Anda di halaman 1dari 26

TRANSLASI/ PENJABARAN LAPORAN KEUANGAN ENTITAS ASING

 Perusahaan harus memasukkan operasi yang berbasis di luar negeri yang dinyatakan dalam
mata uang Rupiah dan dilaporkan dengan menggunakan Prinsip Akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia.
 Penyajian kembali diperlukan sebelum laporan keuangan tersebut digabungkan atau
dikonsolidasikan dengan laporan keuangan induk perusahaan di Indonesia yang sudah
dinyatakan dalam Rupiah.
 Induk perusahaan di Indonesia secara umum harus melakukan langkah-langkah dalam
proses penjabaran dan konsolidasi anak perusahaan di luar negeri :
1. Menerima laporan keuangan anak perusahaan Inggris yang dilaporkan dalam
poundsterling.
2. Menyajikan kembali laporan keuangan tersebut, agar sesuai dengan prinsip Akuntansi
yang berlaku umum di Indonesia.
3. Menjabarkan laporan keuangan yang diukur dalam poundsterling menjadi nilai setara
dalam Rupiah.
Tiap saldo akun entitas luar negeri masing-masing harus dijabarkan menjadi nilai setara
Rupiah sebagai berikut :

Akun yang diukur dalam Nilai tukar yang Akun yang diukur dalam
x =
unit mata uang asing sesuai setara Rupiah

4. Melakukan konsolidasi akun-akun anak perusahaan yang telah dijabarkan , yang sudah
diukur dalam Rupiah dengan akun-akun Induk Perusahaan.

Penentuan Mata Uang Fungsional


Ada 3 kemungkinan kurs yang digunakan dalam melakukan konversi nilai mata uang asing
menjadi Rupiah :
1. Nilai Kini (Current Rate) :
merupakan kurs pada akhir hari perdagangan tanggal laporan posisi keuangan.
2. Kurs Historis (Historical Rate) :
merupakan kurs yang sudah ada pada saat transaksi awal terjadi  kurs pada
tanggal saat aset diterima atau kewajiban diakui.
3. Kurs Rata-rata ( Average Rate) :
merupakan kurs rata-rata selama suatu periode dan sering digunakan untuk menghitung
pendapatan dan beban yang terjadi.

 Penyesuaian penjabaran yang terjadi karena penerapan kurs ini juga harus tercermin pada laporan
keuangan, baik sebagai komponen laba bersih maupun dalam laba komprehensif

PSAK 10 tentang : “Penjabaran Mata Uang Asing” :


 Memberi pedoman khusus untuk menjabarkan laporan keuangan dari mata uang asing menjadi mata
uang Rupiah untuk memungkinkan penyusunan lapran keuangan konsolidasian yang diukur, atau
didenominasikan dalam Rupiah.
 Menjelaskan tentang penjabaran laporan keuangan ke dalam mata uang penyajian.
.
Tujuan dari PSAK 10 adalah :
menjelaskan cara memasukkan transaksi dalam mata uang asing dan kegiatan usaha
luar negeri ke dalam laporan keuangan entitas.

Ilustrasi Penjabaran dari Konsolidasi Anak Perusahaan Luar Negeri


Untuk mengetahui konsolidasi Anak Perusahaan di luar negeri, asumsikan informasi sebagai berikut :
1. Pada tanggal 1 Januari 20X1, PT. Induk (perusahaan Indonesia) membeli 100 % saham beredar dari German
Company, sebuah perusahaan yang berlokasi di Berlin, seharga Rp. 660.000.000,-.
Harga tersebut lebih tinggi Rp. 60.000.000,- dari nilai buku. Selisih lebih harga perolehan di atas nilai
buku dialokasikan ke Paten yang diamortisasi selama 10 tahun.
2. Mata uang local German Company adalah Euro (€) yang juga merupakan mata uang fungsionalnya.
3. Pada tanggal 1 Oktober 20X1, anak perusahaan mengumumkan dan membayar dividen sebesar € 6.250
4. Anak perusahaan menerima Rp. 42.000.000,- dari transaksi dengan perusahaan Indonesia pada
saat kurs adalah € 1 = Rp. 12.000,-. Anak perusahaan masih memiliki mata uang asing tersebut
pada tanggal 31 Desember 20X1.

