Anda di halaman 1dari 27

Alat Ukur & Penggunaannya

DAFTAR ISI

Halaman

I. DASAR-DASAR PENGGUNAAN & PERAWATAN ALAT UKUR ................ 2


A. Dasar Penggunaan Alat Ukur .................................................................. 2
B. Dasar Perawatan Alat Ukur ..................................................................... 3
II. PENGUKURAN ............................................................................................. 5
A. Thickness Gauge .................................................................................... 5
B. Vernier Caliper ........................................................................................ 7
C. Micrometer ............................................................................................ 11
D. Dial Gauge............................................................................................. 14
E. Torque Wrench ..................................................................................... 17
F. Multi tester ............................................................................................ 19

1
Alat Ukur & Penggunaannya

I. PENGGUNAAN & PERAWATAN ALAT UKUR

Alat ukur merupakan suatu alat yang sangat penting dalam menilai laik dan tidaknya
suatu komponen sepeda motor secara akurat. Hal ini dapat dilakukan tentunya
dengan melakukan proses pengukuran terlebih dahulu kemudian membandingkan
hasil pengukuran yang didapat dengan ukuran standard berdasarkan data spesifikasi
yang tercantum pada service manual. Mengingat pentingnya penggunaan alat ukur
maka sebelum membahas lebih jauh masing-masing jenis alat ukur, teknisi wajib
mengetahui dasar-dasar pengunaan dan perawatan alat ukur terlebih dahulu.

A. DASAR PENGGUNAAN ALAT UKUR :

Sebelum menggunakan alat ukur perhatikan hal-hal tersebut di bawah ini :


1. Bacalah buku petunjuk (Manual) yang terlampir pada peralatan sebelum
melaksanakan pengukuran. Pada buku pentunjuk berisi pengetahuan yang perlu
diketahui bagaimana cara-cara penggunaan alat ukur.

2. Hilangkan oli dan debu dari benda yang akan diukur. Oli dan debu yang melekat
pada benda yang akan diukur, bukan saja menghalangi ketepatan pengukuran
tetapi juga menyebabkan alat ukur menjadi rusak.

2
Alat Ukur & Penggunaannya

3. Melaksanakan pengukuran-pengukuran dalam ruangan yang bersih dan bebas


debu serta bebas getaran.

4. Perhatikan pengembangan benda yang akan diukur dari perubahan temperatur


(panas), karena sebagian besar benda dan alat ukur terbuat dari logam. Untuk
menghindari hal-hal tersebut harus diperhatikan :

- Jangan meletakan benda yang


akan diukur dan alat ukur
langsung kena panas matahari.
- Ketika melaksanakan
pengukuran-pengukuran
usahakan temperatur benda dan
alat ukur sama.

B. DASAR PERAWATAN ALAT UKUR :

Alat-lat ukur dibuat (dikerjakan) dengan secara teliti. Bila dipergunakan secara kasar
dan tidak terawat, maka alat ukur tersebut akan mudah rusak.
Untuk menghindari hal-hal tersebut harap diperhatikan :
- Jangan membenturkan alat ukur
dengan benda lain .

3
Alat Ukur & Penggunaannya

- Jangan menjatuhkan - Jangan kena air - Jangan kena debu

- Jangan membongkar. - Jangan melumasi dengan oli.

4
Alat Ukur & Penggunaannya

II. PENGUKURAN

A. THICKNESS GAUGE

Thickness gauge adalah suatu alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur
kerenggangan antara satu benda dengan benda lain. Misalnya : kerenggangan
katup, kerenggangan silinder ke piston, gap ujung ring piston, gap busi dan lain-lain.
Thickness gauge biasanya terdiri dari beberapa lembaran baja tipis dengan berbagai
macam ukuran, dimana ukuran tersebut menandakan nilai ketebalan lembaran.

CARA PEMBACAAN THICKNESS GAUGE

Untuk mengetahui kerenggangan dari dua benda perlu diadakan pengukuran yang
tepat, oleh karena itu perhatikan pembacaan thickness gauge berikut ini.

Contoh :
Pada plat thickness gauge yang
bertuliskan 0,05 berarti plat
tersebut setebal 0,05 mm.

