2016, Jurnal Cafe Campus) Makan
Ilmu Darisa Cafe
Manajemen Campus
Universitas memiliki skor
Tadulako 1,97 dan
Vol. 2, No. 3, factor
September kekuatan,
2016, 293- kelemahan
304 ISSN : memiliki skor
2443-3578 1,09 sehingga
(On memiliki
Line)/ISSN : total skor
2443-1850 3,06
(Print) sedangkan
eksternal
strategic
factor
analysis
summary
(EFAS), hasil
faktor
peluang
Rumah
Makan
Darisa Cafe
19

Nama Variabel Metode Hasil


No Judul Penelitian
Peneliti yang diteliti Analisis Penelitian
Campus
memiliki skor
1,26 dan
ancaman
memiliki skor
2,10 sehingga
memiliki
total skor
3,36 dari
hasil tersebut
diagram
SWOT pada
Rumah
Makan
Darisa Cafe
Campus
berada pada
posisi
kuadran 2
(Dua) yaitu
strategi ST
(strengths
dan threats)
2 Kania Pengaruh Bauran Strategi Kualitatif Strategi
Gustika Pemasaran Pemasaran pemasaran
Priliantina, terhadap yang
Tri Indra Keputusan sebaiknya
Wijaksana, Kosumen dilakukan
2017, e- Menggunakan oleh PO MSP
Proceeding Jasa Hotel Trans untuk
20

Nama Variabel Metode Hasil


No Judul Penelitian
Peneliti yang diteliti Analisis Penelitian
of Kartika Langsa meningkatka
Management: n penjualan
Vol.4, No.2 produknya di
Agustus 2017 masa
akan datang
antara lain
yaitu:
meningkatka
n kegiatan
promosi serta
pemasaran
3 Dedy Analisis SWOT Strategi Kualitatif stategi yang
Riantoro, untuk Strategi pengemba agresif sangat
Johny Pengembangan ngan objek diperlukan
Aninam, Obyek Wisata wisata untuk
2021, Lensa Hutan Bakau mengembang
Ekonomi Kormun kan obyek
Volume 15 Wasidori Arfai wisata ini,
Nomor 01 di Manokwari dengan cara
Juni 2021: p. memanfaatka
151-172 n seoptimal
e-ISSN: mungkin
2623- kekuatan dan
0895; p- peluang yang
ISSN: dimiliki
1858-490X

4 M. Idris, Strategi Strategi Kualitatif Dari hasil


Sutriyono, Pengembangan pengembanga analisis
ST Salmia Pariwisata n objek SWOT
L.A, 2016. (Wisata Pantai wisata tersebut
21

Nama Variabel Metode Hasil


No Judul Penelitian
Peneliti yang diteliti Analisis Penelitian
Jurnal Balekambang) ditemukan
Teknologi Guna faktor
dan Meningkatkan pendukung
Manajemen Kunjungan adalah
Industri, Vol. Wisatawan di kebersihan,
2 No. 2, Kabupaten keasrian
Agustus 2016 Malang lingkungan
Pascasarjana wisata
Institut (0,370).
Teknologi Sedangkan
Nasional faktor peng-
Malang hambat
adalah
kondisi
beberapa
fasilitas yang
kurang
terawat dan
penataan
fasilitas
(0,258).
Faktor
peluang
adalah pantai
wisata ini
merupakan
destinasi
andalan
Kabupaten
Malang
22

Nama Variabel Metode Hasil


No Judul Penelitian
Peneliti yang diteliti Analisis Penelitian
(0,408)
5 Yulius Analisis Swot Strategi Kualitatif Kebijakan
Habita ( Strength, pengembanga Pengembang
Nggini, 2019, Weaknes, n objek an Pariwisata
Jurnal Ilmiah Opportunity, wisata Provinsi Bali
Dinamika Threats) Terhadap berorientasi
Sosial, Vol 3, Kebijakan pada upaya
No. 1, Pengembangan melibatkan
Februari Pariwisata masyarakat,
2019, e- Provinsi Bali yang pada
ISSN: 2581- akhirnya
2424 dapat
mewujudkan
pengembanga
n pariwisata
yang mampu
meningkatka
n pendapatan
ekonomi
masyarakat
setempat
6 Vira Tamia, Analisis Strategi Strategi Kuantitatif Segi industry
Oktori Pemasaran Pada Pemasaran stability
Kiswati Z, Produk Umkm adalah
Arie Wibowo (Studi Kasus Pada industri alas
Irawan, Vivan Shoes Di kaki sangat
Mulyatma Kecamatan kompetitif
Soepardi, Ciomas Kota karena
Jurnal Online Bogor) industri
Mahasiswa mudah
23

Nama Variabel Metode Hasil


No Judul Penelitian
Peneliti yang diteliti Analisis Penelitian
Universitas dimasuki
Pakuan Vol oleh siapa
6, No. 4 2021 saja karena
syarat masuk
industri yang
sangat
mudah. Dari
segi
competitive
advantage
perusahaan
adalah lemah
dibanding
kelemahan
perusahaan.
Dimana
ancaman
terbesar
adalah
dimana
kualitas alas
kaki dan
selerasa
konsumen
yang selalu
berubah cepat
mengikuti
tren terbaru.
Segi devensif
advantage
24

Nama Variabel Metode Hasil


No Judul Penelitian
Peneliti yang diteliti Analisis Penelitian
perusahaan
harus
berfokus
pada
memperbaiki
kelemahan
internal dan
menghindari
ancaman
eksternal.
Dengan
kondisi
seperti ini
perusahaan
bisa
menerapkan
strategi
penetrasi
pasar,
pengembanga
n pasar,
pengembanga
n produk dan
diversifikasi
konsentrik.

7 Aprillia Manajemen Strategi Kuantitatif Faktor faktor


Magdalena Pemasaran Pemasaran eksternal
Mandey, Analisis Strategi yang dimiliki
Oktori Pemasaran oleh
25

Nama Variabel Metode Hasil


No Judul Penelitian
Peneliti yang diteliti Analisis Penelitian
Kiswati Perusahaan perusahaan
Zaini, Aditya Biznethome Di Biznethome
Prima Yuda, Bidang Jasa terdiri dari
Jurnal Online Telekomunikasi makro dan
Mahasiswa Dan Multimedia mikro.
Universitas Berdasarkan
Pakuan hasil matriks
Vol 3, No. 1 EFE peluang
2018 yang harus
dikembangka
n adalah
peluang
pangsa pasar,
sedangkan
ancaman
yang harus
diwaspadai
oleh
perusahan
biznethome
adalah
jaringan dan
koneksi yang
terganggu.

2.5 Kerangka Pemikiran

Penelitian ini dimulai dengan menemukan sebuah permasalahannya terlebih


dahulu, lalu diidentifikasikan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
permasalahannya yaitu ada dua faktor: Faktor Internal dimana faktor ini muncul dari
26

dalam perusahaan, adapun faktor internal itu meliputi kekuatan (strength) &
kelemahan (weakness), adapun faktor eksternal meliputi peluang (opportunity) &
ancaman (threat), sehingga dari kedua faktor ini (internal & eksternal), penulis mulai
melakukan analisis SWOT berkaitan dengan kondisi perusahaan saat ini, sehingga
hasil dari analisis SWOT ini bisa memunculkan strategi pemasaran sebagai jawaban
dari permasalahan yang ada di perusahaan tersebut.
Mengacu kepada beberapa jurnal yang penulis pelajari yaitu Strategi
Pengembangan Pariwisata (Wisata Pantai Balekambang) Guna Meningkatkan
Kunjungan Wisatawan di Kabupaten Malang (sutriyono, 2016), Analisis Swot (
Strength, Weaknes, Opportunity, Threats) Terhadap Kebijakan Pengembangan
Pariwisata Provinsi Bali (Nggini, 2019), Analisis SWOT untuk Strategi
Pengembangan Obyek Wisata Hutan Bakau Kormun Wasidori Arfai di Manokwari
(Riantoro & Aninam, 2021) dan Analisis Strategi Bersaing Rumah Makan (Studi
Pada Rumah Makan Darisa Cafe Campus)
Adapun kerangka berpikir dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

Gambar 2. Kerangka Berpikir


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif eksploratif dengan metode


berupa studi kasus yang bertujuan untuk mengumpulkan data dan menguraikan
secara menyeluruh dan teliti mengenai strategi pemasaran pada Basecamp Resto.
Menurut (Arikunto, 2022) Penelitian deskriptif eksploratif bertujuan untuk
menggambarkan keadaan suatu fenomena. Penelitian ini tidak dimaksudkan untuk
menguji hipotesis tertentu hanya menggambarkan apa adanya suatu variabel, gejala
atau keadaan.

3.2. Objek, Unit Analisis, dan Lokasi Penelitian


3.2.1. Objek

Objek dalam penelitian ini adalah strategi pemasaran dengan dimensi internal
dan eksternal berkaitan dengan Basecamp Resto.

