Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KEWARGANEGARAAN

PERBANDINGAN UUD 1945 SEBELUM DAN SESUDAH DI AMANDEMEN

DOSEN PEMBIMBING:LA ASIRI,S.P,M.SI

DIBUAT OLEH:

MARWIANA (P00320022151)

RIRIN SAHARINI (P00320022155)

SARTI WALI (P00320022157)

NADIA TURQOHMA (P00320022159)

DINA SARTATIKA (P00320022174)

POLTEKKES KEMENKES KENDARI

PRODI-DIII KEPERAWATAN BUTON

TAHUN PELAJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah,Puji Tuhan Yang Maha Esa Bahwa Negara Republik Indonesia telah
berhasil melakukan Amandemen UUD 1945 walaupun melalui empat kali perubahan.Dengan
adanya perubahan ini maka telah terjadi perubahan mendasar terhadap hukum khususnya
Sistem Ketatanegaraan indonesia.
Melalui makalah ini akan membahas mengenai sejauh mana pengaruh amandemen ini
terhadap pembangunan hukum dinegara ini.Tujuan penulisan makalah tentang “Perbandingan
UUD 1945 Sebelum Dan Sesudah Di Amandemen” mencakup semua hal mulai dari
perubahan empat kali amandemen sehingga terjadinya perubahan yang lebih mengarah paada
hukum mendasar dalam negara yang sampai saat ini sudah diketahui dan bahkan hukumnya
berlaku sampai sekarang.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Pak La Asiri,s.p,m.si selaku dosen mata
kuliah kewarganegaraan yang membimbing untuk pembuatan makalah ini.Kami sadari bahwa
makalah ini jauh dari kata sempurns untuk itu semua saran,tanggapan,bahkan kritikan kami
ucapkan terima kasih.

Pasarwajo,6 September 2022

Kelompok 1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB 1 Pendahuluan

A.Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C.Tujuan3

BAB 2 Pembahasan

2.1 Perumusan dan penetapan UUD 1945

2.2 Penjelasan bagaimana perubahan perbandingan UUD 1945 sbelum dan sesudah

Diamandemen

BAB 3 Penutup

Saran Dan Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Amandemen Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945)
menjadi variabel bebas, yang menggerakkan konstruksi politik sangat kondusif bagi
bangkitnya demokratisasi politik tidak saja menyangkut relasi antara badan legislatif
terhadap kelembagaan suprastruktur politik lainnya, terutama antara pihak DPR terhadap
eksekutif, tetapi juga hingga di tingkat internal kelembagaan perwakilan itu sendiri, yaitu
baik pada masing-masing alat kelengkapan dan fraksi, serta masing-masing supporting
system-nya.
Perjalanan lahirnya perangkat pengaturan kelembagaan politik dalam konteks
demokratisasi, diarahkan dalam rangka usaha menciptakan check and balances. Check and
balances mempunyai arti mendasar dalam hubungan antarkelembagaan negara. Misalnya,
untuk aspek legislasi, check and balances mempunyai lima fungsi. Pertama, sebagai fungsi
penyelenggara pemerintahan, di mana eksekutif dan legislatif mempunyai tugas dan
tanggungjawab yang saling terkait dan saling memerlukan konsultasi sehingga terkadang
tampak tumpang tindih. Namun di sinilah fungsi check and balances agar tidak ada satu
lembaga negara lebih dominan tanpa control dari lembaga lain. Kedua, sebagai fungsi
pembagi kekuasaan dalam lembaga legislatif sendiri, di mana melalui sistem pemerintahan
yang dianut, seperti halnya sistem presidensial di Indonesia, diharapkan terjadi mekanisme
control secara internal. Ketiga, fungsi hirarkis antara pemerintah pusat dan daerah.
Keempat, sebagai fungsi akuntabilitas perwakilan dengan pemilihnya. Kelima, sebagai fungsi
kehadiran pemilih untuk menyuarakan aspirasinya.
Dalam studi Hukum Tata Negara itu juga dikenal cabang ilmu khusus melakukan
perbandingan antar konstitusi,yaitu Hukum Tata Nagara Perbandingan atau Ilmu
perbandingan Hukum Tata Negara.Secara umum,bidang ilmu hukum ini betujuan untuk
membandingkan dua tau lebih konstitusi-konstitusi berbagai negara guna menemukan
prinsip pokok hukum tata negara.
Lembaga negara adalah lembaga pemerintahan (Civilazated Organisation) yang dibuat
oleh,dari dan untuk negara.Lembaga negara bertujuan untuk membangun negara itu sendiri
yang memiliki tugas lemabaga negara seperti menjaga stabilitas keamanan, politik ,hukum,
HAM,dan budaya,menjadi bahan penghubung antara negara dan rakyatnya,serta yang
paling terpenting adalah membantu menjalankan roda pemerintah ,dapat dikatakan bahwa
kedudukan dan kewenangan lembaga negara sangant berpengaruh pada sistem
pemerintahan dan konstitusi yang berlaku.