5. Kurs spot langsung yang terkait (Rp/€ 1) adalah :


Tanggal Kurs
1 Januari 20X1 Rp. 12.000,-
1 Oktober 20X1 Rp. 13.600,-
31 Desember 20X1 Rp. 14.000,-
Rata-rata 20X1 Rp. 13.000,-
Akun-akun Laporan Posisi Keuangan Kedua Perusahaan pada 1 Januari 20X1 (Sesaat Sebelum Akuisisi 100 %
Saham German Company oleh PT. Induk, perusahaan Indonesia).
PT. Induk German Company
Kas Rp. 3.500.000.000,- € 2.500
Piutang 750.000.000,- 10.000
Persediaan 1.000.000.000,- 7.500
Tanah 1.750.000.000,- 0
Aset Tetap 8.000.000.000,- 50.000
Total Debit Rp. 15.000.000.000,- € 70.000

Akumulasi Depresiasi Rp. 4.000.000.000,- € 5.000


Utang Usaha 1.000.000.000,- 2.500
Utang Obligasi 2.000.000.000,- 12.500
Saham Biasa 5.000.000.000,- 40.000
Saldo Laba, 31 Des 20X0 3.000.000.000,- 10.000
Total Kredit Rp. 15.000.000.000,- € 70.000
Tanggal Akuisisi Kertas Kerja Penjabaran

 Figure 12-3 menyajikan penjabaran neraca saldo German Company pada tanggal 1 Januari
20X1
 Penjabaran neraca saldo anak perusahaan dari mata uang fungsional Euro ke Rupiah yang
merupakan mata uang pelaporan entitas induk di Indonesia, menggunakan metode kurs kini.
 Dalam transaksi pembelian, akun ekuitas pemegang saham anak perusahaan dijabarkan
menggunakan kurs kini pada tanggal pembelian saham anak perusahaan oleh induk
perusahaan.

1 Januari 20X1
(1) dr. Investasi pada saham German Company 660.000.000
cr. Kas 660.000.000
(pembelian saham German Company)
Diferrensial pada tanggal 1 Januari 20X1, pada tanggal akuisisi dihitung sebagai berikut :

Biaya perolehan investasi Rp. 660.000.000,-


Nilai buku investasi :
Saham Biasa-German Rp. 480.000.000,-
Saldo Laba-German 120.000.000,-
Total Rp. 600.000.000,-
Persentase Saham German Company
yang di akuisisi oleh PT. Induk x 1,00 (Rp. 600.000.000,-)
Diferensial (selisih lebih biaya perolehan
di atas nilai buku) yang dialokasikan ke
paten = Rp. 60.000.000,-
Penyajian gambar dari akuisisi adalah sebagai berikut :

Biaya perolehan Investasi


Rp. 660.00.000

Total Diferensial Selisih nilai perolehan di atas


Rp. 60.000.000,- Nilai buku aset bersih yang
dapat diidentifikasi
Paten = Rp. 60.000.000,

Nilai buku aset bersih yang


dapat diidentifikasi
Rp. 600.000.000,- -
Ayat jurnal Eliminasi :

E(2) dr. Saham Biasa-German Company 480.000.000


Saldo Laba 120.000.000
Diferensial 60.000.000
cr. Investasi pada Saham German Company 660.000.000
(mengeliminasi saldo investasi )

