Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

KEBUDAYAAN,IPTEK DAN GLOBALISASI

Disusun oleh :

PUTRI AZALIA RIHI TUGU /362013052

EMI JANRIANI MANIALOKA /362013091

OLIVIA BORGES NOGUEIRA /362014902

RESKY SANDA LOMBE’ /392014522

Universitas Kristen Satya Wacana


2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Berbicara mengenai Kebudayaan,Iptek,dan Globalisasi maka tentu tak lepas
dari yang namanya perubahan. Memang dunia dewasa ini semakin dipengaruhi oleh
disiplin-disiplin ilmiah : logika,matematika,fisika,kimia,biologi,ilmu-ilmu sosial,dan
ilmu-ilmu kemanusiaan (humaniora).
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan yang ada,memberikan beberapa
pengarauh. Pertama,penerapannya menjadi jelas terlihat dalam stasiun-stasiun
pembangkit tenaga listrik,perawatan kesehatan,komputer,kebijakan
manajemen,,psikologi persuasi,dan lain-lain. Keberhasilan teknologi,membuat ilmu
pengetahuan dapat diterima bahkan di negara-negara dengan rezim politik yang
berbeda. Datangnya masyarakat informasi sudah ditemukan sampai ke daerah Afrika
dan Asia yang paling terpencil sekalipun,salah satunya Indonesia. Ilmu pengetahuan
memperoleh prestis yang luar biasa.
Pengaruh ilmu pengetahuan yang kedua adalah cara kita berpikir. Pengajaran
di sekolah dan universitas membentuk pemikiran kita. Buku-buku matematika yang
sama ditemukan di seluruh dunia. Konsep-konsep pengetahuan merasuki cara kita
memahami realitas yang menjadi suatu kata yang berurusan dengan fakta yang mesti
kita tangkap sesuai logika dan sebagaimana adanya. Segala sesuatu yang bukan
merupakan penjelasan faktual atau logis disingkirkan ke imajinasi adikodrati atau ke
penilaian subyektif (Peursen,1990:27).

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa itu ilmu pengetahuan dan teknologi?
2. Seberapa besar pengaruh Iptek di era globalisasi?
3. Apa dampak adanya Iptek dan globalisasi?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 HAKEKAT ILMU PENGETAHUAN

Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI),Ilmu pengetahuan adalah gabungan


berbagai pengetahuan yangg disusun secara logis dan bersistem dengan memperhitungkan
sebab dan akibat.

Ilmu pengetahuan atau sains merupakan suatu eksplorasi ke alam materi berdasarkan
observasi,dan mencari hubungan-hubungan alamiah yang teratur mengenai fenomena yang
diamati serta bersifat mampu menguji diri sendiri (Zen,1982:9). Jelas,defenisi ini melibatkan
empat unsur: mempersoalkan alam materi yang berdasarkan observasi dan mencari
hubungan-hubungan alamiah yang teratur,dan harus mempunyai kemampuan dalam dirinya
untuk menguji diri sendiri.

Ilmu pengetahuan dapat dipilah dalam dua jenis : yang bersifat eksperimental dan yang
bersifat teoritis. Jenis yang pertama melibatkan aktivitas pengamatan,pengukuran yang
sistematis,dan interaksi antara pengamat dan alam/realitas yang hendak diketahui. Banyak
ilmu pengetahuan memerlukan eksperiment untuk tujuan langsung memperoleh pengetahuan
dan karena itu mendapatkan segi praktis. Sedangkan jenis yang kedua melibatkan aktivitas
penafsiran atas data pengamatan/pengukuran sehingga menghasilkan pemikiran analitis
konseptual.

Teori merupakan serangkaian asumsi, konsep, definisi, dan proposisi yang digunakan
untuk menerangkan suatu fenomena sosial dan alami secara sistematis dengan cara
merumuskan hubungan antar-konsep. Teori bukanlah doktrin, dan metode bukan disiplin
yang dogmatis, melainkan instrumen yang berguna sejauh diperlukan.
Teori dibutuhkan untuk beberapa tujuan.
1. Memberikan pengertian dan pemahaman (understanding) terhadap realita/fenomena
sosial.
2. Memberikan penjelasan (explanation) terhadap realita/fenomena sosial.
3. Meramal (forcasting) atau memprediksi berkaitan dengan realitas/fenomena sosial.
4. Menjadi sarana untuk melakukan kritik dan pengawasan (control) terhadap
perkembangan konsep-konsep sosial.
5. Melatih kepekaan dan tanggung jawab sosial (sensitivity and responsibility).

