Anda di halaman 1dari 7

ANALISA POTENSI PASOKAN DAN PERMINTAAN REFUSE DERIVED

FUEL (RDF)UNTUK INDUSTRI SEMEN DI INDONESIA


SUPPLY AND DEMAND ANALISYS OF REFUSE DERIVED FUEL (RDF) FOR CEMENT
INDUSTRY IN INDONESIA

Devi Jayawati1, Achmad Taufik2


, E-mail: devijayawati.poltekapp@gmail.com
Manajemen Logistik Industri Elektronika, Politeknik APP Jakarta, Jakarta Selatan, 12630, Indonesia

ABSTRAK

Pemanfaatan refuse derived fuel (RDF) merupakan salah satu bentuk praktik berkelanjutan yang dilakukan oleh industri
semen. Penggunaan energi alternatif non fosil menggunakan RDF ini merupakan bagian dari transisi energi, mitigasi gas
rumah kaca, serta implementasi penting dari industri hijau. Industri semen yang memanfaatkan RDF diharapkan akan
mendapatkan keuntungan berupa penghematan biaya energi, emisi karbon yang lebih rendah, serta mitigasi dari pajak
karbon, dan mungkin meningkatkan potensi dalam perdagangan karbon, Manfaat lain dari penerapan teknologi RDF ini
sebenarnya berkaitan dengan solusi pengelolaan sampah perkotaan. Dengan teknologi RDF dimana sampah perkotaan
atau sampah domestik diolah menjadi sumber energi alternatif pengganti bahan bakar fosil, maka timbulan sampah dapat
berkurang secara signifikan dan memberikan manfaat ekonomi lebih tinggi. Tidak saja dalam hal pengelolaan sampah dan
efisiensi energi, tapi juga RDF merupakan program penting dalam mitigasi penurunan gas rumah kaca dari kategori
limbah. Tulisan ini mengkaji potensi pengembangan RDF dari sisi pemasok dan pengguna. Dari sisi pemasok (supply side)
diestimasi besaran dan kualitas dari RDF yang dapat dihasilkan sesuai dengan kebutuhan dari sisi permintaan. Analisa
permintaan memperkirakan jumlah yang diperlukan atau jumlah yang dapat diserap oleh industri semen nasional dengan
mempertimbangkan aspek bisnis masing-masing pabrik pengguna. Dari jumlah industri semen sebanyak 13 yang diteliti
diketahui semuanya berpotensi menjadi off taker RDF, dimana secara keseluruhan dapat menyerap sebesar 59.6% dari
total potensi bahan baku RDF nasional yang fisibel atau 17.29% dari total potensi sampah nasional.

Kata kunci: sampah untuk energi, RDF, sampah perkotaan

ABSTRACT

The use of refuse derived fuel (RDF) is a form of sustainable practice carried out by the cement industry. The use of
alternative non-fossil energy using RDF is part of the energy transition, greenhouse gas mitigation, and important
implementation of the green industry. The cement industry that utilizes RDF is expected to gain co-benefit from energy cost
savings, lower carbon emissions, as well as reduction or avoiding from carbon taxes, and increase potential in carbon
trading. Another benefit of implementing RDF technology is actually related to the domestic waste management solutions.
By employed RDF technology city waste or domestic waste is processed into alternative energy sources to replace fossil
fuels, waste generation can be significantly reduced and provide higher economic benefits. Not only in terms of waste
management and energy efficiency, but also RDF is an important program in mitigating the reduction of greenhouse gases
from the waste category. This paper examines the potential of RDF development from the supplier and user perspective.
From the supply side, it is estimated that the quantity and quality of the RDF that can be produced comply with demand
side. Demand analysis estimates the total amount that can be absorbed by the national cement industry by considering the
business aspects of each factory. Among the 13 cement industries studied, it was found that all of them have the potential to
become RDF off takers, which as a whole can absorb 59.6% of the total potensial feasible raw materials for RDF or
17.29% of the total potential of national waste.

