Analisa Potensi Pasokan Dan Permintaan Refuse Derived
Analisa Potensi Pasokan Dan Permintaan Refuse Derived
ABSTRAK
Pemanfaatan refuse derived fuel (RDF) merupakan salah satu bentuk praktik berkelanjutan yang dilakukan oleh industri
semen. Penggunaan energi alternatif non fosil menggunakan RDF ini merupakan bagian dari transisi energi, mitigasi gas
rumah kaca, serta implementasi penting dari industri hijau. Industri semen yang memanfaatkan RDF diharapkan akan
mendapatkan keuntungan berupa penghematan biaya energi, emisi karbon yang lebih rendah, serta mitigasi dari pajak
karbon, dan mungkin meningkatkan potensi dalam perdagangan karbon, Manfaat lain dari penerapan teknologi RDF ini
sebenarnya berkaitan dengan solusi pengelolaan sampah perkotaan. Dengan teknologi RDF dimana sampah perkotaan
atau sampah domestik diolah menjadi sumber energi alternatif pengganti bahan bakar fosil, maka timbulan sampah dapat
berkurang secara signifikan dan memberikan manfaat ekonomi lebih tinggi. Tidak saja dalam hal pengelolaan sampah dan
efisiensi energi, tapi juga RDF merupakan program penting dalam mitigasi penurunan gas rumah kaca dari kategori
limbah. Tulisan ini mengkaji potensi pengembangan RDF dari sisi pemasok dan pengguna. Dari sisi pemasok (supply side)
diestimasi besaran dan kualitas dari RDF yang dapat dihasilkan sesuai dengan kebutuhan dari sisi permintaan. Analisa
permintaan memperkirakan jumlah yang diperlukan atau jumlah yang dapat diserap oleh industri semen nasional dengan
mempertimbangkan aspek bisnis masing-masing pabrik pengguna. Dari jumlah industri semen sebanyak 13 yang diteliti
diketahui semuanya berpotensi menjadi off taker RDF, dimana secara keseluruhan dapat menyerap sebesar 59.6% dari
total potensi bahan baku RDF nasional yang fisibel atau 17.29% dari total potensi sampah nasional.
ABSTRACT
The use of refuse derived fuel (RDF) is a form of sustainable practice carried out by the cement industry. The use of
alternative non-fossil energy using RDF is part of the energy transition, greenhouse gas mitigation, and important
implementation of the green industry. The cement industry that utilizes RDF is expected to gain co-benefit from energy cost
savings, lower carbon emissions, as well as reduction or avoiding from carbon taxes, and increase potential in carbon
trading. Another benefit of implementing RDF technology is actually related to the domestic waste management solutions.
By employed RDF technology city waste or domestic waste is processed into alternative energy sources to replace fossil
fuels, waste generation can be significantly reduced and provide higher economic benefits. Not only in terms of waste
management and energy efficiency, but also RDF is an important program in mitigating the reduction of greenhouse gases
from the waste category. This paper examines the potential of RDF development from the supplier and user perspective.
From the supply side, it is estimated that the quantity and quality of the RDF that can be produced comply with demand
side. Demand analysis estimates the total amount that can be absorbed by the national cement industry by considering the
business aspects of each factory. Among the 13 cement industries studied, it was found that all of them have the potential to
become RDF off takers, which as a whole can absorb 59.6% of the total potensial feasible raw materials for RDF or
17.29% of the total potential of national waste.
196
1. PENDAHULUAN
197
Uni Eropa telah menerbitkan standar untuk SRF yaitu EN Hal lain yang perlu mendapatkan perhatian adalah
15538:2011 tentang sistemn manajemen mutu produksi kualitas RDF dan baku mutu emisi pembakaran RDF itu
SRF dan EN 15539:2011 tentang klasifikasi dan sendiri. Ummatin et.al. [1] meneliti tentang kualitas dan
spesifikasi SRF, sedangkan ISO (International Standard evaluasi proses produksi dari RDF di Indonesia secara
Organization) telah menetapkan standar internasional umum. Kualitas RDF yang rendah disebabkan oleh
pada tahun 2021 melalui dokumen ISO/TR 21916:2021 beberapa faktor diantaranya bahan baku yang tercampur
tentang panduan spesifikasi teknis SRF untuk keperluan dengan tanah, basah atau lembab; mesin pencacah yang
tertentu (kiln semen, gasifikasi, dan pembangkit). Terkait tidak homogen ukuran partikelnya; sumber daya manusia
tata cara penentuan atau pengujian kandungan biomssa yang tidak kompeten, dan proses pengeringan yang tidak
(biomass content) dalam SRF/RDF juga telah tersedia efektif.
standarnya yaitu ISO 2164:2021.
