Anda di halaman 1dari 9

1

PERANCANGAN MEDIA EDUKASI MENANAM SAYURAN


BAGI SISWA KELAS 5 SEKOLAH DASAR

Marcella Verina Susanto1, Aristarchus Pranayama Kuntjara2, Ryan Pratama


Sutanto3
1,2,3
Program Studi Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni dan Desain
Universitas Kristen Petra, Surabaya
Email: marcellaverinas@gmail.com

Abstrak

Pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar terdapat pelajaran mengenai tumbuhan,
baik jenis, pertumbuhannya, manfaat, dan lain-lain. Pelajaran tersebut hanya didominasi dengan teori
saja dan praktek dalam pembelajaran di sekolah dasar masih kurang dan kegiatan. Maka dari itu
dibuatlah perancangan desain komunikasi visual berupa media edukasi untuk menanam sayuran bagi
siswa kelas 5 Sekolah Dasar sehingga siswa dapat belajar menanam sayuran, pertumbuhan sayuran
secara langsung, dan mereka juga dapat mengambil hasil dari penelitiannya serta meningkatkan
kesadaran pada lingkungan.

Kata Kunci: perancangan, edukasi, menanam, sayuran, anak-anak

Abstract
The Design of Educational Vegetable Growing Kit for 5th Grade Elementary School Students

There is a lesson about plants in the science subject in elementary school. The students learn about the
plants’ type, growth, usefulness, etc. In elementary school, that subject is dominated with theory and
the students don’t have many chances to practice. Therefore, the educational vegetable growing kit for
5th grade elementary school is made, so that they are able to learn how to grow vegetables, collect the
product from their research and increase their awareness towards the environment.

Keywords: design, education, vegetable planting, children

Pendahuluan marak dilakukan oleh masyarakat agar


memiliki pola hidup yang sehat, yaitu
Kesehatan merupakan bagian yang sangat berolahraga seperti lari dan yoga, dan
penting dalam kehidupan setiap orang. Semua memakan makanan yang sehat (Cynthia,
orang pasti menginginkan hal tersebut. Hidup 2015). Gaya hidup ini perlu dilakukan oleh
yang sehat memiliki berbagai macam manfaat, semua umur dan dimulai sejak dini. Karena
namun sekarang banyak hal yang dapat pada usia yang dini anak-anak lebih mudah
mengganggu kesehatan manusia baik dari diajak dan dibiasakan dibandingkan dengan
lingkungan sekitar dan bahan-bahan yang kita orang dewasa.. Anak-anak dapat mulai
masukkan ke dalam diri kita baik sengaja diajarkan mulai hal-hal yang sederhana, seperti
maupun tidak sengaja. Sekarang semakin sulit pentingnya untuk mengonsumsi sayur dan
untuk mengikuti menjaga kesehatan. Maka buah-buahan karena pada masa itu anak-anak
dari itu, sekarang setiap orang dibutuhkan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, pada
untuk memulai gaya hidup yang sehat. masa itu pula lebih mudah menanamkan dan
mendidik mereka nilai-nilai pentingnya hidup
Gaya hidup sehat sedang diminati oleh sehat (Soeleman & Rahayu, 2013).
masyarakat perkotaan dan menjadi tren, baik
di daerah perkotaan Indonesia. Polusi di Sejak kecil, anak-anak sudah diajarkan tentang
perkotaan, istirahat yang kurang, dan sibuknya sayuran dan buah-buahan. Pada setiap jenjang
rutinitas yang berdampak buruk bagi kesehatan di Sekolah Dasar terdapat mata pelajaran Ilmu
menyebabkan masyarakat kota memerlukan Pengetahuan Alam yang mengajarkan tentang
pola hidup sehat. Gaya hidup ini juga menjadi tanaman, dimulai dari perkenalan tentang
berkembang dengan adanya bantuan dari tanaman, bagian-bagiannya, cara berkembang
media sosial. Ada berbagai macam hal yang
2

