Pengukuran Kinerja Perusahaan Menggunakan Metode Balance Scorecard
Pengukuran Kinerja Perusahaan Menggunakan Metode Balance Scorecard
8 (2014)
Titik Mildawati
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya
ABSTRACT
The purpose of this research is to find out how is the implementation of balanced scorecard in order to measure
the performance at PT Regulo Lintas Nusantara (Arus Liar Group).The research method in this research is
using qualitative method, moreover the data analysis technique is using descriptive analysis with qualitative
approach. Based on the obtained data analysis by using Balanced Scorecard approach; (1) the financial
perspective which are ROI (Return On Investment) and profit margin on sales shows a good financial
performance because for 3 years the company’s income has increased; (2) On the customers’ perspective which
consist of customer retention, member of new customer, and number of complains can be said good since the
company can retain the customers and good relationship by keeping the customers’ trust, (3) From the internal
business perspective which is innovation was good, it can be seen from the safety level during the rafting activity
with the minimize accident (4) The growth and learning perspective which are employee turnover and training
to the employees is equal to the target, there was an increase to the employees’ turnover
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana balanced scorecard diterapkan untuk
pengukuran kinerja pada PT Regulo Lintas Nusantara (Arus Liar Group).Metode penelitian
menggunakan metode kualitatif, sedang teknik analisis data yang digunakan adalah analisis
deskriptif pendekatan kualitatif. Berdasarkan analisis data yang telah di dapat dengan menggunakan
pendekatan Balanced Scorecard, maka diperoleh simpulan: (1)Perspektif keuangan yaitu ROI (Return
On Investment) dan profit margin on salesmenunjukkan kinerja keuangan yang baik karena selama 3
tahun kondisi pendapatan perusahaan mengalami peningkatan; (2)Perspektif pelanggan yaitu
customer retention, member of new customer, dan number of complain dikatakan baik karena perusahaan
dapat mempertahankan customer dan dapat membina hubungan baik dengan cara tetap menjaga
kepercayaan yang diberikan oleh pelanggan; (3) Perspektif bisnis internal yaitu inovasi yang
dilakukan oleh perusahaan sudah baik hal tersebut terlihat dari tingkat keselamatan selama
mengikuti kegiatan arum jeram dengan tingkat kecelakaan yang dapat diminimalkan; (4)Perspektif
pertumbuhan dan pembelajaran yaitu employee turnover maupun training kepada karyawanterjadi
penurunan tingkat keluar masuk tenaga kerja
Kata kunci: balanced scorecard, strategi, dan kinerja
PENDAHULUAN
Pengukuran kinerja merupakan salah faktor yang sangat penting bagi sebuah
perusahaan. Pengukuran tersebut, dapat digunakan untuk menilai keberhasilan perusahaan
serta sebagai dasar penyusunan imbalan dalam perusahaan. Selama pengukuran kinerja
secara tradisional hanya menitik beratkan pada sisi keuangan. Manajer yang berhasil
mencapai tingkat keuntungan yang tinggi akan dinilai berhasil dan memperoleh imbalan
yang baik dari perusahaan. Akan tetapi menilai kinerja perusahaan semata–mata dari sisi
keuangan akan dapat menyesatkan, karena kinerja keuangan yang baik saat ini dicapai
dengan mengorbankan kepentingan–kepentingan jangka panjang perusahaan. Sebaliknya,
kinerja keuangan yang kurang baik dalam jangka pendek dapat terjadi karena perusahaan
melakukan investasi–investasi demi kepentingan jangka panjang. Untuk mengatasi
kekurangan ini, maka diciptakan suatu metode pendekatan yang mengukur kinerja
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 8 (2014)
TINJAUAN TEORITIS
Kinerja
Mahmudi (2007:6) Kinerja adalah mengacu pada sesuatu yang terkait dengan
kegiatan melakukan pekerjaan, dalam hal ini meliputi hasil yang dicapai kerja tersebut.
Menurut Pendapat Moeheriono (2010:60) kinerja atau performance merupakan gambaran
mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program kegiatan atau kebijakan dalam
mewujudkan sasaran, tujuan visi, dan misi organisasi yang dituangkan melalui perencanaan
strategik suatu organisasi.Mardiasmo (2006:25) Pengukuran kinerja merupakan suatu
aktifitas penilaian target-target tertentu yang diderivasi dari tujuan stratetegi organisasi.
Menurut Moeheriono (2010:61) pengukuran kinerja adalah suatu proses penilaian tentang
kemajuan pekerjaan terhadap tujuan dan sasaran dalam pengelolaan sumber daya manusia
untuk
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 8 (2014)
menghasilkan barang dan jasa, termasuk informasi atas efesiensi serta efektivitas tindakan
dalam mencapai tujuan organisasi. Sedang Sedarmayanti (2011:195) pengukuran kinerja
merupakan suatu alat manajemen yang digunakan untuk meningkatkan kualitas
pengambilan keputusan dan akuntanbitas. Karenanya sudah merupakan suatu hal yang
yang mendesak untuk menciptakan sistem yang mampu untuk mengukur kinerja dan
keberhasilan organisasi.
