Anda di halaman 1dari 53

PROPOSAL TUGAS AKHIR

ANALISIS PENERAPAN EARNED VALUE (KONSEP NILAI

HASIL) TERHADAP BIAYA DAN WAKTU PADA PROYEK

PEMBANGUNAN SMAN 1 TIBAWA GORONTALO

DISUSUN OLEH :

ABDUL GHOHAR TUNGKAGI

03120170329

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2022
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur alhamdulillah kehadirat Allah S.W.T, yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga Proposal dengan judul

“ANALISIS PENERAPAN EARNED VALUE TERHADAP BIAYA DAN

WAKTU PADA PROYEK PEMBANGUNAN SMAN 1 TIBAWA

GORONTALO”..

Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan akademis

dalam menyelesaikan studi Strata Satu (S1) pada Program Studi Teknik Sipil

Fakultas Teknik Universitas Muslim Indonesia Makassar.

Selama pembuatan Tugas Akhir ini, penulis banyak dapatkan bantuan dari

berbagai pihak, masukan-masukan, dan tuntunan dalam penulisan yang membuat

tulisan ini menjadi lebih baik. Meskipun masih banyak kekurangan-

kekurangannya. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan

terima kasih kepada :

1. Kedua Orang Tua kami serta keluarga besar penulis yang senantiasa

mendoakan agar penulis selalu diberi kekuatan dan kesabaran dalam

penyusunan tugas akhir.

2. Bapak Ir. Dr. H. Sofyan Bachmid Msc. Selaku dosen pembimbing I dan

Koordinator Kelompok Dosen Keahlian (KKDK) Manajemen Proyek.

4. Ibu Ir. Suriati Abd Muin, ST., MT. Selaku dosen pembimbing II.

i
5. Bapak Dr. Ir. H. Mukhtar Thahir Syarkawi, MT., ATU. Selaku Dekan Fakultas

Teknik Universitas Muslim Indonesia.

6. Bapak Dr. Ir. Andi Alifuddin, ST., M.T., IPM, sebagai Ketua Program Studi

Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil Universitas Muslim Indonesia.

7. Seluruh Staf Pengajar, Karyawan dan Civitas Akademika di lingkungan

Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muslim Indonesia

Makassar.

Penulis mengharapkan koreksi dan saran atas kekurangan dari tulisan ini

guna untuk menyempurnakan.

Akhir kata semoga semua bantuan dan amal baik tersebut mendapatkan

limpahan berkah dan anugerah dari Allah SWT. Aaamiiin.

Makassar, 05 Desember 2022

Penuli

(Abdul Ghohar Tungkagi)

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

1.1 LATAR BELAKANG...............................................................................1

1.2 RUMUSAN MASALAH..........................................................................2

1.3 TUJUAN PENELITIAN...........................................................................3

1.4 BATASAN MASALAH...........................................................................3

1.5 MANFAAT PENELITIAN.......................................................................4

1.6 SISTEMATIKA PENULISAN.................................................................5

BAB II.....................................................................................................................7

TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................7

2.1 PENGERTIAN MANJEMEN PROYEK..................................................7

2.2 FUNGSI MANAJEMEN PROYEK.........................................................9

2.3 TUJUAN MANAJAMEN PROYEK......................................................10

2.4 METODE DAN TEKNIK PENGENDALIAN BIAYA DAN WAKTU10

2.5 MANAJEMEN BIAYA DAN WAKTU.................................................11

2.6 KURVA ”S”............................................................................................12

2.7 KONSEP EARNED VALUE..................................................................13

2.7.1 Indikator – Indikator Dasar Konsep Earned Value..........................15

2.7.2 Kegunaan Earned Value...................................................................17

iii
2.8 PENILAIAN KINERJA PROYEK DENGAN KONSEP EARNED
VALUE...............................................................................................................17

2.8.1 CV (Cost Variance)..........................................................................18

2.8.2 SV (Schedule Variance)...................................................................18

2.8.3 CPI (Cost Performance Index).........................................................19

2.8.4 SPI (Schedule Permformance Index)...............................................19

2.8.5 Prediksi Biaya Penyelesaian Akhir EAC (Estimate at Completion)20

2.10 PEKERJAAN YANG MASIH BERLANGSUNG.............................23

2.11 VARIANS JADWAL DAN VARIANS BIAYA TERPADU.............24

2.12 PROYEKSI BIAYA DAN JADWAL AKKHIR PROYEK...............27

2.13 PENELITIAN TERDAHULU.............................................................28

BAB III..................................................................................................................35

METODE PENELITIAN....................................................................................35

3.1 GAMBARAN UMUM............................................................................35

3.2 RUANG LINGKUP PENELITIAN........................................................35

3.3 METODE PENGUMPULAN DATA.....................................................37

3.4 TAHAPAN PENELITIAN......................................................................38

3.5 ALUR PENELITIAN..............................................................................43

iv
v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pembangunan infrastruktur dan proyek konstruksi di Provinsi Gorontalo

semakin dibutuhkan karena meningkatnya permintaan terhadap pembangunan

infrastruktur pada sarana pendidikan. Salah satu infrastruktur yang dibangun saat

ini di daerah Kecamatan Tibawa adalah penambahan ruang kelas baru di Gedung

Sekolah SMAN 1 Tibawa.

Pada pelaksanaan pembangunan suatu proyek konstruksi tersebut perlu

dilakukan suatu manajemen konstruksi untuk mendapatkan efektifitas yang tinggi

dari sumber daya yang akan digunakan nantinya. Mulai dari metode, biaya, bahan,

tenaga kerja, dan perlatan.Wajib dilakukan suatu manajemen konstruksi guna

mendapatkan hasil yang sesuai dengan perencaan yang menggunakan sumber

daya seminim mungkin.

Manajemen konstruksi sangat penting bagi kontraktor untuk mencapai suatu

tujuan yang telah direncanakan. Dalam melakukan pengawasan suatu proyek

konstruksi dapat digunakan beberapa metode salah satunya dengan menggunakan

konsep Earned Value. Konsep Earned Value dapat memberikan dimensi lebih jika

dibandingkan dengan menggunakan metode tradisional yang hanya menyajikan

dua dimensi saja antara biaya aktual dan biaya rencana.

1
Oleh karena itu, dapat dipahami Metode Earned Value dapat memberikan

dimensi yang ketiga, untuk memahami seberapa besar kinerja yang dihasilkan dari

sejumlah biaya yang telah dikeluarkan. Dengan menggunakan indikator –

indikator sebagai tahap untuk mendapatkan nilai Earned Value.

Dari uraian tersebut penulis tertarik melakukan sebuah penelitian terkait

dengan analisis kinerja biaya dan waktu menggunakan Earned Value pada suatu

proyek konstruksi untuk mengetahui posisi proyek terkait biaya dan waktu dari

monitoring yang dilakukan menggunakan konsep Earned Value. Dan proyek

pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB) SMAN 1 Tibawa, Gorontalo yang akan

menjadi objek penlitian penulis.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan dari latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka

pokok permasalahan yang dapat dirumuskan dan untuk mendukung kegiatan

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Berapa besar hitungan dari indikator – indikator Earned Value, yang berupa

BCWS (budgeted cost of work scheduled), BCWP (budgeted cost of work

performed), dan ACWP (actual cos of work performed) pada proyek

pembangunan Ruang Kelas Baru SMAN 1 Tibawa Kecamatan Tibawa,

Gorontalo?

2. Berapa besar perkiraan hitungan biaya yang tersisa dan waktu yang

diperlukan untuk penyelesaian pengerjaan proyek pembangunan Ruang

2
Kelas Baru SMAN 1 Tibawa Kecamatan Tibawa, Gorontalo dengan

menggunakan metode Earned Value (konsep nilai hasil)?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui besarnya biaya dari indikator – indikator Earned Value, yaitu

BCWP (budgeted cost of work scheduled), BCWP (budgeted cost of work

performed), dan ACWP (actual cos of work performed) pada proyek

pembangunan Ruang Kelas Baru SMAN 1 Tibawa Kecamatan Tibawa,

Gorontalo.