3.2.2. Unit

Unit penelitian adalah pengunjung Basecamp Resto Puncak Bogor, serta cafe
& resto di wilayah Puncak Bogor.

3.2.3. Lokasi Penelitian


Lokasi Penelitian Basecamp Resto di Puncak Bogor, adapun waktu
pelaksanaan penelitian ini dimulai dari bulan Desember 2021 sampai dengan bulan
Januari 2022.

3.3. Jenis dan Sumber Data Penelitian

Jenis data dalam penelitian ini berupa :


1. Data Primer
Merupakan data yang diperoleh secara langsung dari responden peneliti
melalui wawancara langsung di lapangan dan kuesioner.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung yang
mengacu pada informasi yang dikumpulkan dari sumber yang telah ada.

27
Sumber data sekunder misalnya catatan atau dokumentasi, publikasi,
analisis industri oleh media, situs web, internet dan data lainnya yang
berhubungan dengan obyek yang diteliti.
Untuk mendapatkan data dalam penelitian tersebut peneliti mengadakan
wawancara, dan observasi, kepada Basecamp Resto di Kota Bogor.

3.4. Operasional Variabel


Operasional variabel adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang
didefinisikan yang dapat diamati.

28
29

Konsep dapat diamati atau observasi ini penting, karena hal yang dapat diamati itu
membuka kemungkinan bagi orang lain selain peneliti untuk melakukan hal yang
serupa, sehingga apa yang dilakukan oleh peneliti terbuka untuk diuji kembali oleh
orang lain.

Tabel 6. Operasional Variabel


30

Skala
Variabel Sub Variabel Dimensi Indikator
Pengukuran
Strategi Internal  Manajemen SDM Struktur Ordinal
Pemasara  Pemasaran Pengawasan
n  Pemasaran
 Keuangan Digital
 Ketercukupan
 Produksi dana
 Kualitas
Makanan

Eksternal

Makro :
 Demografi
 Sosial Ekonomi  Penduduk

 Supplier  Penghasisan

 Teknologi  Pemasok

 Legalitas  Media digital


 Izin usaha
Mikro :
 Persaingan
 Keunikan
 Tawar Pesaing

menawar  Jumlah bahan


pemasok baku dan budget
produksi

 Tawar menawar  Harga Produk


konsumen yang dijual

31

Operasional tabel penelitian ini terdapat satu variabel yaitu: strategi


pemasaraan dengan dua sub variabel yaitu: internal dan eksternal dengan dua
dimensi yaitu mikro dan makro dimana mikro berkaitan dengan internal perusahaan:
SDM, manajemen, strategi produk dan makro berkaitan dengan eksternal
perusahaan: Supplier, pesaing dan konsumen dengan indikator faktor internal
meliputi kekuatan dan kelemahan, serta faktor eksternal meliputi peluang dan
ancaman yang diukur dengan skala ordinal.

3.5. Metode Penarikan Sampel


Penelitian ini menggunakan teknik sampling nonprobability sampling yaitu
purposive sampling. Purposive sampling ialah teknik pengambilan sampel sumber
data berdasarkan pertimbangan tertentu. Yaitu orang yang dianggap paling
mengetahui tentang apa yang kita teliti, agar lebih memudahkan dalam menjelajahi
suatu objek atau situasisosial seperti pemilik, manager dan untuk data pendukung
diperlukan dua supplier dan lima konsumen. Sampel yang peneliti ambil dalam
penelitian ini ada lima pihak Internal yaitu Pemilik Basecamp Resto, Manajer
Basecamp Resto, HRD Basecamp Resto, Administrator Basecamp Resto dan
Headchef Basecamp Resto sedangkan pihak Eksternal meliputi dua orang Supplier
dan sepuluh orang konsumen.

3.6 Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai


berikut
1. Observasi
Salah satu teknik yang dapat digunakan untuk mengetahui atau
menyelidiki tingkah laku non verbal yakni dengan menggunakan teknik
observasi. Menurut Sugiyono (2018) observasi merupakan teknik
pengumpulan data yang mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan
dengan teknik yang lain. Observasi juga tidak terbatas pada orang, tetapi
juga objek-objek alam yang lain. Melalui kegiatan observasi peneliti
dapat belajar tentang perilaku dan makna dari perilaku tersebut. Metode
32

observasi ini digunakan peneliti untuk mengetahui keadaan umum objek


penelitian.
2. Wawancara
Menurut Esterberg dalam Sugiyono (2019), wawancara adalah
merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide
melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstrusikan makna dalam suatu
topik tertentu. Esterberg dalam Sugiyono (2019), mengemukakan
beberapa macam wawancara, yaitu: wawancara terstruktur, wawancara
semi terstruktur, dan tidak terstruktur. Sugiyono (2019), mengemukakan
wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila
peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang
informasi apa yang akan diperoleh, oleh karena itu dalam melakukan
wawancara, pengumpul data telah menyiapkan instrument penelitian
berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternative jawabannya pun
telah disiapkan. Wawancara terstruktur ini setiap responden diberi
pertanyaan yang sama, dan pengumpul data mencatatnya (Sugiyono,
2019). Wawancara semi terstruktur, jenis wawancara ini termasuk dalam
kategori in-depth interview, di mana pelaksanaannya lebih bebas bila
dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara
jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, di
mana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat dan ide-idenya
(Sugiyono, 2019).
3. Kuesioner
Menurut Sugiyono (2018) angket atau kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya,
dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik kuesioner untuk
menggali informasi tentang hambatan dan peluang dari faktor eksternal
objek wisata, kekuatan dan kelemahan dari faktor internal objek
penelitian, serta untuk mengetahui pengaruh adanya objek wisata
terhadap pendapatan masyarakat sekitar. Data diperoleh dari pengunjung
33

dan masyarakat di sekitar objek wisata dengan menggunakan data primer


dan sekunder:
a. Data Primer
Merupakan data yang diperoleh secara langsung dari responden
peneliti melalui wawancara langsung di lapangan, untuk mendapatkan
data dalam penelitian tersebut peneliti mengadakan wawancara,
observasi, dan menyebarkan kuisioner kepada Basecamp Resto.
Kuesioner yaitu suatu teknik pengumpulan informasi dan data yang
dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis pada reponden untuk kemudian dijawab oleh
responden. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis yang harus dijawab atau dilengkapi oleh
responden. Responden dalam penelitian ini Basecamp Resto. Skala
yang sering digunakan dalam penyusunan kuesioner adalah ordinal
yang berisi lima tingkat preferensi jawaban dengan pilihan sebagai
berikut:
1 = Sangat Tidak Setuju
2 = Tidak Setuju
3 = Kurang setuju
4 = Setuju
5 = Sangat Setuju
Ordinal digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial, Sugiyono
(2018). Ordinal dengan menggunakan lima alternatif jawaban
dirasakan sebagai hal yang tepat. Ordinal karena pernyataan Sangat
Setuju mempunyai tingkat atau preferensi yang “lebih tinggi” dari
Setuju, dan Setuju “lebih tinggi” dari “Ragu-ragu atau netral”

b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung
yang mengacu pada informasi yang dikumpulkan dari sumber yang
34

telah ada. Sumber data sekunder misalnya catatan atau dokumentasi


perusahaan, publikasi, analisis industri oleh media, situs web, internet
dan data lainnya yang berhubungan dengan obyek yang diteliti.

3.7 Metode Pengolahan / Analisis Data


Dalam penelitian ini, analisis data dengan menggunakan metode analisis data
deskriptif dan analisis menggunakan SWOT. Data deskriptif diperoleh dari
wawancara mendalam (indepth interview) berupa kata-kata, tindakan dan selebihnya
ialah data tambahan seperti dokumen dan lain sebagainya, yang berkaitan dengan
strategi pemasaran “Basecap Resto” yang terletak di Bogor. Menggunakan analisis
SWOT yang meliputi kekuatan (Strengths), kelemahan (Weaknesses), peluang
(Opportunities) dan ancaman (Weakness) dan juga bauran pemasaran 7P yang terdiri
atas product, price, place, promotion, people, physical evidence, process. Bertujuan
untuk mengetahui strategi pemasaran yang diterapkan Basecamp Resto dalam
meningkatkan volume penjualan.
Pada penelitian ini, analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis
SWOT dengan menghitung IFAS (Internal Factors Analysis Strategic) dan analisis
EFAS (Eksternal Factors Analysis Strategic) dengan menggunakan skala model
likert. Skala ini responden diminta untuk membubuhkan tanda () pada salah satu
dari lima kemungkinan jawaban yang tersedia “sangat setuju”, “setuju”, “biasa
saja”, “tidak setuju”, “sangat tidak setuju”.
Menurut Rangkuti dalam Zuraidah (2020) mengatakan bahwa “IFAS adalah
suatu bentuk analisis strategis dari faktor-faktor internal organisasi/perusahaan”.
Langkah-langkah dalam menyususn IFAS adalah sebagai berikut:
1. Membuat matrik yang terdiri dari 5 kolom dan 4 baris.
2. Pada baris 2 dibuat faktor kekuatan dan faktor kelemahan organisasi.
3. Pada kolom 2, berikan bobot pada masing-masing faktor dimulai dari
angka 0,0 untuk faktor yang tidak penting, dan 1,0 untuk faktor yang
dianggap sangat penting. Indikator penting dan tidaknya faktor adalah
tingkat peran faktor tersebut terhadap dampaknya bagi keputusan strategis.
4. Pada kolom 3 adalah rating untuk masing-masing faktor. Angka rating
dimulai dari angka 1 untuk kondisi lemah dan sampai 4 bagi faktor yang
35

