Anda di halaman 1dari 5

Nama : Salimatul Hayati

NIM : 22129219
Dosen Pengampu : Adil Mubarak, S.IP, M.Si
Kuis Pendidikan Pancasila Pertemuan 11

1. Pengertian beberapa istilah dibawah ini :


a. Sistem
Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari unsur-unsur yang saling berinteraksi untuk
mencapai tujuan tertentu. Sistem dapat berupa objek, organisasi, atau bahkan fenomena alam.
Unsur-unsur dalam sistem dapat berupa komponen fisik seperti perangkat keras, atau dapat
berupa unsur abstrak seperti kebijakan atau prosedur.
Dalam konteks teknologi informasi, sistem dapat merujuk pada kombinasi perangkat keras,
perangkat lunak, dan data yang saling berinteraksi untuk menjalankan suatu aplikasi atau
layanan. Sistem ini dapat berupa sistem komputer, jaringan komputer, atau sistem informasi
manajemen.
Sistem memiliki karakteristik tertentu, seperti tujuan atau target yang ingin dicapai, interaksi
antar unsur, keberadaan batas atau lingkungan yang membatasi, serta umpan balik atau
respon terhadap perubahan atau masukan dari lingkungan eksternal atau internal.
Dalam pengertian yang lebih umum, sistem merujuk pada suatu kesatuan yang terdiri dari
unsur-unsur yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu, dan hal ini dapat
diterapkan pada berbagai bidang, seperti sistem ekonomi, sistem sosial, sistem politik, dan
sebagainya.

b. Filsafat
Filsafat berasal dari bahasa Yunani "philosophia" yang artinya "cinta kebijaksanaan". Filsafat
adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang
eksistensi, pengetahuan, nilai, logika, etika, keberadaan Tuhan, dan sebagainya. Filsafat
mencoba untuk memahami dunia dan keberadaan manusia secara lebih dalam dan
menyeluruh melalui refleksi kritis dan pemikiran abstrak.
Filsafat memiliki tujuan utama untuk mengembangkan pemikiran yang sistematis dan kritis
tentang berbagai aspek kehidupan dan realitas, serta mencari pemahaman tentang makna
keberadaan manusia dan hubungannya dengan dunia yang lebih luas. Filsafat juga bertujuan
untuk mengatasi masalah-masalah yang sulit dipahami atau diselesaikan dengan cara ilmiah
atau metodologi lain.
Beberapa topik utama dalam filsafat meliputi ontologi (ilmu tentang realitas), epistemologi
(ilmu tentang pengetahuan), logika (ilmu tentang pemikiran dan argumen), etika (ilmu
tentang nilai dan tindakan manusia), metafisika (ilmu tentang keberadaan dan esensi), dan
estetika (ilmu tentang seni dan keindahan).
Filsafat melibatkan keterlibatan dalam diskusi, debat, dan pemikiran kritis. Hal ini
memungkinkan untuk menghasilkan konsep-konsep yang lebih baik dan lebih jelas tentang
realitas dan eksistensi manusia. Meskipun filsafat tidak selalu menghasilkan jawaban pasti
atau kebenaran absolut, tetapi filsafat membantu kita untuk memahami dunia dan keberadaan
manusia secara lebih mendalam dan reflektif.
c. Sistem Filsafat
Sistem Filsafat adalah suatu kerangka pemikiran yang terdiri dari berbagai gagasan dan teori
yang saling terkait dan membentuk suatu sistem yang utuh. Sistem Filsafat mencoba untuk
memberikan pemahaman yang terpadu dan menyeluruh tentang realitas dan eksistensi
manusia, serta memberikan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan mendasar dalam bidang
ontologi, epistemologi, logika, etika, metafisika, dan sebagainya.
Sistem Filsafat biasanya dimulai dengan suatu dasar ontologis atau metafisik yang
menyatakan jenis entitas atau realitas apa yang ada di dunia ini, seperti materialisme,
idealisme, atau dualisme. Selanjutnya, Sistem Filsafat mengembangkan gagasan-gagasan
tentang pengetahuan, nilai, dan tindakan manusia, yang melibatkan epistemologi dan etika.
Sistem Filsafat juga mencakup logika, yang memberikan prinsip-prinsip dan metode untuk
memahami dan mengevaluasi argumen dan pemikiran. Sistem Filsafat juga dapat mencakup
pemikiran tentang keberadaan Tuhan atau agama, dan bagaimana hal ini berkaitan dengan
pemahaman tentang realitas dan eksistensi manusia.
Contoh Sistem Filsafat yang terkenal adalah sistem Filsafat Aristoteles, yang
mengembangkan gagasan-gagasan tentang ontologi, epistemologi, logika, etika, dan
metafisika, dan menjadi salah satu kerangka pemikiran utama dalam sejarah filsafat Barat.
Sistem Filsafat lain yang terkenal adalah sistem Filsafat Immanuel Kant, yang menekankan
pada pentingnya epistemologi dan etika dalam pemahaman tentang realitas dan eksistensi
manusia.
Sistem Filsafat dapat membantu kita memahami dan merumuskan gagasan dan pandangan
kita tentang dunia dan keberadaan manusia secara lebih sistematis dan kohesif. Meskipun
sistem Filsafat dapat menjadi rumit dan kompleks, tetapi hal ini dapat memberikan manfaat
yang signifikan dalam pengembangan pemikiran dan refleksi kritis.

