Anda di halaman 1dari 37

-1-

Daftar Keterampilan Klinis Bidan Ahli Madya Kebidanan


Di Puskesmas Kabupaten Probolinggo
TH 2022

No Daftar Keterampilan

1. Bayi Baru 1 Penilaian awal bayi baru lahir


Lahir Sebelum bayi lahir
(Neonatus)
- Aterm/tidak
usia 0-28 hari
Setelah bayi lahir
- Apakah bayi menangis/bernafas/tidak,megap megap
- Apakah tonus otot bayi baik/bayi bergerak aktif

2 Pemotongan tali pusat

- Klem pertama 5 cm diatas umbilical lalu urut kea rah


maternal lanjutkan klem kedua, 2 cm dari klem
pertama, potong diantara kedua klem

3 Inisiasi Menyusui Dini (IMD)


- Catat waktu kelahiran
- Letakkan bayi diperut bawah ibu
- Keringkan tubuh bayi kecuali tangan
- Kulit bayi melekat pada kulit ibu
- Letakkan bayi pada posisi tengkurap setelah tali pusat
dipotong
- Selimuti ibu dan bayi
- Lakukan kontak kulit bayi ke kulit ibu didada ibu paling
Sedikit 1 jam
- Hindari membasuh atau menyeka payudara ibu
sebelum bayi menyusu
- Biarkan bayi mencari dan menemukan putting daqn
mulai menyusu
- Lakukan inisiasi menyusu dini paling sedikit 1 jam
4 Pengukuran antropometri
1. Pengukuran lingkar kepala
(dimulai dari occipito bregmatica melingkar melewati
frontalis)
Normalnya = 33-37 cm
2. Panjang badan
-2-
Normalnya = 33-37 cm
3. Berat badan bayi
Normal = 2500-4000 gram
4. Lingkar lengan 5,4 cm

5 Pemeriksaan fisik bayi baru


Lahir
-lihat postur tonus dan aktifitas : posisi tungkai dan
lengan fleksi,bayi sehat akan bergerak aktif
- kulit : wajah,bibir dan selaput lender ,dada berwarna
merah muda,tanpa adanya kemerahan atau bisul
- Hitung pernafasan
Frekuensi normal 40-60 kl per menit
Tidak ada tarikan din ding dada bawah yang dalam
- Hitung denyut jantung dg stetoskop diletakkan di
Dada kiri setinggi apeks kordis.
Normal 120-160 kl permenit
- Pengukuran suhu.
Normal 36,5-37,5
- Lihat dan raba bagian kepala ( bentuk kepala kadang
asimetris karena proses persalinan dan akan hilang 48
jam ),ubun ubun besar ratadan tidak menonjol,dapat
sedikit menonjol pada bayi saat menangis.
-Mata : tidak ada secret
- Mulut:
bibir gusi langit langit utuh atau tidak,nilai kekuatan
hisap bayi,bayi akan menghisap kuat pada jari
pemeriksa
-Perut dan tali pusat :
perut bayi datar ,teraba lemas,tidak ada
perdarahantidak ada pembengkakan,nanah atau bau
- Lihat punggung dan raba tulang belakang
Kulit terlihat utuh dan tidak ada benjolan pada tulang
belakang
-Ekremitas : hitung jumlah jari tangan dan kaki,apakah
posisi baik tidak bengkok ,kedalam atau keluar,lihat
Gerakan ektremitas simetris atau tidak
- Lubang anus : Terlihat lubang anus,dan periksa
apakah ada meconium,biasanya meconium dalam 24
jam setelah lahir
-Alat kelamin : bayi perempuan kadang terlihat cairan
vagina berwarna putih,bayi laki laki terdapat lubang
uretra pada ujung penis,pastikan bayi kencing dalam
24 jam setelah lahir
-Timbang BB : BB : 2,5 -4 KG,dalam minggu ke 1 bb
turun,dan akan naik Kembali di usia 7-10
hari,penurunan bb maksimal 10 % dari bb lahir
-3-
-Panjang dan lika bayi PB normal 48-52 cm,lika normal
33-37
-Menilai cara menyusui : kepala dan badan bayi dalam
1 garis lurus,wajah bayi menghadap ke payudara ,ibvu
mendekatkan bayi ketubuhnya,bibir bawah byi
membuka keluar sehingga bagian besar areola berada
di mulut bayi,menghisap dalam dan pelan ,kadang
disertai berhenti sesaat.

6 Pemantauan Tanda Tanda Vital bayi baru lahir

S : 36.5-37,5
N : 120-160
RR : 40-60
SATURASI : > 90 %
7 Pemberian tanda pengenal bayi baru lahir

- Penggunaan gelang dengan identitas ibu dan


ayah,tanggal lahir dan jam,jenis kelamin
- Dipasang dipergelangan tangan kiri bayi

8 Penilaian kesesuaian gestasi


dengan kondisi bayi baru lahir
1.Antenatal
- Mengukur TFU
- Menilai mulai terdengarnya DJJ(bisa terlambat terdeteksi bila
Pemeriksaan bila pemeriksaan tidak teratur)
- Menilai mulai terdengarnya detak jantung janin
- Menilai menggunakan USG
- Menilai dengan menggunakan HPHT
2.Posnatal
- secara Dubowitz/Ballard
* Pemeriksaan usia kehamilan yg dipakai sekarang
* Menilai penampilan bayi,tekstur kulit,fungsi motoric dan
Reflek
 Penilaian meliputi pemeriksaan fisik dan neurologis
masing2 6 kriteria
 Sebaiknya penilaian fisik dilakukan 2 jam pertama dan
pemeriksaan neurologis dilakukan 24 jam pertama
 Bayi yang lebih matur mempunyai nilai yang lebih tinggi di
bandingkan dengan bayi premature
 Setiap penilain diberi angka 1 atau 2 untuk bayi yang amat
Sangat premature dan tinggi 4 atau 5 untuk bayi pos matur
Penilaian kematangan fisik
-4-
 Tekstur kulit ( licin,mengeripit,mengelupas )
 Lanugo ( pada bayi imatur belum ada,mulai timbul pada
bayi premature,hilang pada bayi pomatur )
 Garis telapak kaki ( penambahan garis dari tidak ada
sampai meliputi seluruh telapak kaki tergantung kepada
maturitas.
 Payudara ( dinilai ukuran dan ketebalan jaringan payudara
dan areola )
 Mata dan telinga ( mata masih sukar dibuka,banyaknya
tulang rawan dan kekakuan pada jaringan telinga
bertambah )
 Genetalia ( turunnya testis didalam scrotum dan kulit
scrotum,licin sampai berkerut/rugae )
 Genetalia perempuan ( penampilan serta ukuran klitoris
dan labium )
Secara Neuromuskular
 Postur ( bagaimana posisi lengan dan tungkai bayi )
 Sudut pergelangan tangan (sejauh mana tangan bayi dapat
difleksikan kearah pergelangan tangan
 Rekoil lengan ( Sejauh mana lengan bayi yang dibuat
dalam keadaan ekstensi kembalikeposisi fleksi )
 Sudut poplitea ( sejauh mana lutut bayi diekstensikan )
 Tanda selempang ( sejauh mana siku bayi dapat
digerakkan melewati garis tengah dada bayi )
 Tumit ke telinga ( sejauh mana kaki bayi dapat mencapai
telinga )

9 Pemeriksaan refleks pada bayi baru lahir


- Breathing reflek : menghirup dan menghembuskan
nafas secara berulang
- - Eyeblink reflek : menutup dan mengerjapkan mata
- Pupilari reflek : menyipitkan pupil pada cahaya terang
- Rooting : mencari putting susu
- Sucking : menghisap
- Swallow wing : menelan
- Babinsky : Jari jari kaki mencekeram Ketika bagian
bawah kaki di usap
- Grasping : Jari jari tangan mencengkeram benda yang
disentuh

10 Pencegahan hipotermi
1. Keringkan bayi dengan handuk bersih,kering dan hangat
Tanpa membersihkan verniks
-5-
2. IMD
3. Selimuti ibu dan bayi
4. Pasang topi dikepala bayi
5. Jangan segera menimbang dan memandikan bayi baru
lahir

11 Pemantauan dan pencegahan


infeksi tali pusat
1. Lipat popok dibawah punting tali pusat
2. Jika puntungnya kotor,bersihkan dengan air
matang/DTT kemudian keringkan Kembali secara
seksama
3. Jangan kompres atau membungkus tali pusat dengan
alkohol atau povidone iodine
4. Warna kemerahan atau timbulnya nanah pada pusar
atau punting tali pusat adalah tanda abnormal ,bayi
harus dirujuk untuk mendapat penanganan lebih lanjut

12 Memandikan bayi baru lahir


- 6 jam setelah bayi lahir
- Lakukan setelah suhu stabil 36,5-37,5
- Mandikan dalam ruangan yang hangat dan tidak
Banyak hembusan angin
- Mandikan secara cepat dengan menggunakan air
hangat,segera keringkan tubuhnya dan segera kenakan
pakaiannya
- Tempatkan di dekat ibunya dan beri ASI sedini
mungkin
- Bayi jangan dibedong terlalu ketat

13 Pemantauan tumbuh kembang


_ Pemantauan tumbuh kembang bayi dilakukan sesuai usia
Bayi dengan menggunakan buku KIA
- Motorik halus dan motoric kasar
- Usia bayi 0-11 bulan dilakukan 3 bulan sekali

14 Pengisapan lendir
menggunakan de lee

- Dihisap lender dari mulut kemudian hidung


- Hisap lender sambal menarik keluar delee
- Jangan memasukkan delee terlalu dalam ,memasukkan
3 cm

15 Pengisapan lendir
-6-
menggunakan suction
- Hidupkan mesin,mengecek tekanan dan botol
penampung
- Masukkan kanul suction bayi ( hidung 5 cm ,mulut 10
cm )
- Hisap lender dengan menutup lubang kanul
- Menarik perlahan dan memutar 5-10 detik
- Bilas canul dengan Nacl
- Ulangi 3-4 x jika lendir banyak
16 Fasilitasi metode kanguru
- Menempatkan bayi pada posisi tegak di dada ibu di
antara kedua payudara ibu tanpa busana bayi
dibairkan telanjang hanya mengenakan popok,kaus
kaki dan topi,sehingga terjadi kontak kulit bayi dan
kulit ibu seluas mungkin

