Anda di halaman 1dari 5

Tugas.

Nama : ZAINAL MUTTAKIN

NIM : 8558885661

Mata Kuliah : Pendidikan Matematika 1/ PDGK4203

Jurusan : S1-PGSD

1. Lima teori belajar dalam matematika diantaranya sebagai berikut:


a. Teori Belajar Bruner
Bruner menekankan bahwa setiap individu pada waktu mengalami atau
mengenal peristiwa atau benda di dalam lingkungannya, menemukan cara
untuk menyatakan kembali peristiwa atau benda tersebut di dalam pikirannya,
yaitu suatu model mental tentang peristiwa atau benda yang dialaminya atau
dikenalnya.
Menurut Bruner ada 3 tahapan proses belajar yaitu:
1) Tahap Enaktif
Tahap pertama anak belajar konsep adalah berhubungan dengan
benda-benda real atau pengalaman dengan lingkungan sekitarnya.
Pada tahap ini anak memanipulasikan, menyusun, menjejerkan,
mengutak-ngatik, dan bentuk-bentuk gerak lainnya.
2) Tahap Ikonik
Pada tahap ini, anak telah mengubah, menandai, dan menyimpan
peristiwa atau benda dalam bentuk bayangan mental.
3) Tahap Simbolik
Pada tahap ini, anak dapat mengutarakan bayangan mental tersebut
dalm bentuk simbol dan bahasa.

b. Teori Belajar Dienes


Menurut Dienes ada enam tahap belajar matematika yaitu:
1) Tahap bermain bebas
Pada tahap ini, anak-anak bermain bebas tanpa diarahkan dengan
menggunakan benda-benda matematika konkret. Siswa belajar konsep
matematika melalui mengotak-ngatik atau memanipulasikan benda-
benda konkret.
2) Tahap permainan
Pada tahap ini, anak mulai mengamati pola dan keteraturan yang
terdapat dalam konsep.
3) Tahap penelaahan kesamaan sifat
Pada tahap ini, anak mulai diarahkan pada kegiatan menemukan sifat-
sifat kesamaan dalam permainan yang sedang diikuti. Pada tahap ini,
anak mulai belajar membuat abstraksi tentang pola, keteraturan, sifat-
sifat bersama yang dimiliki dari model-model yang disajikan.
4) Tahap representasi
Pada tahp ini, anak mulai belajar membuat pernyataan atau
representasi tentang sifat- sifat kesamaan suatu konsep matematika
yang diperoleh pada tahap penelahaan kesamaan sifat.
5) Tahap simbolisasi
Pada tahap ini, anak perlu menciptakan simbol matematika atau
rumusan verbal yang cocok untuk menyatakan konsep yang
representasinya sudah diketahuinya pada tahap ke 4.
6) Tahap formalisasi
Pada tahap terakhir ini, anak mulai belajar mengorganisasikan konsep-
konsep membentuk secara formal, dan harus sampai pada pemahaman
aksioma, sifat, aturan, dalil sehingga menjadi struktur dari sistem yang
dibahas.

c. Teori Belajar Van Hiele


Van Hiele mengemukakan lima tahapan belajar geometri secara berurutan
yaitu:
1) Tahap pengenalan, Pada tahap ini, siswa mulai belajar mengenal
bangun Geometri secara keseluruhan, tetapi dia belum mampu
mengetahui adanya sifat-sifat dari bangun Geometri yang di lihatnya.
2) Tahap analisis, Pada tahap ini, siswa mulai mengenal sifat-sifat dari
bangun Geometri yang diamati
3) Tahap pengurutan,
Pada tahap ini, siswa sudah mengenal dan memahami sifat-sifat satu
bangun Geometri serta sudah dapat mengurutkan bangun-bangun
Geometri yang satu dengan yang lainnya saling berhubungan.
4) Tahap deduksi,
Pada tahap ini, siswa mampu menarik kesimpulan yang bersifat umum
dan menuju ke hal-hal yang bersifat khusus.
5) Tahap akurasi,
Pada tahap terakhir ini, siswa sudah menyadari pentingnya ketepatan
prinsip-prinsip dasar yang melandasi suatu pembuktian.

d. Teori Belajar Brownell dan Van Engen


Menurut teori makna dari Brownwll dan Van Engen menyatakan bahwa pada
situasi pembelajaran yang bermakna selalu terdapat tiga unsur yaitu:
1) Adanya suatu kejadian (event), benda(object), atau tindakan (action).
2) Adanya simbol yang mewakili unsur-unsur.
3) Adanya individu yang menafsirkan simbol tersebut.

e. Teori Belajar Gagne


Menurut teori Gagne objek belajar matematika ada dua yaitu objek langsung
(fakta, operasi, konsep, dan prinsip), dan objek tidak langsung (kemampuan
menyelidiki, memecahkan masalah, disiplin diri, bersikap positif dan tahu
bagaimana semestinya belajar). Menurut teori Gagne ada 8 tipe belajar mulai
dari yang sederhana sampai dengan yang kompleks yaitu:
1) Belajar isyarat yaitu belajar sesuatu yang tidak sengaja sebagai akibat
adanya rangsangan. Misalnya sikap positif siswa dalam belajar
matematika karena sikap guru yang menyenangkan.
2) Stimulus respon adalah Pada tahap ini, belajar dilakukan dengan
disengaja dan responnya jasmaniah.
3) Rangkai gerak adalah belajar dalam bentuk perbuatan jasmaniah
terurut dari dua kegiatan atau lebih stimulus respons.
4) Rangkaian verbal yaitu Belajar yang berupa perbuatan lisan terurut
dari dua kegiatan atau lebih stimulus respons.
5) Belajar membedakan adalah ada dua macam belajar membeda-
bedakan yaitu belajar membedakan tunggal berupa pengertian siswa