d. Filsafat Pancasila
Filsafat Pancasila adalah pandangan tentang dunia dan kehidupan yang menjadi dasar bagi
pembentukan negara dan masyarakat Indonesia, yang diwujudkan dalam bentuk dasar negara
Pancasila. Filsafat Pancasila merupakan suatu sistem pemikiran yang menggabungkan
aspek-aspek dari filsafat Barat dan Timur dengan nilai-nilai kearifan lokal Indonesia.
Filsafat Pancasila didasarkan pada lima prinsip dasar, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa,
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh
Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi
Seluruh Rakyat Indonesia. Kelima prinsip ini saling berkaitan dan membentuk suatu sistem
yang utuh.
Ketuhanan Yang Maha Esa menegaskan bahwa Indonesia adalah negara yang beragama, dan
bahwa nilai-nilai agama harus menjadi pedoman dalam kehidupan bermasyarakat dan
berbangsa. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab menekankan pentingnya hak asasi manusia
dan kesetaraan di dalam masyarakat yang adil dan sejahtera. Persatuan Indonesia menegaskan
pentingnya kesatuan dan keutuhan negara Indonesia dalam keragaman budaya dan agama.
Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
menegaskan pentingnya demokrasi dan keterlibatan rakyat dalam proses pengambilan
keputusan. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia menegaskan pentingnya
redistribusi kekayaan dan kesempatan secara adil dan merata bagi seluruh rakyat Indonesia.
Filsafat Pancasila menempatkan manusia sebagai pusat dari pembangunan, dan menekankan
pentingnya pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Filsafat Pancasila
juga menekankan pentingnya pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia sebagai
kunci dari pembangunan nasional yang berhasil.
Filsafat Pancasila bukan hanya sebuah doktrin atau ideologi, tetapi juga merupakan suatu
nilai yang diakui oleh seluruh rakyat Indonesia, sebagai landasan moral dan etika dalam
kehidupan sehari-hari. Dalam praktiknya, filsafat Pancasila diimplementasikan melalui
berbagai kebijakan dan program pemerintah, yang bertujuan untuk menciptakan masyarakat
yang adil, makmur, dan sejahtera.

2. Pancasila sebagai system filsafat dimakna bergam oleh rezim, pada masa awal
kemerdekaan Soekarno menyebut dengan istilah Philosofische Grondslag”. Pada
masa Soeharto (Orde Baru) dikenal dengan istilah weltanschauung. Pada masa
awal reformasi ketika BJ. Habibi menjadi presiden istilah filsafat pancasila
dengungnya justru malah kurang terdengar. Jelaskan makna dari 2 istilah
filsafat pancasila dari (masa soekarno dan Soeharto) dan mengapa pada masa
reformasi istilah filsafat pancasila meredup?