2. Mengetahui perkiraan seberapa besar biaya yang tersisa dan waktu

penyelesaian pengerjaan proyek pembangunan Ruang Kelas Baru SMAN 1

Tibawa Kecamatan Tibawa, Gorontalo dengan menggunakan metode

Earned Value (konsep nilai hasil).

1.4 BATASAN MASALAH

Guna tearahnya penelitian ini, maka perlu dibatasi ruang lingkup penelitian

yaitu :

1. Penelitian ini hanya membahas pengendalian biaya dan waktu pada proyek

pembangunan Ruang Kelas Baru SMAN 1 Tibawa Kecamatan Tibawa,

Gorontalo di Jl. K. Palalu No. 5, Isimu, Isimu Utara.

3
2. Data – data yang digunakan adalah data yang diambil dari proyek

pembangunan Ruang Kelas Baru SMAN 1 Tibawa yang diperoleh dari

pihak pelaksana proyek yang bersangkutan CV. BINTANG KONSTRUKSI

(kontraktor).

3. Tidak menghitung faktor denda, serta bertambahnya biaya akibat dari

keterlambatan dalam pelaksanaan proyek.

4. Aspek – aspek ang akan dikendalikan adalah biaya dan waktu proyek

dengan memprediksi seberapa besar biaya yang tersisa dan waktu

penyelesaian proyek dengan menggunakan metode Earned Value.

1.5 MANFAAT PENELITIAN

Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penilitian ini adalah sebagai

berikut:

a. Bagi Penulis

1. Menambah pengetahuan tentang penerapan ilmu teknik sipil.

2. Dapat menjadi referensi untuk peneliti yang sejenis.

3. Mengetahui besarnya biaya dan waktu yang diperlukan untuk

menyelesaikan proyek konstruksi.

4. Memperdalam ilmu pengetahuan tentang manajemen konstruksi khususnya

yang terkait dengan biaya dan waktu pelaksanaan konstruksi.

4
5. Memberikan gambaran dari penerapan metode Earned Value Analyst untuk

pengendalian biaya dan waktu pada proyek.

b. Bagi Pengguna Jasa Konstruksi

1. Menambah pengetahuan dan wawasan tentang penerapan metode Earned

Value pada pengendalian biaya dan waktu suatu proyek.

2. Sebagai bahan pertimbangn metode yang digunakan pada pengendalian

biaya dan waktu dalam melaksanakan suatu proyek.

1.6 SISTEMATIKA PENULISAN

Untuk memberikan gambaran mengenai keseluruhan penulisan ini yaitu

susunan dari bab – bab yang merupakan pokok uraian dari skripsi ini, maka

dibawah ini kami menguraikan secara singkat uraian masalah dalam setiap bab

(sistematis penulisan).

 BAB I : PENDAHULUAN

Pendahuluan, berisi gambaran umum tentang penulisan sebelum memasuki

inti permasalahan yang meliputi : Latar belakang, Rumusan masalah, Maksud dan

Tujuan Penulisan, Batasan Masalah, dan Sistematika penulisan, dimaksudkan

sebagai pengantar untuk memasuki Bab selanjutnya.

 BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini memberikan uraian mengenai teori yang menjadi landasan

dalam penulisan, serta metode – metode yang digunakan dalam konsep nilai hasil

5
(EarnedValue) dalam sistem pengendalian biaya dan waktu. Dan juga

memberikan dasar – dasar serta langkah – langkah dalam penulisan.

 BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini berisi tentang kerangka alur metode penelitian yag menguraikan

gambaran umum, ruang lingkup penelitian, metode pengumpulan data, dan

tahapan penelitian.

 BAB IV : ANALISA DAN PEMBAHASAN

Bab ini merupakan aplikasi dari bab ketiga yang merupakan inti dari

penulisan yang membahas tentang analisa data biaya pekerjaan rencana dan actual

dengan menggunakan analisa metode konsep Earned Value, produktifitas dan

kinerja proyek serta analisa waktu penyelesaian proyek dan biaya akhir proyek.

 BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan penutup yang terdiri dari kesimpulan dari pembahasan

dan saran – saran yang berkaitan dengan hal – hal yang diperoleh dari penulisan.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENGERTIAN MANJEMEN PROYEK

Manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan

mengedalikan suatu kegiatan anggota serta sumber daya yang tersedia untuk

mencapai sasaran organisasi (perusahaan) yang telah ditentukan. Proyek adalah

kegiatan sekali lewat dengan waktu dan sumber daya yang terbatas untuk

mencapai hasil akhir yang telah ditentukan. Sedangkan pengertian manajemen

proyek adalah merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendalian

sumber daya perusahaan untuk mencapai tujuan jangka pendek yang telah

7
ditentukan, serta menggunakan pendekatan sistem dan hirarki (arus kegiatan)

vertikal dan horizontal.

Manajemen proyek adalah suatu teknik pendekatan/metode untuk mengelola

suatu proyek dengan efektif dan efisien. Sistem ini hadir sebagai perangkat untuk

membantu mengelola kegiatan-kegiatan berbentuk proyek, misalnya proyek

konstruksi. Tanpanya, suatu proyek akan sulit dieksekusi baik dari segi biaya,

waktu, atau bahkan kualitasnya.

Dalam proses mencapai tujuan ada batasan yang harus dipenuhi yaitu besar

biaya (anggaran) yang dialokasikan, jadwal, serta mutu yang harus dipenuhi. Dari

ketiga hal tersebut merupakan parameter yang sangat penting bagi

penyelenggaraan suatu proyek yang sering diasosiasikan sebagai sasaran proyek.

Ketiga batasan disebut tiga kendala atau triple constrain yaitu :

 Anggaran

Penyelesaian proyek harus dengan biaya yang tidak boleh melebihi

anggaran. Untuk proyek – proyek yang melibatkan dana dalam julah besar dan

jadwal pengerjaannya bertahun – tahun, yang anggarannya tidak hanya ditentukan

dalam total proyek, tetapi dipecah atas beberapa komponen – komponnennya atau

per-periode tertentu yang jumlahnya telah disesuaikan dengan keperluan. Dengan

demikian, penyelesaian bagian – bagian proyek harus memenuhi sasaran anggaran

per-periode.

 Jadwal

8
Pengerjaan proyek harus sesuai dengan kurun waktu dan tanggal akhir yang

telah ditentukan. Bila hasil akhir adalah produk yang baru, maka penyerahannya

tidak boleh melewati batas waktu yang telah ditentukan

 Mutu

Produk atau hasil kegiatan harus memenuhi spesifikasi dan kriteria yang

telah menjadi syarat. Jadi, memenuhi persyaratan mutu berarti mampu memenuhi

tugas yang dimaksudkan atau sering disebut sebagai fu for the intended use.

Gambar 2.1. Hubungan Triple Constrain

Ketiga batasan tersebut memiliki sifat tarik-menari- yang berarti jika ingin

meningkatkan kinerja produk yang telah disepakati dalam suatu kontrak, maka

pada umumnya harus diikuti dengan meningkatkan mutu. Hal ini selanjutnya

berakibat pada naiknya biaya sehingga melebihi anggaran. Sebaliknya, bila ingin

menekan biaya yang telah di anggarkan, maka biasanya harus berkompromi

dengan mutu dan jadwal.

2.2 FUNGSI MANAJEMEN PROYEK

9
Pengendalian proyek memiliki dua fungsi utama yaitu :

 Fungsi Pemantauan

Dengan pemantauan yang baik terhadap semua kegiatan yang

berlangsung pada proyek akan memaksa unsur – unsur pelaksana untuk

bekerja secara cakap dan jujur. Pemantauan yang baik ini akan menjadi

motivasi utama guna mencapai performa yang tinggi kemudian

memberikan umpan balik terhadap perform yang telah dicapainya.

Sehingga, masing – masing mengetahui sampai mana prestasi yang telah

dicapai (Ervianto, 2004).

 Fungsi Manajerial

Pada proyek yang kompleks dan mudah terjadi suatu perubahan (dinamis)

pemakaian pengendalian dan system informasi yang baik akan memudahkan

manajer untuk segera mengetahui bagian – bagian pekerjaan yang telah

mengalami kejanggalan atau memiliki performa yang kurang baik. Dengan

demikian dapat dilakukan usaha untuk mengatasi atau menimalkan kejanggalan

tersebut (Ervianto, 2004).

2.3 TUJUAN MANAJAMEN PROYEK

Menurut (Ismael, 2013), tujuan dari adanya proses manajemen proyek

yaitu :

1. Agar semua rangkaian kegiatan tersebut dapat tepat waktu, dalam hal ini

tidak terjadi keterlambatan penyelesaian proyek.

10
2. Biaya yang sesuai, maksudnya agar tidak ada biaya tambahan lagi diluar

dari perencanaan biaya yang telah direncanakan

3. Kualitas sesuai dengan persyaratan.

4. Proses kegiatan sesuai persyaratan.

2.4 METODE DAN TEKNIK PENGENDALIAN BIAYA DAN WAKTU

Menurut R.J. Mockler (1972), pengendalian adalah usaha yang sistematis

untuk menentukan standar yang sesuai dengan sasaran pernecanaan, merancang

suatu system informasi, membandingkan pelaksanaan dengan standar, kemudian

mengambil tindakan pembetulan yang dieprlukan agar semua sumber daya

digunakan secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai sasaran.

Metode pengendalian proyek yang digunakan adalah Metode Pengendalian

Biaya dan Jadwal Terpadu (Earned Value). Metode ini mengkaji kecenderungan

Varian Jadwal dan Varian Biaya pada suatu periode waktu selama proyek

berlangsung (Soeharto, 1995). Teknik metode pengendalian biaya serta jadwal

proyek yang tepat, akan mampu mengungkapkan terjadinya penyalahgunaan pada

saat pelaksanaan suatu pembangunan. Untuk pengendalian biaya dan jadwal

terdapat dua macam teknik dan metode, yaitu identifikasi varians dan konsep nilai

hasil (Earned Value Concept).

Menurut Asiyanto (2005) yang dikutip dari jurnal Amaliyah Riski (2012)

perkiraan anggaran biaya yang telah dibuat pada tahap perencanaan digunakan

11
sebagai patokan untuk pengendalian biaya. Pengendalian biaya proyek diperlukan

agar proyek dapat terlaksana sesuai dengan biaya awal yang telah direncanakan

2.5 MANAJEMEN BIAYA DAN WAKTU

Manajemen biaya proyek (Project Cost Management) adalah pengendalian

proyek untuk memastikan penyelesaian proyek sesuai dengan anggaran biaya

yang telah disetujui. Hal – hal utama yang perlu diperhatikan dalam manajemen

biaya proyek yaitu perencanaan sumber daya, estimasi biaya, oenganggaran biaya,

dan pengendalian biaya, (Soemardi, B>W, dkk).

Manajemen waktu proyek (Project Time Management) adalah proses

merencanakan, menyusun, dan mengendalikan jadwal kegiatan proyek, dimana

dalam perencanaan dan penjadwalanny telah disediakan pedoman spesifik untuk

menyelesaikan aktifitas proyek dengan lebih cepat dan efisien (Clough dan Scars,

1991). Ada lima proses utama dalam manajemen waktu proyek yaitu :

pendefinisian aktivitas, estimasi durasi aktivitas, pengembangan jadwal, dan

pengedalian jadwal (Soemardi B.W, dkk, 2007).

2.6 KURVA ”S”

12
Kurva “S” merupakan pengembangan dan penggabungan dari diagram

balok dan Hannum Curve. Dimana diagram balok dilengkapi dengan bobot tiap

pekerjaan dalam persen (%).

Kurva “S” digunakan untuk menggambarkan kemajuan volume pekerjaan

yang diselesaikan sepanjang siklus proyek. Kurva “S” sangat tepat untuk

digunakan sebagai laporan bulanan untuk pimpinan proyek karena kurva ini dapat

menunjukkan progress proyek dalam bentuk yang mudah dipahami.

Kurva kemajuan secara grafis dapat memberikan bermacam ukuran

kemajuan pada sumbu tegak dikaitkat dengan satuan waktu di sumbu mendatar.

Kriteria ataupun uukuran kemajuan dapat berupa persentase bobot pelaksanaan

atau produksi, nilai uang yangdibelanjakan, jumlah kuantitas atau volume

pekerjaan, penggunaan berbagai sumber daya. Jam orang atau tenaga kerja yang

digunakan, dan masih banyak lagi ukuran lainnya.

Pada jalur bagian bawah terdapat persentase rencana untuk tiap satuan

waktu dan persentase komulatif dari rencana tersebut. Di samping itu, terdapat

persentase realisasi untuk tiapsatu waktu dan persentase komulatif dari realisasi

tersebut. Persentase komulatif rencana dibuat sehingga membentuk kurva “S”.

Persentase komulatif realisasi adalah hasil nyata dilapangan. Hasil relisasi dari

pekerjaan pada satu waktu dapat dibandingkan dengan rencana. Jika hasil realisasi

bereada diatas kurva “S” maka terjadi prestasi, namun jika berada di bawah kurva

“S” maka tidak mencapai prestasi. Untuk itu diperlukan evaluasi secara

menyeluruh sehingga untuk waktu selanjutnya tidak terlambat ata apabila

diperlukan, maka dapat dilakukan penjadwalan kembali.2

13
Gambar 2.2 Target prestasi berupa kurva “S”

2.7 KONSEP EARNED VALUE

Metode nilai hasil (Earned Value Method) adalah cara untuk mengukur

jumlah pekerjaan yang sebenarnya dilakukan pada sebuah proyek yaitu untuk

mengukur suatu kemajuan dan untuk memperkirakan biaya proyek dan tanggal

penyelesaian.

Sedangkan (Soeharto, 1995) menjelaskan konsep nilai hasil adalah konsep

menghitung besarnya biaya yang menurut anggaran sesuai dengan pekerjaan yang

telah diselesaikan atau dilaksanakan (budegeted cost of works performed). Bila

ditinjau dari jumlah oekerjaan yang diselesaikan maka berarti konsep ini

mengukur besarnya unit pekerjaan yang diselesaikan, pada suatu waktu bila

dimulai berdasarkan jumlah anggaran yangdisediakan untuk pekerjaan tersebut.

Dengan perhitungan ini diketahuai hubungan antara apa yang sesungguhnya telah

dicapai secara fisik terhadap jumlah anggara yang telah dikeluarkan.

14
Dari kedua pengertian tersebut dapat dilihat bahwa metode ini adalah suatu

cara untuk menghitung suatu kemajuan proyek yang telah dilaksanakan serta

memperkirakan biaya kahir proyek dan waktu penyelesaian.

“Konsep Earned Value untuk Pengelolaan Proyek Konstruksi” karya Soemardi

B.W, dkk., di mana Fleming dan Koppelman (1994) menjelaskan bahwa konsep

earned value dibandingkan manajemen biaya tradisional. Seperti dijelaskan pada

Gambar 1.a, manajemen biaya tradisional hanya menyajikan dua dimensi saja yaitu

hubungan yang sederhana antara biaya aktual dengan biaya rencana. Dengan

manajemen biaya tradisional, status kinerja tidak dapat diketahui. Pada Gambar 1.a

dapat diketahui bahwa biaya aktual memang lebih rendah, Namun dalam

kenyataannya bahwa biaya aktual yang lebih rendah dari rencana ini tidak

menunjukkan bahwa kinerja yang telah dilakukan telah sesuai dengan target rencana.

