Anda di halaman 1dari 13

PRAKTIKUM

IDENTIFIKASI SULFONAMID

Nama : Yusril Maizal

Nim : 21802044

Kelompok :2

Tingkat/Lokal : II / B

LABORATORIUM KIMIA FARMASI


AKADEMI FARMASI KALTARA TARAKAN
TAHUN 2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Analisis farmasi merupakan proses mengenal sifat-sifat kimia fisika
bahan obat disebut atau dengan identifikasi atau sering juga disebut analisa.
Analisis farmasi disebut sebagai teknik analisis obat adalah suatu kegiatan
yang diperlukan untuk melakukan pengujian kualitas bahan obat maupun obat
jadi. Analisis yang dimaksud adalah analisis yang mencangkup dua konsep
yaitu analisis kualitatif dan analisis kuantitatif.
Analisis kualitatif merupakan identifikasi bahan baku obat dan analisis
kuantitatif merupakan penetapak kadar bahan baku obat maupun sediaan obat
dengan kandungan zat aktif tunggal. Metode analisis obat yang diuraikan
merupakan metode konvensional yang dapat dilakukan di laboratorium
sederhana dengan alat-alat yang sederhana pula. Analisis kualitatif merupakan
analisis untuk melakukan identifikasi elemen, spesies, dan/atau senyawa-
senyawa yang ada di dalam sampel. Analisis kualitatif berkaitan dengan cara
untuk mengetahui ada atau tidaknya suatu analit yang dituju dalam suatu
sampel.
Sulfonamida merupakan golongan antibiotik yang digunakan sebagai
pengobatan infeksi saluran kemih. Golongan dari masing-masing obat
sulfonamid pun berbeda-beda baik dari gugus fungsinya maupun kadar dari
senyawa golongan sulfonamid itu sendiri. Salah satu golongan obat
sulfonamida yang dapat dilakukan sebagai sampel untuk analisis kualitatif .
Berdasarkan hal tersebut maka dalam percobaan ini kita melakukan percobaan
uji kualitatif dan kuantitatif golongan sulfonamida yang dilakukan di
Laboratorium Akademi Farmasi Kaltara Tarakan

B. Tujuan
Adapun tujuan dari percobaan analisi karbohidrat yaitu:
- mengidentifikasi sampel Sulfonamida dengan serangkaian uji kimiawi
karbohidrat sebagai dasar analisis kualitatif.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori dasar
Sulfonamida adalah kemoterapeutik yang pertama digunakan
secarasistematik untuk pengobatan dan pencegahan penyakit infeksi
padamanusia. Pertengahan tahun 1970 penemuan kegunaan sediaan
kombinasitrimetoprim dan sulfametoksazol meningktakan kembali
penggunaansulfonamide untuk pengobatan penyakit infeksi tertentu.
Sulfonamidamerupakan kelompok zat antibakteri dengan rumus dasar yang
samayaituH2 N-C6H4 SO2 NHR dan R. 
Pada prinsipnya senyawa ini dapat digunakanterhadap berbagai infeksi.
Sulfonamida bersifat amfoter artinya dapat membentuk garam dengan asam
maupun dengan basa. Daya larutnya dalamair sangat kecil, garam alkalinya
lebih baik, walaupun larutan ini tidak stabilkarena mudah terurai (Tjay, 2008)
Analisis kualitatif merupakan identifikasi bahan baku obat. Analisis kualitatif
berkaitan dengan cara untuk mengetahui ada atau tidaknya suatu analit yang
dituju dalam suatu sampel. Analisis kualitatif pada golongan sulfonamid erupa
uji korek api, uji reaksi vanillin dan uji kristal hijau Schweitzer. Uji reaksi
korek api didasarkan dengan adanya larutan asam klorida dengan batang korek
api. Analisis Pemeriksaan senyawa sulfonamida dilakukan dengan menguji
larutan zat dalam asam klorida dengan batang korek api. Keberadaan senyawa
sulfonamida dalam asam klorida akan mengubah batang korek api menjadi
berwarna jingga (Cartika, Harpolia, 2016). Uji reaksi vanillin merupakan
aktivitas yang berkaitan dengan adanya asam sulfat pekat dengan senyawa
yang akan diuji. Prinsip atau cara dalam perlakuan dalam uji reaksi vanillin
yaitu dilakukan dengan memasukkan H2SO4 ke dalam tabung reaksi dan
ditambahkan serbuk cotrimoxazole dan serbuk vanillin H2SO4 tersebut yang
selanjutnya dipanaskan di atas pembakar bunsen. Uji reaksi vanillin dikatakan
positif memiliki sulfonamida jika terbentuk perubahan warna menjadi merah
bata (Tim Asisten, 2014). Uji reaksi kristal hijau Scheitzer yaitu suatu metode
analisa kualitatif dengan memastikan warna hijau pada analit yang akan diuji.
Analisis sulfonamida menggunakan reaksi kristal hijau Schweitzer yaitu
serbuk sulfonamida reaksikan dengan CuSO4 dan NH4OH ke dalam 1 tabung
reaksi yang ditandai dengan adanya bentuk kristal berwarna hijau (Tim
Asisten, 2014).

