Anda di halaman 1dari 24

‫ربو معلا لمع ا مكعلع مالسلا‬

MANHAJ TARJIH MUHAMMADIYAH


(BAYANI, BURHANI DAN IRFANI)

DIBUAT: RUSLAN FARIADI AM, S.AG., M.S.I.


DISAMPAIKAN : DR. ISLAMIYATUR ROKHMAH.,S.AG.,M.S.I
PENGANTAR RUANG INGKUP IJTIHAD

a. Masalah-masalah yang terdapat dalam dalil zhanni.


Dalam literatur Ilmu Ushul Fikih para Ulama membedakan dalil dari
keberadaan (wurud) nya dan penunjukan (dalalah) hukumnya
masing-masing menjadi dua macam, yakni dalil qath’i wurud dan
qath’i dalalah, serta zhanni wurud dan zhani dalalah.
• Dalil qath’i wurud ;dalil yang keberadaannya bersifat pasti, karena
proses penyampaiannya meyakinkan dan tidak mungkin ada
keterputusan atau kebohongan dari para rawinyya.
Dalil yang digolongkan qath’i wurud, yakni al Qur’an dan al Sunnah
al mutawatirah.

•Dalil Qath’i dalalah ;dalil yang menunjukkan kepada makna yang


pasti dan tidak multi tafsir. Contoh; ‫ ل‬2/1‫ ( فصللا‬dan ‫ لل لل( لا ل‬3/1‫للا‬
dalam ayat tentang warisan.
Lanjutan….

•Dalil zhanni wurud; didasarkan pada


dugaan dalam penerimaannya, karena dalam
proses penyampaiannya kurang meyakinkan,
baik jumlah maupun kredibilitas para rawi

•Dalil zhanni dalalah; dalil yang tidak


menunjuk kepada satu makna tertentu (multi
interpretasi), seperti dalil yang menyebutkan
tentang ru’yah awal bulan Ramadlan dan
Syawwal, shurah, dan lain-lain.
Lanjutan…..

b. Masalah yang secara eksplisit


tidak terdapat dalam al Qur’an dan
as Sunnah. Dalam hal ini diperlukan
ijtihad dengan tetap bersumber pada al
Qur’an dan as Sunnah.
Majelis Tarjih dan Tajdid
Muhammadiyah?
Kata “tarjih” semula dimaksudkan sebagai suatu
kegiatan ijtihad yang dilakukan untuk memilih
mana diantara dalil-dalil dan pendapat yang
berkaitan dengan persoalan yang dibahas itu yang
dinilai lebih kuat.

Dalam perkembangan lebih lanjut “tarjih” dalam


dinamika Majelis tidak hanya kegiatan memilih
tetapi melakukan kerja ijtihad sebagaimana yang
diajarkan para ulama.
Makna Tajdid?
Tajdid dimaknai dengan dua pengertian:
1. Purifikasi, pemurnian yang dilakukan
dengan mengembalikan praktek dan
perilaku ummat sesuai dengan ajaran
Islam;
2. Dinamisasi, menangkap semangat
agama Islam untuk menjawab berbagai
tantangan zaman.
‫)‪Landasan Manhaj (1‬‬

‫‪ -‬ط يططا يا يطأيطأ نياوياطأ نيايا اهيأياي‬


‫طا ايا زايزكنميلإفيمك م رميلايىلوي‬
‫لابانيا ايوياا اهيأيوفيلكرميملزكيفي دري‬
‫اا ي يا ا يي اياطألأيمواطاي)‬
‫ا كل ولي‪(59‬‬
‫‪ -‬از يطم لميا اهيأيلخيانياز ي ا لمي كري‬
‫ل رايايففف)ا شحاي‪(5‬‬

