Hasil analisis struktur dengan menggunakan SAP 2000 adalah sebagai berikut;
-335207089.05339
Mu - = 335207089.1 Nmm
Mu+ = 277702422.564303 Nmm
Vu = 296131.095887206 N
Tu = 28479370.6043757 Nmm
Pu = 25735.1643434551 N
NO
ρ min =
1,4
atau ρmin =
√ fc '
fy 4 , fy
ρmax =0 , 75 . [ fy ][
0 , 85 . fc ' . β 600
.
600+fy ]
ρmax =0 , 75 . [ fy ][
0 , 85 . fc ' . β 600
.
600+fy ]
Rn = 2.41504302816527
ρperlu = 0.00670866553129571
ρmin = 0.00358974358974359
ρmin = 0.00286675381730742
ρmax= 0.0168414918414918
maka digunakan ρ = 0.0067086655
digunakan tulangan = 19 mm
n= 6.40463645613761
di pakai = 7 buah
As aktual = 1984.7058 mm2
D tul gsr = 19 mm
Jumlah tul. tiap lapis
terbanyak = 3 buah
Spasi (s) maksimum tulangan lentur yang berada paling dekat dengan permukaan tarik
;
fy = 390 MPa
fs = 0,6 fy = 234 MPa
selimut bersih beton cc = 50 mm
s maksimum = (95000/fs) - (2,5 cc) = 280.98290598 mm
s maksimum = 300 (252 / fs) = 323.07692308 mm
s maksimum digunakan = yang terkecil = 280.98290598 mm
Spasi (s) tulangan lentur yang berada paling dekat dengan permukaan tarik ;
Spasi (s) tulangan lentur yang berada paling dekat dengan permukaan tarik ;
b= 310 mm
selimut beton samping = 50 mm
db sengkang = 19 mm
db tulangan lentur = 19 mm
jumlah tulangan lentur pada baris yang paling dekat permukaan tarik = 3
s = (b - 2.selimut beton samping - 2.db sengkang - db tulangan lentur) / (jumlah tulangan - 1)
s= 76.5 mm
s < s maksimum, sehingga sesuai dengan ketentuan.
Jika sambungan lewatan tulangan tepi berbeda tempat dengan sambungan lewatan tulangan
lentur tengah, maka;
Mencari jarak titik berat tulangan momen positif total terhadap serat beton terluar bagian
bawah;
Pada daerah yang menerima momen negatif digunakan tulangan rangkap dalam
desainnya, karena tulangan momen positif diteruskan sepanjang bentang dan juga
sebaliknya, momen negatif diteruskan sepanjang bentang, sedangkan momen negatif
Pada daerah yang menerima momen negatif digunakan tulangan rangkap dalam
desainnya, karena tulangan momen positif diteruskan sepanjang bentang dan juga
sebaliknya, momen negatif diteruskan sepanjang bentang, sedangkan momen negatif
lebih besar dari momen positif, sehingga tulangan momen positif tersebut difungsikan
sebagai tulangan tekan yang akan diimbangi oleh tulangan As2 pada tulangan tarik.