Menurut Sedarmayanti (2011:195) tujuan dan manfaat pengukuran kinerja sebagai
berikut : (1) Memastikan pemahaman pelaksana akan ukuran yang digunakan untuk
mencapai kinerja., (2) Memastikan tercapai rencana kinerja yang disepakati, (3) Memantau
dan mengevaluasi pelaksanakan kinerja dan membandingkannya dengan rencana kerja
serta melakukan tindakan untuk memperbaiki kinerja, (4) Memberikan penghargaan dan
hukuman yang objektif atas kinerja pelaksana yang telah diukur sesuai sistem pengukuran
kinerja yang disepakati, (5) Menjadikan alat komunikasi antar karyawan dan pimpinan
dalam upaya memperbaiki kinerja organisasi, (6) Mengidentifikasi apakah kepuasan
pelanggan sudah terpenuhi, (7) Membantu memahami proses kegiatan organisisasi, (8)
Memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara obyektif, (9) Menunjukan
peningkatan yang perlu dilakukan, (10) Mengungkap permasalahan yang terjadi.
Sedang menurut pendapat Moeheriono (2010:61) tujuan dan manfaat pengukuran
kinerja adalah (1) Menetapkan tujuan, sasaran dan strategi organisasi, dengan menetapkan
secara umum apa yang di inginkan oleh organisasi sesuai dengan tujuan, visi dan misinya.
Merumuskan indikator kinerja dan ukuran kinerja, yang mengacu pada penilaian kinerja
secara tidak langsung, sedangkan indikator kinarja mengacu pada pengukuran kinerja
secara langsung yang berbentuk keberhasilan utama (critical success factors) dan indikator
kinerja kunci (key performance indicator), (2) Mengukur tingkat capaian tujuan dan sasaran
organisasi, menganalisis hasil pengukuran kinerja yang dapat diimplementasikan dengan
membandingkan tingkat capaian tujuan dan sasaran organisasi, (3) Mengevaluasi kinerja
dengan menilai kemajuan organisasi dan pengambilan keputusan yang berkualitas,
memberikan gambaran atau hasil kepada orhganisasi seberapa besar tingkat keberhasilan
tersebut dan mengevaluasi langkah apa yang diambil organisasi selanjutnya.
Evaluasi Kinerja
Wibisono (2006:193) Evaluasi kinerja merupakan penilaian kinerja yang
diperbandingkan dengan rencana atau standart-standart yang harus disepakati. Pada setiap
pengukuran kinerja harus ditetapkan standart pencapaian sebagai sarana kaji banding,
dimana kaji banding dapat dilakukan secara internal maupun ekternal. Kaji banding internal
dapat dilakukan terhadap kinerja terbaik yang pernah dicapai, rata-rata kinerja masa lalu
pada periode tertertentu, kinerja bagian lain dalam perusahaan, standart teknis yang
dipersyaratkan, dan kinerja tahun terakhir. Sedangkan kaji banding secara eksternal dapat
dilakukan terhadap pesaing langsung, perusahaan lain yang dimiliki operasi yang dapat
diperbandingkan, perusahaan terbaik pada sektor tersebut, dan pecapaian dari rata-rata
industri sejenis.Menurut Moeheriono (2010:65) evaluasi kinerja adalah (1) Sebagai alat yang
baik untuk menentukan apakah karyawan telah memberikan hasil kerja yang memadai dan
sudah melaksanakan aktivitas kinerja sesuai dengan standar kerja yang ditetapkan
organisasi, (2) Sebagai cara untuk menilai kinerja karyawan dengan melakukan penilaian
tentang kekuatan dan kelemahan karyawan, (3) Sebagai alat yang baik untuk menganalisis
kinirja karyawan dan membuat rekomondasi perbaikan dan pengembangan selanjutnya.
dapat dinyatakan, Visi adalah adalah pernyataan Want to be dari organisasi atau
perusahaan. Visi mencanangkan perusahaan untuk 3 sampai 10 tahun ke depan, yang
merupakan hal yang sangat krusial bagi perusahaan untuk menjamin kelestarian dan
kesuksesan jangka panjang. Menurut wibisono (2006:43) visi yang baikmemiliki kreteria
sebagai berikut: (1) Menyatakan cita-cita atau keinginan perusahaan di masa depan, (2)
Singkat, jelas, fokus, dan merupakan standart of exellent, (3) Realisasi dan sesuai dengan
kompetisi organisasi, (4) Atraktif dan mampu mengispirasikan komitmen serta antusiasime.
Mudah di ingat dan di mengerti seluruh karyawan serta mengesankan bagi pihak yang
berkepentingan, (5) Dapat di ditelusuri tingkat pencapaiannya.
Wibisono (2006:46) misi merupakan rangkaian kiamat yang menyatakan tujuan atau
alasan ekstensi organisasi, yang memuat apa yang disediakan oleh perusahaan kepada
masyarakat, baik berupa produk atau jasa.Tujuan dari pernyataan misi adalah
mengkomonikasikan kepada stakeholder, didalam maupun diluar organisasi, tentang alasan
pendirian perusahaan dan dan ke arah mana perusahaan akan menuju. Oleh karena itu,
rangkaian kalimat dalam misi sebaliknya dinyatakan dalam suatu bahasa atau komitmen
yang dapat di mengerti dan dirasakan oleh semua pihak yang terkait.Perbedaan antara visi
dan misi adalah bahwa visi telah ditetapkan dapatlah berganti, bila entitas sudah dapat
mencapainya, sedangkan misi lebih menekankan pada situasi masa kini, tetapi cederung
relatif tetap dan relevan di sepanjang waktu.