kuat berpengaruh bagi organisasi/perusahaan. Cara memberikan rating


adalah:
a. Faktor kekuatan adalah nilai positif 1 (+1) bagi kekuatan yang bernilai
kecil dan positif 4 (+4) bagi faktor kekuatan yang memiliki nilai sangat
besar
b. Faktor kelemahan adalah nilai positif 1 (+1) bagi kelemahan yang
bernilai besar dan positif 4 (+4) bagi faktor kelemahan yang memiliki nilai
sangat sedikit.
5. Kolom 4 adalah skor, yaitu perkalian antara bobot dan rating (kolom 2 dan
kolom 3) dari masing-masing faktor. Hasil skor pembobotan masing-
masing faktor ini akan dimulai dari angka 1 (lemah) sampai pada angka 4
(kuat). Namun karena pada penbelitian ini menggunakan skala likert,
maka skkor pembobotan dimulai dari angka 1 “sangat tidak setuju”
sampai angka 5 “sangat setuju”
6. Selanjutnya hasil skor ini dijumlahkan untuk memperoleh total skor
pembobotan. Total skor pembobotan ini akan menunjukan potret organisasi
atau perusahaan didalam menyikapi kekuatan dan kelemahan terhadap
kondisi objektif internal organisasi/perusahaannya. Total skor faktor
internal ini dapat dipergunakan untuk membandingkan dengan kekuatan
dan kelemahan dari organisasi/perusahaan lainnya.
7. Kolom 5 berisi tentang komentar atau catatan dari masing-masing faktor.
Kolom ini bersifat bila mana diperlukan.
Tabel 7. Tabel IFAS
Faktor-faktor Bobot Rating Skor Komentar
strategis internal
Kekuatan
(Strengths) x,xx x , x, xx
1.xxx x,xx x x,xx
W (Weakness)
1.xxx x,xx x x, xx
2.xxx x,xx x,xx
Total 1,00 x Nilai IFAS
Sumber: data diolah penulis
36

Menurut Rangkuti Dalam Zuraidah (2020) “EFAS adalah suatu bentuk


analisis strategis dari faktor-faktor eksternal organisasi/perusahaan”. Analisis ini
biasanya digunakan untuk mengetahui peluang dan ancaman suatu organisasi atau
perusahaan. Analisis ini dibutuhkan untuk mengetahui tingkat kesiapan organisasi
dalam menghadapi kekuatan dan tekanan dari lingkungan eksternal
organisasi/perusahaan. Adapun yang harus dilakukan dalam menyusun EFAS
adalah sebagai berikut:
1. Membuat matrik yang terdiri dari 5 kolom.
2. Pada baris 2 dibuat factor peluang dan faktor ancaman organisasi atau
perusahaan.
3. Pada kolom 2, berikan bobot pada masing-masing faktor dimulai dari
angka 0,0 untuk faktor peluang yang tidak penting, dan 1,0 untuk faktor
peluang yang dianggap sangat penting. Indikator penting dan tidaknya
faktor ek-sternal adalah tingkat peran faktor tersebut terhadap
dampaknya bagi keputusan strategis.
5. Kolom 4 adalah skor, yaitu perkalian antara bobot dan rating (kolom 2
dan kolom 3) dari masing-masing skor. Hasil skor pembobotan masing-
masing faktor ini akan dimulai dari angka 1 (lemah) sampai pada angka
4 (kuat), namun karena pada penelitian ini menggunakan ordinal maka
skor pembobotan dimulai.
6. Selanjutnya hasil skor ini dijumlahkan untuk memperoleh total skor
pembobotan. Total skor pembobotan ini akan menunjukkan potret
organisasi/perusahaan didalam menyikapi peluang dan ancaman
terhadap kondisi obyektif eksternal organisasi atau perusahaannya. Total
skor faktor eksternal ini dapat dipergunakan untuk membandingkan
dengan peluang dan ancaman dari organisasi/perusahaan lain.
7. Kolom 5 berisi tentang komentar atau catatan dari masing-masing
faktor. Kolom ini bersifat bilamana diperlukan.

Tabel 8. Tabel EFAS


37

Faktor-faktor strategis Bobot Rating Skor Komentar


Peluang (Opportunities)
eksternal
1.xxx x,xx x x,xx
2.xxx x,xx x x,xx
Ancaman (Threats)
1.xxx x,xx x x,xx
2.xxx x,xx x x,xx
Total 1,00 Nilai EFAS

Sumber: data diolah penulis


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan


4.1.1 Deskripsi Base Camp Resto
Basecamp Military Lifestyle adalah destinasi wisata tematik dengan berbagai
fasilitas ala camp militer yang menyuguhkan keindahan alam puncak dengan
hamparan sawah hijau yang menyejukan mata dan dapat menghilangkan kepenatan
rutinitas bersama keluarga dan sahabat.
HRD Base Camp Military lifestyle mengatakan untuk nama pemilik/owner
Basecamp ini adalah Dewi Persik telah berdirinya usaha basecamp ini awal di buka
sejak 18 di bulan juli 2018 dengan seluas 4 hektar, di buat konsep bertema military
lifestyle. Tempatnya sangat unik sekali berbeda dengan tempat wisata lainnya.
Saat memasuki area basecamp military lifestyle ini terlihat sangat unik dan
keren sekali terasa kita berada di kapal selam yang nyata, di dalam kapal selam ini
pun menjual berbagai macam marchandise seperti baju seragam military, celana-
celana tatical serta yang lainnya para pengunjung pun bisa membeli marchandise di
Army Shop ini.
Begitu juga terletak sebelah kanan Kapal selam ini terdapat Resto Base Camp
tempatnya sangat unik sekali para pengunjung bisa menikmati makanan dan
minuman yang berada di atas mobil truck bertema military, di meja makan pun
terlihat helm para prajurit militer luar biasa uniknya.
Untuk menu makanan di resto basecamp ini tersedia ada hidangan Nusantara
dan menu hidangan western. Begitu juga ada berbagai macam menu minuman seperti
kopi dan lainnya, untuk menu kopi kami pun mempunyai menu kopi andalan khas
bernama kopi basecamp latte di racik dari kopi, cream, susu, gula aren sangat nikmat
enak segar sekali apalagi kalau kita duduk bersantai lantai atas Resto bisa menikmati
melihat view pemandangan gunung yang sangat indah dengan udara yang sangat
sejuk segar sekali.
Selain resto dan tempat marchandise kami pun juga menyediakan tempat
penginapan model camp dan berbagai type, untuk type 1-9 itu dengan kapasitas 3

38
orang, harga camp nya berkisar Rp 850.000 Rupiah dan untuk type family 7 ke-9 itu
kapasitas di atas 5 orang dengan harga per camp nya Rp 1,200.000 - Rp.1,300.000
Rupiah sudah termasuk breakfast, snack serta fasilitas kendaraan gocar untuk antar
jemput customer.
Selain itu juga ada fasilitas permainan di area Basecamp ini seperti paintball
dan airsoftgun dengan hitungannya 100 ribu per Packs sudah termasuk 40 peluru
paintball, 100 Packs peluru airsoftgun helmet dan seragam serta rompi kita pun juga
ada area Chinook tempat foto shot 3D.