Keywords: waste to energy, RDF, Municipal Solid Waste

196
1. PENDAHULUAN

Upaya aksi perubahan iklim yang dilakukan manusia


sampai saat ini ternyata diperkirakan tidak cukup untuk
menjaga laju pemanasan global di bawah 2°C apalagi
1,5°C, sehingga baik pemerintah (state actors) dan
swasta (private actors) harus meningkatkan ambisi aksi
perubahan iklim. Sektor manufaktur terutama pengemisi
gas rumah kaca terbesar termasuk industri semen juga
dituntut baik oleh pasar maupun regulasi pemerintah
Gambar 1. Rantai Nilai Dari SRF/RDF (IEA, 2020)
untuk berkontribusi kepada penurunan emisi gas rumah
kaca tersebut.
Di dalam keluarga besar RDF ini akan ditemui jenis SRF.
Peraturan Presiden No.97/2017 tentang Strategi dan International Energy Agency (2020) mendefinisikan SRF
Kebijakan Nasional Pengelolaan Sampah Jenis Rumah sebagai energi alternatif yang berasal dari pengolahan
Tangga dan Rumah Tangga telah menetapkan target terhadap satu atau lebih jenis limbah non B3 baik dari
nasional pengurangan sampah sebesar 30% dan rumah tangga (MSW-Municipal Solid Waste), komersial
penanganan sampah 70% pada tahun 2025 melalui (CW-Commercial Waste), limbah industry (IW-
berbagai upaya dan tindakan untuk mendorong Industrial Waste), limbah konstruksi (C&DW-
penerapan inovasi teknologi pengolahan sampah yang Construction and Demolition Waste) melalui proses
menekankan pada konsep sampah menjadi energi (waste mekanik (MT-mechanical treatment) atau mekanik-
to energy) sebagai aksi mitigasi iklim, salah satunya biologi (MBT-mechanical-biological treatment).
adalah pengolahan sampah menjadi RDF.
Rantai nilai dari SRF dan RDF ditunjukkan dalam
Penerapan energi dari sampah (waste to Energy/WTE) Gambar 1 dimana RDF /SRF merupakan bagian dari
semakin meningkat dan meluas tidak saja dilakukan oleh upaya pemulihan energi (energy recovery). Masih
negara maju namun juga dilakukan oeh negara menurut definisi dan klasifikasi dari International Energy
berkembang. Di dalam inisiatif global Waste to Energy Agency (2020), RDF didefiniskan istilah generic untuk
(WTE) selain pembakaran sampah menjadi listrik melalui SRF. RDF belum distandarkan (non-regulated secondary
insenerator maka dikenal pula pengolahan sampah padat fuel) sedangkan SRF tunduk dalam standardisasi industri
baik dari sampah rumah tangga, limbah industri, dan baik dalam bentuk standar nasional, regional, dan
material sisa konstruksi menjadi bahan bakar padat yang international, serta dalam bentuk spesifikasi teknis.
akan digunakan dalam proses termal yang kita kenal
dengan nama Refuse Derived Fuel (RDF).

Pemanfaatan RDF sebagai bahan bakar alternatif di


industri semen memiliki sejarah panjang di dunia.
Tingkat substitusi pemanfaatan RDF di pabrik semen di
Austria mencapai 65,3 %, Jerman 61,1 %, Uni Eropa 27
%, Amerika Utara 11 %, Jepang 11 %, Australia 11 %
dan Indonesia saat ini kurang dari 1% (Kemenperin,
2021).

Gambar 2. Skematik Klasifikasi RDF dan SRF


(IEA, 2020)