Wibisono (2006:50) strategi merupakan pola atau rencana yang mengintregasikan
tujuan utama atau kebijakan perusahaan dengan rangkaian tindakan dalam sebuah
pernyataan yang saling mengikat.strategi perusahaan biasanya berkaitan dengan prinsip
secara umum untuk mencapai misi yang dicanangkan perusahaan, serta bagaimana
perusahaan memilih jalur yang spesifik untuk mencapai misi tersebut.Pentingnya
perusahaan memiliki strategi menurut Wibisono (2006:50) adalah (1) Strategi perusahaan
melibatkan semua pihak dalam organisasi, yang mencakup seluruh area dan fungsi bisnis,
(2) Strategi perusahaan berkonsentrasi pada kelangsungan hidup bisnis perusahaan. Strategi
adalah cara yang dipilih oleh manajemen puncak untuk mewujudkan visi organisasi
melalui misi.strategi yang baik adalah adanyan tindakan fungsional, bukan memberikan
gambaran rinci tentang apa yang harus dilakukan pada setiap keadaan dan kontijensi.
Mardiasamo (2006:60) substansi dari strategi sebetulnya adalah bagaimana cara atau
teknik untuk mencapai sasaran dan tujuan yang sudah diterjemahkan lebih lanjut dari visi
dan misi organisasi. Pada dasarnya organisasi harus membuat pedoman tentang teknik-
teknik atau metode yang efektif untuk mencapai sasaran dan tujuan organisasi yang telah
diteapkan.Mulyadi (2007:474) visi merupakan gambaran masa depan yang hendak di
wujudkan oleh organisasi. Visi berupa gambaran kondisi masa depan yang hendak di
wujudkan sebagai hasil suatu pemikiran yang melampoi realitas sekarang, sesuatu yang
hendak diciptakan yang belum ada sebelumnya, suatu keadaan yang hendak di wujudkan
yang belum pernah dialami sebelumnya.
Balanced Scorecard
Mahmudi (2007:125) sistem Balanced Scorecard merupakan konsep manajemen kinerja
kontemporer yang memulai banyak diaplikasikan pada organisasi sektor publik, termasuk
organisasi pemerintahan. Pada awalnya Balanced Scorecard diterapkan pada organisasi
bisnis, terutama perusahaan-perusahaan besar di Amerika Serikat. Balanced Scorecard tidak
hanya menekankan pada aspek kuatitatif-finansial, tetapi juga aspek kualitatif dan
nonkuangan. Meskipun konsep ini lahir di dunia bisnis, organisasi sektor publik juga dapat
mengadopsi konsep Balanced Scorecard dengan beberapa modifikasi.Sedang Sumarsan
(2010:219) Konsep Balanced Scorecard (BSC) merupakan pendekatan baru terhadap
manajemen, yang di kembangkan pada tahun 1990-an oleh David Norton 1990 dan
Robert Kaplan.Balanced
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 8 (2014)
Scorecard adalah sebuah perencanaan strategis dan sistem manajemen yang digunakan
secara luas baik dalam oraginisasi, meningkatkan komunikasi internal dan eksternal, dan
mengawasi kinerja organisasi sesuai dengan tujuan strategi perusahaanBalanced Scorecard
telah berevolusi yang pada mulanya digunakan sebagai kerangka pengukuran kinerja yang
sederhana menjadi sebuah alat perencanaan strategikdan sistem manajemen. Balanced
Scorecard mentransformasikan rencana strategik organisasi yang hanya ditulis pada
dokumen yang menarik namun hanya sebuah kertas yang tidak berarti menjadi pedoman
untuk kegiatan oprasional perusahaan sehari-hari. Balanced Scorecard tidak hanya
merupakan kerangka kerja yang menyediakan pengukuran kinerja. Tetapi juga membantu
perencana untuk mengidentifikasikan apa yang harus dilakukan dan diukur.
Balanced Scorecard adalah sebuah sistem manajemen (bukan hanya sebuah alat
pengukuran saja) dimana organisasi dapat menjelaskan visi dan strategi mereka sekaligus
menterjemahkannya kedalam tindakan. Balanced Scorecard menyediakan umpan balik baik
dalam proses bisnis internal maupun hasil ekternal untuk meningkatkan kinerja secara
terus menerus maka Balanced Scorecard dapat mentransformasikan perencanaan strategis
dari latihan akademis untuk diterapkan dalam sitem perusahaan. Balanced Scorecard
menurut Kaplan dan Norton (2000:7) merupakan suatu metode penilaian yang mencakup
empat perspektif untuk mengukur kinerja perusahaan, yaitu perspektif keuangan,
perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal dan perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan. Balanced Scorecard menekankan bahwa pengukuran keuangan dan non
keuangan harus merupakan bagian dari informasi bagi seluruh pegawai dari semua
tingkatan bagi organisasi. Tujuan dan pengukuran dalam Balanced Scorecard bukan hanya
penggabungan dari ukuran-ukuran keuangan dan non keuangan yang ada, melainkan
merupakan hasil dari suatu proses atas bawah (top-down) berdasarkan misi dan strategi
dari suatu unit usaha, misi dan strategi tersebut harus diterjemahkan dalam tujuan dan
pengukuran yang lebih nyata.
Balanced Scorecard menerjemahkan misi dan strategi kedalam tujuan operasional dan ukuran
kinerja dalam empat perspektif, yaitu: perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif
proses bisnis internal, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (insfrastruktur).