Pada gambar ini menunjukan


dua plat yang berlainan
ukurannya, bila keduanya
disatukan maka hasilnya :

0,05 mm
0,10 mm (+)
0,15 mm

5
Alat Ukur & Penggunaannya

PENGGUNAAN THICKNESS GAUGE

Thickness gauge dapat digunakan untuk melakukan pengukuran kerenggangan


antara lain :
1. Kerenggangan Katup.
Pergunakanlah thickness gauge untuk mengukur kerenggangan katup. Bila hasil
pengukuran tidak sesuai dengan kerenggangan standar, gunakanlah thickness
gauge dan special tools untuk melakukan penyetelan sesuai dengan standar.

2. Kerenggangan Conrod (Big End) Dengan Poros Engkol


Masukkan thickness gauge diantara piston dan silinder untuk mengetahui
besarnya kerenggangan yang ada.

3. Gap Ujung Ring Piston


Masukan ring piston ke dalam silinder sampai 20 mm dari bagian bawah,
kemudian ukur celah ujung pertemuan ring piston dengan thickness gauge.

6
Alat Ukur & Penggunaannya

4. Gap Busi
Ukurlah celah busi dengan thickness gauge dan setellah untuk mendapatkan
celah yang tepat.

B. VERNIER CALIPER (JANGKA SORONG).

Vernier caliper (jangka sorong) merupakan gabungan satuan ukuran dan merupakan
alat ukur yang mudah digunakan.Vernier caliper dapat digunakan untuk melakukan
pengukuran :
1. Diameter bagian luar. 3. Kedalaman/ketinggian
2. Diameter bagian dalam. 4. Ketebalan (panjang)

1. Pengukuran Diameter luar

7
Alat Ukur & Penggunaannya

2. Pengukuran Diameter Dalam

3. Pengukuran Kedalaman/Ketinggian

HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

Sebelum menggunakan vernier caliper sebaiknya periksalah terlebih dahulu


ketepatannya, hal ini bertujuan untuk mendapatkan hasil pengukuran yang akurat.
Berikut ini merupakan langkah-langkah pemeriksaan pada vernier caliper :
1. Pemeriksaan 1
Bersihkan permukaan sentuhan dan paruh pengukur, rapatkan dan periksa
apakah ada celah di antara keduanya, dan juga permukaan sentuhan lainnya.
Untuk mengetahui ada celah dan tidaknya pada vernier caliper, pegang dan
angkat ke arah sinar dan periksa hasilnya.

8
Alat Ukur & Penggunaannya

Hasil Pemeriksaan :

TIDAK BAIK BAIK

2. Pemeriksaan 2
Periksalah vernier caliper dengan cara membuka paruh sentuhan, pegang dan
letakan pada bidang datar seperti gambar (1), kemudian tekan sampai bagian
pengukuran kedalaman rata (2). Periksa apakah pada bagian paruh dan
permukaan sentuhan ada celah, bila terdapat celah dari salah satu sisi berarti
vernier caliper tersebut sudah aus. Dan jika pada kedua bagian pengukuran
bercelah, maka ujung batang pengukuran kedalaman sudah aus.

9
Alat Ukur & Penggunaannya

3. Pemeriksaan 3
Rapatkan paruh vernier caliper dan periksalah angka “NOL” pada skala bawah
vernier caliper apakah sudah tepat segaris dengan nagka “NOL” pada skala
pengukur. Bila “NOL” tidak tepat segaris maka vernier caliper tersebut sudah
tidak tepat lagi untuk digunakan melaksanakan pengukuran.

BAIK TIDAK BAIK

CARA PEMBACAAN VERNIER CALIPER

Terdapat 2 macam vernier caliper yakni dengan pembagian angka 1/50 mm dan 1/20
mm. Contoh berikut ini merupakan pembacaan vernier caliper dengan pembagian
angka 1/20 mm.
 Pertama, geserlah penggeser sesuai kebutuhan dan kuncilah sekrup
penguncinya, kemudian lihatlah angka “NOL” pada skala vernier caliper.

 Kedua, carilah titik dimana angka pada skala bawah vernier caliper segaris
dengan angka pada skala batang pengukur dan bacalah hasilnya. Bila garis pada
skala batang segaris dengan garis pada skala bawah berarti hasilnya sekecil
satuan 5/100 mm atau 1/20 mm.

