Anda di halaman 1dari 4

PEMANTULAN CAHAYA

Pengertian Pemantulan Cahaya


Pemantulan cahaya adalah proses pemancaran kembali cahaya yang sebelumnya
mengenai permukaan benda mengilap. Setiap benda yang ada di muka bumi dan
alam semesta ini bersifat memantulkan cahaya.
Kejadian pemantulan cahaya inilah yang menyebabkan benda yang ada di sekitar
dapat terlihat. Setiap permukaan benda akan memantulkan cahaya dengan
panjang gelombang tertentu.
Perbedaan panjang gelombang cahaya yang dipantulkan oleh benda tersebut
membuat setiap benda memiliki warna yang berbeda-beda. Meskipun setiap
benda itu dapat memantulkan cahaya, namun hanya beberapa benda saja yang
bisa memantulkan cahaya secara sempurna.
Hukum Pemantulan Cahaya
Saat melakukan uji coba pemantulan cahaya di sebuah bidang yang datar, maka
akan didapai bahwa pada bidang yang sama tersebut terdapat garis normal, sinar
pantul dan sinar datang. Bahkan apabila dilakukan percobaan pada sudut yang
berbeda, maka sifat yang diperoleh pun akan tetap sama.
Berdasarkan percobaan tersebut didapatkan dua hukum pemantulan cahaya
sebagai berikut:
 Sinar datang, garis normal dan sinar pantul terletak di satu bidang datar yang
sama
 Besar sudut datang sama dengan besar sudut pantul

Gambar 1. Skema Pemantulan Cahaya


Ketika sudut datang cahaya berbeda, maka sudut sinar pantul yang terbentuk
pun akan berubah mengikuti sudut sinar datang.
Macam-Macam Pemantulan Cahaya
Secara umum, karakteristik pemantulan cahaya dibagi menjadi dua macam yakni
pemantulan teratur dan pemantulan baur. Karakteristik permukaan benda
berpengaruh terhadap jenis pemantulan cahaya yang terbentuk.
1. Pemantulan Teratur

Gambar 2. Pemantulan Teratur


Pemantulan teratur adalah pemantulan yang terjadi ketika berkas cahaya
mengenai suatu bidang hingga membuat sinar datang sejajar dengan sinar
pantul.
Pemantulan teratur terjadi ketika cahaya mengenai permukaan yang rata dan
bening sehingga permukaan tersebut langsung memantulkan cahaya dengan
arah yang sejajar dengan arah datang. Pemantulan teratur memungkinkan
bayangan pada benda pemantul tersebut terlihat jelas.
Contoh benda yang dapat memberikan efek pemantulan teratur
adalah cermin karena sifatnya yang rata dan bening.
2. Pemantulan Baur
Pemantulan baur adalah pemantulan berkas cahaya dengan arah sinar pantul
yang tidak sejajar dengan arah sinar pantul. Arah sinar pantul yang terbentuk
oleh sinar datang ini tidak terarah sehingga disebut pemantulan baur.

