Anda di halaman 1dari 26
- Bab 18 ANALISIS LEVERAGE 18.1. _PENGERTIAN LEVERAGE Perlu ditegaskan kembali bahwa leverage dalam pengertian bisnis mengacu pada nggunaan asset dan sumber dana (sources of funds) oleh perusahaan di mana dalam paginas Se asset atau SS Geen Re WSebut perusahaan harus mengeluarkan Diaya tetap atau beban tetap. Penggunaan asset (aktiva) "atau dana tersebut pada akhirnya dimaksudkan Tae meningkatkan keuntungan potensial bagi pemegang saham. Dalam suatu perusahaan dikenal dua macam leverage, yaitu leverage operasi (operating leverage) dan leverage keuangan (financial leverage). Peny inaan_kedua leverage ini dengan tujuan agar keuntungan yan; penggunaan leverage akan meningkatkan keuntungan bagi pemegang saham. Sebaliknya leverage juga dapat meningkatkan risiko keuntungan, Jika perusahaan mendapat keuntungan yang lebih rendah dari biaya tetapnya maka penggunaan leverage akan menurunkan keuntungan pemegang saham. Bab 18 Analisis Leverage 315 18.2. LEVERAGE OPERASI (OPERATING LEVERAGE) Leverage operasi timbul pada saat perusahaan menggunakan aktiva yang memiliki biaya-biaya operasi tetap. Biaya_tetap_tersebut misalnya_biaya_penyusutan gedung dan peralatan kantor, biaya 2 eta fan biaya lain j eal muncul ee Petanaan fi ferde fan berubah sesuai-dengan jumlab produk yang dihas ean © (alam analisis ini Giasumsikan dalam jangka pendek. Biaya operasi tetap, dikeluarkan agar volume penjualan dapat menghasilkan penerimaan yang lebih besar daripada seluruh biaya operasi tetap dan variabel. Pengaruh yang timbul dengan adanya biaya operasi tetap yaitu adanya perubahan dalam volume penjualan yang menghasilkan perubahan Keuntungan atau kerugian operasi yang lebih besar dari proporsi yang telah ditetapkan. ¢ operasi juga memperlihatkan pengaruh penjualan terhadap la laba sebelum bunga dan pajak (earning before interest_and_tax atau EBID) diperoleh Pengaruh tersebut dapat dicari dengan menghitung besarnya tin; ‘kat leverage operasinya Untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan tabel yang menggambarkan pengaruh leverage pada 3 perusahaan yang berbeda dengan berbagai jumilah leverage operasi. Tabel 18.1: Laporan laba-rugi perusahaan A, B dan C Perusahaan | Perusahaan | Perusahaan Keterangan A B c ®p) ®p) (p) Penjualan 0.000.000 | _88.000.000 | _156.000.000 Biaya operasi = Biaya tetap 56.000.000 [__16.000.000 | _112.000.000 Biaya variabel 16.000.000 | __56.000.000 |__24.000.000 4 Keuntungan operasi (EBIT) | 8.000.000 | _16.000.000 | 0.000.000 Rasio biaya operasi: Biaya tetap / biaya total 078 0,22 0,82 Biaya tetap / penjualan 0,70 0,18 072 Biaya variabel /penjualan 0,20 0,64 O15 Misalnya perusahaan mengalami peningkatan penjualan sebesar 50%, maka tabel di atas menjadi: Manajemen Keuangan: D. Agus Harjito dan Martono Tabel 18.2: Perubahan laporan laba-rugi karena perubahan penjualan Perusahaan | Perusahaan B | Perusahaan Keterangan A (Rp) e ” (®p) (®p) Penjualan 120.000.000 132,000,000 | _234.000.000 Biaya operasi = Biaya tetap 56.000.000 16.000.000 | 112.000.000 Biaya variabel \ 24.000.000 84.000.000 36.000.000 Keuntungan operasi (EBIT) 40,000,000 | _32.000.000 | _ 86.000.000 Persentase perubahan EBIT = . (EBIT- EBT .4) / EBIT.) ug re =— Dari tabel 18.1 di atas dapat dikemukakan, bahwa perusahaan A mempunyai biaya operasi tetap yang lebih besar dibanding biaya variabelnya. Perusahaan B mempunyai biaya variabel yang lebih besar daripada biaya tetapnya. Perusahaan C mempunyai biaya operasi tetap dua kali lipat perusahaan A. Dari ketiga perusahaan tersebut, dapat dilihat bahwa perusahaan C mempunyai: (1) jumlah rupiah absolut biaya tetap terbesar dan (2) jumlah relatif biaya tetap terbesar, yaitu diukur dengan menggunakan rasio antara biaya tetap dibagi biaya totalnya dan rasio antara biaya tetap dibagi dengan penjualannya. Apabila setiap perusahaan mengalami peningkatan penjualan tahun depan sebesar 50%, maka laba perusahaan (EBIT) akan terpengaruh. Hasil pengaruh tersebut ditunjukkan pada tabel 18.2, di mana biaya variabel dan penjualan tiap perusahaan meningkat sebesar 50%. Tetapi biaya tetap ketiga perusahaan tersebut tidak berubah. Seluruh perusahaan menunjukkan pengaruh dari leverage operasi (yaitu. perubahan penjualan yang menghasilkan perubahan laba operasi). Dari perubahan tersebut perusahaan A terbukti sebagai perusahaan_yang paling sensi’ dengan peningkatan penjualan 50% dan —menyebabkan_peninj aa laba_operasi CSS arm aL Fal an bahwa Seana Toba eleh Daya te san dengan jumlah Diaya tetap absolut atau relatiF terbesar belum fentu memiliki fengaruh Ieverage operasi_terbesar, Selanjutnya, akan dibahas cara sederhana untuk OS NETKE Terie operasr” perusahaan Namun_ sebelumnya, pembaca perlu juga mempelajari kembali_analisis impas (break even analysis) yang dibahas pada bab Analisis Break Even pada bab 17. Hal ini karena analisis BEP mempelajari perimbangan antara pendapatan dan biaya variabel serta biaya tetap, maka analisis BEP ini juga merupakan salah satu alat untuk mempelajari operating leverage. 