10
Alat Ukur & Penggunaannya

Contoh :

 Tahap Pertama.
Ketika angka “NOL” pada skala
bawah berada diantara 53 dan 54
pada skala batang, maka
pembacaannya adalah 53 mm.

 Tahap Kedua.
Ketika angka “4” pada skala bawah
segaris dengan garis pada skala
batang, pembacaannya adalah
0.40 mm.

 Tahap Ketiga.
Tahap pertama…………53.00 mm
Tahap kedua……………00.40 mm (+)
T o t a l………………… 53.40 mm

C. MICROMETER.

Micrometer merupakan alat ukur yang dapat digunakan untuk pengukuran luar dan
permukaan dalam, pada umunya micrometer yang dipergunakan adalah micrometer
luar. Maksudnya adalah micrometer yang dapat dipergunakan untuk melakukan
pengukuran diameter/panjang, pada bagian luar saja, contohnya pengukuran
diameter piston. Kebanyakan micrometer mengukur dengan ketelitian 1/100 mm dan
dibatasi hingga 25 mm. Range pada micrometer umumnya berkisar antara 0-25 mm,
25-50 mm, 50-75 mm dan 75-100 mm. Berikut ini merupakan konstruksi dari
micrometer.

Komponen yang akan di ukur ditempatkan antara anvil dan spindle sedangkan
ratchet stop berfungsi untuk menghasilkan tekanan pengukuran yang presisi. Saat
tekanan pengukuran sudah melebihi kapasitasnya, ratchet stop terpisah dengan
thimble.

11
Alat Ukur & Penggunaannya

HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

Sebelum menggunakan micrometer sebaiknya periksalah terlebih dahulu


ketepatannya, hal ini bertujuan untuk mendapatkan hasil pengukuran yang akurat.
Berikut ini merupakan langkah-langkah pemeriksaan pada micrometer :
1. Selipkan reference gauge lalu rapatkan dan spindle dengan benar, putar ratchet
stop 2 sampai 3 kali, kemudian periksa apakah titik O pada garis reference
segaris dengan vernier scale, jika tidak (terjadi penyimpangan) lakukanlah
penyetelan.

BAIK TIDAK BAIK

2. Untuk memperbaiki penyimpangan sampai


2/100 mm, pertama tetapkan posisi spindle dan
clamp lalu seperti terlihat pada gambar.
Gunakan kunci special untuk menyesuaikan
posisi hingga titik O (nol) tercapai .

3. Bila penyimpangan melebihi 2/100 mm


tetapkan spindle seperti di atas kemudian
seperti pada gambar di atas lepaskan rachet
stop hingga timble dapat bergerak bebas lalu
cari titik O.

12
Alat Ukur & Penggunaannya

4. Nilai pengukuran yang diperoleh bervariasi tergantung seberapa rapat spindle


menekan benda kerja yang diukur, untuk itu disediakan ratchet stop agar
kerapatan bisa dijaga tetap sama. Tidak dibenarkan benda yang di ukur tertekan
berlebihan atau terlalu longgar, selain itu bersihkanlah terlebih dahulu
permukaan benda kerja dari debu dan sisa oli juga pada ujung-ujung anvil dan
spindle.

CARA PEMBACAAN MICROMETER

Pada bagian inner sleeve terdapat main scale yang terdiri dari dua satuan
pengukuran yaitu satuan pengukuran di atas garis reference dan di bawah garis
reference, untuk satuan pengukuran yang terdapat di atas garis referance nilai per-
garisnya adalah 1 mm.

Selanjutnya pada bagian thimble terdapat vernier scale dimana nilai per-garisnya
adalah 0,01 mm. Perlu diperhatikan bahwa dalam satu putaran thimble berarti
thimble bergeser sejauh 0,5 mm.

13
Alat Ukur & Penggunaannya

Contoh :
Tahap-tahap untuk membaca micrometer di atas adalah sebagai berikut :
 Tahap pertama.
Lihat apakah thimble menutupi
angka 10 pada inner sleve, bila
tidak pembacaannya 10 mm.

 Tahap kedua.
Lihat apakah thimble tidak
menutupi garis pembagi 0,50 mm
yang melebihi 10 mm. Bila
demikian maka pembacaannya 0,5
mm, bila menutupi garis pembagi
tersebut pembacaannya 0 (nol).