‫‪-‬يببيافيلكرميمشايفيويل ماني ليطشاانميوي‬


‫‪Wasiat/Nasehat Imam Madzhab‬‬
‫‪ v‬و ايبدخيبيليطخ ليلر ايويمن ايا اايا اهيأي‬
‫لدايوي د رياهدميل ماليايبي ليصط ييأك وأ)‬
‫‪ v‬و ‪ :‬يا ي حايط اياطل فيل أااايلايمططليلنبيز ي‬
‫االتيا نر اياا لكأيلخيانيالبيز ميطيالتيا نر اي‬
‫اا لكأيل مالينيصز يي أيط م)‬
‫‪ v‬و ايالامميلايلر لي ا يهكأيمهيأيويلدايوي‬
‫د ريهدميللي يايي لكأيمهيأيويلدايوي د ري‬
‫هدميصزش‪:‬ااي أيابمطميا ح لنل)‬
‫‪ v‬ليملدا لياليملدايز ن ياليا حا لنلياليا اما ليالي‬
Pokok-pokok Manhaj Tarjih Muhammadiyah
1. Dalam menentukan sesuatu keputusan dilakukan dengan cara
musyawarah. Dalam menetapkan masalah ijtihad digunakan sistem
ijtihad jama’iy. Dengan demikian pendapat perorangan dari anggota
majelis tidak dapat dipandang kuat;

2. Di dalam berdalil, dasar utamanya adalah al-Quran dan as-sunnah (al-


maqbulah). Ijtihad dan istinbath atas dasar ‘illat terhadap hal-hal yang
tidak terdapat di dalam nash, dapat dilakukan sepanjang tidak
menyangkut bidang ta’abbudi dan memang merupakan hal yang
diajarkan dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia. Majelis Tarjih
menerima ijtihad termasuk qiyas sebagai cara dalam menetapkan hukum
yang tidak ada nashnya secara langsung;

3. Tidak mengikatkan diri pada suatu mazhab tetapi pendapat-pendapat


mazhab dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menetapkan hukum
sepanjang sesuai dengan jiwa al-Quran dan as-Sunnah atau dasar-dasar
lain yang dipandang kuat; (ini selaras dengan wasiat para imam
Mujtahid)
Lanjutan..............
4.Berprinsip terbuka dan toleran dan tidak beranggapan bahwa hanya
Majelis Tarjih yang paling benar.Keputusan diambil atas dasar
landasan dalil-dalil yang dipandang paling kuat yang didapat ketika
keputusan diambil. Koreksi dari siapapun akan diterima sepanjang
dapat memberikan dalil-dalil lain yang lebih kuat. Dengan demikian
Majelis Tarjih dimungkinkan mengubah keputusan yang pernah
ditetapkan;

5. Terhadap dalil-dalil yang mengandung ta’arudl digunakan cara al-


jam’u wat-tawfieq dan kalau tidak dapat diakukan baru dilakukan
tarjih, nasikh wal mansukh, hingga tawaqquf;

6. Menta’lil dapat dipergunakan untuk memahami kandungan dalil-dalil al-


Quran dan as-Sunnah seanjang sesuai dengan kandungan syari’ah. Adapun
kaidah “al-hukmu yaduru ma’a ‘illatihi wujudan wa’adaman” dalam hal-hal
tertentu dapat berlaku;
Lanjutan.......

7. Penggunaan dalil untuk menetapkan sesuatu hukum,


dilakukan dengan cara komprehensif, utuh dan bulat
tidak terpisah;
8. Dalam mengamalkan agama Islam menggunakan
prinsip at-taysir;
9. Dalam bidang ibadah mahdlah ketentuan-
ketentuannya diambil dari al-Quran dan as-Sunnah,
dengan pemahaman sesuai dengan petunjuk nash.
10. Dalam hal-hal yang termasuk al-umur ad-dunyawiyyah
pengunaan akal sangat diperlukan demi kemaslahatan
ummat;
METODE-METODE IJTIHAD
(1) Ijtihad Bayani
Secara epistemologis ijtihad Bayani adalah suatu cara
memperoleh pengetahuan dengan berpijak pada nash
baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara
langsung artinya menggunakan nash atau teks suci
sebagai sumber pengetahuan yang jadi. Dengan
demikian informasi hukum yang dimunculkan nash
diambil secara apa adanya. Sedangkan secara tidak
langsung maksudnya melakukan penyimpulan hukum
dengan berpijak pada nash tersebut. Dalam ungkapan
lain porsi nash dalam ijtihad bayani sangat dominan
daripada porsi penalaran akal.
Ciri-ciri lain model bayani
 Senantiasa berpijak pada dalil nash;
 Memperhatikan aspek kesahihan
transmissional;
 Berpegang pada makna zahir nash.
APLIKASINYA DALAM PERSOALAN KB

