1 PB
1 PB
JURNAL GEOGRAFI
https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/JG
Emy Puspita Yuendini*1, Isfi Nurafifa Rachmi2, Novanda Nurul Aini Puspitasari3, Rika Harini4,
Muhammad Arif Fahrudin Alfana5
Departemen Geografi Lingkungan, Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia
1,2,3,4
PENDAHULUAN
Setiap provinsi di Indonesia memiliki karak-
teristik antar wilayah yang berbeda dengan sumber-
daya serta potensinya masing-masing. Salah satu
provinsi di Indonesia yang memiliki sumberdaya
cukup berlimpah yaitu Provinsi Bali. Bali adalah
salah satu pulau di Indonesia yang memiliki daya
tarik tersendiri dengan keindahan alam dan segala
wisata budaya yang dimiliki (Suartana, 2018). Me-
nurut Arismayanti (2017), daya tarik inilah yang
menyebabkan sektor pariwisata diharapkan sebagai
sektor andalan untuk mencapai pertumbuhan eko-
nomi yang optimal. Arsana, Susilawati, & Jayane-
gara (2013) menjelaskan bahwa Pulau Bali selain Gambar 1. Peta Administrasi Provinsi Bali
terkenal dari sektor pariwisata juga terkenal pada
sektor pertaniannya, contohnya sistem subak yang Beberapa metode yang digunakan dalam
telah menjadi warisan budaya dunia. menganalisis potensi sektor ekonomi adalah seba-
Pembangunan ekonomi erat kaitannya den- gai berikut.
gan teori basis ekonomi (economic base theory). Teori
Analisis Location Quotient (LQ)
ini menyatakan bahwa faktor penentu utama per-
tumbuhan ekonomi suatu daerah berhubungan Metode LQ digunakan untuk mengidenti-
langsung dengan permintaan terhadap barang dan fikasi potensi internal yang dimiliki suatu daerah
jasa dari luar daerah atau besarnya peningkatan yaitu sektor-sektor mana yang merupakan sektor
ekspor dari wilayah tersebut (Muta’ali, 2015). Teo- basis dan sektor non basis dengan menyajikan per-
ri ini digunakan untuk mengidentifikasi sektor- sek- bandingan relatif antara kemampuan satu sektor
tor pembangunan yang termasuk sektor basis atau antara daerah yang diselidiki dengan kemampu-
non basis pada suatu daerah. Glasson (1997) da- an sektor yang sama pada daerah yang lebih luas
lam Muta’ali (2015) menjelaskan bahwa semakin (Kartikaningdyah, 2013). Perhitungan nilai LQ ada-
banyak sektor basis dalam suatu wilayah akan me- lah sebagai berikut.
nambah arus pendapatan ke wilayah tersebut, LQij = .......(1)
sehingga menambah permintaan terhadap barang
dan jasa dan menimbulkan kenaikan volume sektor dengan keterangan :
nonbasis. LQij = Indeks/koefisien Location Quotient sektor
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk men- i di kabupaten j, Xij = PDRB sektor i di kabupa-
gidentifikasi dan menganalisis potensi sektor perta- ten/kota j, Xi = PDRB sektor i di Provinsi (acuan),
nian, perkebunan, dan kehutanan dan sektor pari- RVj = Total PDRB di kabupaten/kota j,RV = Total
wisata pada sub sektor penyediaan akomodasi dan PDRB Provinsi.
makan minum di Provinsi Bali dengan metode Lo-
cation Quotient (LQ), analisis Shift- Share(SS), Indeks Analisis Shift-Share(SS)
Spesialisasi Regional dan Tipologi Klassen guna Analisis shift-share merupakan metode yang
menentukan perencanaan dan pengembangan sek- digunakan untuk melihat perkembangan dari sek-
tor pertanian dan pariwisata di Provinsi Bali. tor perekonomian suatu wilayah terhadap perkem-
bangan ekonomi yang lain dan perkembangan
METODE PENELITIAN sektor perekonomian jika dibandingkan secara
Data yang digunakan dalam penelitian ini relatif dengan sektor lain. Metode perhitungan SS
yaitu data total PDRB atas dasar harga konstan beranggapan bahwa pertumbuhan ekonomi atau
2010 pada sektor pertanian, perkebunan, dan ke- nilai tambah suatu daerah (Dij) dipengaruhi oleh
hutanan serta sektor penyediaan akomodasi dan tiga komponen utama yaitu regional share (Nij),
makan minum menurut kabupaten/kota di Pro- pertumbuhan sektoral (proportional shift), dan per-
vinsi Bali pada tahun 2015-2017. Jenis penelitian tumbuhan daya saing wilayah (differential shift). Per-
yang akan digunakan berupa analisis secara kuan- hitungan analisis shift share adalah sebagai berikut.
titatif dan kualitatif deskriptif. Lokasi penelitian
dapat dilihat pada Gambar 1. Dij = Nij+Mij+Cij ..................... (2)
Nij = Eij x rn ............................. (3)
130 Emy Puspita Yuendini dkk, Analisis Potensi Ekonomi Sektor Pertanian dan Sektor Pariwisata di Provinsi Bali
Mij = Eij(rin – rn) ....................... (4) kapita kabupaten/kota i, Y = PDRB per kapita
Cij = Eij(rij – rin) ....................... (5) provinsi.
keterangan:
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dij = perubahan PDRB sektor/subsektor i di
wilayah amatan(kabupaten) Penilaian dilakukan pada dua sektor yang
Nij = perubahanPDRB sektor/subsektor i di dianggap menjadi sektor yang paling berpengaruh
wilayah amatan (kabupaten) disebabkan terhadap perekonomian di Provinsi Bali. Sektor
oleh pengaruh pertumbuhan ekonomi di yang dimaksud yaitu sektor pertanian, perkebu-
wilayah acuan (provinsi/nasional) nan, dan kehutanan serta sektor pariwisata pada
Mij = perubahan PDRB sektor/subsektor i di sub sektor penyediaan akomodasi dan makan mi-
wilayah amatan (kabupaten) disebab- num. Hasil perhitungan dan analisis disajikan da-
kan oleh pengaruh pertumbuhan sektor i lam poin-poin sebagai berikut.
wilayah acuan (provinsi/nasional)
Cij = perubahan PDRB sektor/subsektor i di Analisis Location Quotient
wilayah amatan (kabupaten) disebabkan
oleh keunggulan komparatif sektor i di Perhitungan LQ di Provinsi Bali dilakukan
wilayah amatan (kabupaten) pada tiga tahun terakhir yaitu tahun 2015-2017.
Eij = PDRB sektor/subsektor i di wilayah am- Hasil perhitungan nilai LQ menunjukkan bahwa
atan (kabupaten) tahun awal analisis beberapa kabupaten unggul dalam salah satu sek-
Indeks Spesialisasi Regional tor dan kabupaten lain unggul dalam sektor lain-
Indeks Spesialisasi Regional merupakan sa- nya. Kabupaten yang memiliki nilai LQ > 1 pada
lah satu cara untuk mengukur dinamika kegiatan sektor pertanian, perkebunan, dan kehutanan yaitu
ekonomi secara keseluruhan serta distribusi dari Kabupaten Buleleng, Tabanan, Karangasem, Jem-
tenaga kerja atau PDRB di suatu wilayah. Rumus brana, Klungkung, dan Bangli. Sementara kabupa-
indeks spesialisasi sebagai berikut; ten yang memiliki nilai LQ < 1 yaitu Kabupaten
Badung, Kota Denpasar, serta Kabupaten Gianyar.
SI = ............ (6) Peta persebaran nilai LQ sektor pertanian dapat di-
dimana SI = Indeks Spesialisasi, EiR =Nilai pro- lihat pada Gambar 2.
duksi sektor i (kabupaten), ER =Total nilai produk-
si seluruh sektor (PDRB) wilayah kabupaten, EiN
= Nilai produksi sektor i(provinsi), EN = Total
nilai produksi di seluruh sektor (PDRB) wilayah
provinsi.
Tipologi Klassen
Prinsip analisis tipologi klassen dilakukan
untuk membedakan dua tipe pengelompokan yai-
tu klasifikasi potensi perkembangan perekenomian
wilayah dan klasifikasi sektor ekonomi. Formulasi
tipologi klassen potensi perkembangan wilayah se-
bagai berikut (Muta’ali,2015).
Gambar 2. Peta Persebaran Nilai LQ Sektor Per-
Tabel 1. Interpretasi Tipologi Klassen tanian di Provinsi Bali
Laju Per- PDB per Kapita (Y)
tumbuhan
Ekonomi Yi>Y Yi<Y
Hasil yang berbeda ditunjukkan pada sektor
ri > r Wilayah cepat Wilayah berkem- penyediaan akomodasi dan makan minum. Nilai
maju dan bang cepat LQ >1 pada sektor ini dimiliki oleh Kabupaten
cepat tumbuh
Badung, Kota Denpasar, dan Kabupaten Gianyar
ri < r Wilayah maju Wilayah relatif yang memiliki nilai LQ=1, sementara nilai LQ<1
tapi tertekan tertinggal dimiliki oleh Kabupaten Tabanan, Karangasem,
Sumber: Syafrizal (1997) dalam Muta’ali(2015) Jembrana, Klungkung, dan Bangli. Peta sebaran
Keterangan: nilai LQ sektor pariwisata dapat dilihat pada Gam-
ri = Laju pertumbuhan PDRB kab/kota i, r = Laju bar 3.
pertumbuhan PDRB provinsi, Yi = PDRB per
Jurnal Geografi 16(2) (2019) 128-136 131
ten/kota lainnya di Provinsi Bali yang terus ber- kait dengan luas lahan pertanian yang mulai berku-
kembang untuk menjadi lebih baik. rang. Menurut data Dinas Pertanian dan Pangan
Badung, pada tahun 2013 alih fungsi yang terjadi
Analisis Shift-Share seluas 51 hektar, kemudian tahun 2014 melonjak
Nilai Mij semua kabupaten bernilai negatif tinggi menjadi 160 hektar, dan di tahun 2015 ber-
(-) atau Mij < 0 menunjukkan bahwa sektor per- kurang menjadi 40 hektar, kemudian untuk tahun
tanian pada semua kabupaten laju pertumbuhan- 2016 kembali mengalami penurunan menjadi 36
nya lambat. Seluruh nilai Shift Netto (SN) bernilai hektar (Aryawan, 2017).
negatif di semua kabupaten artinya sektor perta- Sektor lainnya yang sangat mempengaruhi
nian memiliki pertumbuhan tidak progressive. Ni- kontribusi PDRB Provinsi Bali adalah sektor pa-
lai positif atau Cij > 0 pada Kabupaten Tabanan riwisata. Provinsi Bali yang dikenal sebagai Pu-
dan Bangli menunjukkan sektor pertanian pada lau Dewata atau Pulau Seribu Pura mempunyai
kabupaten tersebut mempunyai daya saing lebih peran yang strategis dalam pembangunan Indone-
tinggi dibandingkan dengan kabupaten lainnya di sia, khususnya sektor pariwisata sehingga analisis
Provinsi Bali. Kabupaten Tabanan memang me- Shift-Share juga dibuat untuk melihat pertumbuhan
miliki sumbangan pertanian sebesar 70% kepada kontribusi sektor pariwisata pada subsektor penye-
pendapatan daerah dan dikenal sebagai lumbung diaan akomodasi makan dan minum.
beras di Bali. Laju pertumbuhan sektor pertanian
yang cepat di Kabupaten Bangli disebabkan Kabu- Tabel 3. Analisis Shift-Share Sektor Penyediaan
paten Bangli memiliki keunggulan iklim dan jenis Akomodasi dan Makan Minum Provinsi Bali
tanah yang merupakan lokasi strategis dalam pen- Tahun 2015 – 2016
gembangan sektor pertanian terutama perkebunan Kabupaten Cij Mij Dij Snij
tahunan dan tanaman pangan. Selain itu Kabupa- Jembrana 23913.16 1534.36 86648 25447.53
ten Bangli juga mempunyai sumberdaya perairan Tabanan -9199.13 3675.91 14096.1 -5523.2
yang sangat luas yaitu Danau Batur sangat cocok Badung 1760.46 12104.4 502068 19264.9
dikembangkan untuk komoditas perikanan darat Gianyar 88348.67 4915.7 289336 93265.6
(Darmajaya, Suryawardani, & Ambarawati, 2018). Klungkung 18585.43 778.08 50398.7 19363.5
Bangli 6332.03 661.97 33397.5 13856.7
Tabel 2. Analisis Shift-Share Sektor Pertanian Karan- 23623.74 1250.9 74768.73 24874.64
Provinsi Bali Tahun 2015 – 2016 gasem
Kabupaten Cij Mij Dij SNij Buleleng 78871.89 4508.95 263227.4 83380.85
Jembrana -17674.82 -42314.93 36536 -59990 Denpasar -3265.81 10400.67 421982 7134.86
Tabanan 45865.68 -75533.32 142643.1 -29667.6 Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Bali 2016 -
2017 diolah (2019)
Badung -16213.19 -60445.73 61226 -7668.9
Gianyar -45426.77 -54018.82 23738.6 -99445.6 Perkembangan sektor penyediaan akomoda-
Klungkung -29508.92 -30627.98 9729.66 -60136.9 si dan makan minum di Provinsi Bali berdasarkan
Bangli 11210.32 -26198.7 44774.9 -14987.9 pergeseran bersih (Shift Netto = SN) atau kolom
Karangasem -31104.44 -66237.99 53755.4 -97342.43 SNij menunjukkan nilai positif maka dapat dika-
Buleleng -15099.32 -112154.5 128585.8 -127253 takan pertumbuhan sektor untuk bidang pariwisa-
Denpasar -45011.67 -54746.03 25125.4 -99757.7 ta termasuk progresif (maju). Jika di semua sektor
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Bali 2016 - 2017 pertanian nilai Mij bernilai negatif di semua kabu-
diolah (2019) paten, artinya sektor pertanian laju pertumbuhan-
nya lebih lambat dibandingkan sektor penyediaan
Berdasarkan posisi relatif sektor pertanian akomodasi makan dan minum di Provinsi Bali se-
Provinsi Bali tahun 2015-2016 dan tahun 2016- cara umum. Nilai negatif atau Cij<0 maka sektor
2017 terjadi perkembangan atau pertumbuhan ka- penyediaan akomodasi makan dan minum pada
bupaten yang pada awalnya dalam kategori terbe- kabupaten Tabanan dan Kota Denpasar mempu-
lakang menjadi cenderung berpotensi. Kabupaten nyai daya saing lebih rendah dibandingkan den-
Badung dan Buleleng pada tahun 2015 - 2016 ma- gan kabupaten lainnya di Provinsi Bali. Denpasar
suk dalam tipe IV atau sektor pertanian memiliki yang seharusnya menjadi pusat pariwisata telah
daya saing lemah dan peranan terhadap provinsi mengalami penjenuhan sehingga mulai bergeser ke
rendah namun tahun berikutnya sudah menjadi kabupaten di sekitarnya dengan adanya pusat pari-
tipe II atau cenderung berpotensi. Penurunan per- wisata baru. Nilai Shift Netto (SN) bernilai negatif
tumbuhan sektor pertanian Kabupaten Badung ter- artinya sektor penyediaan akomodasi makan dan
Jurnal Geografi 16(2) (2019) 128-136 133
minum di Kabupaten Tabanan memiliki pertumbu- dan makan-minum menunjukkan nilai indeks yang
han tidak progressive. sama untuk ketiga tahun, yaitu sebesar 0,004. Apa-
Berdasarkan posisi relatif sektor penyediaan bila tidak dilakukan pembulatan pada nilai rata-ra-
akomodasi makan dan minum di Provinsi Bali, ta indeks spesialisasi, maka terlihat bahwa indeks
menunjukkan terjadinya penurunan. Kondisi ini spesialisasi regional untuk seluruh kabupaten/
berbanding terbalik dengan sektor pertanian yang kota di Provinsi Bali mengalami penurunan, teta-
justru mengalami peningkatan. Kabupaten Ba- pi dalam jumlah yang kecil. Penurunan ini selaras
dung, Bangli, Karangasem awalnya memiliki tipe dengan terjadinya penurunan indeks spesialisasi di
I (pertumbuhan pesat) kemudian pada periode seluruh kabupaten/kota di Provinsi Bali. Artinya,
tahun berikutnya turun menjadi tipe III (berkem- terdapat keterhubungan antara kedua sektor ini.
bang) bersama Tabanan dan Denpasar. Penurunan Ditinjau lebih lanjut, kenaikan dan penuru-
pertumbuhan PDRB yang terjadi di Karangasem nan rata-rata indeks spesialisasi regional di Provin-
akibat menurunnya jumlah pajak daerah yang di- si Bali sangat dipengaruhi oleh besar PDRB sektor
terimaoleh pemerintah Kabupaten Karangasem dan PDRB total yang menjadi komponen perhitun-
(Sari., Permata, & Yuliarmi, 2018) gan. Secara keseluruhan, baik PDRB sektor atau-
Analisis Indeks Spesialisasi Regional pun PDRB total menunjukkan adanya kenaikan
Pendekatan spesialisasi regional yang digu- nilai, tetapi laju pertumbuhan PDRB dari tahun ke
nakan dalam analisis ini ditujukan untuk menge- tahun justru tidak selalu memperlihatkan adanya
tahui tingkat spesialisasi kegiatan ekonomi, khu- kenaikan. Nilai PDRB total untuk semua kabupa-
susnya sektor pertanian, antar kabupaten/kota di ten/kota tahun 2017 mengalami perlambatan jika
Provinsi Bali. Perhitungan indeks spesialisasi ini dibandingkan dengan tahun 2016 yang berdampak
juga diberlakukan untuk sektor penyedia akomo- pada penurunan indeks spesialisasi di seluruh ka-
dasi dan makan-minum atau penunjang pariwisata bupaten/kota. Meskipun mengalami perlambatan,
dengan tujuan mengetahui perbandingan spesia- laju pertumbuhan PDRB menurut sektor pertani-
lisasi antara sektor pertanian dan penunjang pari- an dan penunjang pariwisata nyatanya tidak selalu
wisata, sebagaimana Bali dikenal sebagai tujuan mengalami perlambatan. Artinya, ada peran dari
wisata. Data yang digunakan adalah data PDRB perlambatan laju pertumbuhan PDRB di sektor-
sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan; data lainnya.
PDRB sektor penyedia akomodasi dan makan-mi- Penurunan indeks untuk sektor pertanian
num; dan PDRB total untuk setiap kabupaten/kota dari tahun 2015 ke 2016 yang cukup besar disebab-
tahun 2015 sampai dengan 2017 untuk mengetahui kan oleh selisih proporsi atau persentase PDRB
tren atau perkembangannya dari tahun ketahun. sektor pertanian terhadap PDRB total tahun 2016
Hasil perhitungan indeks spesialisasi regio- untuk dua kabupaten/kota yang bersangkutan.
nal sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan di Apabila selisih antara dua kabupaten/kota terse-
Provinsi Bali memperlihatkan bahwa terjadi pe- but kecil bahkan mendekati 0, maka artinya kontri-
nurunan nilai rata-rata indeks spesialisasi regional busi PDRB sektor pertanian terhadap keseluruhan
kabupaten/kota di Provinsi Bali dari tahun 2015 PDRB total di kedua kabupaten/kota hampir sama
hingga tahun 2017. Rata-rata indeks spesialisasi di besar. Sebaliknya, apabila salah satu kabupaten/
Provinsi Bali untuk tahun 2015 menunjukkan ang- kota memiliki kontribusi PDRB sektor pertanian
ka sebesar 0,09, lalu mengalami penurunan menja- yang lebih besar terhadap PDRB total kabupaten/
di 0,04 pada 2016, dan kembali mengalami penuru- kota itu sendiri dibandingkan kabupaten/kota lain,
nan pada 2017, tetapi penurunannya sangat kecil, maka selisih yang diberikan pun akan menjadi
sehingga hasil pembulatan tidak memperlihatkan lebih besar dan memperlihatkan nilai yang lebih
adanya penurunan. Penurunan rata-rata indeks besar pula. Dengan demikian, dapat disimpulkan
spesialisasi disebabkan oleh penurunan rata-rata bahwa sektor pertanian di seluruh kabupaten/kota
indeks spesialisasi seluruh kabupaten/kota di Pro- di Provinsi Bali memberikan proporsi kontribusi
vinsi Bali. Penurunan rata-rata indeks spesialisasi terhadap PDRB total yang hampir sama, sehingga
di tahun 2016 disebabkan oleh turunnya rata-rata tidak ditemukan adanya spesialisasi antar dua wi-
indeks spesialisasi pada seluruh kabupaten/kota layah/regional. Sementara itu, penurunan indeks
di Provinsi Bali sebesar 0,03 sampai dengan 0,07. spesialisasi pada sektor pertanian tahun 2017 yang
Hal yang serupa juga terjadi di tahun 2017, dengan sangat kecil dipengaruhi oleh adanya perlambatan
penurunan rata-rata indeks kabupaten/kota tidak laju PDRB sektor pada Kabupaten Jembrana, Ta-
lebih besar dari 0,00228. banan, Klungkung, dan Buleleng, serta perlamba-
Rata-rata indeks spesialisasi regional di sek- tan laju PDRB total seluruh kabupaten/kota, teta-
tor penunjang pariwisata atau penyedia akomodasi pi proporsi atau persentase PDRB sektor terhadap
134 Emy Puspita Yuendini dkk, Analisis Potensi Ekonomi Sektor Pertanian dan Sektor Pariwisata di Provinsi Bali
PDRB totalnya tidak terlalu berbeda jauh atau bah- nilai location quotient (LQ) yang menyatakan bahwa
kan sama dengan tahun 2016. Badung dan Denpasar menjadikan sektor pariwisa-
Indeks spesialisasi regional sektor pariwisata ta sebagai sektor unggulan dan basis perekonomi-
memiliki nilai yang sama untuk setiap tahun den- an (LQ>1), Gianyar yang memiliki LQ seimbang,
gan penurunan indeks yang sangat kecil. Kecilnya dan kabupaten/kota lainnya yang lebih unggul di
penurunan indeks tersebut disebabkan oleh kontri- sektor pertanian.
busi PDRB sektor pariwisata terhadap PDRB total
suatu kabupaten/kota memiliki selisih yang kecil Analisis Tipologi Klassen
dengan kabupaten/kota bersangkutan yang dija- Provinsi Bali memiliki 9 kabupaten/kota,
dikan komponen perhitungan. Tidak adanya peru- yang masing memiliki sektor unggulan yang berbe-
bahan nilai dari tahun 2015 ke 2017 menunjukkan da-beda. Sebagai daerah yang memiliki kekayaan
bahwa kontribusi PDRB sektor pariwisata terha- sumberdaya alam pertanian dan kegiatan pariwi-
dap PDRB total di seluruh kabupaten/kota memi- sata, tidak bisa dipungkiri bahwa tiap daerah selalu
liki persentase yang sama untuk setiap tahunnya. ingin meningkatkan sektor perekonomian mere-
Badung, Gianyar, dan Denpasar memiliki ka. Namun demikian, keunggulan terhadap sek-
PDRB sektor pariwisata yang lebih besar diban- tor perekonomian tertentu masih dapat dianalisis
dingkan PDRB sektor pertanian, sedangkan 6 ka- menggunakan Tipologi Klassen sehingga arah atau
bupaten lainnya memiliki PDRB sektor pertanian orientasi kebijakan yang dapat dilakukan sesuai
yang lebih besar dibandingkan sektor pariwisata. dengan pencapaian peningkatan ekonomi yang di-
Artinya, ketiga kabupaten/kota tersebut memiliki harapkan.
pendapatan yang besar dari sektor pariwisata di- Tingginya laju peningkatan sektor pertanian
bandingkan sektor pertanian. Namun, Badung dan di Provinsi Bali menunjukkan bahwa sektor ini di-
Denpasar justru memiliki indeks spesialisasi ka- rasa sudah cukup baik untuk bertahan meskipun
bupaten/kota yang lebih tinggi dibandingkan ka- sektor pariwisata terus berkembang pesat. Pengu-
bupaten-kabupaten yang memiliki pendapatan ter- rangan lahan sawah tidak terlalu berdampak signi-
besar dari sektor pertanian. Hal ini menunjukkan fikan terhadap penurunan hasil pertanian bahkan
adanya selisih PDRB sektor pertanian terhadap dapat mengalami peningkatan yang baik. Namun
PDRB total antara kedua kabupaten/kota dengan demikian, peningkatan yang melebihi rata-rata
7 kabupaten lainnya yang cukup besar. Secara teo- yang hanya dialami oleh 3 kabupaten saja menun-
ri, hal ini mengartikan bahwa kedua kabupaten/ jukkan bahwa tidak semua kabupaten memiliki
kota ini lebih mendekati terspesialisasinya sektor orientasi yang sama dalam hal pertanian. Kabupa-
ten Klungkung, Kabupaten Jembrana dan Kabupa-
usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan daripa-
ten Karangasem yang tidak terlalu unggul di sektor
da 7 kabupaten lainnya. Kondisi tersebut juga me-
pariwisata ternyata juga hanya memiliki pening-
nunjukkan bahwa tingkat spesialisasi yang dimiliki
katan pertumbuhan sektor pertanian yang kecil.
bukan merupakan sebuah jaminan bahwa suatu
Padahal, pada umumnya di Provinsi Bali, apabila
kabupaten/kota dapat ditetapkan sebagai kawasan
pertumbuhan sektor pertanian rendah, maka sek-
andalan suatu sektor (Radianto, 2003). Namun, ba-
tor pariwisata akan menopang pertumbuhan eko-
sis pariwisata yang kuat di kedua daerah ini me- nomi secara keseluruhan (lihat pada nilai LQ).
nyebabkan sektor pariwisata lebih unggul diban- Dikaji dari PDRB sektor pertanian per ka-
dingkan sektor pertanian yang telah disangga oleh pita, hasil yang diperoleh cukup merata. Rata-rata
7 kabupaten lainnya. Pernyataan tersebut berkaitan kabupaten/kota memiliki PDRB Pertanian per Ka-
dengan hasil perhitungan yang menunjukkan bah- pita di atas rata- rata Provinsi.
wa Badung dan Denpasar memiliki tingkat spesia- Berdasarkan Tabel 4, dapat diketahui bahwa
lisasi yang tertinggi pada sektorpariwisata. Perhi- kabupaten/kota di Provinsi Bali memiliki tipologi
tungan indeks spesialisasi regional di Provinsi Bali yang cukup beragam. Kabupaten Buleleng dengan
untuk seluruh kabupaten/kota di Provinsi Bali me- laju pertumbuhan PDRB pertanian tertinggi ter-
nunjukkan nilai yang kurang dari 1, baik untuk sek- nyata unggul pula dalam nilai PDRB per kapita.
tor pertanian ataupun pariwisata, sehingga dapat Dengan demikian, maka sektor pertanian memang
disimpulkan bahwa keseluruhan kabupaten/kota merupakan sektor unggulan di Kabupaten Bule-
untuk kedua sektor tersebut tidak ada yang memi- leng karena selain memiliki laju pertumbuhan yang
liki spesialisasi dan terus mengalami penurunan in- tinggi, tingkat PDRB pertanian per kapita juga
deks selama 3 tahun terakhir. Hal ini menunjukkan mendukung. Terlebih untuk wilayah dengan pa-
semakin terdiversifikasinya suatu sektor usaha (Ra- dat pariwisata, konversi lahan akan sangat mudah
dianto, 2003). Tingkat spesialisasi seluruh kabupa- terjadi dan mampu mengancam ketahanan dan ke-
ten/kota di Provinsi Bali memiliki kaitan dengan mandirian pangan.
Jurnal Geografi 16(2) (2019) 128-136 135
Tabel 4. Klasifikasi Tipologi Klassen Provinsi Bali han PDRB pertanian yang lebih rendah sekaligus
Laju PDRB PDRB pertanian per kapita yang juga rendah. Ke-
Pertumbuhan butuhan pangan penduduk dipastikan tidak akan
Ekonomi (r) Yi>Y Yi < Y
cukup apabila dipenuhi secara mandiri, namun ha-
ri>r Kab. Buleleng Kab. Badung, rus melakukan impor bahan pangan. Pada daerah
Kab. Bangli ini, kasus konversi lahan pertanian menjadi lahan
ri < r Kab. Tabanan, Kab. Gianyar, pertanian sering terjadi yang menyebabkan luas
Kab.Karangasem, Kab.Denpasar lahan pertanian semakin menyempit. Pariwisata
Kab. Jembrana, yang berkembang juga menjadi salah satu faktor
Kab.Klungkung adanya konversi lahan, mengingat bahwa keuntun-
Sumber : Provinsi Bali dalam Angka 2015-2017 gan di sektor jasa jauh lebih besar dibandingkan
diolah (2019) di sektor pertanian (Dipayana & Sunarta, 2015).
Terlebih harga lahan yang semakin meningkat juga
Tipologi kedua yaitu kondisi dimana ri>r menjadi pertimbangan petani untuk menjual lahan
namun Yi < Y atau kondisi sektor pertanian ber- pertanian tersebut dibandingkan diolah menjadi
kembang cepat. Laju pertumbuhan sektor lebih be- bahan pangan yang tidak pasti menguntungkan.
sar dibandingkan dengan laju pertumbuhan total, Selanjutnya, dilakukan Tipologi Klassen
meskipun perolehan rata-rata kontribusi sektoral dengan membandingkan PDRB total dan PDRB
terhadap PDRB lebih kecil dari rata-rata PDRB per kapita untuk semuasektor di kabupaten/kota
Provinsi Bali. Kabupaten yang berada di tipologi di Provinsi Bali.Data terkait laju pertumbuhan dan
ini yaitu Kabupaten Badung dan Kabupaten Bang- PDRB per kapita dapat dilihat pada tabel 5 berikut.
li.
Tipologi ketiga yaitu kondisi dimana ri < r Tabel 5. Klasifikasi Tipologi Klassen Provinsi Bali
namun Yi>Y atau kondisi sektor pertanian men-
Laju Pertum- PDRB
galami kemajuan namun tertekan. Tertekan dalam buhan Yi>Y Yi < Y
hal ini karena peningkatan pertumbuhan sektor Ekonomi (r)
pertanian tidak diimbangi dengan angka PDRB ri >r Kab. Badung, -
pertanian per kapita yang tinggi. Dalam artian, Kota Denpasar
petani sudah mampu meningkatkan hasil produksi Kab. Buleleng,
namun masih ada penduduk yang belum merasa- Kab, Tabanan,
kan hasil pertanian. Kondisi ini dapat disebabkan Kab. Gianyar,
oleh tingginya jumlah penduduk sehingga dalam ri < r - Kab. Karan-
memenuhi kebutuhan pangan, tidak cukup hanya gasem, Kab.
dengan menggunakan sumber pangan dari dalam Jembrana, Kab.
Klungkung,
namun harus mengimpor atau mengambil dari luar
Kab. Bangli
(Ritung, 2010). Tipologi ini dialami oleh sebagian
besar kabupaten/kota di Provinsi Bali, yaitu terdiri Sumber : Provinsi Bali dalam Angka 2015-2017
atas Kabupaten Tabanan, Kabupaten Jembrana, diolah (2019)
Kabupaten Karangasem dan Kabupaten Klung-
kung. Sebagai daerah agraris, kabupaten yang ter- Meskipun pada Tipologi Klassen pertani-
masuk dalam tipologi ini belum mampu memper- an hampir sebagian besar merata dan beragam,
tahankan sektor pertanian sebagai basis ekonomi namun ternyata jika mengkaji PDRB secara kese-
yang kuat untuk mendukung sektor lainnya dalam luruhan, sebagian besar kabupaten/kota di Provin-
pertumbuhan perekonomian karena belum menda- si Bali termasuk dalam wilayah tertinggal. Dari 9
pat perhatian yang maksimal dari pemerintah dan kabupaten/kota di Provinsi Bali, terdapat 7 kabu-
para pengambil kebijakan (Erawati & Yasa, 2012). paten yang termasuk tipologi tertinggal. Selebih-
Tipologi keempat, merupakan kondisi di- nya 2 kabupaten/kota yaitu Kabupaten Badung
mana ri < r dan Yi < Y atau dapat disimpulkan dan Kota Denpasar termasuk tipologi A yaitu ce-
sebagai wilayah yang kondisi sektor pertaniannya pat maju dan tumbuh. Hal ini menunjukkan bahwa
relatif tertinggal. Daerah yang termasuk dalam terjadi ketimpangan pertumbuhan ekonomi antar
tipologi ini yaitu Kabupaten Gianyar dan Kota daerah di Provinsi Bali. Daerah yang termasuk ke
Denpasar. Sebagaimana diketahui, kedua daerah dalam sektor pariwisata mengalami pertumbuhan
tersebut memiliki tumpuan ekonomi di sektor pari- ekonomi yang cepat dengan PDRB per kapita yang
wisata yang cukup kuat. Dibandingkan dengan da- tinggi pula. Sangat berbeda dengan daerah yang
erah lain, kedua daerah ini memiliki laju pertumbu- masih mengandalkan kedua sektor baik pertanian
136 Emy Puspita Yuendini dkk, Analisis Potensi Ekonomi Sektor Pertanian dan Sektor Pariwisata di Provinsi Bali