 Tahap ketiga.
Lihat vernier scale, garis mana
yang segaris dengan garis
referance pada inner sleeve,
kemudian hitung. Pembacaannya
adalah 0,33 mm.

 Tahap keempat.
Jumlah hasil pembacaan tahap 1,
2 dan 3.
Tahap pertama…….10,00 mm
Tahap kedua………...0,50 mm
Tahap ketiga………...0,33 mm (+)
T o t a l……………...10,83 mm

D. DIAL GAUGES

Dial gauge digunakan untuk mengukur


kelengkungan poros, penyimpangan poros,
melihat kesejajarannya atau kedatarannya.
Umumnya dial gauges memiliki ketelitian
1/100 mm. Pergerakan dari spindle dapat
terlihat langsung pada jarumnya. Jika
jarumnya bergerak sebanyak 5 garis, berarti
spindle terangkat sejauh 5/100 mm dan
jarum akan berputar satu putaran (nol
kembali ke nol) bila spindle terangkat
sejauh 1 mm.

14
Alat Ukur & Penggunaannya

HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

Sebelum menggunakan dial gauges, periksalah terlebih dahulu bahwa dial gauges
bekerja dengan baik.

Peganglah dial gauges dengan tangan


dan tekan ujung sentuhan dengan ibu
jari tangan beberapa kali seperti terlihat
pada gambar. Bila batang dapat
bergerak dengan lancar. Berarti dial
gauge dalam keadaan baik dan dapat
dipergunakan.

Sedangkan untuk penggunaannya, pengukuran menggunakan dial gauges harus


selalu dilengkapi dengan beberapa peralatan pendukung, antara lain :
- Magneto Stand (Bracket Dial Gauge).
- Surface Plate (Papan baja untuk dudukan Magneto Stand).
- “V” Blok (Tempat dudukan benda yang akan diukur).

V Block

15
Alat Ukur & Penggunaannya

CARA PEMBACAAN DIAL GAUGES

Laksanakan kalibrasi terlebih dahulu sebelum melaksanakan pengukuran agar


mudah dalam membaca hasilnya, caranya adalah letakan dial gauges sesuai
fungsinya sampai ujung sentuhan menyentuh benda ukur. Kemudian carilah gerakan
tertinggi dari benda ukur dengan melihat jarum dial gauges sampai gerakannya
berbalik arah. Bila telah didapat putarlah ring luar dial gauges untuk meluruskan
angka “NOL” dengan jarum penunjuk. Setelah hal tersebut dilaksanakan barulah kita
dapat menggunakannya. Dial gauges yang ditunjukan seperti gambar di bawah
adalah dalam pembagian 0.01 mm dalam setiap garisnya.

 Layar baca yang besar


menunjukan 0.01 mm setiap
garis.

 Setiap satu putaran jarum


menunjukan 1 mm
pergerakan/pergeseran pada
benda yang akan diukur.

Contoh :

 Pemeriksaan kelengkungan
Kelengkuan terendah......0.06 mm
Kelengkungan tertinggi....0.32 mm (+)
Total kelengkungan.........0.38 mm

16
Alat Ukur & Penggunaannya

E. TORQUE WRENCH (KUNCI TORSI).

Torque wrench adalah suatu alat/kunci yang dilengkapi dengan ukuran


pengencangan dalam satuan N-m/Kg-m/Kg-cm. Ketika baut dan mur terpasang dan
harus dikencangkan pada kekuatan tertentu maka gunakanlah torque wrench untuk
mengencangkannya. Biasanya torque wrench ini digunakan setelah baut atau mur
terpasang tetapi belum dikencangkan.

HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

Sebelum menggunakan torque wrench perhatikanlah hal-hal berikut ini :


1. Pertama; pilih torque wrench yang sesuai dengan keperluan.
2. Periksalah apakah jarum penunjuk skala moment tepat menunjukan angka “0”
saat belum dipergunakan.
3. PIlih dan pasang kunci sok sesuai dengan kebutuhan.
4. Memperhatikan sikap mengencangkan dengan cara memperhatikan posisi
tangan saat menarik torque wrench. Perhatikan pemegang kunci moment harus
lurus, tidak dibenarkan ujung bibir pegangan menyentuh bagian batang torque
wrench.