18.3. TINGKAT LEVERAGE OPERASI (DEGREE OF OPERATING LEVERAGE) Tingkat leverage operasi atau degree of operating leverage (DOL) adalah _persentase perubahan dalam laba operasi (EBIT) yang disebabkan perubahan satu persen dalam output (penjualan). Dengan demikian maka, Bab 18 Analisis Leverage 317 Tingkat clastisitas —__persentase perubahan laba operasi (EBIT) ST aaa ~ ~Persentase perubahan output (Penjualan) cat DOL om = Gas = GOS : a e atau: di mana DOL gun = DOL dari penjualan dalam unit DOL snpian = DOL dari penjualan dalam rupiah EBIT = Laba operasi sebelum bunga dan pajak SP = Harga per unit iv = Biaya variabel per unit (P-v) = Marjin kontribusi per unit Q = Kuantitas (unit) barang yang diproduksi atau dijual FC = Biaya tetap vc = Biaya variabel total, s = Penjualan Laba operasi (EBIT) = [P(Q)- V(Q)]- FC EBIT =Q(P-V)-FC Contoh 18.1: Misalkan kita akan menganalisis kondisi Keuangan 3 perusahaan K, M, dan N dengan keadaan sebagai berikut: 318 Manajemen Keuangan: D. Agus Harjito dan Martono Tabel 18.3: Laporan laba-rugi perusahaan K, M dan N Keterangan Fortean K | PerusahaanM | Perusahaan N | ‘p (Rp) (Rp). Penwealan : 120,000,000 180,000.00 240,000,000 MES variabel, 24.000.000 120.000.000 40.000.000 man Kontribusi 96,000,000 60,000,000 200.000.000 pear 56,000,000 30,000.00 120.000.000 | Recrtnnen operasi (EBIT) 40.000.000 30,000,000 80.000.000 larga per unit 10.000 10.000 10.000 Biaya variabel per unit 2.000 6.667 1.667 Volume penjualan 12,000 unit 18,000 unit 24.000 unit Dari tabel laporan laba-rugi perusahaan K, M dan N di atas, dapat dihitung besarnya degree of operating leverage (DOL)-nya sebagai berikut: 120.000.000 - 24.000.000 96.000.000 De eee a OT. £2.4 120.000.000 - 24.000.000-56,000.000 — 40.000.000 DOLx sebesar 2,4 artinya tingkat elastisitas operasi pada output penjualan terhadap EBIT sebesar 240%. Ini berarti bahwa apabila penjualan perusahaan K naik sebesar 10%, maka laba operasi akan naik sebesar 2,4 x 10% = 24%. Sebaliknya, apabila penjualan perusahaan K furun sebesar 10%, maka penurunan tersebut berakibat EBIT-nya juga turun sebesar 2,4 x 10% = 24%. 180.000.000 -120.000.000 60.000.000 DOL, = ——— iT = 2.0 180,000,000 - 120.000.000 -30.000.000 30.00.00 DOL wy sebesar 2,0 artinya tingkat elastisitas operasi pada output penjualan terhadap EBIT sebesar 200%. Ini berarti bahwa apabila penjualan perusahaan M naik sebesar 10%, maka aba operasi akan naik sebesar 2,0 x 10% = 20%. Sebaliknya, apabila penjualan perusahaan M turun sebesar 10%, maka penurunan tersebut berakibat EBIT-nya juga turun sebesar 2,0 x 10% = 20% 240.000.000 - 40.000.000 200.000.000 DOL, = ——"—sewe os __ 0.5 ® = 40,000.00 - 40.000.000-120.000.000 80.00.00 Seperti halnya DOLx dan DOL », maka DOL w sebesar 2,5 artinya tingkat elastisitas operasi pada output penjualan terhadap EBIT sebesar 250%. Ini berarti bahwa apabila penjualan perusahaan N naik sebesar 10%, maka laba operasi atau EBIT akan naik sebesar 2,5 x 10% = 25%. Sebaliknya, apabila penjualan perusahaan N turun sebesar 10%, maka penurunan tersebut berakibat EBIT perusahaan N juga akan turun sebesar 2,5 x 10% = 25% Bab 18 Analisis Leverage 319 Untuk membuktikan efek perubahan penjualan terhadap EBIT yang diperlihatkan hh besarnya DOL masing-masing, perusahaan, maka dapat dilihat pada tabel berikut ole! njualan ketiga perusahaan naik 10% dan biaya variabel juga naik 10% Tabel 18.4: Perubahan laporan laba-rugi perusahaan K, M dan N i rs Perusahaan | PerusahaanM | Perusahaan N Se (Rp) (Rp) (®p)___| | Penjualan naik 10%) 132.000.000 198.000.000 264.000.000 | Biaya variabel (naik 10%) 26.400.000, 132.000.000 44.000.000 Marjin kontribusi 105.600.000 66.000.000, 220.000.000 Biaya tetap_ 56.000.000 30.000.000, 120,000.000. Laba operasi (EBIT) 49,600,000 36.000.000 100.000.000 Persentase perubahan laba operasi akibat adanya perubahan penjualan masing-masing perusahaan adalah sebagai berikut: Perusahaan K = PBUH EBT ess (22 SEO OUI UR YS arinaneseaa EBIT,; 40.000.000 Perusahaan M= -EBIT.= EBIT._ _ 36.000,000-30.000.000 1 nq 20% 30.000.000 00 _ 100.000.000 Re 80.000.000 Perusahaan N = x 100% = 25% DOL 1 sebesat 2,0 dan DOL w sebesar 2,5 dapat disimpulkan bahwa beban_biaya tela dibanding kontribust marjin perusahaan N paling besar, Hal ini beraritisiko perusahaan N JeEI-beordibanding- pertsahaan ing_perusahaan een aN aren on itualWIain yang, diperoleh figunakan unl menutup biaya tetap yang lebil sar. —"——Perlu. diketahui bahwa DOL merupakan salah satu komponen yang dapat menuijukkan Tisike Bisnis perusahaan. DOL perusahaan memperbesar dampak dari fast “Tain pada variabiitasTaba operasi. Meskipun DOL itu sendiri bukan sumber variabilitas. DOL yang tinggi tidak akan berpengaruh, bila perusahaan dapat memelihara penjualan dan struktur biaya yang Konstan. Jadi, DOL dapat dipandang sebagai suatu ukuran dari risiko otensial yang menjadi aktif anya jika penjualan dan biaya