Anda di halaman 1dari 28

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)

RENCANA KERJA DAN SYARAT


(RKS)
PEKERJAAN TPS3R

KELURAHAN KARANGSARI

PROGRAM KOTA TANPA KUMUH

KABUPATEN KENDAL

2021

Spesifikasi Teknis -1
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)

RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT

1. RUANG LINGKUP PEKERJAAN


Nama Kegiatan : Pemeliharaan dan Perbaikan Sarana Prasarana Lingkungan
Permukiman
Paket Pekerjaan : DED TPS 3R
Lokasi : Kelurahan Karangsari, Kecamatan Kota Kendal, Kabupaten
Kendal
Pemilik Program : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kendal
Pek. Utama : TPS 3R

2. LINGKUP PEKERJAAN :
A. PEKERJAAN PENDAHULUAN
1 Ketentuan Pelaksanan K3
2 Pengukuran dan pemasangan bouwplank
3 Administrasi dan Dokumentasi

B. PEKERJAAN TPS
1 Bongkaran dinding tembok bata merah
2 Memasang Bekisting untuk Sloof
3 Pembesian
4 Beton mutu, f’c = 14,5 MPa (K175), slump (12±2) cm, w/c = 0,66 manual
5 Pasangan bata merah
6 Memasang Bekisting untuk kolom
7 Pembesian
8 Beton mutu, f’c = 14,5 MPa (K175), slump (12±2) cm, w/c = 0,66 manual
9 Plesteran
10 Memasang Bekisting untuk Ringbalk
11 Pasang rangka Besi CNP C100
12 Pasang atap galvalum
13 Pasang keramik dinding 30X30 cm
14 Memasang Bekisting untuk landasan TPS
15 Pembesian landasan
16 Beton mutu, f’c = 14,5 MPa (K175), slump (12±2) cm, w/c = 0,66 manual

Spesifikasi Teknis -2
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)

3. Rencana Kerja
Dalam waktu Secepat-cepatnya 7 hari serta selambat-lambatnya 14 hari setelah
Surat Perintah Kerja (SPK) turun, KSM/Panitia harus mengajukan sebuah
rencana kerja atau action plan tertulis lengkap dengan gambar -gambar
pendukung metode kerja, sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan sepe rti
yang disebutkan dalam dokumen, menjelaskan secara terperinci urusan
pekerjaan dan cara melaksanakan pekerjaan tersebut termasuk hal -hal khusus
bila diperlukan, persiapan-persiapannya, peralatan, pekerjaan sementara yang
ada sejauh mana hal tersebut mencakup lingkup dari pekerjaannya dan harus
mendapatkan persetujuan dari UPL, BKM, Fasilitator dan pihak-pihak atau
instansi yang terkait dengan kelangsungan program tersebut di atas.

4. Tempat Kerja
Bilamana diperlukan tempat kerja, dan tempat kerja tersebut di luar daerah
pengawasan program, dimana harus membayar sewa/dikeluarkan biaya ganti
rugi, maka KSM harus menyelesaikannya dengan pembiayaan tambahan dari
swadaya masyarakat.

5. Tanggung Jawab KSM


Sebelum pelaksanaan pekerjaan, KSM wajib memeriksa kekuatan konstruksi
lama yang akan dilaksanakan dan harus mengkonsultasikan dengan UPL dan
Fasilitator Pendamping. Segala sesuatu kerusakan yang timbul akibat kelalaian
KSM tidak melaksanakan pemeriksaan kekuatan maka hal tersebut menjadi
tanggung jawab KSM. Pada keadaan apapun, dimana pekerjaan-pekerjaan yang
dilaksanakan telah mendapat persetujuan UPL tidak berarti membebaskan KSM
atas tanggung jawab pada pekerjaannya sesuai dengan isi perjanjian yang ada
(SP2DL).

6. Tenaga Kerja
Tenaga-tenaga kerja yang digunakan hendaknya dari tenaga-tenaga yang
ahli/terlatih dan berpengalaman pada bidangnya dan dapat melaksanakan
pekerjaan dengan baik sesuai dengan ketentuan / petunjuk yang ada.

7. Satuan Ukuran
Semua satuan ukuran yang disebutkan dalam spesifikasi ini s erta yang
digunakan di dalam pekerjaan adalah standar meter dan kilogram. Bila disebut
satu ton, yang dimaksud adalah satu ton yang bernilai 1000 kilogram.

Spesifikasi Teknis -3
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)

8. Perintah Untuk Pelaksanaan


Bila KSM tidak berada di tempat pekerjaan dimana UPL dan Fasilitator
bermaksud untuk memberikan petunjuk-petunjuk, maka petunjuk-petunjuk itu
harus diturut dan dilaksanakan oleh KSM atau orang-orang yang ditunjuk untuk
mewakili KSM. Orang atau pelaksana tersebut harus mengerti bahasa yang
dipakai oleh UPL dann Fasilitator.

9. Pekerjaan dan Bahan-bahan yang Termasuk di dalam Harga Satuan


Pekerjaan dan bahan-bahan yang diperlukan sesuai dengan spesifikasi, gambar
rencana, serta petunjuk tambahan ataupun petunjuk-petunjuk UPL dan
Fasilitator di lapangan harus tercakup dalam pembiayaan untuk tenaga kerja,
harga bahan, organisasi kerja, biaya tak terduga, keuntungan, biaya -biaya
penggantian sewa / pemakaian tanah pada pihak ketiga, atau kerusakan atas
milik seseorang. Kerja-kerja lain yang disebut dalam spesifikasi ini untuk
kesempurnaan hasil kerja di mana tidak ada mata pembiayaan khusus
pengaliran air darurat selama pelaksanaan kerja. Pembongkaran, peralatan,
penempatan bahan-bahan harus sesuai dengan petunjuk.

10.1 Laporan Perkembangan Mingguan.


KSM harus mempersiapkan dan memberikan kepada UPL dan Fasilitator, tanpa
biaya tambahan, dalam jarak waktu dan dalam bentuk yang telah ditetapkan,
lima (5) salinan laporan mingguan yang berisi sebagai berikut :
Perkembangan fisik dari pekerjaan hingga mingguan yang mendahului dan
perkiraan perkembangan untuk minggu ini, Tingkat perkembangan berdasarkan
pada jadwal pekerjaan pembangunan. Perkiraan jumlah pembayaran dari
Pemberi Pekerjaan kepada KSM untuk pelaporan. Sebuah tabulasi mengenai
catatan Bangunan Kontruksi yang barangbarang pokoknya dan peralatannya
terdiri dari Bangunan Konsruksi yang disediakan untuk pelaksanaan pekerjaan
sepanjang bulan sebelumnya. Sebuah tabulasi pegawai menunjukan staf
supervisi dan jumlah dari beberapa kelas buruh yang dipekerjakan oleh KSM
dalam Minggu sebelumnya. Kwantitas mengenai barang pokok dari bahan-
bahan dan alat yang disuplai dan dipergunakan dalam Minggu sebelumnya
dengan inventarisasi bahan-bahan demikian itu. Bahan-bahan lainnya yang
mungkin diperlukan berdasarkan kontrak atau secara spesifik oleh UPL dan
Fasilitator.

Spesifikasi Teknis -4
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)

10.2 Laporan Mingguan


KSM harus mempersiapkan laporan Mingguan atau berkala dari masing-masing
seksi pekerjaan seperti yang diminta oleh UPL dan dalam bentuk yang disetujui
oleh Fasilitator. Laporan tersebut akan berisi namun tidak terbatas pada
pekerjaan yang diperkerjakan di pekerjaan, bahan-bahan di lokasi pekerjaan,
bahan-bahan yang sedang dalam pesanan, kecelakaan dan informasi lainnya
yang relevan dengan perkembangan pekerjaan.