 Surat‫ل‬An-Nisa’‫ل‬ayat‫ل‬9:

‫ا خقيا يطأي ييماليايزأي دوامي مطأيفن ل ي لياي د اميلد رلياوي‬


‫اا لي يايهاطاا‬
“Dan hendaklah takut pada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang
mereka anak-anak yang lemah. Mereka khawatir terhadap kesejahteraan mereka. Oleh
sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan
perkataan yang benar”.

Selain‫ل‬ayat‫ل‬diatas‫ل‬masih‫ل‬banyak‫ل‬ayat‫ل‬yang‫ل‬berisi‫ل‬petunjuk‫ل‬tentang‫ل‬pelaksanaan‫ل‬KB‫ل‬diantaranya‫ل‬
ialah‫ل‬surat‫ل‬al-Qashas:‫ل‬77,‫ل‬al-Baqarah:‫ل‬195‫ل‬dan‫ل‬233,‫ل‬Lukman:‫ل‬14,‫ل‬al-Ahkaf:‫ل‬15,‫ل‬al-Anfal:‫ل‬53,‫ل‬
dan‫ل‬at-Thalaq:‫ل‬7.

 Dalam‫ل‬Hadits‫ل‬Nabi‫ل‬diriwayatkan:

‫أييطرنوويفيا ك تيصزروتي‬ ‫و ييطفيماميامنييطبك وي ايزأيطفيمامنمي‬


)‫د ر‬
Lanjutan.....
‫في فيلدميطكاا يصمااني‬ ‫• لك ي نهأي داي ااياهيأيوي‬
)‫زلدمي‬
Kami dahulu dizaman Nabi SAW melakukan azl, tetapi beliau tidak melarangnya.

‫ ررل اولررل ا(و‬


“Jangan bahayakan dan jangan lupa membahayakan orang lain.‫ل‬
Dari‫ل‬ayat-ayat‫ل‬dan‫ل‬hadis-hadis‫ل‬tersebut‫ل‬diatas‫ل‬dapat‫ل‬ditarik‫ل‬kesimpulan‫ل‬bahwa‫ل‬
petunjuk‫ل‬yang‫ل‬perlu‫ل‬dilaksanakan‫ل‬dalam‫ل‬KB‫ل‬antara‫ل‬lain,‫ل‬menjaga‫ل‬kesehatan‫ل‬
istri,‫ل‬mempertimbangkan‫ل‬kepentingan‫ل‬anak,‫ل‬memperhitungkan‫ل‬biaya‫ل‬hidup‫ل‬
berumah‫ل‬tangga,‫ل‬sehingga‫ل‬jangan‫ل‬sampai‫ل‬anak-anak‫ل‬mereka‫ل‬menjadi‫ل‬beban‫ل‬
bagi‫ل‬orang‫ل‬lain.

 Kaidah‫ل‬Fiqhiyah:

‫ا‬:‫اليلبيلايا ى ويال أأيأرايطاأي دايا ا بي دايمشاط‬


APLIKASINYA DALAM PERSOALAN
DONOR DAN BANK ASI
‫ْأَيطْمْابْيطْفَيطَرَمّيا اّفْ ْأْياْ ْدْاي‬:َ ‫اْا َيْا َاْااَي طَاَفَنَأْيطْا َْلبْنَأّيأْيَ ْ َأَيلْ زَدْ َأَ ي‬
‫يليمَوْ مّي‬ ْ ْ‫َيليمَنْدّلَي ْوَمّيوَلّ ياَهَنْا‬ ْ ‫ْنَاَا‬:َ َ ‫ْيَ َيبَي ْرَيمَمَبَاَأّياْلَلَيْمَاَأّي‬:َ ‫ا‬
‫اْا َاْاّي َيْ ْاَنْ يا ْْليزْيَ َيبّي ْرَي َيْ ْاَنَياْ ْدْايا َيْامَوَيزَذَبَي ْ َيْيلْإَفَيطْمْابْايلَبْ َلي ْأَي‬
‫ْ ياْوَفَيطْمْبَمَمَيطْفَيمْلَرْاَفَنَيايطْا َْلبْلَمَيل ْْاي‬:َ‫ْ ياْمْحْ اَمَي ل ْْايلَكْ اْي ْدْ َا‬:َ‫مْاْااَيزَكَا‬
‫ْ ي‬:َ ‫َيايطْفّيا دّرْي‬:ْ‫ْنَاَا َ ياْامّلَيايا دّرْياْا َد‬:َ َ ‫َرَمَيزْ ي ْمْ َرَمَي‬:ّ‫لَكْ اْي ْدْ َنَمَيو َ ْايهْد‬
)233‫ْدَيفْي ْبَ اّيصا الاالي‬:َ‫مْن‬
“Para‫ل‬ibu‫ل‬hendaklah‫ل‬menyusukan‫ل‬anak-anaknya‫ل‬selama‫ل‬dua‫ل‬tahun‫ل‬penuh,‫ل‬yaitu‫ل‬bagi‫ل‬yang‫ل‬
ingin‫ل‬menyempurnakan‫ل‬penyusuan.‫ل‬Dan‫ل‬kewajiban‫ل‬ayah‫ل‬memberi‫ل‬makan‫ل‬dan‫ل‬pakaian‫ل‬kepada‫ل‬
para‫ل‬ibu‫ل‬dengan‫ل‬cara‫ل‬ma’ruf.‫ل‬Seseorang‫ل‬tidak‫ل‬dibebani‫ل‬melainkan‫ل‬menurut‫ل‬kadar‫ل‬
kesanggupannya.‫ل‬Janganlah‫ل‬seorang‫ل‬ibu‫ل‬menderita‫ل‬kesengsaraan‫ل‬karena‫ل‬anaknya‫ل‬dan‫ل‬seorang‫ل‬
ayah‫ل‬karena‫ل‬anaknya,‫ل‬dan‫ل‬warispun‫ل‬berkewajiban‫ل‬demikian.‫ل‬Apabila‫ل‬keduanya‫ل‬ingin‫ل‬
menyapih‫ ل‬sebelum‫ل‬dua‫ل‬tahun‫لا‬dengan‫ل‬kerelaan‫ل‬keduanya‫ل‬dan‫ل‬permusyawaratan,‫ل‬maka‫ل‬tidak‫ل‬
ada‫ل‬dosa‫ل‬atas‫ل‬keduanya.‫ل‬Dan‫ل‬jika‫ل‬kamu‫ل‬ingin‫ل‬ankmu‫ل‬disusukan‫ل‬oleh‫ل‬orang‫ل‬lain,‫ل‬maka‫ل‬tidak‫ل‬
ada‫ل‬dosa‫ل‬bagimu‫ل‬apabila‫ل‬kamu‫ل‬memberikan‫ل‬pebayaran‫ل‬menurut‫ل‬yang‫ل‬patut.‫ل‬Bertakwalah‫ل‬
Lanjutan......
‫اْطْاَأْ َكْ يو َ ْايط َ ِيزَيهْايطْفَيطْمَفَنَ رَيلْإَ ْاي َوَخَي ْدْ َرَيلْوْ َلَ رَيلَليا َ ْمِيا ْْليمْخْ لَلي‬
)7‫َاَهْدَ أْيصا لبللي‬:َ ‫ا ْْليمْشَهْ َليو َ ّ يمْابانَيو َ ْ َيَياْلْ َدَينَيزَأْيا‬
“Dan Kami ilhamkan kepada ibu Musa; susuilah dia, dan apabila kamu khawatir terhadapnya maka
jatuhkanlah (hanyutkanlah) dia ke sungai (Nil), dan janganlah kamu khawatir dan jangan (pula) bersedih
hati, karena sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya (salah seorang)
dari para rasul. (QS. Al-Qashas: 7) => Kondisi darurat…

