Anda di halaman 1dari 4

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian
Secara umum motor memiliki 2 cara berpindah gigi / transmisi. Sistem CVT (Continue Variable
Transmission) adalah sistem otomatis yang dipasang pada beberapa tipe motor saat ini. Sistem ini
menghasilkan perbandingan reduksi secara otomatis sesuai dengan putaran mesin sehingga
pengendara terbebas dari keharusan memindah gigi sehingga lebih nyaman dan santai. Sehingga
pengendara motor matic tidak perlu memindahkan gigi secara manual dengan menginjak gigi dengan
kaki.
a. Kelebihan motor matic
1. Motor lebih mudah dioperasikan / digunakan
2. Memiliki ruang yang lebih banyak untuk menaruh barang
3. Lebih lincah dan gesit
4. Lebih ringan
5. Cocok untuk jalan jalan keluarga
b. Kekurangan motor matic
1. Lebih boros bahan bakar
2. Memiliki diameter roda yang lebih kecil
3. Pemilik harus lebih rajin cek ke bengkel
4. Biaya perawatan yang mahal
5. Hanya memiliki satu shock breaker

B. Prinsip Kerja
Cara kerja CVT (Continue Variable Transmissio) adalah tenaga yang dihasilkan dari proses
pembakaran di ruang bakar akan memutar crankshaft. Energi dari putaran crankshaft inilah yang
disalurkan ke primary sheeve. Primary sheeve akan menyalurkan tenaga ke secondary sheeve melalui
V - belt. Sistem V - matic merupakan mekanisme otomatis yang mengubah perbandingan gigi tanpa
langkah langkah dan mengubah daya mesin menjadi gaya dorong optimal tanpa kejutan adanya
pergantian gigi.
a. Komponen - Komponen CVT dan Fungsinya
1. Pulley Primer (Fixed Primary Sheave)
Pada sistem transmisi otomatis, komponen ini tidak bergerak dan memiliki bentuk seperti
piringan. Dimana berfungsi untuk menahan V - belt dan juga untuk memperbesar
perbandingan rasio.

Gambar 1. Pulley Primer


2. Pulley Sekunder (Secondary Fixed Sheave)
Berbeda dari pulley primer yang tidak bergerak, komponen pulley sekunder adlaah
komponen yang dapat berputar

8
Gambar 2. Pulley Sekunder

3. Sliding Primary Sheave


Berfungsi untuk menekan V - belt ketika berada pada putaran tinggi karenan komponen ini
akan bekerja dengan cara bergerak ke kanan dan ke kiri.

Gambar 3. Sliding Primary Sheave

4. Spacer
Berfungsi untuk menghasilkan pergerakan dinding pulley bagian dalam bisa terjadi dengan
cara yang halus dan mulus

Gambar 4. Spacer

5. Roller (Weight Primary Sheave)


Komponen ini menjadi bantalan keseimbangan gaya berat yang akan berguna untuk
menekan dinding dalam pulley primer ketika terjadi putaran tinggi

Gambar 5. Roller

6. V - Belt
Berfungsi untuk menghubungkan putaran dari pulley primer ke pulley sekunder

Gambar 6. V - Belt

7. Secondary Sliding Sheave


Berfungsi untuk mengatur besar kecilnya diameter pada pulley sekunder

9
Gambar 7. Secondary Sliding Sheave
8. Spring
Berfungsi untuk dapat mengendalikan posisi pulley yang bergerak untuk bisa kembali ke
posisi awal yaitu posisi dimana ada pada bagian terluar

Gambar 8. Spring

9. Clutch Carrier
Berfungsi untuk menyalurkan putaran dari pulley sekunder ke bagian gigi reduksi

Gambar 9. Clutch Carrier

10. Clutch Housing


Berfungsi untuk meneruskan putaran V-belt menekan putara dari kampas kopling yang
sepanjutnya akan diteruskan ke roda belakang sepeda motor

Gambar 10. Clutch Housing

11. Gigi Reduksi


Berfungsi untuk mengurangi kecepatan putaran yang diperoleh dari CVT agar dapat secara
cepat melipat gandakan tenaga yang nantinya akan dikirmkan ke poros roda

Gambar 11. Gigi Reduksi

12. Slide Piece


Berfungsi sebagai peredam getaran dari rumah roller yang bisa aus seiring pemakaian

10
Gambar 12. Slide Piece

13. Ramp Plate


Bagian tengah dari ramp plate ditahan oleh crankshaft dan movable drive face boss. Ramp
plate berputar bersama dengan crankshaft.

Gambar 13. Ramp Plate

11

Anda mungkin juga menyukai