biak, dan fungsi serta manfaat. Tetapi Mengonsumsi makanan bergizi dan kaya akan
pelajaran sekolah biasanya didominasi dengan serat, seperti sayuran ini sangat penting bagi
teori. Padahal praktek memiliki banyak tumbuh kembang anak, meningkatkan gizi,
manfaat bagi anak-anak. Siswa akan mengerti menurunkan resiko diabetes, meningkatkan
bahwa teori dan praktek itu hasilnya dapat kesehatan tubuh baik daya tahan tubuh dan
berbeda, siswa juga akan mendapatkan pencernaan, dan kinerja otak yang lebih baik
pengalaman dan pengetahuan yang lebih, lebih (Supriati & Herliana, 2015).
paham dalam pembelajaran karena mereka
langsung mempraktekkan sendiri, Dengan mengajak mereka menanam mereka
meningkatkan rasa ingin tahu siswa, dan juga dapat meningkatkan nilai-nilai yang
meningkatkan kerja sama dan hubungan antar penting, seperti menghargai, kesabaran,
siswa dan guru. Siswa juga cenderung suka ketelitian, dan ketekunan. Anak-anak akan
melakukan praktek karena praktek dianggap mengerti bahwa menanam itu tidaklah mudah
tidak membosankan, dan cenderung tidak maka dari itu mereka akan lebih menghargai
menghafal, seperti teori. tanaman dan tidak akan membuangnya begitu
saja. Dan saat mereka dapat mengambil hasil
Praktek yang umum dilakukan pada Sekolah dari tanaman yang telah mereka tanam dan
Dasar adalah menanam kecambah dan melihat memakannya, anak-anak akan memiliki rasa
pertumbuhannya. Setelah itu kecambah tidak bangga dan kepuasan tersendiri (Sanusi, 2010).
digunakan lagi dan dibuang. Padahal masih Sekarang orang menginginkan segala hal
banyak jenis tanaman lain yang dapat kita secara instan dan mudah. Dan mulai
pelajari dan kita ambil manfaatnya, sehingga melupakan tentang pentingnya proses. Banyak
siswa keuntungan yang lebih banyak dan yang beranggapan bahwa yang terpenting
dengan menanam tanaman khususnya tanaman adalah hasil dan bukan proses. Padahal untuk
pangan seperti sayuran. Siswa dapat mencapai keberhasilan dibutuhkan proses yang
mengambil hasilnya dan memakan sayur panjang dan tidak mudah. Kita juga harus bisa
tersebut serta dapat meningkatkan gizi dan menikmati proses yang ada untuk
menjadi lebih sehat serta terbebas dari bahan menghasilkan sebuah hasil yang baik.
kimia, seperti pestisida. Mengajarkan cara menanam sayuran setiap
anak akan lebih menghargai setiap proses
Siswa juga memiliki tingkat kepedulian untuk menghasilkan sayuran yang baik dan
terhadap lingkungan yang rendah dan dengan sehat dan membuat setiap anak mengerti
menanam tanaman sendiri mereka akan dapat bahwa setiap bagian dari proses itu penting
lebih menghargai lingkungan sekitar dan memiliki dampak ke depannya (Dara,
khususnya terhadap tanaman. Kebanyakan 2013).
orang tidak menghargai tanaman, hal ini dapat
dilihat saat orang memakan makanan yang di Media yang digunakan dalam perancangan ini
dalamnya terdapat sayurannya, mereka adalah sebuah peralatan dan bahan serta buku
cenderung tidak menghabiskan sayuran panduan untuk menanam mencoba menanam
tersebut atau menyisihkan sayuran itu. Contoh sayuran dan mengambil hasilnya. Buku
tersebut sangat nampak terutama pada anak- panduan berisi tentang penjelasan singkat,
anak. seperti bentuk, manfaat, dan cara menanam
sayuran-sayuran yang ditanam. Buku juga
Menurut Supriati & Herliana (2015), “sayuran digunakan untuk mencatat progress dari
memiliki kadar air yang tinggi, nutrisi, sayuran yang ditanam. Media tersebut didesain
pembentuk sifat bas, kaya akan vitamindan secara menarik sehingga siswa lebih tertarik
mineral, rendah kalori, serta kaya akan serat” dan semangat dalam menanam sayuran.
(p. 8). Sayuran merupakan bahan pangan
berasal dari bagian tumbuhan, seperti daun, Media ini dimasukkan ke dalam kegiatan kelas
akar, batang, dan bunga yang mengandung dan menjadi projek dalam jangka waktu sekitar
kadar air tinggi dan dikonsumsi dengan kurang lebih 2-3 bulan. Siswa ditugaskan
keadaan segar atau diolah secara minimal dan untuk menanam sayuran hingga sayuran
pada umumnya sayuran mempunyai umur tumbuh dan dapat dipanen. Projek ini berguna
yang relatif pendek, yaitu kurang dari setahun. untuk membantu mata pelajaran Ilmu
Oleh karena umur yang relatif pendek, sayuran Pengetahuan Alam sehingga siswa paham
menjadi tanaman yang lebih mudah ditanam secara teori dan praktek serta mengajak siswa
dan dapat dipanen lebih cepat. Menanam untuk memulai hidup sehat dengan memakan
sayuran juga tidak dibutuhkan lahan yang sayur hasil panen yang tidak menggunakan
besar dan dapat menggunakan pot maupun bahan kimia. Media ini juga membantu
polybag. mengatasi sikap pasif siswa dengan
3