produkst berubah-ubah. ~__ Besarnya tingkat Sorabaon aba cperast ebay fa operasi sebagai Stat peribanar pen perubahan penjualan (DOL) sangat erat hubungannya dengan titik impas atau titik pulang pokok. Titik impas menunjukkan besarnya pendapatan sama dengan jumlah biaya yang harus dikeluarkan perusahaan, Hubungan antara laba operasi dan DOL juga sangat erat. Semakin besar Dilihat dari man masing-masing tingkat operating leverage yaitu DOL« sebesar 2,4, 320 ‘Manajemen Keuangan: D. Agus Harjito dan Martono enjualan, semakin besar aba operasi secara_absolut berarti semakin jauh dari titik as,_sebaliknya DOL_nya_semakin Kecil, Pada_umumnya, perusahaan tidak senang it i,)karena penurunan sedikit dalam penjualan dapa' 18.4. | LEVERAGE KEUANGAN (FINANCIAL LEVERAGE) c Leverage Keuangan merupakan_penggunaan_dana_dengan_beban_tetap sores arapan alas penggunaan tersebut al er lembar saham (earning per c Masalah leverage keuangan baru timbul setelah perusahaan areagsmetean dana dengan beban tetap. Perusahaan yang menggunakan dana dengan eban tetap dikatakan menghasilkan leverage yang menguntungkan (favorable financial leverage) atau efek yang positif apabila pendapatan yang diterima dari penggunaan dana Efek yang menguntungkan dari leverage Keuangan sering disebut “trading in equity” Leverage keuangan itu_merugikan (unfavorable leverage) apabila_perusahaan_ tidak dapat memperoleh pendapatan dari penggunaan dana tersebut Tebin besar_daripada beban tetap pengaruh leverage yang. di bagaimana_pengaruh alternatif pendanaan yang akan dipilih terhadap pendapatan per ee age atematt kom SD past PRTATEAT SEO mNSaTFaaNSTMAEIpenTaTaT pendanaarr misaInya alternalf pendanaant fiutang obligasi dengan saham biasa, obligasi dengan saham preferen, obligasi dengan saham biasa atau saham preferen dengan saham biasa. Dari alternatif-alternatif pendanaan tersebut perlu dicari berapa jumlah biaya pendanaan yang harus d EAT 129.600.000 100.800.000 129.600.000 Dividen Saham Preferen \\7 : = 4.000.000 Laba Pemegang Saham 129,600,000 100.800.000 85.600.000 Jumlah Saham Biasa Beredar_| 300.000 lembar | 200.000 lembar | 200.000 lembar EPS 432, 504” 428 322 ‘Manajemen Keuangan: D. Agus Harjito dan Martono Eps— (EBIT-)(1-1)-PD o = Br 0 = (EBIT-1)(1-1)-PD a. Apabila tambahan pendanaan menggunakan alternatif saham biasa: 0 =(EBIT-1) (1-)- PD 0 — =(EBIT- 0) (1-0,40)-0 0 =EBIT (0,60) EBIT = 0/0,60=0 Perhitungan di atas menunjukkan bahwa apabila pendanaan menggunakan alternatif saham biasa, maka tidak ada biaya pendanaan tetap baik pada pendanaan lama maupun pendanaan baru (ean ambahan fa fambahan modal), Fah Hal ini terlihat bahwa besarnya earning per share atau EPS = 0. Artinya apabila dikehendaki EPS saham yang bersangkutan sama dengan nol, maka besarnya EBIT yang diperlukan adalah sebesar 0 (nol). b. Apabila tambahan dana menggunakan alternatif hutang obligasi 0 =(EBIT-1) (1-t)- PD 0 (EBIT - 12% x 400,000.00) (1-0,40) - 0 0 = (EBIT - 48.000.000) (0,6) 0 = 0,6 EBIT - 28.800.000 EBIT = Rp 48.000.000,- Dengan alternatif pendanaan melalui hutang obligasi maka diperoleh EBIT sebesar Rp 48.00.00. EBIT ini sama besarnya dengan bunga yang harus dibayar. Dengan demikian EBIT tersebut digunakan untuk menutup biaya bunga sebagai beban tetap dalam menggunakan dana dari hutang, obligasi. Pada EBIT sebesar Rp 48.000.000, besarnya EPS = 0. ¢. Apabila tambahan dana dipenuhi dengan alternatif saham preferen 0 = (EBIT-1) (1-t)- PD 0 =(EBIT - 0) (1-0,40) - 44.000.000 0 =EBIT (0,6) - 4.000.000" EBIT = Rp 44.000. 000/0,60/= Rp 73. 333.333,33, Dengan alternatif pendahaan melalui alternatif-Saham preferen maka diperoleh EBIT sebesar Rp 73.333.333,33. EBIT ini sama bésarnya dengan dividen yang harus dibayar karena menggunakan saham preferen. Dengan demikian EBIT tersebut digunakan Bab 18 Analisis Leverage 323 untuk membayar dividen sebagai beban tetap dalam menggunakan dana dari saham preferen 2. Penentuan titik indifferen Untuk menentukan titik indifferen antara dua pilihan (alternatif) pembelanjaan atau pendanaan dapat ditentukan secara matematis dengan menggunakan rumus umum untuk menyatakan EPS pada setiap alternatif sebagai berikut : (EBIT, , -1,)(1-t)-PD, NS, di mana EBIT12 = EBIT pada titik indifferen antara dua altenatif pembelanjaan yang ada, dalam hal ini adalah alternatif pendanaan 1 dan alternatif pendanaan 2. l,l = Bunga tahunan yang dibayarkan untuk pendanaan alternatif 1 dan 2 PD, PD2 = Dividen saham preferen tahunan yang dibayarkan pada pendanaan alternatif 1 dan2 t = Tarif pajak perusahaan NS, NS: =Jumlah Iebar saham biasa yang beredar dalam alternatif pendanaan 1 dan 2 a, Indifferent point untuk pendanaan sah 1g Sebagai contoh dari perusahaan “TERNAMA"” di atas, titik indifferen antara alternatif pendanaan saham biasa (alternatif 1) dan hutang (alternatif 2) dapat dicari EBIT;2 dengan rumus di atas sebagai berikut: (EBIT,,-1,)(1-t)-PD, _ (EBIT, NS, ((EBIT, , -0)(1-0,40)]-0 __[(EBIT, -48.000.000) (1-0.40)]-0 