10.3 Buku Tamu


Pihak KSM harus menyediakan satu buku tamu di lokasi kegiatan. Tamu adalah
orang-orang yang bukan dari pihak KSM dan tenaga kerja.

10.4 Pelaksanaan Audit Oleh Proyek


Selain tersebut diatas, Pemilik Program berhak melaksanakan audit bila perlu
sehubungan dengan: Adanya biaya yang timbul pada saat berakhirnya kontrak
seperti dalam syarat syarat umum kontrak, dan Biaya-biaya lain yang mungkin
diminta oleh KSM yang tidak terdapat dalam Kontrak. Pihak KSM wajib
membuat pembukuan yang tepat mengenai hal-hal diatas, setelah mendapatkan
persetujuan dari UPL dan Fasilitator.

10.5 Request for inspection / Ijin Tahapan


Untuk setiap tahapan pekerjaan yang akan dilaksanakan KSM diwajibkan
membuat ijin tahapan pekerjaan yang diajukan kepada UPL dan atas
persetujuan Fasilitator maka pekerjaan baru boleh dilaksanakan.

11. Gambar-gambar dan Ukuran


a. Gambar-gambar yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan adalah:
1. Gambar yang termasuk dalam dokumen DED
2. Gambar perubahan yang disetujui UPL dan Fasilitator
3. Gambar lain yang disediakan dan disetujui Pemilik Program
b. Gambar-gambar proyek berukuran A3 disimpan oleh KSM. KSM diberi 1
(satu) set dari semua gambar-gambar tanpa pungutan biaya.
c. KSM diharuskan menyimpan satu set di lokasi atau lapangan untuk
dipergunakan setiap saat apabila diperlukan.
d. Gambar-gambar pelaksanaan (shop drawing) dan detailnya harus mendapat
persetujuan dari UPL, Fasilitator dan PPKom sebelum dipergunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan.

Spesifikasi Teknis -5
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)

e. Pada penyerahan terakhir pekerjaan yakni sesudah selesainya masa


pemeliharaan harus disertai Gambar hasil pelaksanaan (as built drawing).
f. Semua ukuran dinyatakan dalam sistem metrik.
g. Kalau terdapat perbedaan dengan spesifikasi maka yang benar dan berlaku
adalah yang ditetapkan oleh UPL, Fasilitator dan PPKom.

12. Wilayah Kerja


a. Secara umum KSM dilarang menimbun atau menempatkan bahan-bahan
bangunan di tepi jalan umum karena jalan umum tidak t ermasuk wilayah kerja
KSM kecuali ada pertimbangan khusus dan atas persetujuan dari UPL.
b. Apabila tidak terdapat tempat kosong yang sesua i untuk menimbun atau
menyimpan bahan-bahan bangunan di sekitar lokasi kegiatan, maka bahan
bangunan harus didatangkan dari gudang KSM atau Leveransir setiap hari
dengan jumlah yang cukup untuk pekerjaan satu hari.
c. Apabila di dalam pelaksanaan pekerjaan, terdapat jaringan utilitas KSM harus
berkoordinasi dengan instansi yang terkait sehubungan dengan jaringan
utilitas yang ada.

13. Bahan-bahan dan Mutu Pekerjaan

a. Semua bahan yang dipergunakan untuk melaksanakan setiap jenis pekerjaan


harus terdiri dari kualitas tinggi sesuai dengan yang tercantum dalam syarat -
syarat kualitas bahan masing-masing bagian pekerjaan. Hasil pekerjaan dan
mutu termasuk bahan bahan yang terpakai harus diterima dan disetujui oleh
UPL dan Fasiliatator

b. Semua bahan yang dipergunakan harus memenuhi persyaratan yang


tercantum dalam peraturan standar yang berlaku di Indonesia. Standar
peraturan yang berlaku adalah edisi yang terakhir. Untuk bahan -bahan yang
mutunya belum diatur dalam peraturan standar maupun ketentuan dalam
spesifikasi teknis, harus mendapat persetujuan dari UPL dan Fasilitator
sebelum dipergunakan.

c. Untuk bahan-bahan yang mutunya masih berdasarkan standar Internasio nal,


apabila diperlukan, UPL dan Fasilitator dapat meminta KSM untuk
menunjukkan sertifikat tes dari agen, distributor yang menjual atau pabrik
yang memproduksi bahan yang bersangkutan.

Spesifikasi Teknis -6
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)

d. Apabila diperlukan, UPL dan Fasilitator dapat meminta copy atau tembusan
dari perintah pembelian (faktur) yang dipesan KSM kepada leveransir atau
distributor untuk pembelian bahan-bahan yang akan dipakai.

e. Sebelum bahan-bahan yang dipesan dikirim ke lokasi kegiatan, KSM harus


menunjukkan contoh dari bahan bersangkutan kepada UPL untuk diperiksa
dan diteliti mengenai jenis, mutu, berat, kekuatan dan sifat -sifat penting
lainnya dari bahan tersebut.

f. Apabila bahan-bahan yang dikirim ke lokasi kegiatan ternyata tidak sesuai


dengan contoh yang ditunjukkan, baik dalam hal mutu, jenis, berat maupun
kekuatannya, maka UPL dan Fasilitator berwenang untuk menolak bahan
tersebut dan mengharuskan KSM untuk menyingkirkannya dan diganti dengan
bahan-bahan yang sesuai dengan contoh yang telah diperiksa terdahulu.

g. Semua bahan yang disimpan di lokasi Kegiatan harus diletakkan dan


dilindungi sedemikian rupa sehingga tidak akan terjadi kontaminasi atau
mengalami proses lainnya yang dapat mengakibatkan rusaknya atau
menurunnya mutu bahan-bahan tersebut.

h. Sesuai dengan ketentuan yang berlaku, KSM dilarang menyimpan bahan-


bahan berbahaya seperti minyak, cairan lainnya yang mudah terbakar, gas
dan bahan kimia sedemikian rupa sehingga keselamatan orang dan
keamanan lingkungan sekitarnya dapat dijamin.

i. Penggunaan bahan-bahan dalam pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti


pedoman atau petunjuk dari pabrik yang memproduksinya. Kelalaian dalam
hal ini merupakan tanggung jawab KSM .

j. UPL dan Fasilitator berhak menunjuk seorang ahli dalam memeriksa mutu
bahan-bahan yang diajukan oleh KSM , baik di lokasi kegiatan maupun di
gudang leveransir atau dilokasi pabrik atau produsen. Dalam melaksanakan
tugasnya ahli mempunyai wewenang untuk mewakili UPL dalam menguji dan
menilai bahan-bahan yang diajukan KSM.