17
Alat Ukur & Penggunaannya

5. Bacalah hasilnya dengan melihat sampai dimana jarum penunjuk pada skala
moment. Dan agar diperhatikan pengencangan yang melebihi batas
pengencangan yang telah ditentukan akan berakibat mur rusak atau baut putus.

CARA PEMBACAAN TORQUE WRENCH

Perhatikan ujung jarum petunjuk pada skala, saat pemegang digerakan searah
jarum jam (melaksanakan pengencangan). Berhentilah mengencangkan bila jarum
penunjuk skala telah sampai pada angka yang diinginkan. Batas pengencangan
baut/mur harus disesuaikan dengan table yang terdapat pada buku petunjuk
perawatan. Janganlah mengencangkan baut/mur melebihi batas yang dianjurkan
karena akan merusak baut/mur itu sendiri.

Perhatian :
Pada saat pengukuran tuas pemegang harus dalam keadaan mengambang
(bertumpu pada pen tengah).

18
Alat Ukur & Penggunaannya

F. MULTI TESTER

Multi tester adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk mendeteksi atau
melaksanakan pengukuran pada komponen yang berhubungan dengan kelistrikan.
Multi tester itu sendiri dapat digunakan lebih dari satu macam fungsi pengukuran,
antara lain :
1. Mengukur tegangan listrik (volt)
2. Mengukur kuat arus listrik (ampere)
3. Mengukur tahanan listrik (ohm)
4. Memeriksa hubungan kabel (ohm)
Untuk melaksanakan pengukuran tersebut di atas kita tinggal memindahkan arah
penunjuk switch pemilih ke pilihan yang tepat.

HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

Sebelum menggunakan multi tester perhatikanlah hal-hal berikut ini :


1. Dalam melakukan pengukuran, pastikan terlebih dahulu bahwa saklar pemilih
range sudah tepat, sesuai dengan rencana pengukuran yang akan dilaksanakan.
2. Jika nilai standard dari tegangan dan kuat arus listrik yang akan diukur tidak
pasti, cobalah merubah saklar pemilih dari range yang tertinggi range terendah
secara bertahap.
3. Untuk melakukan pengukuran arus DC (Direct current), perhatikan terminal
benda ukur dan alat ukur jangan sampai terbalik.
4. Untuk memindahkan sakelar pemilih dari satu range (tingkat) ke range yang lain
selama melakukan test, yakinkan bahwa kabel terminal (+) dan (-) multi tester
sudah terlepas dari benda yang diukur.
5. Laksanakan kalibrasi terlebih sebelum melakukan pengukuran tahanan, untuk
mendapatkan hasil pengukuran yang tepat.

19
Alat Ukur & Penggunaannya

KONSTRUKSI DAN BAGIAN - BAGIAN MULTI TESTER / AVOMETER

G
B

D I
C

J
E
K

A. Jarum penunjuk skala G. Kalibrasi untuk pengukuran tahanan


B. Terminal positif untuk pengukuran H. Tingkat pengukuran tahanan
DC Ampere I. Tingkat pengukuran tegangan AC
C. Tingkat pengukuran tegangan DC J. Terminal negatif untuk kabel tester
D. Saklar pemilih berwarna merah
E. Terminal negatif untuk kabel tester K. Tingkat pengukuran arus DC
berwarna hitam
F. Layar pembacaan skala

20
Alat Ukur & Penggunaannya

2
3

1. Skala untuk pembacaan seluruh tingkat pengukuran tahanan : X 1, X 10, X 100, dan
X 1K
2. Skala untuk pembacaan :
a. 250 AC V & 250 DC V
b. 25 AC V & 25 DC V
c. 10 DC V
d. 250 mA
3. Skala tegangan untuk 10 AC V
4. Skala arus untuk 20 DC A

PENGUKURAN DENGAN MULTI TESTER

A. Pengukuran Tegangan Listrik


(VOLT)
Untuk mengetahui besarnya suatu tegangan listrik yang dihasilkan, kita hanya dapat
menentukan dengan menggunakan perangkat ukur yakni “MULTI TESTER”, dengan
satuan Volt. Adapun tegangan yang dapat kita ketahui dengan menggunakan alat
tersebut adalah tegangan AC (bolak-balik) dan tegangan DC (searah).
a. Tegangan AC (AC VOLT)
Tegangan AC yang dapat diukur dengan menggunakan multi tester adalah
tegangan antara 0 s/d 1000 volt. Pada multi tester terdapat beberapa pilihan
tingkat pengukuran tegangan listrik antara lain :
1. 10 AC V
2. 25 AC V
3. 250 AC V