Menurut Kaplan dan Norton (2000:9) langkah-langkah Balanced Scorecard meliputi empat
proses manajemen baru. Pendekatan ini mengkombinasi antara tujuan strategi jangka
panjang dan peristiwa jangka pendek.
Konsep Balanced Scorecard
Konsep Balanced Scorecard sejalan dengan perkembangan implementasi konsep
tersebut. Balanced Scorecard terdiri dari dua kata, yaitu kartu skor (scorecard) dan
berimbang (balanced). Kartu skor (scorecard) merupakan kartu skor yang digunakan untuk
mencatat skor hasil kinerja personal yang hendak diwujudkan di masa depan dengan
membandingkan hasil kinerja sesungguhnya. Hasil perbandingan ini digunakan untuk
melakukan evaluasi atas kinerja personal. Sedangkan kata berimbang (balanced)
dimaksudkan untuk menunujukkan bahwa kinerja personal diukur secara berimbang dari
perspektif keuangan dan non keuangan, jangka pendek dan jangka panjang, intern dan
ekstern. Balanced Scorecard merupakan suatukerangka kerja, suatu bahasa yang
mengkomunikasikan visi, misi, dan strategi kepada seluruh karyawan tentang kunci
penentu sukses saat ini dan masa datang. Selain itu, Balanced Scorecard juga menekankan
bahwa pengukuran kinerja keuangan maupun non keuangan tersebut haruslah merupakan
bagian dari sistem informasi seluruh karyawan baik manajemen tingkat atas maupun
tingkat bawah. Balanced Scorecard menekankan bahwa semua ukuran finansial dan non
finansial harus menjadi bagian sistem informasi untuk para pekerja disemua tingkat
perusahaan. Balanced Scorecard berbeda dengan sistem pengukuran kinerja tradisional yang
hanya bertumpu pada ukuran kinerja semata.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 8 (2014)
Mahmudi (2007:125) salah satu teknik pengukuran kinerja yang powerfull dewasa ini
adalah teknik Balanced Scorecard dikembangkan oleh Robert S Kaplan dan David P.Norton
sebagai alat pengukuran kinerja yang digunakan untuk perusahaan-perusahaan bisnis
komersial. Namun pada perkembangan Balanced Scorecard tidak hanya sekedar alat
pengukuran kinerja, tetapi sebagai sistem manajemen stratejik perusahaan yang digunakan
untuk menterjemahkan misi, visi, tujuan dan strategi kedalam sasaran strategik dan inisiatif
strategik yang komerhensif, koheren, dan terukur.Balanced Scorecard telah mengalami
evolusi sejak pertama lahir tahun 1990 –an melalui kerja keras Robert S. Kaplan dan David
P.Norton. perkembangan Balanced Scorecard telah mengalami beberapa generasi Generasi
pertama adalah tahun 1990-1991 sebagai generasi awal munculnya konsep Balanced
Scorecard. Pada generasi pertama ini Balanced Scorecard digunakan sebagai alat untuk
melakukan kinerja melalui pendekatan empat perspektif, yaitu persepektifpelanggan,
finansial, proses bisnis internal, pemeblajatan dan pertumbuhan.
Model generasi pertama yang merupakan design awal Balanced Scorecard digunakan sebagai
alat sebagai alat pengukuran kinerja organisasi melalui empat perspektif ukuran kinerja.
melakukan identifikasi berbagai proses yang sangat penting untuk mencapai tujuan
pelanggan dan pemegang saham. Perusahaan biasanya mengembangkan tujuan dan
ukuran-ukuran untuk persepektif ini setelah merumuskan tujuan dan ukuran untuk
prespektif keuangan dan pelanggan. Urutan ini memungkinkan perusahaan memfokuskan
pengukuran proses bisnis internal kepada proses yang akan mendorong tercapainya tujuan
yang di tetapkan untuk pelanggan dan para pemegang saham.Proses penetapan tujuan dan
ukuran perspektif proses bisnis internal inilah yang menjelaskan perbedaan yang mencolok
antara balance scorecard dengan sistem pengukuran kinerja tradisional.4) Perspektif
Pembelajaran dan Pertumbuhan.Perspektif keempat dan terakhir pada Balanced Scorecard
adalah mengembangkan tujuan dan ukuran yang mendorong pembelajaran dan
pertumbuhan perusahaan. Tujuan yang ditetapkan dalam perspektif keuangan, pelanggan,
proses bisnis internal mengidentifikasikan apa yang harus dikuasai perusahaan untuk
mengalihkan kinerja yang istimewa. Tujuan didalam perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan adalah menyediakan infrastruktur yang memungkinkan tujuan ambisius
dalam tiga perspektif lainya dapat dicapai. Tujuan dalam perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan merupakan factor pendorong dihasilkanya kinerja yang istimewa dalam tiga
perspektif scorecard yang pertama.
Penelitian Terdahulu.
Laksmita, V.A (2011), karya ilmiah dengan Judul Analisis pengukuran kinerja PT
Bank Jateng Cabang Utama Semarang jika diukur dengan menggunakan konsep Balanced
Scorecard. Hasil penelitian ini dengan menggunakan metode Balanced Scorecard dapat
diketahui bahwa hubungan sebab akibat antara faktor pendukung kinerja dengan hasil yang
dicapai pada setiap perspektif. Sehingga PT Bank Jateng Cabang Utama Semarang dapat
mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan, dan dapat meningkatkan laba yang lebih baik.