Spesifikasi Teknis -7
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)

14. Pelaksanaan Pekerjaan Dalam Keadaan Kering


a. Apabila pada keadaan tertentu UPL dan Fasilitator memandang perlu untuk
melaksanakan pekerjaan pada kondisi tanah yang kering, maka KSM
diharuskan membuat bangunan atau tanggul sementara dan menyediakan
pompa air berkapasitas cukup beserta alat bantu dan pelengkapnya untuk
menjamin agar dasar galian, dasar pondasi dan permukaan tanah lainnya
tetap kering selama pekerjaan berlangsung. Semua sarana untuk
mengeringkan dasar galian, dasar pondasi dan bidang permukaan lainnya
adalah beban KSM.

b. Kondisi muka air tanah yang tinggi dan jenis tanah yang kurang kedap air
dapat menyebabkan derasnya rembesan air tanah ke dalam galia n. Dalam hal
ini pelaksanaan pekerjaan menuntut kemajuan pekerjaan yang cepat dan UPL
dan Fasilitator dapat menginstruksikan untuk menambah pompa-pompa agar
dasar galian tetap dalam keadaan kering.

c. Kelalaian KSM dalam menyediakan pompa dan bangunan sement ara lainnya
yang dapat mengakibatkan rusaknya konstruksi yang telah dibuat adalah
tanggung jawab KSM sepenuhnya. Dalam hal ini semua biaya perbaikan
ditanggung KSM.

d. Air hujan yang mengalir ke dalam galian yang mengakibatkan kerusakan


Konstruksi pondasi yang masih dalam pelaksanaan termasuk resiko KSM.
Hujan lebat yang mengakibatkan genangan pada galian tidak dianggap Force
Majeure, dan perbaikan atas kerusakan yang terjadi adalah beban KSM

e. UPL dan Fasilitator dapat menginstruksikan KSM untuk membuat saluran atau
sudetan sementara untuk mengalirkan air hujan agar pekerjaan dapat tetap
dilaksanakan dalam keadaan kering. Apabila pekerjaan telah dianggap
selesai, maka KSM harus menimbun kembali saluran dan sudetan sementara
seperti keadaan semula.

f. Untuk pembuatan pasangan talud ( plengsengan ) pada saluran-saluran yang


sudah ada, KSM diharuskan membuat tanggul ( kisdam ) sepanjang talud
dengan ukuran dan Kontruksi yang disetujui oleh UPL dan FAsilitator.
Tanggul / kisdam harus dibuat cukup kuat, tidak mudah rusak akibat kikisan
air. Sebelum pelaksanaan pembuatan tanggul dimulai, KSM harus

Spesifikasi Teknis -8
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)

mengajukan gambar detail talud beserta spesifikasi bahan yang akan


digunakan untuk mendapatkan persetujuan UPL dan Fasilitator.

g. Persetujuan UPL dan Fasilitator seperti tersebut pada gambar tidak


mengurangi tanggung jawab KSM, jika sewaktu-waktu talud mengalami
kerusakan. Perbaikan talud serta akibat lainnya menjadi tanggung jawab
KSM.

h. Perlu koordinasi antar KSM dalam pelaksanaan pekerjaan guna


mengendalikan aliran air di saluran.

I. PEKERJAAN PERSIAPAN

Pekerjaan Persiapan dimaksud adalah semua kegiatan yang dilakukan dalam upaya
mempersiapkan pelaksanaan kegiatan agar dapat berjalan dengan lancar. Yang
termasuk dalam Spesifikasi Pekerjaan ini adalah tersebut dibawah ini dan at au yang
lain sesuai dengan bestek.

1.1 Ketentuan Pelaksanaan K3

a. Kewajiban umum

Kewajiban umum di sini dimaksudkan kewajiban umum bagi perusahaan Kelompok


Swadaya Masyarakat (KSM), yaitu :
1. Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) berkewajiban untuk mengusahakan
agar tempat kerja, peralatan, lingkungan kerja dan tata cara kerja diatur
sedemikian rupa sehingga tenaga kerja terlindungi dari resiko kecelakaan.
2. Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) menjamin bahwa mesin-mesin
peralatan, kendaraan atau alat-alat lain yang akan digunakan atau
dibutuhkan sesuai dengan peraturan keselamatan kerja, selanjutnya barang -
barang tersebut harus dapat dipergunakan secara aman.
3. Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) turut mengadakan pengawasan
terhadap tenaga kerja, agar tenaga kerja tersebut dapat melakukan
pekerjaan dalam keadaan selamat dan sehat.
4. Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) menunjuk petugas keselamatan kerja
yang karena jabatannya di dalam organisasi Kelompok Swadaya Masyarakat

Spesifikasi Teknis -9
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)

(KSM), bertanggung jawab mengawasi koordinasi pekerjaan yang dilakukan


untuk menghindarkan resiko bahaya kecelakaan.
5. Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) memberikan pekerjaan yang cocok
untuk tenaga kerja sesuai dengan keahlian, umur, jenis kelamin dan kondisi
fisik/kesehatannya.
6. Sebelum pekerjaan dimulai Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) menjamin
bahwa semua tenaga kerja telah diberi petunjuk terhadap bahaya dari
pekerjaannya masing-masing dan usaha pencegahannya, untuk itu Kelompok
Swadaya Masyarakat (KSM) dapat memasang papan-papan pengumuman,
papan-papan peringatan serta sarana-sarana pencegahan kecelakaan yang
dipandang perlu.
7. Orang tersebut bertanggung jawab pula atas pemeriksaan berkala terhadap
semua tempat kerja, peralatan, sarana-sarana pencegahan kecelakaan,
lingkungan kerja dan cara-cara pelaksanaan kerja yang aman.

b. Organisasi keselamatan dan kesehatan kerja

1. Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) harus menugaskan secara khusus


Ahli K3 dan tenaga K3 untuk setiap pekerjaan yang dilaksanakan. Tenaga K3
tersebut harus masuk dalam struktur organisasi pelaksanaan konstruksi
setiap pekerjaan, dengan ketentuan sebagai berikut :
2. Petugas keselamatan dan kesehatan kerja harus bekerja secara penuh (full -
time) untuk mengurus dan menyelenggarakan keselamatan dan kesehatan
kerja. Pengurus dan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yang mengelola
pekerjaan dengan mempekerjakan pekerja dengan jumlah minimal 100 orang
atau kondisi dari sifat proyek memang memerlukan, diwajibkan membentuk
unit pembina K3.
3. Panitia pembina keselamatan dan kesehatan kerja tersebut ini merup akan
unit struktural dari organisasi penyedia jasa yang dikelola oleh pengurus atau
Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM).
4. Petugas keselamatan dan kesehatan kerja tersebut bersama -sama dengan
panitia pembina keselamatan kerja ini bekerja sebaik -baiknya, dibawah
koordinasi pengurus atau Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM).
5. Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) harus mekukan hal-hal sebagai
berikut :
a) Memberikan panitia pembina keselamatan dan kesehatan kerja
fasilitasfasilitas dalam melaksanakan tugas mereka.

Spesifikasi Teknis -10


Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)

b) Berkonsultasi dengan panitia pembina keselamatan dan kesehatan kerja


dalam segala hal yang berhubungan dengan keselamatan dan kesehatan
kerja dalam pekerjaan.
c) Mengambil langkah-langkah praktis untuk memberi efek pada
rekomendasi dari panitia pembina keselamatan dan kesehatan kerja.
6. Jika 2 (dua) atau lebih Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) bergabung
dalam suatu pekerjaan mereka harus bekerja sama membentuk kegiatan
kegiatan keselamatan dan kesehatan kerja.
c. Laporan kecelakaan

Salah satu tugas pelaksana K3 adalah melakukan pencatatan atas kejadian yang
terkait dengan K3, dimana :

1. Setiap kejadian kecelakaan kerja atau kejadian yang berbahaya harus


dilaporkan kepada Instansi yang terkait.
2. Laporan tersebut harus meliputi statistik yang akan menunjukk an hal-hal
sebagai berikut :
3. Menunjukkan catatan kecelakaan dari setiap kegiatan kerja, pekerja masing -
masing dan menunjukkan gambaran kecelakaan-kecelakaan dan sebab-
sebabnya.

d. Keselamatan kerja dan pertolongan pertama pada kecelakaan

Organisasi untuk keadaan darurat dan pertolongan pertama pada kecelakaan harus
dibuat sebelumnya untuk setiap pekerjaan yang meliputi seluruh pegawai/petugas
pertolongan pertama pada kecelakaan dan peralatan, alat -alat komunikasi dan alat-
alat lain serta jalur transportasi, dimana :
1. Tenaga kerja harus diperiksa kesehatannya :
a. Sebelum atau beberapa saat setelah memasuki masa kerja pertama kali.
b. Secara berkala, sesuai dengan risiko-risiko yang ada pada pekerjaan
tersebut.
2. Data yang diperoleh dari pemeriksaan kesehatan harus dicatat dan disimpan
untuk referensi.
3. Pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan atau penyakit yang tiba -tiba,
harus dilakukan oleh Dokter, Juru Rawat atau seorang yang terdidik dalam
pertolongan pertama pada kecelakaan (PPPK).

