Anda di halaman 1dari 1

Karena lingkup sejarah sangat besar, perlu klasifikasi yang baik untuk memudahkan penelitian.

Bila beberapa penulis seperti H.G. Wells, Will Durant, dan Ariel Durant menulis sejarah dalam
lingkup umum, kebanyakan sejarawan memiliki keahlian dan spesialisasi masing-masing.
Ada banyak cara untuk memilah informasi dalam sejarah, antara lain:

 Berdasarkan kurun waktu (kronologis).


 Berdasarkan wilayah (geografis).
 Berdasarkan negara (nasional).
 Berdasarkan kelompok suku bangsa (etnis).
 Berdasarkan topik atau pokok bahasan (topikal).
Dalam pemilahan tersebut, harus diperhatikan bagaimana cara penulisannya seperti melihat
batasan-batasan temporal dan spasial tema itu sendiri. Jika hal tersebut tidak dijelaskan, maka
sejarawan mungkin akan terjebak ke dalam falsafah ilmu lain, misalnya sosiologi. Inilah
sebabnya Immanuel Kant yang disebut-sebut sebagai Bapak Sosiologi mengejek sejarah
sebagai "penata batu-bata" dari fakta-fakta sosiologis.
Banyak orang yang mengkritik ilmu sejarah. Para pengkritik tersebut melihat sejarah sebagai
sesuatu yang tidak ilmiah karena tidak memenuhi faktor-faktor keilmuan, terutama faktor "dapat
dilihat atau dicoba kembali", artinya sejarah hanya dipandang sebagai pengetahuan belaka,
bukan sebagai ilmu. Sebenarnya, pendapat ini kurang bisa diterima akal sehat karena sejarah
mustahil dapat diulang walau bagaimanapun caranya karena sejarah hanya terjadi sekali untuk
selama-lamanya. Walau mendapat tantangan sedemikian itu, ilmu sejarah terus berkembang
dan menunjukkan keeksisannya dalam tataran ilmu.

Anda mungkin juga menyukai