Anda di halaman 1dari 6

Kecenderungan perkembangan kepariwisataan dunia dari tahun ke tahun menunjukkan

perkembangan yang sangat pesat. Hal itu disebabkan, antara lain, oleh perubahan struktur

sosial ekonomi negara di dunia dan semakin banyak orang yang memiliki pendapatan lebih

yang semakin tinggi. Selain itu, kepariwisataan telah berkembang menjadi suatu fenomena

global, menjadi kebutuhan dasar, serta menjadi bagian dari hak asasi manusia yang harus

dihormati dan dilindungi. Pemerintah dan Pemerintah Daerah, dunia usaha pariwisata, dan

masyarakat berkewajiban untuk dapat menjamin agar berwisata sebagai hak setiap orang

dapat ditegakkan sehingga mendukung tercapainya peningkatan harkat dan martabat manusia,

peningkatan kesejahteraan, serta persahabatan antarbangsa dalam rangka mewujudkan

perdamaian dunia. https://media.neliti.com/media/publications/150603-ID-hak-dan-

kewajiban-pengusaha-dalam-melaku.pdf

Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam maka dari itu Indonesia juga

kaya akan tempat wisata. Yang membuat daya tarik pengunjung untuk datang menikmati

langsung baik berupa objek wisata alam maupun wisata buatan berupa theme park dan water

park, tidak hanya wisatawan domestik bahkan wisatawan banyak yang datang dari

mancanegara, selain daya tarik objek wisatanya indonesia juga kaya akan budayanya yang

masih dijaga dan peluk erat di daerah masing-masing yang membuat daya tarik wisatawan

mancanegara karena menurut mereka budaya Indonesia unik dan tidak ada di negaranya.

Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta

layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah.

Untuk memenuhi kebutuhan bagi wisatawan pengusaha wisata atau pengelola wiasata harus

memberikan pesona wisata segala sesuatu yang memiliki keunikan, keiindahan, dan nilai

yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang

menjadisasaran dan daerah tujuan wisata. Destinasi pariwisata atau tujuan wisata yang di
dalamnya terdapat pesona wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesbilitas, serta

masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan. Oleh karena

peran pengusaha wisata atau pengelola wisata kepada wisatawan dalam memberikan jasa

layanan pariwisata dalam pemenuhan kebutuhan seperti daya Tarik wisata dan sarana fasilitas

hiburan kepada wisatawan harus diutamakan agar wisatawan dapat menikmati selama

perjalanan wisatanya.

Setiap manusia adalah konsumen sehingga muncullah dengan apa yang disebut dengan

kepentingan konsumen. Sebagai konsumen jasa rekreasi, manusia yang merupakan anggota

masyarakat memiliki sejumlah hak yang selama ini tidak disadari. Hal tersebut di sebabkan

kedudukan yang tidak seimbang antara konsumen dan pelaku usaha, dalam hal ini adalah

penyedia jasa rekreasi. Sehingga kondisi konsumen di indonesia secara umum masih rentan

terhadap pelanggaran hak dan selalu berada di posisi yang di rugikan.

bagaimana mengenai tempat dan jenis gangguan terhadap keamanan dan keselamatan

wisatawan serta bagaimana mengenai pengaturan perlindungan hukum dan keamanan

terhadap wisatawan

Nursalam, Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis, dan

Instrumen Penelitian Keperawatan, Salemba Medika, Jakarta, 2003, hlm. 93

Djarwanto, Pokok-pokok Metode Riset dan Bimbingan Teknis Penulisan Skripsi, Liberty, Yogyakarta,