Merlien julie (2000) dengan judul Analisis Pengukuran Kinerja Dengan Metode Balanced
Scorecard Pada PT. Gatra Mapan Di Malang. Hasil penelitian perusahaan
menyimpulkanperusahaan membutuhkan suatu metode pengukuran kinerja secara
menyeluruh. Metode yang dapat memenuhi kebutuhan perusahaan adalah metode Balanced
Scorecard (BSC) yang mengukur kinerja perusahaan dari empat perspective yaitu financial,
customer, internal business process dan learning and growth secara seimbang. Pengukuran
BSC dilakukan dengan menentukan misi, visi dan strategi PT. Gatra Mapan. Selanjutnya
strategi dihubungkan dengan pengukuran-pengukuran critical success factor dari empat
perspective dalam BSC. Pada tiap-tiap perspective tersebut ditentukan tujuan, target dan
tolok ukur yang menjadi dasar pengukuran kinerja perusahaan. Pada financial perspective
tolok ukur yang digunakan adalah : SGR, PMoS, ROA, TATO, ROE, ROJ, ITO, RTO, Debt
Ratio, CR dan ATR. Pada customer perspective tolok ukur yang digunakan yaitu customer
retention, number of new customer, sales return, number of complaint dan OTD. Pada
internal business process perspective, digunakan tolok ukur percentage sales of new
product, MCE, yield rate dan supplier lead time. Sedangkan tolok ukur bagi learning and
growth perspective adalah output per labor hour, persentase hari kerja hilang akibat
kemangkiran, employee turnover dan number of suggestion.
Putri, V.C (2011) dengan judul pengukuran kinerja dengan menggunakan metode
balance scorecard dan six sigma. Hasil penelitian menyimpulkan sebagai sebuah
perusahaan yang memproduksi shuttle cock, adalah sangat penting bagi perusahaan untuk
juga memperhatikan pada kualitas produksnya agar mampu bersaing. Dengan
menggunakan metode Six Sigma dan Balanced Scorecard ini penelitian bertujuan mengukur
kinerja perusahaan dan melakukan peningkatkan kualitas produk terutama pada perspektif
bisnis internal secara dramatik menuju tingkat kegagalan nol (Zero Defect). Hasil
pengukuran dan penilaian kinerja PT. TR Total Indeks pencapaian kinerja keseluruhan =
5,148 yang berarti kinerja perusahaan masih perlu peningkatan. Secara rinci perspektif
finansial memiliki tingkat pencapaian tertinggi, diikuti oleh perspektif pelanggan, perspektif
proses bisnis internal, kemudian perspektif pertumbuhan dan pembelajaran, dengan indeks
pencapaian berturut-turut
Kerangka Pemikiran
Visi merupakan cita-cita yang diharapkan oleh suatu organisasi atau perusahaan
untuk mencapai tujuan. Untuk itu setiap perusahaan mempunyai visi dan misi yang harus
dicapai. Stretegi suatu perusahaan atau organisasi memiliki ukuran kinerja. Sebagian besar
organisasi atau perusahaan menilai kinerja hanya dilihat dari perspektif keuangan saja.
Akan tetapi menilai kinerja perusahaan dengan menciptakan suatu metode pendekatan
yang mengukur kinerja perusahaan yang disebut balanced scorecard dengan
mempertimbangkanempat perspektif yaitu aspek keuangan, pelanggan, proses bisnis
internal, dserta proses pembelajaran dan pertumbuhan.Empat aspek yang akan di ukur 1)
Perspektif keuangan: meliputi tingkat penggembalian modal (ROI) dan Margin Laba bersih,
2) Perspektif Pelanggan yang diukur kepuasan pelanggan, 3) Perspektif proses bisnis
internal yang diukur meningkatkan pelayanan pelanggan, 4) Perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan menguur kualitas SDM
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 8 (2014)
10
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian Dan Gambaran Dari Populasi (Objek)
Jenis penelitian ini menggunakan metode peneltian dengan pendekatan kualitatif
dengan bentuk studi kasus, yaitu penelitian yang dilakukan mendalam terhadap obyek
penelitian yang akan dipilih dari beberapa keadaan yang dianggapkan sama kemudian
dianalisis. Dalam hal ini dimaksudkan untuk mengetahui, memahami dan menelaah secara
mendalam berdasarkan informasi dan fakta yang ada mengenai penerapan Balanced
Scorecard sebagai suatu sistem pengukuran kinerja pada PT Regulo Lintas Nusantara.Objek
penelitian ini adalah PT Regulo Lintas Nusantara yang berlokasi di Dam 8, Desa Brabe,
Maron, Probolinggo dengan kantor manejemen dan pemasaran di Graha tunjungan
Jl.Tunjungan No 41 Surabaya. PT Regulo Lintas Nusantara merupakanPerusahaan milih
swasta dengan bidang usaha jasa pelayanan wisata air dibidang Arum Jeram
Satuan Kajian
1. Perspektif Keuangan,Pengukuran kinerja organisasi berdasarkan konsekuensi keuangan
global dari ketiga perspektif lainnya. Perspektif keuangan memiliki tiga tema strategis
yaitu : pertumbuhan pendapatan, penurunan biaya, dan pemanfaatan aset. Ketiga tema