Spesifikasi Teknis -11


Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)

4. Alat-alat PPPK atau kotak obat-obatan yang memadai, harus disediakan di


tempat kerja dan dijaga agar tidak dikotori oleh debu, kelembaban udara dan
lain-lain.
5. Alat-alat PPPK atau kotak obat-obatan harus berisi paling sedikit dengan
obat untuk kompres, perban, antiseptik, plester, gunting dan perlengkapan
gigitan ular.
6. Alat-alat PPPK dan kotak obat-obatan harus tidak berisi benda-benda lain
selain alat-alat PPPK yang diperlukan dalam keadaan darurat.
7. Alat-alat PPPK dan kotak obat-obatan harus berisi keterangan-
keterangan/instruksi yang mudah dan jelas sehingga mudah dimengerti.
8. Isi dari kotak obat-obatan dan alat PPPK harus diperiksa secara teratur dan
harus dijaga supaya tetap berisi (tidak boleh kosong).
9. Kereta untuk mengangkat orang sakit (tandu).
10. Persiapan-persiapan harus dilakukan untuk memungkinkan mengangkut
dengan cepat, jika diperlukan untuk petugas yang sakit atau mengalami
kecelakaan ke rumah sakit atau tempat berobat lainnya.
11. Petunjuk/informasi harus diumumkan/ditempel di tempat yang baik dan
strategis yang memberitahukan antara lain :
a. Tempat yang terdekat dengan kotak obat-obatan, alat-alat PPPK, ruang
PPPK, ambulans, tandu untuk orang sakit, dan tempat dimana dapat
dicari petugas K3.
b. Tempat telepon terdekat untuk menelepon/memanggil ambulans, nomor
telepon dan nama orang yang bertugas dan lain-lain.
c. Nama, alamat, nomor telepon Dokter, rumah sakit dan tempat penolong
yang dapat segera dihubungi dalam keadaan darurat.
d. Pembiayaan keselamatan dan kesehatan kerja

Biaya operasional kegiatan keselamatan dan kesehatan kerja harus sudah


diantisipasi sejak dini yaitu pada saat UPL dan TIPP mempersiapkan pembuatan
desain dan perkiraan biaya suatu pekerjaan konstruksi.
Selanjutnya KSM harus melaksanakan prinsip-prinsip kegiatan kesehatan dan
keselamatan kerja termasuk penyediaan prasarana, sumberdaya manusia dan
pembiayaan untuk kegiatan tersebut dengan biaya yang wajar, oleh karena itu baik
KSM perlu memahami prinsip-prinsip keselamatan dan kesehatan kerja ini agar
dapat melakukan langkah persiapan, pelaksanaan dan pengawasannya.

Spesifikasi Teknis -12


Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)

1.2. Ketentuan Teknis

a. Aspek lingkungan
Dalam rangka perencanaan dan pelaksanaan K3 terutama terkait dengan aspek
lingkungan, KSM harus mendapatkan persetujuan dari UPL dan Fasilitator.
b. Tempat kerja dan peralatan
Ketentuan teknis pada tempat kerja dan peralatan pada pelaksanaan kegiatan
terkait dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah sebagai berikut :

1) Pintu masuk dan keluar


a. Pintu masuk dan keluar darurat harus dibuat di tempat -tempat kerja.
b. Alat-alat/tempat-tempat tersebut harus diperlihara dengan baik.
2) Lampu / penerangan
a. Jika penerangan alam tidak sesuai untuk mencegah bahaya, alat -alat
penerangan buatan yang cocok dan sesuai harus diadakan di seluruh
tempat kerja, termasuk pada gang-gang.
b. Lampu-lampu harus aman, dan terang.
c. Lampu-lampu harus dijaga oleh petugas-petugas bila perlu mencegah
bahaya apabila lampu mati/pecah.
3) Ventilasi
a. Di tempat kerja yang tertutup, harus dibuat ventilasi yang sesuai untuk
mendapat udara segar.
b. Jika secara teknis tidak mungkin bisa menghilangkan debu, gas yang
berbahaya, tenaga kerja harus disediakan alat pelindung diri untuk
mencegah bahaya-bahaya tersebut di atas.
4) Kebersihan
a. Bahan-bahan yang tidak terpakai dan tidak diperlukan lagi harus
dipindahkan ke tempat yang aman.
b. Semua paku yang menonjol harus disingkirkan atau dibengkokkan untuk
mencegah terjadinya kecelakaan.
c. Sisa-sisa barang alat-alat dan sampah tidak boleh dibiarkan bertumpuk di
tempat kerja.
d. Tempat-tempat kerja dan gang-gang yang licin karena oli atau sebab lain
harus dibersihkan atau disiram pasir, abu atau sejenisnya.
e. Alat-alat yang mudah dipindah-pindahkan setelah dipakai harus
dikembalikan pada tempat penyimpanan semula.
c. Pencegahan terhadap kebakaran dan alat pemadam kebakaran

Spesifikasi Teknis -13


Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)

Untuk dapat mencegah terjadinya kebakaran pada suatu tempat atau proyek
dapat dilakukan pencegahan sebagai berikut :
1. Di tempat-tempat kerja dimana tenaga kerja dipekerjakan harus tersedia:
a) Alat-alat pemadam kebakaran.
b) Saluran air yang cukup dengan tekanan yang besar.
2. KSM dan sejumlah/beberapa tenaga kerja harus dilatih untuk menggunakan alat
pemadam kebakaran.
3. Alat pemadam kebakaran, harus diperiksa pada jangka waktu tertentu oleh
orang yang berwenang dan dipelihara sebagaimana mestinya.
4. Alat pemadam kebakaran seperti pipa-pipa air, alat pemadam kebakaran yang
dapat dipindah-pindah (portable) dan jalan menuju ke tempat pemadam
kebakaran harus selalu dipelihara.
5. Peralatan pemadam kebakaran harus diletakkan di tempat yang mudah dilihat
dan dicapai.
6. Sekurang kurangnya sebuah alat pemadam kebakaran harus tersedia.
7. Beberapa alat pemadam kebakaran dari bahan kimia kering harus disediakan :
a) di tempat yang terdapat barang-barang/benda-benda cair yang mudah
terbakar.
b) di tempat yang terdapat oli, bensin, gas dan alat-alat pemanas yang
menggunakan api.
c) di tempat yang terdapat aspal dan ketel aspal.
8. Alat pemadam kebakaran harus dijaga agar tidak terjadi kerusakan -kerusakan
teknis.
a. Perlengkapan keselamatan kerja

Berbagai jenis perlengkapan kerja standar untuk melindungi pekerja dalam


melaksanakan tugasnya antara lain sebagai berikut :
1. Safety head yang berguna untuk melindungi kepala dari benturan benda
keras selama mengoperasikan atau memelihara AMP.
2. Safety shoes, yang akan berguna untuk menghindarkan terpeleset karena
licin atau melindungi kaki dari kejatuhan benda keras dan sebagainya.
3. Kaca mata keselamatan, terutama dibutuhkan untuk melindungi mata pada
lokasi pekerjaan yang banyak serbuk metal atau serbuk material keras
lainnya.
4. Masker, diperlukan pada medan yang berdebu meskipun ruang operator telah
tertutup rapat, masker ini dianjurkan tetap dipakai.

