Anda di halaman 1dari 4

Nama : Alya Maulida Nabila

NIM : 202013017
Jurusan : Hukum Tata Negara
Dosen Pengampu : Kafrawi, M. Ag

Ujian Final Semester Mata Kuliah Studi Naskah Fikih

1. Apa yang anda ketahui tentang Naskah, Kodikologi dan Filologi?


 Naskah
Di dalam Kamus Bahasa Indonesia kata “naskah” adalah karangan yang
masih ditulis dengan tangan. Dalam Bahasa Arab semua hasil karya sastra tulisan
tangan masa lampau yang berupa naskah diistilahkan dengan “makhthuthath” untuk
bentuk jamak dan “makhthuthah” untuk bentuk tunggal atau “nusus” untuk bentuk
jamak dan “nas” untuk bentuk tunggal. Sementara itu, naskah dalam pengertian yang
sebenarnya adalah semua peninggalan tertulis yang ditulis dengan tangan oleh
manusia masa lalu, baik pada kertas, lontar, kulit kayu, maupun rotan. Naskah juga
bisa diartikan semua dokumen tertulis yang ditulis tangan, dibedakan dari dokumen
cetakan atau perbanyakannya dengan cara lain.
Sedangkan pengertian naskah menurut Menurut Oman Fathurahman, adalah
semua peninggalan tertulis yang ditulis dengan tangan oleh manusia masa lalu, baik
pada kertas, lontar, kulit kayu, maupun rotan.
Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa naskah merupakan
karangan tulisan tangan baik itu yang asli atau salinannya yang berisi tentang
informasi, pikiran, budaya serta pengetahuan sejarah yang sudah berumur lima puluh
tahun lebih. Contohnya Naskah Kitab Terjemah Asrāru As- salāh min ‘iddah kutubi
Al - mu’tamadahini yang sudah berumur lebih dari lima puluh tahun, naskah ini
dicetak pada tahun 1349 Hijriah atau bertepatan dengan tahun 1931 Masehi. Kurang
lebih naskah ini berumur 86 tahun. Kemudian naskah ini juga merupakan
peninggalan dari seorang ulama besar yaitu Abdurrahman Sidiq yang berasal dari
banjar.
 Kodikologi
Kodikologi merupakan ilmu mengenai naskah-naskah dan bukan mempelajari apa
yang tertulis di dalam naskah. Tugas dan daerah kerja kodikologi antara lain ialah
sejarah naskah, sejarah koleksi naskah, penelitian mengenai tempat naskah-naskah
yang sebenarnya, masalah penyusunan katalog, penyusunan daftar katalog,
perdagangan naskah, dan pengguna-pengguna naskah itu. Kodikologi atau ilmu
pernaskahan bertujuan mengetahui segala aspek naskah yang diteliti. Aspek-aspek
tersebut adalah aspek di luar isi kandungan naskah
 Filologi
Filologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu "philos" yang berarti cinta dan "logos"
yang berarti senang bertutur, yang kemudian arti ini dikembangkan menjadi senang
belajar atau senang kebudayaan. Filologi mengkhususkan pada pemahaman isi teks
atau kandungan teks, kodikologi khusus membahas seluk beluk dan segala aspek
sejarah naskah. Dari bahan naskah, tempat penulisan, perkiraan penulisan naskah,
jenis dan asal kertas, bentuk dan asal cap kertas, jenis tulisan, gambar/ilustrasi,
hiasan/iluminasi, dan lain-lain. Sedangkan tugas kodikologi adalah mengetahui
sejarah naskah, sejarah koleksi naskah, meneliti tempat-tempat naskah sebenarnya,
menyusun katalog, menyusun daftar katalog naskah, menyusuri perdagangan naskah,
sampai pada penggunaan naskah-naskah.