ini merupakan blok bangunan untuk pengembangan tujuan dan ukuran operasional
khusus. Dalam perspektif ini terdiri dari beberapa rasio keuangan yang sesuai dengan
laporan keuangan, diantaranya :ROI (Return On Investment) danMargin Laba Bersih
2. Perspektif Pelanggan, dalam perspektif ini menggunakan perhitungan: 1) Customer
retentionuntuk mengukur seberapa besar perusahaan berhasil mempertahankan
hubungan dengan pelanggan, 2) Number of new customer untuk mengetahui kemampuan
perusahaan dalam menarik pelanggan baru, indikatornya dengan melihat jumlah
pelanggan baru setiap tahun, 3) Number of complain untuk mengukur seberapa banyak
jumlah pelanggan yang melakukan pengaduan terhadap perusahaan.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 8 (2014)
11
PEMBAHASAN
Gambaran Obyek Penelitian
Regulo Arus Liar berdiri sejak 2002, merupakan operator Wisata Adventure dan
Pembelajaran Luar Ruang (Experiential Program) yang didirikan oleh para ahli di bidang
Wisata Adventure, diantaranya adalah Lody Korua, Amalia Yunita, Ita Budhi, Agus
Sudharmono dan Taufik Tri Wahyudi dihadapan Ibu Natalia Gondokusumo, S.H
berdasarkan atas akta notaris pendirian No 3 tanggal 09-09-2002. Pada awal
berdirinya,
Regulo Arus Liar yang juga dibidangi oleh Alm Adjie Massaid ini lebih banyak
memfokuskan diri pada produk Arung Jeram. Sejalan dengan perkembangan minat pasar,
Regulo Arus Liar yang kemudian menjadi bagian dari Arus Liar Group, operator Wisata
Adventure yang telah lebih dulu berkembang dan dikenal, Regulo Arus Liar juga
mengembangkan produknya ke produk dan paket-paket wisata adventure lainnya selain
Arung Jeram yaitu Simulasi Tempur/Paintball, Trekking, Sepeda / Cycling, Drifting dan
Experiential Program.Seluruh kegiatan dilakukan di sekitar Sungai Pekalen, Probolinggo dan
berpusat di Dam 8 Sungai Pekalen dengan kantor pemasaran di jalan Tunjungan No 41
Surabaya. Dam 8 merupakan pusat dari obyek wisata petualangan dengan konsep “One Stop
Adventure”.
Perspektif Keuangan
Dalam Balanced Scorecard, perspektif keuangan perusahaan tetap mendapatkan
perhatian penting karena ukuran keuangan merupakan ikhtisar dari konsekuensi ekonomi
yang disebabkan oleh tindakan yang diambil oleh manajemen. Pengukuran kinerja
keuangan menunjukkan apakah fungsi perencanaan dan pelaksanaan dari strategi yang
telah ditentukan perusahaan akan memberikan hasil yang maksimal. Pengukuran keuangan
dapat dilihat dari suatu strategi terhadap laba perusahaan. Lebih jelasnya tentang elemen-
elemen dari laporan keuangan bisa dilihat pada laporan laba rugi dan neraca tiap-tiap
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 8 (2014)
12
Berdasarkan Tabel 1 dapat dianalisa dari tahun ke tahun tingkat Return on Investment
(ROI) PT Regulo Lintas Nusantara mengalami peningkatan, hal ini diakibatkan dari adanya
kenaikan laba bersih setelah pajak yang dihasilkan oleh PT Regulo Lintas Nusantara setiap
tahunnya meningkat. Besarnya Return on Investment (ROI) PT Regulo Lintas Nusantara ini
dipengaruhi oleh laba bersih dan aktiva, oleh karena itu pihak perusahaan dapat
menggunakan kedua pendekatan tersebut dalam memperbesar tingkat ROI-
nya.Memperbesar laba berkaitan dengan efisiensinya sedangkan aktiva berkaitan dengan
kebijakan investasi dan berbagai aktiva, baik aktiva tetap atau aktiva lancar.Berdasarkan
pengamatan, kedua pendekatan ini telah digunakan PT Regulo Lintas Nusantara ini terbukti
dengan meningkatnya jumlah aktiva setiap tahun. Pada tahun 2011 sebesar Rp
1,650,055,163 sedangkan pada tahun 2012 meningkat menjadi Rp 1,720,023,660 dan pada
tahun 2013 juga meningkat menjadi Rp 1,756,527,551. sedangkan dari laba bersih sesudah
pajak pada tahun 2010 sebesar Rp 278,757,355 pada tahun 2011 meningkat menjadi Rp
315,877,570 dan pada tahun 2012 meningkat kembali menjadi Rp. 421,918,586.
13
Tabel 2
Profit Margin on Sales
PT Regulo Lintas Nusantara
Tahun 2011, 2012 dan 2013
Berdasarkan Tabel 2 diatas terlihat profit margin on sales pada tahun 2010 sebesar
18,64% menurun menjadi 17,18% pada tahun 2011, hal ini dikarenakan laba bersih yang
dihasilkan walaupun mengalami peningkatan tidak sebesar peningkatan pendapatan yang
berdampak pada perolehan profit margin on sales mengalami penurunan. Sedangkan tahun
2011 ke tahun 2012 profit margin on sales mengalami peningkatan yaitu dari 17,18%
menjadi 19,73%, hal ini dikarenakan peningkatan laba bersih yang sangat besar. Terdapat
dua hal yang mempengaruhi perolehan profit margin on sales yaitu laba bersih dan
pendapatan. Laba bersih dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan demikian juga
dengan tingkat pendapatan yang menunjukkan hal yang sama.
