Jawaban Kredensialing
Jawaban Kredensialing
No Daftar Keterampilan
S : 36.5-37,5
N : 120-160
RR : 40-60
SATURASI : > 90 %
7 Pemberian tanda pengenal bayi baru lahir
10 Pencegahan hipotermi
1. Keringkan bayi dengan handuk bersih,kering dan hangat
Tanpa membersihkan verniks
-5-
2. IMD
3. Selimuti ibu dan bayi
4. Pasang topi dikepala bayi
5. Jangan segera menimbang dan memandikan bayi baru
lahir
14 Pengisapan lendir
menggunakan de lee
15 Pengisapan lendir
-6-
menggunakan suction
- Hidupkan mesin,mengecek tekanan dan botol
penampung
- Masukkan kanul suction bayi ( hidung 5 cm ,mulut 10
cm )
- Hisap lender dengan menutup lubang kanul
- Menarik perlahan dan memutar 5-10 detik
- Bilas canul dengan Nacl
- Ulangi 3-4 x jika lendir banyak
16 Fasilitasi metode kanguru
- Menempatkan bayi pada posisi tegak di dada ibu di
antara kedua payudara ibu tanpa busana bayi
dibairkan telanjang hanya mengenakan popok,kaus
kaki dan topi,sehingga terjadi kontak kulit bayi dan
kulit ibu seluas mungkin
21 Resusitasi
Persiapan alat
Persiapan keluarga
Persiapan tempat resusitasi
Persiapan alat resusitasi disiapkan dalam keadaan
siap pakai ( 3 buah kain bersih,hangat dan kering )
Alat penghisap lendir
Alat ventilasi ( balon sungkup,kotak alat
resusitasi,sarung tangan,jam atau pencatat waktu )
Langkah2 resusitasi
Baca bagan resusitasi BBL
22 Pemberian Imunisasi Hep B0
23 Pemberian Vit K
- Diberikan secara IM pada paha kiri dengan dosis 1 mg
- jika uk kurang dri 32 mnggu atau bb kurang dari 1500
Maka Vit k diberikan dengan dosis 0,5 mg
6 Identifikasi rujukan
kegawatdaruratan bayi, balita dan anak prasekolah
-Menggunakan Bagan MTBS
7 Asuhan bayi dengan gangguan pada masalah kulit (ruam
popok, biang keringat)
- Untuk WUS yang lahir pada tahun 1979 sampai dengan tahun
1993 dan ingat jika pada saat sekolah SD dilakukan imunisasi,
maka status imunisasinya :
a. TT I adalah waktu imunisasi di klas I SD;
b. TT II adalah waktu imunisasi di klas II SD;
c. TT III adalah waktu imunisasi calon pengantin (caten) ;
d. TT IV adalah waktu imunisasi pertama pada saat hamil; dan
e. TT V adalah waktu imunisasi kedua pada saat hamil.
- WUS yang lahir pada tahun 1979 sampai dengan tahun 1993
namun tidak ingat pada waktu sekolah SD dilakukan imunisasi,
maka status imunisasinya :
a. TT I adalah waktu imunisasi caten pertama;
b. TT II adalah satu bulan setelah TT I;
c. TT III adalah waktu imunisasi pertama pada saat hamil; dan
d. TT IV adalah waktu imunisasi kedua pada saat hamil.
- WUS yang lahir yang lahir setelah tahun 1993 yang tidak
mempunyai KMS Balita dan kartu TT di SD, maka status
imunisasinya :
a. TT I adalah waktu imunisasi caten pertama;
b. TT II adalah satu bulan setelah TT I;
c. TT III adalah waktu imunisasi pertama pada saat hamil; dan
d. TT IV adalah waktu imunisasi kedua pada saat hamil.