menimbulkan motivasi belajar, meningkatkan


interaksi siswa dengan lingkungan, dan Metode Analisis Data
memungkinkan peserta didik belajar mandiri
sesuai dengan kemampuan dan minatnya Metode analisis data yang digunakan dalam
(Hariyanto, 2011). perancangan adalah metode 5W1H:
1. What:
Sayuran yang digunakan dalam perancangan - Apa yang membuat orang menanam
ini merupakan sayuran yang dapat dipanen sayuran sendiri?
dalam jangka waktu kurang dari 3 bulan. - Apa pembelajaran tentang sayuran yang
Sayuran yang ditanam antara lain sayuran didapat oleh anak kelas 5 SD?
hijau, seperti bayam, kangkung, dan sawi; dan - Apa kegiatan di sekolah yang telah
sayuran yang berbuah, seperti cabe, tomat, dan dilakukan untuk mendukung pembelajaran
terong hijau (Supriati & Herliana, 2015). mengenai sayuran?
- Apa kegiatan menanam sayuran di
Target perancangan adalah siswa kelas 5 sekolah?
Sekolah Dasar karena pada jenjang tersebut 2. Where:
siswa diajarkan tentang tanaman hijau secara - Di mana sayuran dapat ditanam untuk
lebih mendalam dibandingkan dengan jenjang- dikonsumsi?
jenjang sebelumnya. Pada pelajaran IPA kelas 3. When:
5 diajarkan tentang bagaimana cara - Kapan orang dapat mengambil hasil
berkembang biaknya tumbuhan secara sayuran yang ditanam sendiri?
mendalam, tempat cadangan makanan dari 4. Who:
tumbuhan, penjelasan tentang sayuran dan - Siapa yang selama ini mengajarkan cara
buah, dan manfaat tumbuhan sehingga menanam sayuran?
perancangan ini sesuai dan dapat menopang - Siapa yang selama ini menanam dan
pembelajaran siswa kelas 5 SD. memakan sayurannya sendiri?
5. Why:
- Mengapa perlu diajarkan cara menanam
Metode Penelitian sayuran?
Metode Pengumpulan Data - Mengapa masih sedikit orang yang
menanam sayuran sendiri?
Metode pengumpulan data yang digunakan 6. How:
dalam perancangan media edukasi menanam - Bagaimana orang selama ini mengajarkan
sayuran bagi anak kelas 5 Sekolah Dasar cara menanam sayuran?
adalah metode kualitatif. Pengumpulan data - Bagaimana orang memperoleh sayuran
primer maupun data sekunder dilakukan sendiri?
dengan cara: - Bagaimana proses menanam sayuran?
1. Data Primer
Proses pengumpulan data primer
menggunakan beberapa metode antara lain:
Pembahasan
- Metode Wawancara Media Pembelajaran
Mengumpulkan data mengenai pelajaran
kelas 5 Sekolah Dasar yang berhubungan Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang
dengan tumbuhan dan kegiatan apa yang melibatkan seseorang dalam upaya
telah dilakukan untuk mendukung memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan
pelajaran tersebut dari siswa kelas 5 nilai-nilai positif dengan memanfaatkan
Sekolah Dasaar, guru Sekolah Dasar ,dan berbagai sumber untuk belajar pembelejaran
orang tua murid Sekolah Dasar. dapat melibatkan dua pihak, yaitu siswa
- Observasi sebagai pembelajar dan guru sebagai
Metode observasi dilakukan terhadap target fasilitator. Yang terpenting dalam kegiatan
dari perancangan ini, yaitu anak kelas 5 pembelajaran adalah terjadinya proses belajar
Sekolah Dasar dengan cara melakukan (Susilana & Riyana, 2009: 1).
pengamatan tentang perilaku keseharian Sesuatu dapat dikatakan hasil belajar bila
anak-anak dan tingkat ketertarikan anak belajar sifatnya disadar, di mana siswa merasa
dalam media pembelajaran. sedang belajar dan timbul keinginan dan
2. Data Sekunder motivasi untuk menambah pengetahuan secara
Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan permanen, hasil belajar ini didapat dengan
cara: adanya proses dan tidak secara instan, dan
- Studi Kepustakaan terdapat interaksi di dalamnya, jadi terdapat
Melakukan pengumpulan data melalui komunikasi dua arah, antara yang menerima
internet dan media cetak. ilmu dan memberi ilmu (antara siswa dan
4

