Revisi Basic A.ukur
Revisi Basic A.ukur
DAFTAR ISI
Halaman
1
Alat Ukur & Penggunaannya
Alat ukur merupakan suatu alat yang sangat penting dalam menilai laik dan tidaknya
suatu komponen sepeda motor secara akurat. Hal ini dapat dilakukan tentunya
dengan melakukan proses pengukuran terlebih dahulu kemudian membandingkan
hasil pengukuran yang didapat dengan ukuran standard berdasarkan data spesifikasi
yang tercantum pada service manual. Mengingat pentingnya penggunaan alat ukur
maka sebelum membahas lebih jauh masing-masing jenis alat ukur, teknisi wajib
mengetahui dasar-dasar pengunaan dan perawatan alat ukur terlebih dahulu.
2. Hilangkan oli dan debu dari benda yang akan diukur. Oli dan debu yang melekat
pada benda yang akan diukur, bukan saja menghalangi ketepatan pengukuran
tetapi juga menyebabkan alat ukur menjadi rusak.
2
Alat Ukur & Penggunaannya
Alat-lat ukur dibuat (dikerjakan) dengan secara teliti. Bila dipergunakan secara kasar
dan tidak terawat, maka alat ukur tersebut akan mudah rusak.
Untuk menghindari hal-hal tersebut harap diperhatikan :
- Jangan membenturkan alat ukur
dengan benda lain .
3
Alat Ukur & Penggunaannya
4
Alat Ukur & Penggunaannya
II. PENGUKURAN
A. THICKNESS GAUGE
Thickness gauge adalah suatu alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur
kerenggangan antara satu benda dengan benda lain. Misalnya : kerenggangan
katup, kerenggangan silinder ke piston, gap ujung ring piston, gap busi dan lain-lain.
Thickness gauge biasanya terdiri dari beberapa lembaran baja tipis dengan berbagai
macam ukuran, dimana ukuran tersebut menandakan nilai ketebalan lembaran.
Untuk mengetahui kerenggangan dari dua benda perlu diadakan pengukuran yang
tepat, oleh karena itu perhatikan pembacaan thickness gauge berikut ini.
Contoh :
Pada plat thickness gauge yang
bertuliskan 0,05 berarti plat
tersebut setebal 0,05 mm.
0,05 mm
0,10 mm (+)
0,15 mm
5
Alat Ukur & Penggunaannya
6
Alat Ukur & Penggunaannya
4. Gap Busi
Ukurlah celah busi dengan thickness gauge dan setellah untuk mendapatkan
celah yang tepat.
Vernier caliper (jangka sorong) merupakan gabungan satuan ukuran dan merupakan
alat ukur yang mudah digunakan.Vernier caliper dapat digunakan untuk melakukan
pengukuran :
1. Diameter bagian luar. 3. Kedalaman/ketinggian
2. Diameter bagian dalam. 4. Ketebalan (panjang)
7
Alat Ukur & Penggunaannya
3. Pengukuran Kedalaman/Ketinggian
8
Alat Ukur & Penggunaannya
Hasil Pemeriksaan :
2. Pemeriksaan 2
Periksalah vernier caliper dengan cara membuka paruh sentuhan, pegang dan
letakan pada bidang datar seperti gambar (1), kemudian tekan sampai bagian
pengukuran kedalaman rata (2). Periksa apakah pada bagian paruh dan
permukaan sentuhan ada celah, bila terdapat celah dari salah satu sisi berarti
vernier caliper tersebut sudah aus. Dan jika pada kedua bagian pengukuran
bercelah, maka ujung batang pengukuran kedalaman sudah aus.
9
Alat Ukur & Penggunaannya
3. Pemeriksaan 3
Rapatkan paruh vernier caliper dan periksalah angka “NOL” pada skala bawah
vernier caliper apakah sudah tepat segaris dengan nagka “NOL” pada skala
pengukur. Bila “NOL” tidak tepat segaris maka vernier caliper tersebut sudah
tidak tepat lagi untuk digunakan melaksanakan pengukuran.
Terdapat 2 macam vernier caliper yakni dengan pembagian angka 1/50 mm dan 1/20
mm. Contoh berikut ini merupakan pembacaan vernier caliper dengan pembagian
angka 1/20 mm.
Pertama, geserlah penggeser sesuai kebutuhan dan kuncilah sekrup
penguncinya, kemudian lihatlah angka “NOL” pada skala vernier caliper.