Dari hasil analisis indikator keuangan diatas dapat diketahui kinerja keuangan PT
Regulo Lintas Nusantara dari perspektif keuangan sebagai berikut:
Tabel 3
Ringkasan Hasil Analisis Perspektif Keuangan
PT Regulo Lintas Nusantara
Indikator
Tahun ROI Profit Margin on Sales
Realisasi Growth Realisasi Growth
2011 16.89% - 18.64% -
2012 18.36% 1.47% 17.18% (1,45%)
2013 24.02% 5.66% 19.73% 2.55%
Sumber data: PT Regulo Lintas Nusantara (Diolah)
Perspektif Pelanggan
Perspektif Pelanggan merupakan salah satu dari perspektif dalam balanced scorecard
dimana perspektif ini para manajer mengidentifikasi Pelanggan dan segmen pasar. Secara
teoritis indikator-indikator yang ditawarkan dalam perspektif pelanggan ditujukan untuk
mengukur hasil akhir yang dicapai perusahaan, sedangkan kelompok pemicu berkaitan
dengan atribut yang harus disajikan oleh perusahaan. Adapun indikator yang digunakan
dalam penelitian ini untuk perspektif Pelanggan meliputi: customer retention, number of new
customer, on time delivery, dan number of complain. Dengan demikian perspektif pelanggan
scorecard menjadikan misi dan strategi perusahaan kedalam tujuan yang spesifik yang
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 8 (2014)
14
Tabel 5
Jumlah Pelanggan
PT Regulo Lintas Nusantara
Tahun 2011, 2012 dan 2013
15
Hasil penelitian data-data number of new customer untuk tahun 2011, tahun 2012, dan
tahun 2013 seperti yang tersaji pada Tabel 6.
Tabel 6
Number Of New Customer
PT Regulo Lintas Nusantara
Tahun 2011, 2012 dan 2013
16
fasilitas maupun cleanliness, sehingga sekecil apapun permasalahan yang dihadapi pihak PT
Regulo Lintas Nusantara segera mengatasinya.
17
18
suatu pengukuran kinerja dalam perspektif proses belajar dan berkembang dimana
pengukuran tersebut dapat berdampak pada sumber daya manusia di lingkupPT Regulo
Lintas Nusantarayang profesional dan mempunyai integritas tinggi yang berorientasi pada
pelanggan serta meningkatkan kualitas dan kemampuan karyawan dalam melakukan tugas
di lapangan.Perpektif ini merupakan faktor pendorong agar tercapainya tiga perpektif
sebelumnya untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mencapai sasaran dalam
dalam perspektif pertumbuhan dan pembelajaran, dimana tolok ukur dari perspektif ini
adalah employee turnover dan employee training.
1. Employee Turnover
Employee Turnover adalah ukuran yang dilakukan dengan membandingkan antara
jumlah pegawai lama dengan jumlah pegawai yang keluar selama periode waktu tertentu,
ukuran ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam mempertahankan
pegawai yang efektif atau sebaliknya. Berikut ini disajikan tabel employee turnover dari PT
Regulo Lintas Nusantaraadalah yang tersaji pada Tabel 10.
Tabel 10
Employee Turnover
PT Regulo Lintas Nusantara
Untuk tahun 2011, tahun 2012, dan tahun 2013
2. Employee training.
Employee training adalah indikator perspektif belajar dan berkembang yang
pengukurannya bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia terhadap
pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill) serta attitude dalam mencapai prestasi kerja
yang semaksimal mungkin.Sebagai badan usaha milik swasta yang bergerak dibidang
wisata adventure dan pembelajaran luar ruang experiential program, PT Regulo Lintas
Nusantaramemiliki kinerja yang sudah kompeten dibidangnya. Untuk menjadi karyawan
harus melalui serangkaian test yang persaingannya sangat ketat. Setelah diterima menjadi
karyawan, maka diadakan serangkaian training untuk meningkatkan skill/keterampilan,
biasanya karyawan mendapatkan training lebih dari satu kali dari masing-masing
karyawan. Training juga akan diberikan apabila karyawan dipromosikan akan naik jabatan.
Untuk lebih meningkatkan kualitas sumber daya manusia pihak PT Regulo
LintasNusantaraakan meningkatkan frekuensi pengadaan training, tujuan utama untuk
memperoleh karayawan yang kompeten dalam bidangnya dan untuk mengantisipasi
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 8 (2014)
19
persaingan dengan perusahaan sejenis, terutama pihak swasta dan umum lainnya. Apabila
pihak pesaing lebih banyak memilih kelebihan yang bisa menarik customer. Sehingga setiap
tahunnya PT Regulo Lintas Nusantaraberusaha untuk meningkatkan target training yang
ingin dicapai oleh perusahaan jika diukur dengan prosentase, maka target training yang
ingin dicapai prosentase mengalami kenaikan.Training yang diberikan kepada karyawan
juga bisa berupa studi banding ke instansi/lembaga lainnya. Hal ini tidak terbatas didalam
kota saja tetapi juga bisa dilaksanakan diluar kota. Adanya studi banding itu diharapkan
bisa memberikan perbandingan positif dengan perusahaan lain guna meningkatkan kinerja
PT Regulo Lintas Nusantara.