guru) karena belajar merupakan proses Suka bermain dan berinteraksi, suka makan
komunikasi di mana terjadi proses sayur, dan suka kegiatan praktek dan di
penyampaian pesan berupa informasi dari luar kelas.
sumber pesan kepada seorang atau sekelompok 4. Psikografis
yang menjadi penerima pesan (Susilana & Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi,
Riyana, 2009). kreatif, menyukai hal-hal baru, memiliki
tanggung jawab, suka berkelompok, dan
telaten.
Tujuan Kreatif Pembelajaran
Tujuan dari perancangan ini adalah untuk Metode Pembelajaran dan Penyajian Content
merancang media edukasi menanam sayuran Metode yang digunakan dalam media
bagi siswa kelas 5 Sekolah Dasar yang dapat pembelajaran ini adalah belajar di luar kelas
meningkatkan pengetahuan siswa tentang dan mengajak siswa untuk aktif serta bekerja
tumbuhan terutama sayuran baik pertumbuhan, sama dalam kelompok. Perancangan dalam
cara menanam, dan manfaat sayuran. bentuk peralatan dan bahan untuk menanam
sayuran serta buku panduan untuk menanam
sayuran ini.
Strategi Kreatif Pembelajaran
Strategi kreatif pembelajaran ini dengan Indikator Keberhasilan Pembelajaran
menggunakan media kit yang berisi alat dan Pembelajaran ini dianggap berhasil apabila
bahan untuk menanam sayuran serta buku target audience mengerti bagaimana cara
panduan menanam sayuran, di mana siswa menanam dan merawat sayuran hingga tumbuh
dapat mempraktekkan langsung cara menanam dengan baik, paham mengenai pertumbuhan
sayuran yang berguna untuk meningkatkan tumbuhan, serta paham mengenai manfaat
pengetahuan dan hasil dari menanam sayuran.
sayurannya dapat dikonsumsi untuk
meningkatkan kesehatan mereka. Media ini Metode Evaluasi
dipilih karena pembelajaran melalui teori di Metode evaluasi yang dilakukan adalah
sekolah saja masih belum mencukupi. mengisi tabel penelitian berupa tinggi sayuran
Pembelajaran juga harus didukung dengan dan keterangan sayuran setiap 3 hari sekali dan
praktek agar siswa lebih paham, tidak jenuh, setiap kelompok mempresentasikan hasil
dan aktif dalam pembelajaran. penelitiannya selama kurang lebih 3 bulan dan
menjawab pertanyaan yang diberikan pada
Topik dan Tema Pembelajaran akhir pertemuan.
Topik atau bahasan utama dari perancangan ini
mengenai cara menanam sayuran dan Program Kreatif Desain Media
pertumbuhan sayuran di mana siswa dapat Pembelajaran
belajar tentang hal tersebut secara langsung,
sehingga siswa lebih paham daripada belajar Konsep Pembelajaran
melalui teori saja. Konsep pembelajaran pada media
pembelajaran ini adalah agar siswa mengerti
Sub Pokok Bahasan tentang cara menanam sayuran yang baik dan
Sub topik bahasan pada perancangan ini benar, unsur-unsur penting untuk menanam
mengenai pentingnya dan manfaat dari sayuran, siswa juga dapat melihat setiap fase
mengonsumsi sayuran bagi tubuh. Melalui perkembangan tumbuhan. Siswa juga mengerti
perancangan ini siswa dapat mengonsumsi tentang manfaat dari sayuran serta
sayuran dari hasil penelitian siswa dan siswa memanfaatkan hasil penelitiannya dan
juga dapat belajar bekerja sama antar siswa. meningkatkan kesehatan dengan mengonsumsi
sayuran. Pentingnya kerja sama dalam
Karakteristik Target Audience kelompok dan pentingnya proses dapat
Target audience dari perancangan ini adalah: dipelajari oleh siswa dan guru.
1. Demografis
Anak usia 10-11 tahun yang merupakan Jenis Media Pembelajaran yang Akan
siswa kelas 5 Sekolah Dasar, baik laki-laki Dirancang
maupun perempuan. Jenis media pembelajaran yang akan dirancang
2. Geografis berupa peralatan dan bahan untuk menanam
Daerah perkotaan khususnya kota sayuran serta buku panduan untuk membantu
Surabaya. siswa menanam sayuran, merawat sayuran,
3. Behavioural dan mengetahui manfaat dari sayuran yang
mereka tanam. Peralatannya berupa sekop, pot,
5