17 Deteksi awal cacat bawaan


melalui pemeriksaan fisik
- Kepala :normal/hidrocepal/mikrocepal/anancepal
- Mata : juling atau tidak
- Hidung : Normal atau tidak
- Telingan : lengkap atau tidak
- Mulut : Sumbing atau tidak
- Dada : simetris atau tidak
- DJJ : normal atau tidak
( menggunakan stetiskop)
- Perut : Rata atau ada benjolan
- Genetalia : Perempuan : labia mayora menutupi labia
minora
- Laki : Testis sudah turun apa belum ,adakah kelainan
- Anus : ada lubang atau tidak
- eKtrimitas : tangan,jari lengkap atau tidak,kaki jari
lengkap atau tidak bengkok atau tidak
- pusnggung : spina bifida atau tidak
-
18 Identifikasi bayi baru lahir
Bermasalah
- Bayi tidak mau menyusu atau memuntahkan semua
yang diminum
- Kejang
- Bayi lemah
- Bergerak jika di sentuh
- Sesak nafas
- Merintih
- Pusar kemerahan sampai dinding perut
- Demam
-7-
19 Pemberian tetes/salep mata
bayi baru lahir
- Diberikan 1 jam setelah lahir dengan salep mata
Tetrasiklin 1 %
- Cuci tangan
- tempatkan bayi pada posisi yang benar
- turunkan kelopak mata bawah bayi dengan lembut
- Oleskan salep mata dari dalam keluar
- Membersihkan sisa sisa salep
- Setelah pemberian salep mata kembalikan bayi pada
Ibunya untuk disusukan dan bergabung kembali
20 Stabilisasi Bayi pra rujukan
- S : sugar ( memeriks GDA aman )
- T : temperature
- A : AIR WAY : bebaskan jalan nafas
- B : Bood pleasure ( tekanan darah )
- L : Lab work ( pemeriksaan laborat )
- E: emosional support: dukungan emosional

21 Resusitasi
Persiapan alat
 Persiapan keluarga
 Persiapan tempat resusitasi
 Persiapan alat resusitasi disiapkan dalam keadaan
siap pakai ( 3 buah kain bersih,hangat dan kering )
 Alat penghisap lendir
 Alat ventilasi ( balon sungkup,kotak alat
resusitasi,sarung tangan,jam atau pencatat waktu )
Langkah2 resusitasi
Baca bagan resusitasi BBL
22 Pemberian Imunisasi Hep B0

-Diberikan secara IM pada paha kanan setelah keadaan bayi


stabil
- diberikan 2-3 jam setelah pemberian vitamin k1

23 Pemberian Vit K
- Diberikan secara IM pada paha kiri dengan dosis 1 mg
- jika uk kurang dri 32 mnggu atau bb kurang dari 1500
Maka Vit k diberikan dengan dosis 0,5 mg

24 Tatalaksana awal pada bayi


baru lahir bermasalah
-8-

-Bagan resusitasi bidan

2. Bayi, Balita 1 Asuhan bayi sehari-hari


dan Anak - Cara pemberian asi
prasekolah - Cara menjaga bayi tetap hangat
- Cara merawat tali pusat
- Pola tidur bayi
- Pola bab bayi
- Pola bak bayi

2 Identifikasi bayi risiko tinggi


- Tidak mau menyusu
- Kejang
- Sesak nafas
- Menangis atau merintih terus menerus
- Dingin
- Lemah
- Kulit dan mata bayi kekuningan
- Muntah muntah
- Diare
- Demam
- Tali pusat kemerahan sampai dinding perut Bau dan
bernanah
- Tinja bayi berwarna pucat

3 Asuhan Bayi Kemba


Tetap memberikan ASI
Tiga posisi menyusui yang biasa dipraktekkan saat bayi
menyusu secara simultan yaitu:
- Double Football
Bayi dipegang seperti cara memegang bola disisi kanan dan kiri
tubuh ibu. Tangan ibu menopang kepala bayi dengan badan
bayi berbaring di bawah tangan ibu. Banyak ibu menggunakan
cara ini sampai mereka benar-benar berpengalaman.
- Double Cradle Bayi dipegang seperti menyusui bayi tunggal,
dimana ke-2 badan bayi menyilang di atas perut ibu. Posisi ini
biasa digunakan pada ibu yang sudah berpengalaman dan bayi
dapat mengontrol kepalanya dengan baik.
- Kombinasi football dan cradle (Posisi sejajar)
Bayi pertama dipegang dengan cara football, sedangkan bayi
yang lain dipegang dengan posisi cradle. Posisi ini biasa
digunakan oleh ibu dengan bayi triplet atau lebih, sehingga bayi
terbiasa dan mendapat asupan ASI yang cukup.

4 Pemberian Imunisasi sesuai


Program
-9-
- Hb0 0- 7 hari
- Bcg ,p1 1 bulan
- Dpthib 1,p2,pcv 2 bulan
- Dpthib 2,p3,pcv 3 bulan
- Dpthib3,p4,ipv 4 bulan
- MR 9 bulan
- Pcv 3 12 bulan
- Dpt lanjutan 18-24 bulan
- MR lanjutan 18-24 bulan
5 Identifikasi rujukan tumbuh kembang bayi, balita dan anak
pra sekolah
- Pertumbuhan dan perkembangan disesuai dengan
SDIDTK yang di buku kia susuai usianya
- Jika ada hasil meragukan maka konsultasi ke
puskesmas dan dirujuk ke spesialis jika diberikan

6 Identifikasi rujukan
kegawatdaruratan bayi, balita dan anak prasekolah
-Menggunakan Bagan MTBS
7 Asuhan bayi dengan gangguan pada masalah kulit (ruam
popok, biang keringat)

1. bersihkan area kemaluan dan pantat bayi dengan lembut.


Hindari menggosoknya dengan terlalu keras. Pastikan untuk
membersihkan setiap lipatan dan sisa urin dan feses. Dalam
hal ini, penggunaan infant wipes atau tisu basah khusus bayi
lebih disarankan karena bisa membersihkan area kulit
dengan lebih maksimal.

2. pastikan popok bayi segera diganti saat penuh. Membiarkan


urin dan feses dalam waktu lama bisa memicu sejumlah
masalah kulit seperti iritasi, ruam, dan gatal.

3. pastikan untuk mengaplikasikan cream untuk ruam popok


atau salep popok untuk membantu menjaga kondisi kulit si
kecil agar tetap lembap dan sehat.
8 Tatalaksana awal kegawatdaruratan pada bayi, balita dan anak
sekolah
Bagan MTBS
9 Pertolongan pertama
kecelakaan/ jatuh pada bayi, balita dan anak pra sekolah
Kesedak
1. setop menyusui bayi
2. segera angkat bayi dan gendong dengan posisi berdiri
sembari menopang kepala dan leher bayi
3. dalam posisi tersebut tepuk tepuk bagian punggung
bayi secara perlahan
Bayi jatuh
1. Lihat kondisi bayi ( jika tidak ada tanda
membahayakan cek apakah ada memar,jika ad memar
- 10 -
di kompres menggunakan air dingin)
2. Jika ada luka ( bersihkan luka dan rawat luka )
3. Pantau bayi selama 24 jam bila sikecil menangis terus
kemudian tenang dan bisa beraktifitas
Kembali,kemungkinan besar tidak bahaya
4. Apabila ada tanda tanda pingsan ,muntah,kejang,sesak
nafas,memar luas,di kepala dan tubuhterdapat patah
tulang atau luka terbuka,perdarahan dari hidung,maka
perlu perawatan lebih lanjut di rumah sakit
5. Dan membutuhkan perawatan segera
Bayi kejang
1. Pindahkan anak ke tempat yang aman seperti lantai atau
kasur serta jauh dari benda-benda berbahaya.
2. Kompres dengan lap hangat (yang suhunya kurang lebih
sama dengan suhu badan si kecil). Jangan kompres dengan
air dingin, karena dapat menyebabkan
“korsleting”/benturan   kuat di otak antara suhu panas
tubuh si kecil dengan kompres dingin tadi.
3. Miringkan posisi kepala ke salah satu sisi agar ia tidak
tersedak dan memudahkan keluarnya air liur atau muntah.
4. Melonggarkan pakaian yang digunakannya agar anak tidak
mengalami sesak napas.
5. Jangan meletakkan atau memasukkan apapun ke dalam
mulutnya selama kejang-kejang berlangsung, termasuk
memberinya obat-obata
6. Jika anak sulit bernapas atau kulitnya membiru segera
bawa ke rumah sakit atau panggil ambulance
Bayi sesak
1. Konsul Dokter
2. Bebaskan jalan nafas
3. Memberikan bantuan nafas dengan bantuan oksigen
4. Memasang infus
5. Memberikan obat obtran sesuai advis
6. Rujukan
Bayi Kuning
1. Fisiologis bila timbul setelah 24 jam – 72 jam dan
menghilang pada usia 2 minggu
2. Ikterus patologis terjadi pada 24 jam pertama kehidupan
3. Derajat 1: Kepala dan leher dengan perkiraan kadar
bilirubin 5.0 mg%
4. Derajat 2: Kepala, leher sampai badan atas (diatas
umbilikus) dengan perkiraan kadar bilirubin 9.0 mg%
5. Derajat 3: Kepala, leher, badan atas sampai badan bawah
(dibawah umbilikus) hingga tungkai atas (di atas lutut)
dengan perkiraan bilirubin 11.4 mg/dl
6. Derajat 4: Kepala, leher, badan atas sampai badan bawah,
tungkai atas, dan tungkai bawah dengan perkiraan bilirubin
12.4 mg/dl
7. Derajat 5: Kepala, leher, badan atas sampai badan bawah,
tungkai atas, tungkai bawah sampai telapak tangan dan
kaki atau seluruh badan neonatus dengan perkiraan kadar
bilirubin mencapai 16.0 mg/dl
10 Pelaporan Kejadian Ikutan
Pasca Imunisasi (KIPI)
- 11 -
Kasus kipi ada 2 : serius dan non serius
1.jika sudah memberikan pelayanan imunisasi maka
menganjurkan kepada ibu untuk menghubungi nakes jika
terjadi efek samping
2.nakes desa melaporkan ke petugas korim
3.melaporkan ke kepala puskesmas
4. jika terjadi kipi serius faskes melaporkan ke dinkes untuk
dilakukan pelacakan
3. Masa 1 Pemeriksaan tanda–tanda
Kehamilan Kehamilan
1. Amneorhea ( terlambat haid )
2. Perut kembung
3. Mual muntah
4. Kelelahan
5. Kram perut disertai bercak darah
6. Perubahan pada payudara
2 Tes Kehamilan
1. Siapkan wadah kecil untuik menampung urin
2. Setelah urin ditampung celupkan tespeck strips ke wadah
dengan bagian putihnya
3. celupkan sampai dibawah garis batas MAX
4. tunggulah kuranglebih 5-10 detik ,lalu angkat test pack
5. Membaca hasil jika garis 2 maka positif