‫اْ َ ْخَقْيا ّيَطأْي ْيَيمْاْلَيايزَأَي ْدَوَاَمَي َمِطّأَيفَنْ لَ ي ْ لَياي ْدْ َاَمَيلْدَ ْرّلَيايا دّرْي‬
)9‫اْ َ ْلَي َيايبْي ََليهْاَطاَايصا كل ولي‬
“Dan‫ل‬hendaklah‫ل‬takut‫ل‬orang-orang‫ل‬yang‫ل‬seandainya‫ل‬meninggalkan‫ل‬dibelakang‫ل‬mereka‫ل‬generasi‫ل‬
yang‫ل‬lemah,‫ل‬yang‫ل‬mereka‫ل‬khawatir‫ل‬terhadap‫ ل‬kesejahteraan‫لا‬mereka.‫ل‬Oleh‫ل‬sebab‫ل‬itu,‫ل‬hendaklah‫ل‬
mereka‫ل‬bertakwa‫ل‬kepada‫ل‬Allah‫ل‬dan‫ل‬hendaklah‫ل‬mereka‫ل‬mengucapkan‫ل‬perkataan‫ل‬yang‫ل‬benar.”‫ل‬
QS.‫ل‬An-Nisa’:‫ل‬9‫ا‬

Kelemahan‫ل‬yang‫ل‬dikhawatirkan:
1.Lemah‫ل‬iman‫لللللللللللللل>=لللللللللللللل‬al-Quwwah‫ل‬al-Imaniyah/I’tiqadiyyah
2.Lemah‫ل‬Fisik‫لللللللللللللل>=لللللللللللللل‬al-Quwwah‫ل‬al-Jasadiyah
3.Lemah‫ل‬Harta‫لللللللللللللل>=للللللللللللل‬al-Quwwah‫ل‬al-Maliyah
2. Metode Burhani
 Kata‫ع‬Burhani‫ع‬berasal‫ع‬dari‫ع‬kata‫ع‬al-burhan‫ع‬yang‫ع‬dalam‫ع‬bahasa‫ع‬
Arab‫ع‬dimakna‫ع‬sebagai‫ع‬al-hujjah al-fashilah al-bayinnah.
‫ع‬
 Dalam‫ع‬perspektif‫ع‬logika,‫ع‬al-burhan‫ع‬dimaknai‫ع‬sebagai‫ع‬aktifitas‫ع‬
pikir‫ع‬yang‫ع‬menetapkan‫ع‬kebenaran‫ع‬sesuatu‫ع‬melalui‫ع‬metode‫ع‬
penalaran‫ع‬dengan‫ع‬mengaitkan‫ع‬IPTEK‫ع‬beserta‫ع‬argumentasinya.‫ع‬
Dalam‫ع‬bahasa‫ع‬yang‫ع‬sederhana‫ع‬burhan‫ع‬artinya‫ع‬aktifitas‫ع‬berfikir‫ع‬
untuk‫ع‬menentukan‫ع‬kebenaran‫ع‬sesuatu;

 Dalam‫ع‬kaitannya‫ع‬dengan‫ع‬nash‫ع‬sebagai‫ع‬sumber‫ع‬kebenaran,‫ع‬
pendekatan‫ع‬burhani‫ع‬merupakan‫ع‬perpaduan‫ع‬antara‫ع‬kebenaran‫ع‬
nash‫ع‬dengan‫ع‬realitas‫ع‬kongkrit‫ع‬dalam‫ع‬satu‫ع‬jalinan;