As' = As2 =As momen positif lapis 1 dan 2 dari bawah = 0 mm²
Mn2 = As2 x fy x (d-d') = 0 Nmm
Mu = 335207089.1 Nmm
Mn = Mu / 0.8 = 419008861.3 Nmm
Mn1 = Mn - Mn2 = 419008861.3 Nmm
Mu1 = Mn1 x 0.8 = 335207089.05339 Nmm
Mn = 3.07956764825862
ρperlu = 0.00878072203896081
ρmin = 0.00358974358974359
ρmin = 0.00286675381730742
ρb= 0.0168414918414918
ρ max= 0.0126311188811189
maka digunakan ρ = 0.00878072203896081
Menghitung luas tulangan tarik tumpuan;
As1 perlu = ρ b d
1803.34078875158 mm²
digunakan tulangan = 19 mm
A = 0,7854 db² = 283.5294 mm2
n= 7.77036063663606
di pakai = 8 buah
As aktual = 2268.2352 mm2
D tul gsr = 19 mm
jumlah tul. tiap lapis
terbanyak = 3 buah
Spasi (s) maksimum tulangan lentur yang berada paling dekat dengan permukaan tarik
;
fy = 390 MPa
fs = 0,6 fy = 234 MPa
selimut bersih beton cc = 50 mm
s maksimum = (95000/fs) - (2,5 cc) = 280.98290598 mm
s maksimum = 300 (252 / fs) = 323.07692308 mm
s maksimum digunakan = yang terkecil = 280.98290598 mm
Spasi (s) tulangan lentur yang berada paling dekat dengan permukaan tarik ;
b= 310 mm
selimut beton samping = 50 mm
db sengkang = 19 mm
db tulangan lentur = 19 mm
jumlah tulangan lentur pada baris yang paling dekat permukaan tarik = 3
s = (b - 2.selimut beton samping - 2.db sengkang - db tulangan lentur) / (jumlah tulangan - 1)
s= 76.5 mm
s < s maksimum, sehingga sesuai dengan ketentuan.
Spasi bersih tulangan tarik minimum dalam lapis yang sama;
> atau = db = 19 mm
> atau = 25 mm
spasi bersih tulangan minimum digunakan = 25 mm
Jika sambungan lewatan tulangan tepi berbeda tempat dengan sambungan lewatan tulangan
lentur tengah, maka;
Mencari jarak titik berat tulangan momen negatif total terhadap serat terluar beton bagian
atas;
Mencari jarak titik berat tulangan momen negatif total terhadap serat terluar beton bagian
atas;
a. Tumpuan.
1) Momen positif.
luas tulangan atas : As atas = 2268.2352 mm²
luas tulangan bawah = 1984.7058 mm²
Kondisi I:
Yaitu dalam keadaan tulangan tarik dan tekan sudah leleh.
As' = 0
As2 = As'= 0
As = As1 + As2
As1 = As- As2 = 1984.7058 mm²
a = (As1.fy)/(0.85.fc'.b) = 146.87576129 mm
c = a/0,85 = 172.79501328 mm
Menghitung jarak tulangan tarik terjauh terhadap serat tarik beton terluar yta;
selimut beton bawah = x1 = 50 mm
diameter tulangan geser = x2 = 19 mm
diameter tulangan lentur = x3 = 19 mm
spasi bersih tulangan bawah antar lapis = x4 = 40 mm
h= 810 mm
h-c= 637.204986717267 mm
h - c > yta, jadi semua tulangan atas berada pada sisi tarik beton
dan semua tulangan atas bisa difungsikan sebagai tulangan tarik.
fy
ε y= = 0.00195
Es
karena εs > εy, maka benar, bahwa baja tulangan tarik telah leleh.
Mn = Mn1 + Mn2
Mn = As1.fy(d-a/2) + As' fs' (d-d')
Mn = As1.fy(d-a/2) + 0
Mn = 470219216.003098 Nmm
ΦMn = 376175372.802478 Nmm
ΦMn > Mu, jadi sesuai dengan ketentuan.
2) Momen negatif.
Kondisi I:
Yaitu dalam keadaan tulangan tarik maupun tekan sudah leleh.
a = (As1.fy)/(0.85.fc'.bw) = 167.8580129 mm
c = a/0,85 = 197.48001518 mm
Mencari jarak titik berat tulangan tekan total terhadap serat beton terluar bagian bawah;
f y
ε y= = 0.00195
Es
maka baja tulangan tarik dan baja tulangan tekan telan leleh
sehingga dilakukan analisis pada kondisi I.
Mn = Mn1 + Mn2
Mn = As1.fy(d-a/2) + As' fs' (d-d')
Mn = As1.fy.(d-a/2) + 0
Mn = 511810686.373516 Nmm
ΦMn = 409448549.098813 Nmm
dari SAP, Mu = 335207089.1 Nmm
ΦMn > Mu, jadi sesuai dengan ketentuan.