Beberapa penelitian telah dilakukan tentang RDF ini
Posisi pengembangan RDF didalam hierarki pengolahan diantarnya adalah Longo (2020) yang memeriksa kinerja
sampah ditunjukkan dalam Gambar 3. penggunaan RDF untuk pembangkit listrik dengan
metode LCA, Paramita et al (2018) meneliti produksi
RDF dari TPA Jeruk Legi Cilacap dan Suryawan et.al.
(2020) meneliti potensi RDF di Provinsi Bali. Dari
berbagai studi pustaka tersebut sejauh ini belum ada yang
mengkaji analisa pasokan dan permintaan secara
nasional. Tulisan ini mencoba untuk mengisi ruang
kosong dalam kajian yang sudah ada tersebut.
2. METODOLOGI
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa
potensi pasokan dan permintaan RDF untuk industri
Gambar 3. RDF dalam hierarki Pengelolaan Sampah semen di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian
(Sumber: IEA, 2020) eksploratif menggunakan pendekatan kuantitatif dalam
menganalisa potensi pasokan mencakup potensi bahan
Posisi RDF dalam hierarki pengelolaan sampah adalah baku RDF, ketersediaan fasilitas RDF, rencana
pada tingkatan pemulihan (recovery). Tingkatan ini lebih pembangunan pabrik RDF, serta menganalisa potensi
maju dari pada daur ulang (recycle).
permintaan RDF pada industri semen.
Sampai saat ini RDF dapat dimanfaatkan untuk bahan
bakar alternatif di kiln semen dan boiler pembangkit 3. ANALISA PASOKAN
listrik. RDF didorong agar dapat dimanfaatkan oleh
industri semen dalam skema co-processing dan
Gambaran Umum Sistem Rantai Pasok RDF Untuk
pembangkit listrik tenaga batubara (PLTU) dalam skema
Industri Semen
co-firing atau dibakar bersama batubara. KLHK
memperkirakan potensi pemanfaatan RDF oleh PLTU
Bahan baku dari RDF adalah sampah atau limbah yang
hingga sebesar 8.000 ton/hari sedangkan industri semen
tidak berbahaya (non-hazardous) atau dalam peraturan di
berpotensi untuk memanfaatkan sekitar 3.000 ton
Indonesia dikenal dengan istilah limbah non B3,
RDF/hari. Namun demikian, beberapa tantangan masih
sehingga harus ada proses untuk memastikan bahwa
dihadapi dalam implementasi pemanfaatan RDF di
bahan baku tidak termasuk limbah B3 sesuai regulasi
Indonesia (Kemenperin, 2021).
terbaru yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun
2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan
Dengan meningkatnya populasi manusia maka potensi
Pengelolaan Lingkungan Hidup. Ini merupakan kriteria
timbulan sampah akan terus meningkat sehingga potensi
keberterimaan bahan baku (raw material point of
bahan baku RDF juga semakin banyak. Tidak seperti laju
acceptance).
bahan baku RDF, konsumen dari RDF (off taker)
cenderung stagnan, kalaupun meningkat tidak begitu
besar berbanding lurus dengan kapasitas utilisasi dari
pabrik semen di Indonesia.
198
Gambar 5. Ilustrasi Alur Rantai Pasokan dari RDF
untuk Industri Semen dengan Skema
Gambar 4. Ruang Lingkup dan Batasan Rantai Pasokan Outsourced (sumber: ASI, 2017).
RDF untuk Industri Semen (sumber: ISO,
2021). Untuk skema outsourced dimana pabrik pengolahan RDF
merupakan entitas tersendiri di luar pabrik semen
Dari sisi off-taker atau industri semen sebagai pengguna ditunjukan dalam Gambar 5. Ada 2 fasilitas utama yang
terdapat spesifikasi teknis sesuai buku Pedoman harus disiapkan yaitu Fasilitas 1: Pabrik daur ulang-
Spesifikasi Teknis Refuse Derived Fuel (RDF) sebagai Pengolahan RDF dan Fasilitas 2: Unit Pengumpan RDF.
Alternatif Bahan Bakar di Industri Semen yang
diterbitkan oleh Kementerian Perindustrian berkerjasama
dengan Asosiasi Semen Indonesia (ASI) pada tahun
2017. Ini merupakan kriteria keberterimaan dari Potensi bahan baku RDF
pengguna (customer point of acceptance).
Potensi bahan baku RDF dapat dilihat dalam Gambar 6,
dimana sampah di Indonesia yang belum dikelola
mencapai 40,59% atau setara 13,46 juta ton per tahun.