39
40

4.1.2 Visi dan Misi Basecamp Resto


Visi dan Misi merupakan hal yang penting dan memiliki arti, dalam berupaya
mencapai keberhasilan pada sebuah perusahaan. Terkait dengan posisi keduanya
sebagai inti dalam strategi perusahaan. Visi dan misi merupakan komponen yang
akan disusun pertama kali sebelumnya, pihak manajement perusahaan menentukan
strategi. Visi dan misi seperti mimpi dan harapan yang akan dicapai oleh perusahaan
yang akan berkorelasi dengan strategi yang akan diambil sehingga visi dan misi
bukan hanya mimpi dan harapan semata tapi dituntut untuk dicapai dan
dipertahankan. Berikut visi dan misi dari Basecamp Resto.
1. Visi
Menjadi perusahaan basecamp military kelas dunia.
2. Misi
a. Memberikan pelayanan terbaik.
b. Mengembangkan minat pelanggan terhadap penginapan dan restaurant.
c. Menjalin hubungan yang baik antara penyedia layanan dengan pelanggan
sehingga terciptalah customer loyalty.
d. Memberikan inovasi pemesanan sehingga pelanggan lebih nyaman dengan
pelayanan basecamp military.
4.1.3 Struktur Organisasi

Owner

Manager

Manajer
Adminitration HRD
Restoran

Barista Head Chef Waiter Cashier

Cook 1 Cook 2

Steward
41

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Base Camp Resto


1. Owner / Pemilik
Pemilik adalah orang yang memiliki modal pendirian dan pengoperasian sebuah
restoran. Oleh sebab itu, owner memiliki jabatan paling atas, di beberapa kasus,
owner bisa juga merangkap sebagai head chef yang memasak langsung untuk
tamu. Namun, jika dia memiliki beberapa restoran sekaligus, maka tugasnya
adalah untuk melakukan sidak dan memastikan bahwa kualitas produk dan
pelayanan yang diberikan oleh restoran miliknya sudah sesuai dengan apa yang
dia inginkan.
2. Manager
Manager adalah orang yang bertanggung jawab atas operasi 1-unit restoran
secara keseluruhan mulai dari pengadaan bahan baku dari supplier, perekrutan
dan penggajian karyawan hingga pelayanan kepada tamu dan menangani
komplain dari pelanggan
3. Administrator
Administrator adalah orang yang bertanggung jawab untuk mencatat dan
merencanakan seluruh laporan keuangan restoran mulai dari gaji karyawan
hingga pengeluaran untuk bahan baku. Seorang administrator akan bertanggung
jawab langsung kepada owner.
4. HRD
HRD dikenal sebagai prosedur yang berkesinambungan. HRD memiliki tujuan
menyediakan sumber daya manusia yang cocok agar bisa ditempatkan pada
posisi yang sesuai dengan kapasitas orang yang dimaksud agar dapat memenuhi
kebutuhan perusahaan.
5. Restaurant manager atau manajer restoran
Restaurant manager atau manajer restoran adalah sebuah posisi yang tinggi pada
sebuah restoran yang bertugas untuk mengkoordinir seluruh kegiatan
bawahannya agar sesuai dengan tujuan.
6. Barista
Barista adalah karyawan restoran atau klub yang bertugas menyediakan
minuman. Bartender untuk minuman beralkohol dan barista untuk penyedia
42

kopi. Sekali lagi untuk restoran fast food bisa jadi jabatan mereka dirangkap
dengan waiter maupun helper.
7. Waiter
Waiter adalah karyawan restoran yang bertugas mengantar makanan kepada
pelanggan. Biasanya tugas lain dari seorang waiter juga adalah membersihkan
area restoran sebelum bisnis tersebut dibuka.
8. Cashier
Kasir adalah tenaga kerja yang secara khusus menerima pembayaran dari tamu.
Untuk restoran fast food, seringkali kasir merangkap sebagai helper maupun
waiter.
9. Head Chef
Head chef adalah orang yang paling bertanggung jawab dalam lini dapur
restoran. Dia harus memastikan bahwa makanan dan minuman yang disajikan
enak dan memenuhi keinginan konsumen. Seringkali dia juga terlibat dalam
proses perencanaan anggaran. Head chef membawahi seluruh anggota tim dapur
mulai dari chef yang memasak makanan berat, pastry chef yang khusus membuat
roti, helper yaitu orang yang membantu memasak di dapur dan dishwasher
petugas yang secara khusus ada untuk membersihkan peralatan dapur dan
peralatan makan bekas pelanggan.
10. Cook Helper
Cook Helper melakukan berbagai tugas menjaga kebersihan, pemeliharaan,
persiapan, dan penyimpanan di dapur restoran, rumah sakit, sekolah, dan panti
jompo. Seorang cook helper mencuci piring, membantu juru masak menyiapkan
bahan makanan, dan membersihkan dapur.
11. Steward
Steward merupakan jabatan seseorang yang mengurus alat-alat yang ada di
dapur, bar, restaurant dan perjamuan di suatu hotel termasuk untuk kebersihan
dapur.
4.2. Analisis Data
4.2.1 Analisis Internal

Lingkungan Internal adalah lingkungan organisasi yang berada di dalam


organisasi tersebut dan secara normal memiliki implikasi yang langsung dan khusus
43

pada rumah makan. Analisis lingkungan internal merupakan identifikasi faktor-faktor


kekuatan dan kelemahan dari dalam Basecamp Resto. Analisis ini mengkaji sumber
daya manusia, faktor pemasaran, keuangan dan produksi.

4.2.1.1 MSDM

Manajemen pengelola sumber daya manusia di Basecamp Resto tidak


terlepas dari proses perekrutan/rekruitmen karyawannya. Karyawan Basecamp Resto
menekankan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan akademik, juga
kondisi akhlak menjadi pertimbangan utama. Basecamp Resto yakin bahwa
pekerjaan yang baik apabila dikerjakan oleh karyawan yang baik akan memberikan
hasil yang baik.

Selanjutnya untuk membekali para karyawan dalam melakukan tugasnya,


dilakukan beberapa pelatihan yang dilakukan oleh manajemen Basecamp Resto
bertujuan agar karyawan mampu melaksanakan tugas dengan baik dan benar.
Pelatihan yang terdapat di Basecamp Resto terdiri dari pelatihan yang ditujukan
untuk karyawan dan calon karyawan yang telah lulus dalam seleksi perekrutan
sebelum diangkat menjadi karyawan.

4.2.1.2 Pemasaran

Pemasaran Basecamp Resto dilakukan dengan cara mendirikan beberapa


gerai dengan tujuan agar dapat menjangkau konsumen yang datang dari seluruh
nusantara dan juga bertujuan untuk melayani para pelanggan dari masing-masing
cabang yang ingin menikmati sajian Basecamp Resto didaerah lain.

4.2.1.3 Keuangan
Keuangan Basecamp Resto dilakukan untuk membeli bahan baku menu
makanan di Basecamp Resto serta untuk menyediakan fasilitas yan nyaman bagi
pengunjung Basecamp Resto.
1.
2.
3.
4.
4.2
4.2.1
44

4.2.1.4 Produksi
Dalam hal pengolahan bahan baku hingga menjadi menu siap saji, lakukan
oleh karyawan dibawah pengawasan bagian Produksi. Hal ini dilakukan dengan
tujuan agar kualitas menu dan penyajiannya tetap terjaga dan memiliki cita rasa yang
khas, hal ini menjadi salah satu kekuatan bagi Basecamp Resto.
Identifikasi faktor internal bertujuan untuk mengklasifikasikan faktor-faktor
yang merupakan kekuatan dan kelemahan perusahaan. Hasil identifikasi berdasarkan
kuesioner menunjukkan bahwa Basecamp Resto memiliki sembilan belas kekuatan
dan sebelas kelemahan.
1. Kekuatan
Yang menjadi kekuatan adalah Basecamp Resto adalah:
1) Variasi menu yang mencukupi
Menu merupakan modal utama dalam mengembangkan bisnis resto.
Basecamp resto telah mengembangkan variasi menu makanan.
2) Banyaknya porsi dalam 1 menu
Basecamp resto menyajikan menu makanan dengan porsi yang cukup
banyak.
3) Harga terjangkau
Dengan variasi menu makanan yang mencukupi serta porsi yang
banyak, Basecamp resto tetap memberikan harga yan terjangkau.
4) Harga Sebanding dengan kualitas
Dengan harga yang terjangkau, Basecamp resto tetap memberikan
kualitas yang baik.
5) Adanya toleransi yang besar terhadap bahan baku yang cacat/ tidak
Untuk memberikan kualitas makanan yang baik, maka dibutuhkan
toleransi yang besar terhadap bahan baku yang cacat/ tidak.
6) Penjaminan terhadap bahan baku
Toleransi yang besar terhadap bahan baku yang cacat/ tidak ini untuk
menjamin bahan baku baik untuk digunakan atau tidak.
7) Lokasi mudah ditemukan
Karena Basecamp Resto berada ditempat pariwisata, maka lokasi
mudah ditemukan.
45