197
Uni Eropa telah menerbitkan standar untuk SRF yaitu EN Hal lain yang perlu mendapatkan perhatian adalah
15538:2011 tentang sistemn manajemen mutu produksi kualitas RDF dan baku mutu emisi pembakaran RDF itu
SRF dan EN 15539:2011 tentang klasifikasi dan sendiri. Ummatin et.al. [1] meneliti tentang kualitas dan
spesifikasi SRF, sedangkan ISO (International Standard evaluasi proses produksi dari RDF di Indonesia secara
Organization) telah menetapkan standar internasional umum. Kualitas RDF yang rendah disebabkan oleh
pada tahun 2021 melalui dokumen ISO/TR 21916:2021 beberapa faktor diantaranya bahan baku yang tercampur
tentang panduan spesifikasi teknis SRF untuk keperluan dengan tanah, basah atau lembab; mesin pencacah yang
tertentu (kiln semen, gasifikasi, dan pembangkit). Terkait tidak homogen ukuran partikelnya; sumber daya manusia
tata cara penentuan atau pengujian kandungan biomssa yang tidak kompeten, dan proses pengeringan yang tidak
(biomass content) dalam SRF/RDF juga telah tersedia efektif.
standarnya yaitu ISO 2164:2021.
Beberapa penelitian telah dilakukan tentang RDF ini
Posisi pengembangan RDF didalam hierarki pengolahan diantarnya adalah Longo (2020) yang memeriksa kinerja
sampah ditunjukkan dalam Gambar 3. penggunaan RDF untuk pembangkit listrik dengan
metode LCA, Paramita et al (2018) meneliti produksi
RDF dari TPA Jeruk Legi Cilacap dan Suryawan et.al.
(2020) meneliti potensi RDF di Provinsi Bali. Dari
berbagai studi pustaka tersebut sejauh ini belum ada yang
mengkaji analisa pasokan dan permintaan secara
nasional. Tulisan ini mencoba untuk mengisi ruang
kosong dalam kajian yang sudah ada tersebut.

2. METODOLOGI
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa
potensi pasokan dan permintaan RDF untuk industri
Gambar 3. RDF dalam hierarki Pengelolaan Sampah semen di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian
(Sumber: IEA, 2020) eksploratif menggunakan pendekatan kuantitatif dalam
menganalisa potensi pasokan mencakup potensi bahan
Posisi RDF dalam hierarki pengelolaan sampah adalah baku RDF, ketersediaan fasilitas RDF, rencana
pada tingkatan pemulihan (recovery). Tingkatan ini lebih pembangunan pabrik RDF, serta menganalisa potensi
maju dari pada daur ulang (recycle).
permintaan RDF pada industri semen.
Sampai saat ini RDF dapat dimanfaatkan untuk bahan
bakar alternatif di kiln semen dan boiler pembangkit 3. ANALISA PASOKAN
listrik. RDF didorong agar dapat dimanfaatkan oleh
industri semen dalam skema co-processing dan
Gambaran Umum Sistem Rantai Pasok RDF Untuk
pembangkit listrik tenaga batubara (PLTU) dalam skema
Industri Semen
co-firing atau dibakar bersama batubara. KLHK
memperkirakan potensi pemanfaatan RDF oleh PLTU
Bahan baku dari RDF adalah sampah atau limbah yang
hingga sebesar 8.000 ton/hari sedangkan industri semen
tidak berbahaya (non-hazardous) atau dalam peraturan di
berpotensi untuk memanfaatkan sekitar 3.000 ton
Indonesia dikenal dengan istilah limbah non B3,
RDF/hari. Namun demikian, beberapa tantangan masih
sehingga harus ada proses untuk memastikan bahwa
dihadapi dalam implementasi pemanfaatan RDF di
bahan baku tidak termasuk limbah B3 sesuai regulasi
Indonesia (Kemenperin, 2021).
terbaru yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun
2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan
Dengan meningkatnya populasi manusia maka potensi
Pengelolaan Lingkungan Hidup. Ini merupakan kriteria
timbulan sampah akan terus meningkat sehingga potensi
keberterimaan bahan baku (raw material point of
bahan baku RDF juga semakin banyak. Tidak seperti laju
acceptance).
bahan baku RDF, konsumen dari RDF (off taker)
cenderung stagnan, kalaupun meningkat tidak begitu
besar berbanding lurus dengan kapasitas utilisasi dari
pabrik semen di Indonesia.

