Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Ilmiah Biologi “Bioscientist” Vol. 1 No.

1, ISSN 2338-5006

UJI IN VITRO DAN IN VIVO EKSTRAK HIBUSCUS SABDARIFFA


SEBAGAI ANTIBAKTERI SALMONELLA TYPHIMURIUM

Iwan Doddy Dharmawibawa


Program Studi Pendidikan Biologi FPMIPA IKIP Mataram Indonesia
E-mail: iwandoddydharmawibawa@ikipmataram.ac.id

Abstrak: Bunga H. sabdariffa berkhasiat sebagai antiseptik, demulcent (menetralisir asam


lambung), digestif (melancarkan pencernaan diuretik, onthemintic (anti cacing), refrigerant (efek
pendinginan), serta mengobati kanker, batuk, sakit maag, kembung perut, dan mencegah penyakit
hati. Namun, uji klinis yang memanfaatkan H. sabdariffa untuk mencegah dan mengobati
penyakit-penyakit infeksi S. typhimurium belum pernah dilakukan. Oleh sebab itu penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui pengaruh H. sabdariffa menghambat pertumbuhan dan membunuh
bakteri yang menyebabkan penyakit infeksi S. typhimurium pada mencit. Ekstraksi H. sabdariffa
dilakukan dengan metode infusa menggunakan pelarut aquades. Dilakukan uji in vitro dengan
menggunakan metode sumuran dengan cara mengukur besarnya diameter zona bening yang
terbentuk disekitar sumur. Setelah itu dilanjutkan uji in vivo dengan memberikan secara oral
ekstrak H. sabdariffa ke mencit yang telah diinfeksi S. typhimurium. Dari penelitian ini diperoleh
bahwa ekstrak H. sabdariffa memiliki efek sebagai antibakteri dengan diperoleh zona hambat.

Kata Kunci : Uji In Vitro, In Vivo, Ekstrak H. sabdariffa, Antibakteri, S. Typhimurium.

Abstract: Flower H. sabdariffa is efficacious as an antiseptic, demulcent (neutralizes stomach


acid), digestif (diuretic digestion, onthemintic (anti-worms), refrigerant (cooling effect), and treat
cancer, cough, stomach ulcers, bloating abdomen, and prevent liver disease However, clinical
trials utilizing H. sabdariffa to prevent and treat S. typhimurium infection infections have not been
done. Therefore, this study was conducted to determine the effect of H. sabdariffa inhibit the
growth and kill the bacteria causing S. typhimurium infection disease on The extraction of H.
sabdariffa was performed by infusa method using aquadest solvent in vitro test by using the well
method by measuring the diameter of clear zone formed around the well. After that, it was
continued by in vivo test by giving oral extract of H. sabdariffa to the mice which has been
infected S. typhimurium. From this study dipe it is found that the extract of H. sabdariffa has an
antibacterial effect with the inhibitory zone obtained.

Keywords: In Vitro Test, In Vivo, H. sabdariffa Extract, Antibacterial, S. Typhimurium.

PENDAHULUAN oleh telur ayam yang terinfeksi


Resistensi antibiotik ganda dan Salmonella.
pemanasan global merupakan Kasus infeksi oleh Salmonella
penyebab penyakit infeksi akibat dianggap sebagai penyakit endemik
mikroba semakin berkembang. Pada dengan gejala yang bervariasi. Di
dasarnya, antimikroba adalah solusi Indonesia penyakit demam tifoid atau
atas pemasalahan penyakit infeksi ini. yang lebih dikenal dengan tifus
Namun mikroba tetap menjadi merupakan penyakit patogen. Menurut
penyebab kematian kedua diseluruh Organisasi Kesehatan Dunia, lebih dari
dunia, terutama negara berkembang. 22 juta orang per tahun di seluruh
Indonesia termasuk salah satu negara dunia terinfeksi dengan demam tifoid
yang kini tengah menghadapi hal setiap tahunnya, dengan angka
tersebut di masa depan dalam bidang kematian mencapai 200.000 jiwa per
kesehatan (penyakit infeksi), pertanian tahun (Anonim, 2005). Untuk di
dan peternakan. Seperti kasus Indonesia sendiri pada tahun 2003
keracunan makanan yang disebabkan terdapat sekitar 900.000 kasus demam
14
Jurnal Ilmiah Biologi “Bioscientist” Vol. 1 No.1, ISSN 2338-5006