Sebaliknya, konsep earned value memberikan dimensi yang ketiga selain biaya

aktual dan biaya rencana. Dimensi yang ketiga ini adalah besarnya pekerjaan secara

fisik yang telah diselesaikan atau disebut earned value/percent complete. Dengan

adanya dimensi ketiga ini, seorang manajer proyek akan dapat lebih memahami

seberapa besar kinerja yang dihasilkan dari sejumlah biaya yang telah dikeluarkan

Gambar 2.3 Perbandingan manajemen Biaya Tradisional dengan Konsep

Earned Value

15
2.7.1 Indikator – Indikator Dasar Konsep Earned Value

Ada tiga indikator dasar yang menjadi acuan dalam menganalisa kinerja

proyek berdasarkan konsep Earned Value. Menurut (Soemardi B.W, dkk). Ketiga

elemen tersebut adalah :

1. BCWS (Budgeted Cos of Work Schedule) meruapakan anggaran biaya

yang dialokasikan berdasarkan rencana kerja yang telah disusun terhadap

waktu. BCWS dihitung dari akumulasi anggaran biaya yang direncanakan

untuk perkerjaan dalam periode waktu tertentu.

2. BCWP (Budgeted Cost of Work Performed) adalah nilai yang diterima dari

penyelesaian pekerjaan selama periode waktu terntetu. BCWP inilah yang

disebut Earned Value.

3. ACWP (Actual Cos of Work Performed) adalah representasi dari

keseluruhan pengeluaran yang telah dikeluarkan untuk menyelesaikan

pekerjaan dalam periode tertentu.

Biaya total actual pada pelaksanaan proyek dapat dibagi menjadi dua hal,

antara lain :

a) Biaya Langsung

Adalah Biaya pengeluaran proyek yang meliputi :

1) Biaya bahan adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan atau

material yang diperlukan didalam pelaksanaan pekerjaan. Biaya bahan

atau material yang harus diperhitungkan adalah :

 Bahan sisa atau yang terhutang

16
 Harga loco / franco yaitu besarnya harga bahan atau material yang

terhitung sampai lokasi proyek.

 System atau cara pembayaran pada supplier.

2) Biaya upah pekerjaan adalah besarnya biaya yang telah dikeluarkan untuk

mempayar upah tenaga kerja yang telah digunakan untuk pelaksanakan

pekerjaan. Hal – hal yang perlu diperhatikan didalam penentuan upah

tenaga kerja adalah :

 Upah yang dibedakan antara upah harian dan upah borong keseluruhan.

 SElain upah ada hal lain yang harus diperhatikan adalah faktor besarnya

mobilisasi dan demobilisasi, kapasitas kerja, serta penginapan.

 Merperhatikan Undang Undang Perburuhan.

3) Biaya perlatan dan operasional yang perlu diperhatikan didalam penentuan

besarnya biaya peralatan adalah :

 Untuk peralatan sewa, memperhatikan mengenal besarnya ongkos

keluar masuk garasi, ongkos operasional, suku cadang dan service.

 Untuk pembelian alat, memperhatikan besarnya bunga investasi,

dpresiasi, reprasi, mobilisasi, dan perawatan.

b) Biaya Tidak Langsung

Adalah biaya operasional managerial proyek meliputi biaya overhead pada

proyek, overhead pada kantor, biaya tak terduga (contingencies) dan keuntungan

(profit).

17
1) Overhead proyek, antara lain :

 Biaya personil proyek

 Fasilitas proyek, yang meliputi gudang kantor dan lain – lain

 Bunga bank, ijin bangunan, pajak, dan lain – lain.

 Peralatan kecil yang umumnya habis atau terbuang setelah penyelesaian

proyek

 Control kualitas (Quality Control) seperti test kubus beton.

 Rapat – rapat lapangan.

2) Overhead kantor, adalah biaya yang digunakan untuk menjalankan usaha,

antara lain biaya sewah kantor dan fasilitasnya, honor pegawai, ijin – ijin

usaha, prakulifikasi, referensi bank, dan lain – lain.

Sehingga biaya actual adalah total pengeluaran pada suatu proyek adalah

biaya langsung (BL) ditambah dengan biaya tidak langsung (BTL).

2.7.2 Kegunaan Earned Value

Dengan menggunakan 3 (tiga) indikator tersebut maka dapat dihitung

berbagai factor seperti efisionesi penggunaan suber daya dan biaya anggaran serta

memberitahukan proyeksi masa depan penyelenggaraan proyek, yang dimana

pengelola maupun pemilik memiliki cukup waktu untuk memikirkan cara – cara

menghadapi segala persoalan di masa yang akan dating nantinya.

18
2.8 PENILAIAN KINERJA PROYEK DENGAN KONSEP EARNED

VALUE

Pengunaan konsep Earned Value dalam penilaian kinerja proyek dijelaskan

dalam beberapa istilah yang terkait dengan penilaian ini adalah CV (Cost

Variance), SV (Schedule Variance), CPI (Cost Performance Index), SPI

(Schedule Perfomance), dan EAI (Estimate at Completion).

2.8.1 CV (Cost Variance)

Cost Variance merupakan selisih antara nilai yang diperoleh setelah

menyelesaikan paket – paket pekerjaan dengan biaya aktual yang terjadi selama

pelaksanaan proyek. Cost Variance positif menunjukkan bahwal nilai paket –

paket pekerjaan yang diperoleh lebih besar dibandingkan dengan biaya yang

dikeluarkan untuk mengerjakan paket – paket pekerjaan yang diselesaikan lebih

rendah dibandingkan dengan biaya yang sudah dikeluarkan

Rumus untuk Cost Variance adalah :

CV = BCWP – ACWP …………………….(2.1)

(Irika, 2013. Hal. 163)

2.8.2 SV (Schedule Variance)

Schedule Variance digunakan untuk menghitung penyimpangan antara

BCWS dengan BCWP. Nilai positif menunjukkan bahwa paket – paket pekerjaan

proyek yang terlaksana lebih banyak disbanding rencana. Sebaliknya nilagi

negative menunjukkan kinerja pekerjaan yang buruk karena paket – paket

19
pekerjaan yang terlaksana lebih sedikit dari jadwal yang direncanakan. Rumus

untuk Schedule Variance adalah :

SV = BCWP – BCWS …………………….(2.2)

(Irika, 2013. Hal. 163)

2.8.3 CPI (Cost Performance Index)

Faktor efisiensi biaya yang telah dikeluarkan dapat diperlihatkan dengan

membandingkan nilai pekerjaan yang secara fisik telah diselesaikan (BCWP)

dengan biaya yang telah dikeluarkan dalam periode yang sama (ACWP). Rumus

untuk CPI adalah :

CPI = BCWP – ACWP …………………….(2.3)

(Irika, 2013. Hal. 163)

Nilai CPI ini menunjukkan bobot nilai yang diperoleh (relative terhadap

nilai proyek keseluruhan terhadap biaya yang dikeluarkan. CPI kurang dari 1

menunjukkan kinerja biaya yang buruk, karena biaya yang dikeluarkan (ACWP)

lebih besar dibandingkan dengan nilai yang didapat (BCWP) atau dengan kata lain

terjadi pemborosan.

2.8.4 SPI (Schedule Permformance Index)

Faktor efisiensi kinerja dalam menyelesaikan pekerjaan dapat diperlihatkan

oleh perbandingan antara nilai pekerjaan yang secara fisik telah diselesaikan

(BCWP) dengan rencana pengeluaran biaya yang dikeluarkan berdasar rencana

pekerjaan (BCWS). Rumus untuk Schedule Performance Index adalah :

20
SPI = BCWP – BCWS …………………….(2.4)

(Irika, 2013. Hal. 163)

Nilai SPI menunjukkan seberapa besar pekerjaan yang mampu diselesaikan

(relative terhadap proyek keseluruhan) terhadap satuan pekerjaan yang

direncanakan. Nilai SPI kurang dari 1 menunjukkan bahwa kinerja pekerjaan

tidak sesuai dengan yang diharapkan karena tidak mampu mencapai target

pekerjaan yang sudah direncanakan.