3 Pemeriksaan fisik terfokus


pada ibu hamil
1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
2. Pemeriksaan Tekanan darah
3. Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas)
4. Pemeriksaan Tinggi fundus uteri
5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
6. Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus
Toksoid (TT) bila diperlukan.
7. Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan
8. Test laboratorium (rutin dan khusus): HbSAg, HIV, Siphilis, golda,
Hb, GDA
9. Tatalaksana kasus
10.Temu wicara (bimbingan konseling), termasuk juga Perencanaan
Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) serta KB pasca
persalinan.
4 Inspeksi abdomen
 Kulit: Adakah scars, striae gravidarum, linea nigra, linea alba
 Umbilikal: kontur, lokasi, inflamasi, benjolan seperti hernia
umbilikalis
- 12 -
 Permukaan abdomen : datar, distensi, menonjol, atau cekung
 Bagian samping abdomen : benjolan, massa, atau kesimetrisan
dinding abdomen yang dapat menunjukkan organomegali,
misalnya hepatomegali atau splenomegali
5 Melakukan Palpasi Abdomen
dalam pemeriksaan kehamilan
 Palpasi Leopold I
- Mengetahui TFU dan menentukan bagian-bagian tubuh janin
yang berada di fundus
- Cara kerja palpasi leopold I :
 Pemeriksa menghadap ke ibu hamil
 Tekuk kaki ibu
 Pemeriksaan dimulai dengan mengumpulkan janin ke
tengah sambil meraba bagian apa yang terdapat di fundus
kemudian tangan kiri menahan di fundus
 Palpasi Leopold II
- Untuk mengetahui bagian-bagian dari janin yang berada di
samping kanan dan samping kiri uterus.
- Langkah kerjanya adalah : setelah prosedur palpasi leopold I
dilakukan, tangan kanan menentukan letak punggung bayi.
 Palpasi Leopold III
- Untuk menentukan bagian tubuh dari janin yang berada di
uterus bagian bawah, mengetahui posisi janin yang ada di
bagian bawah uterus telah memasuki PAP ibu atau belum.
- Langkah kerja :
Setelah Leopold II, tangan kanan diposisikan diatas simphisi
untuk menetukan bagian bawah janin dilanjutkan dengan
menggoyang-goyangkannya. Ketika bagian terendah dari
janin yang digoyangkan tidak terasa bergoyang, maka itu
artinya bagian terendah dari janin telah memasuki PAP.
 Palpasi Leopold IV
- Untuk mengetahui seberapa banyak bagian janin yang sudah
masuk panggul (dilakukan saat TM 3)
- Langkah kerja :
Memposisikan kedua tangan di bagian terendah janin, apabila tangan
bisa terkatup berati belum masuk PAP (Konvergen), jika tangan
tidak terkatup berarti sudah masuk panggul (divergen)
6 Perawatan payudara
1. Menggunakan Bra yang nyaman khusus ibu hamil, tidak berkawat
dan berbahan katun
2. Mengoleskan pelembap setelah madi atau sebelum tidur pada
payudara
3. Menggunakan breast pad
4. Mengompres hangat payudara ketika payudara terasa nyeri dan
sensitif
5. Memijat payudara dengan minyak zaitun atau baby oil secara
lembut. Jika muncul benjolan di areola, Bumil bisa
meredakannya dengan menempelkan handuk yang sudah
dibasahi air hangat.
- 13 -
7 Pemeriksaan denyut jantung janin stetoskop dan doppler
1. Dengan menggunakan Stetoskop Pinard (Funanduskup)
Tentukan letak punggung janin untuk mencari daerah atau
tempat denyut jantung janin. Setelah daerah ditemukan,
stetoskop pinard digunakan dengan bagian yang berlubang luas
ditempatkan menempel perut ibu, sedangkan bagian yang
lubangnya sempit ditempatkan pada telinga kita, letakkan tegak
lurus. Bila terdengar suatu detak, maka untuk memastikan
apakah yang terdengar itu denyut jantung janin, detak ini harus
disesuaikan dengan detak nadi ibu. Bila detakkan itu sama
dengan nadi ibu, yang terdengar bukan jantung janin, tetapi
detak aorta abdominalis dari ibu. Setelah nyata bahwa yang
terdengar itu betul-betul denyut jantung janin maka dihitung
untuk mengetahui teraturnya dan frekuensinya denyut jantung
janin itu.
2. Dengan menggunakan Doppler
a. Nyalakan doppler, untuk memeriksa apakah doppler dapat
digunakan.
b. Usapkan jelly pada abdomen ibu, tepat pada daerah yang telah
ditentukan. Kegunaan jelly adalah sebagai kontak kedap
udaraantara kulit abdomen dengan permukaan sensor.
c. Tempatkan sensor pada daerah yang akan didengarkan,
kemudian tekan tombol start untuk mendengarkan denyut
jantung janin.
d. Lakukan penyesuaian volume seperlunya dengan
menggunakan tombol pengatur volume.
Lihat denyut jantung janin pada angka yang ditujukan melalui
monitor

8 Pemeriksaan perkusi pada Ekstremitas


1. Posisikan pasien untuk duduk
Pasien dapat memosisikan kaki menjadi tergantung atau tetap
menyentuh lantai. Beberapa kondisi yang sulit untuk duduk
biasanya diperbolehkan untuk melakukan pengecekan dengan
cara berbaring.
2. Mengetuk Bagian Lutut
Selanjutnya, pengecekan refleks akan dilakukan dengan
mengetuk lutut menggunakan palu khusus pada bagian
tendon patella. Reaksi menendang atau meluruskan kaki ketika
dilakukan pengetukan menandakan bahwa
reflek patella bekerja dengan baik, begitupun saraf dan bagian
tubuh lain yang berhubungan. Sedangkan apabila tidak ada
reflek yang diberikan maka besar kemungkinan terdapat
kerusakan pada sistem saraf pusat.
9 Penghitungan usia kehamilan
Berdasarkan hari pertama haid terakhir (HPHT)
Tentukan hari pertama haid terakhir (HPHT)
Rumus : +7 (hari), -3 (bulan)
Bila siklus haid tidak teratur atau lupa HPHT, anjurkan
USG
10 Identifikasi status TT
Penentuan status imunisasi WUS dibedakan kelahiran :
- 14 -
- WUS pada tahun 1979 sampai dengan tahun 1993 dan WUS yang
lahir setelah tahun 1993, dimana tahun 1979 adalah tahun
dimulainya program imunisasi dasar lengkap dan tahun 1993
adalah tahun dimulainya Bulan Imunisasi Anak Sekolah.

- Untuk WUS yang lahir pada tahun 1979 sampai dengan tahun
1993 dan ingat jika pada saat sekolah SD dilakukan imunisasi,
maka status imunisasinya :
a. TT I adalah waktu imunisasi di klas I SD;
b. TT II adalah waktu imunisasi di klas II SD;
c. TT III adalah waktu imunisasi calon pengantin (caten) ;
d. TT IV adalah waktu imunisasi pertama pada saat hamil; dan
e. TT V adalah waktu imunisasi kedua pada saat hamil.
- WUS yang lahir pada tahun 1979 sampai dengan tahun 1993
namun tidak ingat pada waktu sekolah SD dilakukan imunisasi,
maka status imunisasinya :
a. TT I adalah waktu imunisasi caten pertama;
b. TT II adalah satu bulan setelah TT I;
c. TT III adalah waktu imunisasi pertama pada saat hamil; dan
d. TT IV adalah waktu imunisasi kedua pada saat hamil.
- WUS yang lahir yang lahir setelah tahun 1993 yang tidak
mempunyai KMS Balita dan kartu TT di SD, maka status
imunisasinya :
a. TT I adalah waktu imunisasi caten pertama;
b. TT II adalah satu bulan setelah TT I;
c. TT III adalah waktu imunisasi pertama pada saat hamil; dan
d. TT IV adalah waktu imunisasi kedua pada saat hamil.
- WUS yang lahir yang lahir setelah tahun 1993 yang tidak
mempunyai KMS Balita namun mempunyai kartu TT di SD, maka
status imunisasinya :
a. TT I adalah waktu imunisasi di klas I SD;
b. TT II adalah waktu imunisasi di klas II SD;
c. TT III adalah waktu imunisasi caten yang pertama;
d. TT IV adalah waktu imunisasi pertama pada saat hamil; dan
e. TT V adalah waktu imunisasi kedua pada saat hamil.
- WUS yang lahir yang lahir setelah tahun 1993, mempunyai KMS
Balita dan mempunyai kartu TT di SD, maka status
imunisasinya :
a. TT I sampai dengan TT IV dapat dilihat di KMS dan kartu TT;
dan TT V adalah waktu imunisasi pertama pada saat hamil

11 Pemberian Imunisasi Tetanus Toxoid sesuai program


Tentukan status imunisasi TT
Interval minimal Masa perlindungan
T1
T2 4 minggu setelah T1 3 tahun
- 15 -
T3 6 bulan setelah T2 5 tahun
T4 1 tahun setelah T3 10 tahun
T5 1 tahun setelah T4 > 25 tahun
12 Penghitungan tafsiran berat Janin
- Belum masuk panggul
(TFU-12)x155
- Sudah masuk panggul
(TFU-11)x155
13 Mengisi buku Kesehatan Ibu
dan Anak (KIA)
- Mengisi identitas ibu dan suami
- Mengisi sticker P4K
- Mengisi pernyataan pelayanan kesehatan ibu
- Mengisi kartu kontrol Tablet Tambah Darah
- Mengisi amanat persalinan
- Mengisi grafik evaluasi kehamilan
14 Pemberian suplemen vitamin dan mineral
Tablet Fe :
Diberikan mulai TM 1, Minimal 90 tablet selama
kehamilan
Vitamin C
Diberikan mulai TM 1 bersamaan dengan tablet Fe, untuk
Mempermudah penyerapan Fe
Kalsium Laktat :
Diberikan mulai TM 2, 1x1 (500 mg) pagi hari
Asam Folat :
Diberikan mulai TM 1
B6 :
Diberikan sesuai indikasi
Vitamin E
Diberikan di TM 3