198
Gambar 5. Ilustrasi Alur Rantai Pasokan dari RDF
untuk Industri Semen dengan Skema
Gambar 4. Ruang Lingkup dan Batasan Rantai Pasokan Outsourced (sumber: ASI, 2017).
RDF untuk Industri Semen (sumber: ISO,
2021). Untuk skema outsourced dimana pabrik pengolahan RDF
merupakan entitas tersendiri di luar pabrik semen
Dari sisi off-taker atau industri semen sebagai pengguna ditunjukan dalam Gambar 5. Ada 2 fasilitas utama yang
terdapat spesifikasi teknis sesuai buku Pedoman harus disiapkan yaitu Fasilitas 1: Pabrik daur ulang-
Spesifikasi Teknis Refuse Derived Fuel (RDF) sebagai Pengolahan RDF dan Fasilitas 2: Unit Pengumpan RDF.
Alternatif Bahan Bakar di Industri Semen yang
diterbitkan oleh Kementerian Perindustrian berkerjasama
dengan Asosiasi Semen Indonesia (ASI) pada tahun
2017. Ini merupakan kriteria keberterimaan dari Potensi bahan baku RDF
pengguna (customer point of acceptance).
Potensi bahan baku RDF dapat dilihat dalam Gambar 6,
dimana sampah di Indonesia yang belum dikelola
mencapai 40,59% atau setara 13,46 juta ton per tahun.

Gambar 6. Capaian Pengelolaan Sampah di Indonesia


Tahun 2020 (sumber: SIPSN-KLHK, 2021)

Sebagai gambaran karakteristik sampah di Indonesia


Gambar 4. Ilustrasi Alur Rantai Pasokan dari RDF untuk
dapat dilihat pada Tabel 1. Salah satu Kriteria
Industri Semen Dengan Skema Integrasi
keberterimaan utama dari RDF adalah nilai kalori dimana
(sumber: GIZ, 2020).
tingkat kandungan bahan mudah terbakar seperti plastik
dan kertas menjadi pertimbangan. Sampah di Indonesia
Alur tahapan proses terintegrasi penggunaan RDF terdiri dari 11,9% kandungan kertas dan 17,1%
sebagai energi alternatif di industri semen dijelaskan kandungan plastik sehigga sangat layak untuk diolah
dalam Gambar 4. Ada 3 tahapan utama yaitu Waste menjadi RDF/SRF.
Management, Pre-processing, dan Co-processing.
Tabel 1. Karakteristik Sampah di Indonesia Sebagai
Bahan Baku RDF.

Parameter Jumlah
Timbulan Sampah 33,171,983.20 100 %

199
(ton/tahun)
Sampah terkelola 19,707,747.92 59.41 %
(ton/tahun)
Sampah Tidak 13,464,235.28 40.59 %
terkelola (ton/tahun)
Kandungan Plastik 17,1%
Kandungan Kertas 11,9 %
(Sumber: Kementerian PUPR, 2021)

Dalam Gambar 7 dapat terlihat kompisisi sampah secara


lebih detail dimana kandungan ranting mencapi 14,04%,
kain 2,57%, dan kain 19,15. 4. ANALISA PERMINTAAN
Jumlah sisa makanan cukup tinggi mencapai 40,19%. Analisa Kuantitatif Potensi pengguna RDF
Sisa makanan lebih banyak dalam kondisi basah
sehingga perlu pengeringan yang lebih intens dalam Refuse Derived Fuel (RDF) merupakan teknologi
proses pengolahan di pabrik RDF atau dalam tahapan pengolahan sampah melalui proses homogenizers
pre-processing. menjadi ukuran yang lebih kecil. Hasilnya sebagai
Sumber Energi Terbarukan (EBT) dalam proses
pembakaran, pengganti batubara pada industri semen
maupun pengganti batubara pada Pembangkit Listrik
Tenaga Uap (PLTU) sehingga dapat mengurangi
penggunaan batubara di industri semen dan PLTU.

Tabel 2. Karakteristik Penggunaan Energi di Industri


Semen Sebagai Off Taker RDF

Parameter Jumlah Pustaka


Kapasitas Produksi 116.301.408
Semen Nasional (ton)
Gambar 7. Komposisi Sampah Tahun 2020 (Sumber: Kebutuhan Energi 190.463.227 Kemenperin
SIPSN-KLHK, 2021) Industri Semen (GJ) dan ASI,
Intensitas Energi 3.429 2021
Fasilitas RDF yang telah dibangun di Indonesia hingga Termal (MJ/ton klinker)
tahun 2020 dapat dilihat dalam Tabel 2 dimana terdapat 2 Intensitas Energi 90,4
fasilitas yang telah terdaftar dalam sistem informasi Listrik (kWh/ton semen)
pengelolaan sampah nasional yaitu di Cilacap dan di
Narogong (Depok). Jumlah perusahan semen di Indonesia adalah 16
perusahaan yang tersebar di pulau-pulau besar di
Tabel 2. Fasilitas RDF Tahun 2019-2020. Indonesia, 13 di antaranya tergabung dalam Asosiasi
Semen Indonesia (ASI) dengan kapasitas terpasang 116
juta ton/tahun semen seperti terlihat dalam Gambar 8.