tifoid, di mana sekitar 20.000 pernah dilakukan baik secara in vivo


penderitanya meninggal dunia maupun in vitro. Melihat berbagai
(Anonim, 2003). kelebihan dari tanaman Hibuscus
Pada dasarnya, antimikroba sabdariffa, sangat penting dilakukan
adalah solusi atas pemasalahan penelitian ini untuk melihat daya
penyakit infeksi untuk menghambat antibakteri ekstrak Hibuscus sabdariffa
pertumbuhan sampai membunuh menggunakan metode disc-diffusion (in
bakteri patogen. Walaupun telah vitro) maupun pada Mencit Balb/C
banyak antimikroba ditemukan, (Mus Musculus) yang di Infeksi
kenyataan menunjukkan bahwa Salmonella Typhimurium (in vivo).
masalah penyakit terus berkelanjutan.
Hal tersebut terjadi akibat pergeseran METODE PENELITIAN
pada bakteri penyebab penyakit dan Bahan
perkembangan resistensi bakteri
Bunga Rosella kering (Hibiscus
terhadap antimikroba. Oleh sebab itu
sabdariffa L.), yang diperoleh melalui
antimikroba yangpernah efektif untuk
tahap sortasi basah dan sortasi kering.
mengobati penyakit-penyakit tertentu
Hewan uji mencit diperoleh dari
kehilangan nilai kemoterapeutiknya
Laboratorium Imunologi Universitas
(Pelczar dan Chan dalam Tirta, 2010).
Mataram. Media tumbuh selektif SSA
Hibuscus sabdariffa merupakan
diperoleh dari Unit Riset Biomedik.
salah satu tanaman herbal yang
digunakan sebagai antibakteri
Alat
(Rostinawati, 2009; Yani, 2010; Tirta,
Timbangan tikus (OHAUS),
2010). Telah dilakukan penelitian
timbangan analitik (Sartorius),
sebelumnya uji sitotoksik dan aktivitas
sentrifuge (Beckman), tabung
antibakteri ekstrak metanol terhadap
Ependorf, kandang metabolism dan
kelopak rosella. Pada uji aktivitas
spuit.
antibakteri kandungan yang berkhasiat
sebagai antibakteri pada tanaman ini
Jalannya Penelitian
antara lain glikosida jantung, flavonoid,
Pembuatan infusa
saponin, dan alkaloid. Kelopak rosella
Bunga rosella kering dihaluskan
memperlihatkan aktivitas antibakteri
sampai menjadi serbuk kemudian
dengan minimum inhibitory
diekstrak dengan pelarut aquades
concentration (MIC) 0,30±0,2-
menggunakan metode infusa selama 15
1,30±0,2 mg/ml terhadap
menit pada suhu 1000C sampai
Staphylococcus aureus, Bacillus
diperoleh ekstrak bunga Rosella
stearothermophilus, Micrococcus
(Hibiscus sabdariffa L.).
luteus, Serratia mascences,
Clostridium sporogenes, Escherichia
Pembuatan Media Agar
coli, Klebsiella pneumoniae, Bacillus
Sebanyak 23 gram serbuk
cereus, Pseudomonas fluorescence
Salmonella-Sigella Agar (SSA)
dengan metode disc-diffusion (Olaleye
dilarutkan dalam air suling steril
dalam Tirta, 2010).
sebanyak 1000 ml. Kemudian
Namun penelitian yang
dipanaskan hingga larut dalam labu
mengamati pengaruh ekstrak Hibuscus
Erlenmeyer, disumbat dengan kapas
sabdariffa terhadap pertumbuhan
berlemak dan ditutup dengan
bakteri Salmonella typhimurium belum
alumunium foil lalu disterilkan dengan
15
Jurnal Ilmiah Biologi “Bioscientist” Vol. 1 No.1, ISSN 2338-5006

autoklaf pada suhu 1210C selama 15 diberikan adalah 40 mg/1 kg berat


menit. badan (BB) mencit dalam PBS III).

