Anda di halaman 1dari 17

,

PENGGUNAAN METODE ROLE PLAY UNTUK MENINGKATKAN


PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
SISWA KELAS III SD NEGERI WIDARASARI

Oleh;
LILI YULIAWATI, S.Pd

ABSTRAK

Latar belakang peneltian ini adalah rendahnya prestasi belajar siswa,


tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan penggunaan metode role playing
untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pda mata pelajaran Bahasa Indonesia
siswa kelas III sD Widarasari. Metodologi penelitian menggunakan Penelitian
Tindakan kelas dengan dua siklus. Hasil penelitian Hasil tes evaluasi siklus I
pertemuan 1 memperoleh rata-rata kelas sebesar 68,5, prosentase ketuntasan
sebesar 30%, sedangkan pada pertemuan 2 rata-rata kelas sebesar 69,0 dan
prosentase ketuntasan sebesar 60%. Hasil penelitian pada siklus II pertemuan 1,
diperoleh rata-rata kelas sebesar 76,5 dengan prosentase ketuntasan sebesar
70%, siklus II pertemuan 2 diperoleh rata-rata kelas sebesar 85,5 dengan
prosentase ketuntasan sebesar 86,5%. Berdasarkan hasil penelitian tindakan
kelas, maka penulis menyimpulkan bahwa penggunaan metode role play dapat
meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas III SD
Negeri Widarasari. Hal ini bisa dilihat dari rata-rata hasil belajar meningkat

Kata Kunci; Metode Role Playing, Prestasi Belajar

A. PENDAHULUAN terhadap tujuan tertentu, karena


metode pengajaran itu mempunyai
Dalam suatu proses kedudukan yang strategis dalam
pembelajaran, terdapat dua unsur pencapaian tujuan yang diinginkan.
penting yang harus ada agar Sering kita jumpai, ketika
pelaksanaan pembelajaran efektif pembelajaran berlangsung, siswa
dan menyenangkan. Kedua unsur itu dihadapkan kepada masalah-masalah
adalah metode pembelajaran dan yang mengakibatkan kegiatan
media pembelajaran, keduanya tidak belajarnya kurang menyenangkan
terlepas dari tujuan yang diharapkan. bahkan membosankan, sehingga
Metode tertentu sangat menentukan transformasi pengetahuan dan tujuan
,

yang diinginkan guru tidak tercapai. masyarakat (Joko Tri Prasetyo,


Masalah itu muncul, karena metoda 1997:80).
yang dipakai oleh guru kurang Melalui belajar mengajar
membangkitkan daya kreatifitas semacam ini, para siswa diberi
siswa, sehingga yang timbul adalah kesempatan dalam menggambarkan,
kejenuhan, mengantuk disaat mengungkapkan atau
pembelajaran berlangsung, malas mengekspresikan suatu sikap,
karena apa yang dikatakan kurang tingkah laku atau penghayatan
pas, kurang membangkitkan sesuatu yang dipikirkan, dirasakan
semangat atau karena situasi atau diinginkan seandainya ia
lingkungan siswa yang kurang aktif. menjadi tokoh yang diperankannya.
Penerapan metode dalam Metode role play ini sangat efektif
sebuah pembelajaran sangat penting karena siswa diberi kebebasan untuk
karena erat kaitannya dengan tujuan mengekspresikan sendiri.
yang diinginkan. Karena itu, penulis Dalam metode role play ini,
menyajikan suatu metode guru jangan terlalu banyak
pembelajaran aktif dan memberikan aturan-aturan permainan
menyenangkan, yaitu metode role yang kaku, sebaliknya guru justru
play. Metode ini jarang dipakai di memberikan kebebasan sepenuhnya
lingkungan SD Negeri Widarasari, di kepada para siswa, jika hal tersebut
samping itu metode ini dapat melatih benar-benar dilaksanakan, maka
keberanian siswa dan memberi dramatisasi sangat menyenangkan
kebebasan berekspresi. bagi para siswa, sehingga belajar
Metode role play adalah menjadi lebih efektif.
suatu cara mengajar yang Di era komunikasi yang
memberikan kesempatan kepada para serba canggih serta perkembangan
sisiwa untuk memerankan sikap, pembelajaran yang demikian pesat
perilaku, penghayatan seseorang, masih ada beberapa guru dalam
seperti yang dilakukannyadalam memberikan pembelajaran berceirta
hubungan sosial sehari-hari di lebih banyak teori dari pada melatih
keterampilannya. Selain itu guru juga
,

menyampaikan pembelajarannya prosentase ketuntasan sebesar 80%.