 Jika‫ع‬menghitung‫ع‬porsi‫ع‬akal‫ع‬dalam‫ع‬metode‫ع‬ijtihad‫ع‬burhani‫ع‬
perannya‫ع‬lebih‫ع‬besar‫ع‬daripada‫ع‬dalam‫ع‬metode‫ع‬bayani.‫ع‬Disini‫ع‬akal‫ع‬
digunakan‫ع‬untuk‫ع‬mengkorespondensi‫ع‬kebenaran‫ع‬nash.‫ع‬
Aplikasinya dalam Persoalan KB
1. Cara kerjanya:‫ل‬Mencegah‫ل‬kehamilan‫ ل‬man’u al-haml‫لا‬dan‫ل‬
menggugurkan‫ل‬kehamilan‫ ل‬isqat al-haml‫?ا‬
2. Bahan pembuatannya:‫ل‬Harus‫ل‬berasal‫ل‬dari‫ل‬bahan‫ل‬yang‫ل‬halal‫ل‬dan‫ل‬
suci,‫ل‬serta‫ل‬tidak‫ل‬menimbulkan‫ل‬implikasi‫ل‬yang‫ل‬membahayakan‫ل‬
mudlarat‫لا‬bagi‫ل‬kesehatan.
3. Sifatnya:‫ل‬apakah‫ل‬ia‫ل‬hanya‫ل‬pencegahan‫ل‬kehamilan‫ل‬sementara‫ل‬atau‫ل‬
bersifat‫ل‬pemandulan‫ل‬permanen‫ ل‬ta’qim‫?ا‬
4. Pemasangannya:‫ل‬Bagaimana‫ل‬dan‫ل‬siapa‫ل‬yang‫ل‬memasang‫ل‬alat‫ل‬
kontrasepsi‫ل‬tersebut?‫ ل‬Hal‫ل‬ini‫ل‬berkaitan‫ل‬dengan‫ل‬masalah‫ل‬hukum‫ل‬
melihat‫ل‬aurat‫ل‬orang‫ل‬lain‫ا‬.
5. Implikasinya: alat‫ل‬kontrasepsi‫ل‬terhadap‫ل‬kesehatan‫ل‬penggunanya.
APLIKASINYA DALAM PERSOALAN
DONOR DAN BANK ASI
 Nilai Maslahah bagi Bayi, antara lain;
1. Bersih,‫ل‬mudah‫ل‬dicerna‫ل‬dan‫ل‬diserap‫ل‬dibanding‫ل‬susu‫ل‬pormula
2. ASI‫ل‬mengandung‫ل‬zat–zat‫ل‬gizi‫ل‬berkualitas‫ل‬tinggi‫ل‬yang‫ل‬berguna‫ل‬
untuk‫ل‬pertumbuhan‫ل‬dan‫ل‬perkembangan‫ل‬bayi‫ل‬
3. Bermanfaat‫ل‬untuk‫ل‬kecerdasan.
4. Meningkatkan‫ل‬kekebalan,‫ل‬sehingga‫ل‬bayi‫ل‬tidak‫ل‬mudah‫ل‬sakit.
5. Kontak‫ل‬langsung‫ل‬antara‫ل‬ibu‫ل‬dengan‫ل‬bayi‫ل‬akan‫ل‬membentuk‫ل‬ikatan‫ل‬
k a s i h ‫ ل‬s a y a n g ‫ ل‬y a n g ‫ ل‬b i s a ‫ ل‬m e m b a n t u ‫ ل‬p e r t u m b u h a n ‫ ل‬d a n‫ل‬
perkembangan‫ل‬psikologis‫ل‬bayi.
6. Dan‫ل‬Lain-lain.
Lanjutan.....
 Nilai Maslahah bagi Ibu, antara lain;
v Menyusui‫ل‬dapat‫ل‬menunda‫ل‬haid‫ل‬dan‫ل‬kehamilan‫ ل‬berfungsi‫ل‬sebagai‫ل‬
kontrasepsi‫ا‬,‫ل‬dan‫ل‬Mengurangi‫ل‬resiko‫ل‬kanker‫ل‬payudara.‫ ل‬Armogida‫ل‬2004‫ا‬
v Mengurangi‫ل‬kanker‫ل‬indung‫ل‬telur‫ ل‬Ovarium‫لا‬dan‫ل‬kanker‫ل‬rahim‫ل‬dan‫ل‬
Mencegah‫ل‬pendarahan‫ل‬setelah‫ل‬melahirkan.‫ل‬
v Mempercepat‫ل‬pengecilan‫ل‬rahim‫ل‬setelah‫ل‬melahirkan.‫ل‬
v Mengurangi‫ل‬pengeroposan‫ل‬tulang.‫ ل‬Karisson‫ل‬MK‫ل‬2005‫ا‬
v Mengurangi‫ل‬resiko‫ل‬rheumatik‫ ل‬Karison‫ل‬EW‫ل‬2004‫ا‬
v Mengurangi‫ل‬resiko‫ل‬kegemukan‫ ل‬Kac‫ل‬G‫ل‬Benicio‫ل‬MHDA‫ل‬2004‫ا‬
v Mempercepat‫ل‬bentuk‫ل‬rahim‫ل‬kembali‫ل‬ke‫ل‬keadaan‫ل‬sebelum‫ل‬hamil
v Mudah‫ل‬dan‫ل‬praktis‫ل‬serta‫ل‬hemat.
v Dan‫ل‬Lain-lain.
3. Metode Ijtihad Irfani
• Kata irfani berasal dari kata ’arafa –ya’rifu-irfanan yang secara tradisional
dimaknai sebagai ma’rifah atau pengetahuan, juga dimaknai sebagai kasyf
atau pengetahuan yang diraih melalui latihan bathin. Pengertian terakhir
lebih dapat dipahami jika menyelisik kata ahlul irfan yang sering juga
disamakan dengan mutashawwifin atau para ulma tashawwuf;