B. Uraian Pereaksi
- Uji korek api
Menggunakan batang korek api dan HCl

- Uji vanilin
Menggunakan asam sulfat pekat dan serbuk vanilin

- Uji kristal hijau


Menggunakan tembaga sulfat dan amonium hidroksida

C. Uraian Bahan
a. Amonia ( Dirjen POM, FI III, 1979 : 86 )

Nama resmi : Ammonia

Nama lain : Amonia

RM/BM : NH4OH

Pemerian : Cairan jernih; tidak berwarna; bau khas, menusuk


kuat.

Kelarutan : Mudah larut dalam air.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

b. Asam klorida (Dirjen POM, 1979)


Nama Resmi : Acidum Hydrochloridum

Nama Lain : Asam klorida

Rumus Molekul : HCl

Berat Molekul : 36,46


Pemerian : Cairan tidak berwarna; berasap; bau merangsang
;jika diencerkan dengan 2 bagian air, asap dan bau
akan hilang.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

Kegunaan : Untuk mengikat nitrit B.

c. Asam sulfat (Dirjen POM, 1979)


Nama Resmi : Acidum Sulfuricum

Nama Lain : Asam sulfat

Rumus Molekul : H2SO4

Berat Molekul : 98,07

Pemerian : Cairan jernih, seperti minyak, tidak berwarna, bau


sangat tajam dan korosi
Kelarutan : Bercampur dengan air dan dengan etanol, dengan
menimbulkan panas
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai pereaksi

d. Tembaga (II) sulfat (Dirjen POM, 1979)


Nama Resmi : Cupri Sulfat

Nama Lain : Tembaga (II) sulfat

Rumus Kimia : CuSO4

Berat Molekul : 159,60


Pemerian : Serbuk keabuan

Kelarutan : Larut perlahan-lahan dalam air

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Zat adatif

e. Vanillin (Dirjen POM, 1979)


Nama Resmi : Vanillinum

Nama Lain : Vanillin; 4-Hidroksi-3 metoksibenzaldehida (121-


33-5)

Rumus Molekul : C8H8O3

Berat Molekul : 152,5

Pemerian : Hablur halus berbentuk jarum, putih hingga agak


kuning rasa dan bau khas, dipengaruhi cahaya,
larutan bereaksi asam terhadap lakmus

Kelarutan : Suklarut dalam air, mudah larut dalam etanol


kloroform, Dalam eter dan
dalam larutan alkali hidroksida tertentu, larut dalam
gliserin dan dalam air panas

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

Kegunaan : Sebagai pereaksi

BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat Praktikum


Praktikum KIMIA FARMASI 1 dengan judul mencari alkaloid pada
sampel dilaksanakan pada :
Hari/tanggal : Selasa, 19 November 2019
Waktu : 08.30 – 12.00
Tempat : Laboratorium Kimia

B. Alat dan Bahan


 Alat
a. Tabung reaksi
b. Rak tabung
c. Pipet tetes
d. Capor
e. Gelas kimia
f. Kaca objek
g. Gegep
h. Bunsen
i. Timbangan

 Bahan
a. Amonia
b. Tembaga sulfat
c. Asam sulfat
d. Natrium klorida
e. Sampel Trisulva
f. Sampel furosemid
g. vasodilator