2.8.5 Prediksi Biaya Penyelesaian Akhir EAC (Estimate at Completion)

Pentingnya menghitung SPI dan CPI adalah untuk memprediksi secara

statistic biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek. Ada banyak metode

dalam memprediksi biaya penyelesaian proyek (EAC). Namun perhitungan EAC

dengan SPI DAN CPI lebih mudah dan cepat penggunaannya. Ada beberapa

rumus perhitungan EAC, salah satunya adalah sebagai berikut :

EAC = ACWP – ETC …………………….(2.5)

(Irika, 2013. Hal. 163)

Gambar 2.4. Grafik Kurva “S” Earned Value Hubungan ACWP, BCWP,

BCWS, SV, CV, dan EAC

21
Sumber : Soemardi, B.W. dkk. 2007 “Pengembangan system Earned Value

untuk Pengloahan Proyek Konstruksi di Indonesia” Hal.5

2.9 BIAYA PEKERJAAN BERDASARKAN ANGGARAN

Metode Earned Value adalah konsep menghitung besarnya biaya yang

menurut anggaran sesuai dengan pekerjaan yang telah diselesaikan atau

dilaksanakan (Budgeted Cost of Works Performed). Bila ditinjau dari jumlah

pekerjaan yang diselesaikan maka berarti konsep ini mengukur besarnya unit

pekerjaan yang telah diselesaikan, pada suatu waktu bila dinilai berdasarkan

jumlah anggaran yang disediakan untuk pekerjaan tersebut. Dengan perhitungan

ini diketahui hubungan antara apa yang sesungguhnya telah dicapai secara fisik

terhadap jumlah anggaran yang telah dikeluarkan. Berikut adalah penjelasan

hubungan tersebut.

A. Jumlah Anggaran

300 m2 beton cor Anggaran = Rp. 80 Juta

B. Pekerjaan yang diselesaikan

75 m2 beton = 25 % Anggaran terpakai = ?

C. Pengeluaran Aktual

Rp.15 juta Rp. 35 juta

Menilai biaya pekerjaan yang telah diselesaikan dilihat dari jumlah

anggaran yang terpakai.

Pekerjaan pengcoran pondasi di atas, dapat dilihat bahwa jumlah yang telah

diselesaikan adalah 75m3 atau = (75/300) (100%) = 25%, dengan demikian

22
menurut anggaran, pengeluaran adalah sebesar (25%) (Rp. 80 juta) = Rp.20 juta.

Jadi nilai hasil adalah Rp. 20 juta. Dalam hal ini pengeluaran yang telah

dikerjakan dapat lebih kecil dari Rp. 20 juta atau mungkin lebih besar dari Rp. 20

juta atau sama dengan Rp. 20 juta, tergantung dari efisiensi pelaksanaan

pekerjaan. Bila pekerjaan diaktifkan dengan amat efisien dari yang diperkirakan

dalam anggaran sehingga pengeluaran misalnya hanya Rp. 15 juta, maka

dikatakan nilai hasil (Rp. 20 juta) lebih besar dari pengeluaran. Dan bila yang

terjadi adalah sebaliknya, maka nilai hasil lebih kecil dari pengeluaran (Rp. 35

juta).

Dari contoh di atas, rumus nilai hasil adalah sebagai berikut

Nilai hasil = (%penyelesaian) x (anggaran)

Sumber : Soeharto, 1995, “Manajemen Proyek (Dari Konseptual sampai

Operasional)”. Hal 269

Gambar dibawah ini memperlihatkan hubungan antara BCWS, BCWP,

ACWP terhadap biaya pneyelesaian proyek.

23
Gambar 2.5. Hubungan antara BCWP, BCWS, dan ACWP

Sumber : Project Management Institute 2004, “A Guide to the Project

Management Body of Knowledge (PMBOK)”

2.10PEKERJAAN YANG MASIH BERLANGSUNG

Pada umumnya, keadaan yang sesungguhnya terjadi di lapangan akan

semakin rumit dengan terdiri dari berbagai macam item. Misalnya dalam satu

paket yang terdiri dari pekerjaan a, b, c dengan kemajuan sebagai berikut:

1. Pekerjaan a telah selesai 100%

2. Pekerjaan b masih dalam proses, sudah dimulai tetapi belum 100%

3. Pekerjaan c belum selesai sama sekali

Untuk menghitung nilai hasil paket kerja di atas, pendekatan yang

digunakan adalah dengan memperhatikan bobot komponen – komponen pekerjaan

tersebut terhadap total (a + b + c), sedangkan nilai hasil komponen – komponen

adalah sebagai berikut :

1. Komponen a telah 100% selesai = 100

2. Komponen b= besarnya presentase fisik sesungguhnya

24
3. Komponen c belum dimulai = 0

25
Gambar 2.6. satu paket kegiatan yang terdiri dari 3 jenis pekerjaan dengan

kemajuan yang berbeda.

Sumber : Soeharto. 1995, “Manajemen Proyek (Dari Konseptual sampai

Operasional”, Hal. 269.

2.11VARIANS JADWAL DAN VARIANS BIAYA TERPADU

Kemajuan proyek yang dianalisis dengan menggunakan metode varians

sederhana dianggap kurang akurat. Hal ini disebabkan metode tersebut tidak

mengintegrasikan aspek biaya dan jadwal. Untuk mengatasinya, dapat digunakan

metode Earned Value dengan indikator BCWP, BCWS, dan ACWP.

Varians yang dihasilkan disebut varians jadwal terpadu (SV) dan varians

biaya terpadu (CV). Varians jadwal terpadu (SV) dipakai untuk menentukan

apakah proyek yang sedang dijalankan masih sesuai jadwal rencana atau tidak.

Selisih jadwal adalah selisih antara BCWP dan BCWS. Sedangkan varians biaya

(CV) diapakai untuk menentukan apakah proyek yang sedang dijalankan masih

dalam batas anggaran atau melebihi anggaran rencananya. Selisih biaya adalah

selisih antara BCWP dan ACWP. Sebagai contoh terlihat pada table 2.1 berikut :

Jan. Feb. Mar. Apr. Mei. Jun. Jul. Agt.

Anggaran (BCWS) 60 140 280 480 660 870 1020 1080

26
Pengeluaran (ACWP) 90 120 410 640 840

Nilai hasil (BCWP) 40 100 210 280 530

Varians Biaya -30 -110 -220 -260 -310

Varians Jadwal -20 -40 -80 -100 -130

Tabel 2.1. Data Varians Biaya dan Jadwal

Sumber : Soeharto. 1995, “Manajemen Proyek (Dari Konseptual sampai

Operasional”, Hal. 271.

Ketiga indikator metode Earned Value yang meliputi BCWP,

BCWS, dan ACWP dapat digambarkan dalam bentuk grafik secara bersama –

sama yang didasarkan atas data dari table 2.1 dengan biaya sebagai sumbu vertical

dan jadwal sebagai sumbu horizontal.

Gambar 2.7. Analisis Metode Earned Value disajikan dengan grafik “S”

Sumber : Soeharto. 1995, “Manajemen Proyek (Dari Konseptual sampai

Operasional”, Hal. 269

Angka negative pada varians biaya menunjukkan situasi dimana biaya yang

diperlihatkan lebih tinggi dari yang dianggarkan disebut cost overrun, angka nol

menunjukkan pekerjaan terlaksana sesuai dengan biaya, dan angka positif berarti

27
pekerjaan terlaksana dengan biaya kurang dari anggaran yang disebut cost

overrun. Demikian juga halnya dengan jadwal, angka negative berarti terlambat,

angka nol berarti tepat dang angka positif berarti lebih cepat dari rencana.