15 Memfasilitasi senam hamil


Manfaat senam hamil
1.Mengurangi stress
2. Meningkatkan energi tubuh
3.Membuat tidur lebih nyenyak
4.Mencegah nyeri punggung
5.Memperlancar persalinan
6. Perbaiki postur tubuh
Gerakan senam hamil.
Lihat di buku KIA/ panduan kelas ibu hamil
- 16 -

16 Konseling Perencanaan Persalinan Dan Pencegahan


Komplikasi
1. Bidan mengisi sticker P4K meliputi nama, HPL, penolong
persalinan, tempat persalinan, pendamping persalinan,
transportasi, dan calon pendonor darah
2. Pengisian berdasarkan riwayat penyakit ibu dan
persalinan terdahulu
3. Menyampaikan pada pasien sticker ditempel di jendela
atau pintu rumah

17 Konseling Keluarga Berencana


1. Memilih metode yang membuat mereka nyaman dan
senang
2. Mengetahui efek samping
3. Mengetahui dengan baik tentang bagaimana
penggunaan metode yang dipilihnya
4. Mengetahui kapan harus datang kembali
5. Mendapat bantuan dan dukungan dalam ber KB
6. Mengetahui bagaimana jika menghadapi masalah dalam
penggunaan sebuah metode KB
7. Mengetahui bahwa mereka bisa ganti metode KB jika
diinginkan kecuali MOW
18 Pemberian pendidikan kesehatan pada perempuan, keluarga
dan masyarakat tentang perkembangan kehamilan, gejala dan
tanda bahaya serta tindakan yang dilakukan ketika terdapat
tanda bahaya
- Menjelaskan kepada ibu dan keluarga bahwa bertambah
usia kehamilan maka akan bertambah berat janinnya.
Diupayakan berat badan lahir janin adalah 2500 gram-
4000 gram
- Tanda-Tanda Bahaya Pada Masa Kehamilan
1. Tidak Mau Makan dan Muntah Terus-Menerus
Hal itu dikarenakan dapat menyebabkan kekurangan gizi,
dehidrasi, dan penurunan kesadaran. Segera temui dokter jika
hal ini terjadi agar mendapatkan penanganan dengan cepat.
2. Mengalami Demam Tinggi
Ibu hamil harus mewaspadai hal ini jika terjadi. Hal ini
dikarenakan bisa saja jika demam dipicu karena adanya infeksi.
Jika demam terlalu tinggi, ibu hamil harus segera diperiksakan
ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan pertama.
3. Pergerakan Janin di Kandungan Kurang
Pergerakan janin yang kurang aktif atau bahkan berhenti
merupakan tanda bahaya selanjutnya. Hal ini menandakan jika
janin mengalami kekurangan oksigen atau kekurangan gizi. Jika
dalam dua jam janin bergerak di bawah sepuluh kali, segera
periksakan kondisi tersebut ke dokter.
4. Beberapa Bagian Tubuh Membengkak disertai sakit kepala,
pandangan kabur, bahkan kejang
Jika pembengkakan pada kaki, tangan dan wajah disertai dengan
pusing kepala, nyeri ulu hati, kejang dan pandangan kabur
- 17 -
segera bawa ke dokter untuk ditangani, karena bisa saja ini
pertanda terjadinya pre-eklampsia
5. Terjadi Pendarahan
Ibu hamil harus waspada jika mengalami pendarahan, hal ini
bisa menjadi tanda bahaya yang dapat mengancam pada baik
pada janin maupun pada ibu. Jika mengalami pendarahan hebat
pada saat usia kehamilan muda, bisa menjadi tanda mengalami
keguguran. Namun, jika mengalami pendarahan pada usia hamil
tua, bisa menjadi pertanda plasenta menutupi jalan lahir.
6. Air Ketuban Pecah Sebelum Waktunya
Jika ibu hamil mengalami pecah ketuban sebelum waktunya
segera periksakan diri ke dokter, karena kondisi tersebut dapat
membahayakan kondisi ibu dan bayi. Hal ini dapat
mempermudah terjadinya infeksi dalam kandungan.
19 Pemberian pendidikan kesehatan pada Ibu dan keluarga
untuk persiapan persalinan dan kelahiran
1. Menjelaskan tentang kondisi yang tidak terduga seperti
Persalinan lama dan kemungkinan melahirkan secara caesar
2. Menjelaskan tentang metode persalinan selain persalinan
normal
3. Mempersiapkan diri untuk menghadapi nyeri persalinan
4. Mempersiapkan kebutuhan persalinan baik ibu atau bayi
5. Menyiapkan administrasi persalinan termasuk biaya
6. Memilih dokter dan tempat bersalin untuk ibu hamil resiko
tinggi dan komplikasi
7. Menganjurkan untuk melahirkan ditenaga Kesehatan meski
kehamilannya tanpa resiko
20 KIE Tanda Bahaya Kehamilan
Tanda-Tanda Bahaya Pada Masa Kehamilan
1. Tidak Mau Makan dan Muntah Terus-Menerus
Hal itu dikarenakan dapat menyebabkan kekurangan gizi,
dehidrasi, dan penurunan kesadaran. Segera temui dokter jika
hal ini terjadi agar mendapatkan penanganan dengan cepat.
2. Mengalami Demam Tinggi
Ibu hamil harus mewaspadai hal ini jika terjadi. Hal ini
dikarenakan bisa saja jika demam dipicu karena adanya infeksi.
Jika demam terlalu tinggi, ibu hamil harus segera diperiksakan
ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan pertama.
3. Pergerakan Janin di Kandungan Kurang
Pergerakan janin yang kurang aktif atau bahkan berhenti
merupakan tanda bahaya selanjutnya. Hal ini menandakan jika
janin mengalami kekurangan oksigen atau kekurangan gizi. Jika
dalam dua jam janin bergerak di bawah sepuluh kali, segera
periksakan kondisi tersebut ke dokter.
4. Beberapa Bagian Tubuh Membengkak disertai sakit kepala,
pandangan kabur, bahkan kejang
Jika pembengkakan pada kaki, tangan dan wajah disertai dengan
pusing kepala, nyeri ulu hati, kejang dan pandangan kabur
segera bawa ke dokter untuk ditangani, karena bisa saja ini
pertanda terjadinya pre-eklampsia.
- 18 -
5. Terjadi Pendarahan
Ibu hamil harus waspada jika mengalami pendarahan, hal ini
bisa menjadi tanda bahaya yang dapat mengancam pada baik
pada janin maupun pada ibu. Jika mengalami pendarahan hebat
pada saat usia kehamilan muda, bisa menjadi tanda mengalami
keguguran. Namun, jika mengalami pendarahan pada usia hamil
tua, bisa menjadi pertanda plasenta menutupi jalan lahir.
6. Air Ketuban Pecah Sebelum Waktunya
Jika ibu hamil mengalami pecah ketuban sebelum waktunya
segera periksakan diri ke dokter, karena kondisi tersebut dapat
membahayakan kondisi ibu dan bayi. Hal ini dapat
mempermudah terjadinya infeksi dalam kandungan.
21 Pemberian suplemen vitamin dan mineral
Tablet Fe :
Diberikan mulai TM 1, Minimal 90 tablet selama kehamilan
Vitamin C :
Diberikan mulai TM 1 bersamaan dengan tablet Fe, untuk
mempermudah penyerapan
Kalsium Laktat :
Diberikan mulai TM 2, 1x1 (500 mg) pagi hari
Asam Folat :
Diberikan mulai TM 1
B6 :
Diberikan sesuai indikasi
Vitamin E :
Diberikan di TM 3
4. Masa 1 Pemeriksaan fisik terfokus
Persalinan dalam persalinan
1 .Anamnese
2. Pemeriksaan TTV
3.Pemeriksaan fisik head toto
Inpeksi,perkusi,palpasi,auskultasi ,extremitas
akral ,oedema,
4. pemeriksaan genitalia hernia,hameroid
5. VT
6, pengisian partograph dan RM
2 Penapisan awal persalinan
24 penapisan meliputi
1. Riwayat sc
2. Perdarahan pervaginam
3. Kehamilan kurang bulan
4. Ketuban pecah meconial
5. Ketuban pecah lebih 24 jam
6. Ketuban pecah dalam kehamilan kurang bulan
7. Iketerus
8. Anemia berat dibawah 7
- 19 -
9. Tanda gejala infeksi
10. Pre Eklamsia
11. TFU sama atau lebih 40cm
12. Gawat janin
13. Primi palpasi kepala 5/5
14. Presentasi bukan belakang kepala
15. Presentasi majemuk
16. Kehamilan gemelli
17. Tali pusat menumbung
18. Shock
19. Bumil TKI
20. Bumil suami Pelayaran
21. Suami istri bertato
22. HIV Aids
23. PMS
24. Anak mahal
3 Dukungan fisik dan psikologis dalam persalinan
1. Adanya pendampingan dan dukungan keluarga
2. Pemenuhan kebutuhan nutrisi
3. Pemenuhan kebutuhan eliminasi
4. Bidan memberikan dukungan, bimbingan dan pertolongan
persalinan.
5. Untuk mendengarkan keluhan dan melakukan observasi.
Membuat kontak fisik : mencuci muka pasien, menggosok
punggung dan memegang tangan pasien
6. Informasi dan kepastian tentang hasil persalinan yang aman.
Hipnobirthing
adalah suatu metode relaksasi dengan penggunaan hipnosis untuk
proses persalinan yg alami.
4 Pemantauan persalinan dengan
Partograp
1,TTV tensi suhu nadi
2.Kemajuan persalinan :
His, Djj,pembukaan certvik,ketuban,efisemen,penurunan
kepala
3. jumlah urine
Pemeriksaan protein urine
4. Kebutuhan makan dan minum
5. Kesimpulan
6. Intervensi
5 Asuhan persalinan Kala I
Normal
1. Dukungan fisik dan psikologis
2. Kebutuhan makanan dan cairan
- 20 -
3. Kebutuhan eliminasi
4. Posisioning dan aktifitas
5. Pengurangan rasa nyeri."
6 Tehnik mengurangi nyeri secara non farmakologi selama
persalinan dan kelahiran
Pemberian rasa dingin dan panas secara bergantian merupakan
salah satu cara non-farmakologi dalam menurunkan nyeri
persalinan. Rasa dingin dapat menyebabkan rasa baal, menstimulasi
reseptor saraf perifer, dan melambatkan transmisi nyeri ke sistem
saraf pusat sehingga intensitas nyeri pada pasien dapat berkurang.
Hipnobirthing adalah suatu metode relaksasi dengan menggunkan
hipnosis untuk proses persalinan yg alami
7 Amniotomi saat kala II
1.Dilakukan setelah dipastikan pembukaan lengkap,dan
Kepala sudah berada didasar panggul
2.Dilakukan saat his mulai mereda dengan menggunakan
½ kocher
3. dicek warna ketuban dan memastikan ada tidaknya
bagian kecil anak yang menumbung ( tali
pusat,tangan,kaki,placenta )
4.Lepas sarung tangan terbalik kelarutan klorin 5%
3. Lakukan DJJ
4. catat di partograph
8 Pertolongan persalinan Kala II
Normal
Bagan 60 Langkah APN