masih menggunakan metode atau Data di atas menunjukkan bahwa
pendekatan yang kurang bervariasi, siswa yang berhasil dalam
sumber belajar yang tidak kreatif dan pembelajaran tersebut adalah 6
penilaian yang tidak menggambarkan orang, sedangkan 14 orang
kemampuan siswa. diantaranya belum berhasil.
Sehubungan dengan hal Berdasarkan hal tersebut,
tersebut, kegiatan pembelajaran peneliti meminta bantuan supervisor
Bahasa Indonesia khususnya untuk mengidentifikasi kekurangan
keterampilan bercerita sejauh ini dari pembelajaran yang
kurang bergairah dan kurang dilaksanakan. Dari hasil diskusi
menantang sehingga siswa tidak dengan supervisor terungkap
terampil menggunakan beberapa masalah yang terjadi di
kemampuannya dalam mengikuti dalam pembelajaran, yaitu:
pembelajaran yang pada akhirnya a. Guru terlalu banyak memberikan
tidak memberikan hasil yang sesuai informasi, sehingga siswa
dengan harapan. Maka dipandang kurang diaktifkan.
perlu untuk mencoba salah satu b. Guru menggunakan metode
metode yang relative jarang yang monoton dalam
digunakan di SD Negeri Widarasari menyampaikan materi
yakni role play dalam upaya pembelajaran, sehingga siswa
meningkatkan kemampuan siswa. jenuh.
Pada kegiatan pembelajaran c. Ucapan guru dalam PBM
Bahasa Indonesia yang dilaksanakan kadang-kadang tidak dimengerti
oleh peneliti hasil evaluasi belajar siswa.
siswa menunjukan tingkat d. Guru kurang menguasai kelas,
penguasaan materi masih rendah. sehingga siswa yang kurang
Dari 20 anak hanya 6 orang anak memperhatikan tidak ditegur.
yang mendapat nilai 80 ke atas. e. Guru menyampaikan materi
Nilai ketuntasan minimal secara global.
yang ditetapkan adalah 70 dan
,

Akibat hal di atas, maka hasil h. Rendahnya motivasi siswa


pembelajaran sebagai berikut: dalam pembelajaran
a. Rendahnya tingkat penguasaan Berdasarkan analisis di atas,
dan kreativitas siswa dalam penulis merasa tertarik untuk
PBM. melakukan penelitian dengan
b. Rendahnya tingkat keaktifan mengujicobakan metode role
siswa dalam PBM play dalam proses pembelajaran
c. Siswa kurang disiplin dan Bahasa Indonesia, yaitu pada
konsentrasi dalam mengikuti keterampilan berbicara di SD
pembelajaran. Negeri Widarasari.
d. Siswa kurang disiplin dalam Berdasarkan uraian latar
pembelajaran belakang di atas maka peneliti
e. Siswa tidak berani bertanya dan mengambil judul: “Penggunaan
mengeluarkan pendapat. Metode Role Play Untuk
f. Siswa cepat bosan dan jenuh Meningkatkan Prestasi Belajar Mata
mengikuti pembelajaran Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa
g. Siswa tidak bisa menyusun tugas Kelas III SD Negeri Widarasari”.
laporan yang baik.