Istilah "Philosofische Grondslag" atau landasan filosofis dalam bahasa Belanda, digunakan
oleh Presiden Soekarno untuk menjelaskan pandangan dunia Indonesia yang berakar pada
filsafat Pancasila. Soekarno menyatakan bahwa Pancasila adalah suatu sistem pemikiran yang
menjadi landasan bagi negara Indonesia dan masyarakatnya. Pemikiran ini mengandung
nilai-nilai luhur bangsa Indonesia, diantaranya keadilan sosial, kemanusiaan yang adil dan
beradab, persatuan dan kesatuan, serta demokrasi yang berdasarkan hikmat kebijaksanaan
dalam perwakilan.
Sedangkan pada masa Orde Baru, istilah yang digunakan adalah "weltanschauung", yang
merujuk pada suatu pandangan dunia yang meliputi seluruh aspek kehidupan manusia. Istilah
ini menunjukkan bahwa Pancasila dianggap sebagai suatu sistem pemikiran yang meliputi
segala aspek kehidupan, baik dalam lingkup negara maupun masyarakat. Pada masa ini,
Pancasila digunakan sebagai dasar ideologi negara dan menjadi acuan bagi seluruh kebijakan
pemerintah.
Pada masa Reformasi, ketika BJ Habibie menjadi presiden, istilah filsafat Pancasila meredup
karena pada saat itu Indonesia sedang mengalami perubahan besar dalam hal sistem
pemerintahan dan kebijakan negara. Selain itu, di masa Reformasi, masyarakat Indonesia
mengalami perubahan sosial dan budaya yang signifikan, sehingga Pancasila sebagai
landasan moral dan etika dalam kehidupan sehari-hari kurang terlihat relevansinya. Lebih
banyak perhatian diberikan pada reformasi politik dan ekonomi, serta penguatan demokrasi
dan hak asasi manusia.
Namun demikian, Pancasila tetap menjadi dasar negara dan ideologi negara yang diakui oleh
seluruh rakyat Indonesia. Pancasila menjadi semacam "pegangan" bagi masyarakat Indonesia
dalam menghadapi berbagai permasalahan dan tantangan di masa kini dan masa depan. Oleh
karena itu, penting bagi kita untuk terus memahami makna dan nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila, serta mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
3. Sebagai system filsafat pancasila mempunyai sifat “ organis dan hirarkis “.
Jelaskan maksud dari organis dan hirarkis tersebut.
Sebagai sistem filsafat, Pancasila memiliki sifat organis dan hirarkis. Sifat organis mengacu
pada struktur dan hubungan antara unsur-unsur Pancasila yang saling berinteraksi dan saling
terkait satu sama lain. Pancasila terdiri dari lima prinsip yang saling berkaitan dan tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. Prinsip-prinsip ini saling melengkapi dan membentuk kesatuan
yang utuh, sehingga Pancasila dianggap sebagai satu kesatuan yang terintegrasi.
Sementara itu, sifat hirarkis mengacu pada posisi dan tingkat pentingnya masing-masing
unsur Pancasila. Dalam hierarki Pancasila, Ketuhanan Yang Maha Esa menduduki posisi
yang paling tinggi dan menjadi landasan bagi keempat prinsip lainnya. Hal ini
mengindikasikan bahwa prinsip-prinsip Pancasila harus diterapkan dalam rangkaian dan
urutan tertentu, dimulai dari prinsip yang paling mendasar, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa,
dan dilanjutkan dengan prinsip-prinsip yang lain.
Namun, meskipun ada hierarki dalam Pancasila, hal ini tidak berarti bahwa prinsip-prinsip
Pancasila yang lainnya dianggap kurang penting atau diabaikan. Sebaliknya, semua prinsip
Pancasila memiliki posisi yang sama pentingnya dan saling melengkapi satu sama lain dalam
menciptakan kesatuan dan keseimbangan dalam kehidupan bermasyarakat.
Dalam kesimpulannya, sifat organis dan hirarkis Pancasila menunjukkan bahwa Pancasila
adalah sistem filsafat yang kompleks dan terintegrasi, di mana setiap unsur memiliki posisi
dan hubungan yang penting dalam menciptakan kesatuan dan keseimbangan dalam
kehidupan bermasyarakat.

4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan landasan ontologis, landasan epistemologis