9 Jepit,potong dan ikat tali pusat

Klem pertama 5 cm diatas umbilical lalu diurut kea rah


maternal lanjutkan klem ke 2 2cm dari klem pertama
potong diantara 2 klim dan pasang jepit tali pusat dan
klem dilepas

10 Inisiasi Menyusu Dini


- Penilaian sepintas Catat waktu kelahiran
- Letakkan bayi diperut bawah ibu
- Keringkan tubuh bayi kecuali tangan
- Kulit bayi melekat pada kulit ibu
- Letakkan bayi pada posisi tengkurap setelah tali pusat
dipotong
- Selimuti ibu dan bayi
- Lakukan kontak kulit bayi ke kulit ibu didada ibu paling
Sedikit 1 jam
- Hindari membasuh atau menyeka payudara ibu
sebelum bayi menyusu
- 21 -
- Biarkan bayi mencari dan menemukan putting daqn
mulai menyusu

11 Pertolongan persalinan Kala III normal

Oksi
PTT
Plasenta
Masase
12 Manajemen Aktif kala III
3,2,1
3 Pindah posisi Tegangkan tali pusat
2.Tarik , putar
1. masase pundus uteri
13 Pemeriksaan placenta
(kotiledon, selaput dan kelainan)
1. Insersi tali pusat
2. Kelengkapan kotiledon
3. Selaput plasenta
4. Kelainan plasenta
14 Penjahitan Luka Jalan Lahir derajat 1 dan 2
Derajat 1
Robekan yang hanya melibatkan selaput vagina dan kulit
perinium
Derajat 2
Robekan melibatkan selaput vagina,kulit perinium dan
Otot perinium

15 Pemantauan persalinan Kala IV 1 Jam pertama


Setiap 15 menit pada 1 jam pertama persalian
TD, Nadi, Suhu, TFU,Kontraksi Uteri,Kandung kencing,
dan jumlah perdarahan
Tiap 30 menit pada 2 jam pertama persalinan
TD, Nadi, Suhu, TFU,Kontraksi Uteri,Kandung kencing,
Jumlah perdarahan

5. Masa Nifas 1 KIE Tanda bahaya nifas


- Perdarahan lewat jalan lahir
- Demam lebih dari 2 hari
- Keluar cairan berbau
- Payudara bengkak disertai rasa sakit
- Depresi
2 Melakukan edukasi tentang menyusui
- Wajib memberikan ASI selama 6 bulan
- 22 -
- Menjelaskan cara menyusui yang benar
- Menjelaskan manfaat ASI bagi ibu dan bayi
- Dukungan dari suami dan keluarga
- Pemenuhan gizi untuk ibu menyusui
- Tehnik pengeluaran ASI
Mengeluarkan ASI dengan tangan
Mengeluarkan ASI dengan pompa

3 Pijat Oksitosin
- sandarkan bagian depan tubuh hingga punggung dalam
posisi siap dipijit
- minta suami memijat bagian tulang belakang ibu
- gunakan dua kepalan tangan dengan ibu jari menunjuk
kedepan untuk memijat
4 Tatalaksana pada ibu
Menyusui
Posisi :
- Kepala dan badan bayi membentuk garis lurus
- Wajah bayi mnghadap payudara,hidung berhadapan
dengan puting susu
- Badab bayi dekat ketubuh ibu
- Ibu menggendong atau mendekap badan ibu secara utuh
Pelekatan :
- Bayi dekat dengan payudara dengan mulut terbuka
lebar
- Dagu bayi menyentuh payudara
- Bagian areola diatas lebih banyak terlihat dibanding
dibawah mulut bayi
Bibir bawah bayi memutar keluar(dower)

5 Pemeriksaani nvolusi
- Setelah persalinan TFU 2 cm dibawah pusat
- 12 jam kemudian kembali 1 cm diatas pusat
- Hari ke 2 TFU 1 cm dibawah pusat
- Hari ke 3-4 TFU 2 cm di bawah pusat
- Hari ke 5-7 TFU pertengahan pusat sympisis
- Hari ke 10 TFU tidak teraba
- Lochea rubra 6-48 jam setelah persalinan warnanya
merah
- Lochea sanguilenta 3-7 hari warnanya coklat
- Lochea serosa 8-28 hari warnanya kuning
- Lochea alba 29-42 hari warnanya putih
6 Perawatan luka jalan lahir
- Menjaga daerah perineum selalu bersih dan kering
- Hindari penggunaan obat” tradisional
- 23 -
- Cuci daerah perineum dengan sabun dan air 3-4 kali
perhari
Kembali 1-2 minggu untuk memeriksa penyembuhan luka
dan segera datang ke petugas bila mengalami demam atau
mengeluarkan cairan yang berbau busuk

7
Perawatan payudara (Kompres dan massase payudara )

- Kompres puting susu dengan kapas yang telah diberi


minyak selama 3-5 menit
- Bersihkan dan tariklah puting susu yang keluar
- Gunakan ujung” jari untuk mengetuk” sekeliling puting
susu
- Kedua tangan diberi minyak kelapa dan letakkan di
antara kedua payudara
- Pengurutan dimulai dari atas,samping ketelapak tangan
kiri
- Telapak tangan kanan searah sisi tangan kanan
- Diteruskan ke bawah,samping lalu melintang ,telapak
tangan mengurut kedepan kemudian dilepas dari ke 2
payudara
- Telapak tangan kanan kiri menopang payudara kiri,lalu
jari” tangan kanan sisi kelingking mengurut payudara
ke arah putting susu
Telapak tangan kanan menopang payudara dan tangan
lainnya memegang dan mengurut payudara dari arah
pangkal kearah putting susu.

8 PerahASI/pumping

- Pompa asi ada 2 : pompa asi mnual dan pompa asi listrik
- Cuci tangan dengan air dan sabun terlebih dahulu
hingga bersih
- Tempatkan botol atau wadah yg telah disterilkn
dibagian bawah pyudara untuk menampung ASI yg
keluar
- Pijat payudara secara perlahan-lahan
- Posisikan jari” membentuk huruf C disekitar areola atau
bagian gelap disekitar puting, lalu tekan secara
perlahan. Hindari menekan puting terlalu keras karena
bisa menimbulkn nyeri dan menghalangi keluarnya ASI
- Lepaskan tekanan saat ASI keluar, kemudian ulangi
kembali menekan secara perlahan
9 TataLaksana Pengelolaan ASI
- Asi baru diperah disimpan dalam cooler bag, suhu 15 ‘C,
lamanya 24 jam
- Dalam ruangan {ASIP segar} 27’Cs/d 32’C lamanya 4 jam,
< 25’C 6-8 jam
- Kulkas < 4’C lamamnya 48-72 jam
- Freezer pada lemari 1 pintu -15’C s/d 0’C lamanya 2
- 24 -
minggu
Freezer 2 pintu -20’Cs/d -18’C lamanya 3-6 bulan

10 Senam nifas
Lihat di buku KIA/panduan kelas ibu hamil

11 Pemeriksaan pada kunjungan nifas sesuai standar dan


kebutuhan ibu nifas

- Keadaan umum
- Suhu tubuh
- Tekanan darah
- Berat badan
- Nadi
- Pernafasan
- Pemeriksaan mata
- Pemeriksaan payudara
- Pemeriksaan abdomen
- Kandung kemih
- Ekstreitas bawah{odema}
- Inspeksi vulva dan luka perineum
- Pemeriksaan loche /perdarahan
- Jenis pelayanan
- Tablet tambah darah nifas
- Pemeriksaan tanda bahaya nifas
- Pelayanan KB pasca persalinan
- KIE masa nifas

12 Kunjungan nifas
- KF 1 : 6-48 jam
- KF 2 : 3-7 hari
- KF 3 : 8-28 hari
- KF 4 : 29-42 hari
-
6. Pelayanan 1 Pemanfaatan Kriteria Kelayakan Medis Dalam Penggunaan
Kontrasepsi
Keluarga
Berencana (KB) 1. Membantu penyedia layanan dalam menentukan
metode kb terbaik bagi klien
2. Melakukan penapisan klien sesuai kriteria kelayakan
medis klien
3. Mendeteksi kehamilan sebelum penggunaan metode KB
4. Menjelaskan jenis KB berdasarkan spesifikasi masing-
masing
Memberikan gambaran terhadap prosedur medis yang
diperlukan
- 25 -

2 Pemeriksaan fisik terfokus pada ibu yang ingin mendapatkan


pelayanan
Keluarga Berencana
1. Pil (TTV, BB, palpasi mammae abdomen)
2. Suntik (TTV, BB, palpasi mammae abdomen)
3. Implant ( BB, palpasi mammae abdomen)
4. IUD (TTV, bimanual, palpasi mammae, abdomen,
inspekulo)