E(3) dr. Paten 60.000.000


cr. Diferensial 60.000.000
(mengalokasikan diferensial)
Setelah Tanggal Akuisisi
Penjabaran Neraca Percobaan Anak Perusahaan Luar Negeri Setelah Akuisisi :
• Terdapat akun Unit Mata Uang Asing dalam neraca saldo anak perusahaan German
Company yaitu setara Rupiah = Rp. 42.000.000,-  informasi Soal)
• Akun ini didenominasi dalam mata uang asing (Rp.), selain mata uang pelaporan
perusahaan anak, maka German Company membuat ayat jurnal penyesuaian untuk
menilai kembali akun dari jumlah awal yang dicatat menggunakan kurs pada tanggal
perusahaan menerima mata uang yang nilai kursnya setara dengan jumlah tersebut pada
akhir tahun.
German Company membuat ayat jurnal dalam pembukuannya pada saat menerima Rupiah :
(4) dr, Unit Mata Uang Asing (Rp) € 3.500
cr, Penjualan € 3.500
(Mencatat penjualan dan penerimaan Rp. 42.000.000,- pada kurs spot
pada tanggal penerimaan : Rp. 42.000.000 / kurs Rp. 12.000,-)
Pada akhir periode, anak perusahaan menyesuaikan unit mata uang asing (Rupiah) ke kurs kini (Rp.14.000,-
= € 1) dengan membuat ayat jurnal berikut :

(5) dr. Kerugian transaksi Mata Uang Asing € 500


cr. Unit Mata Uang Asing (Rp) € 500
(Menyesuaikan akun yang didenominasi dalam unit mata uang asing
menjadi kurs kini ) :
Rp. 42.000.000,- /Rp. 14.000,- = € 3.000
Dikurangi : Saldo sebelum disesuaikan = (€ 3.500)
Kerugian transaksi mata uang asing =€ 500

Kerugian transaksi mata uang asing adalah :


 merupakan komponen dari laba bersih anak perusahaan ; dan
 akun Unit Mata Uang Asing diklasifikasikan sebagai aset lancar di neraca anak
perusahaan.
Laba bersih anak perusahaan terdiri dari elemen-elemen berikut :

Penjualan € 50.000
Harga Pokok Penjualan ( 22.500)
Beban Operasi ( 14.500)
Kerugian Transaksi Mata Uang Asing ( 500)
Laba Bersih € 12.500

Kurs yang digunakan :


1. Aset dan Kewajiban menggunakan Kurs Kini (spot rate pada tanggal Pelaporan Posisi
Keuangan = Rp. 14.000,-).
2. Akun Laporan Laba-Rugi (pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian) :
- dijabarkan menggunakan kurs rata-rata selama periode berjalan ( = Rp. 13.000,-)
3. Akun Ekuitas Pemegang Saham (selain Saldo Laba), dijabarkan menggunakan Kurs
Historis yang sesuai ( Rp. 12.000,- dan Rp. 13.600,-)
Dalam contoh dividen dijabarkan pada kurs tanggal 1 Oktober (Rp. 13.600,-)
 pengumuman dan pembayaran dividen pada Tanggal 1 Oktober.
Jika dividen belum dibayarkan sampai dengan akhir tahun, maka hutang dividen
akan dijabarkan menggunakan kurs kini sebesar Rp. 14.000,-. = € 1.

Setiap selisih penjabaran yang terjadi, akan dimasukkan sebagai komponen laba
komprehensif.
Cara lain untuk menentukan akumulasi selisih penjabaran :

Neraca anak perusahaan hasil penjabaran pada awal tahun :

Neraca Penjabaran, 1/1/20X1


Aset Bersih Rp. 600.000.000,- Saham Biasa Rp. 600.000.000,-

Neraca Penjabaran pada akhir tahun :