8) Akses jalan mudah


Selain lokasi Basecamp Resto mudah ditemukan, akses menuju
Basecamp resto pun sangat mudah.
9) Pelayanan yang ramah
Pelayanan Basecamp Resto terhadap pelanggan sangat ramah.
10) Pelayanan yang cepat dan tanggap
Pelayanan Basecamp Resto terhadap pelanggan selain ramah juga
sangat cepat dan tanggap.
11) Sistem Penyajian (Table Service)
Sistem penyajian menu makanan Basecamp Resto sangat bersih dan
menarik.
12) Ketersediaan Toilet
Di Basecamp Resto tersedia beberapa toilet secara terpisah antara pria
dan Wanita dengan keadaan bersih dan wangi.
13) Ketersediaan Mushola
Di Basecamp Resto tersedia mushola yang bersih dan wangi sehingga
memudahkan pelanggan muslim untuk beribadah dengan nyaman.
14) Kemudahan cara pemesanan
Basecamp Resto memberikan kemudahan dalam cara pemesanan
dimana pramusaji langsung mendatangi konsumen untuk memesan
makanan.
15) Kemudahan cara pembayaran
Basecamp Resto memberikan kemudahan dalam cara pembayaran
yang dapat dilakukan secara tunai, debit atau e-wallet.
16) Basecamp resto senantiasa menawarkan harga yang kompetitif
dibandingkan dengan pesaing. dilingkungan yang merupakan tempat
pariwisata, harga yang ditawarkan Basecamp resto cukup kompetitif
dibandingkan dengan harga pesaing.
17) Basecamp resto senantiasa menyediakan makanan dan minum sesuai
dengan keinginan dan kebutuhan pelanggan dibandingkan dengan
pesaing, dengan variasi menu Basecamp resto yang disediakan, hal ini
46

membuat makanan dan minum sesuai dengan keinginan dan


kebutuhan pelanggan dibandingkan dengan pesaing.
18) Adanya proses tawar-menawar antara supplier dan konsumen dalam
membeli bahan baku, karena pesanan yang cukup besar maka dapat
melakukan tawar menawar dengan para supplier.
19) Saling melakukan negosiasi antara konsumen dan pemilik usaha
dalam penjualan, jika konsumen ingin memesan dalam jumlah besar
maka dapat dilakukan negosiasi untuk mendapatkan harga yang lebih
rendah.
2. Kelemahan
1) Citra rasa yang khas
Cita rasa merupakan salah satu modal utama dalam mengembangkan
bisnis resto. Citra rasa makanan Basecamp resto masih standar belum
memiliki khas.
2) Rasa makanan yang konsisten
Citra rasa yang masih standar sehingga terkadang enak terkadang
biasa saja.
3) Aroma makanan dan minuman
Karena citra rasa yang masih standar, aroma makanan dan
minumannya belum bisa membuat pelanggan sangat tergoda dengan
aroma makanan dan minumannya.
4) Meja dan kursi yang memadai
Meja dan kursi yang disediakan Basecamp Resto belum memadai,
sehingga ketika ramai pelanggan harus waiting list.
5) Penerangan yang memadai
Penerangan yang disediakan Basecamp Resto belum memadai
sehingga konsumen sedikit kurang nyaman.
6) Tempat parkir yang memadai
Tempat parkir yang disediakan Basecamp Resto belum memadai,
ketika banyak pelanggan.
7) Kenyamanan dan penataan ruang
47

Karena meja, kursi dan penerangan kurang memadai membuaat


penaatan yang kurang rapi dan nyaman ketika sedang ramai.
8) Iklan yang disampaikan menarik
Iklan yang dilakukan Basecamp Resto belum menarik di sosial media.
9) Kemudahan pemesanan tempat (Reservasi)
Basecamp Resto masih belum meberikan kemudahan dalam reservasi,
hal ini karena meja dan kursi yang belum memadai sehingga tidak
bisa memastikan untuk meja dan kursi kosong ketika ramai.
10) Hotline penyampaian keluhan
Basecamp Resto belum memiliki hotline penyampaian keluhan
sehingga konsumen tidak bisa menyampaikan keluhan terhadap
Basecamp Resto.
11) Kemudahan mendapatkan informasi (Promosi)
Karena iklan yang kurang menarik sehingga tidak memberikan
informasi yang dibutuhkan konsumen terutama promo yang diadakan
Basecamp Resto.
4.2.1 Analisis Eksternal

Analisis lingkungan eksternal bertujuan untuk mengidentifikasi dan


mengevaluasi kecenderungan dan kunci yang menjadi ancaman dan peluang bagi
kejadian yang berada di luar kendali Basecamp Resto. Analisis lingkungan eksternal
berfokus pada penentuan faktor-faktor Basecamp Resto, sehingga memudahkan
manajemen untuk menentukan strategi guna meraih kesempatan dan menghindari
ancaman. Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan mikro dan
lingkungan makro.

4.2.1.1 Makro

Lingkungan makro atau yang sering disebut lingkungan eksternal memiliki


dampak strategis bagi rumah makan. Lingkungan makro terdiri dari kekuatan-
kekuatan sosial yang lebih besar yang mempengaruhi seluruh pelaku di lingkungan
mikro rumah makan, yaitu faktor demografi, ekonomi, teknologi, hukum dan politik
serta sosial budaya.
48

1. Demografi
Perkembangan jumlah penduduk Indonesia yang berkunjung ke daerah
puncak yang cukup besar telah membuka peluang bagi Basecamp Resto.
Hal tersebut juga berdampak positif terhadap peningkatan potensi peluang
pasar Basecamp Resto di pasaran dalam negeri.
2. Sosial Ekonomi
Pendapatan per kapita penduduk Indonesia yang sudah cukup baik
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat pembelian atau
daya beli masyarakat. Semakin meningkatnya pengetahuan manusia akan
keutamaan mengkonsumsi makanan bergizi, maka semakin banyak pula
manusia yang mengkonsumsi makanan dengan kandungan gizi yang baik.
Mengingat makanan yang disediakan Basecamp Resto merupakan menu-
menu yang memiliki nilai jual yang cukup tinggi di pasaran makanan
yang dijual di Indonesia.
3. Supplier
Khusus untuk bahan makanan Basecamp Resto didatangkan dari daerah
sekitarnya (Bogor, Cianjur, dan lain-lain) dengan ukuran dan kualitas
yang telah disepakati bersama. Selain ayam dan bahan baku lainnya
terdapat produk tambahan seperti bumbu-bumbu dan juga buah-buahan
juga didatangkan dari daerah bogor dan sebagainya.
4. Teknologi
Pemesanan atau reservasi di Basecamp Resto bisa dilakukan bisa dengan
telepon. Penyajian yang dilakukan Rumah Makan Wong Solo cabang
Pondok Gede ketika mendapat pesanan yang harus diantar, maka pesanan
dibungkus dengan pelapis yang dapat menjaga kehangatan makanan yang
mempunyai kekuatan selama 1 x 24 jam, sehingga tetap menjaga cita rasa
ketika sampai kepada konsumen, sedangkan dalam pengolahan minuman
dilakukan dengan alat juicer (alat pembuat jus) hal ini dilakukan untuk
mempercepat penyajiannya.
5. Legalitas
49

Usaha restoran dan rumah makan harus memiliki legalitas dari pemerinta-
han. Basecamp Resto telah memiliki legalitas yang diperlukan sehinggan
Basecamp Resto dapat berjalan dengan baik.
4.2.1.2 Mikro

Lingkungan mikro terdiri dari pelaku-pelaku yang langsung mempengaruhi


kemampuan rumah makan dalam memasarkan produknya. Lingkungan mikro bisa
disebut juga lingkungan eksternal yang berdampak langsung bagi Basecamp Resto.
Lingkungan mikro terdiri dari :

1. Persaingan
Hingga saat ini yang menjadi pesaing dari Basecamp Resto terdiri dari
berbagai macam resto yang tersedia didaerah sekitar yang menyediakan
menu yang mirip dengan Basecamp Resto. Pesaing tersebut adalah Ylala
Resto and Café, Roofpark Cafe & Restoran Puncak, Restoran Rindu
Alam, Melrimba Garden Club Huis, Rumah Makan Bumi Aki, Nicole
Kitchen and House dan lain-lain.
2. Tawar Menawar Pemasok
Tawar menawar dilakukan dengan pemasok sehingga Basecamp Resto
bisa mendapatkan harga terbaik dengan kualitas peroduk yang terbaik.
3. Tawar Menawar Konsumen
Tawar menawar dilakukan dengan konsumen sehingga Basecamp Resto
konsumen bisa mendapatkan promo-promo yang diberikan oleh
Basecamp Resto.
Identifikasi faktor eksternal bertujuan untuk mengklasifikasikan faktor-faktor
yang merupakan peluang dan ancaman perusahaan. Hasil identifikasi berdasarkan
kuesioner menunjukkan bahwa Basecamp Resto memiliki lima peluang dan enam
ancaman.
a. Peluang
1) Harga yang bersaing
Dikarenakan Basecamp Resto berada di tempat pariwisata sehingga
banyak kompetitor yang melakukan usaha yang sama dan Basecamp
resto memiliki harga yang dapat bersaing dengan para kompetitor.
50

2) Bahan baku mudah didapat (Tidak bergantung pada supplier


tertentu). Dikarenakan menu makanan yang dibuat Basecamp Resto
merupakan makanan standar sehingga bahan baku mudah didapat
dan tidak bergantung pada supplier tertentu.
3) Ketersediaan bahan baku yang baik
Karena bahan baku yang mudah didapakan dan tidak bergantung
pada supplier tertentu maka ketersediaan bahan baku sangat baik.
4) Produk substitusi tidak berpengaruh
Ketika bahan baku kosong pun dapat menggunakan produk substitut.
5) Daya beli masyarakat yang semakin kuat
Setelah Covid-19 selesai, pendapatan masyarakat mulai stabil
kembali sehingga daya beli masyarakat yang semakin kuat.
b. Ancaman
1) Persaingan bebas
Dikarenakan Basecamp resto berada di tempat pariwisata, maka
terjadinya persaingan bebas antar kompetitor.
2) Kompetitor memiliki usaha yang sama untuk menarik customer
Dikarenakan Basecamp resto berada di tempat pariwisata dan
makanan merupakan suatu kebutuhan untuk konsumen, maka
kompetitor memiliki usaha yang sama untuk menarik customer.