21
Alat Ukur & Penggunaannya

4. 1000 AC V
Perhatikanlah langkah-langkah pengukuran tegangan AC berikut ini :
1. Pilih salah satu range tegangan yang sesuai untuk standard nilai tegangan
yang akan diukur, dengan memutar saklar pemilih range ke posisi yang
diinginkan. Jangan memilih pada pilihan yang nilainya lebih rendah dari nilai
tegangan yang akan diukur, karena dapat merusak multi tester.
Contoh : Misalnya tegangan yang akan diukur sebesar : 140 V (AC), maka
saklar pemilih range harus menunjuk ke 250 AC V.

2. Lakukan pengukuran dengan menghubungkan kabel terminal (+) dan


terminal (-) multi tester ke kedua kabel listrik. Kabel terminal multi tester
dapat hubungkan secara bolak-balik dengan kabel tegangan yang akan
diukur (khusus untuk AC)

3. Baca hasil pengukuran pada layar baca multi tester dengan melihat skala AC
V sesuai dengan range tegangan AC V yang dipilih. Bacalah dengan posisi
tegak lurus antara mata dengan layar baca, sampai bayangan jarum petunjuk

22
Alat Ukur & Penggunaannya

dengan jarum terlihat menjadi satu. Hasil pengukuran = Pembagian skala


sesuai nilai range yang dipilih.
b. Tegangan DC (DC VOLT)
Tegangan yang dapat diukur dengan menggunakan multi tester adalah :
Tegangan antara 0 s/d 1000 Volt. Pada multi tester terdapat beberapa pilihan
nilai tegangan DC antara lain :
1. 2.5 DC V.
2. 10 DC V.
3. 25 DC V.
4. 250 DC V.
5. 1000 DC V.
Perhatikanlah langkah-langkah pengukuran tegangan DC berikut ini :
1. Pilih salah satu pilihan nilai tegangan yang sesuai untuk standard nilai
tegangan yang akan diukur, dengan memutar sakelar ke arah pemilih nilai
yang diinginkan (sesuai).
Contoh : Bila tegangan yang akan diukur sebesar : 14 DC V, maka saklar
pemilih diarahkan ke range/nilai tegangan : 25 DC V.

2. Lakukan pengukuran dengan cara menghubungkan ujung kabel terminal


positif (+) multi tester ke kutub positif (+) battery dan ujung kabel terminal
negatif (-) multi tester ke kutub negatif (-) battery. Hubungan antara multi
tester dengan Battery harus dihubungkan secara serie.

23
Alat Ukur & Penggunaannya

3. Selanjutnya baca hasil pengukuran pada layer baca multi tester dengan
melihat pada skala DC V sesuai dengan nilai tegangan DC V yang dipilih.
Hasil pengukuran = pembagian skala sesuai dengan nilai range yang dipilih.

B. Pengukuran Kuat Arus Listrik (AMPERE)


Pengukuran kuat arus (ampere) yang dimaksud disini adalah pengukuran kuat arus
DC. Kuat arus yang dapat diukur dengan menggunakan multi tester adalah : (0 – 20)
ampere. Pada multi tester terdapat 2 (dua) pilihan nilai kuat arus, yaitu :
1. 250 mA.
2. 20 A.
Perhatikanlah langkah-langkah pengukuran kuat arus listrik berikut ini :
1. Jika multi tester akan dipergunakan untuk menyelesaikan pekerjaan
pengukuran DC Ampere, sangatlah perlu memperhatikan penempatan kabel-
kabel terminalnya. Pindahkan kabel terminal positif (+) ke tempat terminal yang
diberi tanda + DC 20 A (berwarna merah). Sedangkan kabel negatif (-) tetap
pada tempatnya.

2. Pilih salah satu nilai range kuat arus yang sesuai untuk standard nilai kuat
arus yang akan diukur, dengan mengarahkan atau memutar sakelar pemilih nilai
range sesuai dengan kebutuhan.
Contoh : Misalnya kuat arus yang diukur; diatas atau lebih besar dari 250 mA,
maka arahkan saklar pemilih ke range arus: 20 DC A.