Tabel 11
Employee Training
PT Regulo Lintas Nusantara
Untuk tahun 2011, tahun 2012, dan tahun 2013
Tahun Jenis Pelatihan yang diikuti
2011 IRF (International Rafting Federation) Citarik Sukabumi Jawabarat
Training Internal “ Service Exelence” Probolinggo Jawatimur
Sertifikasi FAJI (federasi Arung jeram indonesia)
training internal Team Work
2012 IRF (International Rafting Federation) Citarik Sukabumi Jawabarat
Training Internal “ Service Exelence” Probolinggo Jawatimur
Sertifikasi FAJI (federasi Arung jeram indonesia)
training internal Team Work
2013 training SAR oleh Basarnas
training fotografi oleh Komunitas Fotografi Surabaya
pelatihan Jungel Survival
Training Internal pelatihan Fun Game
Sumber data: PT Regulo Lintas Nusantara
Berdasarkan Tabel 11 di atas, employee training tiap tahunnya selalu di laksanakan oleh PT
Regulo Lintas Nusantara dengan jenis pelatihan yang berbeda, hal ini dimaksudkan untuk
memberikan insentif motivasi kerja serta mengadakan pemantauan terhadap kualitas
sumber daya manusia sehingga dihasilkan tenaga kerja yang andal dibidangnya.
Dari hasil analisis keempat perspektif Balanced Scorecard pada PT Regulo Lintas Nusantara
menunjukkan suatu sinkronisasi antara teori yang menjelaskan tentang konsep Balanced
Scorecard, dengan hasil penelitian yang penulis lakukan, dimana baik teori, dan hasil
penelitian menunjukkan saling menunjang, yang dapat dirangkum sebagai berikut:
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 8 (2014)
20
Tabel 12
Ringkasan Hasil Analisis Balanced Scorecard
PT Regulo Lintas Nusantara
21
Saran
PT Regulo Lintas Nusantara sebaiknya menggunakan metode Balanced Scorecard
sebagai tolok ukur kinerja perusahaan dimana data-data yang ada dapat digunakan dalam
menganalisis kinerja berdasarkan keempat perspektif Balanced Scorecard, serta dapat
menyatukan berbagai elemen dalam persaingan bisnis ke dalam satu laporan manajemen
yang lengkap dan juga dapat memberikan gambaran operasi perusahaan secara
menyeluruh.
Untuk perspektif financial perlu ditambah indikatornya, karena kalau hanya dilihat
dari dua indikator yaitu return on investment (ROI) dan profitmargin on sales belum dapat
mewakili tolok ukur perspektif financial, misalnya menambahkan indikator sales growthrate
(tingkat pertumbuhan pendapatan).
Sistem pengukuran balanced scorecard sebaiknya tidak hanya dipandang sebagai alat
untuk mengukur kinerja semata tetapi yang lebih penting adalah dipandang sebagai
instrumen strategi bagi pengambilan keputusan di masa depan.
Profesionalisme sumber daya manusia harus juga terus ditingkatkan dalam rangka
menghadapi persaingan yang semakin ketat, seperti: pelatihan dan training bagi karyawan
agar dapat meningkatkan pelayanan dan kemampuan karyawan.
DAFTAR PUSTAKA
Laksmita, V.A. 2011. Analisis pengukuran kinerja PT Bank Jateng Cabang Utama Semarang
jika diukur dengan menggunakan konsep Balanced Scorecard.
http://eprints.undip.ac.id/28630/1/Skripsi14.pdf. diakses tanggal 05 September
2013 jam 21.30
Mahmudi. 2007. Manajemen Kinerja Sektor Publik; Cetakan kedua, Yogjakarta: Sekolah Tinggi
Ilmu Manajemen YKPN
Julie, M. 2000.Analisis Pengukuran Kinerja Dengan Metode Balanced Scorecard Pada PT.
Gatra Mapan Di Malang. http://repository.ubaya.ac.id/3335/ diakses tanggal 05
September 2013 jam 21.32
Moeheriono. 2010. Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi; Cetakan Kedua, Bogor: Ghalia
Indonesia
Mulyadi. 2007. Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen; Edisi Tiga, Jakarta: Salemba
Empat
Putri, V.C . 2011.Pengukuran kinerja dengan menggunakan metode balance scorecard dan
six sigma.
https://penetapan+pengukuran+kinerja+perusahaan+dengan+metode+balance+sc
orecard&oq=pene&aqs=chrome.1.57j59j65j0l2j61.8878j0&sourceid=chrome&ie=UTF-
8#q=penetapan+pengukuran+kinerja+perusahaan+dengan+metode+balance+score
card&ei=mh3cUZitM4qCrgePoYGIAg&start=10&sa=N&bav=on.2,or.r_cp.r_qf.&bv
m=bv.48705608,d.bmk&fp=daec8cf156f06276&biw=1366&bih=681.diakses tanggal
15 September 2013 jam 21.35
Sedarmayanti. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia; Cetakan Kelima, Bandung: PT Refika
Aditama.
Sumarsan, T. 2010. Sistem Pengendalian Manajemen; Cetakan 1, Jakarta: PT Indek.
Wibisono, D. 2006. Manajemen Kinerja, Konsep, Desain, dan Teknik Meningkatkan Daya Saing
Perusahaan; Jakarta : Erlangga