Spesifikasi Teknis -14


Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)

5. Sarung tangan, dibutuhkan pada waktu mengerjakan pekerjaan yang


berhubungan dengan bahan yang keras, misalnya membuka atau
mengencangkan baut dan sebagainya.
6. Penutup telinga, diperlukan pada waktu mengerjakan pekerjaan yang
berhubungan dengan alat yang mengeluarkan suara yang keras/bising,
misalnya pemadatan tanah dengan stamper dan sebagainya.

Gambar Perlengkapan keselamatan kerja

1.3. Pedoman untuk pelaku utama konstruksi

a. Pedoman untuk manajemen puncak


Beberapa hal yang perlu menjadi perhatian manajemen puncak untuk mengurangi
biaya karena kecelakaan kerja, antara lain :
1. Mengetahui catatan tentang keselamatan kerja dari semua manajer lapangan.
Informasi ini digunakan untuk mengadakan evaluasi terhadap program
keselamatan kerja yang telah diterapkan.
2. Kunjungan lapangan untuk mengadakan komunikasi tentang keselamatan kerja
dengan cara yang sama sebagaimana dilakukan pelaksanaan monitoring dan
pengendalian mengenai biaya dan rencana penjadualan pekerjaan.
3. Mengalokasikan biaya keselamatan kerja pada anggaran perusahaan dan
mengalokasikan biaya kecelakaan kerja pada pekerjaan yang dilaksanakan.
4. Mempersyaratkan perencanaan kerja yang terperinci sehingga dapat
memberikan jaminan bahwa peralatan atau material yang digunakan untuk
melaksanakan pekerjaan dalam kondisi aman.
5. Para pekerja yang baru dipekerjakan menjalani latihan tentang keselamatan
kerja dan memanfaatkan secara efektif keahlian yang ada pada m asing masing
divisi (bagian) untuk program keselamatan kerja.

Spesifikasi Teknis -15


Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)

b. Pedoman untuk Pelaksana


Untuk para pelaksana, hal-hal berikut ini dapat diterapkan untuk mengurangi
kecelakaan dan gangguan kesehatan dalam pelaksanan pekerjaan bidang
konstruksi :
a) Pelaksana berkewajiban untuk melindungi keselamatan dan kesehatan pekerja
konstruksi sehingga harus menerapkan berbagai aturan, standar untuk
meningkatkan K3, juga harus mendorong personil untuk memperbaiki sikap dan
kesadaran terhadap K3 melalui komunikasi yang baik, organisasi yang baik,
persuasi dan pendidikan, menghargai pekerja untuk tindakan -tindakan aman,
serta menetapkan target yang realistis untuk K3.
b) Secara aktif mendukung kebijakan untuk keselamatan pada pekerjaan seperti
dengan memasukkan masalah keselamatan kerja sebagai bagian dari
perencanaan pekerjaan dan memberikan dukungan yang positif.
c) KSM perlu memberikan perhatian secara khusus dan mengadakan hubungan
yang erat dengan para pekerja sebagai upaya untuk menghindari terjadi
kecelakaan dan permasalahan dalam pekerjaan konstruksi. KSM dapat
melakukannya dengan cara
1. Mengarahkan pekerja yang baru pada pekerjaannya dan mengusahakan
agar mereka berkenalan akrab dengan personil dari pekerjaan lainnya dan
hendaknya memberikan perhatian yang khusus terhadap pekerja yang baru,
terutama pada hari-harinya yang pertama.
2. Melibatkan diri dalam perselisihan antara pekerja dengan KSM, karena
dengan mengerjakan hal itu, kita akan dapat memaham i mengenai titik
sudut pandang dari pekerja. Cara ini bukanlah mempunyai maksud untuk
merusak (“merongrong”) kewibawaan pihak KSM, tetapi lebih mengarah
untuk memastikan bahwa pihak pekerja itu telah diperlakukan secara adil
(wajar).

4. Memperlihatkan sikap menghargai terhadap kemampuan para pekerja tetapi


juga harus mengakui suatu fakta bahwa pihak pekerja itu pun (sebagai
manusia) dapat membuat kesalahan.

c. Pedoman untuk Pelaksana


Mandor dapat mengurangi kecelakaan dan gangguan kesehatan dalam pelaksanaan
pekerjaan bidang konstruksi dengan :

Spesifikasi Teknis -16


Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)

1. Memperlakukan pekerja yang baru dengan cara yang berbeda, misalnya


dengan tidak membiarkan pekerja yang baru itu bekerja sendiri secara
langsung atau tidak menempatkannya bersama-sama dengan pekerja yang
lama dan kemudian membiarkannya begitu saja.
2. Mengurangi tekanan terhadap pekerjanya, misalnya dengan tidak
memberikan target produktivitas yang tinggi tanpa memperhatikan
keselamatan dan kesehatan pekerjanya.

Selanjutnya manajemen puncak dapat membantu para mandor untuk mengurangi


kecelakaan kerja dengan cara berikut ini :
1. Secara pribadi memberikan penekanan mengenai tingkat kepentingan dari
keselamatan kerja melalui hubungan mereka yang tidak formal maupu n yang
formal dengan para pekerja di lapangan.
2. Memberikan penekanan mengenai keselamatan kerja dalam rapat pada
tataran perusahaan.

d. Pedoman untuk pekerja


Pedoman yang dapat digunakan pekerja untuk mengurangi kecelakaan dan
gangguan kesehatan dalam pelaksanaan pekerjaan bidang konstruksi antara lain
adalah :
1. Permasalahan pribadi dihilangkan pada saat masuk lingkungan kerja.
2. Tidak melakukan pekerjaan bila kondisi kesehatan kurang mendukung.
3. Taat pada aturan yang telah ditetapkan.
4. Memahami program keselamatan dan kesehatan kerja.
5. Memahami lingkup kerja yang diberikan.

1.4 Pekerjaan Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank


1. Sebelum pekerjaan dimulai, KSM harus menggerakkan personil tekniknya
untuk melakukan survey dan membuat laporan mengenai kondisi fisik
lapangan khususnya lokasi rencana konstruksi apakah terd apat
ketidaksesuaian. KSM bersama-sama dengan UPL dan Fasilitator harus
secara bersama-sama mengambil peil permukaan dan sounding areal
kerja dan menyetujui semua kekhususan terhadap mana semua
pekerjaan didasarkan.
2. KSM harus menyediakan dan merawat stasion survey yang diperlukan
untuk pelaksanaan pekerjaan dan harus membongkarnya setelah
pekerjaan selesai.