alat penyiram air, sarung tangan, dan stik


untuk tempat menulis jenis sayuran, sedangkan
bahannya berupa benih sayuran dan media
tanam berupa tanah dan pupuk.

Format Desain Media Pembelajaran


1. Format Desain dan Media Content Gambar 1. Color Tone
Kit akan dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu kit
untuk kelompok belajar dan untuk pribadi. 2. Tipografi
Dalam satu kit untuk kelompok belajar yang Typeface yang digunakan dalam perancangan
terdiri dari 5-7 siswa terdapat 5 jenis benih ini adalah san serif rounded yang memiliki
sayuran yang dapat ditanam yang terdiri dari 3 tingkat keterbacaan yang tinggi dan terlihat
benih sayuran daun dan 2 benih sayuran buah, modern. San serif memberi kesan yang tidak
yaitu kangkung, bayam, sawi, tomat, dan kaku dan lebih sesuai dengan karakter anak-
cabai. Barang lain yang terdapat dalam kit anak. Typeface yang digunakan adalah
adalah 5 pot, sekop, alat penyiram air, sarung Brandon Grotesque sebagai typeface logo dan
tangan, media tanam berupa campuran tanah bodytext sedangkan Josefin sebagai headline.
dan pupuk, dan 5 buku panduan yang
berukuran 11 x 11 cm. Sedangkan kit untuk
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
satu siswa terdiri dari 1 jenis benih sayuran, 1
pot, sekop, alat penyiram air, sarung tangan, abcdefghijklmnopqrstuvwxyz
media tanam, dan 1 buku panduan. 1234567890
Brandon Grotesque
2. Alur Desain Interaktif
Alur desain interaktif ini dimulai dengan
penjelasan mendasar mengenai pertumbuhan
tumbuhan dan unsur yang diperlukan agar
tumbuhan dapat bertumbuh, setelah itu siswa
dijelaskan mengenai cara menanam sayuran Josefin
dan melakukan sesi tanya jawab untuk
mengerti sebagaimana paham siswa mengenai 3. Gaya Desain Kit
topik ini. Gaya desain yang dipilih adalah gaya yang
simple dan modern dengan didominasi dengan
Siswa lalu dibagi menjadi kelompok yang warna putih, coklat, hijau, dan merah. Material
terdiri dari 5-7 siswa, diberikan kit untuk yang digunakan dalam kit ini adalah kayu dan
menanam sayuran dan mulai menanam dari kardus. Pot yang akan digunakan bermaterial
mencampur tanah dengan pupuk, memasukkan plastik dan berwarna putih sehingga siswa
campuran tersebut ke dalam pot, menabur dapat menggambar dan menulis pot
benih sayuran, dan menyiram sayuran. menggunakan spidol sesuai dengan kreativitas
siswa.
Siswa ditugaskan untuk merawat sayuran
setiap hari dan setiap minggunya mereka
mengamati dan mengukur tinggi dari sayuran
hingga penilitian selesai. Saat penelitian
selesai siswa mempresentasikan hasil
pengamatannya dan melakukan sesi tanya
jawab serta mengambil hasil dari penelitian
mereka.

