Anda di halaman 1dari 19

Saat2 “sulit”

dalam KIP/K

Oleh
sr u n, S ST
ri ya n ti A
Fit
Situasi2 “sulit” dalam
konseling

 Klien tidak mau berbicara (diam).

 Klien tidak berhenti menangis.

 Konselor menyakini bahwa tidak ada penyelesaian bagi masalah


klien.

 Konselor melakukan suatu kesalahan.

 Konselor tidak mengetahui jawaban dari pertanyaan yang diajukan


klien.

 Klien menolak bantuan konselor

 Klien tidak nyaman dengan jenis kelamin (jender), umur, latar


belakang, suku, adat, dsb, dari konselor
Sambungannya ji..

8. Waktu yang dimiliki konselor terbatas.

9. Konselor tidak dapat menciptakan `rapport` (hubungan) yang baik.

10. Konselor dan klien sudah saling kenal.

11. Klien menanyakan hal2 yang sangat pribadi kepada konselor.

12. Klien berbicara terus dan yang dibicarakan tidak sesuai dengan
materi pembicaraan.

13. Konselor merasa dipermalukan dengan suatu topik pembicaraan.

14. Keadaan “kritis”.


Upaya mengatasi saat2 `sulit`
dalam konseling.
 Diam

Klien tidak mau berbicara


selama beberapa waktu. Hal
ini terjadi pada klien2 yang
merasa cemas atau marah.
 Klien menangis

Klien yang menangis tersedu-sedu


membuat konselor merasa tidak
nyaman. Reaksi wajar yang dapat
kita lakukan adalah berusaha
menenangkan, tetapi hal ini tidak
selalu menguntungkan dalam
konseling.
 Konselor menyakini bahwa tidak
ada pemecahan bagi masalah klien.

Kondisi ini biasanya mencemaskan,


konselor merasa tidak tahu harus berbuat
apa. Perlu diingat bahwa fokus utama
konseling adalah pada subjek/orangnya,
bukan pada masalahnya.
 Konselor melakukan
kesalahan

Dalam banyak hal, konselor dapat


melakukan suatu kesalahan, konselor
mungkin salah mengartikan maksud
kata-kata klien, konselor mungkin tidak
berkonsentrasi sehingga bertanya
berkali-kali kepada klien tentang suatu
hal, konselor mungkin memberikan
informasi yang salah, konselor mungkin
merasa malu atau marah karena ucapan
klien.
 Konselor tidak tahu jawaban dari
pertanyaan klien

Hal ini merupakan kecemasan yang biasa


diutarakan konselor. Seperti situasi sebelumnya,
sudah sepantasnya mengatakan bahwa konselor
tidak dapat menjawab pertanyaan klien, tetapi
akan berusaha mencari informasi tersebut untuk
klien.
 Klien menolak bantuan
konselor

Pada pertemuan pertama, penting


sekali menjajaki mengapa atau apa
yang mendorong klien datang
untuk konsultasi, banyak klien
yang merasa terpaksa datang,
mungkin karena diperintah oleh
mertua, mungkin karena takut
mengetahui ada sesuatu dengan
kondisi kesehatannya, dsb.
 Klien merasa tidak nyaman
dengan jenis kelamin konselor

Kesulitan ini diucapkan klien


dengan mengatakan : “ Saya
canggung membicarakan hal ini
dengan wanita “. “ Saya
mengharap berhadapan dengan
laki-laki. “ kemungkinan hal ini
tidak disampaikan secara verbal,
tetapi konselor dapat melihat dari
sikap klien.
 Waktu yang dimiliki
konselor terbatas

Sebaiknya sejak awal pertemuan klien


mengetahui beberapa lama waktu konselor
yang tersedia untuk dia. Karena ada saat
dimana konselor tidak memiliki waktu
sebanyak biasanya. Karena itu konselor
sebaiknya memberikan informasi tersebut
beberapa saat sebelum pertemuan, meminta
maaf, menjelaskan sebab keterbatasan
waktunya, dan menunjukkan bahwa konselor
mengharapkan bertemu klien pada
pertemuan selanjutnya.
9 onselor tidak dapat menciptakan `rappo
K
rt` (hubungan) yang baik.

Akan lebih baik konselor minta pendapat


kepada teman sesama petugas di kliniknya
untuk mengamati pertemuan dan melihat
dimana letak kesulitannya, apakah ada
sikap klien yang membuat konselor
merasa ditolak klien.
10. Konselor dan klien
sudah saling kenal

Kalau hubungan ini biasa-biasa saja (tidak terlalu


akrab) konselor dapat melayani seperti pada
umumnya, tetapi perlu ditekankan bahwa
kerahasiaan akan tetap terjaga, apabila
hubungan konselor dan klien sangat akrab, perlu
disampaikan kepada klien bahwa lebih baik
pindah kekonselor lain yang melayani konseling.
11. Klien menanyakan hal-
2 yang sangat pribadi
kepada konselor.

Hubungan konselor dan klien


adalah hubungan profesional,
bukan hubungan sosial.
12. Klien berbicara terus dan yang
dibicarakan tidak sesuai dengan materi
pembicaraan.

Situasi ini kebalikan dari situasi dimana klien


tidak mau berbicara, tetapi sama2 menimbulkan
kecemasan dan kesulitan bicara bagi konselor.
13. Konselor merasa
dipermalukan dengan
suatu topik pembicaraan

Dapat terjadi suatu kondisi dimana


klien mengatakan sesuatu yang
membuat konselor merasa malu.
Semakin banyak konselor berlatih
menghadapi hal2 sensitif, semakin
mudah ia mengenali situasi yang
rentan dan semakin siap ia
menghadapi situasi tersebut.
14. Keadaan “kritis”.

Bila klien datang dalam keadaan “kritis”,


yaitu antara hidup dan mati klien, maka
bidan harus bersikap lebih direktif,
langsung melakukan tindakan
penyelamatan. Komunikasikan dengan
tegas tetapi keadaan darurat tersebut
kepada keluarga.
Materi ini dibuat
Oleh
Fitriyanti asrun, SST

UntuK MahasiswakU YanG TercintA

Terima Kasih dan By.. By..!

Anda mungkin juga menyukai