Neraca Penjabaran, 31/12/20X1
Aset Bersih Rp. 787.500.000,- Saham Biasa Rp. 600.000.000,-
Saldo Laba (laba nersih
dikurangi dividen) 77.500.000,-
Akumulasi pendapatan
Komprehensif lainnya-
selisih translasi 110.000.000,-
Total Rp. 787.500.000,- Total Rp. 787.500.000,-
Ayat jurnal yang dibuat oleh PT. Induk :
1 Oktober 20X1 :
(6) dr. Kas 85.000.000
cr. Investasi pada saham German Company 85.000.000
(mencatat dividen yang diterima dari German Company : € 6.250 x Rp. 13.600)

31 Desember 20X1 :
(7) dr. Investasi pada saham German Company 162.500.000
cr. Pendapatan dari German Company 162.500.000
(mencatat bagian laba bersih anak peusahaan luar negeri : € 12.500 x Rp. 13.000,-)

(8) dr. Investasi pada saham German Company 110.000.000


cr. Pendapatan Komprehensif Lainnya – Penyesuaian Penjabaran 110.000.000
(mencatat bagian Induk Perusahaan atas perubahan dalam penyesuaian penjabaran dari
penjabaran akun anak perusahaan : Rp. 110.000.000 x 1.00)
Diferensial :
PT. Induk mengamortisasikan paten selama 10 tahun.

Euro Eropa Kurs Translasi Rupiah


Laporan Laba Rugi :
Diferensial awal tahun € 5.000 Rp. 12.000,- Rp. 60.000.000,-
Amortisasi periode berjalan ( 500) Rp. 13.000,- ( 6.500.000,-)
Sisa Saldo € 4.500 Rp. 53.500.000,-
Neraca :
Sisa Saldo 31/12/X1 dijabarkan menggunakan
kurs akhir tahun € 4.500 Rp. 14.000,- Rp. 63.000.000,-
Selisih dimasukkan dalam Pendapatan
Komprehensif Lainnya – penyesuaian penjabaran (kredit) Rp. 9.500.000,-
PT. Induk mengakui amortisasi paten untuk periode berjalan dan penyesuaian penjabaran untuk periode
berjalan :

(9) dr. Pendapatan dari Anak Perusahaan 6.500.000


cr. Investasi pada saham German Company 6.500.000
(mencatat amortisasi paten tahun 20X1 : € 500 x Rp. 13.000,- kurs rata-rata)

(10) dr, Investasi pada Saham German Company 9.500.000


cr. Pendapatan Komprehensif Lainnya – Penyesuaian Penjabaran 9.500.000
(mencatat penyesuaian penjabaran atas kenaikan diferensial)
Saldo akun investasi pada Saham German Company tanggal 31 Desember 20X1 = Rp. 850.500.000,-

Investasi pada Saham German Company


(1) Harga Beli Rp. 660.000.000,-
(6) Dividen Rp. 85.000.000,-
(7) Ekuitas Dalam Laba 162.500.000,-
(8) Bagian dari penyesuaian
penjabaran anak perusahaan 110.000.000,-
(9) Amortisasi Diferensial 6.500.000,-
(10) Penyesuaian penjabaran
dari diferensial 9.500.000,-
Rp. 850.500.000,-

 Pendapatan Komprehensif Lainnya – Penyesuaian Penjabaran sebesar Rp. 119.500.000,-


(Rp. 110.000.000,- + Rp. 9.500.000,- )
Ayat jurnal penutup Induk Perusahaan terdiri dari :

(11) dr. Pendapatan dari Anak Perusahaan 156.000.000


cr. Saldo Laba 156.000.000
(untuk menutup Laba Bersih dari anak perusahaan : Rp. 162.500.000,- - Rp. 6.500.000,-)

(12) dr. Pendapatan Komprehensif Lainnya – Penyesuaian Penjabaran 119.500.000


cr. Akumulasi Pendapatan Komprehensif Lainnya –
Penyesuaian Penjabaran 119.500.000
(untuk menutup pendapatan komprehensif lainnya dari investasi
pada anak perusahaan German : Rp. 110.000.000,- + Rp. 9.500.000,-)

Anda mungkin juga menyukai