B.Rumusan Masalah

1.1 Perumusan Dan Penetapan UUD 1945.


1.2 Bagaimana perubahan dalam perbandingan UUD 1945 sebelum dan sesudah di
amandemen.

C.Tujuan

Untuk mengetahui perubahan UUD 1945 dari empat kali perubahan.


BAB 2
PEMBAHASAN

2.1Perumusan Dan Penetapan UUD 1945.


Dalam sejarahnya, Undang-Undang Dasar 1945 dirancang sejak 29 Mei 1945 sampai 16
Juni 1945 oleh Badan Penyelidik Usahausaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)
atau dalam bahasa Jepang dikenal dengan dokuritsu zyunbi tyoosakai yang beranggotakan
21 orang, diketuai Ir. Soekarno dan Drs. Moh, Hatta sebagai wakil ketua dengan 19 orang
anggota yang terdiri dari 11 orang wakil dari Jawa, 3 orang dari Sumatra dan masing-masing
1 wakil dari Kalimantan, Maluku, dan Sunda kecil. Badan tersebut (BPUPKI) ditetapkan
berdasarkan maklumat gunseikan nomor 23 bersamaan dengan ulang tahun Tenno Heika
pada 29 April 1945. Eksistensi Undang Undang Dasar 1945 sebagai konstitusi di Indonesia
mengalami sejarah yang sangat panjang hingga akhirnya diterima oleh seluruh rakyat
sebagai landasan hukum sebagai pelaksana kenegaraan di Indonesia.
Latar belakang terbentuknya konstitusi (UUD 1945) bermula dari janji Jepang untuk
memberikan kemerdekaan bagi bangsa Indonesia dikemudian hari. Janji tersebut antara lain
berisi “Sejak dari dahulu, sebelum pecahnya peperangan Asia Timur Raya, Dai Nippon sudah
mulai berusaha membebaskan bangsa Indonesia dari kekuasaan pemerintah Hindia-Belanda.
Tentara Dai Nippon serentak menggerakkan angkatan perangnya, baik di darat, laut,
maupun udara, untuk mengakhiri kekuasaan penjajahan Belanda”.
Setelah kemerdekaan diraih, kebutuhan akan sebuah konstitusi resmi nampaknya tidak
bisa ditawar-tawar lagi, dan segera harus dirumuskan. Sehingga lengkaplah Indonesia
menjadi sebuah negara yang berdaulat. Pada tanggal 18 Agustus 1945 atau sehari setelah
ikrar kemerdekaan, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) mengadakan sidangnya
yang pertama kali dan menghasilkan beberapa keputusan sebagai berikut:
1. Menetapkan dan mengesahkan pembukaan UUD 1945 yang bahannya diambil dari
rancangan undang-undang yang disusun oleh panitia perumus pada tanggal 22 Juni 1945.
2. Menetapkan dan mengesahkan UUD 1945 yang bahannya hampir seluruhnya diambil dari
RUU yang disusun oleh panitia perancang UUD tanggal 16 Juni 1945.
3. Memilih ketua persiapan kemerdekaan Indonesia Ir. Soekarno sebagai presiden dan wakil
ketua Drs. Muhammad Hatta sebagai wakil presiden. Pekerjaan presiden untuk sementara
waktu dibantu oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia yang kemudian menjadi
komite Nasional.
4. Dengan terpilihnya presiden dan wakilnya atas dasar UndangUndang Dasar 1945 itu, maka
secara formal Indonesia sempurna sebagai sebuah Negara, sebab syarat yang lazim
diperlukan oleh setiap Negara telah ada yaitu adanya:
1. Rakyat, yaitu bangsa Indonesia.
2. Wilayah, yaitu tanah air Indonesia yang terbentang dari sabang hingga ke merauke yang
terdiri dari 13.500 buah pulau besar dan kecil.
3. Kedaulatan yaitu sejak mengucap proklamasi kemerdekaan Indonesia.
4. Pemerintah yaitu sejak terpilihnya presiden dan wakilnya sebagai pucuk pimpinan
pemerintahan Negara.
2.2 Bagaimana Perubahan Dalam Perbandingan UUD 1945 Sebelum Dan Sesudah
Amandemen.