Spesifikasi Teknis -17


Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)

3. KSM harus memberitahu UPL dan Fasilitator sekurang-kurangnya 24 jam


dimuka, bila akan mengadakan levelling pada semua bagian daripada
pekerjaan.
4. KSM harus menyediakan atas biaya KSM, semua bantuan yang
diperlukan UPL dan Fasilitator dalam pengadaan pengecekan levelling
tersebut.
5. Pekerjaan dapat dihentikan beberapa saat oleh UPL dan Fasilitator bila
dipandang perlu untuk mengadakan penelitian kelurusan maupun level
dari bagian-bagian pekerjaan.
6. KSM harus membuat peil/titik-titik tanda (bench mark) permanen di tiap-
tiap bagian pekerjaan dan peil ukuran ini harus diberi pelindung dan
dirawat selama berlangsungnya pekerjaan agar tidak berubah.
7. KSM harus menyediakan alat-alat ukur selama pekerjaan berlangsung
berikut ahli ukur yang berpengalaman sehingga apabila dianggap perlu
setiap saat siap mengadakan pengukuran ulang.
8. Pengukuran titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat
optik dan sudah ditera kebenarannya/dikalibrasi.
9. Apabila terdapat perbedaan antara elevasi yang tercantum dalam gambar
dengan hasil pengukuran ulang, maka UPL dan Fasilitator akan
memutuskan hal itu kemudian.
10. Apabila terdapat kesalahan dalam pengukuran kembali, maka
pengukuran ulang menjadi tanggung jawab KSM. KSM harus mengukur
ulang lagi dan dikoreksi oleh pihak UPL dan Fasilitator.
11. Pengukuran kembali juga dilakukan setelah pekerjaan selesai.
12. Hasil pengukuran kembali berupa gambar Long Section dan Cross
Section per titik. Tiap Titik adalah sejarak 50 meter.
13. Hasil pengukuran lengkap mengenai peil elevasi, sudut, koordinat, serta
letak patok patok harus dibuat gambarnya dan dilaporkan kepada UPL
dan Fasilitator untuk mendapatkan persetujuan. Kebenaran dari hasil
laporan tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab KSM.
14. Jika menurut pendapat UPL dan Fasilitator kemajuan KSM tidak
memuaskan untuk menyelesaikan pekerjaan survey ini tepat pada
waktunya atau dalam hal KSM tidak memulai pekerjaan atau melakukan
pekerjaan tidak dengan standar yang ditentukan. UPL dan Fasilitator
dapat menunjuk stafnya sendiri atau pihak lain untuk mengerjakan survey
lapangan dan membebankan seluruh biayanya kepada KSM.

Spesifikasi Teknis -18


Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)

15. Jika diperlukan untuk mengetahui kondisi tanah (tekstur, jenis tanah dan
daya dukung tanah) , KSM diwajibkan melakukan test penyelidikan tanah
dengan menunjuk pihak / lembaga yang bergerak dalam tes penyelidikan
tanah yang bersertifikasi.

1.5. Administrasi dan Dokumentasi


1. KSM membuat laporan yang berkaitan dengan Administrasi dan Dokumentasi
pelaksanaan proyek dan dilaporkan kepada UPL dan Fasilitator.

II. PEKERJAAN TPS3R

2.1. Pembongkaran Beton Bertulang


2.1.1 Pembongkaran
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, alat - alat dan
pengangkutan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan semua pekerjaan
pembongkaran.
Pekerjaan bongkaran dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Pembongkaran harus dilaksanakan secara tertib dan hati-hati
sehingga tidak merusak bagian lainnya yang tidak semestinya
dibongkar dan tidak membahayakan manusia, baik orang lain,
personel yang terlibat dalam pelaksanaan ini maupun pekerjaannya
sendiri.
b. Pemakaian Bahan dan Alat sesuai dengan standart yang ditetapkan
oleh Konsultan Perencana yang terdapat dalam Rencana Anggaran
Biaya ( RAB )
c. Semua Material bekas bongkaran di buang di areal lokasi pekerjaan.

2.2 Galian tanah biasa


2.2.1. Umum
1. Pekerjaan ini harus mencakup penggalian, pembuangan tanah atau material lain
bila ada dari tempat kerja atau sekitarnya yang perlu, untuk penyelesaian yang
memuaskan dari pekerjaan dalam kontrak ini.
2. Pekerjaan ini umumnya diperlukan untuk pembuatan pondasi, untuk pembuangan
material yang tidak terpakai atau humus, dan untuk pembentukan secara umum
garis, ketinggian penampang yang ditunjukkan dalam gambar atau yang
diperintahkan oleh UPL dan Fasilitator.

Spesifikasi Teknis -19


Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)

2.2.2. Prosedur Penggalian Tanah dan Lumpur


1. Penggalian harus dilaksanakan hingga garis ketinggian dan elevasi dengan
menggunakan alat berat. yang ditentukan dalam gambar atau ditunjukkan oleh
UPL dan Fasilitator dan harus mencakup pembuangan seluruh material dalam
bentuk apapun yang dijumpai termasuk tanah, padas, batu bata, batu beton dan
lain-lain. Pekerjaan galian harus dilakukan dengan seminimal mungkin gangguan
terhadap material di bawah dan di luar batas galian.
2. Pemakaian Bahan Dan Alat sesuai standart yang ditetapakan yang terdapat
dalam RAB.
3. Jika diperlukan pengeringan KSM harus menyediakan seluruh material yang
diperlukan, perlengkapan dan tenaga untuk pengeringan
2.2.3. Pembuangan Material Galian
1. Seluruh material yang telah digali dalam batas volume yang telah ditentukan, dan
apabila tidak bisa dibuang secara langsung , maka untuk sementara dapat
diletakan didaerah sekitar saluran.
2. Alat transportasi yang digunakan untuk mengangkut tanah sisa galian adalah
Dump Truk dengan kapasitas muat sesuai Analisa RAB atau bila kondisi jalan /
area yang tidak memungkinkan bisa menggunakan kendaraan kecil dengan seijin
UPL.
3. KSM harus melaporkan kepada UPL dan Fasilitator setiap kali akan mengadakan
pengangkutan material sisa galian keluar lokasi kegiatan, serta harus mencatat
berapa m3 volume dari material yang telah diangkut setiap ada pekerjaan
pengangkutan.

2.3 Pengurugan Pasir


2.3.1 Bahan :
Bahan yang digunakan sebagai urugan adalah Pasir Urug
2.3.2 Mutu Bahan
Pasir urug yang digunakan adalah yang telah dipilih yang bebas dari lumpur dan
tidak berair.
2.3.3 Prosedur Pelaksanaan
Penimbunan dilakukan mendatar lapis demi lapis yang dipadatkan dengan
menggunakan peralatan pemadat. Urugan dilakukan dengan tenaga manusia.

2.4. Pasangan Batu Bata Campuran 1Pc : 5Ps


2.4.1. Persyaratan Bahan

Spesifikasi Teknis -20


Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)

a. Bata merah yang akan digunakan harus merupakan bata yang telah dibakar cukup
matang, yang memiliki ukuran dan bentuk yang seragam dengan sudut-sudut yang
runcing dan mempunyai permukaan yang rata, serta tidak retak.
b. Semen Portland
Semen Portland yang dipakai adalah semen Portland Cement dari merk yang
disetujui. Semua semen harus disimpan digudang yang mempunyai system ventilasi
alami ditempatkan diatas landasan yang dinaikkan sekurang-kurangnya 20Cm diatas
lantai untuk menjaga semen dari air dan kelembaban yang dapat mempengaruhi
mutu semen, semen yang telah mengeras, rusak bungkusnya, tidak boleh dipakai.
c. Pasir
Pasir pasang yang dipakai harus bersih dan keras, serta memenuhi persyaratan.
d. Air
Air yang dipaki harus bersih, tidak berlumpur dan tidak berminyak
2.4.2. Prosedur Pelaksanaan
Pasangan Batu Bata menggunakan Bata 11x22x5 dengan menggunakan adukan
1Pc : 5Ps dan harus dipasang, dibentuk seperti gambar rencana.
Sebelum pemasangan dapat dilaksanakan, pelaksana harus membuat dan
memasang papan bouwplank dengan permukaan atas diserut rata, merentangkan
benang pembantu dengan bentuk sesuai dengan bentuk/desain yang akan dipasang.
Setelah itu pasangan diplester dengan campuran 1Pc : 5Ps tebal 2 mm dan
kemudian diaci.

2.5. Pasangan Batu Belah Campuran 1Pc : 5Ps


2.5.1. Persyaratan Bahan
a. Batu kali yang dipakai harus merupakan batu belah yang keras, padat
dan memiliki struktur yang kuat/tidak kropos.
b. Semen Portland
Semen Portland yang dipakai adalah semen Portland Cement dari merk
yang disetujui. Semua semen harus disimpan digudang yang mempunyai
system ventilasi alami ditempatkan diatas landasan yang dinaikkan
sekurang-kurangnya 20Cm diatas lantai untuk menjaga semen dari air
dan kelembaban yang dapat mempengaruhi mutu semen, semen yang
telah mengeras, rusak bungkusnya, tidak boleh dipakai.
c. Pasir
Pasir pasang yang dipakai harus bersih dan keras, serta memenuhi
persyaratan.
d. Air

Spesifikasi Teknis -21


Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)

Air yang dipaki harus bersih, tidak berlumpur dan tidak berminyak

2.5.2. Prosedur Pelaksanaan


Pasangan Batu Belah dengan menggunakan adukan 1Pc : 5 Ps dan harus
dipasang, dibentuk seperti gambar rencana.
Sebelum pemasangan dapat dilaksanakan, pelaksana harus membuat dan
memasang papan bouwplank dengan permukaan atas diserut rata,
merentangkan benang pembantu dengan bentuk sesuai dengan bentuk
pondasi yang akan dipasang. Benang-benag yang direntangkan harus dispat
datar terlebih dahulu.

2.6. Plesteran 1 Pc : 5 Ps
2.6.1 Umum
1. Pekerjaan ini harus mencakup pembangunan dari struktur yang ditunjukan pada
gambar atau seperti yang diperintahkan oleh UPL dan Fasilitator.
2. Pekerjaan ini juga mencakup pembuatan benangan
3. Ukuran/dimensi pasangan, elevasi serta kelandaian sesuai dengan gambar rencana.
2.6.2 Bahan – Bahan :
 Semen PC 40 Kg
 Pasir Pasang
 Air Bersih
2.6.3 Mutu Bahan.
a. Semen PC 40 Kg
Semen yang digunakan adalah :
a. Jenis Portland Cement (PC) produksi dalam negeri yang memenuhi persyaratan
yang berlaku di Indonesia.
b. Semen tidak boleh disimpan terlalu lama dan yang telah menggumpal atau
membatu tidak boleh dipakai dan harus disingkirkan.
c. Penyimpanan harus mengikuti spesifikasi serta diletakkan sedemikian rupa
sehingga mudah untuk diperiksa dan diambil

b. Pasir Pasang
Pasir Pasang yang dipakai adalah :
a. Pasir tersebut terdiri dari butir –butir yang bersih dari segala kotoran.
b. Pasir tersebut tidak mengandung lempung atau unsur organik atau non organic
lainya.

Spesifikasi Teknis -22


Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)

c. Air
Air yang digunakan dalam campuran harus bersih, bebas dari benda – benda yang
menggangu seperti minyak, garam, asam, basa, busa, gula atau organic lainnya. Air
yang diketahui dapat diminum juga dapat dipakai.

Prosedur Pelaksanaan
Adukan terdiri dari material Semen, Pasir Pasang, dan Air
a. Seluruh material tadi ( kecuali air ), harus dicampur, baik dalam kotak yang rapat atau
dalam alat pencampuradukan yang telah disetujui, hingga campuran telah berwarna
merata, baru sesudahnya air ditambahkan dan pencampuran dilanjutkan selama lima
sampai sepuluh menit. Jumlah air harus sedemikian hingga guna menghasilkan
adukan dengan konsistensi ( kekentalan ) yang diperlukan tetapi tidak boleh melebihi
70 % dari berat semen yang digunakan.
b. Adukan dicampur hanya dalam kwantitas yang diperlukan untuk penggunaan
langsung. Jika perlu, adukan boleh diaduk kembali dengan air dalam waktu 30 menit
dari proses pengadukan awal. Pengadukan kemlbali setelah waktu tersebut tidak
boleh dilakukan.
c. Adukan yang tidak digunakan dalam 45 menit setelah air ditambahkan harus di buang.
d. Sebelum permukaan bidang pasangan batu diplester terlebih dahulu bidang yang
akan diplester harus dibersihkan dari segala macam kotoran. Bidang-bidang yang
telah bersih kemudian disiram dengan air sampai rata dan jenuh baru kemudian
diplester. Plesteran tebal 2 cm terdiri dari campuran 1 Pc: 5 Ps dengan menggunakan
pasir pasang yang telah diayak .
e. Pertemuan bidang plesteran vertikal dan horizontal harus lurus, rata (tidak
bergelombang) dan tidak retak.
f. Pengadukan campuran harus homogen (merata),
g. Komposisi Campuran menggunakan 1 Pc : 5 Ps, yaitu 1 bagian semen dicampur
dengan 5 bagian Pasir Pasang, dalam pelaksanaan dilapangan KSM harus membuat
kotak takaran dari kayu dengan ukuran yang sama.
h. Pada bagian sudut atas plesteran dibuatkan benangan sepanjang saluran, benangan
harus tajam dan lurus serta tidak mudah terkelupas. Tebal plesteran adalah 2 cm.

2.7. Pekerjaan Acian

2.7.1 Umum

Spesifikasi Teknis -23


Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)

a. Pekerjaan ini harus mencakup pembangunan dari struktur yang ditunjukan pada
gambar atau seperti yang diperintahkan oleh UPL dan Fasilitator.
b. Pekerjaan ini juga mencakup pembuatan benangan
c. Ukuran/dimensi pasangan, elevasi serta kelandaian sesuai dengan gambar rencana.

2.7.2 Bahan – Bahan :


 Semen PC 40 Kg
 Air Bersih

2.7.3 Mutu Bahan.


a. Semen PC 40 Kg
Semen yang digunakan adalah :
1. Jenis Portland Cement (PC) produksi dalam negeri yang memenuhi persyaratan
yang berlaku di Indonesia.
2. Semen tidak boleh disimpan terlalu lama dan yang telah menggumpal atau
membatu tidak boleh dipakai dan harus disingkirkan.
3. Penyimpanan harus mengikuti spesifikasi serta diletakkan sedemikian rupa
sehingga mudah untuk diperiksa dan diambil
b. Air
Air yang digunakan dalam campuran harus bersih, bebas dari benda – benda yang
menggangu seperti minyak, garam, asam, basa, busa, gula atau organic
lainnya. Air yang diketahui dapat diminum juga dapat dipakai.
Prosedur Pelaksanaan
1. Persiapan bahan peralatan seperti air, semen, cetok, kertas bekas zak semen dan
bahan-bahan lainya sesuai kebutuhan.
2. Menyiapkan tempat penampungan air, bisa berupa ember cor, ember bekas tempat
cat atau tempat lainya yang dapat digunakan untuk menampung air acian.
3. Pelan-pelan menaburkan semen kedalam air, cukup ditaburkan saja dan tidak boleh
diaduk karena dapat menyebabkan semen menggumpal serta cepat kering sehingga
tidak dapat digunakan untuk bahan acian dinding.
4. menyiram permukaan yang akan diaci dengan air hingga basah, hal ini dimaksudkan
agar nantinya permukaan tidak banyak menyerap air semen.
5. Melaburkan bahan acian semen yang sudah jadi ke permukaan dengan
menggunakan cetok.

Spesifikasi Teknis -24


Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)

6. Menghaluskan pekerjaan acian dengan kertas bekas semen sehingga permukaan


benar-benar rata dan halus.
7. Usahakan agar hasil acian tidak cepat kering, bisa dengan cara menyiram air.
karena pengeringan yang terlalu cepat dapat menyebabkan keretakan pada
permukaan yang di aci.