Berbagai kombinasi antara varians jadwal dan varians biaya disajikan dalam

table 2.2 berikut :

Tabel 2.2 Analisis Varians Terpadu

Varians Varians
No. Jadwal Biaya KETERANGAN
(SV) (CV)

Pekerjaan terlaksana lebih cepat


1 Positif Positif dari jadwal dengan biaya lebih
kecil dari anggaran.
Pekerjaan terlaksana tepat sesuai
2 Nol Positif jadwal dengan biaya lebih rendah
dari anggaran.
Pekerjaan terlaksana sesuai
3 Positif Nol anggaran dan selesai lebih cepat
dari jadwal.
4 Nol Nol Pekerjaan terlaksana sesuai jadwal
dan anggaran.
Pekerjaan selesai terlambat dan
5 Negatif Negatif menelan biaya lebih tinggi dari
anggaran.
Pekerjaan terlaksana sesuai jadwal
6 Nol Negatif dan menelan biaya diatas
anggaran.
7 Negatif Nol Pekerjaan selesai terlambat dan
menelan biaya sesuai anggaran.
Pekerjaan selesai lebih cepat dari
8 Positif Negatif rencana dengan menelan biaya di
atas anggaran.
Pekerjaan selesai terlambat
9 Negatif Positif dengan menelan biaya lebih
rendah dari anggaran.

Sumber : Soeharto. 1995, “Manajemen Proyek (Dari Konseptual sampai

Operasional”, Hal. 273.

28
Angka negative pada varians biaya menunjukkan situasi dimana biaya yang

diperlihatkan lebih tinggi dari yang dianggarkan disebut cost overrun, angka nol

menunjukkan pekerjaan terlaksana sesuai dengan biaya, dan angka positif berarti

pekerjaan terlaksana dengan biaya kurang dari anggaran yang disebut cost

underrun. Demikian juga hanya dengan jadwal, angka negative berarti terlambat,

angka nol berarti tepat dan angka positif berarti lebih cepat dari rencana.

Dari table datas, hubungan antara Schedule Variance (SV) dengan Cost

Varriance (CV) ditampilkan ke dalam gambar 2.8 dengan biaya sebagai sumbu

vertika; dan waktu sebagai sumbu horizontal.

2.12PROYEKSI BIAYA DAN JADWAL AKKHIR PROYEK

Perkiraan mengenai biaya dan jadwal akhir dari proyek yang dikerjakan

tidak dapat memberikan angka yang sangat tepat. Meskipun demikian, membuat

perkiraan mengenai biaya dan jadwal akhir sangat diperlukan dengan tujuan

mengetahui kemungkinan adanya penyimpangan yang dapat terjadi di masa yang

akan dating sehingga dapat dilakukan tindakan untuk mencegah penyimpangan

tersebut. Dalam membuat proyeksi digunakan rumus – rumus sebagai berikut :

a. Anggaran proyek keseluruhan = Anggaran (BAC)

b. Anggaran untuk pekerjaan tersisa = BAC – EAC

c. Indeks kinerja biaya (CPI) = BCWP / ACWP

29
Bila kinerja biaya pada pekerjaan tersisa adalah tetap seperti pada saat

pelaporan, maka perkiraan biaya untuk pekerjaan tersisa (ETC) adalah sama besar

dengan anggaran pekerjaan tersisa dibagi indeks kinerja biaya, atau :

ETC = (BAC – BCWP) / CPI …………………….(2.6)

(Soeharto, 1995. Hal. 280

30
2.13PENELITIAN TERDAHULU

Judul Tujuan
NPeneliti Penelitia Metode Penelitian Hasil Penelitian
an n
AAnalisi 1. Untuk Metode yang digunakan 1. Nilai variasi biaya (CV)
T s menge dalam penelitian ini adalah tidak ditemukan nilai
Earned tahui deskriptif kuantitatif, negative pada tiap
Value nilai penelitian yang periodenya. Dengan nilai
Terhad variasi menggambarkan kondisi terendah Rp. 24.691.763
ap biaya proyek tertentu dengan pada periode pertama,
Biaya (CV) analisis data – data yang ada. Nilai SV terdapat nilai
dan dan Konsep Nilai Hasil (Earned negatif pada periode ke –
Waktu Waktu Value Analysis) mengkaji 11 sebesar –Rp.
Pada (SV). kecenderungan varian jadwal 104.105.503 hingga
Proyek 2. Untuk dan varian biaya pada suatu periode ke – 20 sebesar -
Pemba menge periode waktu selama proyek Rp. 771.776.332.
ngunan tahi berlangsung. Dalam penelitian 2. Nilai CPI tidak ditemukan
Gudan indeks ini hanya membahas pada nilai dibawah angka 1
g produ varian waktu diseluruh periode
Farmas ktifita pelaporan. Angka
i s terendahnya 1,165 padap
biaya periode ke – 8. Nilai SPI
(CPI) memiliki nilai SPI yang
dan bernilai -1 yaitu pada
waktu periode ke – 11 hinga ke –
(SPI). 20 dengan nilai SPI akhir
3. Untuk 0,771.
menge 3. Jika indeks produktifitas
tahui biaya periode sisa
estima dianggap sama dengan
si akhir periode pelaporan
biaya maka estimasi biaya untuk
(EAC) menyelesaikan proyek
dan (EAC) Gudang Farmasi
waktu sebesar Rp.
(EAS) 2.923.240.899. jika indeks
yang produktifitas waktu
dibutu periode sisa dianggap
hkan sama dengan akhir periode
untuk pelaporan maka estimasi
menye waktu total pekerjaan
lesaik (EAS) proyek Gudang
an Farmasi sebesar 25.190

31
proye
k.
4. Untuk
minggu.
menge
4. Jika kinerja dianggap
tahui
sama proyek
berapa
pembangunan Gudang
besar
Farmasi akan
perkir
mendapatkan keuntungan
aan
sebesar Rp. 572.098.187
keuntu
dari pengurangan sisa
ngan
biaya pekerjaan Rp.
atau
933.823.115 yang
kerugi
dipotong pajak 10% dari
an
rencana anggaran biaya.
pada
proek
Gudan
g

Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu


Lanjutal dari table 2.3 Penelitian terdahulu
No
Nama Penulis Judul Penelitian Tujuan Penelitian Metode Penelitian
.
2.  Michaela Analisi 1. Untuk mengetahui Metode yang Pad
  Evangelista Do Pengendalian / memprediksi digunakan dalam hasi
Rego Lay Proyek Dengan seberapa besar penelitian ini adalah 665
Tahun 2016 Menggunakan keterlambatan dengan mengolah men
Metode Nilai waktu pada data primer dan data berj
Hasil (Earned pelaksanaan sekunder dari proyek renc
Value) pada proyek dengan pembangunan -1.0
Pembangunan menggunakan Gedung MIPA men
Gedung Kuliah metode nilai hasil. Center Universitas mem
Mipa Center 2. Untuk mengetahui Brawijaya Malang besa
Tahap Satu meprediksi berapa untuk mengetahui dire
Universitas besar biaya pada efektitfitas men
Brawijaya pelaksanaan pengendalian dengan peke
Malang proyek dengan menggunakan dan
menggunakan Metode Earned proy
Metode Earned Value. EAC
Value. Mengidentifikasi 10.4
antara biaya yang nila
dikeluarkan dengan 13.6
yang direncanakan. bera
dipe

32
sebe
(0,0
1. D
ya
di
ge
U
de
m
w
di
pe
tid
ya
pe
di
ke
m
la
2. K
pe
M
M
m
ni
te
bi
di
se
ke

Lanjutan dari Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu.