- WUS yang lahir yang lahir setelah tahun 1993 yang tidak
mempunyai KMS Balita namun mempunyai kartu TT di SD, maka
status imunisasinya :
a. TT I adalah waktu imunisasi di klas I SD;
b. TT II adalah waktu imunisasi di klas II SD;
c. TT III adalah waktu imunisasi caten yang pertama;
d. TT IV adalah waktu imunisasi pertama pada saat hamil; dan
e. TT V adalah waktu imunisasi kedua pada saat hamil.
- WUS yang lahir yang lahir setelah tahun 1993, mempunyai KMS
Balita dan mempunyai kartu TT di SD, maka status
imunisasinya :
a. TT I sampai dengan TT IV dapat dilihat di KMS dan kartu TT;
dan TT V adalah waktu imunisasi pertama pada saat hamil
Oksi
PTT
Plasenta
Masase
12 Manajemen Aktif kala III
3,2,1
3 Pindah posisi Tegangkan tali pusat
2.Tarik , putar
1. masase pundus uteri
13 Pemeriksaan placenta
(kotiledon, selaput dan kelainan)
1. Insersi tali pusat
2. Kelengkapan kotiledon
3. Selaput plasenta
4. Kelainan plasenta
14 Penjahitan Luka Jalan Lahir derajat 1 dan 2
Derajat 1
Robekan yang hanya melibatkan selaput vagina dan kulit
perinium
Derajat 2
Robekan melibatkan selaput vagina,kulit perinium dan
Otot perinium
3 Pijat Oksitosin
- sandarkan bagian depan tubuh hingga punggung dalam
posisi siap dipijit
- minta suami memijat bagian tulang belakang ibu
- gunakan dua kepalan tangan dengan ibu jari menunjuk
kedepan untuk memijat
4 Tatalaksana pada ibu
Menyusui
Posisi :
- Kepala dan badan bayi membentuk garis lurus
- Wajah bayi mnghadap payudara,hidung berhadapan
dengan puting susu
- Badab bayi dekat ketubuh ibu
- Ibu menggendong atau mendekap badan ibu secara utuh
Pelekatan :
- Bayi dekat dengan payudara dengan mulut terbuka
lebar
- Dagu bayi menyentuh payudara
- Bagian areola diatas lebih banyak terlihat dibanding
dibawah mulut bayi
Bibir bawah bayi memutar keluar(dower)
5 Pemeriksaani nvolusi
- Setelah persalinan TFU 2 cm dibawah pusat
- 12 jam kemudian kembali 1 cm diatas pusat
- Hari ke 2 TFU 1 cm dibawah pusat
- Hari ke 3-4 TFU 2 cm di bawah pusat
- Hari ke 5-7 TFU pertengahan pusat sympisis
- Hari ke 10 TFU tidak teraba
- Lochea rubra 6-48 jam setelah persalinan warnanya
merah
- Lochea sanguilenta 3-7 hari warnanya coklat
- Lochea serosa 8-28 hari warnanya kuning
- Lochea alba 29-42 hari warnanya putih
6 Perawatan luka jalan lahir
- Menjaga daerah perineum selalu bersih dan kering
- Hindari penggunaan obat” tradisional
- 23 -
- Cuci daerah perineum dengan sabun dan air 3-4 kali
perhari
Kembali 1-2 minggu untuk memeriksa penyembuhan luka
dan segera datang ke petugas bila mengalami demam atau
mengeluarkan cairan yang berbau busuk
7
Perawatan payudara (Kompres dan massase payudara )
8 PerahASI/pumping
- Pompa asi ada 2 : pompa asi mnual dan pompa asi listrik
- Cuci tangan dengan air dan sabun terlebih dahulu
hingga bersih
- Tempatkan botol atau wadah yg telah disterilkn
dibagian bawah pyudara untuk menampung ASI yg
keluar
- Pijat payudara secara perlahan-lahan
- Posisikan jari” membentuk huruf C disekitar areola atau