B. METODE PENELITIAN penelitian tindakan adalah suatu


proses daur ulang dari perencanaan,
1. Prosedur Penelitian tindakan, observasi dan refleksi
Sesuai dengan (perenungan, pemikiran, dan
karakteristiknya, rancangan evaluasi). Penelitian yang dilakukan
penelitian tindakan kelas ini direncanakan terdiri dari dua siklus
dilaksanakan melalui 4 tahap dan dua pertemuan.
kegiatan. Prosedur pelaksanaan Siklus I
penelitian ini mengikuti prinsip Prosedur penelitian tindakan
prinsip dasar penelitian tindakan pada siklus I dapat dijabarkan
yang telah umum dilakukan. sebagai berikut.
Menurut Waseno (1994) proses
,

Perencanaan ➢ Tanya jawab mengenai materi


Kegiatan-kegiatan dalam pembelajaran
tahap perencanaan meliputi : ➢ Siswa mengerjakan lembar kerja
a. Membuat skenario ➢ Siswa menyimpulkan materi
pembelajaran dengan pelajaran dengan bimbingan
menerapkan ceramah, guru
metode metode role play 2. Observasi
dan tanya jawab, kemudian Dalam waktu yang
menyiapkan soal-soal bersamaan peneliti melakukan
latihan yang akan pengamatan terhadap pelaksanaan
dikerjakan siswa. tindakan dan hasil tindakan
b. Mendesain alat evaluasi penelitian. Dalam penelitian ini,
untuk mengukur penulis dibantu oleh teman sejawat
kemampuan intelektual sebagai observer. Observasi ini
siswa pada mata pelajaran meliputi kegiatan mengenali,
Bahasa Indonesia. merekam, dan mendokumentasikan
1. Pelaksanaan setiap gejala dari proses dan hasil
Kegiatan yang dilaksanakan yang dicapai setelah pembelajaran
dalam tahap ini adalah melaksanakan dilaksanakan dengan menggunakan
skenario pembelajaran yang telah metode metode role play dan
direncanakan. Pelaksanaan dari perubahan-perubahan yang terjadi.
penelitian ini dimulai dengan proses 3. Refleksi
pembelajaran selanjutnya di akhiri Hasil yang didapat dalam
dengan observasi dan refleksi. evaluasi dikumpulkan serta dianalisis
Siklus I pertemuan 1 dalam tahap ini. Dari hasil observasi
dilaksanakan tanggal 8 Februari 2018 guru dapat merefleksi diri dengan
dengan langkah-langkah sebagai melihat data observasi apakah
berikut. kegiatan yang dilakukan telah dapat
➢ Mengkondisikan siswa untuk meningkatkan kemampuan
siap belajar intelektual siswa. Hasil analisis data
➢ Penjelasan materi pembelajaran yang diperoleh dalam tahap ini akan
,

dipergunakan sebagai acuan untuk pembelajaran selanjutnya di akhiri


merencanakan siklus berikutnya. dengan observasi dan refleksi.
. Siklus II pertemuan 1
Siklus II dilaksanakan tanggal 8 Maret 2018
Prosedur penelitian tindakan dengan langkah-langkah sebagai
pada siklus II dapat dijabarkan berikut.
sebagai berikut. ➢ Mengkondisikan siswa untuk
siap belajar
1. Perencanaan ➢ Mengecek pemahaman materi
Kegiatan-kegiatan dalam pembelajaran
tahap perencanaan meliputi : ➢ Guru membagikan lembaran
a. Membuat skenario kerja
pembelajaran dengan ➢ Dengan bimbingan guru, siswa
menerapkan ceramah, mengerjakan lembar
metode metode role play kerja
dan tanya jawab, kemudian ➢ Secara bergilir siswa
menyiapkan soal-soal melaporkan hasil
latihan yang akan kerjanya
dikerjakan siswa. ➢ Siswa menyimpulkan materi
b. Mendesain alat evaluasi pelajaran dengan
untuk mengukur bimbingan guru.
kemampuan intelektual 3. Observasi
siswa pada mata pelajaran Dalam waktu yang
Bahasa Indonesia. bersamaan peneliti melakukan
2. Pelaksanaan pengamatan terhadap pelaksanaan
Kegiatan yang dilaksanakan tindakan dan hasil tindakan
dalam tahap ini adalah melaksanakan penelitian. Dalam penelitian ini,
skenario pembelajaran yang telah penulis dibantu oleh teman sejawat
direncanakan. Pelaksanaan dari sebagai observer. Observasi ini
penelitian ini dimulai dengan proses meliputi kegiatan mengenali,
merekam, dan mendokumentasikan
,