Teori bermanfaat untuk tiga hal sebagai berikut.


1. Sebagai alat (instrument) dalam menjelaskan realita/fenomena sosial.
2. Sebagai alat analisis (tools of analysis) terhadap realita/fenomena sosial.
3. Sebagai sarana atau upaya untuk melakukan konstruksi, rekonstruksi, atau
dekonstruksi teori terhadap realita/fenomena sosial.
Fenomena sosial yang diamati harus memenuhi persyaratan seperti relevan (cocok,
layak), aplikatif (dapat dilaksanakan), dan konsisten (runtut dan sistematik).
Ilmu pengetahuan bertumpu pada tiga landasan. Landasan ontologis berkenaan dengan
pertanyaan tentang ‘apa’yang dilihat oleh ilmu pengetahuan; misalnya tentang hakekat
realitas alam seperti apa yang dilihat oleh ilmu pengetahuan. Landasan epistemologis
berkenaan dengan bagaimana ilmu bekerja untuk memperoleh pengetahuan; metodologi apa
yang mesti ditempuh ilmu untuk memperoleh pengetahuan. Sesuai ideal Aristoteles,ilmu
pengetahuan berusaha secara metodis dan sistematis mencari asas-asas yang memungkinkan
untuk memahami kesatuan dan perkaitan satu sama lain antara banyak gejala
(Melsen,1982:1-2). Sementara itu,landasan aksiologis berkenaan dengan pertanyaan tentang
penilaian ‘untuk apa’ ilmu pengetahuan diciptakan; apa tujuan atau nilai-nilai ilmu
pengetahuan. Menggarisbawahi ideal Francis Bacon,menegaskan bahwa landasan aksiologi
ilmu adalah meningkatkan kesejahteraan manusia dengan memberikan peluang lebih baik
bagi manusia dalam menghadapi berbagai tantangan alam (Wilarjo,1991:171).

Dalam hal pencapaian tujuannya,ilmu melakukan perumusan hukum,pernyataan


hukum,penurunan atau penjabaran hukum,abstraksi (analisis),spesifikasi/rekonstruksi,
(sintesis),penetapan aspek modus (segi ragam,modal aspect),penyelidikan dan
antisipasi,objektifikasi,dan penjelasan fakta/gejala. Dengan demikian ilmu ditunjukan untuk
mengungkapkan sepenuh mungkin makna ciptaan.

2.2 HAKEKAT TEKNOLOGI

Teknologi merupakan cara/alat untuk memecahkan masalah kongkrit aktual yang


dihadapi manusia di dalam interaksinya dengan lingkungan alam dan sosialnya. Muncul dan
berkembangnya teknologi tidak bisa dilepaskan dari ideologi dari masyarakat pada suatu
zaman atau kurun waktu tertentu (Supardan,1991:2-3). Kesadaran ideologis ini bertitik tolak
dari anggapan bahwa ciptaan tiap rekayasa yang dilakukan manusia yang telah ditentukan
terlebih dulu tujuannya itu tidak bisa lepas dari latar belakang keyakinan mengenai apa yang
disebut kebenaran dan cara-cara mencapainya menurut si pencipta atau perekayasa itu.
Ideologi disini secara umum semua sistem keyakinan yang berangkat dari suatu prasangka
mengenai nilai-nilai kehidupan manusia yang dianggap paling memberi manfaat bagi
peningkatan mutu kehidupannya.

Keterkaitan ideologi dengan dunia ciptaan yang disebut sains dan teknologi ini jelas
nampak dalam pemunculan gerakan-gerakan sosial dan masyarakat yang disana-sini mencoba
melakukan perlawanan balik (counter attack) dengan menyodorkan pilihan-pilihan sains dan
teknologi yang menurut gerakan-gerakan itu harus bisa diterapkan secara pas dengan kondisi
masyarakan tempat akan diberlakukannya produk sains dan teknologi itu. Sains dan teknologi
bukan hanya sekedar alat mencapai tujuan,tetapi sudah mencapai gaya hidup. Teknologi
didasarkan pada ilmu dan kiat (heuristik). Himpunan kiat yang paling maju yang
menghasilkan teknologi mutakhir disebut state of the art (sota). Dinamika perkembangan
teknologi berwatak maju terus,berpilin membesar dan dialektik.

