Anda di halaman 1dari 32

Salah satu modal dasar yang harus dimiliki manusia dalam

mematangkan kepribadian dapat dilihat dari kemampuan


dalam berkomunikasi.
Dalam keadaan normal dan sehat manusia akan mampu
berkomunikasi secara lancar dan tidak ada hambatan. Namun
ada kalanya manusia dihadapkan pada masalah sehari-hari/
tekanan hidup, sehingga menyebabkan komunikasi kurang
lancar.
Manusia sebagai makhluk sosial selalu melakukan interaksi dengan
manusia lain untuk menjalin hubungan dengan sesamanya.
Interaksi tersebut dilakukan melalui komunikasi baik secara
langsung maupun tidak langsung. Interaksi seperti ini sebagai salah
satu bentuk praktek komuniksi secara umum.

Komunikasi yang terjadi juga didukung oleh faktor – faktor yang


membantu terjadinya proses komunikasi.
Jenis komunikasi mana yang dapat dipilih oleh seseorang tersebut
akan memudahkan pencapaian tujuan melalui komunikasi
A. PENGERTIAN KOMUNIKASI
Komunikasi merupakan kegiatan dalam menyampaikan
informasi yang berarti.
Komunikasi memerlukan pengirim, pesan, dan penerima
pesan yang dituju, meskipun terkadang penerima tidak perlu
hadir, namun tetap menyadari dan memahami maksud
pesan yang dikirimkan pengirim.

Proses komunikasi dikatakan lengkap sekali jika penerima


telah memahami pesan dari pengirim.
Praktek komunikasi dalam pengembangan kepribadian
membutuhkan cara khusus sehingga tercapai komunikasi
yang efektif yang diperlukan dalam membentuk kepercayaan
diri seseorang. Namun begitu komunikasi tidak selalu lancar.
Adakalanya harus terhenti atau gagal dilanjutkan karena
beberapa hambatan.
Menurut Ron Ludlow & Fergus Panton, ada hambatan-
hambatan yang menyebabkan komunikasi tidak efektif yaitu :

1. Status effect (pengaruh status)


Adanya pengaruh perbedaaan status sosial yang dimiliki
setiap manusia.
Misalnya : karyawan dengan status sosial yang lebih
rendah harus tunduk dan patuh apapun perintah yang
diberikan atasan. Maka karyawan tersebut tidak dapat atau
takut mengemukakan aspirasinya atau pendapatnya.
2. Semantic Problems (masalah bahasa)
Faktor semantik menyangkut bahasa yang dipergunakan
komunikator sebagai alat untuk menyalurkan pikiran dan
perasaanya kepada komunikan.
Demi kelancaran komunikasi seorang komunikator harus
benar-benar memperhatikan gangguan semantis ini, sebab
kesalahan pengucapan atau kesalahan dalam penulisan
dapat menimbulkan salah pengertian (misunderstanding)
atau penafsiran (misinterpretation) yang pada gilirannya
bisa menimbulkan salah komunikasi (miscommunication).
3. Perceptual distorsion (perbedaan persepsi)
Perceptual distorsion dapat disebabkan karena perbedaan
cara pandangan yang sempit pada diri sendiri dan
perbedaaan cara berpikir serta cara mengerti yang sempit
terhadap orang lain. Sehingga dalam komunikasi terjadi
perbedaan persepsi dan wawasan atau cara pandang
antara satu dengan yang lainnya.
4. Cultural Differences (perbedaan budaya)
Hambatan yang terjadi disebabkan adanya perbedaan
kebudayaan, agama dan lingkungan sosial. Dalam suatu
organisasi terdapat beberapa suku, ras, dan bahasa
yang berbeda.
Sehingga ada beberapa kata-kata yang memiliki arti
berbeda di tiap suku. Contoh : kata “jangan” dalam
bahasa Indonesia artinya tidak boleh, tetapi orang suku
jawa mengartikan kata tersebut suatu jenis makanan
berupa sup.
5. Physical Distractions (gangguan lingkungan fisik)
Hambatan ini disebabkan oleh gangguan lingkungan
fisik terhadap proses berlangsungnya komunikasi.
Contohnya : suara riuh orang-orang atau kebisingan,
suara hujan atau petir, dan cahaya yang kurang jelas.
6. Poor choice of communication channels (gangguan
pada saluran komunikasi)
Adalah gangguan yang disebabkan pada media yang
dipergunakan dalam melancarkan komunikasi. Contoh
dalam kehidupan sehari-hari misalnya sambungan
telephone yang terputus-putus, suara radio yang hilang
dan muncul, gambar yang kabur pada pesawat televisi,
huruf ketikan yang buram pada surat sehingga informasi
tidak dapat ditangkap dan dimengerti dengan jelas.
7. No Feed back (tidak ada umpan balik)
Hambatan tersebut adalah seorang sender mengirimkan
pesan kepada receiver tetapi tidak adanya respon dan
tanggapan dari receiver maka yang terjadi adalah
komunikasi satu arah yang sia-sia.
Seperti contoh : Seorang manajer menerangkan suatu
gagasan yang ditujukan kepada para karyawan, dalam
penerapan gagasan tersebut para karyawan tidak
memberikan tanggapan atau respon dengan kata lain
tidak peduli dengan gagasan seorang manajer
B. STRATEGI KOMUNIKASI EFEKTIF
DALAM MENGEMBANGKAN DIRI
Saat berkomunikasi jangan biarkan stress dan pikiran
negative mengubah anda menjadi murung, tetaplah
gembira dengan latihan kepribadian berikut ini:

1. Tetaplah tersenyum.
Usahakan tetap tersenyum betapa
pun anda memiliki hari-hari yang
tidak menyenangkan. Hal ini
mungkin terasa seperti terpaksa
saat itu tapi anda kemudian
akan terheran-heran begitu besar
senyum dapat meningkatkan spirit
anda.
2. Pandai mengontrol diri.
Ekspresi wajah merupakan salah satu tanda yang
menggambarkan perasaan anda yang paling mudah
dikenali.
Upayakan ekspresi muka anda netral sekalipun ketika
anda tengah marah atau stress dan jangan biarkan dahi
berkerut karena kerutan itu perlahan-lahan akan membuat
anda tampak lebih tua.
3. Tetap berkomunikasi
Menutup dan menolak berkomunikasi secara emosi hanya
bakal membuat masalah lebih runyam jika hari-hari anda
tetap penuh dengan kegelisahan dan ketegangan.
Tidak masalah apapun situasinya, cobalah membuat
segala sesuatu mudah dan teratur dengan membiarkan
berkomunikasi kepada teman atau rekan kerja anda.
4. Rasakan perasaan orang
Pikirkan bagaimana anda ingin diperlakukan orang lain
sebelum Anda memuntahkan perasaan kesal kepada
orang lain.
Tak ada seorang pun di sekitar anda yang ingin menjadi
objek cemberut anda. Jika anda tidak ingin diperlakukan
seperti itu, jangan memberlakukan orang lain seperti itu.
5. Miliki rasa humor
Seberapa pun beratnya hari-hari anda, cobalah untuk
tidak menghilangkan perasaan humor. Tertawa itu baik
bagi jiwa dan membantu orang di sekitar anda merasa
lebih baik dan tunjukkan Anda memiliki kepribadian
baik.
C. TEHNIK KOMUNIKASI MENURUT AHLI
Dalam proses komunikasi tiap klien/komunikan/penerima
pesan tidak sama dalam manerima pesan/informasi, oleh
karena itu diperlukan penerapan tehnik berkomunikasi
yang berbeda pula.
Beberapa tehnik komunikasi yang baik menurut
Shives (1994), Stuart & Sundeen (1950) dan Wilson & Kneisl
(1920),, yaitu:
1. Mendengarkan dengan Penuh Perhatian
a. Pandang klien ketika sedang bicara
b. Pertahankan kontak mata yang memancarkan keinginan
untuk mendengarkan
c. Sikap tubuh yang menunjukkan perhatian dengan tidak
menyilangkan kaki atau tangan
d. Hindarkan gerakan yang tidak perlu
e. Anggukan kepala jika klien membicarakan hal penting
atau memerlukan umpan balik
f. Condongkan tubuh ke arah lawan bicara.
2. Menunjukkan Penerimaan
Menerima tidak berarti menyetujui.
Menerima berarti bersedia untuk mendengarkan orang lain
tanpa menunjukkan keraguan atau tidak setuju.
Tentu saja sebagai petugas kesehatan kita tidak harus
menerima semua prilaku klien. Petugas sebaiknya
menghindarkan ekspresi wajah dan gerakan tubuh yang
menunjukkan tidak setuju, seperti mengerutkan kening atau
menggelengkan kepala seakan tidak percaya.
3. Menanyakan Pertanyaan yang Berkaitan
Tujuan petugas kesehatan bertanya adalah untuk
mendapatkan informasi yang spesifik mengenai klien.
Paling baik jika pertanyaan dikaitkan dengan topik yang
dibicarakan dan gunakan kata-kata dalam konteks sosial
budaya klien. Selama pengkajian/pengumpulan data
ajukan pertanyaan secara berurutan.
4. Mengulang Ucapan Klien dengan Menggunakan Kata-
kata Sendiri
Dengan mengulang kembali ucapan klien, petugas membe-
rikan umpan balik sehingga klien mengetahui bahwa
pesannya dimengerti dan mengharapkan komunikasi
berlanjut. Namun petugas harus berhati-hati ketika
menggunakan metode ini, karena pengertian bisa rancu jika
pengucapan ulang mempunyai arti yang berbeda.
Contoh:
- K: “saya tidak dapat tidur, sepanjang malam saya terjaga”
- P : “Saudara mengalami kesulitan untuk tidur….”
5. Klarifikasi
Jika terjadi kesalah pahaman, petugas perlu menghentikan
pembicaraan untuk mengklarifikasi dengan menyamakan
pengertian, karena informasi sangat penting dalam
memberikan pelayanan.
Agar pesan dapat dterima dengan benar, petugas perlu
memberikan contoh yang konkrit dan mudah dimengerti
klien.
6. Memfokuskan
Metode ini dilakukan dengan tujuan membatasi bahan
pembicaraan sehingga lebih spesifik dan dimengerti.
Perawat tidak seharusnya memutus pembicaraan klien
ketika menyampaikan masalah yang penting, kecuali jika
pembicaraan berlanjut tanpa informasi yang baru.
7. Menyampaikan Hasil Observasi
Perawat perlu memberikan umpan balik kepada klien
dengan menyatakan hasil pengamatannya, sehingga dapat
diketahui apakah pesan diterima dengan benar.
Menyampaikan hasil pengamatan petugas sering membuat
klien berkomunikasi lebih jelas tanpa harus bertambah
memfokuskan atau mengklarifikasi pesan.
Contoh:- “ Anda tampak cemas”.- “ Apakah anda merasa
tidak tenang apabila anda……”
8. Menawarkan Informasi
Tambahan informasi yang memungkinkan penghayatan
yang lebih baik bagi klien terhadap keadaanya.
Memberikan tambahan informasi merupakan pendidikan
kesehatan bagi klien. Selain ini akan menambah rasa
percaya klien terhadap petugas. Apabila ada informasi
yang ditutupi oleh dokter, petugas perlu mengklarifikasi
alasannya.
9. Diam
Diam memberikan kesempatan kepada petugas dan klien
untuk mengorganisir pikirannya.
Penggunaan metode diam memerlukan ketrampilan dan
ketetapan waktu, jika tidak, maka akan menimbulkan
perasaan tidak enak. Diam memungkinkan klien untuk
berkomunikasi terhadap dirinya sendiri, mengorganisir
pikirannya, dan memproses informasi.
10. Meringkas
Meringkas adalah pengulangan ide utama yang telah
dikomunikasikan secara singkat.
Metode ini bermanfaat untuk membantu topik yang telah
dibahas sebelum meneruskan pada pembicaraan
berikutnya.
Meringkas pembicaraan membantu petugas mengulang
aspek penting dalam interaksinya, sehingga dapat
melanjutkan pembicaraan dengan topik yang berkaitan.
Contoh: - “Selama beberapa jam, anda dan saya telah
membicarakan…”
11. Memberikan Penghargaan
Memberi salam pada klien dengan menyebut namanya,
menunjukkan kesadaran tentang perubahan yang terjadi
menghargai klien sebagai manusia seutuhnya yang
mempunyai hak dan tanggung jawab atas dirinya sendiri
sebagai individu.
Salam menunjukkan betapa petugas peduli terhadap
orang lain dengan bersikap ramah dan akrab.
12. Menawarkan Diri
Klien mungkin belum siap untuk berkomunikasi secara
verbal dengan orang lain atau klien tidak mampu untuk
membuat dirinya dimengerti.
Sering kali petugas hanya menawarkan kehadirannya,
rasa tertarik, tehnik komunikasi ini harus dilakukan
tanpa pamrih.
Contoh: - “Saya ingin anda merasa tenang dan nyaman”
13. Memberi Kesempatan kepada Klien untuk Memulai
Pembicaraan
Memberi kesempatan pada klien untuk berinisiatif dalam
memilih topik pembicaraan.
Biarkan klien yang merasa ragu-ragu dan tidak pasti
tentang peranannya.
Dalam interakasi ini perawat dapat menstimulasinya
untuk mengambil inisiatif dan merasakan bahwa ia
diharapkan untuk membuka pembicaraan.
Contoh: -“Adakah sesuatu yang ingin anda bicarakan?”

Anda mungkin juga menyukai