setiap gejala dari proses dan hasil dan memberikan gambaran


yang dicapai setelah pembelajaran tentang hasil penelitian.
dilaksanakan dengan menggunakan 2. Pengklasifikasian data yaitu
metode metode role play dan pengelompokan data yang telah
perubahan-perubahan yang terjadi. diseleksi, pengklasifikasian data
4. Refleksi bertujuan untuk memudahkan
Hasil yang didapat dalam pengolahan data dan
evaluasi dikumpulkan serta dianalisis pengambilan keputusan
dalam tahap ini. Dari hasil observasi berdasarkan presentase yang
guru dapat merefleksi diri dengan dijadikan pegangan.
melihat data observasi apakah 3. Pentabulasian data, dilakukan
kegiatan yang dilakukan telah dapat setelah data diklasifikasikan
meningkatkan kemampuan berdasarkan tujuan penelitian
intelektual siswa. Hasil analisis data kemudian ditabulasikan dalam
yang diperoleh dalam tahap ini akan bentuk table dengan tujuan
dipergunakan sebagai acuan untuk untuk mengetahui frekuensi
merencanakan siklus berikutnya. masing-masing alternative
jawaban yang satu dengan yang
2. Metode Analisis lain agar mempermudah
Analisis dan pengolahan membaca data.
data dilakukan selama penelitian dari Ketiga komponen tersebut
awal hingga akhir penelitian. Data dijadikan pegangan dalam
diperoleh dari kumpulan instrument meningkatkan analisis menuju
dan dideskrpsikan untuk diambil pencapaian dan perbaikan
kesimpulannya. Adapun langkah pembelajara. Dengan demikian dapat
analisis data dilakukan dengan cara memberikan kejelasan terhadap
sebagai berikut : pelaksanaan kegiatan yang
1. Penyeleksian data yaitu dituangkan sehingga orang lain dapat
pemilihan data yang akurat yang membaca dengan mudah.
dapat menjawab focus penelitian Penganalisaan data
dilakukan dengan menggunakan
,

teknik analisis data melalui statistik. Widarasari melalui penggunaan


Adapun data yang dikumpulkan metode role play indikatornya adalah
adalah data untuk mencari rata-rata nilai evaluasi siswa mencapai
nilai siswa menggunakan rumus Kriteria Ketuntasan Minimal (70)
statistik. dan prosentase ketuntasan mencapai
Adapun secara umum prosentase ketuntasan minimal
menghitung nilai rata-rata (80%)
menggunakan rumus sebagai berikut
: C. HASIL PENELITIAN DAN
𝑥 PEMBAHASAN
𝑋=
𝑛
Keterangan :
1. Deskripsi Setting Penelitian
X = Nilai rata-rata yang
Sebagaimana telah
dicari
disebutkan di atas, bahwa hasil
𝑥 = Jumlah skor yang
penelitian terhadap proses perbaikan
diperoleh
penggunaan metode role play pada
n = Jumlah siswa
siklus I dan siklus II diperoleh empat
Berdasarkan rumus tersebut
tahapan yang ditempuh oleh guru
diatas akan dihasilkan nilai rata-rata
dan observer untuk mendapatkan
siswa yang merupakan gambaran
suatu kondisi yang diharapkan, baik
dari setiap siklus. Berhasil dan
dalam aktivitas maupun hasil belajar
meningkatnya hasil siswa dilihat dari
siswa. Berdasarkan mengenai
hasil nilai rata-rata.
keempat tahapan yang dimaksud
terdeskripsikan pada uraian berikut.
3. Indikator Keberhasilan
Peningkatan indikatornya
Siklus I
adalah adanya peningkatan prestasi
Tahapan penelitian pada
belajar siswa dari kurang baik
siklus I pertemuan 1 dan pertemuan 2
menjadi baik. Peningkatan prestasi
dideskripsikan sebagai berikut.
belajar mata pelajaran Bahasa
Indonesia siswa kelas III SD Negeri
1. Tahap Perencanaan
,