C. Prosedur Praktikum
1. Uji reaksi korek api
 Disiapkan alat dan bahan yang digunakan
 Masing masing sampel di campur dengan HCl dalam gelas kimia
 Diambil batang korek api
 Dicelupkan ke dalam campuran HCl dan sampel
 Dilihat perubahan yang terjadi (diamati jika terbentuk warna merah /
jingga maka positif mengandung sulfonamid)
2. Reaksi vanilin
 Disiapkan alat dan bahan yang digunakan
 Letakkan satu tetes asam sulfat diatas kaca objek
 Ditambahkan sampel dan serbuk vanilin kedalam asam sulfat pekat
 Dipanaskan perlahan-lahan menggunakan api bunsen
 Diamati perubahan warna yang terjadi (dilihat jika terbentuk warna
merah bata, maka positif sulfonamida)
3. Reaksi kristal dengan schweitzer
 Disiapkan alat dan bahan yang digunakan
 Dimasukkan serbuk sulfonamida ke dalam tabung reaksi
 Ditambahkan campuran CuSO4 dan NH4OH dalam tabung reaksi
yang berisi serbuk sulfonamida
 Diamati perubahan yang terjadi (dilihat jika terbentuk kristal hijau
toska maka positif sulfonamida) 3

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Sampel Uji Korek Vanilin Kristal kesimpulan
Api Hijau
1 Negatif Negatif Negatif Negatif
2 Positif Positif Negatif Positif
3 Positif Negatif Negatif Negatif

B. Pembahasan
Pada percobaan ini dilakukan analisis terhadap unsure C,H,O,N,S
dalam suatu senyawa obat dengan menggunakan beberapa reaktan yang
dapat menunjukan hasil reaksi yang nampak jelas. Jenis analisis yang
digunakan yaitu analisis kualitatif. Dan bahan obat yang digunakan yaitu
turunan sulfonamide dan nonsulfonamid. Turunan sulfonamide yaitu tri
sulfa yang terdiri atas sulfadiazin, sulfamerazin, dan sulfametazin dan
furosemid. Bahan obat yang diteliti pertama yaitu sampel 1 golongan obat
yang bukan sulfonamid, pada reaksi korek api, kristal hijau dan vanilin
semuanya menghasilkan nilai yang negatif hal ini memang terbukti karena
sampel ini adalah nonsulfonamid sesuai dengan literatur.
Bahan obat yang akan diteliti selanjutnya yaitu golongan trisulfa.
Percobaan pertama Uji reaksi batang korek api yaitu dengan menyiapkan
alat dan bahan yang selanjutnya mengambil batang korek api yang
dicelupkan ke dalam campuran HCl pekat dengan sampel pada gelas
kimia, Dalam perubahan yang terjadi terbentuk warna jingga. Pemeriksaan
senyawa sulfonamida dilakukan dengan menguji larutan zat dalam asam
klorida dengan batang korek api. Keberadaan senyawa sulfonamida dalam
asam klorida akan mengubah batang korek api menjadi berwarna jingga.
Ini uji pendahuluan pendukung dalam pemeriksaan golongan sulfonamida
adalah hasil uji unsur positif mengandung unsur N sebagai amin aromatis
primer dan S, serta rasa agak pahit.
Uji reaksi vanili dengan memasukkan H2SO4 ke dalam tabung
reaksi dan menambahkan serbuk vanili kemudian dikocok dan setelah
dikocok ditambahkan serbuk sulfonamid, dan terdapat perubahan warna
menjadi merah bata. Uji reaksi kristal hijau dengan Schweitzer yaitu
dengan memasukkan sampel pada tabung reaksi kemudian menambahkan
larutan CuSO4 dan NH4OH pada tabung tersebut dan dihomogenkan
setelah dihomogenkan tidak terjadi perubahan warna menjadi berwarna
hijau toska.
Sampel ketiga yaitu furosemid pada reaksi korek api menghasilkan
nilai yang positif namun pada uji reaksi vanilin dan kristal hijau
menghasilkan nilai yang negatif padahal sampel yang kami gunakan
adalah turunan senyawa sulfonamid jadi seharusmya semua
ujimenghasilkan nilai yang positif.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hasil percobaan yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa metode yang
dilakukan dalam analisa kualitatif positif golongan sulfonamid yaitu dengan
menggunakan uji reaksi korek api, uji reaksi vanili dan uji reaksi kristal hijau
Schweitzer. Pada sampel satu negatif bukan sulfonamid , sampel 2 postif
turunan sulfonamid dan sampel 3 pada percobaan yang kami lakukan negatif
sulfonamid

B. Saran
Dalam melakukan uji kualitatif sebaiknya diperhatikan alat-alat maupun
bahan yang digunakan, Dikarenakan dapat mempengaruhi hasil akhir atau
hasil yang tidak diinginkan.

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai