RKS DED TPS3R Karangsari NEW
RKS DED TPS3R Karangsari NEW
KELURAHAN KARANGSARI
KABUPATEN KENDAL
2021
Spesifikasi Teknis -1
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
2. LINGKUP PEKERJAAN :
A. PEKERJAAN PENDAHULUAN
1 Ketentuan Pelaksanan K3
2 Pengukuran dan pemasangan bouwplank
3 Administrasi dan Dokumentasi
B. PEKERJAAN TPS
1 Bongkaran dinding tembok bata merah
2 Memasang Bekisting untuk Sloof
3 Pembesian
4 Beton mutu, f’c = 14,5 MPa (K175), slump (12±2) cm, w/c = 0,66 manual
5 Pasangan bata merah
6 Memasang Bekisting untuk kolom
7 Pembesian
8 Beton mutu, f’c = 14,5 MPa (K175), slump (12±2) cm, w/c = 0,66 manual
9 Plesteran
10 Memasang Bekisting untuk Ringbalk
11 Pasang rangka Besi CNP C100
12 Pasang atap galvalum
13 Pasang keramik dinding 30X30 cm
14 Memasang Bekisting untuk landasan TPS
15 Pembesian landasan
16 Beton mutu, f’c = 14,5 MPa (K175), slump (12±2) cm, w/c = 0,66 manual
Spesifikasi Teknis -2
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
3. Rencana Kerja
Dalam waktu Secepat-cepatnya 7 hari serta selambat-lambatnya 14 hari setelah
Surat Perintah Kerja (SPK) turun, KSM/Panitia harus mengajukan sebuah
rencana kerja atau action plan tertulis lengkap dengan gambar -gambar
pendukung metode kerja, sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan sepe rti
yang disebutkan dalam dokumen, menjelaskan secara terperinci urusan
pekerjaan dan cara melaksanakan pekerjaan tersebut termasuk hal -hal khusus
bila diperlukan, persiapan-persiapannya, peralatan, pekerjaan sementara yang
ada sejauh mana hal tersebut mencakup lingkup dari pekerjaannya dan harus
mendapatkan persetujuan dari UPL, BKM, Fasilitator dan pihak-pihak atau
instansi yang terkait dengan kelangsungan program tersebut di atas.
4. Tempat Kerja
Bilamana diperlukan tempat kerja, dan tempat kerja tersebut di luar daerah
pengawasan program, dimana harus membayar sewa/dikeluarkan biaya ganti
rugi, maka KSM harus menyelesaikannya dengan pembiayaan tambahan dari
swadaya masyarakat.
6. Tenaga Kerja
Tenaga-tenaga kerja yang digunakan hendaknya dari tenaga-tenaga yang
ahli/terlatih dan berpengalaman pada bidangnya dan dapat melaksanakan
pekerjaan dengan baik sesuai dengan ketentuan / petunjuk yang ada.
7. Satuan Ukuran
Semua satuan ukuran yang disebutkan dalam spesifikasi ini s erta yang
digunakan di dalam pekerjaan adalah standar meter dan kilogram. Bila disebut
satu ton, yang dimaksud adalah satu ton yang bernilai 1000 kilogram.
Spesifikasi Teknis -3
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
Spesifikasi Teknis -4
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
Spesifikasi Teknis -5
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
Spesifikasi Teknis -6
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
d. Apabila diperlukan, UPL dan Fasilitator dapat meminta copy atau tembusan
dari perintah pembelian (faktur) yang dipesan KSM kepada leveransir atau
distributor untuk pembelian bahan-bahan yang akan dipakai.
j. UPL dan Fasilitator berhak menunjuk seorang ahli dalam memeriksa mutu
bahan-bahan yang diajukan oleh KSM , baik di lokasi kegiatan maupun di
gudang leveransir atau dilokasi pabrik atau produsen. Dalam melaksanakan
tugasnya ahli mempunyai wewenang untuk mewakili UPL dalam menguji dan
menilai bahan-bahan yang diajukan KSM.
Spesifikasi Teknis -7
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
b. Kondisi muka air tanah yang tinggi dan jenis tanah yang kurang kedap air
dapat menyebabkan derasnya rembesan air tanah ke dalam galia n. Dalam hal
ini pelaksanaan pekerjaan menuntut kemajuan pekerjaan yang cepat dan UPL
dan Fasilitator dapat menginstruksikan untuk menambah pompa-pompa agar
dasar galian tetap dalam keadaan kering.
c. Kelalaian KSM dalam menyediakan pompa dan bangunan sement ara lainnya
yang dapat mengakibatkan rusaknya konstruksi yang telah dibuat adalah
tanggung jawab KSM sepenuhnya. Dalam hal ini semua biaya perbaikan
ditanggung KSM.
e. UPL dan Fasilitator dapat menginstruksikan KSM untuk membuat saluran atau
sudetan sementara untuk mengalirkan air hujan agar pekerjaan dapat tetap
dilaksanakan dalam keadaan kering. Apabila pekerjaan telah dianggap
selesai, maka KSM harus menimbun kembali saluran dan sudetan sementara
seperti keadaan semula.
Spesifikasi Teknis -8
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
Pekerjaan Persiapan dimaksud adalah semua kegiatan yang dilakukan dalam upaya
mempersiapkan pelaksanaan kegiatan agar dapat berjalan dengan lancar. Yang
termasuk dalam Spesifikasi Pekerjaan ini adalah tersebut dibawah ini dan at au yang
lain sesuai dengan bestek.
a. Kewajiban umum
Spesifikasi Teknis -9
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
Salah satu tugas pelaksana K3 adalah melakukan pencatatan atas kejadian yang
terkait dengan K3, dimana :
Organisasi untuk keadaan darurat dan pertolongan pertama pada kecelakaan harus
dibuat sebelumnya untuk setiap pekerjaan yang meliputi seluruh pegawai/petugas
pertolongan pertama pada kecelakaan dan peralatan, alat -alat komunikasi dan alat-
alat lain serta jalur transportasi, dimana :
1. Tenaga kerja harus diperiksa kesehatannya :
a. Sebelum atau beberapa saat setelah memasuki masa kerja pertama kali.
b. Secara berkala, sesuai dengan risiko-risiko yang ada pada pekerjaan
tersebut.
2. Data yang diperoleh dari pemeriksaan kesehatan harus dicatat dan disimpan
untuk referensi.
3. Pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan atau penyakit yang tiba -tiba,
harus dilakukan oleh Dokter, Juru Rawat atau seorang yang terdidik dalam
pertolongan pertama pada kecelakaan (PPPK).
a. Aspek lingkungan
Dalam rangka perencanaan dan pelaksanaan K3 terutama terkait dengan aspek
lingkungan, KSM harus mendapatkan persetujuan dari UPL dan Fasilitator.
b. Tempat kerja dan peralatan
Ketentuan teknis pada tempat kerja dan peralatan pada pelaksanaan kegiatan
terkait dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah sebagai berikut :
Untuk dapat mencegah terjadinya kebakaran pada suatu tempat atau proyek
dapat dilakukan pencegahan sebagai berikut :
1. Di tempat-tempat kerja dimana tenaga kerja dipekerjakan harus tersedia:
a) Alat-alat pemadam kebakaran.
b) Saluran air yang cukup dengan tekanan yang besar.
2. KSM dan sejumlah/beberapa tenaga kerja harus dilatih untuk menggunakan alat
pemadam kebakaran.
3. Alat pemadam kebakaran, harus diperiksa pada jangka waktu tertentu oleh
orang yang berwenang dan dipelihara sebagaimana mestinya.
4. Alat pemadam kebakaran seperti pipa-pipa air, alat pemadam kebakaran yang
dapat dipindah-pindah (portable) dan jalan menuju ke tempat pemadam
kebakaran harus selalu dipelihara.
5. Peralatan pemadam kebakaran harus diletakkan di tempat yang mudah dilihat
dan dicapai.
6. Sekurang kurangnya sebuah alat pemadam kebakaran harus tersedia.
7. Beberapa alat pemadam kebakaran dari bahan kimia kering harus disediakan :
a) di tempat yang terdapat barang-barang/benda-benda cair yang mudah
terbakar.
b) di tempat yang terdapat oli, bensin, gas dan alat-alat pemanas yang
menggunakan api.
c) di tempat yang terdapat aspal dan ketel aspal.
8. Alat pemadam kebakaran harus dijaga agar tidak terjadi kerusakan -kerusakan
teknis.
a. Perlengkapan keselamatan kerja
15. Jika diperlukan untuk mengetahui kondisi tanah (tekstur, jenis tanah dan
daya dukung tanah) , KSM diwajibkan melakukan test penyelidikan tanah
dengan menunjuk pihak / lembaga yang bergerak dalam tes penyelidikan
tanah yang bersertifikasi.
a. Bata merah yang akan digunakan harus merupakan bata yang telah dibakar cukup
matang, yang memiliki ukuran dan bentuk yang seragam dengan sudut-sudut yang
runcing dan mempunyai permukaan yang rata, serta tidak retak.
b. Semen Portland
Semen Portland yang dipakai adalah semen Portland Cement dari merk yang
disetujui. Semua semen harus disimpan digudang yang mempunyai system ventilasi
alami ditempatkan diatas landasan yang dinaikkan sekurang-kurangnya 20Cm diatas
lantai untuk menjaga semen dari air dan kelembaban yang dapat mempengaruhi
mutu semen, semen yang telah mengeras, rusak bungkusnya, tidak boleh dipakai.
c. Pasir
Pasir pasang yang dipakai harus bersih dan keras, serta memenuhi persyaratan.
d. Air
Air yang dipaki harus bersih, tidak berlumpur dan tidak berminyak
2.4.2. Prosedur Pelaksanaan
Pasangan Batu Bata menggunakan Bata 11x22x5 dengan menggunakan adukan
1Pc : 5Ps dan harus dipasang, dibentuk seperti gambar rencana.
Sebelum pemasangan dapat dilaksanakan, pelaksana harus membuat dan
memasang papan bouwplank dengan permukaan atas diserut rata, merentangkan
benang pembantu dengan bentuk sesuai dengan bentuk/desain yang akan dipasang.
Setelah itu pasangan diplester dengan campuran 1Pc : 5Ps tebal 2 mm dan
kemudian diaci.
Air yang dipaki harus bersih, tidak berlumpur dan tidak berminyak
2.6. Plesteran 1 Pc : 5 Ps
2.6.1 Umum
1. Pekerjaan ini harus mencakup pembangunan dari struktur yang ditunjukan pada
gambar atau seperti yang diperintahkan oleh UPL dan Fasilitator.
2. Pekerjaan ini juga mencakup pembuatan benangan
3. Ukuran/dimensi pasangan, elevasi serta kelandaian sesuai dengan gambar rencana.
2.6.2 Bahan – Bahan :
Semen PC 40 Kg
Pasir Pasang
Air Bersih
2.6.3 Mutu Bahan.
a. Semen PC 40 Kg
Semen yang digunakan adalah :
a. Jenis Portland Cement (PC) produksi dalam negeri yang memenuhi persyaratan
yang berlaku di Indonesia.
b. Semen tidak boleh disimpan terlalu lama dan yang telah menggumpal atau
membatu tidak boleh dipakai dan harus disingkirkan.
c. Penyimpanan harus mengikuti spesifikasi serta diletakkan sedemikian rupa
sehingga mudah untuk diperiksa dan diambil
b. Pasir Pasang
Pasir Pasang yang dipakai adalah :
a. Pasir tersebut terdiri dari butir –butir yang bersih dari segala kotoran.
b. Pasir tersebut tidak mengandung lempung atau unsur organik atau non organic
lainya.
c. Air
Air yang digunakan dalam campuran harus bersih, bebas dari benda – benda yang
menggangu seperti minyak, garam, asam, basa, busa, gula atau organic lainnya. Air
yang diketahui dapat diminum juga dapat dipakai.
Prosedur Pelaksanaan
Adukan terdiri dari material Semen, Pasir Pasang, dan Air
a. Seluruh material tadi ( kecuali air ), harus dicampur, baik dalam kotak yang rapat atau
dalam alat pencampuradukan yang telah disetujui, hingga campuran telah berwarna
merata, baru sesudahnya air ditambahkan dan pencampuran dilanjutkan selama lima
sampai sepuluh menit. Jumlah air harus sedemikian hingga guna menghasilkan
adukan dengan konsistensi ( kekentalan ) yang diperlukan tetapi tidak boleh melebihi
70 % dari berat semen yang digunakan.
b. Adukan dicampur hanya dalam kwantitas yang diperlukan untuk penggunaan
langsung. Jika perlu, adukan boleh diaduk kembali dengan air dalam waktu 30 menit
dari proses pengadukan awal. Pengadukan kemlbali setelah waktu tersebut tidak
boleh dilakukan.
c. Adukan yang tidak digunakan dalam 45 menit setelah air ditambahkan harus di buang.
d. Sebelum permukaan bidang pasangan batu diplester terlebih dahulu bidang yang
akan diplester harus dibersihkan dari segala macam kotoran. Bidang-bidang yang
telah bersih kemudian disiram dengan air sampai rata dan jenuh baru kemudian
diplester. Plesteran tebal 2 cm terdiri dari campuran 1 Pc: 5 Ps dengan menggunakan
pasir pasang yang telah diayak .
e. Pertemuan bidang plesteran vertikal dan horizontal harus lurus, rata (tidak
bergelombang) dan tidak retak.
f. Pengadukan campuran harus homogen (merata),
g. Komposisi Campuran menggunakan 1 Pc : 5 Ps, yaitu 1 bagian semen dicampur
dengan 5 bagian Pasir Pasang, dalam pelaksanaan dilapangan KSM harus membuat
kotak takaran dari kayu dengan ukuran yang sama.
h. Pada bagian sudut atas plesteran dibuatkan benangan sepanjang saluran, benangan
harus tajam dan lurus serta tidak mudah terkelupas. Tebal plesteran adalah 2 cm.
2.7.1 Umum
a. Pekerjaan ini harus mencakup pembangunan dari struktur yang ditunjukan pada
gambar atau seperti yang diperintahkan oleh UPL dan Fasilitator.
b. Pekerjaan ini juga mencakup pembuatan benangan
c. Ukuran/dimensi pasangan, elevasi serta kelandaian sesuai dengan gambar rencana.
2.9.1 Bahan :
Bahan yang digunakan adalah besi polos
2.9.2 Mutu Bahan
Besi yang digunakan adalah yang telah dipilih yang memiliki standar SNI dengan
menggunakan besi dengan diameter 10 mm.
2.9.3 Prosedur Pelaksanaan
Pembuatan pembesian penutup saluran dibuat dengan tenaga manusia. Adapun jarak
antara besi satu dengan yang lainnya dengan ukuran 15 cm x 15 cm
d. Semen yang dipakai untuk pekerjaan beton adalah Portland Cement type I. Dalam
hal ini digunakan semen yang mendapat persetujuan dari UPL.
e. Pasir yang dipakai untuk pekerjaan ini adalah pasir cor dari kali yang tidak terkena
intrusi air laut, tidak mengandung bekas tumbuh-tumbuhan, bebas tanah
liat/lempung dengan kandungan debu kurang dari 2.5%, dimana butiran < Ø 0.5 mm
kurang dari 5 % dan mempunyai diameter butir maksimum Ø 2 mm.
f. Penimbunan pasir harus pada tempat yang tidak bisa dikotori oleh bahan-bahan
lainnya.
g. Kerikil yang dipakai bisa krikil alam atau batu pecah dengan diameter minimum 1 cm
dan diameter maksimum 2 cm.
h. Kerikil harus bersih tidak mengandung debu atau tanah dan tanah liat dimana
kandungan unsur yang merusak tidak boleh melebihi batas dalam persyaratan yang
diminta dalam PBI 71.
i. Kerikil tidak mempunyai bidang retak, keras, padat dan mempunyai gradasi baik
sesuai PBI 71.
j. Penimbunan Kerikil harus terpisah dengan tempat penimbunan pasir dan bahan-
bahan lain yang dapat menotori krikil.
k. Air yang dipakai untuk campuran beton harus mempunyai standar air minum.
l. Air yang dipakai harus dipastikan bebas lumpur, minyak, asam, sedimen dan garam.
Kecuali air dari PDAM yang dipakai, maka air harus diperiksa atau di uji
kesesuaiannya sebelum dipergunakan.
m. Sebelum pengecoran beton dilakukan, semua pekerjaan bekisting, penulangan
sudah harus siap satu hari sebelumnya. Selambat-lambatnya 24 jam sebelum
pengecoran KSM/Panitia harus memberi tahu waktu pengecoran kepada Fasilitator
pendamping.
n. Pengecoran hanya boleh dilakukan kalau pengawas lapangan atau wakilnya yang
ditunjuk berada dilokasi pengecoran.
o. Bekisting harus dibersihkan dari semua kotoran dan dibasahi lebih dulu sebelum
beton dicor kedalam bekisting.
p. Pengecoran harus menggunakan penggetar dan lama penggetaran harus sesuai
dengan type penggetar.
q. Beton harus sudah dicor dalam waktu kurang dari 1 jam setelah pencampuran.
r. Pada saat pengecoran harus dipastikan ada lantai kerja dibagian bawah apabila
beton berbatasan langsung dengan tanah.
s. Bekisting harus kuat dan kaku dimana tidak boleh terjadi perubahan bentuk setelah
spesi beton dituangkan. Untuk ini harus dilakukan pengecekan ulang sebelum
pengecoran dilakukan.
t. Sesuai dengan persyaratan umumnya papan bekisting menggunakan kayu dari balok
5/7 sesuai bagian ringan dan beratnya volume atau gaya berat yang ditahan.
u. Ketebalan penutup beton harus dijamin tidak berubah pada saat pengecoran.
3. PENUTUP
Peraturan ini harus dipelajari seksama oleh Penyedia Barang/Jasa yang
selanjutnya akan merupakan bagian yang mengikat dalam pelaksanaan
pekerjaan ini. Hal-hal yang belum diatur dalam RKS ini, akan dijelaskan pada
pelaksanaan penjelasan pekerjaan dan semua tambahan atas Penjelasan
dalam dokumen pengadaan, akan dibuat dalam Berita Acara Penjelasan
Pekerjaan yang ditanda tangani Gugus Tugas Pengadaan dan merupakan
pedoman dalam proses pelaksanaan berikutnya.