Pada tahap ini peneliti ➢ Bersama teman sebangkunya,


mempersiapkan perangkat siswa mendiskusikan membuat
pembelajaran yang terdiri dari percakapan melalui telepon
rencana pelajaran 1 dan alat-alat tentang pelajaran
pengajaran yang mendukung. Selain ➢ Siswa melakukan percakapan di
itu juga dipersiapkan lembar depan kelas dengan
observasi pengelolaan penggunaan menggunakan alat komunikasi
metode role play. telepon
2. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan ➢ Memfasilitasi peserta didik
Pelaksanaan kegiatan melalui pemberian tugas,
belajar mengajar untuk siklus I diskusi, dan lain-lain untuk
pertemu.an 1 dilaksanakan pada memunculkan gagasan baru baik
tanggal 8 Februari 2018 di kelas III secara lisan maupun tertulis;
SD Negeri Widarasari dengan jumlah ➢ Guru bertanya jawab tentang
20 siswa. Dalam hal ini peneliti hal-hal yang belum diketahui
bertindak sebagai guru. Adapun siswa
proses belajar mengajar mengacu ➢ Guru bersama siswa bertanya
pada rencana pelajaran yang telah jawab meluruskan kesalahan
dipersiapkan dengan langkah- pemahaman, memberikan
langkah tindakan sebagai berikut. penguatan dan penyimpulan
➢ Mengondisikan kelas dan siswa ➢ Guru mengajukan pertanyaan
agar memiliki kesiapan belajar. sekitar materi yang diajarkan
➢ Memberikan motivasi sebelum ➢ Siswa mengajukan pertanyaan
apersepsi. sekitar materi yang belum
➢ Mengadakan apersepsi melalui dipahami, guru menjawabnya
tanya jawab yang berkaitan ➢ Siswa mengerjakan tugas-tugas
dengan materi pembelajaran. yang diberikan guru
➢ Menjelaskan tujuan ➢ Guru memeriksa dan membahas
pembelajaran dan langkah- pekerjaan siswa
langkah pembelajaran. ➢ Guru dan siswa menyimpulkan
materi yang diajarkan
,

guru kelas dengan teman sejawat,


3. Refleksi yang membantu pelaksanaan
Kegiatan refleksi meliputi observasi dan refleksi selama
kegiatan analisis hasil pembelajaran penelitian berlangsung, sehingga
dan menyusun rencana perbaikan kegiatan penelitian ini dapat
pada siklus berikutnya. terkontrol untuk menjaga validitas
4. Observasi. hasil penelitian.
Pelaksanaan penelitian
dilakukan secara kolaboratif antara
Siklus II pada rencana pelajaran yang telah
Tahapan penelitian pada dipersiapkan dengan langkah-
siklus II pertemuan 1 dan pertemuan langkah tindakan sebagai berikut.
2 dideskripsikan sebagai berikut. ➢ Mengondisikan kelas dan siswa
1. Tahap Perencanaan agar memiliki kesiapan belajar.
Pada tahap ini peneliti ➢ Memberikan motivasi sebelum
mempersiapkan perangkat apersepsi.
pembelajaran yang terdiri dari ➢ Mengadakan apersepsi melalui
rencana pelajaran 2 dan alat-alat tanya jawab yang berkaitan
pengajaran yang mendukung. Selain dengan materi pembelajaran.
itu juga dipersiapkan lembar ➢ Menjelaskan tujuan
observasi pengelolaan penggunaan pembelajaran dan langkah-
metode metode role play. langkah pembelajaran.
2. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan ➢ Bersama teman sebangkunya,
Pelaksanaan kegiatan siswa mendiskusikan membuat
belajar mengajar untuk siklus II percakapan melalui telepon
pertemuan 1 dilaksanakan pada tentang pelajaran
tanggal 8 Maret 2018 di kelas III SD ➢ Siswa melakukan percakapan di
Negeri Widarasari dengan jumlah 20 depan kelas dengan
siswa. Dalam hal ini peneliti menggunakan alat komunikasi
bertindak sebagai guru. Adapun telepon
proses belajar mengajar mengacu
,