Parameter Jumlah
Timbulan Sampah 33,171,983.20 100 %
199
(ton/tahun)
Sampah terkelola 19,707,747.92 59.41 %
(ton/tahun)
Sampah Tidak 13,464,235.28 40.59 %
terkelola (ton/tahun)
Kandungan Plastik 17,1%
Kandungan Kertas 11,9 %
(Sumber: Kementerian PUPR, 2021)
200
Potensi penggunaan atau penyerapaan RDF sebagai
bahan bakar alternatif rendah emisi oleh pabrik semen
setara dengan 3.425 ton per hari dengan jumlah bahan
baku RDF atau sampah yang diproses adalah sebesar
7.054 ton per hari. Angka ini menyerap sekitar 59.6%
dari total potensi bahan baku RDF nasional yang fisibel
pada Tabel 1 atau 17,29% dari total potensi sampah
nasional.
Menurut data ASI dan Kemenperin tahun 2021, di Tabel 3. Pengaruh Penggunaan RDF dalam Manajemen
Indonesia terdapat 16 pabrik semen dengan 36 kiln Operasi Pabrik
semen yang dapat dimanfaatkan untuk membakar RDF
sebagai pengganti parsial batubara. Pada tahun 2020, laju
subtitusi panas (TSR) bahan bakar alternatif di kiln
semen hanya mencapai 3,4% sedangkan pemanfaatan
RDF kurang dari 1%. Potensi pemanfaatan RDF dengan
TSR sekitar 5% diperkirakan mencapai 3.425 ton.
Jumlah ini diperkirakan dapat ditingkatkan melihat
beberapa pabrik semen seperti Semen Indonesia Group
membuat target TSR mencapai 15% pada tahun 2025 dan
Indocement mencapai 25% pada tahun 2025.
201
• Proyek pengolahan MSW menjadi RDF Total Environment, 738.
umumnya membutuhkan investasi yang relatif https://doi.org/10.1016/j.scitotenv.2020.139719
besar jika dibandingkan dengan opsi pengolahan
sampah konvensional, tetapi keuntungan dalam Mbt, S., Sarc, R., Lorber, K. E., & Pomberger, R. (n.d.).
hal pengurangan sampah juga lebih tinggi. Manufacturing of Solid Recovered Fuels for
• Bagian terpenting dari sektor pengolahan Energy Recovery Processes Manufacturing of
sampah adalah memastikan proyek layak secara
Solid Recovered Fuels (SRF) for Energy Recovery
ekonomi dan finansial, yang dapat menjadi
tantangan tersendiri untuk proyek ini. Processes.
• Meskipun teknologi pengolahan MSW menjadi
RDF telah di kenal di banyak negara, kelayakan Ministry of Housing and Urban Affairs Usage of RefUse
dan keberlanjutannya belum terlihat di DeRiveD fUel in vaRioUs inDUstRies. (2018).
Indonesia. www.swachhbharaturban.gov.in
• Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam rantai
pasokan RDF adalah: 1. kestabilan kuantitas dan Paramita, W., Hartono, D. M., & Soesilo, T. E. B.
kualitas bahan baku; 2. Teknologi Proses (2018). Sustainability of Refuse Derived Fuel
produksi RDF; 3. Kualitas mutu produk akhir Potential from Municipal Solid Waste for
dari RDF; 4. Pengaruh co-processing dalam Cement’s Alternative Fuel in Indonesia (A Case at
operasional pabrik semen; 5. Pemenuhan baku
Jeruklegi Landfill, in Cilacap). IOP Conference
mutu emisi; 6. Pengaruh penggunaan RDF
dalam mutu klinker semen yang dihasilkan. Series: Earth and Environmental Science, 159(1).
https://doi.org/10.1088/1755-1315/159/1/012027
Hemidat, S., Saidan, M., Al-Zu’bi, S., Irshidat, M., Standard for the production and use of Refuse Derived
Nassour, A., & Nelles, M. (2019). Potential Fuel. (2010). www.epa.sa.gov.au
utilization of RDF as an alternative fuel to be used
Suryawan, I. W. K., Wijaya, I. M. W., Sari, N. K.,
in cement industry in Jordan. Sustainability
Septiariva, I. Y., & Zahra, N. L. (2021). Potential
(Switzerland), 11(20).
of Energy Municipal Solid Waste (MSW) to
https://doi.org/10.3390/su11205819
Become Refuse Derived Fuel (RDF) in Bali
Increasing the use of alternative fuels at cement plants: Province, Indonesia. Jurnal Bahan Alam
international best practice. (2017). Terbarukan, 10(1), 09–15.
https://doi.org/10.15294/jbat.v10i1.29804
Longo, S., Cellura, M., & Girardi, P. (2020). Life Cycle
Assessment of electricity production from refuse Trends in the use of solid recovered fuels. (2020).
derived fuel: A case study in Italy. Science of the
202