Gambar 3. Pemantulan Baur


Pemantulan baur terjadi ketika suatu berkas cahaya mengenai bidang
pemantulan yang tidak datar. Karena bidang pemantulannya kasar atau tidak
datar, maka cahaya akan terpantul kemana-mana. Meskipun hasil pemantulannya
tidak teratur, namun konsep pemantulan pada pemantulan baur tetap berlaku.
Rumus Pemantulan Cahaya
1. Rumus Jumlah Bayangan
Cermin memiliki karakteristik memantulkan cahaya secara teratur karena
permukaannya yang bening dan rata. Sinar datang yang mengenai cermin datar
akan dipantulkan kembali.
Ketika dua buah cermin datar diletakkan berdekatan dan membentuk sudut
tertentu bernilai α maka cermin tersebut akan membentuk bayangan dengan
jumlah tertentu.
n = (360⁰/α) – 1
Keterangan:
n = banyaknya bayangan yang dibentuk
α = sudut antara dua cermin
2. Rumus Pemantulan Cahaya
Untuk menghitung besar sudut datang atau sudut pantul dari pemantulan cahaya
bisa dilakukan dengan menggunakan rumus di bawah ini:
Ɵi = Ɵr
Keterangan:
Ɵi = sudut datang (Derajat)
Ɵr = sudut pantul (Derajat)
Mengenal Indeks Bias
Cahaya yang merupakan gelombang elektromagnetik tidak hanya mengalami
fenomena pemantulan cahaya saja namun juga mengalami peristiwa pembiasan
cahaya. Pembiasan cahaya merupakan fenomena peristiwa pembelokan arah
rambat cahaya saat memasuki medium satu ke medium yang lain.
Pembelokan arah rambat cahaya ini disebabkan oleh perbedaan kerapatan optik
medium antara satu medium dengan medium yang lain. Besar pergeseran atau
pembelokan arah rambat cahaya (refraksi) dipengaruhi oleh kerapatan optik
medium tersebut.
Kerapatan optik sendiri adalah karakteristik dari medium tembus cahaya atau zat
optik dalam melewatkan cahaya. Ketika cahaya masuk dari zat optik yang kurang
rapat ke zat optik yang lebih rapat misal udara ke air maka cahaya dibiaskan
mendekati garis normal.
Sementara apabila cahaya masuk dari medium dengan kerapatan optik rapat ke
kerapatan optik kurang rapat seperti kaca ke udara, maka cahaya dibiaskan
menjauhi garis normal. Garis normal sendiri merupakan garis yang tegak lurus di
bidang batas medium.
Untuk menentukan seberapa besar bahan dapat membiaskan cahaya, dapat
dilihat dari indeks biasnya. Indeks bias sendiri
adalah perbandingan kelajuan cahaya di udara dengan kelajuan cahaya di dalam
bahan tersebut. Kelajuan cahaya di udara sendiri jauh lebih besar dibandingkan
kelajuan cahaya di benda lain.
1. Rumus Indek Bias Mutlak
Sehingga indeks bias cahaya di benda selain udara lebih besar dari 1. Ketika
indeks bias semakin besar, maka besar cahaya yang dibelokkan semakin besar.
Untuk menghitung indeks bias mutlak suatu medium bisa menggunakan
persamaan berikut:
n = c/v
Keterangan:
c = cepat rambat cahaya yang ada di ruang hampa udara (3 x 10⁸ m/s)
v = cepat rambat cahaya yang melewati medium
n = indeks bias mutlak melalui medium zat tertentu
2. Rumus Indek Bias
Indeks bias adalah perbandingan sinus sudut bias dengan sinus sudut datang
pada dua medium yang berbeda bernilai tetap. Untuk menghitung indeks bias
dan hubungannya dengan sudut datang sinar atau sudut bias sinar sebagai
berikut:
n1 sin Ɵi = n2 sin Ɵr

Keterangan:
n1 = indeks bias medium kesatu
n2 = indeks bias medium kedua
Ɵi = sudut datang sinar
Ɵr = sudut bias sinar
Contoh Soal Pemantulan Cahaya
 Contoh 1
Seberkas sinar datang menuju cermin kemudian dipantulkan kembali oleh
cermin. Apabila sudut antara sinar datang dan juga cermin membentuk sudut
sebesar 30⁰. Tentukan berapa sudut datangnya.
Pembahasan
Diketahui:
Untuk menentukan besar sudut datang cukup mengukur sudut yang dibentuk
oleh sudut datang serta garis normal yang tegak lurus dengan cermin.
Sudut datang = 90⁰ – 30⁰ = 60⁰
Sehingga besar sudut datang yang terbentuk adalah 60⁰
 Contoh 2
Dua buah cermin diatur sedemikian rupa sehingga membentuk sudut sebesar
30⁰. Tentukan jumlah bayangan yang dapat dibentuk apabila di antara dua
cermin tersebut kemudian diletakkan sebuah benda.
Pembahasan
Diketahui:
α = 30⁰
Ditanyakan:
Jumlah bayangan yang dapat dibentuk (n)
Jawab:
n = (360⁰/α) – 1
n = (360⁰/30⁰) – 1
n = 12 – 1 = 11
Sehingga ada 11 bayangan yang terbentuk
Karakteristik pemantulan cahaya dipengaruhi oleh permukaan benda yang
memantulkan cahaya tersebut. Proses pemantulan cahaya terjadi dengan sudut
pantul cahaya sama dengan sudut datang cahaya diukur dari garis normalnya.

Anda mungkin juga menyukai