Sebelum Amandemen Sesudah Amandemen


1.Pembukaan 1.Pembukaan
2.Batang Tubuh:a.16 Bab 2.Batang Tubuh:a.21 Bab
b. 37 Pasal b.73 Pasal
c.4 Pasal Aturan Peralihan c.3 Pasal aturan Peralihan
d. 2 Ayat Aturan Tambahan d.2 Pasal Aturan Tambahan
3.Penjeasan:a.Umum
b.Pasal Demi Pasal

Perbedaan UUD 1945 Sebelum Dan Sesudah Amandemen

Dalam sejarah indonesia, sudah beberapa kali pemerintah melakukan amandemen pada UUD1945.
Hal ini tentu saja dilakukan untuk menyesuaikan undang-undang dengan perkembanganzaman dan
memperbaikinya sehingga dapat menjadi dasar hukum yang baik. Dalam prosestersebut, terdapat
perbedaan antara sistem pemerintahan sebelum dilakukan amandemen dansetelah dilakukan
1.MPR

SEBELUM AMANDEMEN

Sebelum dilakukan amandemen, MPR merupakan lembaga tertinggi negara sebagai pemegangdan
pelaksana sepenuhnya kedaulatan rakyat.

WEWENANG

 membuat putusan-putusan yang tidak dapat dibatalkan oleh lembaga negara yang
lain,termasuk penetapan Garis-Garis Besar Haluan Negara yang pelaksanaannya
ditugaskankepada Presiden/Mandataris.
 Memberikan penjelasan yang bersifat penafsiran terhadap putusan-putusan Majelis.
 Menyelesaikan pemilihan dan selanjutnya mengangkat Presiden Wakil Presiden.
 Meminta pertanggungjawaban dari Presiden/ Mandataris mengenai pelaksanaan Garis-Garis
Besar Haluan Negara dan menilai pertanggungjawaban tersebut.
 Mencabut mandat dan memberhentikan Presiden dan memberhentikan Presiden
dalammasa jabatannya apabila Presiden/mandataris sungguh-sungguh melanggar Haluan
Negara dan/atau Undang-Undang Dasar.
 Mengubah undang-Undang Dasar.
 Menetapkan Peraturan Tata Tertib Majelis.
 Menetapkan Pimpinan Majelis yang dipilih dari dan oleh anggota.
 Mengambil/memberi keputusan terhadap anggota yang melanggar sumpah/janji anggota

SESUDAH AMANDEMEN
Setelah amandemen, MPR berkedudukan sebagai lembaga tinggi negara yang setara
denganlembaga tinggi negara lainnya seperti Lembaga Kepresidenan, DPR, DPD, BPK, MA,
dan MK.
WEWENANG
 Menghilangkan supremasi kewenangannya.
 Menghilangkan kewenangannya menetapkan GBHN.
 Menghilangkan kewenangannya mengangkat Presiden (karena presiden dipilih
secaralangsung melalui pemilu).
 Tetap berwenang menetapkan dan mengubah UUD.
 Melantik presiden dan/atau wakil presiden.
 Memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden dalam masa jabatannya
 Memilih Wakil Presiden dari dua calon yang diusulkan oleh Presiden dalam hal
terjadikekosongan Wakil Presiden yang diusulkan oleh partai politik atau gabungan
partai politik yang pasangancalon Presiden dan Wakil Presidennya meraih suara
terbanyak pertama dan kedua dalamPemilu sebelumnya sampai berakhir masa
jabatannya, jika Presiden dan Wakil Presidenmangkat, berhenti, diberhentikan, atau
tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya secara bersamaan.
 MPR tidak lagi memiliki kewenangan untuk menetapkan GBHN.