Konsep Visual
1. Color Tone
Warna didominasi putih, hijau, coklat yang
menunjukkan kesan natural dan diberi warna-
warna tambahan yang sesuai dengan warna Gambar 2. Inspirasi Desain Pot
sayuran yang sebenarnya untuk mempermudah Sumber:
siswa mengerti jenis sayuran. Warna yang http://lexiandlady.blogspot.co.id/2015/04/favor
digunakan menonjolkan gaya yang modern ite-pin-friday-volume-2
dan bersih.

4. Gaya Visual Ilustrasi


6

Gaya ilustrasi yang digunakan dalam kelompok yang setiap kelompoknya terdiri
perancangan ini adalah ilustrasi yang flat dan dari 7 siswa. Setiap kelompok diberikan 1
tidak terlalu rapi agar tidak kaku. Ilustrasi buku panduan dan menjadi tanggung jawab
menggunakan gaya seperti cat yang memberi ketua kelompok. Sayuran yang akan ditanam
kesan natural, lebih Ilustrasinya tidak adalah tomat, cabai, sawi, kangkung, bayam,
menggunakan outline dan diberi tekstur agar dan bawang merah.
memiliki kesan lebih hidup dan tidak terlalu
datar. Beberapa bagian dari ilustrasi Pada awal acara siswa diberi penjelasan
menggunakan warna gradasi untuk mengenai pentingnya menanam sayuran dan
memberikan dimensi. mengonsumsi sayuran, setelah itu siswa
dijelaskan mengenai kegiatan ini dan
kelompok yang sayurannya tumbuh dengan
baik akan diberi hadiah. Semua siswa pada
kelas tersebut memiliki antusias dan menyukai
sayuran. Akhirnya siswa menanam sayuran
dan setiap 3 hari sekali setiap kelompok
diwajibkan untuk mengukur tinggi dan
memberikan keterangan mengenai sayurannya
serta menyirami sayurannya setiap pagi hari.

Setiap minggunya telah dilakukan pengecekan


Gambar 3. Gaya ilustrasi kepada siswa dan sayuran. Sayuran tomat dan
Sumber: cabai bertumbuh dengan baik tetapi karena
http://mattlehmanstudio.com/Monocle- masalah lingkungan yang terbatas, hama, dan
Thailand adanya liburan sayuran yang lain tidak dapat
tumbuh dengan baik. Masalah ini mulai
muncul pada minggu kedua, sehingga
dilakukan penanam ulang pada sayuran bayam
dan sawi. Ada beberapa kelompok yang
sayurannya terkena bola sehingga rusak dan
ada pula sayuran yang dipetik oleh orang tak
dikenal.

Meski begitu antusias siswa untuk menanam


sayuran masih tinggi. Siswa tidak putus asa
dan ingin mencoba menanam sayuran di rumah
sehingga mereka meminta benih sayuran.
Gambar 4. Gaya ilustrasi Mereka juga belajar untuk lebih menghargai
Sumber: sayuran dan petani karena menanam sayuran
http://clareowen.com/clareowenillustration/ itu tidak semudah itu.
5. Gaya Layout
Layout yang digunakan pada buku panduan
adalah layout yang sederhana dan didominasi
dengan ilustrasi agar menarik bagi target
audience karena anak-anak cenderung
menyukai buku yang memiliki banyak ilustrasi
dibandingkan dengan tulisannya. Buku ini juga
diberikan unsur white space agar buku nyaman
untuk dibaca dan tidak memberikan kesan
yang penuh.