300.000 - 200.000 (BIT; 2)(0,60)](200.000) = [(EBIT,2 ~ Rp 48,000.000)(0,60)](300.000) (0,6 EBIT;,2)(200.000) = (0,6 EBIT;2- Rp 28,800.00) 300,000 120.000 EBIT;2 = 180.000 EBIT},2- Rp 8.640.000.000.000 60.000 EBIT;,2 = Rp 8.640.000.000.000,- EBIT;2 = Rp 144,000.000,- Sa Manajemen Keuangan: D. Agus Harjito dan Martono b. Indifferent point untuk pendanaan saham biasa dan saham | preferen al, peer dari perusahaan “TERNAMA” di atas antara alternatif pendanaan fatam biasa (alternatif 1) dan saham preferen (alternatif 2) dapat dicari EBIT,2 dengan rumus di atas sebagai berikut: EBM 2-W)G-)-PD, _ BIT, -1,)(1-H-PD, NS, NS, LEBIT, 2 -0) -0,40)]-0 _ [EBIT,, -0)(1-0.40)]- 44.000.000 300.000 - 200.000 [EBIT:2)(0,60)](200.000) = {(EBIT:2) (0,60) - (Rp 44.000.000)] 300.000 (0,6 EBIT;)(200.000) = [(0,6 EBIT,2) - (Rp 44.000,000)] 300.000 120.000 EBIT 12 = 180.000 EBIT; 2~ Rp 13.200,000.000.000 60.000 EBIT;,2 = Rp 13.200.000.000.000 EBIT,2 = Rp 220.000.000,- Titik indifferen (titik impas) alternatif pembelanjaan (pendanaan) antara saham biasa dan hutang dan alternatif pembelanjaan antara saham biasa dan saham preferen dapat digambarkan dalam satu grafik hubungan EPS - EBIT sebagai berikut: EPS (Ribuan Rj 2 Saham preferen 600 Saham biasa 500 400) Titik Indifferen Hutang & S. Biasa Titik Indifferen Saham biasa & Saham preferen 300 200 100 0 144 220 EBIT (Juta Rp) Grafik 18.1: Titik Impas EBIT-EPS atau Titik Indifferen untuk 3 alternatif pendanaan 325 Bab 18 Analisis Leverage Berdasarkan gambar grafik di atas, terlihat bahwa titik indifferen antara saham biasa dan hutang sebagai alternatif tambahan pendanaan terletak pada EBIT sebesar adalah Rp 144.000.000,-. Apabila besarnya EBIT di bawah titik tersebut, alternatif saham biasa akan mempunyai EPS yang lebih besar. Sedangkan apabila EBIT di atas titik tersebut maka alternatif hutang akan menghasilkan EPS yang lebih besar. Adapun titik indifferen antara alternatif saham biasa dan saham preferen tercapai pada EBIT sebesar Rp 220.000.000,-. Di atas titik tersebut, alternatif saham preferen akan menghasilkan EPS yang lebih besar. Di bawah titik tersebut, alternatif saham biasa akan menghasilkan EPS yang lebih besar. Perhatikan bahwa tidak terdapat titik indifferen antara alternatif hutang dan saham preferen. Untuk membuktikan apakah besarnya EBIT pada titik indifferen tersebut di atas akan menghasilkan besarnya EPS yang sama, kita lihat tabel berikut ini: Tabel 18.6: Penentuan EPS pada titik indifferen antara saham biasa dan hutang [ Keterangan Alternatih saham biasa | Alternatif hutang EBIT Rp_144.000.000 Rp 144.000.000 Bunga 12 % - Rp_48.000.000 Laba sebelum pajak Rp 144.000.000 | __ Rp _96.000.000 Pajak 40 % Rp _57.600.000 Rp_38.400.000 Laba setelah pajak Rp __86.400.000 Rp_57.600.000 jumlah saham beredar 300.000 1embar | __200,000 lembar [Pendapatan per lembar (EPS) Rp 288 [Rp 288 Sedangkan untuk membuktikan apakah besarnya EBIT pada titik indifferen tersebut di atas antara pendanaan saham biasa dan saham preferen akan menghasilkan besarnya EPS yang sama, kita lihat tabel berikut ini: Tabel 18.7: Penentuan EPS pada titik indifferen antara saham biasa dan saham preferen Keterangan Alternatih saham Alternatif saham_ biasa preferen EBIT Rp _220.000.000 Rp_220.000.000 Bunga 12 % = = Laba sebelum pajak Rp _220.000.000 Rp_220.000.000 Pajak 40 % Rp _ 88.000.000 Rp 88.000.000 Laba setelah pajak Rp_132.000.000 Rp_132.000.000 Dividen saham preferen - Rp 4.000.000 Laba untuk pemegang saham biasa Rp 132.000.000 Rp "88,000,000 Jumlah saham beredar 300.000 lembar 200.000 lembar Pendapatan per lembar (EPS) Rp 440 Rp 440 326 Manajemen Keuangan: D. Agus Harjito dan Martono Dari tabel di caters OG benar bahwa pada titik indifferen pendanaan antara saham biasa REI zee erie ber Seal sebesar Rp 144,000,000 menghasilkan EPS yang sama besar yaitu langkan titik indifferen pendanaan antara saham biasa dan saham preferen di mana EBIT i ab eee lemies sebesar Rp 220,000,000 menghasilkan EPS yang sama besar yaitu Rp 18.5. TINGKAT LEVERAGE KEUANGAN (DEGREE OF FINANCIAL LEVERAGE) Tingkat leverage keuangan atau degree of financial leverage (DEL) merupakan-petsentass an atau degree of financial lev rubahan | - ee an _laba_per lembar saham (EPS) yang diakibatkan adanya perubahan dalam laba operas ngan kata lain, D) rupakan persentase perubahan yang, —Msnvsbabkan petubahan pada EPS, Dengan SER BFL meripekar wkaran kaanttatt Tmerupakan wkuran kuantitati dari sensiti nsitivitas EPS perusahaan akibat perubahan dalam laba operasi perusahaan (EBIT) Perubahan persentase dalam laba per saham. Tingkat Leverage Keuangan (DFL) = Perubahan persentase dalam laba operasi (EBIT) atau: Tingkat Leverage Keuangan (DFL) = a [(EBIT-)-{PD/(1-)}) atau: $-VC-FC Q(P-V)-FC EBIT DEUS praia oan Gans ee S-VC-FC-I Q(P-V)-FC-I__ EBIT- di mana: DFL snpian = DFL dari penjualan dalam rupiah EBIT = Laba operasi sebelum bunga dan pajak P Harga per unit v Biaya variabel per unit (P-v) Marjin kontribusi per unit Q Kuantitas (unit) barang yang diproduksi atau dijual FC Biaya tetap vc Biaya variabel total s = Penjualan t Pajak penghasilan PD Dividen yang dibayar I = Bunga tahunan yang dibayarkan Bab 18 Analisis Leverage 327 Contoh 18.3: Misalnya kita ulangi lagi contoh perusahaan sendiri Rp 800,000.000,- dan akan menambah modal seb dari tiga alternatif pendanaan, yaitu dari : 1. Saham biasa semua 2. Obligasi pada tingkat bunga 12% 3. Saham preferen dengan dividen 11% Saat ini EBIT perusahaan sebesar Rp 120,000,000,-. Dengan adanya ekspansi maka laba diharapkan naik menjadi Rp 216.000.000-. Tingkat pajak 40%. Pada saat ini saham biasa yang beredar 200.000 lembar. Saham biasa dapat dijual Rp 4.000, per lembar, sehingga apabila perusahaan memilih pendanaan dengan modal sendiri, maka perusahaan harus, mengeluarkan saham biasa baru sebanyak 100.000,- lembar. Perhitungan pengaruh berbagai alternatif tambahan pendanaan terhadap laba dan EPS akan terlihat pada tabel berikut: “TERNAMAY di atas yang mempunyai modal sar Rp 400.000.000,- melalui satu Tabel 18.8: Perhitungan laba dan EPS rie ‘Saham Biasa Hutang ‘Saham Preferen 6 (Rp) (Rp) (Rp) EBIT. 216.000.000 216.000.000 216.000.000 Bunga 12% - 48.000.000 = EBT 216.000.000 168.000.000. 216.000.000 Pajak 40% 86.400.000 67.200.000 6.400.000 EAT 129.600.000 100.800.000 129.600.000 Dividen Saham Preferen Ei 44,000.000 Laba Pemegang Saham 129.600.000 100,800,000 85.600.000 Jumlah Saham Biasa Beredar | 300.000 lembar | 200.000 lembar | 200.000 lembar EPS 432 504 428 Dari contoh di atas, maka DFL dengan menggunakan alternatif pendanaan hutang pada EBIT Rp 216.000.000 adalah: prt= —EBIT_ _ 216.000.000 ‘tom EBIT-I 216.000.000 - 48.000.000 = DEL sebesar 1,29 artinya apabila EBIT berubah 10% (baik naik atau turun), maka laba setelah pajak (EAT) atau EPS akan berubah 1,29 x 10% = 12,9% 328 Manajemen Keuangan: D. Agus Harjito dan Martono DEL untuk alternatif pendanaan saham preferen: EBIT = 216.000.000 © (EBIT-1)-{PDA1=0} (216,000,000 -0) -(44.000.000/0,6) DFL = 216.000.000:142.666.667 =1,51 DEL sebesar 1,51 artinya apabila EBIT berubah 10% (baik naik atau turun), maka laba setelah pajak (EAT) atau EPS-nya akan berubah 1,51 x 10% = 15,1% DEL untuk alternatif pendanaan saham biasa: a EBIT _ 216.000.000 (EBIT-1)-{PD/(1-0} —_ (216.000.000 - 0) - (0/0,6) DEL = 216.000.000:216.000,000 =1,00 DFL sebesar 1,00 artinya apabila EBIT berubah 10% (baik naik atau turun), maka laba setelah pajak (EAT) atau EPS-nya akan berubah 1,00 x 10% = 10%. Untuk membuktikan efek perubahan EBIT terhadap laba setelah pajak (EAT) bagi pemegang saham yang diperlihatkan oleh besarnya DFL masing-masing alternatif pendanaan, maka dapat dilihat pada tabel berikut apabila EBIT ketiga alternatif pendanaan tersebut naik sebesar 10%. | Tabel 18.9: Perhitungan laba dan EPS jika EBIT naik 10% Reeanean Saham Biasa Hutang | Saham Preferen (Rp) (Rp) (Rp) EBIT 237.600.000 237.600.000 237.600.000 Bunga 12% = 48.000.000 5 EBT 237.600.000 189.600.000 237.600.000 Pajak 40% 95,040.000 75,840,000 95,040.00 EAT 142.560.000 113,760.000 142.560.000 Dividen Saham Preferen - - 44,000.00 Laba Pemegang Saham 142.560.000 113.760.000 98.560.000 Jumlah Saham Biasa Beredar | 300.000 lembar | 200.000 lembar | 200.000 Jembar EPS 475,2 5688 492.8 329 Bab 18 Analisis Leverage Dari perhitungan pada tabel 18,9 di atas ternyata kenaikan EBIT sebesar 10% mengakibatkan kenaikan EPS sesuai dengan DFL masing-maing alternatif pendanaan, yaitu: BAT,-EAT,, _ 142.560,000-129.600.000 _ joy, Untuk alternatif saham biasa = 129.600.000 113,760,000 -100.800.000 _ | gy, Untuk altemnatif hutang =>) ani00.80010008e anita a _98,560,000-85,600.000. _ 15 1 85.600.000 Untuk alternatif s, preferen Hal yang menarik dari hasil analisis perhitungan DFL perusahaan “TERNAMA” adalah bahwa meskipun perhitungan beban tetap berupa dividen yang ada dengan alternatif pendanaan saham preferen lebih rendah dari beban bunga pada alternatif pendanaan dengan hutang (Rp 4.000.000 lebih kecil dari Rp 48.000.000), namun DFL nya lebih besar (1,51 > 1,29). Hal ini disebabkan karena beban bunga dari hutang akan mengurangi beban pajak (ingat bahwa beban bunga dihitung sebelum pajak) sedangkan dividen saham preferen tidak mengurangi pajak (ingat bahwa dividen dibayarkan dari laba setelah pajak). Sering diperdebatkan bahwa pendanaan saham preferen kurang berisiko dibanding pendanaan hutang bagi perusahaan. Karena pendanaan dengan hutang mengakibatkan perusahaan membayar bunga dan kreditur memiliki hak pertama apabila perusahaan terpaksa dilikuidasi. Di samping itu, bunga hutang harus dibayar meskipun perusahaan dalam keadaan rugi. Tetapi kenyataan tersebut tidak selalu benar dilihat dari hasil DFL sebagaimana perusahaan “TERNAMA” di atas yang menunjukkan perbedaan relatif EPS akan lebih besar jika menggunakan pendanaan saham preferen daripada dengan hutang. Padahal di sisi lain risiko saham preferen lebih rendah daripada