Pembuatan Suspensi Bakteri Uji Pengamatan Koloni Bakteri


Bakteri ditanam pada media Adapun langkah-langkah yang
Salmonella-Sigella Agar (SSA) dan di harus diperhatikan dalam pengamatan
inkubasi pada suhu 370C selama 24 koloni bakteri dengan mengambil
jam, kemudian bakteri yang akan diuji kotoran mencit. Kotoran yang diambil
disuspensikan dengan cara dilarutkan dengan saline steril
menumbuhkan bakteri dalam media sebanyak 100 cc. Dilakukan
cair yaitu NaCl fisiologis, kemudian homogenisasi dengan menggunakan
diinkubasi selama 24 jam pada suhu vortex Sampel dari tabung diinokulasi
370C. Pada penelitian ini menggunakan pada Salmonella-Sigella Agar (SSA),
suspensi 0,5 Macfarland. kemudian diinkubasi pada suhu 37oC
selama 24 jam dan diamati keberadaan
Pengujian Aktivitas Antibakteri koloni bakteri dalam media SSA.
Pada pengujian aktivitas Untuk mengamati lebih jelasnya
antibakteri digunakan metode difusi dilakukan pengecetan gram pada koloni
agar dengan sumuran. Sebanyak 200 bakteri yang ditemukan di media SSA.
_L masing-masing suspensi bakteri
ditambahkan ke dalam 20 mL media HASIL DAN PEMBAHASAN
Salmonella-Sigella Agar (SSA) untuk 1. Uji In Vitro
bakteri. Campuran diputar sampai Hasil uji in vitro menunjukkan
homogen, didinginkan dan menjadi terbentuknya zona hambat
padat dalam cawan petri steril. Setelah pertumbuhan bakteri yang diamati
itu dibuat sumur yang berdiameter ± 6 selama penelitian dapat dilihat dalam
mm dengan menggunakan prevorator. tabel 4.1. Ekstrak bunga rosella
Selanjutnya dimasukkan 50 _l masing- berpotensi kuat sebagai antibakteri. Ini
masing ekstrak uji kedalam sumur. dapat dilihat dari zona bening yang
Sebelumnya dilakukan prainkubasi terbentuk dengan diameter terluas 25
selama 1 hari pada suhu kamar. mm sedangkan yang terkecil 11 mm.
Pengujian aktivitas daya hambat bunga Diameter zona bening 25 mm termasuk
Rosella dilakukan pada konsentrasi 1 dalam respon hambatan pertumbuhan
g/ml (Rostinawati, 2009). Inkubasi yang kuat, sedangkan diameter zona
dilakukan pada suhu 370C selama 48 hambat 11 mm termasuk dalam respon
jam untuk bakteri. Diameter hambat hambatan pertumbuhan yang lemah.
diamati setelah periode inkubasi. Hal ini didukung oleh penelitian yang
dilakukan oleh Rostinawati (2009),
Penetapan Dosis Tirta (2010) dan Yani (2010),
Dosis yang diberikan yaitu menunjukkan bahwa ekstrak bunga
dosis lazim 3 kali pemberian /hari rosella memiliki aktivitas antibakteri
pada manusia kemudian dikonversi dari pada berbagai bakteri patogen.
manusia ke mencit. Maka dosis yang

16
Jurnal Ilmiah Biologi “Bioscientist” Vol. 1 No.1, ISSN 2338-5006

Tabel 1. Diameter Zona (mm) Hambat S. thypimurium pada Media SSA.

Pemberian
Perlakuan Ekstrak Ekstrak Ekstrak
Kontrol Bunga Bunga Bunga
(Cipro, 50 µl) Rosella Rosella Rosella
(75 µl ) (50 µl ) (25 µl )
Ulangan

1 30 15 13 11

2 50 25 15 13

Kemampuan antibakteri dari glucoside, flavonol glucoside


ekstrak bunga rosella diduga karena hibiscritin, flavonoid gossypeptin,
terdapat senyawa flavonoid, saponin, delphinidine 3- monoglucoside,
polisakarida, asam organik dan cyanidin 3-monoglucoside. Senyawa
alkaloid. Senyawa tersebut merupakan flavonoida adalah suatu kelompok
antibakteri aman dan berguna untuk senyawa fenol yang terbesar yang
menghambat pertumbuhan beberapa ditemukan di alam. Senyawa-senyawa
bakteri patogen (Tirta, 2010; Anonim, ini merupakan zat warna merah, ungu
2010). Kelopak bunga Rosella (H. dan biru dan sebagai zat warna kuning
sabdariffa L) mengandung beberapa yang ditemukan dalam tumbuh
senyawa flavonoid yakni anthocyanin, tumbuhan (Ross, 2003; Lenny, 2006).
gossypeptin (hexahydroxyflavone) 3-

Tabel 2. Hasil Kultur S. thypimurium dari Feses Mencit.