bagian gelap disekitar puting, lalu tekan secara
perlahan. Hindari menekan puting terlalu keras karena
bisa menimbulkn nyeri dan menghalangi keluarnya ASI
- Lepaskan tekanan saat ASI keluar, kemudian ulangi
kembali menekan secara perlahan
9 TataLaksana Pengelolaan ASI
- Asi baru diperah disimpan dalam cooler bag, suhu 15 ‘C,
lamanya 24 jam
- Dalam ruangan {ASIP segar} 27’Cs/d 32’C lamanya 4 jam,
< 25’C 6-8 jam
- Kulkas < 4’C lamamnya 48-72 jam
- Freezer pada lemari 1 pintu -15’C s/d 0’C lamanya 2
- 24 -
minggu
Freezer 2 pintu -20’Cs/d -18’C lamanya 3-6 bulan
10 Senam nifas
Lihat di buku KIA/panduan kelas ibu hamil
- Keadaan umum
- Suhu tubuh
- Tekanan darah
- Berat badan
- Nadi
- Pernafasan
- Pemeriksaan mata
- Pemeriksaan payudara
- Pemeriksaan abdomen
- Kandung kemih
- Ekstreitas bawah{odema}
- Inspeksi vulva dan luka perineum
- Pemeriksaan loche /perdarahan
- Jenis pelayanan
- Tablet tambah darah nifas
- Pemeriksaan tanda bahaya nifas
- Pelayanan KB pasca persalinan
- KIE masa nifas
12 Kunjungan nifas
- KF 1 : 6-48 jam
- KF 2 : 3-7 hari
- KF 3 : 8-28 hari
- KF 4 : 29-42 hari
-
6. Pelayanan 1 Pemanfaatan Kriteria Kelayakan Medis Dalam Penggunaan
Kontrasepsi
Keluarga
Berencana (KB) 1. Membantu penyedia layanan dalam menentukan
metode kb terbaik bagi klien
2. Melakukan penapisan klien sesuai kriteria kelayakan
medis klien
3. Mendeteksi kehamilan sebelum penggunaan metode KB
4. Menjelaskan jenis KB berdasarkan spesifikasi masing-
masing
Memberikan gambaran terhadap prosedur medis yang
diperlukan
- 25 -
3 Melakukan anamnesis
1. Menyiapkan alat-alat.
2. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Menghubungkan cairan dan infuset atau bloodset dengan menusukkan
kebagian karet dari botol cairan.
4. Mengisi cairan kedalam infuset atau bloodset.
5. Memeriksa daerah yang akan dipasang infuse.
6. Menggunakan sarung tangan.
7. Melakukan penusukkan pada vena sambil memperhatikan keluarnya
darah melalui medicut, apabila keluar darah maka tarik keluar sedikit
bagian dalam medicut sambil meneruskan tusukkan kedalam vena.
8. Menahan bagian atas vena dan sambungkan bagian ujung infuset
kedalam medicut hitung tetesan cairan.
9. Melakukan viksasi dengan kasa steril yang sudah diberi betadin
menggunakan plester.
10. Melepaskan sarung tangan.
Mencatat dalam rekam medis.
9 Pemberian Magnesium Sulfat
(Mgso4)
1. Petugas atau perawat akan mencuci tangan dan membuka alat kateter.
2. Perlak di bawah anus pasien akan diletakkan setelah pakaian bawah
dibuka.
3. Daerah vulva akan dibersihkan dengan kapas dan cairan antiseptik.
4. Selang kateter diberikan pelumas agar mudah dimasukkan ke saluran
uretra.
5. Selang kateter dimasukkan hingga mencapai leher kandung kemih
sekitar 5 cm.
6. Bernapas hingga urine keluar.
Kosongkan kantung urine yang terhubung dengan kateter setiap 6 – 8
jam sekali
12 Pemeriksaan fisik
13 Pemeriksaan obstetri
1.Cek instruksi dokter untuk memastikan nama obat, daya kerja dan tempat
pemberian.