Kedua, carilah titik dimana angka pada skala bawah vernier caliper segaris
dengan angka pada skala batang pengukur dan bacalah hasilnya. Bila garis pada
skala batang segaris dengan garis pada skala bawah berarti hasilnya sekecil
satuan 5/100 mm atau 1/20 mm.
10
Alat Ukur & Penggunaannya
Contoh :
Tahap Pertama.
Ketika angka “NOL” pada skala
bawah berada diantara 53 dan 54
pada skala batang, maka
pembacaannya adalah 53 mm.
Tahap Kedua.
Ketika angka “4” pada skala bawah
segaris dengan garis pada skala
batang, pembacaannya adalah
0.40 mm.
Tahap Ketiga.
Tahap pertama…………53.00 mm
Tahap kedua……………00.40 mm (+)
T o t a l………………… 53.40 mm
C. MICROMETER.
Micrometer merupakan alat ukur yang dapat digunakan untuk pengukuran luar dan
permukaan dalam, pada umunya micrometer yang dipergunakan adalah micrometer
luar. Maksudnya adalah micrometer yang dapat dipergunakan untuk melakukan
pengukuran diameter/panjang, pada bagian luar saja, contohnya pengukuran
diameter piston. Kebanyakan micrometer mengukur dengan ketelitian 1/100 mm dan
dibatasi hingga 25 mm. Range pada micrometer umumnya berkisar antara 0-25 mm,
25-50 mm, 50-75 mm dan 75-100 mm. Berikut ini merupakan konstruksi dari
micrometer.
Komponen yang akan di ukur ditempatkan antara anvil dan spindle sedangkan
ratchet stop berfungsi untuk menghasilkan tekanan pengukuran yang presisi. Saat
tekanan pengukuran sudah melebihi kapasitasnya, ratchet stop terpisah dengan
thimble.
11
Alat Ukur & Penggunaannya
12
Alat Ukur & Penggunaannya
Pada bagian inner sleeve terdapat main scale yang terdiri dari dua satuan
pengukuran yaitu satuan pengukuran di atas garis reference dan di bawah garis
reference, untuk satuan pengukuran yang terdapat di atas garis referance nilai per-
garisnya adalah 1 mm.
Selanjutnya pada bagian thimble terdapat vernier scale dimana nilai per-garisnya
adalah 0,01 mm. Perlu diperhatikan bahwa dalam satu putaran thimble berarti
thimble bergeser sejauh 0,5 mm.
13
Alat Ukur & Penggunaannya
Contoh :
Tahap-tahap untuk membaca micrometer di atas adalah sebagai berikut :
Tahap pertama.
Lihat apakah thimble menutupi
angka 10 pada inner sleve, bila
tidak pembacaannya 10 mm.
Tahap kedua.
Lihat apakah thimble tidak
menutupi garis pembagi 0,50 mm
yang melebihi 10 mm. Bila
demikian maka pembacaannya 0,5
mm, bila menutupi garis pembagi
tersebut pembacaannya 0 (nol).
Tahap ketiga.
Lihat vernier scale, garis mana
yang segaris dengan garis
referance pada inner sleeve,
kemudian hitung. Pembacaannya
adalah 0,33 mm.
Tahap keempat.
Jumlah hasil pembacaan tahap 1,
2 dan 3.
Tahap pertama…….10,00 mm
Tahap kedua………...0,50 mm
Tahap ketiga………...0,33 mm (+)
T o t a l……………...10,83 mm
D. DIAL GAUGES
14
Alat Ukur & Penggunaannya
Sebelum menggunakan dial gauges, periksalah terlebih dahulu bahwa dial gauges
bekerja dengan baik.
V Block
15
Alat Ukur & Penggunaannya
Contoh :
Pemeriksaan kelengkungan
Kelengkuan terendah......0.06 mm
Kelengkungan tertinggi....0.32 mm (+)
Total kelengkungan.........0.38 mm
16
Alat Ukur & Penggunaannya
17
Alat Ukur & Penggunaannya
5. Bacalah hasilnya dengan melihat sampai dimana jarum penunjuk pada skala
moment. Dan agar diperhatikan pengencangan yang melebihi batas
pengencangan yang telah ditentukan akan berakibat mur rusak atau baut putus.