1994, hlm. 43

Metode
No Nama Judul Penelitian Fokus Penelitian
Penelitian

1. Princess Innoz Perlindungan Metode Penelitian ini

Primantara Hukum Penelitian berfokus pada


(2015) Terhadap Hukum norma pengaturan

Universitas Wisatawan Empiris standar keamanan

Udayana dalam pasokan dan keselamatan

Denpasar jasa pariwisata wisatawan dalam

oleh biro pasokan jasa

perjalanan pariwisata biro

wisata perjalanan, serta

kesiapan biro

perjalanan wisata

dalam

melaksanakan

perlindungan bagi

wisatawan

2. Anak Agung Pengaturan Metode Penelitian ini

Gede Agung Perlindungan Penelitian berfokus pada

Dharmakusuma Hukum dan Hukum bagaimana

S.H., M.H Keamanan Normatif mengenai tempat

(2016) Terhadap dengan dan jenis gangguan

Universitas Wisatawan pendekatan terhadap keamanan

Udayana statute dan keselamatan

Denpasar approach wisatawan serta

(pendekatan bagaimana

undang- mengenai

undang) pengaturan

perlindungan
hukum dan

keamanan terhadap

wisatawan

3. Rani Yolanda Tanggung Jawab Metode Penelitian ini

(2023) Hukum dari Penelitian berfokus pada


Universitas
Pengelola Yuridis bagaimana
Islam Riau
Labersa Water Empiris Tanggung Jawab

Park Riau dengan Hukum dan apa

Fantasi Kota pendekatan saja yang menjadi

Pekanbaru kualitatif hambatan dari

Terhadap Pengelola Labersa

Keselamatan Water Park Riau

Pengunjung Fantasi Kota

Berdasarkan Pekanbaru

Undang Undang Terhadap

No 8 Tahun Keselamatan

1999 Tentang Pengunjung

Perlindungan Berdasarkan

Konsumen Undang Undang

No 8 Tahun 1999

Tentang

Perlindungan

Konsumen
4. Pemberian ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) tidak menghapuskan

kemungkinan adanya tuntutan pidana berdasarkan pembuktian lebih lanjut mengenai adanya unsur

kesalahan.

5. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) tidak berlaku apabila pelaku usaha

dapat membuktikan bahwa kesalahan tersebut merupakan kesalahan konsumen.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) tanggung jawab adalah kewajiban menanggung

segala sesuatunya bila terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan, dan diperkarakan. Dalam

kamus hukum, tanggung jawab adalah suatu keseharusan bagi seseorang untuk melaksanakan apa

yang telah diwajibkan kepadanya.

Secara etimologis, tanggung jawab adalah kewajiban terhadap segala sesuatunya atau fungsi

menerima pembebanan sebagai akibat tindakan sendiri atau pihak lain.

Menurut Hans Kelsen dalam teorinya pertanggungjawaban hukum menyatakan bahwa: “seseorang

bertanggung jawab secara hukum atas suatu perbuatan tertentu atau bahwa ia memikul tanggung

jawab hukum, subjek berarti bahwa ia bertanggung jawab atas suatu sanksi dalam hal perbuatan

sebaliknya. Lebih lanjut, Hans Kelsen menyatakan bahwa:

“Kegagalan untuk melakukan kehati-hatian yang diharuskan oleh hukum disebut kekhilafan

(negligence); dan kekhilafan biasanya dipandang sebagai satu jenis laindari kesalahan (culpa),

walaupun tidak sekeras kesalahan yang terpenuhi karena mengantisipasi dan menghendaki, dengan

atau tanpa maksud jahat, akibat yang membahayakan”.

Menurut Hans, tanggung jawab berkaitan erat dengan kewajiban, namun tidak identik. Kewajiban

tersebut muncul karena adanya aturan hukum yang mengatur dan memberikan kewajiban kepada

subyek hukum. Subyek hukum yang dibebani kewajiban harus melaksanakan kewajiban tersebut

sebagai perintah dari aturan hukum. Akibat dari tidak dilaksanakannya kewajiban maka akan

menimbulkan sanksi. Sanksi ini merupakan tindakan paksa dari aturan hukum supaya kewajiban
dapat dilaksanakan dengan baik oleh subyek hukum. Menurut Hans, subyek hukum yang dikenakan

sanksi tersebut dikatakan “bertanggung jawab” atau secara hukum bertanggung jawab atas

pelanggaran

Hans Kelsen, sebagaimana diterjemahkan oleh Somardi, 2007, General Theori Of Law and State, Teori
Umum Hukum dan Negara, Dasar-Dasar Ilmu Hukum Normatif Sebagai Ilmu Hukum Deskriptif
Empirik, BEE Media Indonesia, Jakarta, h. 81.

Anda mungkin juga menyukai