Kabel tester
positif

24
Alat Ukur & Penggunaannya

3. Lakukan pengukuran dengan menghubungkan ujung kabel terminal (+) multi


tester ke kutub (-) arus battery dan ujung kabel terminal (-) multi tester ke masa
(masa body).

4. Hidupkan mesin dan pertahankan putaran mesin sesuai petunjuk yang


dianjurkan.

5. Selanjutnya bacalah hasil pengukuran pada layar baca multi tester dengan
melihat skala DC A sesuai dengan range kuat arus yang dipilih. Lihatlah jarum
petunjuk nilai pengukuran hingga tidak terlihat bayangan pada kaca cermin
dibawahnya. Hasil pengukuran = pembagian skala yang ditunjuk oleh jarum.

C. Pengukuran Tahanan Listrik (OHM)


Untuk megetahui besarnya tahanan suatu komponen atau lilitan kawat / kabel, maka
dapat diketahui dengan cara mengukurnya. Adapun tahanan yang dapat diukur
dengan menggunakan multi tester : 0 ohm s/d 1000 ohm (1 kilo ohm). Pada multi
tester terdapat beberapa pilihan nilai range tahanan, antara lain :
1. X 1
2. X 10
3. X 100
4. X 1 K
Perhatikanlah langkah-langkah pengukuran tahanan listrik berikut ini :
1. Pilih salah satu range tahanan yang sesuai untuk standard nilai tahanan
yang akan diukur dengan memutar sakelar pemilih range yang sesuai.
Contoh : Bila tahanan yang akan diukur besarnya mencapai 170 ohm, maka
saklar pemilih skala ke range tahanan diarahkan ke X 10 atau X 100.

Lakukan proses
kalibrasi

25
Alat Ukur & Penggunaannya

2. Lakukan kalibrasi, setiap memindahkan sakelar pemilih nilai range tahanan


yang akan dipakai. Langkah kalibrasi dilakukan dengan tujuan untuk
mendapatkan hasil pengukuran yang tepat. Kalibrasi dilakukan dengan cara
menghubungkan kedua kabel terminal positif (+) dan terminal negatif (-) multi
tester setelah mengarahkan saklar ke posisi yang di inginkan, kemudian putar
tombol penyetel “Adjust” dengan memperhatikan jarum yang ada pada layar
baca sampai tepat menunjuk pada angka “Nol” (dilihat tegak lurus dari atas,
bahwa jarum tersebut betul-betul segaris dengan garis petunjuk angka “Nol”).

3. Laksanakan pengukuran tahanan . Hubungkanlah kedua kabel terminal multi


tester ke benda ukur sesuai permintaan/petunjuk.

4. Bacalah hasil pengukuran pada layar baca. Hasil pengukuran = pembagian


skala pada layar baca yang ditunjuk oleh jarum dikalikan (X) dengan nilai range
yang dipilih.

26
Alat Ukur & Penggunaannya

D. Pemeriksaan Hubungan Kabel


Langkah untuk melaksanakan pemeriksaan hubungan kabel dapat dilakukan sama
dengan langkah saat melaksanakan pengukuran tahanan. Dalam melakukan hal ini
kita dapat memilih salah satu pilihan range tahanan. Perhatikanlah langkah-langkah
berikut ini sebelum melakukan pemeriksaan hubungan kabel :
1. Arahkan saklar pemilih ke X 1 ohm, kemudian kalibrasikanlah terlebih dahulu
sebelum melakukan pemeriksaan.

2. Hubungkan kedua ujung kabel yang akan diperiksa dengan kabel-kabel


terminal multi tester.

3. Jika jarum pada layar kaca multi tester bergerak ke sisi sebelah kanan, maka
kabel tersebut masih berhubungan.

4. Tetapi jika jarum pada layar baca multi tester tidak bergerak, maka pada
kabel yang diperiksa tersebut putus di bagian dalam.

CATATAN :
1. Ujung kabel terminal (+) dan negatif (-) multi tester dapat dihubungkan secara
bebas dengan ujung-ujung kabel yang sedang diperiksa.

2. Dalam pemeriksaan hubungan kabel, rangkaian kabel harus dalam kondisi tanpa
arus listrik.

27

Anda mungkin juga menyukai