3 Pemberian Kontrasepsi Pil


1. Memberikan KIE tentang KB pil ( manfaat, tujuan, efek
samping, kontraindikasi, cara kerja dan cara
penggunaan)
2. Petugas memberikan alkon pil
3. Petugas melakukan pemeriksaan fisik dan ttv
4. Petugas mengingatkan pasien untuk minum pil secara
teratur dan tepat waktu
5. Petugas menganjurkan kontrol apabila ada keluhan
6. Pencatatan dan pelaporan
4 Pemberian Kondom
1. Tunjukkan alkon kondom
2. KIE tentang ( keuntungan, kerugian, efek samping, cara
pemakaian kondom, kapan pasien harus kontrol)
3. Pencatatan dan pelaporan

5 Pemberian Kontrasepsi suntik


1. Memastikan identitas pasien
2. Menjelaskan tentang prosedur
3. Melakukan inform concent
4. Menyiapkan alat dan bahan
5. Mengatur posisi pasien
6. Masukan obat kedalam spuit
7. Petugas melakukan aseptik pada tempat yg akan
disuntik dg kapas alkohol
8. Penyuntikan KB dg arah tegak lurus hingga mencapai
daerah otot
9. Lakukan aspirasi, apabila tdk ada darah masukan
obat
10. angkat jarum suntik dan bersihkan kulit dg kapas
alkohol
11. buang spuit ke safety box
12. pencatatan dan pelaporan
13.perencanaan tanggal kembali
7. Keterampilan 1 Setting pelayanan kebidanan di fasyankes
Dasar Persiapan alat diruangan
Praktik
- 26 -
Klinis
Kebidanan
2 Perencanaan kebutuhan alat
Dan bahan

3 Melakukan anamnesis

4 Pemantauan tanda-tanda vital

5 Setting Alat dalam pelayanan

6 Pengendalian dan Pencegahan


Infeksi dalam setiap tindakan
Kebersihan tangan, penggunaan dan perlepasan apd,
pengelolaan alat habis pakai, pengelolaan limbah dan
pengelolaan linen.
7 Penerapan keselamatan pasien
Pada setiap tindakan
- Perhatikan nama obat, rupa dan juga ucapan mirip
- Pastikan identifikasi pasien
- Komunikasi secara benar saat serah terima pasien
- Pastikan Tindakan yang benar pada sisi tubuh yang benar
juga
- Kendalikan cairan elektrolit pekat
- Pastikan akurasi pemberian obat pasien pada pengalihan
pelayanan ataupun operan
- Hindari terjadinya salah sambung kateter dan salah
sambung selang
- Gunakan alat injeksi sekali pakai atau barang habis pakai
- Tingkatkan kebersihan tangan untuk mencegah terjadinya
infeksi nosocomial
8 Pemasangan Infus

1. Menyiapkan alat-alat.
2. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Menghubungkan cairan dan infuset atau bloodset dengan menusukkan
kebagian karet dari botol cairan.
4. Mengisi cairan kedalam infuset atau bloodset.
5. Memeriksa daerah yang akan dipasang infuse.
6. Menggunakan sarung tangan.
7. Melakukan penusukkan pada vena sambil memperhatikan keluarnya
darah melalui medicut, apabila keluar darah maka tarik keluar sedikit
bagian dalam medicut sambil meneruskan tusukkan kedalam vena.
8. Menahan bagian atas vena dan sambungkan bagian ujung infuset
kedalam medicut hitung tetesan cairan.
9. Melakukan viksasi dengan kasa steril yang sudah diberi betadin
menggunakan plester.
10. Melepaskan sarung tangan.
Mencatat dalam rekam medis.
9 Pemberian Magnesium Sulfat
(Mgso4)

Pemberian MgSO4 40% dosis awal:


 4gr MgSO4(10cc MgSO4 40% +10 cc aquabides atau
MgSO4 20%)diberikan IV perlahan selama 5-10 menit
 atau jika akses intravena sulit, berikan 5 gr MgSO4
40%(12,5 cc MgSO4 40%) IM di bokong kanan dan kiri
- 27 -
Cara pemberian dosis rumatan MgSO4 40%:
 6 gr MgSO4 40% (15 cc MgSO4 40%) dan larutkan
dalam 500 cc larutan ringer laktat/asetat,berikan melalui
infus 28 tpm selama 6 jam (1 gr/jam)
 Diberikan hingga 24 jam setelah persalinan atau setelah
kejang terakhir
Perhatikan : frekuensi nafas >16 menit, refleks patela +/+,
jumlah urine minimal 0,5 cc/kg BB/jam, tersedia ca glukosa
10%

10 Pemasangan urine kateter

1. Petugas atau perawat akan mencuci tangan dan membuka alat kateter.
2. Perlak di bawah anus pasien akan diletakkan setelah pakaian bawah
dibuka.
3. Daerah vulva akan dibersihkan dengan kapas dan cairan antiseptik.
4. Selang kateter diberikan pelumas agar mudah dimasukkan ke saluran
uretra.
5. Selang kateter dimasukkan hingga mencapai leher kandung kemih
sekitar 5 cm.
6. Bernapas hingga urine keluar.
Kosongkan kantung urine yang terhubung dengan kateter setiap 6 – 8
jam sekali

11 Memproses Sterilisasi ruangan dengan sinar UV/chlorin

1. Sebelum dilakukan tindakan ruangan harus ditutup agar sinar tidak


keluar ruangan.
2. Alat diletakkan ditengah-tengah ruangan.
3. Alat disambungkan ke listrik.
4. Ruangan disinari dengan sinar UV selama 2 jam.
5. Setelah 2 jam cabut sambungan listrik.
Keluarkan alat UV dari ruangan dan letakkan ditempat semula

12 Pemeriksaan fisik

1.Jelaskan tujuan pemeriksaan kepada klien


2. catat nama klien dan tanggal pemeriksaan
3. lakukan pemeriksaan keadaan umum
4. lakukan pemeriksaan tanda tanda vital
5. lakukan pemeriksaan berat badan dan tinggi badan
6. melakukan pemeriksaan apakah ada kelainan mulai dari
kepala,leher,dada,abdomen sampai genetalia bila diperlukan

13 Pemeriksaan obstetri

14 Pemberian obat atas instruksi dokter dengan berbagai


cara(topical,oral,inhalasi,subpositoria, Injeksi intravena, injeksi
intramuscular, injeksi
sub-kutan,injeksi intrakutan)

PEMBERIAN OBAT CARA TOPICAL

1.Cek instruksi dokter untuk memastikan nama obat, daya kerja dan tempat
pemberian.
- 28 -
2. Cuci tangan
3. Atur peralatan disamping tempat tidur klien
4. Tutup tirai
5. Identifikasi klien secara tepat
6. Posisikan klien dengan tepat dan nyaman, pastikan hanya membuka area yang
akan diberi obat
7. Inspeksi kondisi kulit.
8. Gunakan sarung tangan
9. Oleskan agen topical :
a) Krim, salep dan losion yang mengandung minyak
1) Letakkan satu sampai dengan dua sendok teh obat di telapak tangan kemudian
lunakkan dengan menggosok lembut diantara kedua tangan
2) Usapkan merata diatas permukaan kulit, lakukan gerakan memanjang searah
pertumbuhan bulu.
3) Jelaskan pada klien bahwa kulit dapat terasa berminyak setelah pemberian
b) Lotion mengandung suspensi
1) Kocok wadah dengan kuat
2) Oleskan sejumlah kecil lotion pada kassa balutan atau bantalan kecil.
3) Jelaskan pada klien bahwa area akan terasa dingin dan kering.
c) Bubuk (Powder)
1) Pastikan bahwa permukaan kulit kering secara menyeluruh
2) Regangkan dengan baik lipatan bagian kulit seperti diantara ibu jari atau
bagian bawah lengan
3) Bubuhkan secara tipis pada area yang bersangkutan
d) Spray aerosol
1) Kocok wadah dengan keras
2) Baca label untuk jarak yang dianjurkan untuk memegang spray menjauhi area
(biasanya 15-30 cm)
3) Bila leher atau bagian atas dada harus disemprot, minta klien untuk
memalingkan wajah dari arah spray. 4) Semprotkan obat dengan cara merata
pada bagian yang sakit
5) Rapikan kembali peralatan yang masih dipakai, buang peralatan yang sudah
tidak digunakan pada tempat yang sesuai.
6) Cuci tangan

PEMBERIAN OBAT SECARA ORAL

1. Beri salam , sapa, senyum  pada pasien


2. Cek gelang identifikasi  sesuai dengan  spo pemasangan gelang
identifikasi pasien
3. Pastikan obat yang diberikan sesuai dengan instruksi ; jenis, dosis,
waktu, cara pemberian dengan pasien yang diberi obat
4. Kaji adanya kontra indikasi waktu pemberian obat, sukar menelan ,
peristaltik turun, operasi gastro intestinal, alergi, instruksi puasa dan
lain- lain
5. Bantu pasien posisi duduk/ berbaring
6. Berikan obat dengan tepat dan makanan / minuman yang
memudahkan untuk menelan obat mungkun lebih mudah pasien
memegang obat sendiri
7. Jika pasien tidak mampu memegang sendiri obatnya bantu dengan
meletakan obat di bibir/ ujung lidah kemudian minta pasien menelan
8. Tetap bersama pasien sampai obat tertelan atau minta keluarga
pastikan obat tertelan
9. Bereskan alat- alat
10. Ucapkan salam saat meninggalkan kamar pasien
11. Dokumentasikan ( Nama dan tanda tangan perawat, tanggal dan jam 
pelaksanaan)
SOP nebulizer atau pemberian obat inhalasi:

1. Identifikasi pasien menggunakan minimal dua identitas (nama


lengkap, tanggal lahir, dan/atau nomor rekam medis)
2. Jelaskan tujuan dan Langkah-langkah prosedur
3. Siapkan alat
4. Lakukan prinsip 6 benar (pasien, obat, dosis, waktu, rute,
dokumentasi)
- 29 -
5. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
6. Pasang sarung tangan
7. Posisikan pasien senyaman mungkin dengan posisi semi-fowler
atau fowler
8. Masukan obat ke dalam chamber nebulizer
9. Hubungan selang ke mesin nebulizer atau sumber oksigen
10. Pasang masker menutupi hidung dan mulut
11. Anjurkan untuk melakukan napas dalam saat inhalasi dilakukan
12. Mulai lakukan inhalasi dengan menyalakan mesin nebulizer atau
mengalirkan oksigen 6-8 liter/menit.
13. Monitor respon pasien hingga obat habis
14. Bersihkan daerah mulut dan hidung dengan tisu
15. Rapikan pasien dan alat-alat yang digunakan
16. Lepaskan sarung tangan
17. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
18. Dokumentasikan prosedur yang telah dilakukan dan respon
pasien