Kondisi II:
Yaitu dalam keadaan baja tulangan tarik telah leleh dan baja tulangan tekan belum
leleh. Persamaan berikut ini ditulis dengan menyamakan tekanan total pada beton
tekan ( 0.85 fc' Ac ) dan tulangan tekan (As' fs') dengan tarikan total pada tulangan
tarik (As fy). Letak sumbu netral c adalah satu-satunya variabel yang tidak diketahui,
dan dapat ditentukan dengan persamaan berikut ini:
tarik (As fy). Letak sumbu netral c adalah satu-satunya variabel yang tidak diketahui,
dan dapat ditentukan dengan persamaan berikut ini:
Cc + Cs = T
(0,85.fc'.b.a) + (As' (0.003 Es (c-d')/c) = As fy
(0,85.fc'.b.β1 c) + (As' (0.003 Es (c-d')/c) = As fy
(0,85.fc'.b.0.85 c) + (As' (0.003 x 200000 (c-d')/c) = As fy
(0,85.fc'.b.β1)c² + (600.As' - As.fy)c - 600.d'.As' = 0
untuk c = x1 = 197.480015180266 ;
Ax² = 174693137.474081
Bx = -174693137.474081
C 0
Ax² + Bx + C = 0
sehingga nilai untuk c sudah benar.
untuk c = x2 = 0 ;
Ax² = 0
Bx = 0
C 0
Ax² + Bx + C = 0
sehingga nilai untuk c sudah benar.
h= 810 mm
h-c= 612.519984819734 mm
h - c > yta, jadi semua tulangan atas berada pada sisi tarik beton
dan semua tulangan atas bisa difungsikan sebagai tulangan tarik.
Menghitung jarak tulangan tekan terjauh terhadap serat tekan beton terluar yte;
selimut beton bawah = x1 = 50 mm
diameter tulangan geser = x2 = 19 mm
diameter tulangan lentur = x3 = 19 mm
spasi bersih tulangan bawah antar lapis = x4 = 40 mm
c > yte, jadi semua tulangan bawah lapis 1 dan 2 berada pada sisi tekan beton
dan semua tulangan bawah lapis ke-1 dan 2 bisa difungsikan sebagai tulangan tekan.
menghitung Mn;
εs = (d-c) 0,003/c = 0.00706430953626245
εs' = (c-d') 0,003/c = 0.003
εs > εy > εs' , maka benar bahwa tulangan baja tarik telah leleh, tul tekan belum leleh.
a = 0,85.c = 167.858012903226 mm
Untuk SRPMM , kuat lentur positif pada muka kolom tidak boleh lebih kecil dari sepertiga
kuat lentur negatifnya pada muka tersebut. Sedangkan kuat lentur negatif maupun kuat
lentur positif pada setiap irisan penampang disepanjang bentang tidak boleh kurang dari
seperlima kuat lentur yang terbesar yang disediakan pada kedua muka kolom dikedua ujung
komponen struktur tersebut, dan hitung sebagai berikut;
b. Lapangan.
1) Momen positif.
luas tulangan atas : As atas = 2268.2352 mm²
luas tulangan bawah : As = 1984.7058 mm²
Kondisi I:
Yaitu dalam keadaan tulangan tarik maupun tekan sudah leleh.
As' = 0
As2 = As' =0
As = As1 + As2
As1 = As - As2= 1984.7058 mm2
a = (As1.fy)/(0.85.fc'.b) = 146.87576129 mm
c = a/0,85 = 172.795013282732 mm
Menghitung jarak tulangan tarik terjauh terhadap serat tarik beton terluar yta;
selimut beton bawah = x1 = 50 mm
diameter tulangan geser = x2 = 19 mm
diameter tulangan lentur = x3 = 19 mm
spasi bersih tulangan bawah antar lapis = x4 = 40 mm
h= 810 mm
h-c= 637.204986717267 mm
h - c > yta, jadi semua tulangan atas berada pada sisi tarik beton
dan semua tulangan atas bisa difungsikan sebagai tulangan tarik.
fy
ε y= = 0.00195
Es
εs > εy, maka benar bahwa baja tulangan tarik telah leleh.