N Nama Judul
Tujuan Penelitian
o. Penulis Penelitian
3. 1. Nirmal Studi 1. Untuk menerapkan konsep Metode yang digunakan dalam
  a Dewi Penggunaan Earned Value Analysis) mengkaji kecenderu
2. M. Metode EVM Management pada proyek.
Asad (Earned Value 2. Untuk mengetahui
Abdurr Management) pengendalian
ahman, pada penyimpangan biaya pada
ST. Pengendalian proyek dengan
M.Eng. Biaya dan menggunakan konsep
PM. Waktu pada Earned Value
3. Suharm Proyek Management.

33
an Pembangunan 3. Untuk mengetahui
Hamza Mall Grand perbandingan perhitungan
h Daya Square durasi proyek antara
Metode EVM dan
perhitungan Produktivitas

Lanjutan dari Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu.

No
Nama Penulis Judul Penelitian Tujuan Penelitian Metode Penelitian
.
4. Nur Khairunnisa, Analisis 1. Mengetahui Proses penelitian 3. T
  Rusfina Widayati, Pengendalian analisis dalam penelitian ini 1) T
Mardewi Jamal BIaya dan Waktu perhitungan disusun dalam pene
terhadap Proyek Earned Value tahapan-tahapan liter
Konstruksi pada kinerja biaya pekerjaan dengan Ilmu
dengan Metode dan waktu beberapa urutan topi
Earned Value terhadap Proyek yaitu sebagai men
(Studi Kasus : Pembangunan berikut: sam
Proyek Perumahan di 1. Tahap persiapan, 2) T
Perumahan Kabupaten yaitu mencari BCW
Penajam Paser Penajam Paser referensi teori atau (min
Utara) Utara. studi literatur Titik
2. Mengetahui (Manajemen berd
konstruksi, teknik proy
estimasi biaya dan
penjadwalan, analisa untu
waktu yang anggaran biaya mer
pelaksanaan, metode keua
dibutuhkan untuk
earned value dihi
menyelesaikan analysis dan crash terh
program) biay
proyek bila dilihat
2. Tahap bob
dari saat pengumpulan data, pekr

34
peninjauan. meliputi mencari 3) M
data rencana wak
3. Mengetahui
anggaran biaya men
langkah yang (RAB), time CV,
schedule, daftar dihi
diambil dari akibat
harga bahan dan deng
adanya upah tenaga kerja dari
dan laporan deng
penyimpangan
mingguan, dari
sehingga proyek rekapitulasi diba
perhitungan biaya wak
dapat selesai tepat
proyek pada proyek dihi
waktu. Perumahan Penajam deng
Paser Utara. dari
3. Tahap pengolahan deng
data dari
1) Tahap 1, sebelum (RA
melakukan CPI
penelitian perlu ACW
dilakukan studi 4) T
literatur untuk kesi
memperdalam Ilmu men
yang berkaitan perh
dengan topik dila
penelitian. juga
Kemudian Pad
menentukan dian
rumusan masalah kesi
sampai dengan deng
kompilasi data
2) Tahap 2,
menghitung BCWS,
BCWP, ACWP
(minggu ke-1 sampai
ke-18). Titik tinjau
minggu 18 diambil
berdasarkan
perubahan kontrak
proyek (CCO).
Sedangkan untuk
minggu ke-18
ACWP merupakan
hasil dari akuntan
keuangan proyek.
BCWS dihitung dari
bobot pekerjaan

35
terhadap rencana
anggaran biaya.
BCWP dihitung dari
bobot aktual
terhadap seluruh
pekrjaan terhadap
nilai kontrak
3) Menghitung
berdasarkan waktu
yaitu SV, SPI, ECD
dan menghitung
berdasarkan biaya
CV, CPI, ETC dan
EAC. SV dihitung
dari selisih BCWP
dengan BCWS. SPI
dihitung dari
perbandingan BCWP
dengan BCWS. ECD
dihitung dari sisa
waktu pekerjaan
yang dibagi dengan
SPI dan dikali waktu
yang ditempuh. CV
dihitung dari selisih
BCWP dengan
ACWP. CPI dihitung
dari perbandingan
BCWP dengan
ACWP. ETC
dihitung dari selisih
anggaran dana
(RAB) dengan
BCWP dibagi CPI.
EAC dihitung dari
jumlah ACWP
dengan ETC.
4) Tahap 4,
pembahasan dan
kesimpulan.
Pembahasan ini
menjelaskan tentang
perhitungan yang
telah dilakukan.
Kesimpulan disebut
juga pengambilan

36
keputusan. Pada
tahap ini, data yang
telah dianalisis
dibuat suatu
kesimpulan yang
berhubungan dengan
tujuan penelitian.

37
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 GAMBARAN UMUM

Berdasarkan data – data yang terkumpul maka dapat diuraikan gambaran

umum proyek sebagai berikut :

a. Pekerjaan : Pembangunan Ruang Kelas Baru SMAN 1

Tibawa, Gorontalo.

b. Lokasi : Jl. L. Palalu No.5, Isimu, Isimu Utara Kec.Tibawa,

Kab.Gorontalo, Prov. Gorontalo

c. Luas Bangunan : 831 m2

d. Nomor Kontrak : 916/DIBUDPORA/349/P.SMA DAN DIKSUS/DAK/2022

e. Tanggal Kontrak : 18 Juli 2022

f. Nilai Kontrak : Rp. 1.421.047.240,-

g. Tahun Anggaran : 2022

h. Waktu Pelaksanaan : 150 (Seratus Lima Puluh) Hari Kalender

i. Kontraktor Pelaksana : CV. BINTANG KONSTRUKSI

3.2 RUANG LINGKUP PENELITIAN

38
Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian terletak pada Jl. L. Palalu No.5, Isimu, Isimu Utara Kec.

Tibawa, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo.

Gambar 3.1 Peta Lokasi Penelitian

Jl. L. Palalu

Lokasi Proyek

Gambar 3.2 Sketsa lokasi penelitian

39
Lokasi penelitian ini berada di berada di Jl. Palalu. Jarak antara lokasi

penelitian dari pusat kota Gorontalo adalah 30 km.

3.3 METODE PENGUMPULAN DATA

Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh mentah yang akan

dipergunakan dalam penulisan. Data yang dikumpulkan berupa data primer dan

data sekunder yang dilakukan dalam rangka sebagai pengumpulan, data yang

mana prosesnya berupa :

1. Pengumpulan data primer yaitu sumber data penelitian yang diperoleh

secara langsung. Data primer dilakukan dengan cara observasi langsung

untuk memastikan kecocokan data Master Schedule dengan realisasi di

lokasi pembangunan proyek Ruang Kelas Baru SMAN 1 Tibawa serta

wawancara singkat pada proyek Ruang Kelas Baru SMAN 1 Tibawa

terhadap pihak yang berkompeten memahami betul tentang keadaan ataupun

kondisi proyek terutama dalam hal manajemen konstruksi. Wawancara juga

dilakukan untuk mendapatkan gambaran tentang system pengerjaan proyek

dan data pengerjaan proyek. Selain wawancara diatas, laporan mingguan

masuk dalam kategori data primer. Laporan mingguan adalah laporan yang

berisi tentang pelaporan progress atau bobot pekerjaan (realisasi pekerjaan)

secara mingguan yang dimana laporan mingguan dibuat berdasarkan data

Master Schedule. Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan Kurva S, yang

dimana :

40
2. Pengumpulan data sekunder diperoleh melalui media perantara atau secara

tidak langsung yang berupa buku, catatan, bukti yang telah ada, atau arsip

baik dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan. Data sekunder juga

data yang berhubungan dengan lokasi studi yang diperoleh langsung dari

kontraktor atau pelaksana proyek Ruang Kelas Baru SMAN 1 Tibawa.

Adapun data sekunder yang dibutuhkan adalah :

a) Rencana Anggaran Biaya (RAB)

Tabel 3.1 Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya (RAB) Proyek

Pembangunan Ruang Kelas Baru SMAN 1 Tibawa.