SOP SUBPOSITORIA

1. Mencuci tangan dan pakai sarung tangan


2. Mengatur posisi pasien miring ke salah satu sisi, kaki sebelah atas di
tekuk
3. Membentangkan pengalas di bawah bokong pasien
4. Buka supositoria dari kemasan, lumasi ujungnya dan jari telunjuk
tangan
5. Regangkan bokong pasien dengan tangan nondominant, sehingga anus
terlihat
6. Masukkan obat perlahan ke dalam anus, sphinter anal interna serta
mengenai dinding rectal±10 cm pada dewasa,±5cm pada bayi atau
anak
7. Minta pasien agar tidak mengejan dan pastikan obat masuk
8. Anjurkan pasien untuk berbaring telentang ±5 menit
9. Lepaskan sarung tangan
10. Rapikan alat dan cuci tangan
11. Catat nama obat,dosis, dan waktu pemberian obat
12. Observasi adanya efek suppositoria ±30 menit

Pemberian obat melalui intrakutan

a. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan dengan teknik aseptic ,


mencuci tangan
b. Membebaskan daerah yang akan dilakukan suntikan
c. Memasang perlak / pengalas pada bawah daerah yang akan dilakukan
injeksi intrakutan.
d. Memasang sarung tangan.
e. Mengambil obat yang akan dilakukan tes alergi. Kemudian
larutkan / encerkan dengan Aguadest ( cairan pelarut ), ambil 0,5 cc dan
encerkan lagi sampai 1 cc , lalu siapkan pada bak steril ( bak injeksi ).
f. Desinfeksi daerah yang akan dilakukan suntikan dengan kapas
alcohol
g. Menegangkan dengan tangan kiri daerah yang akan disuntik /
diinjeksi
h. Melakukan penusukan dengan lubang jarum menghadap ke atas
membentuk sudut 15 – 20 derjat terhadap permukaan kulit.
i. Menyemprotkan obat hingga terjadi gelembung
j. Menarik spuit dan tidak boleh dilakukan masase
k. Mencatat reaksi pemberian
l. Membereskan alat –alat.
m. Membuka sarung tangan
- 30 -
n. Mencuci tangan setelah prosedur dilakukan
o. Mendokumentasikan prosedur pemberian obat atau tes alergi dan
respon klien

Pemberian obat melalui subkutan

a. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan dengan teknik aseptic


dengan 6 prinsip pemberian obat benar.
b. Mencuci tangan
c. Membebaskan daerah yang akan dilakukan suntikan. Bebaskan
daerah suntikan bila klien menggunakan pakaian berlengan
d. Memasang sarung tangan
e. Mengambil obat dalam tempatnya sesuai dengan dosis yang akan
diberikan . kemudian tempatkan pada bak injeksi
f. Desinfeksi dengan kapas alcohol
g. Menegangkan dengan tangan kiri daerah yang akan dilakukan
suntikan subcutan
h. Melakukan penusukan dengan lubang jarum
a. menghadap keatas membentuk sudut 45 derjat terhadap permukaan
kulit
b. Melakukan aspirasi , nbila tidak ada darah semprotkan obat perlahan
hingga habis
c. Menarik spuit dan tahan dengan kapas alcohol, spuit bekas suntikkan
dimasukkan ke dalam bengkok
d. Mencuci tangan setelah prosedur dilakukan
e. Mencatat prosedur pemberian obat dan respon klien

Pemberian obat melalui intra vena

a. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan dengan teknik aseptic,


membaca etiket obat dan dosis obat sesuai 6 prinsip pemberian obat
benar.
b. Mencuci tangan
c. Membebaskan daerah yang akan dilakukan suntikan dengan cara
membebaskan daerah yang akan dilakukan penyuntikan dengan
menyingsingkan lengan
d. Mengambil obat dalam tempatnya dengan spuit sesuai dengan
takaran / dosis yang akan diberikan . Bila obat dalam sediaan bubuk
makan larutkan dengan cairan pelarut ( aquades steril ) .Tempatkan
obat yang telah diambil pada bak injeksi
e. Memasang perlak / pengalas di bawah vena yang akan dilakukan
penyuntikan
f. Melakukan pengikatan dengan karet pembendung pada bagian atas
daerah yang akan dilakukan pemberian obat atau minta bantuan
untuk membendung vena diatas area yang akan dilakukan
penyuntikan
g. Memasang sarung tangan
h. Desinfeksi dengan kapas alcohol
i Melakukan penusukkan dengan lubang jarum menghadap keatas
dengan dengan memasukkan ke pembuluh darah
j. Melakukan aspirasi bila sudah ada darah
k. Melepaskan karet membendung dan langsung menyemprotkan obat
hingga habis
l. Setelah selesai ambil spuit dengan menarik dan lakukan penekanan
pada daerah dengan kapas alcohol . Masukkan spuit yang telah
digunakan ke dalam bengkok
i. Mencuci tangan setelah prosedur dilakukan
j. Mencatat prosedur dan reaksi pemberian obat

Pemberian obat melalui intra vena ( bolus )

a. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan dengan teknik aseptic,


membaca etiket obat dan dosis obat sesuai 6 prinsip pemberian obat
- 31 -
benar.
b. Mencuci tangan
c. Memasang sarung tangan.
d. Mengambil obat dalam tempatnya dengan spuit sesuai dengan takaran
/ dosis yang akan diberikan . Bila obat dalam sediaan bubuk makan
larutkan dengan cairan pelarut ( aquades steril ) .Tempatkan
obat yang telah diambil pada bak injeksi
e. Observasi tempat pemasangan infuse terhadap plebitis jika tidak ada
plebitis dan jalan infuse masih lancar
f. Memasang perlak / pengalas di bawah vena yang akan dilakukan
penyuntikan ( pada daerah pemasangan infuse)
g. Turunkan drak infuse sehingga tetesan infuse terhenti.
h. Desinfeksi daerah infuse yang akan diinjeksi
i. Melakukan penusukkan dengan lubang jarum menghadap keatas
pada tempat injeksi pada infuse set.
j. Menyemprotkan obat hingga habis dengan pelan-pelan
k. Setelah obat habis, tarik spuit dan desinfeksi daerah tempat injeksi
pada infuse set dengan kapas alcohol . Masukkan spuit yang telah
digunakan ke dalam bengkok
l. Mencuci tangan setelah prosedur dilakukan
m. Mencatat prosedur dan reaksi pemberian obat

Pemberian Obat Intra Muskular

a. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan


b. Cuci tangan , pasang sarung tangan .
c. Ambil obat dan masukan ke dalam spuit sesuai dengan dosis,
kemudian letakkan dalam bak injeksi
d. Periksa tempat yang akan dilakukan penyuntikan
( lokasi paha ( vaskus lateralis ) , ventrogluteal
( pasien harus berbaring miring , dorsogluteal
( pasiewn harus telungkup , lengan atas ( deltoid ).
e. Desinfektan dengan kapas alcohol
f. Lakukan penyuntikan :
 Pada daerah paha ( vastus lateralis ) dengan cara meminta klien untuk
berbaring telentang dengan lutut sedikit fleksi
 Pada ventrogluteal dengan cara meminta klien miring , telengkup atau
telentang dengan lutut dan panggul pada sisi yang akan disuntik dalam
keadaan fleksi
 Pada dorsogluteal dengan meminta klen untuk telungkup dengan lutut
diputar kea rah dalam atau miring dengan lutut bagian atas dan
pinggul fleksi dan diletakkan di depan tungkai bawah
g. Pada deltoid ( lengan atas ) dengan meminta klien untuk duduk atau
berbaring mendatar dengan lengan atas fleksi
h. Lakukan penusukan dengan jarum posisi tegak lurus
i. Setelah jarum masuk , lakukan aspirasi spuit bila tidak ada darah
semprotkan obat secara perlahan hingga habis.
j. Setelah selesai ambil spuit dengan menarik spuit dan tekan daerah
penyuntikan dengan kapas alcohol , kemudian spuit yang telah
digunakan diletakkan di bengkok
k. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

Catat prosedur dan reaksi pemberian.


15 Pemasangan oksigen

1. Bidan menyiapkan alat-alat: canul nasal, plester, tabung oksigen


lenggap dengan flowmeter dan humidifier,gunting,masker
2. Bidan menggunakan masker dan menjelaskan prosedur yang akan
dilakukan kemudian cuci tangan
3. Bidan mengatur aliran oksigen sesuai dengan kecepatan yang
dibutuhkan dan mengecek aliran oksigen dengan mendekatkan diatas
punggung tangan, bila sudah terasa petugas memasang kanul pada
- 32 -
hidung pasien dan mengatur pengunci sesuai dengan lingkar kepala
pasien
4. Bidan melakukan fiksasi canul pada pipi kanan kiri pasien dan
menanyakan apakah sudah nyaman atau belum.
5. Bidan mencatat nama pasien, jam pemasangan,tanggal dan start
oksigen pada tabung dan buku penggunaan oksigen serta pada buku
inventaris injeksi.
Bidan mencuci tangan

16 Pengaturan posisi pasien

- Posisi supinasi
( telentang)
- Posisi lateral
- posisi dorsal recumben
- posisi trendelenberg
- posisi sims
- posisi lithotomi
- posisi pronasi
( telungkup)
- posisi genu pectoral
- posisi fowler
- posisi ortopnea
17 Perawatan luka post operasi obstetrik ginekologi

 Rutin ganti perban. Ganti perban Anda sekali sehari atau sesuai


arahan dokter. Segera ganti balutan perban bila kondisinya basah,
lembap, atau terasa tidak nyaman.
 Tidak mengangkat benda berat. Jangan mengangkat benda yang
terlalu berat selama kurang-lebih dua minggu setelah
operasi caesar (post SC).
 Jaga luka tetap bersih. Lakukan secara rutin dengan
membersihkannya menggunakan sabun dan air bersih tanpa harus
digosok terlalu kuat.
 Jangan berendam. Jangan berendam di bak mandi dan berenang
sampai dokter mengizinkan Anda untuk melakukannya.
 Hindari mencuci Steri-Strip. Anda tetap bisa mandi dan
mengeringkan perban dengan handuk bersih.
 Jangan melepas paksa Steri-Strip. Perban khusus ini biasanya akan
lepas sendiri kurang-lebih dalam seminggu. Bila perban tidak
kunjung lepas, konsultasikan dengan dokter Anda.