Tabel 3. Rencana Pembangunan Pabrik RDF

200
Potensi penggunaan atau penyerapaan RDF sebagai
bahan bakar alternatif rendah emisi oleh pabrik semen
setara dengan 3.425 ton per hari dengan jumlah bahan
baku RDF atau sampah yang diproses adalah sebesar
7.054 ton per hari. Angka ini menyerap sekitar 59.6%
dari total potensi bahan baku RDF nasional yang fisibel
pada Tabel 1 atau 17,29% dari total potensi sampah
nasional.

Analisa Kualitatif Potensi pengguna RDF


Dilihat dari aspek teknis, maka suhu operasi di kiln
semen lebih tinggi dari 1550°C, dengan waktu tinggal
Gambar 8. Peta Perusahaan Semen di Indonesia antara 3 sampai 6 detik di atas suhu 1200°C, sehingga
(Sumber: ASI, 2020) sangat cocok untuk pemanfaatan RDF secara aman dan
efisien (ASI, 2017).

Menurut data ASI dan Kemenperin tahun 2021, di Tabel 3. Pengaruh Penggunaan RDF dalam Manajemen
Indonesia terdapat 16 pabrik semen dengan 36 kiln Operasi Pabrik
semen yang dapat dimanfaatkan untuk membakar RDF
sebagai pengganti parsial batubara. Pada tahun 2020, laju
subtitusi panas (TSR) bahan bakar alternatif di kiln
semen hanya mencapai 3,4% sedangkan pemanfaatan
RDF kurang dari 1%. Potensi pemanfaatan RDF dengan
TSR sekitar 5% diperkirakan mencapai 3.425 ton.
Jumlah ini diperkirakan dapat ditingkatkan melihat
beberapa pabrik semen seperti Semen Indonesia Group
membuat target TSR mencapai 15% pada tahun 2025 dan
Indocement mencapai 25% pada tahun 2025.

Sumber ASI, 2020

Harus diperhitungkan bahwa RDF memiliki nilai kalor


Tabel 4. Jumlah Potensi Pemanfaatan RDF oleh Industri lebih rendah dibandingkan dengan bahan bakar
Semen. konvensional seperti batubara. Batubara memiliki nilai
kalor sekitar 5.000 kkal/kg, sedangkan nilai kalor RDF di
Perusahaan Semen Indonesia Pabrik Semen kisaran 2.500 – 4.000 kkal/kg. Hanya dengan
Group Lain pencampuran dengan plastik, biomassa, atau karet, nilai
Kapasitas kalor RDF dapat meningkat. Oleh karena itu, substitusi
Klinker 35.760.000 46.065.856 kalori hanya dapat diperoleh dengan laju aliran bahan
(ton/tahun) bakar yang lebih tinggi, atau dengan pencampuran antara
TSR (%) 5 5 RDF dengan biomassa atau limbah lainnya yang
memiliki nilai kalori lebih tinggi (Kemenperin dan ASI,
Volume RDF
2017).
ton per tahun 532.260 598.055
ton per hari 1.613 1.812 5. KESIMPULAN
Volume MSW Ekuivalen • Pemanfaatan RDF di industri semen perlu
ton per tahun 1.520.743 807.374 didukung kebijakan yang tepat untuk
memastikan kualitas dan kuantitas RDF sesuai
ton per hari 4.608 2.446 dengan kebutuhan industri dan tidak
*Sumber: ASI dan Kemenperin (2021), diolah. mengganggu proses operasional produksi