2.DPR

SEBELUM AMANDEMEN

Presiden tidak dapat membubarkan DPR yang anggota-anggotanya dipilih oleh rakyat melalui
pemilihan umum secara berkala lima tahun sekali. Meskipun demikian, Presiden tidak bertanggung
jawab kepada DPR.

WEWENANG

•Memberikan persetujuan atas RUU yang diusulkan presiden.

•Memberikan persetujuan atas PERPU.

•Memberikan persetujuan atas Anggaran.

•Meminta MPR untuk mengadakan sidang istimewa guna meminta pertanggungjawaban presiden.

•Tidak disebutkan bahwa DPR berwenang memilih anggota-anggota BPK dan tiga hakim pada
Mahkamah Konstitusi

SESUDAH AMANDEMEN

Setelah amandemen. Kedudukan DPR diperkuat sebagai lembaga legislatif dan fungsi serta
wewenangnya lebih diperjelas seperti adanya peran DPR dalam pemberhentian presiden,
persetujuan DPR atas beberapa kebijakan presiden, dan lain sebagainya.

WEWENANG

•. Membentuk Undang-Undang yang dibahas dengan Presiden untuk mendapat persetujuan


bersama

• Membahas dan memberikan persetujuan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Undang

•Menerima dan membahas usulan RUU yang diajukan DPD yang berkaitan dengan bidang tertentu
dan mengikutsertakannya dalam pembahasan
•Menetapkan APBN bersama Presiden dengan memperhatikan pertimbangan DPD

•Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan UU, APBN, serta kebijakan pemerintah

3. PRESIDEN

SEBELUM AMANDEMEN

Presiden selain memegang kekuasaan eksekutif (executive power), juga memegang


kekuasaanlegislative (legislative power) dan kekuasaan yudikatif (judicative power). Presiden
mempunyaihak prerogatif yang sangat besar. Tidak ada aturan mengenai batasan periode seseorang
dapatmenjabat sebagai presiden serta mekanisme pemberhentian presiden dalam masa
jabatannya,sehingga presiden bisa menjabat seumur hidup.

WEWENANG

•Mengangkat dan memberhentikan anggota BPK.

•Menetapkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (dalam kegentingan yangmemaksa)

•Menetapkan Peraturan Pemerintah

•Mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri

PEMILIHAN

Presiden dan Wakil Presiden diangkat dan diberhentikan oleh MPR

SETELAH AMANDEMEN

Kedudukan presiden sebagai kepala negara, kepala pemerintahan dan berwenang membentuk
Undang-Undang dengan persetujuan DPR. Masa jabatan presiden adalah lima tahun dan dapat
dipilih kembali selama satu periode.

WEWENANG

• Memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD .

•Presiden tidak lagi mengangkat BPK, tetapi diangkat oleh DPR dengan memperhatikan DPD lalu
diresmikan oleh presiden.

• Memegang kekuasaan yang tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara.

•Mengajukan Rancangan Undang-Undang kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Presiden


melakukan pembahasan dan pemberian persetujuan atas RUU bersama DPR serta mengesahkan
RUU menjadi UU.

• Menetapkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (dalam kegentingan yang


memaksa).

•Menetapkan Peraturan Pemerintah Mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri.

•Menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain dengan persetujuan
DPR.
•Membuat perjanjian internasional lainnya dengan persetujuan DPR.

•Menyatakan keadaan bahaya.

PEMILIHAN

Calon Presiden dan Wakil Presiden diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta
pemilu sebelumnya. Pilpres pertama kali di Indonesia diselenggarakan pada tahun 2004.