3) Munculnya pendatang baru


Dikarenakan Basecamp resto berada di tempat pariwisata, maka ban-
yak pendatang baru yang bermunculan.
4) Pendatang baru yang memiliki konsep unik dari produk
Untuk menarik konsumen, maka pendatang baru yang membuat
konsep unik dari produk.
5) Pendatang baru akan memiliki kesempatan yang sama untuk
memperebutkan pasar, karena adanya persaingan bebas, maka
pendatang baru memiliki kesempatan yang sama untuk
memperebutkan pasar.
51

6) Customer cenderung tidak loyal


Karena customer hanya datang disaat liburan, kebanyakan customer
hanya ingin mencoba dan mereka cenderung tidak loyal.

4.3 Analisis SWOT

Hasil analisis identifikasi internal dan eksternal kemudian dimasukkan


kedalam matrik SWOT seperti tertera pada tabel dibawah ini:
4.1 Matrik SWOT

Internal Kekuatan (S) Kelemahan (W)


1. Variasi menu yang 1. Citra rasa yang khas
mencukupi 2. Rasa makanan yang
2. Banyaknya porsi konsisten
dalam 1 menu 3. Aroma makanan dan
3. Harga terjangkau minuman
4. Harga Sebanding 4. Meja dan kursi yang
dengan kualitas memadai
5. Adanya toleransi yang 5. Penerangan yang
besar terhadap bahan memadai
baku yang cacat/ tidak 6. Tempat parkir yang
6. Penjaminan terhadap memadai
bahan baku 7. Kenyamanan dan
7. Lokasi mudah penataan ruang
ditemukan 8. Iklan yang
8. Akses jalan mudah disampaikan menarik
9. Pelayanan yang ramah 9. Kemudahan
10. Pelayanan yang cepat pemesanan tempat
dan tanggap (Reservasi)
11. Sistem Penyajian 10. Hotline penyampaian
(Table Service) keluhan
12. Ketersediaan Toilet 11. Kemudahan
13. Ketersediaan Mushola mendapatkan
52

14. Kemudahan cara informasi (Promosi)


pemesanan
15. Kemudahan cara
pembayaran
16. Basecamp resto
senantiasa
menawarkan harga
yang kompetitif
dibandingkan dengan
pesaing.
17. Basecamp resto
senantiasa
menyediakan
makanan dan minum
sesuai dengan
keinginan dan
kebutuhan pelanggan
dibandingkan dengan
pesaing
18. Adanya proses tawar-
menawar antara
Ekternal supplier dan
konsumen dalam
membeli bahan baku
19. Saling melakukan
negosiasi antara
konsumen dan
pemilik usaha dalam
penjualan.
Peluang (O) Strategi S-O Strategi W-O
1. Harga yang bersaing 1. Melakukan penetrasi 1. Melakukan kegiatan
2. Bahan baku mudah pasar promosi secara optimal
53

didapat (Tidak 2. Menjaga kualitas 2. Menciptakan ciri khas


bergantung pada produk makanan Basecamp
supplier tertentu) 3. Mempertahankan serta Resto
3. Ketersediaan bahan meningkatkan 3. Menambah fasilitas
baku yang baik pelayanan yang dibutuhkan untuk
4. Produk substitusi tidak memperbanyak
berpengaruh kapasitas pelanggan
5. Daya beli masyarakat
yang semakin kuat
Ancaman (T) Strategi S-T Strategi S-T
1. Persaingan bebas 1. Membuat inovasi 1. Mengoptimalisasi
2. Kompetitor memiliki terhadap menu usaha pemasaran
usaha yang sama 2. Meningkatkan citra 2. Memperbaiki citra
untuk menarik perusahaan perusahaan dengan
customer 3. Mengantisipasi fokus pada kualitas
3. Munculnya pendatang perubahan perilaku dan pemasaran
baru konsumen dengan 3. Meningkatkan daya
4. Pendatang baru yang membuat paket-paket saing dengan
memiliki konsep unik menarik membentuk system
dari produk manajemen yang lebih
5. Pendatang baru baik
memiliki kesempatan
yang sama untuk
memperebutkan pasar
6. Customer cenderung
tidak loyal

Hasil matrik SWOT menunjukkan bahwa faktor kekuatan lebih besar


dibandingkan dengan faktor kelemahan yang dimiliki oleh Basecamp Resto,
namun faktor peluang juga lebih kecil bila dibandingkan dengan faktor
ancaman. Oleh sebab itu, dengan kondisi seperti ini, Basecamp Resto kurang
mampu untuk bersaing dengan resto lain yang ada di sekitar. Berikut ini
54

merupakan pengembangan strategi pemasaran dari hasil interpretasi analisis


SWOT Basecamp resto:
1. Strategi SO (Strenghts Opportunities)
Strategi yang berdasarkan pada kekuatan dan peluang yang dimiliki oleh
Basecamp resto, yaitu sebagai berikut:
a. Melakukan penetrasi pasar
Strategi ini berasal dari penggabungan kekuatan basecamp resto yang
sudah mempunyai produk yang bervariasi dengan porsi yang banyak
dan harga terjangkau yaitu melakukan penertrasi pasar, untuk
penetrasi pasar, Basecamp Resto tentunya harus melalui proses
perencanaan yang matang. Agar pasar yang dimasuki tidak terjadi
salah sasaran. Selain itu penetrasi pasar ini juga harus melihat
kemampuan yang dimiliki oleh Basecamp Resto bisa melihat pasar
yang ada di sekitar. Produk yang ditawarkan oleh Basecamp Resto
hendaknya sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pelanggan.

b. Menjaga kualitas produk


Strategi ini berasal dari penggabungan kekuatan basecamp resto yang
memiliki harga sebanding dengan kualitas dengan peluang dimana
bahan baku mudah didapatkan dan tersedia dengan baik sehingga
Basecamp resto harus menjaga kualitas produk.
c. Mempertahankan serta meningkatkan pelayanan
Meningkatkan kualitas pelayanan kepada pelanggan dengan
menyuguhkan pelayanan yang profesional oleh tenaga-tenaga yang
profesional pula pada produk dengan menjaga hubungan yang baik
dengan pelanggan. Strategi ini berasal dari penggabungan kekuatan
dengan adanya pelayanan yang ramah, cepat tanggap dan serta adanya
table service memberikan pelayanan yang professional dengan SDM
yang cukup baik pada produk yang memiliki hubungan dengan
55

pelanggan yang baik sehingga ini akan meningkatkan pertumbuhan


volume penjualan. Strategi ini perlu terus dikembangkan dalam
rangka mencari pelanggan sebanyak mungkin. Hal ini dilakukan agar
pendekatan dalam menjalin hubungan pelanggan exiting untuk
mendapatkan pelanggan yang baru. Strategi ini dilakukan dengan
tujuan untuk mempertahankan posisi pasar yang ada dan menambah
jumlah pelanggan yang menjadi mitra Basecamp Resto.
2. Strategi WO (Weakness Opportunities)
Strategi WO ditetapkan pada faktor kelemahan dan peluang. Strategi WO
yang bisa dilakukan adalah:
a. Melakukan kegiatan promosi secara optimal
Strategi ini harus dilakukan agar kelemahan yang dimiliki Basecamp
Resto yaitu kurangnya promosi dan kurang maksimal dalam
pemasaran maka harus dilakukan promosi dengan gencar baik dari
segi media online maupun offline.
b. Menciptakan ciri khas makanan Basecamp Resto
Strategi ini harus dilakukan agar kelemahan yang dimiliki Basecamp
Resto dimana cita rasa serta aroma yang kurang khas dan kurang
konsisten dengan peluang bahan baku yang mudah didapatkan
sehingga pelanggan akan semakin teratarik untuk datang ke Basecamp
Resto.
c. Menambah fasilitas yang dibutuhkan untuk memperbanyak kapasitas
pelanggan. Strategi ini harus dilakukan agar kelemahan yang dimiliki
Basecamp Resto dimana meja, kursi, penerangan dan parkir yang
kurang memadai dengan peluang daya beli masyarakat semakin kuat
sehingga pelanggan akan nyaman berada di Bascamp resto dan akan
menjadi pelanggan yang loyal.

