Anda di halaman 1dari 6

FAHOMBO

Lompat batu olahraga tradisional Suku Nias. Olahraga yang sebelumnya merupakan ritual
pendewasaan Suku Nias ini banyak dilakukan di Pulau Nias dan menjadi pertunjukan khas dari
daerah tersebut. Mereka harus melompati susunan bangunan batu setinggi 2 meter dengan
ketebalan 40 cm atau lebih.

Sebagai ritual, fahombo dianggap sangat serius dalam adat Nias. Anak lelaki akan melompati
batu tersebut untuk mendapat status kedewasaan mereka, dengan mengenakan busana pejuang
Nias, menandakan bahwa mereka telah siap bertempur dan memikul tanggung jawab laki-laki
dewasa.

Mereka akan terus melompati tali yang dijadikan pengganti dari batu dengan ketinggian yang
disesuaikan dengan umur dan kemampuan sang anak, dan akhir dari latihan tersebut sang anak
akan melompati batu yang sesungguhnya.
TARI KECAK
Kecak adalah dramatari seni khas Bali yang lebih utama menceritakan mengenai Ramayana dan
dimainkan terutama oleh laki-laki. Tak ada alat musik yang dimainkan pada saat tari
kecak berlangsung. Para penari akan mengeluarkan suara 'cak' sehingga membentuk musik
akapela. Seseorang yang bertindak sebagai pemimpin akan memberi tekanan nada tinggi atau
rendah, seseorang lainnya mengantarkan alur cerita. Tari Kecak juga dipercaya sebagai salah
satu ritual guna memanggil dewi yang dapat mengusir penyakit dan melindungi masyarakat dari
kekuatan jahat yang datang. Dewi yang umumnya dipanggil dalam ritual ini yaitu Dewi Suprabha
atau disebut juga Tilotama. Jumlah penari kecak terdiri dari puluhan, ratusan, bahkan ribuan
orang sehingga menghasilkan suara yang keras dan lantang. Umumnya memang dimainkan oleh
50 orang hingga 70 orang penari, tapi tidak menutup kemungkinan untuk bisa dilakukan oleh
ratusan hingga ribuan orang.
NGABEN
Ngaben adalah salah satu upacara yang dilakukan oleh umat hindu di Bali dan tergolong sebagai
upacara Pitra Yadnya. prosesi upacara pembakaran jenazah oleh masyarakat Hindu di Bali.
Tujuan dari upacara Ngaben yakni tak jauh dari 'pembersihan' amal seseorang yang meninggal
dunia. Setiap anggota keluarga wajib untuk mengantarkan mendiang dalam memasuki
kehidupan "berikutnya". Seperti jenis sistem kepercayaan lainnya, umat Hindu Bali percaya
bahwa tubuh terdiri dari spiritual dan fisik. Orang Bali percaya, ngaben dapat menyucikan roh
anggota keluarga yang sudah meninggal dunia menuju ke tempat peristirahatan terakhir.

Ngaben sendiri dianggap sebagai uapacara yang mahal karena banyaknya keperluan upacara
yang harus disiapkan, selain dari banyaknya keperluan yang diperlukan untuk pelaksanaan
upacara, ngaben juga terdiri dari banyak upacara yang sangat kompleks sehingga tidak heran
bahwa banyak orang mengatakan bahwa biaya yang
PENCAK SILAT
Pencak silat Indonesia sudah ada sejak abad ke-7, yang merupakan hasil
pengembangan dan keterampilan suku asli di Indonesia dalam berburu dan
perang dengan menggunakan alat perang seperti parang, perisai, dan
tombak yang tujuannya untuk membela diri dan mempertahankan
diri.Legenda Minangkabau,silat diciptakan oleh Datuk Suri Diraja dari
Pariangan Tanah Datar di Kaki Gunung merapi.
WAYANG KULIT
Wayang kulit adalah seni tradisional asli Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terutama
berkembang di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Dalam kepercayaan dan sastra Jawa, Wayang
kulit diciptakan oleh Sunan Kalijaga yang merupakan keturunan Bangsawan Ponorogo Arya
Wiraraja yang juga sebagai Wali Songo. Dalam perkembangannya, fungsi wayang sebagai media
untuk menghormati arwah nenek moyang juga mengalami perkembangan. Saat periode
HinduBuddha di Indonesia, cerita Ramayana dan Mahabarata berkembang pesat dengan
penambahan tokoh-tokoh dalam cerita tersebut yang berakulturasi dengan budaya masyarakat
setempat. Adapun keunikan atau karakter dari wayang kulit tersebut adalah sebagai
berikut: Terbuat dari bahan kulit yang elastis sehingga sang dalang dengan mudah
menggerakkan wayang kulit tersebut mengikuti alur cerita. Pembuatannya dengan mengukir
dengan seni ukir yang memiliki keindahan dan tingkat kerumitan tersendiri.
TRADISI
BAKAR BATU

Tradisi Bakar Batu merupakan salah satu tradisi penting di Papua Pegunungan yang


berupa ritual memasak bersama-sama warga satu kampung yang bertujuan untuk
bersyukur, kelulusan, bersilaturahmi (mengumpulkan sanak saudara dan kerabat,
menyambut kebahagiaan (kelahiran, perkawinan adat, penobatan kepala suku)),
atau untuk mengumpulkan prajurit untuk berperang. Tradisi Bakar Batu umumnya
dilakukan oleh suku pedalaman/pegunungan, seperti di Lembah Baliem, Lanny
Jaya, Nduga, PegununganTengah, PegununganBintang, Jayawijaya,Tolikara,Yahukimo

Anda mungkin juga menyukai