Jika dalam Pilpres didapat suara >50% jumlah suara dalam pemilu dengan sedikitnya 20% di setiap
provinsi yang tersebar di lebih dari separuh jumlah provinsi Indonesia, maka dinyatakan sebagai
Presiden dan Wakil Presiden terpilih. Jika tidak ada pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden
terpilih, maka pasangan yang memperoleh suara terbanyak pertama dan kedua dalam Pilpres
mengikuti Pilpres Putaran Kedua. Pasangan yang memperoleh suara terbanyak dalam Pilpres
Putaran Kedua dinyatakan sebagai Presiden dan Wakil Presiden Terpilih.

4.MAHKAMAH KONSTITUSI

Mahkamah konstitusi berdiri setelah amandemen


SETELAH AMANDEMEN
WEWENANG
•Berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final
untuk menguji Undang-Undang terhadap Undang-Undang Dasar, memutus sengketa
kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh UUD 1945, memutus
pembubaran partai politik, dan memutus perselisihan tentang hasil Pemilihan Umum
•Wajib memberi putusan atas pendapat Dewan Perwakilan Rakyat mengenai dugaan
pelanggaran oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden menurut UUD 1945.

KETUA
Ketua Mahkamah Konstitusi dipilih dari dan oleh Hakim Konstitusi untuk masa jabatan 3
tahun. Masa jabatan Ketua MK selama 3 tahun yang diatur dalam UU 24/2003 ini sedikit
aneh, karena masa jabatan Hakim Konstitusi sendiri adalah 5 tahun, sehingga berarti untuk
masa jabatan kedua Ketua MK dalam satu masa jabatan Hakim Konstitusi berakhir sebelum
waktunya (hanya 2 tahun). Ketua MK yang pertama adalah Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, S.H..
Guru besar hukum tata negara Universitas Indonesia kelahiran 17 April 1956 ini terpilih pada
rapat internal antar anggota hakim Mahkamah Konstitusi tanggal 19 Agustus 2003.
Jimly terpilih lagi sebagai ketua untuk masa bakti 2006-2009 pada 18 Agustus 2006 dan
disumpah pada 22 Agustus 2006. Pada 19 Agustus 2008, Hakim Konstitusi yang baru
diangkat melakukan voting tertutup untuk memilih Ketua dan Wakil Ketua MK masa bakti
2008-2011 dan menghasilkan Mohammad Mahfud MD sebagai ketua serta Abdul Mukthie
Fadjar sebagai wakil ketua.
HAKIM KONSTITUSI
Mahkamah Konstitusi mempunyai 9 Hakim Konstitusi yang ditetapkan oleh Presiden. Hakim
Konstitusi diajukan masing-masing 3 orang oleh Mahkamah Agung, 3 orang oleh Dewan
Perwakilan Rakyat, dan 3 orang oleh Presiden. Masa jabatan Hakim Konstitusi adalah 3
tahun, dan dapat dipilih kembali untuk kali masa jabatan berikutnya.
Hakim Konstitusi periode 2003-2008 adalah:
1.Jimly Asshiddiqie
2.Mohammad Laica Marzuki
3.Abdul Mukthic Fadjar
4.Achmad Roestandi
5.H. A. S. Natabaya
6.Harjono
7.I Dewa Gede Palguna
8.Maruarar Siahaan Soedarsono

Hakim Konstitusi periode 2008-2013 adalah:


1.Jimly Asshiddiqie, kemudian mengundurkan diri dan digantikan oleh Harjon
2.Maria Farida Indrati
3.Maruarar Siahaan Abdul Mukthic Fajar
4.Achmad Sodiki Arsyad Sanusi
5.Mohammad Mahfud MD
6.Muhammad Alim
7.Achmad solidi
8.Arsyad sanusi
9.Akil Mochtar .

5. MAHKAMAH AGUNG
SEBELUM AMANDEMEN
Kedudukan:
Kekuasan kehakiman menurut UUD 1945 sebelum amandemen dilakukan oleh Mahkamah
Agung dan lain-lain badan kehakiman (Pasal 24 (1)). Kekuasaan kehakiman hanya terdiri atas
badan-badan pengadilan yang berpuncak pada Mahkamah Agung Lembaga ini dalam
tugasnya diakui bersifat mandiri dalam arti tidak boleh diintervensi atau dipengaruhi oleh
cabang-cabang kekuasaan lainnya, terutama eksekutif.

