MAKALAH GIZI DAN PRODUKTIFITAS KELOMPOK XL
MAKALAH GIZI DAN PRODUKTIFITAS KELOMPOK XL
Oleh :
KELOMPOK XI A
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2020
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirant Allah STW, Tuhan Yang Maha Esa
karena atas limpahan rahmat, taufik dan hidayahnya sehingga kami sebgai penulis
dapat menyusun penulisan makalah ini dengan tepat waktu
Penulisan makalah ini betujuan untuk membantu mahasisawa khususnya
kami dalam memahami materi mata kuliah gizi dan produktivitas. Dalam
penulisan makalah ini banyak tantangan atau hambatan yang kami hadapi tetapi
karena bantuan semua pihak utamanya orang tua kami yang telah memberikan
kesempatan untuk menuntut ilmu sehingga masalah tersubut dapat terselesaiakan
dengan baik. Oleh karena itu, kami tak lupa mengucapkan terimah kasih yang
sebesar – besarnya kepada semua pihak yang membantu kami terutama orang tua
kami dan dosen pengajar mata kuliah yang telah memberikan bimbingan dalam
hal menulis makalah.
Penulisan makalah ini, kami menyadari masih banyak kekurangan dan
belum bisa memenuhi harapan semua pihak. Oleh karena itu, kami mengharapka
kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan penulisan makalah
berikutnya.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
diizinkan. Menurut Putri (2017), pada tahun 2011-2015, produk makanan
yang tidak memenuhi syarat mengalami peningkatan sekitar 35 persen.
Kemudian, pada tahun 2013-2015, laporan mengenai keracunan makanan
yang serius meningkat dari 48 menjadi 61 kasus di 34 provinsi. Oleh karena
itu, untuk mengurangi kontaminasi pada proses produksi di suatu industri,
hal tersebut harus diperhatikan dengan baik, yaitu dengan menerapkan GMP
(good manufacturing practices) dan HACCP (hazard analysis and critical
control point) sehingga kasus keracunan makanan dapat dikurangi.
Sekitar 70 % kasus diare yang terjadi di negara-negara berkembang
diakibatkan oleh makanan yang merupakan ancaman serius terhadap anak-
anak balita juga terhadap orang dewasa. Penyakit bawaan makanan atau
keracunann makana yang ditimbulkan akibat adanya kontaminasi makanan
dan minuman oleh mikroba perlu mendapat perhatian secara seksama,
karena penderita kasus ini dapat mengalami gangguan pencernaan dan
gangguan penyarapan zat-zat gizi, dan yang lebih memprihatinkan lagi
kadang-kadang berakhir dengan kematian. (WHO. 1991).
Masalah keamanan pangan yang masih banyak ditemukan di Indonesia
adalah beredarnya produk-produk pangan yang tidak memenuhi persyaratan
kesehatan, baik dari segi cemaran (kontaminan) biologis maupun kimia
seperti pestisida dan logam berat, maupun dari penggunaan bahan tambahan
pangan yang dilarang atau melebihi batas. Masalah lainnya adalah sering
terjadinya keracunan yang bersumber dari makanan, yang sebagian besar
mungkin belum dilaporkan secara resmi dan belum diidentifikasi
penyebabnya. (WHO. 2002)
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah
sebagai berikut :
2
d. Bagaimanakah upaya pengendalian keamanan pangan di lingkungan
kerja ?
e. Bagaimana hubungan keamanan pangan dengan gizi kesehatan
masyarakat?
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
2.2 Faktor yang Mempengaruhi Keamanan Pangan
Menurut Anwar (2004), pangan yang tidak aman dapat menyebabkan
penyakit yang disebut dengan foodborne diseases yaitu gejala penyakit yang
timbul akibat mengkonsumsi pangan yang mengandung bahan/senyawa
beracun atau organisme patogen. Penyakit-penyakit yang ditimbulkan oleh
pangan dapat digolongkan ke dalam dua kelompok utama, yaitu infeksi dan
intoksikasi. Istilah infeksi digunakan bila setelah mengkonsumsi pangan
atau minuman yang mengandung bakteri patogen, timbul gejala-gejala
penyakit. Intoksikasi adalah keracunan yang disebabkan karena
mengkonsumsi pangan yang mengandung senyawa beracun. Beberapa
faktor yang menyebabkan makanan menjadi tidak aman adalah :
1. Kontaminasi.
Kontaminasi adalah masuknya zat asing ke dalam makanan yang tidak
dikehendaki atau diinginkan. Kontaminasi dikelompokkan ke dalam
empat macam, yaitu :
a. Kontaminasi mikroba seperti bakteri, jamur, cendawan.
