Anda di halaman 1dari 4

Nama : Attahyattul septa

Nim : 2211212034
Kelas : A2

Siapa dan bagaimana peran serta tanggung jawab pemerintah, swasta, dan
masyarakat dalam menghadapi krisis air bersih dan air minum
Air merupakan sumber daya alam yang memegang peranan sangat penting dalam kehidupan
makhluk hidup di bumi. Oleh karena itu, air harus dilindungi agar bermanfaat bagi kehidupan
manusia dan makhluk hidup lainnya, untuk dapat membantu kehidupan dan pembangunan daerah
saat ini dan di masa yang akan datang. Tanpa air, berbagai proses kehidupan tidak dapat
berlangsung. Mulai dari proses kehidupan pribadi manusia, baik itu mencuci, mandi, makan, minum,
BAB, maupun penyediaan air untuk keperluan domestic, industry, irigasi, peternakan, dan
perdagangan juga menjadi prioritas bagi kehidupan. Oleh karena itu sangat penting bagi kita manusia
untuk memiliki kesadaran dalam menjaga dan memelihara kelestarian air yang kita gunakan dengan
melakukan praktik pengelolaan air yang baik seperti menghemat air, tidak membuang sampah dan
limbah sembarangan yang akan menyebabkan terjadinya pencemaran air sehingga rusaknya
ekosistem yang ada.

Kekayaaan alam di Indonesia yang memiliki banyak pesisir, gunung, dan danau dapat
mempengaruhi sumber potensi air, namun jika semakin meningkatnya populasi di Indonesia maka
akan semakin tinggi juga angka permintaan air bersih di kalangan masyarakat. Dalam pemenuhan
akses terhadap air bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok di semua lapisan masyarakat. Maka
dari itu dapat disimpulkan bahwa air merupakan kebutuhan pokok yang wajib dipenuhi. Menurut
data statistic air bersih 2019-2020 mengalami peningkatan, yaitu di tahun 2019 Indonesia dapat
memproduksi air bersih sebanyak 4.884,9 juta m3, dan di tahun 2020 mengalami peningkatan
menjadi 5.262,1 juta m3. Meskipun produksi air bersih meningkat, akan tetapi masih banyak dari
masyarakat kita yang mengalami kekurangan sanitasi dan air minum yang memadai.

Dalam pemenuhan akses sanitasi dan air minum yang baik, pemerintahan sudah menetapkan standar
air bersih pada peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 32 Tahun 2017 Tentang
Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan Dan Persyaratan Kesehatan Air Untuk Keperluan
Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solusi Per Aqua, Dan Pemandian Umum. Air yang layak untuk
sanitasi adalah air yang tidak berbau, tidak berasa, tidak keruh, atau sedikit keruh. Selain itu, air ini
juga bebas dari E.coli. dan mengandung bahan kimia yang tingkat rendah seperti pH, besi, deterjen,
sianida, pestisida, timbal, seng, dll. Dan untuk standar air minum adalah harus dilindungi dari
sumber pencemaran, baik hewan yang dapat membawa penyakit, ataupun tempat dimana bakteri dan
hewan dapat tumbuh. Air yang secara fisik bersih dan layak untuk dikonsumsi, yaitu air yang tidak
berbau, berwarna terang, tidak berasa, tidak terkena paparan sinar matahari secara langsung atau
bersuhu sejuk sekitar 10-25 derajat celcius.

Dilihat dari standar air bersih yang telah ditetapkan oleh pemerintah, masih banyak masyarakat
belum mendapatkan hak tersebut, diantaranya kurang sanitasi dan kualitas air minum yang baik, ini
terjadi karena perubahan iklim yang tidak terkendali, letak geografis daerah, serta tingginya angka
kebutuhan karena bertambahnya populasi masyarakat yang tidak diseimbangi dengan upaya dalam
penyediaan fasilitas untuk menyuplai air.

Jika Keadaan kurangnya sanitasi dan air minum tidak menjadi perhatian bagi pemerintah maka akan
berdampak besar terhadap kelangsungan hidup dan perkembangan ekosistem. Dalam penelitian
Economist Intelegence Unit EUI dalam kajiannya mengatakan tentang krisis sumber daya air di
beberapa negara dapat disimpulkan bahwa Negara Indonesia menjadi salah satu negara yang
memiliki resiko cukup besar dalam permasalahan krisis sumber daya air. Dalaam penelitian ini
dinyatakan negara Indonesia menempati urutan 4 dari 10 negara teratas untuk populasi negara yang
beresiko tinggi terjadi krisis air.

