Anda di halaman 1dari 4

Teja Banutama

1222 00885

Artikel Pertemuan Ke -4

Sistem keuangan Indonesia semakin dipengaruhi oleh pasar dalam negeri Indonesia dalam situasi yang
sangat tepat dalam menopang perekonomian. Indonesia adalah negara kesatuan yang memiliki
penduduk terbesar keempat, 1/3 kekuatan demokrasi terbesar, dan untuk derajat Asia Tenggara sistem
perekonomian Indonesia berada pada derajat ke-13 dunia sehingga hal ini menyebabkan pedagang lokal
dan asing ikut terlibat. dalam berinvestasi di Indonesia dengan harapan mendapatkan pengembalian
investasi yang sudah ditanamkan. Suatu negara Amerika Serikat dapat dikatakan maju jika financial
boom negara tersebut berkembang pesat.

Saham yang dimiliki akan memberikan keuntungan bagi pemegang saham yang secara teratur diakui
melalui pengembalian biaya yang diperoleh sesuai dengan tingkat bahaya yang dapat ditanggung oleh
pedagang (Susanti & Putra, 2019). Selain dipengaruhi oleh pasar dalam negeri, perekonomian Indonesia
juga dipengaruhi oleh pasar saham yang dikenal dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Persentase alternatif dalam IHSG memiliki evaluasi dalam menghitung return cost saham di Bursa Efek
Indonesia (Adisetiawan, 2017).

Dalam mengkaji keuntungan dan risiko yang akan dihadapi investor, CAPM dapat digunakan sebagai
analisis untuk menggambarkan hubungan antara return dan risiko yang terdapat pada suatu saham yang
diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (Liani, 2017). Ketika pasar dalam keadaan seimbang, evaluasi
bahaya saham akan lebih dipengaruhi oleh indikator Beta (ÿ) dengan model aset harga modal (CPAM).
CPAM terdiri dari Risk market (Rm), Risk free (Rf), beta (ÿ) dan Expected Return [E (Ri)]. Selain itu,
evaluasi CAPM digunakan untuk menentukan peramalan korelasi bahaya dengan pengembalian yang
diharapkan dan memutuskan harga aset perusahaan (Ditha Indah et al., 2019). Asumsi itu terkandung
Ketika saham dinilai terlalu tinggi, saham tersebut siap untuk dijual.

Sebaliknya ketika saham undervalued, saham tersebut layak dibeli. Hal ini dilakukan oleh pedagang
melalui kapasitas saham undervalued yang merupakan saham efisien dan menjual saham yang dinilai
terlalu tinggi atau tidak efisien. Saham yang ada di Bursa Efek Indonesia adalah saham jenis LQ45 dan
saham biasa, untuk saham LQ45 berjumlah 45 organisasi yang memiliki modal dan likuiditas tinggi.
Dari pencarian 45 perusahaan yang dikategorikan sebagai saham LQ45, hanya 30 perusahaan yang
dipilih untuk dijadikan sampel dalam penelitian ini. Dulu dipilih pola 30 korporasi karena saham-saham
ini terus masuk kategori LQ45 dari 2017-2019.
METODE PENELITIAN

Pendekatan analisis arsip menggunakan analisis deskriptif kuantitatif. Populasi terdiri dari
Indeks LQ45 dari tahun 2017-2019. Untuk data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari
berbagai pihak seperti Riset Pustaka dan Riset Online juga digunakan dalam penelitian ini.
Sedangkan teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Menurut
Susanti & Putra (2019) menyatakan harga return saham berkarakter atau biasa disingkat Ri
(Return Individual) adalah analisis untuk menghitung harga return suatu saham pada periode
positif. Adapun cara menghitung beban pengembalian saham karakter yaitu:

Dengan Ri adalah Rate of return saham pria atau wanita, dan Pt adalah durasi share rate t dan
Pt 1 adalah Share charge length t-1. Untuk data evaluasi return pasar yang digunakan
bersumber dari Indeks Harga Saham Gabungan. Indeks Harga Saham Gabungan merupakan
salah satu analisis yang terdiri dari data tingkat persediaan normal yang memiliki kekuatan
yang sangat berpengaruh dalam peristiwa moneter yang terjadi di Indonesia (Ni Wayan Sri &
Masitah, 2016). Menurut Susanti & Putra (2019), sistem yang digunakan untuk menghitung
return pasar adalah sebagai berikut:

Dimana Rm adalah Market rate of return, dan IHSG adalah durasi untuk stock charge index t
maka IHSGt 1 adalah stock price index length t-1. Selain itu dalam evaluasi return of stock,
harus diperhitungkan bebas resiko. Bebas risiko adalah analisis untuk menghitung fee of return
yang aman.