b. Kontaminasi fisik seperti rambut, debu, tanah, serangga dan kotoran
lainnya.
c. Kontaminasi kimia seperti pupuk, pestisida, merkuri, arsen, cyianida
dan sebagainya.
d. Kontaminasi radioaktif seperti radiasi, sinar alfa, sinar gamma, radio
aktif, sinar cosmis dan sebagainya.
Terjadinya kontaminasi dapat dibagi dalam tiga
cara, yaitu :
a. Kontaminasi langsung (direct contamination) yaitu adanya bahan
pencemar yang masuk ke dalam makanan secara langsung karena
ketidaktahuan atau kelalaian baik disengaja maupun tidak disengaja.
Contoh, potongan rambut masuk ke dalam nasi, penggunaan zat
pewarna kain dan sebagainya.
b. Kontaminasi silang (cross contamination) yaitu kontaminasi yang
terjadi secara tidaklangsung sebagai akibat ketidaktahuan dalam
5
pengolahan makanan. Contohnya, makanan mentah bersentuhan
dengan makanan masak, makanan bersentuhan dengan pakaian atau
peralatan kotor, misalnya piring, mangkok, pisau atau talenan.
c. Kontaminasi ulang (recontamination) yaitu kontaminasi yang terjadi
terhadap makanan yang telah dimasak sempurna. Contoh, nasi yang
tercemar dengan debu atau lalat karena tidak ditutup.
2. Keracunan
Keracunan adalah timbulnya gejala klinis suatu penyakit atau gangguan
kesehatan lainnya akibat mengkonsumsi makanan yang tidakhygienis.
Makanan yang menjadi penyebabkeracunan umumnya telah tercemar
oleh unsurunsur fisika, mikroba atau kimia dalam dosisyang
membahayakan. Kondisi tersebudikarenakan pengelolaan makanan yang
tidak memenuhi persyaratan kesehatan dan atau tidakmemperhatikan
kaidah-kaidah hygiene dansanitasi makanan. Keracunan dapat terjadi
karena :
a. Bahan makanan alami, yaitu makanan yang secara alami telah
mengandung racun sepertjamur beracun, ikan, buntel, ketela
hijau,umbi gadung atau umbi racun lainnya.
b. Infeksi mikroba, yaitu bakteri pada makanan yang masuk ke dalam
tubuh dalam jumlah besar (infektif) dan menimbulkan penyakiseperti
cholera, diare, disentri.
c. Racun/toksin, mikroba yaitu racun atautoksin yang dihasilkan oleh
mikroba dalammakanan yang masuk ke dalam tubuh dalamjumlah
membahayakan (lethal dose).
d. Zat kimia, yaitu bahan berbahaya dalam makanan yang masuk ke
dalam tubuh dalam jumlah membahayakan.
e. Alergi, yaitu bahan allergen di dalam makanan yang dapat
menimbulkan reaksi sensitif kepada orang-orang yang rentan.6
6
2.3 Penjaminan Mutu dan Keamanan Pangan di Lingkungan Kerja
Makanan mempunyai rute perjalanan makanan yang sangat panjang
yang dapat dibagi dalam dua rangkaian, yaitu :
a. Good Practices
7
Sanitasi makanan merupakan salah satu upaya pencegahan yang
menitikberatkan pada kegiatan dan tindakan yang perlu untuk
membebaskan makanan dan minuman dari segala bahaya yang dapat
mengganggu atau merusak kesehatan mulai dari sebelum makanan
diproduksi, selama proses pengolahan, penyiapan, pengangkutan,
penjualan sampai pada saat makanan dan minuman tersebut siap untuk
dikonsumsi konsumen. (Departemen Kesehatan RI. 2005).