Perhatikan ujung jarum petunjuk pada skala, saat pemegang digerakan searah
jarum jam (melaksanakan pengencangan). Berhentilah mengencangkan bila jarum
penunjuk skala telah sampai pada angka yang diinginkan. Batas pengencangan
baut/mur harus disesuaikan dengan table yang terdapat pada buku petunjuk
perawatan. Janganlah mengencangkan baut/mur melebihi batas yang dianjurkan
karena akan merusak baut/mur itu sendiri.
Perhatian :
Pada saat pengukuran tuas pemegang harus dalam keadaan mengambang
(bertumpu pada pen tengah).
18
Alat Ukur & Penggunaannya
F. MULTI TESTER
Multi tester adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk mendeteksi atau
melaksanakan pengukuran pada komponen yang berhubungan dengan kelistrikan.
Multi tester itu sendiri dapat digunakan lebih dari satu macam fungsi pengukuran,
antara lain :
1. Mengukur tegangan listrik (volt)
2. Mengukur kuat arus listrik (ampere)
3. Mengukur tahanan listrik (ohm)
4. Memeriksa hubungan kabel (ohm)
Untuk melaksanakan pengukuran tersebut di atas kita tinggal memindahkan arah
penunjuk switch pemilih ke pilihan yang tepat.
19
Alat Ukur & Penggunaannya
G
B
D I
C
J
E
K
20
Alat Ukur & Penggunaannya
2
3
1. Skala untuk pembacaan seluruh tingkat pengukuran tahanan : X 1, X 10, X 100, dan
X 1K
2. Skala untuk pembacaan :
a. 250 AC V & 250 DC V
b. 25 AC V & 25 DC V
c. 10 DC V
d. 250 mA
3. Skala tegangan untuk 10 AC V
4. Skala arus untuk 20 DC A
21
Alat Ukur & Penggunaannya
4. 1000 AC V
Perhatikanlah langkah-langkah pengukuran tegangan AC berikut ini :
1. Pilih salah satu range tegangan yang sesuai untuk standard nilai tegangan
yang akan diukur, dengan memutar saklar pemilih range ke posisi yang
diinginkan. Jangan memilih pada pilihan yang nilainya lebih rendah dari nilai
tegangan yang akan diukur, karena dapat merusak multi tester.
Contoh : Misalnya tegangan yang akan diukur sebesar : 140 V (AC), maka
saklar pemilih range harus menunjuk ke 250 AC V.
3. Baca hasil pengukuran pada layar baca multi tester dengan melihat skala AC
V sesuai dengan range tegangan AC V yang dipilih. Bacalah dengan posisi
tegak lurus antara mata dengan layar baca, sampai bayangan jarum petunjuk
22
Alat Ukur & Penggunaannya
23
Alat Ukur & Penggunaannya
3. Selanjutnya baca hasil pengukuran pada layer baca multi tester dengan
melihat pada skala DC V sesuai dengan nilai tegangan DC V yang dipilih.
Hasil pengukuran = pembagian skala sesuai dengan nilai range yang dipilih.
2. Pilih salah satu nilai range kuat arus yang sesuai untuk standard nilai kuat
arus yang akan diukur, dengan mengarahkan atau memutar sakelar pemilih nilai
range sesuai dengan kebutuhan.
Contoh : Misalnya kuat arus yang diukur; diatas atau lebih besar dari 250 mA,
maka arahkan saklar pemilih ke range arus: 20 DC A.
Kabel tester
positif
24
Alat Ukur & Penggunaannya
5. Selanjutnya bacalah hasil pengukuran pada layar baca multi tester dengan
melihat skala DC A sesuai dengan range kuat arus yang dipilih. Lihatlah jarum
petunjuk nilai pengukuran hingga tidak terlihat bayangan pada kaca cermin
dibawahnya. Hasil pengukuran = pembagian skala yang ditunjuk oleh jarum.
Lakukan proses
kalibrasi
25
Alat Ukur & Penggunaannya
26
Alat Ukur & Penggunaannya
3. Jika jarum pada layar kaca multi tester bergerak ke sisi sebelah kanan, maka
kabel tersebut masih berhubungan.
4. Tetapi jika jarum pada layar baca multi tester tidak bergerak, maka pada
kabel yang diperiksa tersebut putus di bagian dalam.
CATATAN :
1. Ujung kabel terminal (+) dan negatif (-) multi tester dapat dihubungkan secara
bebas dengan ujung-ujung kabel yang sedang diperiksa.
2. Dalam pemeriksaan hubungan kabel, rangkaian kabel harus dalam kondisi tanpa
arus listrik.
27