Berbicara tentang hubungan iptek dan kebudayaan,pada dasarnya kebudayaan merupakan


arena yang didalamnya terlibat aktivitas manusia yang berujud aktivitas pengetahuan. Dalam
aktivitas pengetahuan,manusia mengembangkan ilmu dasar/murni dan teknologi. Overlap
antara ilmu dasar dan teknologi adalah ilmu terapan. Dalam ranah ilmu dasar/murni ada
kegiatan penelitian dasar. Dalam ranah ilmu terapan ada kegiatan penelitian terapan. Dalam
ranah teknologi ada kegiatan penelitian dan pengembangan teknologi,beserta perencanaannya
sebagaimana dikerjakan oleh ideologiwan maupun teknokrat yang terlibat. Dalam arena
strategi kebudayaan yang menyeluru,budayaan religius transendentalis bisa di harapkan
peranan pemikiran komprehensif dalam pengaturan dan perencanaan strategiknya.

Dalam tataran normatif,teknologi sebaiknya bersifat:

1. Kenyal (resilient),mampu menyerap gejolak alam seperti musim dingin yang hebat,
dan gejolak politik-ekonomi seperti embargo minyak dan sebagainya,tanpa
menimbulkan goncangan sosial yang besar.
2. Luwes (flexible),mampu menyesuaikan diri dengan hal hal yang tak terduga selama
masih dalam tahap pengembangan dan sesudah dimanfaatkan.
3. Majemuk (pluralistic),membuka beragam pilihan,gaya hidup dan kesempatan.
4. Tak terpusat (decentralized), mengutamakan skala yang memungkinkan pemilihan
dan pengendaliannya oleh si pemakai.
5. Tidak ganas (benign), melindungi manusia dari lingkungan yang keras dan penuh
resiko.
6. Mengurangi ketimpangan (inequality-reducing),mengalokasikan manfaat dan biaya
kepada semua warga masyarakat secara adil.
7. Menjauhi kekerasan (non-violent),sukar digunakan secara langsung/tak langsung
sebagai senjata pemusnah missal.
8. Menghemat sumberdaya (resource saving),mampu menyediakan layanan yang
memuaskan dengan mengkomsumsi sumberdaya minimal dengan hasil maksimal.
9. Menyejahterakan,aman, dan prosesnya menberikan kepuasan kerja.
10. Sederhana,memberikan cara dan/alat yang baik secara murah dan dipahani oleh si
pemakai.
11. Ramah lingkungan dan mudah dipakai (use-frendly),tidak menebar cemaran
berbahaya yang bandel,tak terurai secara alam atau tak terdaur ulang dengan
menguntungkan serta mudah pengoperasiannya.

2.3 IPTEK DAN KEBUDAYAAN DI ERA GLOBALISASI

Globalisasi adalah suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia yang bergerak
terus dalam masyarakat global dan merupakan bagian dari proses manusia global itu.
Kehadiran teknologi informasi dan teknologi komunikasi mempercepat akselerasi proses
globalisasi ini. Globalisasi menyentuh seluruh aspek penting kehidupan. Globalisasi
menciptakan berbagai tantangan dan permasalahan baru yang harus dijawab, dipecahkan
dalam upaya memanfaatkan globalisasi untuk kepentingan kehidupan. Wacana globalisasi
sebagai sebuah proses ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi sehingga ia mampu mengubah dunia secara mendasar.

Globalisasi menggejala dalam tersebarnya suatu kebudayaan ke seluruh dunia


sehingga kebudayaan tersebut menjadi kebudayaan dunia/gobal. Perkembangan teknologi
komunikasi (media massa) mendukung terjadinya kontak budaya,yang bisa berdampak positif
maupun negatif. Persoalan budaya mengenai iptek dan globalisasi di Indonesia melibatkan
proses globalisasi yang berjalan dengan membawa nilai-nilai kebudayaan modern beserta
dampak yang ditimbulkannya. Nilai-nilai tersebut mencakup hakekat hidup manusia yang
semakin bebas,tidak terikat dan rasional. Juga nilai penghayatan terhadap waktu yang
berkembang ke arah penghargaan yang semakin tinggi terhadap waktu,dimana waktu
dipergunakan secara efisien dan disiplin. Berkaitan dengan hakekat karya maka karya
semakin dihargai seiring dengan pengutamaan prestasi. Berkaitan dengan alam maka alam
semaki dieksplorasi. Sehubungan dengan penghayatan atas hakekat manusia maka manusia
semakin dipandang dan diperlakukan dalam kesederajadan sehingga menolak sikap
diskriminasi.