dan landasan aksiologis dari filsafat pancasila.
a. Landasan Ontologis
Landasan ontologis dalam filsafat Pancasila mengacu pada pandangan tentang realitas atau
kenyataan yang menjadi dasar pemikiran dan aksi dalam kehidupan manusia. Ontologi
sendiri merupakan cabang filsafat yang mempelajari tentang realitas atau kenyataan yang ada
di dunia.
Dalam Pancasila, landasan ontologis terletak pada prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai
dasar dari segala-galanya. Prinsip ini menyatakan bahwa Tuhan adalah sumber dan
keberadaan segala-galanya, termasuk manusia dan alam semesta. Dengan demikian, prinsip
Ketuhanan Yang Maha Esa menjadi pijakan dan pandangan hidup dalam menjalankan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Landasan ontologis Pancasila juga berkaitan dengan pandangan tentang manusia dan alam.
Manusia dipandang sebagai makhluk yang memiliki hak dan kewajiban untuk
mengembangkan diri secara penuh dan berkontribusi dalam memajukan masyarakat dan
bangsanya. Alam dipandang sebagai sumber daya yang harus dimanfaatkan secara bijaksana
dan berkelanjutan untuk kepentingan manusia dan lingkungan hidup.
Dalam filsafat Pancasila, landasan ontologis mengajarkan pentingnya memiliki pandangan
hidup yang berlandaskan pada realitas yang sebenarnya, yang diwujudkan dalam sikap
bertanggung jawab dan konsisten dalam tindakan. Pandangan hidup tersebut harus
diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan menjadi dasar dalam pembangunan masyarakat
yang adil dan makmur, serta kehidupan yang harmonis antara manusia dan lingkungan alam.
b. Landasan Epistemologis
Landasan epistemologis dalam filsafat Pancasila berkaitan dengan pandangan tentang
pengetahuan atau ilmu pengetahuan dan bagaimana cara manusia memperoleh pengetahuan
tersebut. Epistemologi merupakan cabang filsafat yang mempelajari tentang sumber, cara,
dan batasan pengetahuan manusia.
Dalam Pancasila, landasan epistemologis terletak pada prinsip Kemanusiaan yang adil dan
beradab. Prinsip ini menyatakan bahwa manusia memiliki potensi untuk mengembangkan diri
dan memperoleh pengetahuan yang dapat digunakan untuk kebaikan manusia dan
masyarakat.
Landasan epistemologis Pancasila juga berkaitan dengan metode memperoleh pengetahuan.
Pancasila mengajarkan pentingnya menggunakan metode ilmiah yang objektif, rasional, dan
kritis dalam memperoleh pengetahuan. Metode ilmiah ini harus berdasarkan pada
pengamatan, eksperimen, dan pengujian empiris yang dapat diuji dan diverifikasi secara
objektif.
Selain itu, landasan epistemologis Pancasila juga mengajarkan pentingnya memperoleh
pengetahuan yang berlandaskan pada nilai-nilai moral dan etika yang tinggi. Pengetahuan
yang diperoleh harus dapat digunakan untuk kepentingan manusia dan masyarakat, serta tidak
merugikan orang lain atau lingkungan hidup.
Dalam filsafat Pancasila, landasan epistemologis mengajarkan pentingnya memiliki sikap
kritis dan reflektif dalam memperoleh dan menggunakan pengetahuan. Sikap kritis ini harus
diwujudkan dalam tindakan nyata, termasuk dalam pembangunan masyarakat yang adil dan
makmur serta dalam menjaga keharmonisan antara manusia dan lingkungan hidup.

c. Landasan Aksiologis
Landasan aksiologis dalam filsafat Pancasila berkaitan dengan pandangan tentang nilai dan
moralitas. Aksiologi merupakan cabang filsafat yang mempelajari tentang nilai dan moralitas
manusia serta prinsip-prinsip etika yang berlaku dalam masyarakat.
Dalam Pancasila, landasan aksiologis terletak pada prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa.
Prinsip ini menyatakan bahwa nilai-nilai moral dan etika harus berasal dari sumber yang
berasal dari Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena itu, nilai-nilai moral dan etika harus sesuai
dengan ajaran agama yang dianut oleh masyarakat.
Landasan aksiologis Pancasila juga berkaitan dengan nilai-nilai luhur yang diwariskan oleh
nenek moyang bangsa Indonesia. Nilai-nilai tersebut mencakup kejujuran, keadilan,
kesetaraan, persatuan, dan gotong-royong. Pancasila mengajarkan pentingnya memelihara
dan mengembangkan nilai-nilai ini dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu, landasan aksiologis Pancasila juga mengajarkan pentingnya memiliki sikap moral
dan etika yang tinggi dalam setiap tindakan. Manusia harus selalu memperhatikan akibat dari
setiap tindakan yang dilakukan dan memastikan bahwa tindakan tersebut tidak merugikan
orang lain atau lingkungan hidup.
Dalam filsafat Pancasila, landasan aksiologis mengajarkan pentingnya memiliki sikap
toleransi, menghargai perbedaan, serta menghormati hak asasi manusia. Sikap ini harus
diwujudkan dalam setiap tindakan dan keputusan yang diambil oleh manusia, baik dalam
kehidupan pribadi maupun kehidupan berbangsa dan bernegara.

Anda mungkin juga menyukai