risiko hutang. Risiko keuangan meliputi risiko ketidakmampuan kas perusahaan membayar kewajiban (cash insolvency) dan risiko perbedaan (variabilitas) EPS yang diperoleh akibat perbedaan penggunaan leverage keuangan. Sebagaimana perusahaaan meningkatkan proporsi pendanaan dalam struktur modal, maka aliran kas yang keluar secara tetap juga meningkat karena tambahan dana memerlukan beban tetap. Untuk lebih jelasnya kita lihat contoh berikut: Contoh 18.4: Dua buah perusahaan A dan B berbeda dalam leverage keuangan tetapi sama dalam faktor lainnya. Masing-masing perusahaan menghasilkan EBIT yang diharapkan sebesar Rp 64,000.000,-. Perusahaan A tidak memiliki hutang, sedangkan perusahaan B memiliki hutang obligasi sebesar Rp 160.000,000,- dengan bunga 15%, schingga total beban tetap perusahaan 330 Manajemen Keuangan: D, Agus Harjito dan Martono B adalah = 15% x Rp 160,000,000 = Rp 24.000.000,-, sedangkan perusahaan A tidak apeunyal babar (biaya) teiap tredbutApsYiia EBIT kedua perusahaan tersebut ternyata oe lah 75% dari yang diharapkan yaitu sebesar = 25% x Rp 64,000,000 =Rp 16,000.000,- Fe ae B tidak akan mampu membayar bunga dengan penghasilannya tersebut. Sea ra risiko keuangan yang melibatkan penyebaran relatif dari EPS. Sebagai Spreads EBIT yang diharapkan, perusahaan A dan B adalah sebesar Rp Pea eens A tidak mempunyai hutang tetapi mempunyai 4,000 lembar saham pect veces Perusahaan B mempunyai hutang obligasi Rp 160.000.000,- dengan Eanes jan saham biasa beredar 2.000 lembar. Pajak 40%. Dari informasi tersebut kita lapat memperhitungkan pengaruh leverage keuangan terhadap pendapatan per lembar saham (EPS) yang tertera pada tabel berikut: Tabel 18.10: Pengaruh leverage keuangan terhadap EPS Keterangan Perusahaan | Perusahaan B | = A (Rp) (Rp) Informasi Laporan Laba Rugi EBIT, 64.000.000 64.000.000 Bunga 15% 0 | __24.000.000 EBT 64.000.000 40.000.000 Pajak 40% 25.600.000 | __ 16.000.000 Laba_bagi pemegang saham 8.400.000 | _24.000.000 Jumlah saham biasa beredar 4,000 Ibr 2.000 Ibr EPS 9.600 12.000 18.6. LEVERAGE TOTAL (TOTAL LEVERAGE) Leverage total atau sering disebut leverage kombinasi merupakan gabungan atau kombinasi antara leverage operasi dan leverage keuangan. Artinya kita melakukan dua langkah pengaruh perubahan penjualan terhadap perubahan EPS. Langkah pertama melihat pengaruh penjualan terhadap EBIT yang dianalisis dengan DOL. Sedangkan langkah kedua adalah pengaruh EBIT terhadap EPS yang dianalisis dengan DFL. Dalam leverage total ini kita Jangsung melihat pengaruh perubahan _penjualan tethadap EPS. Dengan demikian ukuran kuantitatif dari sensitivitas total perubahan EPS perusahaan sebagai akibat perubahan penjualan perusahaan disebut "tingkat leverage total” (degree of total leverage atau DTL) , Tingkat leverage total atau DTL perusahaan pada tingkat penjualan tertentu sama dengan persentase perubahan EPS yang diakibatkan persentase perubahan penjualan yang menyebabkan perubahan EPS tersebut, jadi: Bab 18 Analisis Leverage Ee Persentase perubahan EPS DTL Persentase perubahan penjualan atau DIL = Q@P-V)-FC-I-[PDAI-0)] atau: EBIT+FC $-Vve DTL nsdn unit rs ray aie EBIT-I-[PD/(1-0] — EBIT-1-[PD/(-0)] atau dengan mengalikan DOL dan DFL, maka akan diperoleh : DIL Sea Penjualan ~ EBIT Contoh 18.5: Apabila contoh perusahaan “TERNAMA” di atas kita ulangi lagi dengan tambahan data penjualan dan biaya operasi variabel dan tetap untuk ketiga alternatif pendanaan sebagai berikut: 37 Manajemen Keuangan: D. Agus Harjito dan Martono ‘Tabel 18.11: Perhitungan laba dan EPS Keterangan Sait mits Hind ‘Saham Preferen - P) (Ry R aE 500,000.00. 500/000,000 AON | ate wariabel — 184,000,000 184,000.00 184,000,000 | Poneibusi marin 316,000,000 316,000,000 316,000,000 | __PBiaya tetap 100.000.000 100,000.00 100.000.000 aE 216.000.000 216,000,000 216.000.000 | ra - 48.000.000 - | 216,000,000 168,000,000 216,000,000 | Pajak 40% 6.400.000. 67.20.00. 86,400.00 | Be 129.600.000 100.800.000 129.600.000 | Dividen Saham Preferen E 2 44.000.000 Laba Pemegang Saham 129,600,000 100.800.000 5.600.000 Jumlah Saham Biasa Beredar_| 300,000 lembar | 200.000 lembar | 200.000 lembar | ‘>[LLEPS 432 504 428 Dari tabel di atas, maka kita dapat menghitung DTL dari ketiga alternatif pendanaan sebagai berikut: DTL dengan menggunakan alternatif pendanaan hutang adalah ie S-VC _ 500,000,000 -184.000.000__ | gg (EBIT-1)-{PD/(1-t)}} _ 216.000.000 - 48.000.000 - 0 DTL sebesar 1,88 artinya apabila penjualan berubah 10% (baik naik atau turun), maka laba setelah pajak (EAT) atau EPS akan berubah 1,88 x 10% = 18,8% DTL untuk alternatif pendanaan saham preferen: DTL S-VC [ 500.000.000 -184.000.000 ~ (EBIT-1)-{PD/(1- 0} 216.000.000 - 0 - (44.000.000/1 - 0,4) 316.000.000 DTL = ————_ = 2,21 142.666.667 DIT sebesar 2,21 artinya apabila penjualan berubah 10% (baik naik atau turun), maka laba setelah pajak (EAT) atau EPS-nya akan berubah 2,21 x 10% = 22,1% Bab 18 Analisis Leverage DTL untuk alternatif pendanaan saham biasa: S-VC 500.000.000 -184.000.000 ={PDA1-0} —_ (216.000.000 - 0) - (0/0,6) DTL = 316.000.000:216.000.000 = 1,46 DTL= DTL sebesar 1,46 artinya apabila penjualan berubah 10% (baik naik atau turun), maka laba setelah pajak (EAT) atau EPS-nya akan berubah 1,46 x 10% = 14,6%. Untuk membuktikan efek perubahan penjualan terhadap laba setelah pajak (EAT) bagi pemegang saham yang diperlihatkan oleh besarnya DTL masing-masing alternatif pendanaan, maka dapat dilihat pada tabel berikut apabila penjualan ketiga alternatif pendanaan tersebut naik sebesar 10%. Tabel 18.12: Perhitungan laba dan EPS bila penjualan naik 10% a ‘Saham Biasa Hutang | Saham Preferen BE (Rp) (Rp) (Rp) Penjualan (naik 10%) 550,000,000 550,000,000. 