18 Ambulasi dan mobilisasi

Dukungan Ambulasi yaitu memfasilitasi pasien untuk berpindah,


sedangkan Dukungan Mobilisasi yaitu memfasilitasi pasien untuk
meningkatkan aktivitas pergerakan fisik

19 Bantuan hidup dasar

1. Menilai TIngkat Kesadaran Korban.


2. Panggil Bantuan.
3. Cek Nadi (<10 detik) -> Jika Korban Tak Sadar.
4. Lakukan Kompresi (Penekanan Dada) 30 kali.
5. Bersihkan jalan napas.
6. Buka jalan napas/ tengadahkan kepala.
Berikan ventilasi/ bantuan napas -> 2 kali tiupan
- 33 -
20 Pemasangan OrogastricTube
(OGT)

1. Lakukan cuci tangan


2. Identifikasi pasien
3. Siapkan dan dekatkan alat ke pasien Persiapan alat :
a. Selang NGT sesuai ukuran (Anak/Bayi 6-14), (Neonatus 5-10)
b. Spuit 3-5 cc
c. Tissue
d. Plester dan gunting
e. Sarung tangan bersih
f. Xylocain jelly 2%
g. Stetoskop h. Penampung cairan lambung (bila ada indikasi
dekompresi/lavage)
4. Jaga privasi pasien
5. Atur posisi pasien (semi fowler)
6. Pakai sarung tangan
7. Ukur panjang NGT dengan cara a. Dari ujung hidung ke telinga atas
sampai prosessuis xipoid (px) bila dimasukkan melalui hidung (nasal b.
Dari telingan ke hidung sampai PX bila melalui oral
8. Beri tanda pada selang yang telah di ukur dengan plester
10. Berikan xylocainne jelly pada ujung NGT/OGT (jika pemasangan
melalui nasal)
11. Masukan selang NGT/OGT ke nasal/oral sesuai indikasi secara
perlahan sampai dengan batas yang telah ditandai
12. Jika ada tekanan atau sumbatan diamkan beberapa saat dan
masukkan lagi
13. Setelah masuk cek posisi NGT/OGT dengan cara masukkan udara
dengan spuit 3-5 cc kedalam lambung, jika terdengar bunyi “blub”
perauskultasi, berarti ujung selang sonde berada dalam lambung
kemudian udara tadi diaspirasi kembali
14. Untuk fiksasi selang, pada hidung atau pipi pasien, perhatikan
kerapihan dan kenyamanan pasien
15. Perhatikan indikasi pemasangan, bila untuk nutrisi, tutup selang
16. Rapikan pasien
17. Baca hamdalah
18. Lakukan cuci tangan
19. Lakukan pendokumentasian
21 Pemasangan Nasogastric Tube
(NGT)

 Edukasikan kepada pasien untuk tidak melakukan perubahan posisi


tubuh mendadak atau menarik NGT selama tindakan dilakukan
karena dapat menyebabkan tercabutnya selang atau perubahan posisi
selang.
 Pegang NGT menggunakan tangan dominan dengan posisi horizontal
dan paralel dengan mulut. Masukkan NGT pada lubang hidung yang
paten atau lebih lapang, dorong perlahan hingga terasa adanya
tahanan, yang menjadi tanda bahwa selang mencapai nasofaring
- 34 -
bagian belakang. Umumnya tahanan tercapai pada kedalaman 10–20
cm
 Saat terasa ada tahanan, minta pasien menurunkan kepalanya agar
menutup akses ke trakea dan membuka akses ke esofagus. Dorong
selang kembali dengan perlahan. Bila tahanan sudah berkurang, minta
pasien untuk menelan atau minum segelas air dengan sedotan, sambil
memasukkan selang dilanjutkan. Beberapa studi terkini
menganjurkan teknik tanpa menelan yang akan dijelaskan berikutnya.
 Jika dengan cara di atas masih terasa ada tahanan, tarik selang sekitar
1–2 cm, lalu putar NGT secara pelan, sambil mendorong selang ke
arah bawah
 Terus masukkan NGT hingga batas yang telah ditandai dengan plester
Fiksasi Selang NGT
 Konfirmasi posisi NGT dengan cara awal, yaitu menyambungkan spuit
dan menarik ujungnya untuk melihat ada tidaknya isi lambung, atau
memasukkan 50 mL udara melalui spuit
 Setelah memastikan posisi NGT berada di lambung, lakukan fiksasi
pada area hidung pasien menggunakan plester. Fiksasi harus cukup
kuat agar selang tidak berpindah posisi, tetapi tidak boleh terlalu kuat
karena tekanan yang berlebihan dapat menyebabkan berkurangnya
aliran darah dan meningkatkan risiko terjadinya nekrosis pada area
sekitar hidung
Setelah Pemasangan NGT
 Buang alat pelindung diri ke tempatnya dan cuci tangan setelah
prosedur selesai
 Dokumentasikan dalam rekam medis detail pemasangan NGT yang
meliputi: tanggal dan waktu pemasangan, indikasi, ukuran dan tipe
selang, kedalaman selang dan komplikasi yang terjadi (bila ada)
Catat juga temuan yang didapatkan saat menarik spuit, misalnya darah
atau cairan lambung beserta warna dan volumenya, guna evaluasi
diagnostik

22 Komunikasi InterPersonal/Konseling (KIP/K)

sebuah komunikasi atau proses pertukaran informasi, ide, pendapat, dan


perasaan yang terjadi antara dua orang atau lebih dan biasanya tidak
diatur secara formal.

23 Komunikasi,Informasi dan edukasi (KIE)

pendekatan multimedia dengan pesan-pesan yang disampaikan sesuai


dengan sasaran dan melibatkan secara intensif unsur-unsur potensial
lainya dalam usaha untuk meningkatkan, memantapkan penerimaan
masyarakat
24 Penggunaan media/teknologi dalam proses Komunikasi
Efektif
Menggunakan telf,WA
25 Promosi kesehatan
Menggunakan leaflet dan poster
26 Pengelolaan vaksin

Memastikan lemari es buka atas dalam kondisi baik


dengan ketentuan sebagai berikut;
- Lemari es pada posisi datar
- Terlindung dari sinar matahari langsung
- 35 -
- Terdapat stabilisator pada lemari es
- Jarak antara lemari es dengan dinding 15 – 20 cm
- Tidak terdapat bunga es yang tebal pada
evaporator
 Memastikan lemari es buka atas dalam kondisi baik
dengan ketentuan:
Lemari es pada posisi datar, terlindung dari sinar
matahari langsung, terdapat stabilisator pada lemari
es, jarak antara lemari es dengan dinding 15-20 cm,
tidak terdapat bunga es yang tebal pada evaporator
 Meletakkan grafik catatan suhu pada bagian atas
lemari es
 Meletakkan coolpack pada bagian dasar lemari es
 Menyimpan vaksin sesuai dengan masa kadaluarsa
dan kondisi VVM (masa kadaluarsa pendek atau
VVMB diletakkan di bagian atas dan meletakkan
vaksin sesuai dengan sensivitasnya dan tetapberada
di dus vaksin.Sensitive panas (BCG, MR,POLIO)
Sensitive beku (hepatitis B, DPT, HB,Hib,Td, DT)jauh
dari evaporator)
 Mengatur jarak antar dus, vaksin 1-2 cm untuk
sirkulasi udara
 Meletakkan satu buah termometer pada bagian
tengah di antara vaksin
 Meletakkan satu buah alat pemantau paparan beku di
antara vaksin yang sensitif beku
 Meletakkan VVCM pada tempat penyimpanan vaksin
BCG
 Memeriksa suhu lemari es dua kali sehari (pagi dan
sore kemudian catat pada grafik suhU
27 Vulva Hygiene

 Mencuci tangan
 Pakaian pasien bagian bawah dikeataskan atau dibuka
 Atur posisi pasien dorsal recumbent
 Memasang pispot
 Memakai sarung tangan
 Membersihkan genetalia dengan membuka labia mayora dengan
tangan kanan dan kanan memegang kapas sublimat /NaCl.
 Membersihkan mulai labia mayor dan minor 1 kali pemakaian
dengan arah dari atas ke bawah. Ulangi untuk labia yang lain
sampai bersih. Demikian dilanjutkan beberapa kali sampai vulva
bersih.
 Basuh daerah genetalia dengan air hangat
 Keringkan dengan tisu sekitar genetalia taruh pada bengkok
 Oleskan obat bila ada luka daerah genetalia
 Pasang pembalut dan celana
 Pispot diangkat, pengalas dan selimut
 Melepas sarung tangan steril
 Merapikan pasien dan posisinya diatur kembali
Membereskan peralatan
28 Kebersihan diri

29 Anticipatoryguidance/edukasi pada ortu baru

30 Rujukan
-B. (bidan)
Pastikan bahwa ibu atau bayi bru lahir didampingi oleh
- 36 -
penolong persalinan yg kompeten.
- A. (alat)
Bawa perlengkapan dan bahan-bahan untuk asuhan
persalinan
-K. (keluarga)
Beritahu ibu dan keluarga mengenai kondisi terakhir ibu
-S. (surat)
Berikan surat ketempat rujukan
-O. ( obat)
Bawa obat-obatan esensial pada saat mengantar ibu ke
fasilitas rujukan
-K. ( kendaraan)
Siapkan kendaraan yang paling memungkinkan untuk
merujuk ibu dalam kondisi cukup nyaman
-U. (Uang)
Ingatkan pada keluarga agar membawa uang dalan jumlah
yg cukup
-DA ( darah)
Ingatkan keluarga untuk mempersiapkan keluarga yang
bisa donor.
31 Dokumentasi

proses pencacatan dan penyimpanan data-data yang bermakna dalam


pelaksanaan kegiatan asuhan kebidanan dan pelayanan kebidanan.
32 Fasilitasi pemberian informasi
Tentang berbagai pilihan

33 Fasilitasi pemberian persetujuan setelah Mendapatkan informasi


- 37 -

Anda mungkin juga menyukai