• Pendekatan irfani secara metodologis dipraktekan dengan lebih bertumpu


pada instrument pengalaman batin, dzauq, qalb, wijdan, bashirah atau
intuisi. Sedangkan metodenya mempraktekkan kasyf dan iktisyaf;

• Contoh penggunaan metode irfani dalam persoalan KB dan Donor/Bank


Asi; Pertimbangan Jenis kelamin orang yang memasang, cara dan
jenisnya. Pertimbangan mengetahui pendonor; implikasi nasab dan
berterima kasih kepada pendonor sebagai wujud syukur kepada Allah swt .
PENGEMBANGAN MANHAJ (MUNGKIN) DILAKUKAN
DENGAN MEMPERHATIKAN PRINSIP-PRINSIPNYA
 Al-muraa’at‫(ع‬konservasi)‫ع‬artinya‫ع‬pelestarian‫ع‬nilai-nilai‫ع‬dasar‫ع‬
yang‫ع‬termuat‫ع‬dalam‫ع‬wahyu‫ع‬untuk‫ع‬menyelesaikan‫ع‬persoalan‫ع‬
kehidupan.‫ع‬Ini‫ع‬dilakukan‫ع‬dengan‫ع‬upaya‫ع‬furifikasi‫ع‬atau‫ع‬
pemurnian‫ع‬ajaran‫ع‬Islam.‫ع‬Prinsip‫ع‬ini‫ع‬dipraktekkan‫ع‬pada‫ع‬bidang‫ع‬
akidah‫ع‬dan‫ع‬ibadah;
 At-tahdits (modernisasi)‫ع‬artinya‫ع‬upaya‫ع‬pelaksanaan‫ع‬ajaran‫ع‬
Islam‫ع‬guna‫ع‬memenuhi‫ع‬tuntutan‫ع‬spiritual‫ع‬ummat‫ع‬sesuai‫ع‬dengan‫ع‬
perkembangan‫ع‬zaman‫ع‬dan‫ع‬tempat.‫ع‬Ini‫ع‬dilakukan‫ع‬dengan‫ع‬
melakukan‫ع‬reaktualisasi,‫ع‬reinterpretasi‫ع‬dan‫ع‬revitalisasi‫ع‬ajaran‫ع‬
Islam;
 Al-ibtikar‫(ع‬kreasi),‫ع‬penciptaan‫ع‬rumusan‫ع‬pemikiran‫ع‬Islam‫ع‬secara‫ع‬
kreatif,‫ع‬konstruktif‫ع‬dalam‫ع‬menyahuti‫ع‬persoalan‫ع‬kekinian.‫ع‬Ini‫ع‬
dilakukan‫ع‬dengan‫ع‬menemukan‫ع‬dan‫ع‬menerima‫ع‬nilai-nilai‫ع‬yang‫ع‬
tidak‫ع‬bertentangan‫عع‬dengan‫ع‬nilai‫ع‬Islam‫ع‬melalui‫ع‬seleksi‫ع‬yang‫ع‬
ketat‫ع‬dan‫ع‬komprehensif.
‫ربو معلا لمع ا مكعلع مالسلا‬

Anda mungkin juga menyukai