550.000.000 Biaya variabel (naik 10%) 202,400,000. 202.400.000 202.400.000 Kontribusi marjin 347.600.000 347,600,000 3.47,600.000 Biaya tetap 100,000,000 100.000.000_ 100.000.000 EBIT 247.600.000 247.600.000 247 600.000 Bunga 12% : 48,000,000 = EBT 247,600,000 199,600,000 247 600.000 Pajak 40% 99,040.00 79.840.000 99,040,000 EAT 148.560.000 179.760.000 148.560.000 Dividen Saham Preferen = = 44,000.00 Laba Pemegang Saham 148,560,000 119,760,000 104.560.000 Jumlah Saham Biasa Beredar | 300.000 lembar | 200.000 lembar | 200.000 lembar EPS 495,2 598.8 522.8 Dari perhitungan pada tabel 18.12 di atas ternyata kenaikan penjualan sebesar 10% mengakibatkan kenaikan Jaba bagi pemegang saham (atau EPS) sesuai dengan DTL masing-masing alternatif pendanaan, yaitu: 334 Manajemen Keuangan: D, Agus Harjito dan Martono Ree rer eed eee 60.000 129- 600.000. 14.6% EAT, 129.600.000 formeehermatinUne Wh cata 119,760,000 -100.800.000 _ 1 go, EAT, 100.800.000 \ Untuk alternatif s, preferen = BAT,-EAT,, _ 104.560.000-85.600.000 _ 55 19, EAT, 5.600.000 . 18.7. RASIO COVERAGE (COVERAGE RATIO) Salah satu cara untuk mengetahui kapasifas hutang perusahaan adalah melalui analisis rasio cakupan (coverage ratio). Kapasitas hutang adalah jumlah maksimum hutang i mana perusahaan mampu melunasi secara memadai. Rasio ini sebagaimana diketahui didesain untuk menghubungkan biaya-biaya keuangan perusahaan dengan kemampuan perusahaan untuk membayarnya. Dalam perhitungan rasio tersebut, salah satu cara yang digunakan secara mudah adalah EBIT sebagai ukuran kasar aliran kas yang, tersedia untuk membayar biaya tetap pendanaan perusahaan. Rasio coverage yang sering digunakan adalah interest coverage ratio (times interest earned). Rasio berasal adalah EBIT periode ferten‘ dibagi dengan biaya bunga periode tersebut, dengan rumus Interest Coverage Rasio interest coverage hanya menunjukkan bahwa penghasilan perusahaan sudah mencukupi untuk membayar bunganya. Untuk itu sangat berguna apabila kita menghitung aio kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh hutang pokok dan bunganya. Rasio ini dikenal sebagai rasio coverage untuk seluruh Rutang_ (ebt service coverage), Rumusnya sebagai berikut : EBIT NT nage epee eR oa ebt Service Coverage = Bing + [Pembayaran Pokok / (I - tariff pajak)} i sini, pembayaran pinjaman pokok disesuaikan dengan pengaruh pajak. Alasannya, bahwa EBIT adalah laba sebelum pajak. Oleh Karena pembayaran Puy! pokok tidak mengurangi untuk tujuan pajak, maka harus dibayar dari laba setelah pajak. Jadi, pembayaran pinjaman pokok harus disesuaikan sehingga konsisten dengan EBIT. Sebagat pentch, perusahaan “DARMALA” mempunyai EBIT Rp 320.000.000,- dan pembayaran Bab 18 Analisis Leverage 335 bunga tahunan untuk semua hutang adalah Rp 120,000,000,-. Seandainya pembayaran Pinjaman pokok adalah Rp 80.000.000,- per tahun dan tarif pajak 40%, maka : 320,.000.000 1,26 Debt Service Coverage = —— =" —_______ = One 120.000.000 +[80.000.000 / (1-0,40)] Rasio coverage 1,26 menunjukkan bahwa EBIT hanya dapat turun 26% agar masih dapat digunakan untuk membayar hutang tersebut. Jadi, semakin dekat rasio debt service coverage dengan angka satu, berarti rasio tersebut semakin tidak baik. Baik buruknya rasio tersebut beragam sesuai dengan risiko bisnis perusahaan. Kenyataan tersebut dapat digambarkan pada grafik di bawah ini, yang menunjukkan distribusi probabilitas EBIT dari dua perusahaan A dan B. Probabilitas kejadian Perusahaan B Batas kemampt t Perusahaan A “4 — EBIT -0.16 160° 480 8 M2 144176 SER Cea Grafik 18.2: Probabilitas EBIT Perusahaan A dan B (berkaitan dengan batas kemampuan membayar hutang) Nilai EBIT yang diharapkan kedua perusahaan tersebut adalah sama, Jadi, rasio debt service coveragenya juga sama yakni = Rp (8.000,000/4.800,000) = 1,67. Bagaimanapun perusahaan A mempunyai risiko bisnis yang lebih besar seperti ditunjukkan oleh variabilitas EBIT nya yang lebih besar. Probabilitas bahwa EBIT akan menurun di bawah kemampuan perusahaan untuk membayar bunga dan pinjaman pokoknya ditunjukkan oleh daerah yang diarsir. Terlihat bahwa probabilitas ini lebih besar untuk perusahaan A daripada perusahaan B, jadi debt service ratio 1,67 lebih sesuai bagi perusahaan B