- 28 -
2. Cuci tangan
3. Atur peralatan disamping tempat tidur klien
4. Tutup tirai
5. Identifikasi klien secara tepat
6. Posisikan klien dengan tepat dan nyaman, pastikan hanya membuka area yang
akan diberi obat
7. Inspeksi kondisi kulit.
8. Gunakan sarung tangan
9. Oleskan agen topical :
a) Krim, salep dan losion yang mengandung minyak
1) Letakkan satu sampai dengan dua sendok teh obat di telapak tangan kemudian
lunakkan dengan menggosok lembut diantara kedua tangan
2) Usapkan merata diatas permukaan kulit, lakukan gerakan memanjang searah
pertumbuhan bulu.
3) Jelaskan pada klien bahwa kulit dapat terasa berminyak setelah pemberian
b) Lotion mengandung suspensi
1) Kocok wadah dengan kuat
2) Oleskan sejumlah kecil lotion pada kassa balutan atau bantalan kecil.
3) Jelaskan pada klien bahwa area akan terasa dingin dan kering.
c) Bubuk (Powder)
1) Pastikan bahwa permukaan kulit kering secara menyeluruh
2) Regangkan dengan baik lipatan bagian kulit seperti diantara ibu jari atau
bagian bawah lengan
3) Bubuhkan secara tipis pada area yang bersangkutan
d) Spray aerosol
1) Kocok wadah dengan keras
2) Baca label untuk jarak yang dianjurkan untuk memegang spray menjauhi area
(biasanya 15-30 cm)
3) Bila leher atau bagian atas dada harus disemprot, minta klien untuk
memalingkan wajah dari arah spray. 4) Semprotkan obat dengan cara merata
pada bagian yang sakit
5) Rapikan kembali peralatan yang masih dipakai, buang peralatan yang sudah
tidak digunakan pada tempat yang sesuai.
6) Cuci tangan
SOP SUBPOSITORIA
- Posisi supinasi
( telentang)
- Posisi lateral
- posisi dorsal recumben
- posisi trendelenberg
- posisi sims
- posisi lithotomi
- posisi pronasi
( telungkup)
- posisi genu pectoral
- posisi fowler
- posisi ortopnea
17 Perawatan luka post operasi obstetrik ginekologi
Mencuci tangan
Pakaian pasien bagian bawah dikeataskan atau dibuka
Atur posisi pasien dorsal recumbent
Memasang pispot
Memakai sarung tangan
Membersihkan genetalia dengan membuka labia mayora dengan
tangan kanan dan kanan memegang kapas sublimat /NaCl.
Membersihkan mulai labia mayor dan minor 1 kali pemakaian
dengan arah dari atas ke bawah. Ulangi untuk labia yang lain
sampai bersih. Demikian dilanjutkan beberapa kali sampai vulva
bersih.
Basuh daerah genetalia dengan air hangat
Keringkan dengan tisu sekitar genetalia taruh pada bengkok
Oleskan obat bila ada luka daerah genetalia
Pasang pembalut dan celana
Pispot diangkat, pengalas dan selimut
Melepas sarung tangan steril
Merapikan pasien dan posisinya diatur kembali
Membereskan peralatan
28 Kebersihan diri
30 Rujukan
-B. (bidan)
Pastikan bahwa ibu atau bayi bru lahir didampingi oleh
- 36 -
penolong persalinan yg kompeten.
- A. (alat)
Bawa perlengkapan dan bahan-bahan untuk asuhan
persalinan
-K. (keluarga)
Beritahu ibu dan keluarga mengenai kondisi terakhir ibu
-S. (surat)
Berikan surat ketempat rujukan
-O. ( obat)
Bawa obat-obatan esensial pada saat mengantar ibu ke
fasilitas rujukan
-K. ( kendaraan)
Siapkan kendaraan yang paling memungkinkan untuk
merujuk ibu dalam kondisi cukup nyaman
-U. (Uang)
Ingatkan pada keluarga agar membawa uang dalan jumlah
yg cukup
-DA ( darah)
Ingatkan keluarga untuk mempersiapkan keluarga yang
bisa donor.
31 Dokumentasi