Krisis air yang dialami negara Indonesia disebabkan oleh kurangnya fasilitas penyedia air.
Peningkatan populasi yang semakin pesat mengalami ketimpangan dengan fasilitas penyedia air
bersih. Seperti yang kita ketahui, masyarakat hanya bisa memanfaatkan dua fasilitas yang
menyediakan air, yaitu PDAM dan kali sumur. PDAM pun masih dianggap belum bisa memberikan
ketersediaan dan kualitas yang baik untuk masyarakat. Angka permintaan air yang terus meningkat
juga membuat PDAM kewalahan untuk menyediakan kebutuhan penduduk akan air bersih sehingga
pihak PDAM melakukan secara bergantian dalam menyalurkan air bersih kepada masyarakat.

Sarana lain yang digunakan oleh masyarakat untuk menyediakan air yang dibutuhkan yaitu menggali
sumur namun, air dari sumur tersebut biasanya berwarna keruh dan berbau tidak sedap sehingga
tidak layak untuk diminum sehari-hari. Terkadang warga tidak punya pilihan selain tetap
mengkonsumsi air gali dari sumur untuk air sehari-hari. Dari sana, masalah Kesehatan yang serius
dapat muncul, dan air yang tidak layak akan dapat membahayakan Kesehatan dan beresiko tinggi
menimbulkan berbagai penyakit berbahaya.

letak geografis juga menjadi salah satu faktor terjadinya krisis air, Indonesia yang terkenal dengan
negara kepulauan dan memiliki banyak daerah, tentu setiap daerah akan memiliki keadaan geografis
dan musim yang berbeda beda, sehingga di daerah bagian timur masih banyak keuhan tentang
keadaan sumber daya air yang kurang.

Permasalahan lain yang menyebabkan kurangnya ketersediaan air adalah kebiasaan buruk
masyarakat Indonesia yang membuang sampah dan limbah ke danau, sungai, selokan, sehingga
menyebabkan pencemaran air di lingkungan sekitar. Padahal sungai danau adalah salah satu
penyedia air yang bersih, dengan adanya buang sampah sembarangan akan membuat sampah
menumpuk dan bisa terjadinya bencana banjir dan berbagai macam penyakit.

Dampak dari krisis air ini akan terlihat langsung dari kegagalan pertanian dan panen yang
menyebabkan kurangnya pasokan pangan, sanitasi yang buruk dan kelaparan, yang berdampak pada
penyakit kekurangan pangan dan malnutrisi. Kaitan antara kriris air dengan pangan ini adalah
sanitasi yang buruk, dapat mempengaruhi sekitar 2 milliar orang di seluruh dunia. Banyak penyakit
yang disebabkan oleh krisis air dan kurangnya sanitasi, seperti kelaparan, kekurangan gizi, kolera,
tipus dan disentri, yang sampai saat ini masih mengancam populasi di beberapa bagian dunia. Dan
krisis air bersih juga akan berdampak besar terhadap perekonmian dan pembangunan daerah maupun
nasional.

Dalam mengatasi Krisis air bersih, pemerintah dan masyarakat harus memberikan kontribusi yang
seimbang, sehingga upaya yang dilakukan mendapatkan kinerja yang baik. Untuk upaya pemerintah
dapat melakukan mengoptimalkan PDAM dalam menyediakan kebutuhan air yang berkualitas
dengan cara mengadakan PDAM lebih banyak lagi sehingga memudahkan untuk mendistribusikan
air kepada masyarakat. Untuk mengatasi air tanah yang dikali untuk sumur, pemerintah harus
bersikap tegas dan memberikan kebijakan terhadap pembanguna yang diambil untuk sumber mata air
di sumur tersebut. Tindakan tegas dan memberikan kebijakan memilikitujuan agar masyarakat tetap
patuh dan lahan resapan air terus ada sehingga air bisa Kembali ke tanah.
Mengingat upaya yang dilakukan pemerintah, sudah sewajibnya kita masyarakat memiliki kesadaran
untuk juga saling membantu. Salah satu upaya yang bisa kta lakukan yaitu tidak membuang sampah
sembarangan, menghemat pemakaian air,

Ambarwati, R. D. (2014). Manfaat air bagi kehidupan manusia. Artikel Lingkungan Hidup, 4(2), 1–6.

-pengertian air
Potensu air di indoensia
Kebtutuhan air
-pentingnya air bersih untuk air minum
Permasalahan yang ada dengan air bersih
Penanggulangan pemerintah swasta dan masyarakat

Anda mungkin juga menyukai