REKAPITULASI
PROYEK : PEMBANGUNAN RUANG KELAS BARU SMAN 1 TIBAWA GORONTALO

PEMILIK : FACHRY RAZZY TUNGKAGI

LOKASI : JL. L. PALALU NO.5, ISIMU UTARA, KEC.TIBAWA, KAB. GORONTALO, PROV.

GORONTALO

KONTRAKTOR : CV. BINTANG KONSTRUKSI

NOMOR KONTRAK : 916/DIBUDPORA/349/P.SMA DAN DIKSUS/DAK/2022

TAHUN ANGGARAN : 2022

N URAIAN PEKERJAAN JUMLAH HARGA KETERANGAN


O

A. PEKERJAAN PERSIAPAN Rp. 8.630.250,00

B. PEMBANGUNAN RUANG KELAS Rp. 1.263.956.981,00

C. PEKERJAAN PERABOT Rp. 147.375.066,00

D. PEKERJAAN LAIN - LAIN Rp. 1.085.580,00

TOTAL JUMLAH HARGA Rp. 1.421.047.878,00

b) Kurva “S”

c) Data Rincian Biaya Proyek Sudirman Office.

41
3.4 TAHAPAN PENELITIAN

Adapun tahapan penelitian adalah sebagai berikut :

1) Survei Pendahuluan

Sebelum melakukan pengambilan data terlebih dahulu dilakukan survei

lapangan, tujuannya untuk menentukan lokasi penelitian dan mendapatkan

informasi tentang kondisi pembangunan proyek.

2) Studi Literatur

Untuk mengetahui pelaksanaan dan penyusunan Tugas Akhir ini,

dibutuhkan beberapa sumber seperti internet, jurnal, dan buku digunakan sebagai

referensi.

3) Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan adalah sebagai berikut :

a. Data primer atau sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung

dari sumber aslinya, yang dimana berupa laporan mingguan proyek, serta

wawancara singkat dengan kontraktor/konsultan proyek mengenai kinerja

system proyek dan observasi langsung kondisi proyek.

b. Data sekunder atau sumber data penelitian yang diperoleh melalui media

atau arsip berupa sumber internet, jurnal dan buku serta diperoleh dari

kontraktor proyek diantaranya berupa Master Schedule proyek, rencana

anggaran biaya (RAB) dan data rincian biaya proyek pembangunan ruang

kelas baru SMAN 1 Tibawa.

4) Analisis Data

42
Data dan informasi yang telah dikumpulkan dari berbagai metode

pengumpulan data yang kemudian diolah. Metode yang digunakan menganalisis

data mengenai pengendalian biaya dan waktu pelaksanaan proyek sehingga dapat

efektif dan efisien adalah dengan menggunakan konsep nilai hasil (Earned Value

Concept).

Dalam konsep nilai hasil (Earned Value Concept), ada tiga indikator dasar

dalam menganalisa kinerja dari proyek yaitu BCWS (Budgeted Cost of Work

Schedule), BCWP (Budgeted Cost of Work Performed), dan ACWP (Actual Cost

of Work Performed).

Melalui ketiga indikator tersebut, kini dapat dihitung berbagai factor yang

menunjukkan kemajuan dankinerja pelaksanaan proyek, seperti :

a. Varians Biaya (CV) dan Varians Jadwal (SV).

b. Indeks produktifitas dan kinerja.

c. Prakiraan biaya penyelesaian proyek

Varians biaya adalah membandingkan nilai hasil dari anggaran yang telah

dialokasikan dengan biaya aktual yang terjadi untuk suatu pekerjaan, rumus (2.1).

Angka negative pada varians biaya berarti biaya yang dikeluarkan lebih kecil dari

anggaran, angka nol berarti pengeluaran biaya sesuai dengan anggaran dan nilai

positif berarti biaya yang dikeluarkan lebih besar daripada anggaran yang

ditetapkan.

Varians jadwal adalah membandingkan nilai hasil dari anggaran yang telah

dialokasikan dengan rencana anggaran. Varians ini dapat diubah bentuknya

43
menjadi nilai uang dari pekerjaan, sehingga semua varians dapat dinotasikan

dalam bentuk yang sama, rumus (2.2). Angka negative pada varians jadwal berarti

terlambat, angka nol berarti sesuai dengan jadwal dan nilai positif berarti lebih

cepat daripada rencana.

5) Indeks Produktifitas dan Kinerja Proyek

Pengelola proyek seringkali ingin mengelabui efisiensi dari penggunaan

sumber dana. Ini dinyatakan sebagai indeks produktifitas kinerja.

Cost Performance Indeks (CPI) digunakan untuk menentukan status dari

proyek. DImana jika nilai CPI < 1, berarti proyek akan mengalami kerugian jika

tidak diambil tindakan – tindakan perbaikan, rumus (2.3).

Schedule Performance Index (SPI) digunakan untuk membandingkan bobot

pekerjaan di lapangan dan dalam perencanaan. Jika nilai SPI < 1, maka progress

proyek tertinggal disbanding rencana dengan rumus (2.4).

Semakin besar perbedaannya dari angka 1, maka semakin besar

penyimpangan rencana dasar atau anggaran.

6) Proyeksi Biaya dan Jadwal Akhir Proyek

Membuat prakiraan biaya atau jjadwal penyelesaian proyek berdasarkan atas

hasil analisa dari indikator yang telah diperoleh dan akan memberikan besarnya

biaya pada akhir proyek EAC (Estimimate at Completion). Angka prakiraan ini

tidak dapat memberikan jawaban yang tepat karena didasarkan atas berbagai

asumsi, meskipun demikian prakiraan biaya akhir sangat bermanfaat dalam

memberikan peringatan dini mengenai hal – hal yang akan terjadi bila

44
kecenderungan yang ada pada saat ini tidak mengalami perubaha. Bila pada

pekerjaan tersisa dianggap kinerjanya tetap.

Membuat prakiraan biaya atau jadwal penyelesaian proyek yang didasarkan

atas hasil analisa indikator yang diperoleh, akan memberikan petunjuk besarnya

prakiraan biaya pada akhir proyek EAC (Estimate at Completion). Angka

prakiraan ini tidak dapat memberikan jawaban yang tepat karena didasarkan atas

berbagai asumsi, meskipun demikian prakiraan biaya akhir sangat bermanfaat

dalam memberikan peringatan dini menganai hal – hal yang akan terjadi bila

kecenderungan yang ada pada saat ini tidak mengalami perubahan.

Bila kinerja biaya pada pekerjaan tersisa dianggap tetap seperti pada saat

pelaporan maka prakiraan biaya untuk pekerjaan tersisa ETC (Estimate to

Completion) adalah sama besar dengan anggaran pekerjaan tersisa dibagi dengan

indeks kinerja biaya, atau dalam persamaan rumus (2.6).

Dengan demikian prakiraan biaya pada akhir proyek adalah sama dengan

julah biaya aktual ditambah prakiraan biaya untuk pekerjaan tersisa, atau dalam

persamaan rumus (2.5).

45
3.5 ALUR PENELITIAN

Kerangka pikir penelitian yang dilakukan dalam melaksanakan

penelitian.

Tahapan penelitian dapat dilihat pada bagan berikut:


Mulai

Studi Pendahuluan
- Latar belakang
- Rumusan masalah
- Tujuan penelitian
- Batasan masalah

Tinjauan Pustaka

Pengumpulan Data

Data Primer Data sekunder


1. Rencana Anggaran Biaya (RAB)
1. Observasi/wawancara/dokumentasi 46
2. Kurva “S)
2. Laporan mingguan
3. Data Rincian Biaya Proyek
Tidak
Kecukupan Data

Ya

Pengolahan Data

Analisis Data

Kesimpulan Dan Saran

Selesai

Gambar 3.1 Tahapan Penelitian

47

Anda mungkin juga menyukai