Pemberian
Perlakuan
Ekstrak Bunga Aquades +
Cipro + Infeksi S.
Rosella + Infeksi Infeksi S.
typhimurium
S. typhimurium typhimurium

Ulangan

1 - + +

2 - + +

3 - + +

Keterangan : - : Tidak Ada Koloni Bakteri S. thypimurium.


+ : Terdapat Koloni Bakteri S. thypimurium.

17
Jurnal Ilmiah Biologi “Bioscientist” Vol. 1 No.1, ISSN 2338-5006

Setelah itu dilanjutkan uji in bunga rosella tidak memiliki aktivitas


vivo dengan menginfeksikan mencit antibakteri pada uji in vivo.
menggunakan bakteri S. thypimurium
dibagian ip, dan diberikan ekstrak DAFTAR RUJUKAN
bunga rosella. Setelah hari ke 7 feses Anonim. 2003. Background document:
mencit di ambil dan diencerkan The diagnosis, treatment and
menggunakan saline untuk segera di prevention of typhoid fever. WHO
kultur pada media SSA. Hasil kultur Publication, Switzerland.
menunjukkan terdapat koloni bakteri S.
thypimurium pada feses mencit yang Anonim. 2005. Drug resistant
diberikan ekstrak bunga rosella dan salmonella. (Online), didownload
mencit yang hanya di berikan aquades pada tanggal 20_Sepetember 2010.
steril. Ini menunjukkan bahwa ekstrak Pada web
tersebut tidak dapat membunuh S. http://www.who.int/mediacenter/fa
thypimurium, sehingga dapat ctsheets/ fs139/en/ print. Html.
ditemukan dalam feses mencit.
Ekstrak bunga rosella diberikan _______. 2010. Roselle nganjuk.
secara oral, akan beredar keseluaruh [Internet]. Available from : URL:
pembuluh darah melalui penyerapan di http://rosellanganjuk.wordpress.co
usus. Telah diketahui di usus sendiri m/2010.01/24. Accesed Mei 10,
terdapat berbagai senyawa kimia yang 2012.
di duga dapat melisiskan senyawa-
senyawa kimia dari ekstrak tersebut Lenny, S. 2006. Senyawa flavonoida,
yang berguna sebagai antibakteri. fenilpropanoida dan alkaloida.
Sebagian besar senyawa tersebut akan [Karya Ilmiah]. Medan:
terbawa sebagai zat sisa metabolit, Universitas Sumatera Utara.
sedangkan yang beredar hanya sedikit
saja. Selain itu ekstrak yang digunakan Ross, I., A. 2003. Medical plants og the
dalam penelitian ini merupakan ekstrak world. 2 ed. New Jersey: Humana
kasar yang berupa kumpulan dari Press Inc;.p.267-269.
berbagai senyawa yang belum
terpisahkan sehingga memberikan efek Rostinawati, T. 2009. Aktivitas
yang tidak terlalu signifikan. Antibakteri Ekstrak Etanol Bunga
Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)
SIMPULAN Terhadap Escherichia Coli,
Dari hasil penelitian dan pembahasan Salmonella Typhi Dan
dapat diambil kesimpulan sebagai Staphylococcus Aureus Dengan
berikut Uji in vitro menunjukkan Metode Difusi Agar. Fakultas
adanya zona bening yang berarti Farmasi. Bandung: Universitas
esktrak bunga rosella memiliki Padjadjaran.
aktivitas antibakteri dengan daya
Tirta, A., S., M. 2010. Uji Aktivitas
hambatan yang kuat (diameter zona
Antibakteri Ekstrak Etil Asetat
bening 25 mm). Uji in vivo
Kelopak Rosella (Hibiscus
menunjukkan terdapatnya koloni
Sabdariffa Linn) terhadap
bakteri S. typhimurium pada mencit
Propionibacterium acne,
yang di berikan ekstrak bunga rosella Staphylococcus aureus, dan
dan aquadest, yang berarti esktrak
Escherichia coli serta Uji
18
Jurnal Ilmiah Biologi “Bioscientist” Vol. 1 No.1, ISSN 2338-5006

Bioautografi. Fakultas Farmasi,


Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta.

Yani, R., F. 2010. Uji Aktivitas


Antibakteri Ekstrak Metanol
Bunga Rosella (Hibiscus
sabdariffa l) terhadap Bakteri
Escherichia coli dan
Stapylococcus aureus.
Departemen Kimia Fakultas
Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam. Medan:
Universitas Sumatera Utara.

19

Anda mungkin juga menyukai