PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam praktek kebidanan, pemberian asuhan kebidanan yang berkualitas
sangat dibutuhkan. Kualitas kebidanan ditentukan dengan cara bidan membina
hubungan, baik sesama rekan sejawat ataupun dengan orang yang diberi asuhan.
Upaya meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan juga ditentukan oleh
ketrampilan bidan untuk berkomunikasi secara efektif dan melakukan konseling
yang baik kepada klien.
Konseling merupakan proses pemberian informasi obyektif dan lengkap,
dilakukan secara sistematik dengan panduan komunikasi interpersonal, teknik
bimbingan dan penguasaan pengetahuan klinik yang bertujuan untuk membantu
seseorang mengenali kondisinya saat ini, masalah yang sedang dihadapi, dan
menentukan jalan keluar atau upaya mengatasi masalah tersebut.
Kegiatan komunikasi interpersonal merupakan kegiatan sehari-hari yang
paling banyak dilakukan oleh manusia sebagai mahluk sosial. Sejak bangun tidur
di pagi hari sampai tidur lagi di larut malam, sebagian besar dari waktu kita
digunakan untuk berkomunikasi dengan manusia yang lain. Dengan demikian
kemampuan berkomunikasi merupakan suatu kemampuan yang paling dasar.
Akan tetapi dalam kehidupan sehari-hari kita sering mengalami perbedaan
pendapat, ketidaknyamanan situasi atau bahkan terjadi konflik yang terbuka yang
disebabkan adanya kesalahfahaman dalam berkomunikasi. Menghadapi situasi
seperti ini, manusia baru akan menyadari bahwa diperlukan pengetahuan
mengenai bagaimana cara berkomunikasi yang baik dan efektif.yang harus
dimiliki seorang manusia.
Efektifitas seorang komunikator dapat dievaluasi dari sudut sejauh mana
tujuan-tujuan tersebut dicapai. Persyaratan untuk keberhasilan komunikasi adalah
mendapat perhatian. Jika pesan disampaikan tetapi penerima mengabaikannya,
maka usaha komunikasi tersebut akan gagal. Keberhasilan komunikasi juga
tergantung pada pemahaman pesandan penerima. Jika penerima tidak mengerti
pesan tersebut,maka tidaklah mungkin akan berhasil dalam memberikan informasi
1
atau mempengaruhinya. Bahkan jika suatu pesan tidak dimengerti, penerima
mungkin tidak meyakini bahwa informasinya benar, sekalipun komunikator
benar-benar memberikan arti apa yang dikatakan.
Kemampuan berkomunikasi interpersonal yang baik dan efektif sangat
diperlukan oleh manusia agar dia dapat menjalani semua aktivitasnya dengan
lancar. Terutama ketika seseorang melakukan aktivitas dalam situasi yang formal,
misal dalam lingkungan kerja. Lebih penting lagi ketika aktivitas kerja seseorang
adalah berhadapan langsung dengan orang lain dimana sebagian besar
kegiatannya merupakan kegiatan komunikasi interpersonal. Agar komunikasi
dapat berjalan lancar, maka dibutuhkan keahlian dalam berkomunikasi. Dan
tidaklah semua orang memiliki communication skill. Banyak orang yang
berkomunikasi hanya mengandalkan gaya yang dipakai sehari-hari. Mereka
menganggap cara komunikasi yang mereka pakai sudah benar. Padahal kalau
dicermati masih banyak kesalahan dalam berkomunikasi.
B. Rumusan Masalah
1.Bagaimana mengatasi hambatan-hambatan dalam menerapkan
keterampilan KIP/K
2.Bagaimana proses dan praktik konseling dalam kegiatan asuhan
kebidanan
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui mengatasi hambatan-hambatan dalam menerapkan
keterampilan KIP/K
2. Untuk mengetahui proses dan praktik konseling dalam kegiatan asuhan
kebidanan.
D. Manfaat Penulisan
Pembaca diharapkan memahami tentang mengatasi hambatan-hambatan
dalam menerapkan keterampilan KIP/K dan memahami proses dan praktik
konseling dalam kegiatan asuhan kebidanan.
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Klien Diam
Klien tidak mau bicara selama beberapa waktu. Hal ini terjadi pada klien-
klien yang merasa cemas atau marah. Hal ini biasa terjadi pada awal
pertemuan. Namun kadang-kadang juga terjadi pada pertengahan
pertemuan. Mungkin hal tersebut terjadi karena klien merasa berat
menceritakan hal-hal yang pribadi atau rahasia tentang dirinya atau ia tidak
senang dengan konselor. Kadang-kadang klien diam karena sedang berfikir
atau memperhatikan dengan seksama.
Upaya mengatasinya :
c. Bila klien diam karena marah, berikan suasana hening selama beberapa
saat, pandang klien, dan perlihatkan sikap tubuh yang menunjukkan
perhatian.
d. Bila klien diam karena sedang berfikir, konselor tidak perlu berusaha
memecahkan kesunyian, juga tidak perlu menunjukkan sikap tidak
menerima.
3
2. Klien Menangis Terus-Menerus.
a. Tunggu beberapa saat, bila klien terus menerus menangis katakan tidak
apa-apa karena menangis adalah reaksi wajar. Hal ini membuat klien
merasa bebas mengekspresikan alasannya menangis. Bidan dapat
menanyakan alasan klien dengan lembut.
b. Tenangkan klien dengan memberi sentuhan misalnya dengan menepuk
bahu, mengusap punggung atau dengan memegang tangan klien secara
hati-hati. Faktor budaya, usia dan jenis kelamin dari konselor maupun
klien harus diperhatikan, yang penting adalah bahwa hubungan
professional (bukan sosial) antara konselor dan klien harus tetap dijaga.
a. Salah satu langkah yang dapat dilakukan terhadap klien yang mendesak
ingin dibantu konselor dalam memecahkan masalahnya adalah dengan
mengatakan pada klien bahwa meskipun konselor tidak dapat mengubah
keadaan, tetapi konselor akan selalu menyediakan waktu untuk klien.
4
b. Ekspresikan rasa simpati. Terkadang hal tersebutlah yang diinginkan
klien. Berikan saran kepada klien seseorang yang dapat membantunya.
5
c. Rujuk klien kepada konselor atau bidan lain yang lebih kompeten.
Diskusikan dengan supervisior, teman sejawat dan berikan pemecahan
masalahnya yang tepat.
Pada pertemuan pertama penting sekali menjajaki mengapa atau apa yang
mendorong klien datang untuk konsultasi. banyak klien yang merasa
terpaksa datang, mungkin karena diperintah oleh mertua, mungkin karena
takut mengetahui ada sesuatu dengan kondisi kesehatannya.
Upaya mengatasinya :
Suryati Romauli, SST. 2013. Komunikasi Bidan. Jakarta : TIM. Hal : 129-130.
endiskusikan kebutuhan-kebutuhan ibu".
a. Apabila klien sama sekali tidak mau bicara, tekankan pada hal-hal
positif, paling tidak ia sudah datang dan berkenalan dengan konselor,
mungkin ia mau mempertimbangkan kembali. Sarankan untuk
melakukan pertemuan lanjutan.
6
8. Waktu yang dimiliki konselor terbatas
Kadang-kadang rapport yang baik dengan klien sulit terjadi. Hal ini bukan
berarti konseling harus di akhiri atau mengirimkan klien kepada konselor
lain.
Upaya mengatasinya :
Suryati Romauli, SST. 2013. Komunikasi Bidan. Jakarta : TIM. Hal : 130-131.
klien yang membuat konselor merasa ditolak. Segala kemungkinan perlu
dijaga, salah satu aspek penting dari pelatihan adalah sebelum konseling
yang sesungguhnya dilakukan.
Pada sekelompok masyarakat kecil biasanya antara konselor dan klien sudah
saling kenal.