4. Strategi ST (Strenght-Treaths)
Strategi ST merupakan strategi yang berdasar pada faktor kekuatan dan
ancaman. Strategi ini meliputi:
56

a. Membuat inovasi terhadap menu


Mengembangkan variasi produk dengan cara benchmarking. Strategi
untuk mengimplementasikan kekuatan yang dimiliki yaitu
mempunyai produk mengatasi ancaman yang dihadapi Basecamp
Resto yaitu dengan mengembangkan variasi produk dengan cara
branchmarking agar masih bisa bersaing dengan pesaing yang lain.
b. Meningkatkan citra perusahaan
Meningkatkan citra perusahaan untuk menghadapi pesaing yang
memiliki produk yang lebih unik. Startegi ini adalah untuk
mengaplikasikan kekuatan yaitu citra Perusahaan yang dimiliki
Basecamp Resto untuk mengatasi kurangnya ciri khas rasa makanan
untuk bersaing Inovasi yang dimiliki produk yang lebih unik. Maka
perlu strategi ini untuk tetap menguatkan Citra Perusahaan baik
pelanggan lama maupun pelanggan baru agar selalu melekat
c. Mengantisipasi perubahan perilaku konsumen dengan membuat
paket-paket menarik
Mengantisipasi perubahan perilaku konsumen dengan
mempertahankan keunggulan-keunggulan produk yang dimilki
dengan banyaknya pesaing yang muncul. Strategi ini perlu dilakukan
agar produk yang dimiliki Basecamp resto bisa selalu dikenal dan
dimanfaatkan oleh pelanggan baik pelanggan lama dan pelanggan
baru sehingga Basecamp resto selalu melekat di hati para pelanggan.
Mempertahankan harga untuk menghadapi pesaing yang memiliki
menu yang unik. Strategi dengan mengaplikasikan kekuatan yang
dimiliki Basecamp resto yaitu memiliki keunggulan yang lebih tinggi
untuk mengatasi ancaman yaitu pesaing yang memiliki produk yang
unik. hal ini dilakukan untuk mempertahankan keungggulan untuk
bisa tetap bersaing.
3. Strategi WT (Weakness-Threats)
Strategi yang bersifat defensif untuk meminimalisasi kelemahan dan
ancaman. Strategi ini terdiri dari:
57

a. Mengoptimalisasi usaha pemasaran untuk menghadapi banyaknya


pe-saing yang muncul dalam dunia bisnis kuliner online.
Basecamp resto hendaknya mengoptimalisasi usaha pemasaran
dalam rangka menghindari ancaman dan memperkecil kelemahan.
Maksudnya ada-lah dalam menetapkan mengoptimalisasi
pemasaran disesuaikan dengan kekuatan dan peluang yang ada.
Jangan sampai kekuatan dan peluang yang sudah dimiliki berubah
menjadi ancaman bagi resto itu sendiri. Misalnya peluang-peluang
yang ada tidak digunakan se-maksimal mungkin sehingga peluang
tersebut digunakan oleh resto yang lain. Strategi ini berusaha
untuk menghilangkan kelemahan sulit mendapatkan informasi
(Promosi) sehingga pemasaran produk bisa berjalan dengan baik
oleh Basecamp resto maka bisa menumbuhkan volume penjualan.

b. Memperbaiki citra perusahaan dengan fokus pada kualitas dan


pemasaran Mempertahankan keunggulan-keunggulan Produk
yang dimiliki dengan banyaknya pesaing yang muncul. Strategi ini
perlu dil-akukan agar produk yang dimiliki Basecamp resto bisa
selalu dikenal dan dimanfaatkan oleh pelanggan baik pelanggan
lama dan pelanggan baru sehingga Basecamp resto selalu melekat
di hati para pelanggan. Meningkatkan daya saing dengan
membentuk sistem manajemen yang lebih baik.

c. Meningkatkan daya saing dengan membentuk sistem manajemen


yang lebih baik untuk menghadapi pesaing yang memiliki sistem
manajemen yang baik. Strategi ini dilakukan agar Basecamp resto
mampu memberikan pelayanan yang lebih baik agar pelanggan
selalu terjaga dan merasa dimudahkan serta nyaman. meliputi
taktik dalam mempertahankan kualitas dan keinginan konsumen
serta menemukan sistem bagaimana melihat peluang dan
informasi bisnis jasa serta perkembangan strategi marekting mix
58

dan penentuan STP yang dapat menetapkan proses produksi


produk resto yang mereka miliki.
59

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan alternatif strategi pemasaran berdasarkan


analisis SWOT pada Basecamp resto, maka disimpulkan bahwa strategi pemasaran
yang dibuat hendaklah mempertimbangkan situasi dan keadaan komunitas atau
organisasi baik keadaan intern komunitas atau organisasi itu sendiri atau lingkungan
mikro perusahaan, maupun keadaan ekstern komunitas atau organisasi resto yang
biasa disebut lingkungan makro perusahaan. Sudah selayaknya komunitas atau
organisasi resto yang akan dan sudah mengarahkan sebagai perusahaan resto harus
memiliki strategi pemasarannya sendiri, sebelum mereka menjalankan ataupun
memasarkan produk jasa atas resto yang mereka miliki.
Menetapkan strategi pemasaran atas produk karya seni, komunitas atau
organisasi seni mampu memahami produk, harga, promosi, dan saluran distribusi
yang dikenal dengan 4P untuk menemukan segmenting, targeting, dan posisitioning
dalam proses pemasaran yang akan mereka lakukan. Melihat keunggulan produk dan
menemukan taktik dalam proses kreatif hingga penetapan strategi pemasaran, dimana
sama seperti halnya membuat sebuah resto dengan kemampuan kreativitas dan
inovatif sebuah proses harusnya pelaku resto dalam komunitas atau organisasi
mampu melihat celah dan titik pola pikir dalam melihat peluang dan sistem
pemasaran yang tepat untuk produk jasa atas karya seni yang mereka miliki.
Memperhatikan dan mempertimbangkan hal tersebut, maka dapat dipastikan
sebuah Basecamp resto akan dapat menentukan dengan baik strategi pemasaran serta
strategi bersaingnya untuk tetap maju dan berkembang di tengah-tengah dunia
industri ataupun dunia bisnis yang akan mereka hadapi.

5.2 Saran

Melihat sistem manajemen Basecamp resto, sebaiknya memiliki strategi meli-


puti kegiatan menyeleksi beberapa target pasar dan mengelompokkan segmen-
segmen pasar yang akan dilayani karena pasar selalu berkembang dan berubah sesuai
konteks jaman, maka dibidang pemasaran bertugas meliput dan menganalisa setiap
60

pasar in-dustri, baik dalam negeri maupun manca negara. Pemasaran masih dalam
lingkup marketing yang bertujuan memasarkan produk seni dan menawarkan kepada
bebera-pa klien atau masyarakat tentang produk resto. Pemasaran dan promosi masih
dalam wilayah marketing, pasar dan promo saling melengkapi kebutuhan marketing
karena pasar dan promo sebenarnya berdampingan tetapi memiliki fungsi yang
berbeda.
Sistem pemasaran baiknya juga melihat sistem program jangka pendek dan
jangka panjang, untuk karena orderan produk jasa atas karya seni juga memiliki ting-
kat naik turunnya kejenuhan pada keinginan konsumen. Naik turunnya kejenuhan
pada keinginan konsumen, untuk itu Basecamp resto baiknya memiliki alternatif
yang
61