terhadap lambang ( tentang lambang pakar kuadrat √ ❑ ), sedangkan

membedakan jamak adalah membedakan beberapa lambang tertentu


misal lambang ruas garis, sinar dan garis −, →, ↔
6) Belajar konsep merupakan tipe belajar konsep juga disebut tipe belajar
pengelompokan yaitu belajar mengenal atau melihat sifat bersama dari
suatu benda atau peristiwa.
7) Belajar aturan yaitu Pada tipe ini, siswa diharapkan mampu
memberikan respons terhadap semua stimulus dengan segala macam
perbuatan. Misalnya siswa yang mampu menyebutkan sifat
penyebaran perkalian terhadap penjumlahan , tetapi belum mampu
menggunakannya atau sebaliknya.
8) Pemecahan masalah Sesuatu itu merupakan masalah bagi siswa bila
sesuatu itu baru dikenalnya, tetapi siswa telah memiliki prasyaratnya
hanya belum tahu proses penyelesaiannya.

2. Sifat-sifat operasi hitung penjumlahan dan sifat operasi hitung perkalian pada
kedua bilangan cacah yaitu:
 Sifat-sifat operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah
a. Tertutup
Jumlah setiap dua bilangan cacah sebarang adalah bilang cacah pula.
Dikatakan bahwa bilangan cacah tertutup di bawah penjumlahan.
Misalnya: 3+6 = 9 , 9 adalah hasil penjumlahan dari 3 + 6 yang
merupakan bilangan cacah pula.
b. Tidak tertutup
Bilangan cacah tidak tertutup di bawah pengurangan sebab selisih dua
bilangan cacah tidak selalu hasilnya bilangan cacah lagi.
contohnya: 9-10 = -1, meskipun 9 dan 10 bilangan cacah, tetapi -1
bukan bilangan cacah lagi.
c. Pertukaran
Setiap dua bilangan cacah sebarang, bila dijumlahkan, letaknya selalu
dapat dipertukarkan maka bilangan cacah itu memenuhi sifat
pertukaran (komutatif) penjumlahan.
Contohnya: 3+6=6+3, dimana antara ruas kiri dan kanan hasil
jumlahnya tidak berubag yaitu 9.

Bilangan cacah tidak memenuhi syarat pertukaran dalam pengurangan, sebab


tidak setiap bilang cacah bila dikurangkan dan letaknya dipertukar hasilnya
tetap sama. Seperti : 5−3=2 , sedangkan 3 −2=−1

 Sedangkan Sifat-sifat operasi hitung perkalian bilangan cacah yaitu


a. Tertutup
Apabila hasil sebarang dua bilangan cacah adalah bilang cacah maka
perkalian tersebut tertutup dalam bilangan cacah.
Misalnya : 3 x 4=12, 3 dan 4 merupakan bilangan cacah, 12 sebagai
hasil kalinya adalah bilangan cacah pula.
b. Pertukaran
Apabila sebarang dua bilangan cacah dikalikan dan letaknya ditukar
hasilnya tidak berubah maka perkalian dalam bilangan cacah tersebut
memenuhi sifat komtatif.
Misalnya: 4 x 6=24 → 6 x 4=26
c. Pengelompokan
Untuk setiap 3 bilangan cacah sebarang hasil kalinya tidak berubah
bila dua bilangan pertama atau dua bilangan terakhir dikalikan terlebih
dahulu maka perkalian dalam bilangan cacah tersebut memenuhi sifat
pengelompokan.
Contohnya: (3 x 4) x 6=3 x ( 4 x 6 )→hasil perkalian ruas kiri dan
kanan sama yaitu 72
d. Distributif
Untuk setiap bilangan cacah sebarang a, b dan c berlaku bahwa ax
(b+c )=( ax b)+(a x c).
contohnya : 2 x (4 +5)=(2 x 4 )+ (2 x 5 ).
e. Sifat bilangan satu dan nol
Setiap bilangn cacah dikalikan dengan 1 maka hasilnya tetap.
Misal : 3 x 1 = 3 Setiap bilangan cacah jika dikalikan dengan 0 maka
hasilnya 0 Misal : 3 x 0 = 0

3. Diketahui empat bilangan yang berurutan. Bila jumlah bilangan pertama


ditambah dua kali bilangan kedua, ditambah tiga kali bilangan ketiga,
ditambah tiga kali bilangan ketiga adalah 200. Tentukan bilangan–bilangan
tersebut
Penyelesaian:
a, b, c = 200
a+1=b
b + 1 = c ((a + 1) + 1= c ) = c →( a+2 = c)

a + 2b + 3c = 200
a + 2 (a+1) +3 (a+2) = 200
a + 2a + 2 + 3a + 6 = 200
6a + 8 = 200
6a = 200 – 8
6a = 192
a = 192
6
a = 32 nilai a

b=a+1
b = 32 + 1
b = 33

c=a+2
c = 32 + 2
c = 34

Anda mungkin juga menyukai