Setelah memeriksa pengembalian orang, pengembalian pasar, peluang bebas dan nilai beta
pada saham, dilanjutkan dengan memeriksa pengembalian yang diharapkan. Pengembalian
yang diharapkan (expected return) merupakansalah satu analisis yang bertujuan untuk
membuat kebijakan dalam berinvestasi.

Evaluasi pengembalian investasi yang diantisipasi memiliki fungsi yang sangat penting
bandingkan dengan analisis pendanaan yang berbeda (Alifiani, 2017). Menurut Susanti & Putra
(2019), analisis tingkat pengembalian yang diantisipasi ini juga dapat membuat perhitungan
antara bahaya dan investasi yang diprediksi terdiri dari pengembalian yang diprediksi orang
[(Ri)], bebas risiko (Rf), beta (ÿ) dan pasar yang diharapkan kembali. [E (Rm)] dapat dibuat
system sebagai berikut : E(Ri) = Rf + ÿi [E(Rm) – Rf]
KESIMPULAN
Kesimpulan dari penelitian ini antara lain:
1.Untuk return individu pada kelompok saham LQ45 tahun 2017 sampai dengan tahun 2019
terdiri dari saham dengan return tertinggi yang dimiliki oleh PT. Barito Pacific Tbk sebesar
23,99%, sedangkan tingkat pengembalian terendah dipegang oleh PT. Matahari Department
Store Tbk sebesar -2,57%.

2. Tingkat return saham positif kelompok saham LQ45 tahun 2017 sampai dengan tahun 2019
yaitu saham dengan kode ADRO, AKRA, BBCA, BBNI, BBRI, BBTN, BMRI, BRPT, EXCL,
ICBP, INCO, INDF, INTP, JSMR, KLBF, MNCN, PGAS, PTBA, SMGR, SRIL, TLKM,
UNTR, sedangkan saham-saham yang memiliki nilai return negatif untuk kelompok saham
LQ45 dari tahun 2017 hingga 2019 antara lain ANTM, ASII, BSDE, GGRM, HMSP, LPPF,
PTPP dan SCMA.

3. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tertinggi tahun 2017 sampai dengan tahun 2019
sebesar 6.605,63 dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terendah tahun 2017 sampai
dengan tahun 2019 sebesar 5.294,10. Sedangkan tingkat pengembalian IHSG tertinggi dari
tahun 2017 hingga 2019 sebesar 36,50% dan tingkat pengembalian IHSG terendah dari tahun
2017 hingga 2019 sebesar -6,35%.

4. Tingkat Risk Free (Rf) diambil dari suku bunga Sertifikat Bank Indonesia tahun 2017 sampai
dengan tahun 2019. Suku bunga SBI tertinggi terjadi pada bulan Januari sampai dengan Juni
2019 sebesar 6% sedangkan Suku bunga SBI terendah terjadi pada bulan September 2017
terhadap bulan April 2018 sebesar 4,25%.

5. Nilai beta untuk setiap saham dalam penelitian ini diambil dari data yahoo finance dimana
nilai beta tertinggi dimiliki oleh perusahaan PT. Vale Indonesia Tbk (INCO) dengan nilai 1,49
dan nilai beta terendah dipegang oleh perusahaan PT. Telekomunikasi Indonesia Indonesia.
(TLKM) dengan nilai -0,13.

6. Tingkat nilai E(Ri) tertinggi dipegang oleh perusahaan PT. Telekomunikasi Indonesia
Indonesia. (TLKM) sebesar 6,50% dan nilai E(Ri) terendah dimiliki oleh perusahaan PT. Vale
Indonesia Tbk (INCO) sebesar -11,12%.

7. Saham efisien adalah saham perusahaan yang layak dibeli ke dalam portofolio saham.
Ketentuan stok yang efisien yaitu jika nilai Ri > E (Ri). Dari rumus tersebut saham efisien
adalah perusahaan yang memiliki ADRO, ANTM, BBCA, BBNI, BBRI, BBTN, BMRI,
BRPT, BSDE, INCO, INTP, JSMR, KLBF, LPPF, MNCN, PGAS, PTBA, PTPPP, SCMA,
SMGR, SRIL, UNTR, WIKA, WSKT.

8. Sedangkan saham inefisien adalah saham perusahaan yang tidak layak dibeli untuk dijadikan
portofolio saham. Ketidakpastian stok yaitu jika nilai Ri < E (Ri). Dari rumusan tersebut, saham
yang tidak efisien adalah saham perusahaan yang memiliki kode AKRA, ASII, EXCL, GGRM,
HMSP, ICBP, INDF, TLKM dan UNVR.

Anda mungkin juga menyukai