2. Apa yang anda ketahui tentang preservasi naskah? Jelaskan!


Preservasi teks naskah adalah pembuatan salinan (backup) dalam media lain, sehingga
paling tidak kandungan isi khazanah naskah itu tetap dapat dilestarikan meskipun
seandainya fisik naskahnya musnah akibat rusak atau bencana. Metode preservasi yang
dapat dilakukan adalah: Pertama, digitalisasi naskah kuno Sasak atau dokumen yang
dapat menggunakan dua jenis alat yaitu kamera dan mesin scanner. Kedua, desalin ulang
naskah kuno Sasak agar isi informasi dapat diselamatkan dan di akses walaupun keadaan
fisiknya telah rusak atau hilang. Ketiga, pengalih aksaraan naskah sehingga orang yang
tidak bisa membaca naskah dalam aksara Arab atau Sasak masih dapat mengakses dan
membacanya. Keempat, penerjemahan naskah agar pencari informasi bisa mempelajari
dan memahami isi naskah walaupun tidak dapat membaca aksara dan sastra yang tertulis.
3. Jelaskan tentang wazir sebagaimana yang difahami oleh Almawardi dalam Ahkam
Sulthaniyah!
Perdana Wazir Tafwidhi (Pembantu Khalifah bidang pemerintahan) adalah wazir
(pembantu Khalifah) yang diangkat dan diserahi mandat oleh imam (khalifah) untuk
menangani berbagai urusan berdasarkan pendapatan dan ijtihadnya sendiri. Apabila
pengangkatan wazir (pembantu khalifah) di dalam kenabian dapat dibenarkan, tentu lebih
dibenarkan lagi jika diberlakukan dalam urusan imamah (kepemimpinan). Pada dasarnya
semua tugas yang dilimpahkan kepada seorang imam Khalitah) tidak mungkin mampu
ditangani sendiri tanpa adanva orang yang membantu. Dengan demikian, posisi wazir
yang berperan sebagai pembantu khalifah dapat lebih mempermudah imam (khalifah)
dalam mengurusi berbagai persoalan umat daripada ditangani sendiri. Keberadaan wazir
(pembantu khalifah) dapat menjadikan seorang Khahtah lebih mampu mengontrol diri,
lebih terjaga dari kekeliruan dan bentuk penyimpangan.

4. Jelaskan perbedaan dan persamaan antara Naskah dalam kitab ahkam dengan
lannatul Tahyyibin Sayyid Muhammad SYatta!
I’anatut Thalibin merupakan karya Sayid Abu Bakar bin Muhammad as-Syatha’ yang
merupakan Hasyiah (catatan pinggir) terhadap kitab Fathul Mu’in. Sedangkan kitab
Fathul Mu’in merupakan syarah (komentar) terhadap kitab Qurrotu al-‘Aini. Kitab Fathul
Mu’in maupun kitab Qurrotul ‘Ayni keduanya merupakan karya Syekh Zainuddin bin
Abdul Aziz al-Malibary (w. 1028 H). Kitab I’anatut Thalibin diselesaikan pada tahun
1298 H/1881 H. Kitab Ahkam Al-Sultaniyah juga terdapat Hasiah, dan Matan.
Sedangkan Untuk perbedaannya yaitu isi Naskah Kitab Ahkam Al-Sultaniyah secara
garis besar ini memuat hukum-hukum yang sangat dibutuhkan oleh para penguasa,
khususnya khalifah dan jajarannya. Selain dibutuhkan oleh aparatur pemerintah sebagai
rujukan untuk menjalankan tugas dan kewajiban mereka, juga menjadi pegangan
masyarakat untuk mengetahui hak dan kewajiban para penguasa atas diri mereka. Dengan
begitu, mereka mempunyai pedoman untuk melakukan check and balance. Kitab Al-
Ahkam Al-Shultaniah dan I’ainatul thalibin juga mengkaji masalah imam shalat, zakat,
fa’i, ghanimah (rampasan perang), ketentuan pemberian tanah, ketentuan daerah-daerah
yang berbeda status, hukum seputar tindak kriminal, fasilitas umum, penentuan pajak dan
jizyah, masalah protektorat, dan masalah dokumen negara dengan begitu lengkap dan
detail.

5. Jelaskan tentang Wazir, Diwan, dan Imam serta Hubungan dengan pemerintahan
sekarang!
 Wazir adalah membantu Imam dalam menerapkan berbagai kebijakan strategis
dalam bidang-bidang tertenu. Jika gambaran pemerintahan di atas diterapkan dalam
konteks Indonesia, Presiden memiliki peran sebagaimana peran Imam. Sedangkan
para menteri menempati posisi wazir.
 Diwan adalah majelis atau badan yang terdiri atas beberapa orang anggota yang
pekerjaannya memberi nasihat, memutuskan suatu hal, dan sebagainya dengan jalan
berunding. Jika digambarkan pemerintahan sekarang maka ini termasuk seperti DPR,
MPR.
 Imam yaitu pemimpin komunitas agama Islam. Pemimpin Islam dan hirarki
kepemimpinannya disebut Imamah. Dalam Islam keadaan Imam dan Imamah yaitu
suatu keharusan. Dikalangan Sunni, kalimat imam sinonim dengan kalimat Khalifah.
Jika digambarkan pemerintahan sekarang yaitu Presiden, Gubernur, Bupati, walikota.

Anda mungkin juga menyukai