WEWENANG
Sebelum adanya amandemen, Mahkamah Agung berwenang dalam kekuasaan kehakiman
secara utuh karena lembaga ini merupakan lembaga kehakiman satu-satunya di Indonesia
pada saat itu.
SETELAH AMANDEMEN
Kedudukan:
MA merupakan lembaga negara yang memegang kekuasaan kehakiman disamping itu
sebuah mahkamah konstitusi diindonesia (pasal 24 (2) UUD 1945 hasil amandemen). Dalam
melaksanakan kekusaan kehakiman, MA membawahi Beberapa macam lingkungan
peradilan. yaitu peradilan umum, peradilan agama, peradilan militer, dan peradilan tata
usaha negara Pasal 24 (2) UUD 1945 hasil amandemen).
WEWENANG
•Fungsinya berkaitan dengan kekuasaan kehakiman diatur dalam Undang-undang seperti
Kejaksaan, Kepolisian, Advokat/Pengacara dan lain-lain.
• Berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundang-undangan di
bawah Undang-Undang, dan mempunyai wewenang lainnya yang diberikan oleh Undang-
Undang
•Mengajukan 3 orang anggota Hakim Konstitusi
•Memberikan pertimbangan dalam hal Presiden memberi grasi dan rehabilitasi

6. BPK

SEBELUM AMANDEMEN
Untuk memeriksa tanggung jawab tentang keuangan negara diadakan suatu Badan
Pemeriksa Keuangan yang peraturannya ditetapkan dengan undangundang. Hasil
Pemeriksaan itu diberitahukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat" PASAL 23
SESUDAH AMANDEMEN
Pasal 23F
1) Anggota BPK dipilih oleh DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD dan diresmikan
oleh Presiden.
2)Pimpinan BPK dipilih dari dan oleh anggota.
Pasal 23G
(1) BPK berkedudukan di ibukota negara dan memiliki perwakilan di setiap propinsi
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai BPK di atur dengan undang-undang.

BAB 3
PENUTUP
Saran Dan Kesimpulan
1. Sistem pemerintahan Indonesia Sebelum Amademen UUD 1945
Sistem pemerintahan Indonesia pernah mengalami perubahan
sistem terpakai, baik menggunakan Sistem pemerinahan Presidensial
maupun Sistem pemerintahan parlementer, Sistem pemerintahan
Presidensial awalnya di gunakan pemerintahan orde lamanamun
mengalami gejolak dari dalam (adanya ketidakpuasan dari tokoh-tokoh
tentang sistem di pakai) maupun dari luar (agresi militer Belanda)
membuat para tokoh merubah kembali dari sistem parlemeter ke sistem
presidensial.
2. Sistem pemerintahan Indonesia Sesudah Amademen UUD 1945
Sistem pemerintahan Indonesia sesudah Amandemen UUD 1945
mejadi UUD RI 1945 memakai sistem pemerintahan Presidensial
walaupun tidak murni sistem presidensial atau pelaksaan melenceng
dari sistem presidensial sehingga memunculkan nama baru untuk
sistem pemerintahan Indonesia, yang oleh para ahli hukum tata
Negara.
Sesudah diamandemennya UUD tahun 1945, diperoleh gambaran
bahwa sistem pemerintahan yang dianut di Indonesia bercirikan sistem
pemerintahan Presidensil Konstitusional yaitu “suatu sistem
pemerintahan yang penyelenggaraan pemerintahan negaranya.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Sobirin. (2007) Budaya Organisasi. Yokyakarta, Unit Penerbit Dan
Percetakan. Sukadi (2006) Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis Budaya Spiritual Sebagai
Yadnya (Perwujudan Dharma Agama da Sugiyono, (2011).
Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitaif, kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sumarsono, dkk. (2008). Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.Tim. (2017).
Panduan Penyusunan Proposal Skripsi, Skripsi Dan Artikel Jurnal Ilmiah. Bandung: Pelangi
Press.n Dharma Negara Dalam
Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha; Makalah.

Anda mungkin juga menyukai