➢ Memfasilitasi peserta didik Kegiatan refleksi meliputi


melalui pemberian tugas, kegiatan analisis hasil pembelajaran
diskusi, dan lain-lain untuk dan menyusun rencana perbaikan
memunculkan gagasan baru baik pada siklus berikutnya.
secara lisan maupun tertulis; 4. Observasi.
➢ Guru bertanya jawab tentang Pelaksanaan penelitian
hal-hal yang belum diketahui dilakukan secara kolaboratif antara
siswa guru kelas dengan teman sejawat,
➢ Guru bersama siswa bertanya yang membantu pelaksanaan
jawab meluruskan kesalahan observasi dan refleksi selama
pemahaman, memberikan penelitian berlangsung, sehingga
penguatan dan penyimpulan kegiatan penelitian ini dapat
➢ Guru mengajukan pertanyaan terkontrol untuk menjaga validitas
sekitar materi yang diajarkan hasil penelitian.
➢ Siswa mengajukan pertanyaan
sekitar materi yang belum Hasil Penelitian
dipahami, guru menjawabnya Setelah melaksanakan
➢ Siswa mengerjakan tugas-tugas penelitian sebanyak 2 siklus, dan
yang diberikan guru masing-masing siklus terdiri dari 2
➢ Guru memeriksa dan membahas pertemuan maka diperoleh hasil
pekerjaan siswa penelitian sebagai berikut.
➢ Guru dan siswa menyimpulkan
materi yang diajarkan Siklus I
3. Refleksi Hasil penilaian pada siklus I dapat
dilihat pada tabel 4.1 dibawah ini.
Tabel 1
Data Hasil Evaluasi Perbaikan
,

Siklus I

Siklus I
No Kriteria
Pertemuan 1 Pertemuan 2
1 Nilai Tertinggi 90 90
2 Nilai Terendah 50 60
3 Rata-rata 68,5 69,0
4 Prosentase Ketuntasan 30% 60%

Hasil tes evaluasi siklus I sebesar 69,0 dan prosentase


pertemuan 1 memperoleh rata-rata ketuntasan sebesar 60%.
kelas sebesar 68,5, prosentase Siklus II
ketuntasan sebesar 30%, sedangkan Nilai hasil pembelajaran
pada pertemuan 2 rata-rata kelas pada siklus II dapat dilihat pada tabel
2 dibawah ini.

Tabel 2
Data Hasil Evaluasi Perbaikan
Siklus II

Siklus II
No Kriteria
Pertemuan 1 Pertemuan 2
1 Nilai Tertinggi 90 100
2 Nilai Terendah 60 70
3 Rata-rata 76,5 85,5
4 Prosentase Ketuntasan 70% 86,5%

Hasil penelitian pada siklus menggunakan metode analisis yang


II pertemuan 1, diperoleh rata-rata telah ditentukan serta berpedoman
kelas sebesar 76,5 dengan pada indikator keberhasilan.
prosentase ketuntasan sebesar Indikator keberhasilan menyatakan
70%, siklus II pertemuan 2 bahwa penelitian dinyatakan berhasil
diperoleh rata-rata kelas sebesar 85,5 apa bila rata rata hasil belajar
dengan prosentase ketuntasan mencapai minimal 70 dengan
sebesar 86,5%. prosentase ketuntasan 80%.
Pembahasan Siklus I
Pembahasan hasil penelitan Hasil penelitian siklus I
dilakukan berdasarkan rumusan dapat dilihat pada tabel 4.1, pada
masalah dan hasil penelitian. tabel tersebut membandingkan
Pembahasan dilakukan dengan perolehan hasil penelitan pada
,

pertemuan 1 Siklus I dan Pertemuan indikator keberhasilan, maka hasil


2 Siklus 1. Hasil tes evaluasi penelitian pertemuan 2 Siklus
pertemuan 1 memperoleh rata-rata pertama ini pun belum berhasil
kelas sebesar 68,5 dengan prosentase karena baik nilai rata-rata (69,0),
ketuntasan sebesar 30%. Rata-rata maupun prosentase ketuntasan (60%)
nilai pertemuan I tersebut belum belum mecapai rata-rata nilai
mecapai rata-rata nilai minimal 70 minimal (70) dan prosentase
(68,5< 70). Begitu pula prosentse ketuntasan minimal (80%). Namun
ketuntasan baru mencapai 30% demikian baik nilai rata-rata kelas
belum mencapai prosentase minimal mauun prosentase ketuntasan pada
80% (30 < 80%). pertemuan ke dua lebih besar dari
Hasil Penelitian pertemuan nilai rata-rata dan prosentase
2 memperoleh rata-rata kelas sebesar ketuntasan pada pertemuan 1. Untuk
69,0 dan prosentase ketuntasan lebih jelasnya perhatikan grafik 1.
sebesar 60%. Bila merujuk pada

61.5 68.5 69
80 60
60 Rata-rata
30
40 15 Kelas
20 Prosentase
0 Ketuntasan
Sebelum Siklus I Siklus I
Pert.1 Pert.2
3.