7
Upaya mengatasinya :
a. Kalau hubungan ini biasa-biasa saja (tidak terlalu akrab), konselor dapat
melayani seperti pada umumnya, tetapi perlu ditekankan soal kerahasiaan
klien dan privasinya. Selain itu konselor akan bersikap sedikit berbeda
dengan sikap diluar konseling terhadap klien sebagai temannya.
b. Bila hubungan sangat akrab, perlu disampaikan pada klien bahwa bila
klien menginginkan, dapat diatur pertemuan dengan konselor atau bidan
lainnya. Berdasarkan pengalaman, hubungan akrab ini akan sangat
mempengaruhi jalannya konseling.
11. Klien berbicara terus dan yang diharapkan tidak sesuai dengan materi
pembicaraan
Situasi ini kebalikan dari situasi dimana klien tidak mau berbicara, tetapi
sama-sama menimbulkan kecemasan dan kesulitan bicara bagi konselor.
Upaya mengatasinya :
8
Hal ini sebaiknya tidak dilakukan karena beberapa alasan. Hal ini akan
mengalihkan perhatian konselor dari klien. Hal ini mengarah pada
serangkaian pertanyaan yang pada awalnya bersifat ringan saja, lama
kelamaan pertanyaan menjurus kepada masalah-masalah pribadi yang tidak
ingin dijawab konselor.
Upaya mengatasinya :
Dapat terjadi suatu kondisi dimana klien mengatakan sesuatu yang membuat
konselor merasa malu. Semakin banyak konselor berlatih mengahadapi hal-
hal sensitif semakin mudah ia mengenali situasi yang rentan dan semakin
siap ia menghadapi situasi tersebut. Meskipun demikian, konselor mungkin
merasa malu.
Upaya mengatasinya :
9
Suryati Romauli, SST. 2013. Komunikasi Bidan. Jakarta : TIM. Hal : 132-133.
Bila klien datang dalam keadaan kritis yaitu antara hidup dan mati, maka
bidan harus bersikap direktif, langsung melakukan tindakan penyelamatan.
Komunikasikan dengan tegas tapi sopan keadaan darurat tersebut kepada
keluarga.
Upaya mengatasinya :
10
1. Proses konseling dalam kegiatan asuhan kebidanan
Suryati Romauli, SST. 2013. Komunikasi Bidan. Jakarta : TIM. Hal : 123.
klien, tokoh masyarakat dan sebagainya.
Serta merupakan dasar dari proses pemberian bantuan. Hubungan
yang baik akan memudahkan klien untuk mema- hami saran sehingga a
mau mengikutinya, klien merasa puas dan akan kembali lagi untuk
memeriksakan diri ke bidan. Tahapan awal dalam pembinaan hubungan
baik yaitu :
b) Mempersilahkan duduk.
c) Bersabar.
11
h) Menanyakan alasan kedatangan klien.
Suryati Romauli, SST. 2013. Komunikasi Bidan. Jakarta : TIM. Hal : 124-125.
sikap klien terhadap konselor dan kesulitan selama berkomunikasi.
12
b. Konselor membantu memberikan alternatif pemecahan ma- salah
dengan segala konsekuensinya. Bidan memberikan beberapa pilihan
penyelesaian pemecahan masalah dan klien memilih sendiri dari
beberapa pilihan yang diberikan.
Suryati Romauli, SST. 2013. Komunikasi Bidan. Jakarta : TIM. Hal : 125-126.
13
Bidan : Ibu
, sudah hamil bulan merasa mual dan ada kejengkelan terhadap perubahan
fisik ibu !
Klien : Ya Bu..
Bidan : Sudah berapa lama ibu menikah ? dan apakah ibu sudah
berkeinginan untuk mempunyai anak ?
Klien : Saya menikah sudah satu tahun dan memang ingin
mempunyai anak..
Bidan : Oohh jadi ibu ingin punya anak kan ?
Klien : Ya Bu ..
Bidan : Sebentar ya Bu, Saya ukur tekanan darah ibu, permisi ya
Bu .. (sambil menggulung lengan baju ibu hamil). Bagaimana
perasaan ibu dengan kehamilan ini (sambil mengukur tekanan
darah ibu).
Klien : Senang sekali Ibu, apalagi ini adalah anak pertama saya
(sambil tersenyum).