8
tradisional, komposisi zat gizi yang terkandung, bahan pengawet yang digunakan,
informasi kehalalan, dan nama perusahaan atau industri rumah tangga yang
memproduksi. Langkah ini merupakan jaminan mutu kepada konsumen tentang
produk yang akan kita pasarkan.
9
Sanitasi makanan adalah salah satu usaha pencegahan yang menitik
beratkan kegiatan dan tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan dari
segala bahaya yang dapat mengganggu atau merusak kesehatan, mulai dari
sebelum makanan diproduksi, selama dalam proses pengolahan, penyimpanan,
pengangkutan, sampai pada saat dimana makanan tersebut siap untuk
dikonsumsikan kepada masyarakat atau konsumen. Sanitasi makanan ini
bertujuan untuk menjamin keamanan dan kemurnian makanan, mencegah
konsumen dari penyakit, mencegah penjualan makanan yang akan merugikan
pembeli, mengurangi kerusakan makanan
2. Higiene Makanan
Makanan adalah bahan selain obat yang mengandung zat-zat gizi dan
higienis serta berguna bila dimasukan ke dalam tubuh, dan makanan jadi adalah
makanan yang telah diolah dan atau langsung disajikan/dikonsumsi.Usaha untuk
meminimalisasi dan menghasilkan kualitas makanan yang memenuhi standar
kesehatan, dilakukan dengan menerapkan prinsip-prinsip sanitasi. Secara lebih
terinci sanitasi meliputi pengawasan mutu bahan makanan mentah,
penyimpananbahan, suplai air yang baik, pencegahan kontaminasi makanan dari
lingkungan, peralatan, dan pekerja, pada semua tahap proses.
Ada lima langkah berikut ini harus dilakukan dalam upaya pemeliharaan
sanitasi makanan:
10
✓ Pertama adalah penggunaan alat pengambil makanan. Sentuhan tangan
merupakan penyebab yang paling umum terjadinya pencemaran makanan.
Mikroorganisme yang melekat pada tangan akan berpindah ke dalam
makanan dan akan berkembang biak dalam makanan, terutama dalam
makanan jadi.
✓ Kedua adalah penjagaan makanan dari kemungkinan pencemaran.
Makanan atau bahan makanan harus disimpan di tempat yang tertutup dan
terbungkus dengan baik sehingga tidak memungkinkan terkena debu.
✓ Ketiga, penyediaan lemari es. Banyak bahan makanan dan makanan jadi
yang harus disimpan dalam lemari es agar tidak menjadi rusak atau busuk.
✓ Keempat, pemanasan makanan yang harus dimakan dalam keadaan panas.
Jika makanan menjadi dingin mikroorganisme akan tumbuh dan
berkembang biak dengan cepat.
✓ Kelima, jangan menyimpan makanan tidak terlalu lama. Jarak waktu
penyimpanan makanan selama 3 atau 4 jam sudah cukup bagi berbagai
bakteri untuk berkembang
Jenis pangan yang baik harus mempunyai ketahanan pangan dan keamanan
pangan yang baik. Ketahanan pangan (food security) ini harus mencakup
aksesibilitas, ketersediaan, keamanan dan kesinambungan. Aksesibilitas di sini
artinya setiap rumah tangga mampu memenuhi kecukupan pangan keluarga
dengan gizi yang sehat. Ketersediaan pangan adalah rata-rata pangan dalam
jumlah yang memenuhi kebutuhan konsumsi di tingkat wilayah dan rumah
11
tangga. Sedangkan keamanan pangan (food safety) dititikberatkan pada kualitas
pangan yang memenuhi kebutuhan gizi.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
13
prinsip-prinsip cara pengolahan makanan yang baik yang dapat
dilakukan dengan cara-cara sederhana secara mikro ataupun melibatkan
peran swasta dan pemerintah secara makro.
5. Hubungan antara keamanan pangan dengan gizi kesmas ialah semakin
tinggi tingkat keamanan suatu pangan maka kandungan gizi atau nutrisi
yang ada dalam pangan tersebut akan semakin terjaga kualitas serta
kuantitasnya dengan baik sehingga masyarakat yang mengkonsumsinya
dapat memperoleh manfaat dari zat gizi dalam pangan tersebut yang
tentunya akan meningkatkan status gizi dan kesehatan masyarakat.
3.2 Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
15
16