Grafik 1
Data Hasil Evaluasi Perbaikan
Siklus I

Siklus II pertemuan 1 memperoleh rata-rata


Hasil penelitian siklus 2 kelas sebesar 76,5 dengan prosentase
dapat dilihat pada tabel 4.2, pada ketuntasan sebesar 70%. Rata-rata
tabel tersebut membandingkan nilai pertemuan I tersebut sudah
perolehan hasil penelitan pada mecapai rata-rata nilai minimal 70
pertemuan 1 Siklus II dan Pertemuan (76,5 > 70). Namun prosentse
2 Siklus II. Hasil tes evaluasi ketuntasan baru mencapai 70%
,

belum mencapai prosentase minimal maka hasil penelitian pertemuan 2


80% (70% < 80%). Siklus II telah berhasil karena baik
Hasil Penelitian pertemuan nilai rata-rata (85,5), maupun
2 memperoleh rata-rata kelas sebesar prosentase ketuntasan (86,5%) sudah
85,5 Rata rata nilai pertemuan 2 mencapai rata-rata nilai minimal (70)
siklus II seperti pada pertemuan 1 dan prosentase ketuntasan minimal
telah mencapai rata-rata minimal 70, (80%). Dan terjadi peningkatan nilai
bahkan lebih tinggi dari rata-rata rata-rata kelas maupun prosentase
nilai pertemuan pertama (85,5 > ketuntasan pada pertemuan ke dua
76,5). Prosentase ketuntasan lebih besar dari nilai rata-rata dan
pertemuan 2 siklus II adalah sebesar prosentase ketuntasan pada
86,5% telah mencapai prosentase pertemuan 1.Untuk lebih jelasnya
miniml 80% bahkan lebih. Bila perhatikan grafik 2.
merujuk pada indikator keberhasilan,

100 86.5
85.5
76.570
80
60 Rata-Rata
40
20 Prosentase
0 Ketuntasan
Siklus II Siklus II
Pert.1 Pert.2

Grafik 2
Data Hasil Evaluasi Perbaikan
Siklus II

Siklus I dan Siklus II nilai terendah, nilai rata-rata hasil


Hasil penelitian siklus 1 dan belajar dan Prosentasi ketuntasan.
siklus 2 sebagaimana telah diuraikan Rata-rata hasil belajar
di atas diringkaskan pada tabel 4.3. meningkat dari 68,5 pada pertemuan
Berdasarakn tabel tersebut dapat 1 Siklus I, menjadi 69 pada
dilihat peningkatan nilai tertinggi, pertemuan 2 Siklus I, menjadi 76,5
,

pada pertemuan 1 Siklus II dan siklus II.


menjadi 85,5 pada pertemuan 2

Tabel 3
Rekapitulasi Data Hasil Evaluasi Perbaikan
Siklus I dan Siklus II

Nilai
Kriteria Siklus I Siklus 2
Pert. 1 Pert. 2 Pert. 1 Pert. 2
Nilai Tertinggi 90 90 90 100
Nilai Terendah 50 60 60 70
Rata-rata 68,5 69,0 76,5 85,5
Prosentase Ketuntasan 30% 60% 70% 86,5%

Berdasarkan data tersebut, petemuan 1 Siklus II dan menjadi


walaupun telah terjadi peningkatan 86,5% pada pertemuan 2. Dengan
pada rata-rata kelas dari siklus I demikian berdasarakan prersentasi
pertemuan 1 ke pertemuan 2 namun ketuntasan penelitian baru
penelitian dinyatakan baru dinyatakan berhasi pada pertemuan 2
dinyatakan berhasil pada siklus II. siklus II.
Sementara dari prosesntasi Peningkatan hasil belajar
ketuntasan terjadi peningkatan dari pada setiap pertemuan pada siklus I
30% pada pertemuan 1 Siklus I, dan Siklus II, lebih jelas dapat dilihat
menjadi 60% pada pertemuan 2 pada grafik 3.
Siklus 1, menjadi 70% pada