2.8. Pembuatan Begisting


2.8.1 Bahan :
Bahan yang digunakan pembuatan begisting untuk penutup saluran menggunakan
kayu dengan ukuran 5/7.
2.8.2 Mutu Bahan
Kayu begisting yang digunakan adalah kayu yang telah dipilih yang Pemakaian Bahan
dan Alat sesuai dengan standart yang ditetapkan yang terdapat dalam Rencana
Anggaran Biaya ( RAB ) .
2.8.3 Prosedur Pelaksanaan
Pembuatan begisting sesuai ukuran yang telah ditentukan yang ada di gambar yang
telah dibuat.

2.9. Pekerjaan Pembesian

2.9.1 Bahan :
Bahan yang digunakan adalah besi polos
2.9.2 Mutu Bahan
Besi yang digunakan adalah yang telah dipilih yang memiliki standar SNI dengan
menggunakan besi dengan diameter 10 mm.
2.9.3 Prosedur Pelaksanaan
Pembuatan pembesian penutup saluran dibuat dengan tenaga manusia. Adapun jarak
antara besi satu dengan yang lainnya dengan ukuran 15 cm x 15 cm

2.10. Pekerjaan Beton K 225


a. Beton bertulang yang dipakai untuk semua bagian pekerjaan adalah K 1722
b. Untuk bagian beton lainnya harus dibuat sesuai ukuran dalam gambar kerja dan
penulangan sesuai gambar.
c. Seluruh pekerjaan beton harus dilakukan pencampuran dengan menggunakan
Concrete Mixer.

Spesifikasi Teknis -25


Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)

d. Semen yang dipakai untuk pekerjaan beton adalah Portland Cement type I. Dalam
hal ini digunakan semen yang mendapat persetujuan dari UPL.
e. Pasir yang dipakai untuk pekerjaan ini adalah pasir cor dari kali yang tidak terkena
intrusi air laut, tidak mengandung bekas tumbuh-tumbuhan, bebas tanah
liat/lempung dengan kandungan debu kurang dari 2.5%, dimana butiran < Ø 0.5 mm
kurang dari 5 % dan mempunyai diameter butir maksimum Ø 2 mm.
f. Penimbunan pasir harus pada tempat yang tidak bisa dikotori oleh bahan-bahan
lainnya.
g. Kerikil yang dipakai bisa krikil alam atau batu pecah dengan diameter minimum 1 cm
dan diameter maksimum 2 cm.
h. Kerikil harus bersih tidak mengandung debu atau tanah dan tanah liat dimana
kandungan unsur yang merusak tidak boleh melebihi batas dalam persyaratan yang
diminta dalam PBI 71.
i. Kerikil tidak mempunyai bidang retak, keras, padat dan mempunyai gradasi baik
sesuai PBI 71.
j. Penimbunan Kerikil harus terpisah dengan tempat penimbunan pasir dan bahan-
bahan lain yang dapat menotori krikil.
k. Air yang dipakai untuk campuran beton harus mempunyai standar air minum.
l. Air yang dipakai harus dipastikan bebas lumpur, minyak, asam, sedimen dan garam.
Kecuali air dari PDAM yang dipakai, maka air harus diperiksa atau di uji
kesesuaiannya sebelum dipergunakan.
m. Sebelum pengecoran beton dilakukan, semua pekerjaan bekisting, penulangan
sudah harus siap satu hari sebelumnya. Selambat-lambatnya 24 jam sebelum
pengecoran KSM/Panitia harus memberi tahu waktu pengecoran kepada Fasilitator
pendamping.
n. Pengecoran hanya boleh dilakukan kalau pengawas lapangan atau wakilnya yang
ditunjuk berada dilokasi pengecoran.
o. Bekisting harus dibersihkan dari semua kotoran dan dibasahi lebih dulu sebelum
beton dicor kedalam bekisting.
p. Pengecoran harus menggunakan penggetar dan lama penggetaran harus sesuai
dengan type penggetar.
q. Beton harus sudah dicor dalam waktu kurang dari 1 jam setelah pencampuran.
r. Pada saat pengecoran harus dipastikan ada lantai kerja dibagian bawah apabila
beton berbatasan langsung dengan tanah.
s. Bekisting harus kuat dan kaku dimana tidak boleh terjadi perubahan bentuk setelah
spesi beton dituangkan. Untuk ini harus dilakukan pengecekan ulang sebelum
pengecoran dilakukan.

Spesifikasi Teknis -26


Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)

t. Sesuai dengan persyaratan umumnya papan bekisting menggunakan kayu dari balok
5/7 sesuai bagian ringan dan beratnya volume atau gaya berat yang ditahan.
u. Ketebalan penutup beton harus dijamin tidak berubah pada saat pengecoran.

2.11. Pekerjaan Paving Block

2.11.1 Persyaratan umum


a. Paving block menggunakan mutu beton K225 atau dengan mutu lain
menurut yang dipersyaratkan sesuai penggunaan.
b. Bentuk, ukuran dan warna ditentukan menurut gambar bestek atau atas
persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen.
c. Ketebalan Paving 6 cm atau 8 cm sesuai yang disyaratkan.
d. Pembuatan paving dari proses manual / mesin hidrolis sepanjang mutu
yang dipersyaratkan terpenuhi.

2.11.2 Persyaratan Pelaksanaan


a. Sebelum pemasangan paving dilakukan, permukaan dasar dibuat rata dan
dipadatkan.
b. Di atas permukaan dasar tersebut urug pasir pasang tebal 5-7 cm atau
menurut yang
ditentukan lain dalam gambar bestek kemudian diratakan dan dipadatkan.
c. Ketinggian permukaan rencana dibuat menurut gambar bestek dan atau
yang ditentukan lain oleh Direksi.
d. Pada bagian tepi apabila tidak ditentukan lain, harus dipasang beton li st
(cansteen) ukuran lebar atas 10 cm, lebar bawah 15 cm dan tinggi 20 cm.
e. Nat antar paving dikolot pasir hingga masuk celah nat secara merata.

2.11.3 Uji kualitas paving block


a. Selama penyedia jasa melaksanakan kegiatan pengedropan paving block,
rengawas lapangan akan mengambil sampel dari paving block di lapangan
untuk diuji di laboratorium.
b. Paving block tidak boleh dipasang sebelum diketahui hasil dari
laboratorium.
c. Bilamana hasil dari laboratorium memenuhi syarat maka paving block atas
seijin pengawas lapangan (direksi) dapat dipasang tetapi bilamana hasil
dari laboratorium tidak memenuhi persyaratan maka paving block yang ada

Spesifikasi Teknis -27


Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)

di lapangan dalam waktu 1 x 24 jam harus sudah dikeluarkan dari lokasi


proyek.
d. Bilamana dipandang perlu, pengawas lapangan (direksi) dapat mengambil
sampel kembali untuk diuji ulang.

3. PENUTUP
Peraturan ini harus dipelajari seksama oleh Penyedia Barang/Jasa yang
selanjutnya akan merupakan bagian yang mengikat dalam pelaksanaan
pekerjaan ini. Hal-hal yang belum diatur dalam RKS ini, akan dijelaskan pada
pelaksanaan penjelasan pekerjaan dan semua tambahan atas Penjelasan
dalam dokumen pengadaan, akan dibuat dalam Berita Acara Penjelasan
Pekerjaan yang ditanda tangani Gugus Tugas Pengadaan dan merupakan
pedoman dalam proses pelaksanaan berikutnya.

Spesifikasi Teknis -28

Anda mungkin juga menyukai