201
• Proyek pengolahan MSW menjadi RDF Total Environment, 738.
umumnya membutuhkan investasi yang relatif https://doi.org/10.1016/j.scitotenv.2020.139719
besar jika dibandingkan dengan opsi pengolahan
sampah konvensional, tetapi keuntungan dalam Mbt, S., Sarc, R., Lorber, K. E., & Pomberger, R. (n.d.).
hal pengurangan sampah juga lebih tinggi. Manufacturing of Solid Recovered Fuels for
• Bagian terpenting dari sektor pengolahan Energy Recovery Processes Manufacturing of
sampah adalah memastikan proyek layak secara
Solid Recovered Fuels (SRF) for Energy Recovery
ekonomi dan finansial, yang dapat menjadi
tantangan tersendiri untuk proyek ini. Processes.
• Meskipun teknologi pengolahan MSW menjadi
RDF telah di kenal di banyak negara, kelayakan Ministry of Housing and Urban Affairs Usage of RefUse
dan keberlanjutannya belum terlihat di DeRiveD fUel in vaRioUs inDUstRies. (2018).
Indonesia. www.swachhbharaturban.gov.in
• Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam rantai
pasokan RDF adalah: 1. kestabilan kuantitas dan Paramita, W., Hartono, D. M., & Soesilo, T. E. B.
kualitas bahan baku; 2. Teknologi Proses (2018). Sustainability of Refuse Derived Fuel
produksi RDF; 3. Kualitas mutu produk akhir Potential from Municipal Solid Waste for
dari RDF; 4. Pengaruh co-processing dalam Cement’s Alternative Fuel in Indonesia (A Case at
operasional pabrik semen; 5. Pemenuhan baku
Jeruklegi Landfill, in Cilacap). IOP Conference
mutu emisi; 6. Pengaruh penggunaan RDF
dalam mutu klinker semen yang dihasilkan. Series: Earth and Environmental Science, 159(1).
https://doi.org/10.1088/1755-1315/159/1/012027

DAFTAR PUSTAKA Production of Refuse-Derived Fuel (RDF) as


Alternative Fuel in Cement Kiln SBI-MSW to
Company Sustainability Strategy & Waste Management RDF. (2019).
SBI-MSW to RDF. (2019).
Quality Analysis of Refused-Derived Fuel as Alternative
Guidelines on Pre-and Co-processing of Waste in Fuels in the Cement. (n.d.).
Cement Production Use of waste as alternative
fuel and raw material. (2020). www.fhnw.ch Refuse Derived Fuel Code Of Practice For The Uk.
(2017).
Hasib, A., Ouigmane, A., Boudouch, O., Elkacmi, R.,
Bouzaid, M., & Berkani, M. (n.d.). Sustainable Schwarzböck, T., Munawar, E., Lederer, J., & Fellner, J.
Solid Waste Management in Morocco: Co- (n.d.). Refuse Derived Fuels in the Cement
Incineration of RDF as an Alternative Fuel in Industry-Potentials in Indonesia to Curb
Cement Kilns. www.intechopen.com Greenhouse Gas Emissions.

Hemidat, S., Saidan, M., Al-Zu’bi, S., Irshidat, M., Standard for the production and use of Refuse Derived
Nassour, A., & Nelles, M. (2019). Potential Fuel. (2010). www.epa.sa.gov.au
utilization of RDF as an alternative fuel to be used
Suryawan, I. W. K., Wijaya, I. M. W., Sari, N. K.,
in cement industry in Jordan. Sustainability
Septiariva, I. Y., & Zahra, N. L. (2021). Potential
(Switzerland), 11(20).
of Energy Municipal Solid Waste (MSW) to
https://doi.org/10.3390/su11205819
Become Refuse Derived Fuel (RDF) in Bali
Increasing the use of alternative fuels at cement plants: Province, Indonesia. Jurnal Bahan Alam
international best practice. (2017). Terbarukan, 10(1), 09–15.
https://doi.org/10.15294/jbat.v10i1.29804
Longo, S., Cellura, M., & Girardi, P. (2020). Life Cycle
Assessment of electricity production from refuse Trends in the use of solid recovered fuels. (2020).
derived fuel: A case study in Italy. Science of the

202

Anda mungkin juga menyukai