dan tidak sesuai bagi perusahaan A. Perusahaan dengan aliran kas yang stabil akan mempunyai kemampuan yang lebih baik untuk membayar biaya tetap pencanaannya i Manajemen Keuangan: D. Agus Harjito dan Martono 38. SOAL DAN PENYELESATANNYA Soal1: ) N ‘Sebualperusahaan akan memproduksi salah satu produk, di mana ada dua macam pilihan produk, yaitu produk Sepatu dan produk Sandal. Tingkat pajak perusahaan sebesar 20 %, data dari kedua produk tersebut adalah : Keterangan Produk Sepatu | Produk Sandal Volume penjualan 500.000 unit 500.000 unit Bunga Rp _500.000.000 | _Rp 250.000.000 Harga per unit Rp 10.000| Rp 10.000 Biaya tetap Rp 2,000.000.000 | Rp 500.000.000 Biaya variabel per unit Rp. 4.000 |_Rp 6.000 | Dari data di atas hitunglah : a. DOL dan efeknya terhadap EBIT bila penjualan naik 25% b. DFL danefeknya terhadap EAT bila EBIT naik 35% c. DTL dan efeknya bila penjualan naik 50% Penyelesaiannya: Dari data tersebut, maka laporan rugi/laba kedua produk tersebut adalah : Produk Sepatu Produk Sandal Keterangan (Rp) (Rp) Penjualan 5,000.000.000 5.000.000.000 Biaya Variabel 2.000.000.000 3,000.000.000 Kontribusi margin 3,000,000.000 2.000.000.000 Biaya Tetap 2.000.000.000 500,000,000 EBIT 1,000.000.000 1,500.000.000 Bunga 500.000.000 250.000.000 EBT 500.000.000 1.250.000.000 Pajak 40% 200.000.000 500.000.000 EAT. '300.000.000 750.000.000 Bab 18 Analisis Leverage 337 a 338 Degree of operating leverage (DOL) DOL sepatu = —S=VC S-VC-FC D (5.000.000.0000 - 2.000.000.000) }OL sepatu = —_(5-000.0001 - .000,000.000) - 2.000.000.000 (5.000.000.000 - lan naik 25%, maka EBIT akan naik sebesar 3 x 25% = 75%, sehingga EBIT 1P 1.000,000,000 + (75% x 1,000,000.000) = Rp 1.750,000.000,-. DOL sandal = —_(9:000.000.0000 - 3.000.000.000) 344 (5.000.000.000 - 3.000.000.000) - 500.000.000 Bila penjualan naik 25%, maka EBIT akan naik sebesar 1,33 x 25% = 33,25%, sehingga EBIT menjadi sebesar Rp {1.500.000,000 + (33,25% x 1.500.000,000)} = Rp 1.998.750.000,-. Bila per menjadi Degree of Financial leverage (DFL) EBIT (EBIT-1) DFL sept = 1.000.000.000 Mi (1.000.000.000 - 500.000.000) Bila EBIT naik 35%, maka EAT akan naik sebesar 2 x 35% = 70%, schingga EAT menjadi sebesar Rp {300,000,000 + (70 % x 300,000.000)}= Rp 510.000.000,-. 1,500.000.0000 Det sandal = =1) (1.500.000.000 - 250.000.000) Bila EBIT naik 35%, maka EAT akan naik sebesar 1,2 x 35% = 42%, sehingga EAT menjadi sebesar Rp {750.000.000 + (42% x 750.000.000)}= Rp 1.065.000.000,- DFL sepatu 0 Degree of Total Leverage (DTL) = DOL sepatu x DFL sepatu DTL sepatu =3x2 =6 DTLsandal = DOL sandal x DFL sandal 1,33 x 1,2 =16 Manajemen Keuangan: D. Agus Harjito dan Martono Soal 2: Perusahaan X dan perusahaan Y mempunyai data sebagai berikut : Keterangan Euanien x Erna Y EBIT yang diharapkan 400,000,000 8.000.000.000 Bunga tahunan 128,000,000 3.600.000.000 Pembayaran Hutang tahunan 160,000.00 2.800.000.000 perusahaan Y sebesar 36%. Jika tingkat pajak perusahaan X sebesar 40%, sedangkan kedua perusahaan tersebut! Hitunglah rasio interest coverage dan debt service coverage Perusahaan mana yang akan mendapat pinjaman? Penyelesaiannya: a. Perusahaan X Interest coverage = EBIT / I = (400.000.000/128.000.000) = 3,13 EBIT Biaya bunga + ((I/(I-1)) Debt service coverage = anooo0 (0000) = 1,01 128.000.000 + {160.000.000 / (1 -0,4)} Debt service coverage = b. Perusahaan B Interest coverage = (8.000.000.000/3.600.000.000) = 2,22 8.000.000.0000 Debt service coverage = 575 900,000 + {2.800.000.000/(1-0.4)} Bagi perusahaan yang akan memberikan pinjaman (Kredit), Perusahaan yang mendapat pinjaman adalah yang mempunyai rasio coverage yang rendah di mana agar pinjaman lebih aman, yaitu perusahaan B Bab 18 Analisis Leverage 339 18.9. SOAL UNTUK LATIHAN Soal 1: Perusahaan ABC mempunyai hutang sebesar RP 300 juta dengan suku bunga 12%. Perusahaan berencana membiayai perluasan dengan biaya Rp 400 juta, dan sedang mempertimbangkan tiga alternatif pendanaan: tambahan hutang dengan bunga 14%, saham preferen dengan dividen 12%, dan penjualan saham biasa dengan harga Rp 1.600 per Iembar. Perusahaan sekarang ini mempunyai 800,000 lembar saham biasa yang beredar dan tingkat pajak 40% | a. _Jika EBIT sekarang adalah Rp 150 juta, berapakah EPS untuk ketiga alternatif tersebut Buatlah grafik indifferen untuk pilihan-pilihan tersebut. Berapa nilai titik-titik indifferen tersebut dan berapakah besarnya titik indifferen secara matematis antara hutang dan saham biasa, alternatif mana yang and pilih ? b. Soal 2: Perusahaan BCA menggunakan pendanaan modal sendiri semua, Laba setelah pajak bulanan Rp 24 juta dari penjualan Rp 880 juta. Tingkat pajak perusahaan 40%. Perusahaan hanya menghasilkan satu jenis produk dengan harga Rp 200 ribu per unit, di mana Rp 150 ribu berupakan biaya variabel. Dari data tersebut hitunglah : a. Biaya tetap operasi perusahaan tiap bulan b. BEP dalam unit dan rupiah 340 Manajemen Keuangan: D. Agus Harjito dan Martono

Anda mungkin juga menyukai