Bidan : Pasti keluarga ibu juga senang ya bu, darah ibu normal
Klien : Berapa Ibu Bidan
Bidan : 120/ 80 mmHg
Klien : Jadi Ibu Bidan, bagaimana kehamilan saya ini ?
Bidan : Begini Bu, kehamilan ibu merupakan suatu proses dari
pembuahan (konsepsi) sampai kelahiran janin biasanya 9 bulan
7 hari dan juga kehamilan Ibu merupakan proses alamiah
(normal) dan bukan proses abnormal tetapi kondisi normal
dapat menjadi abnormal.
Klien : Bagaimana dengan kondisi umur kehamilan saya yang
sekarang ?
Bidan : Pada umumnya ibu hamil pada kehamilan 3 bulan seperti ibu
akan mengalami perubahan fisik seperti yang ibu katakan tadi,
mual dan ingin muntah, nanti ibu juga enggan makan dan
mengidam, dan juga ada perubahan pada payudara ibu, seperti
payudara lebih besar dari biasanya, terasa penuh, berat, nyeri
14
kalau ditekan. Areola hitam. Ibu juga akan merasa letih dan
merasa ngantuk, dan akan sering BAK dan perut ibu akan
terasa panas, dan perut ibu akan terasa kembung dan perih.
Klien : Jadi, apakah hal-hal yang harus saya lakukan ibu bidan untuk
membantu mengurangi masalah atau perubahan fisik yang saya
alami ?
Bidan : Ada Bu ........! kalau ibu mual muntah, ibu dapat melakukan
tindakan seperti makan makanan kaya protein dan karbohidrat
seperti nasi putih secukupnya, tetapi kalau ibu kurang selera
makan nasi putih, ibu bisa menggantinya dengan makanan
bubur beras, cracckers, dan juga ibu memakan daging-
dagingan atau telur ayam dan ibu juga harus banyak minum,
dan minuman yang mau ibu minum tergantung selera ibu, bisa
sop, susu, koktail dan sebagainya yang bisa mengurangi rasa
mual dan muntah ibu. Tetapi kalau ibu merasa lebih mual
dengan mengomsumsi cairan tadi, ibu bisa ganti dengan
makanan padat dengan kandungan air yang lebih tinggi seperti
buah, sayuran (selada, melon, jeruk). Dan ibu harus
menghindari pandangan, aroma, dan rasa makanan yang
membuat ibu merasa mual. Ibu bisa makan lebih sering
meskipun belum merasa lapar karena bila lambung kosong,
asam lambung akan menyebabkan iritasi. Menyikat gigi
dengan pasta gigi yang tidak menyebabkan mual, setiap habis
mual kumur dengan obat kumur yang tidak menyebabkan
muntah, kalau ibu enggan makan, ibu perlu mengganti
makanan dengan yang ibu sukai. Dan perubahan pada
payudara ibu itu terjadi pada semua wanita hamil karena
bertujuan menyiapkan ibu untuk memberi makan bayi ibu
kelak bila lahir. Karena itu, ibu harus menggunakan bra yang
menyokong payudara sehingga mengurangi kecendrungan
mengendur. Bila ibu merasa letih, ibu perlu banyak beristirahat
atau tidak banyak bekerja dan soal ibu yang sering BAK, itu
15
wajar pada ibu hamil seperti ibu tapi ibu bisa mengurangi
dengan cara memiringkan tubuh kedepan pada saat ibu BAK,
dan juga ibu membatasi minum mulaim pukul 4 sore.tetapi
jangan melampaui batas kebutuhan ibu.
Klien : Selain yang ibu jelaskab tadi, apakah masih ada yang harus
saya perhatikan untuk menjaga kehamilan saya ini bu bidan?
Bidan : (tersenyum), masih ada..
Klien : Apa hubungannya bu meroko dengan hamil
16
Bidan : Hati-hati ya Bu...!!!
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
18
DAFTAR PUSTAKA
Suryati Romauli, SST. 2013. Komunikasi Bidan. Jakarta : TIM.
19