DAFTAR PUSTAKA

Akbar Riswandi Harifuddin Thahir, Ira Nuriya Santi. 2016, Analisis Strategi Bersaing
Rumah Makan (Studi Pada Rumah Makan Darisa Cafe Campus), Jurnal Ilmu
Manajemen Universitas Tadulako, Vol. 2, No. 3, September 2016, 293-304, ISSN:
2443-3578 (On Line)/ISSN : 2443-1850 (Print)
Dedy Riantoro, Johny Aninam, 2021, Analisis SWOT untuk Strategi Pengembangan Obyek
Wisata Hutan Bakau Kormun Wasidori Arfai di Manokwari. Lensa Ekonomi Volume
15 Nomor 01 Juni 2021: p. 151-172 e-ISSN: 2623-0895; p-ISSN: 1858-490X
Daniel Adrian Warokka. Analisis SWOT pada Anna Laundry. UIB Repository©2019
Hidayat, M. and Latief, F. 2018. Strategi Peningkatan Jumlah Hunian Hotel Dengan Analisis
SWOT. Paradoks : Jurnal Ilmu Ekonomi. 1, 1 (Nov. 2018), 15 - 27
Johnson, G. and Scholes, K. (2016). Exploring Corporate Strategy-Text and Cases. Hemel
Hempstead: Prentice-Hall
Karnelis, 2017, Pengaruh Bauran Pemasaran terhadap Keputusan Kosumen Menggunakan
Jasa Hotel Kartika Langsa, Jurnal Manajemen Dan Keuangan, VOL.6, NO.1, MEI
2017, ISSN 2252-844X
Kotler, Philip And Gary Armstrong., 2018., Principle Of Marketing, 17e Global Edition,
Pearson Education Limited, New York.
Kotler, P., Kartajaya, H., Setiawan, I. (2019). Marketing 4.0 Bergerak dari Tradisional Ke
Digital.Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Kania Gustika Priliantina, Tri Indra Wijaksana, 2017, Penerapan Analisis Swot Dalam
Strategi Pemasaran Pada Penggunaan Jasa Po Msp Trans, e-Proceeding of
Management : Vol.4, No.2 Agustus 2017, Page 178
M. Idris, Sutriyono, ST, Salmia L.A, 2016. Strategi Pengembangan Pariwisata (Wisata
Pantai Balekambang) Guna Meningkatkan Kunjungan Wisatawan di Kabupaten
Malang, Jurnal Teknologi Dan Manajemen Industri, 2(2), 1-6.
Putri, Budi Rahayu Tanama. 2017. Manajemen Pemasaran. Denpasar: UNIVERSITAS
UDAYANA.
Rahmawati. 2017. Manajemen Pemasaran. Samarinda: Mulwarman University Press.
62

Rangkuti, Freddy. 2018. Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis Cara Perhitungan
Bobot, Rating, dan OCAI. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Robbins, S. P., & Coulter, M. (2018). Manajemen, Jilid 1 Edisi 13, Alih. Bahasa: Bob
Sabran Dan Devri Bardani P, Erlangga, Jakarta.
Stanton, William J. (2016). Prinsip Pemasaran. Edisi Ketujuh, Jilid I. Jakarta:Erlangga
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: CV Alfabeta.
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta.
Tjiptono Fandy. (2020). Strategi Pemasaran: Prinsip dan Penerapan Penerbit Andi.
Yogyakarta.
Yulius Habita Nggini, 2019, Analisis Swot ( Strength, Weaknes, Opportunity, Threats)
Terhadap Kebijakan Pengembangan Pariwisata Provinsi Bali, Jurnal Ilmiah Dinamika
Sosial, Vol 3, No. 1, Februari 2019, e-ISSN: 2581-2

T. Prasetyo Hadi Atmoko, “Strategi Pemasaran Untuk Meningkatkan Volume Penjualan


Di Canvinton Hotel Yogyakarta”, Journal of Indonesian Tourism, Hospitality and
Recreation,Vol. 1,
No. 2, Oktober 2018
Zuraidah, Eva. ANALISIS STRATEGI PEMASARAN SPAREPART KENDARAAN
MENGGUNAKAN METODE SWOT (STUDI KASUS PT. MOTOPARTS). Jurnal
PROSISKO Vol. 7 No. 1 Maret 2020, ISSN : 2406-7733 e-ISSN :2597-9922
63

LAMPIRAN 1
Daftar Riwayat Hidup

DAFTAR RIWAYAT HIDUP


Yang bertandatangan dibawah ini :
Nama : M Rihan Bayu Runi
Alamat : Kp. Pondok Caringin RT 02/04, Tugu Utara Kec Cisarua Kab Bogor 16750
Tempat/Tanggal Lahir : Bogor 08 Maret 1998
Usia : 24 Tahun
Agama: Islam
Pendidikan :
1. SD TUGU SELATAN 01 2009-2014
2. SMP PGRI 207 2014-2016
3. SMK BM AL-IKHLAS 2016-2018

Bogor, 30 November 2022


Peneliti
64
LAMPIRAN
1. Daftar menu basecamp resto

2. Halaman Depan
3. Halaman belakang

4. Mushola
5. Area Restoran
sport photo

7.Fasilitas Basecamp Resto


a. Wifi’i
b. Karaoke
c. Live Musik
d. Sport Photo
e. Baby Seat
f. Toilet
g. Musholla
h. Litf
i. Pakiran
j. View Melihat penghijaunan

8. Menu Makanan dan Minuman terfavorit di BaseCamp Resto


a. Sop Butut
b. Rawon Iga
c. Basecamp Latte
d. Kopral Latte
9. TABULASI DATA
petitor Pendatang baru Bahan baku
Pendatang Daya beli
iki us- Muncul- memiliki ke- mudah dida-
baru yang Ketersediaan Produk sub- masyarakat C
yang nya pen- sempatan yang pat (Tidak
memiliki bahan baku stitusi tidak kota malang c
untuk datang sama untuk bergantung
konsep unik yang baik berpengaruh yang semakin t
ik cus- baru memperebutkan pada supplier
dari produk kuat
mer pasar tertentu)
4 4 4 4 5 4 4 4
4 4 5 4 5 5 4 5
5 4 5 4 4 5 4 5
4 5 5 4 5 5 5 5
4 5 5 4 5 5 5 5
4 5 4 5 5 4 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 4 5 5 5
5 5 5 4 4 5 4 5
4 5 5 4 5 4 4 5
5 5 4 5 5 5 5 5
5 5 4 5 5 5 5 5
5 5 5 4 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 4 5 5 4 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 4
1. Matrik SWOT

Internal Kekuatan (S) Kelemahan (W)


1. Variasi menu yang 1. Citra rasa yang khas
mencukupi 2. Rasa makanan yang
2. Banyaknya porsi konsisten
dalam 1 menu 3. Aroma makanan dan
3. Harga terjangkau minuman
4. Harga Sebanding 4. Meja dan kursi yang
dengan kualitas memadai
5. Adanya toleransi yang 5. Penerangan yang
besar terhadap bahan memadai
baku yang cacat/ tidak 6. Tempat parkir yang
6. Penjaminan terhadap memadai
bahan baku 7. Kenyamanan dan
7. Lokasi mudah penataan ruang
ditemukan 8. Iklan yang
8. Akses jalan mudah disampaikan menarik
9. Pelayanan yang ramah 9. Kemudahan
10. Pelayanan yang cepat pemesanan tempat
dan tanggap (Reservasi)
11. Sistem Penyajian 10. Hotline penyampaian
(Table Service) keluhan
12. Ketersediaan Toilet 11. Kemudahan
13. Ketersediaan Mushola mendapatkan
14. Kemudahan cara informasi (Promosi)
pemesanan
15. Kemudahan cara
pembayaran
16. Basecamp resto
senantiasa
menawarkan harga
yang kompetitif
dibandingkan dengan
pesaing.
17. Basecamp resto
senantiasa
menyediakan
makanan dan minum
sesuai dengan
keinginan dan
kebutuhan pelanggan
dibandingkan dengan
pesaing
18. Adanya proses tawar-
menawar antara
Ekternal supplier dan
konsumen dalam
membeli bahan baku
19. Saling melakukan
negosiasi antara
konsumen dan
pemilik usaha dalam
penjualan.
Peluang (O) Strategi S-O Strategi W-O
1. Harga yang bersaing 1. Melakukan penetrasi 1. Melakukan kegiatan
2. Bahan baku mudah pasar promosi secara
didapat (Tidak 2. Menjaga kualitas optimal
bergantung pada produk 2. Menciptakan ciri khas
supplier tertentu) 3. Mempertahankan serta makanan Basecamp
3. Ketersediaan bahan meningkatkan Resto
baku yang baik pelayanan 3. Menambah fasilitas
4. Produk substitusi tidak yang dibutuhkan untuk
berpengaruh memperbanyak
5. Daya beli masyarakat kapasitas pelanggan
yang semakin kuat
Ancaman (T) Strategi S-T Strategi S-T
1. Persaingan bebas 1. Membuat inovasi 1. Mengoptimalisasi
2. Kompetitor memiliki terhadap menu usaha pemasaran
usaha yang sama 2. Memningkatkan citra 2. Memperbaiki citra
untuk menarik perusahaan perusahaan dengan
customer 3. Mengantisipasi fokus pada kualitas
3. Munculnya pendatang perubahan perilaku dan pemasaran
baru konsumen dengan 3. Meningkatkan daya
4. Pendatang baru yang membuat paket-paket saing dengan
memiliki konsep unik menarik membentuk system
dari produk manajemen yang lebih
5. Pendatang baru baik
memiliki kesempatan
yang sama untuk
memperebutkan pasar
6. Customer cenderung
tidak loyal

Anda mungkin juga menyukai