Kendala-kendala kultural dalam penguasaan iptek mencakup faktor-faktor universal


maupun nasional. Faktor universal meliputi sikap fatalisme pasrah pada nasib,sikap
etnosentrisme yang mengagungkan keunggulan satu etnik tertentu ,sikap gengsi
martabat,sikap menganut nilai-nilai relatif,sikap terpaku pada norma dan kesopanan
tertentu,serta sikap mempertahankan kepercayaan pada takhayul. Faktor nasional meliputi
sikap meremehkan mutu,suka menerabas,tidak disiplin,tidak percaya pada diri sendiri dan
tidak bertanggungjawab.

2.4 CONTOH KASUS

Dampak Negatif Main Game Online

Main game online, memang memiliki banyak sekali efek positifnya. Namun, seperti
banyak anggapan yang beredar di masyarakat, main game online juga memiliki beberapa
dampak negatif. Namun perlu diingat, dampak negatif ini hanyalah timbul dari main game
online yang berlebihan dan tidak sesuai porsinya. Dampak negatif pertama yang biasanya
disoroti dari main game online secara berlebihan adalah kecenderungan orang yang main
game online untuk melakukan kekerasan. Tak sedikit memang, game-game yang beredar di
Indonesia mengusung tema kekerasan. Game-game ini menyertakan unsur darah, kekejaman
dan tindakan lainnya yang sebenarnya tidak disarankan untuk dilihat secara langsung oleh
anak-anak. Oleh karena itu, banyak pihak yang menduga bahwa kekerasan yang dilakukan
oleh anak-anak belakangan ini timbul dari kebiasaan mereka main game online. Namun bisa
kita perhatikan bahwa dampak ini hanya timbul pada anak-anak yang sudah main game
online secara berlebihan. Hal ini tidak bisa ditemukan pada anak-anak yang bermain game
online secara wajar dan proporsional.

Hal negatif lain yang ada pada main game online adalah adanya beberapa konten yang
dinilai tidak pantas untuk dikonsumsi oleh anak-anak. Wanita yang berpakaian seronok dan
serba terbuka mungkin sudah lazim ditemui di game-game yang beredar di tanah air. Hal ini
tentu saja tidak pantas untuk dilihat oleh anak-anak. Hal ini sebenarnya bisa dicegah dengan
memberikan rating kepada game tertentu yang dinilai tidak pantas dikonsumsi oleh anak-
anak. Selain itu pengawasan terhadap para pemain juga harus terus dilakukan untuk
mencegah hal-hal yang tidak diinginkan terjadi dari main game online.

Dampak negatif ketiga dari main game online secara berlebihan yakni sang pemain
menjadi terisolir. Main game online secara berlebihan bisa membuat seseorang menjadi tidak
bisa lepas kehidupan yang dijalaninya di dunia game dan mengabaikan kehidupan di dunia
nyata. Ketika sudah berlebihan, main game online bisa membuat kalian menjadi anti sosial
dan tidak perduli lagi dengan keluarga, teman dan orang di sekitar kalian. Imbangi kehidupan
sosial kalian dengan bermain bersama teman sekolah, mengunjungi keluarga dan lain-lain
yang tidak bisa kalian temui ketika main game online.

DATA PROSENTASI PENGGUNA GAME ONLINE DI INDONESIA MENURUT


NIELSEN
BAB III
KESIMPULAN
Globalisasi membuat IPTEK pada jaman sekarang menjadi sebuah kebiasaan baru yang
mulai berkembang menjadi sebuah kebudayaan baru yang memiliki dampak positif dan
negatif dalam penggunaannya. Dampak positif dapat mempermudah mengalirnya informasi
sebagai kebutuhan di era globalisasi karena informasi merupakan kebutuhan utama yang
mempermudah dalam mengakses hal-hal apapun yang kita butuhkan. Dan sebagai pengguna
teknologi, kita harus lebih bijaksana dalam penggunaannya,agar dampak yang kita terima
positif.

DAFTAR PUSTAKA

Wiloso,Pamerdi Giri,dkk,2012. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (ISBD). Salatiga : FISKOM

PRESS UKSW.

Anda mungkin juga menyukai