Hasil Uji Coba Tanduria Gambar 5. Suasana Kelas

Telah dilakukan uji coba di Sekolah Dasar


Negeri Kalirungkut I/264 sebagai percobaan
apakah perancangan ini dapat berguna dan
berjalan dengan lancar. Percobaan dilakukan
dalam jangka waktu 30 hari pada siswa kelas 5
yang terdiri dari 35 siswa dan dibagi menjadi 5
7

Gambar 6. Suasana Kegiatan Tanduria Gambar 10. Foto Bersama

Final Artwork

Gambar 11. Logo Tanduria

Gambar 7. Suasana Kegiatan Tanduria

Gambar 12. Pattern

Gambar 8. Sayuran yang Ditanam

Gambar 13. Desain Kemasan Tanduria

Gambar 9. Siswa Mengukur Tinggi Sayuran


8

Gambar 8.Desain Label Pot

Gambar 9. Desain Label Sekop

Gambar 10. Desain Label Sarung Tangan dan


Benih Sayuran

Gambar 13. Desain Buku Panduan


Gambar 11. Desain Label Tanah

Gambar 14. Final Desain Tanduria

Gambar 12. Ilustrasi Buku Panduan


9

Daftar Pustaka
Cynthia, R. (2015, September 6). Jangan asal
ikut-ikutan, ini 10 tren gaya hidup sehat
yang memang layak kamu terapkan.
Hipwee. Retrieved February 10, 2016,
from http://hipwee.com
Dara (2013, Februari 13) Pentingnya sebuah
proses. Retrieved February 23, 2016,
from
Gambar 15. Final Desain Tanduria https://dararancon.wordpress.com/2013/
02/13/pentingnya-sebuah-proses/
Simpulan Hariyanto (2011, Desember 18). Pentingnya
media dalam pembelajaran. Retrived
Setelah melakukan berbagai macam proses dan
February 10, 2016, from
kegiatan menanam sayuran kepada siswa kelas
http://belajarpsikologi.com/pentingnya-
5 Sekolah Dasar, siswa mendapatkan ilmu
media-dalam-pembelajaran/
tentang bagaimana cara menanam sayuran,
Sanusi, B. (2010). Sukses bertanam sayuran di
pentingnya menanam sayuran, dan ilmu
lahan sempit. Jakarta: Agromedia
mengenai pertumbuhan sayuran. Perancangan
Pustaka
ini telah memberi dampak positif bagi siswa
Soeleman, S. & Rahayu, D. (2013). Halaman
atau target audience dari perancangan sesuai
Organik. Jakarta: Agromedia Pustaka
dengan tujuan dari perancangan dan
Supriati, Y. & Herliana, E. (2015). 15 sayuran
diharapkan perancangan dapat berguna sebagai
organik dalam pot. Jakarta: Penebar
referensi bagi perancangan berikutnya serta
Swadaya
keperluan lainnya.
Susilana, R. & Riyana, C. (2009). Media
pembelajaran: gakikat, pengembangan,
Dibutuhkan manajemen waktu dan skala
pemanfaatan, dan penilaian. Bandung:
prioritas agar perancangan ini dapat selesai
Wacana Prima.
dengan baik. Jika melakukan kedua hal
tersebut, perancangan mulai dari pencarian
data, pengerjaan desain, dan simulasi akan
berjalan dengan baik. Dalam bagian tertentu
pasti terdapat permasalahan, dan penting bagi
kita untuk mencari solusi dan meminimalisir
kerugian yang ada. Setelah menyelesaikan isi
pembelajaran menanam sayuran, dilakukan
simulasi sebagai penelitian apakah
perancangan ini dapat beguna dan dibutuhkan.
Karena media edukasi ini dapat berguna dan
dibutuhkan maka didesain sebuah set peralatan
menanam sayuran.

Perancangan media edukasi menanam sayuran


ini telah dilakukan uji coba di Selah Dasar dan
telah diterima oleh siswa-siswanya. Siswa
memiliki antusias yang tinggi terhadap
kegiatan ini. Mereka tertarik untuk menanam,
merawat, dan mempelajari sayuran yang
mereka tanam. Kegiatan ini juga belum pernah
mereka lakukan dan menjadi pengalaman yang
baru bagi mereka. Meskipun terdapat beberapa
kekurangan dalam kegiatan ini, siswa tetap
memiliki antusias tinggi untuk menanam
sayuran dan tidak mudah putus asa. Antusias
siswa untuk menanam sayuran tidak berhenti
di situ saja, siswa ingin menanam sayuran di
rumah sehingga mereka dapat menanam
sayuran bersama keluarga.

Anda mungkin juga menyukai