100 86.5
85.5
76.5
68.5 69 70
60 Rata-rata
50 Kelas
30

0
Siklus I Pert.1Siklus I Pert.2Siklus II Pert.1Siklus II Pert.2
Grafik 3
Rekapitulasi Data Hasil Perbaikan
Siklus I dan SiklusII
,

Berdasarkan pembahasan setiap ketuntasan terjadi peningkatan dari


siklus, maka secara keseluruhan telah 30% pada pertemuan 1 Siklus I,
terjadi peningkatan hasil belajar dari menjadi 60% pada pertemuan 2
silklus 1 pertemuan 1 baik pada nilia Siklus 1, menjadi 70% pada
rata-rata kelas maupun persentasi petemuan 1 Siklus II dan menjadi
ketuntasan, dimana penelitian 86,5% pada pertemuan 2.
mencapai kriteria keberhasilan saat Berdasarkan pembahasan
baik nilai rata-rata kelas maupun setiap siklus, maka secara
prosentasi ketuntasan mencapai keseluruhan telah terjadi peningkatan
kriteria keberhasilan, 70 dan 80%, hasil belajar dari siklus 1 pertemuan
yaitu pada pertemuan 1 siklus II 1 baik pada nilai rata-rata kelas
sebesar 85,5 untuk rata-rata kelas dan maupun persentasi ketuntasan,
86,5% untuk prosentase penilaian. dimana penelitian mencapai kriteria
keberhasilan saat baik nilai rata-rata
D, KESIMPULAN DAN SARAN kelas maupun prosentasi ketuntasan
mencapai kriteria keberhasilan, 70
1. Kesimpulan dan 80%, yaitu pada siklus II
Berdasarkan hasil penelitian pertemuan 2 sebesar 85,5 untuk rata-
tindakan kelas, maka penulis rata kelas dan 86,5% untuk
menyimpulkan bahwa penggunaan prosentase penilaian.
metode role play dapat meningkatkan
prestasi belajar mata pelajaran 2. Saran
Bahasa Indonesia siswa kelas III SD Berdasarkan kesimpulan
Negeri Widarasari. Hal ini bisa hasil penelitian di atas maka, penulis
dilihat dari rata-rata hasil belajar menyampaikan saran sebagai
meningkat dari 68,5 pada pertemuan berikut:
1 Siklus I, menjadi 69 pada 1. Buatlah perencanaan yang
pertemuan 2 Siklus I, menjadi 76,5 matang sebelum pelaksanaan
pada pertemuan 1 Siklus II dan pembelajaran.
menjadi 85,5 pada pertemuan 2
siklus II. Sementara dari prosesntasi
,

2. Pergunakan metode yang tepat Disamping itu berdasarkan


dalam pelaksanaan pengalaman dalam melaksanakan
pembelajaran. perbaikan pembelajaran PTK,
3. Persiapkan alat yang mendukung kiranya perlu bertukar pikiran
terhadap proses pembelajaran. berkenaan dengan masalah tugas-
4. Laksanakan evaluasi secara tugas guru dalam mengajar sehari-
seksama, agar hasil hari sehingga kinerja guru meningkat
pembelajaran maksimal. yaitu dengan rasa tanggung jawab
5. Lakukan perbaikan apabila hasil serta penuh disiplin terhadap tugas
belajar kurang memuaskan. dan kewajiban.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Dasar-
Akhmad, Abu dan Joko Tri Prasetyo. dasar Penelitian Pendidikan. Jakarta:
1997. Strategi Belajar Mengajar. Bumi Aksara
Bandung: Pustaka Setia
Hamalik, Oemar. 1994. Penilaian
Arsyad, Azhar. 2003. Media Hasil Proses Pembelajaran. Bandung:
Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Citradytya
Persada

Anda mungkin juga menyukai