Mn = Mn1 + Mn2
Mn = As1.fy(d-a/2) + As' fs' (d-d')
Mn = As1.fy.(d-a/2) + 0
Mn = 470219216.003098 Nmm
ΦMn = 376175372.802478 Nmm
dari SAP, Mu = 277702422.6 Nmm
ΦMn > Mu, jadi sesuai dengan ketentuan.
2) Momen negatif.
Kondisi I:
Yaitu dalam keadaan tulangan tarik maupun tekan sudah leleh.
As2 = As' = 0
As = As1 + As2 =
As1 = As - As2 = 2268.2352 mm2
a = (As1.fy)/(0.85.fc'.bw) = 167.8580129 mm
c = a/0,85 = 197.480015180266 mm
Mencari jarak titik berat tulangan tekan total terhadap serat beton terluar bagian bawah;
f y
ε y= =
Es 0.00195
maka baja tulangan tarik dan baja tulangan tekan sudah leleh,
sehingga dilakukan analisis pada kondisi I.
Mn = Mn1 + Mn2
Mn = As1.fy(d-a/2) + As' fs' (d-d')
Mn = As1.fy.(d-a/2) + 0
Mn = 511810686.373516 Nmm
ΦMn = 409448549.098813 Nmm
dari SAP, Mu = 335207089.1 Nmm
ΦMn > Mu, jadi sesuai dengan ketentuan.
Kondisi II:
Yaitu dalam keadaan tulangan tarik leleh dan tulangan tekan belum leleh, persamaan
berikut ini ditulis dengan menyamakan tekanan total pada beton tekan ( 0.85 fc' Ac )
dan tulangan tekan (As' fs') dengan tarikan total pada tulangan tarik (As fy). Letak
sumbu netral c adalah satu-satunya variabel yang tidak diketahui, dan dapat ditentukan
dengan persamaan berikut ini:
dan tulangan tekan (As' fs') dengan tarikan total pada tulangan tarik (As fy). Letak
sumbu netral c adalah satu-satunya variabel yang tidak diketahui, dan dapat ditentukan
dengan persamaan berikut ini:
Cc + Cs = T
(0,85.fc'.b.a) + (As' (0.003 Es (c-d')/c) = As fy
(0,85.fc'.b.β1 c) + (As' (0.003 Es (c-d')/c) = As fy
(0,85.fc'.b.0.85 c) + (As' (0.003 x 200000 (c-d')/c) = As fy
(0,85.fc'.b.β1)c² + (600.As' - As.fy)c - 600.d'.As' = 0
untuk c = x1 = 197.480015180266 ;
Ax² = 174693137.474081
Bx = -174693137.474081
C 0
Ax² + Bx + C = 0
sehingga nilai untuk c sudah benar.
untuk c = x2 = 0 ;
Ax² = 0
Bx = 0
C 0
Ax² + Bx + C = 0
sehingga nilai untuk c sudah benar.
yta = x1 + x2 + x3 + x4 + x3 + x4 + (x3/2) =
216.5 mm
h= 810 mm
h-c= 612.519984819734 mm
h - c > yta, jadi semua tulangan atas berada pada sisi tarik beton
dan semua tulangan atas bisa difungsikan sebagai tulangan tarik.
Menghitung jarak tulangan tekan terjauh terhadap serat tekan beton terluar yte;
selimut beton bawah = x1 = 50 mm
diameter tulangan geser = x2 = 19 mm
diameter tulangan lentur = x3 = 19 mm
spasi bersih tulangan bawah antar lapis= x4 = 40 mm
c > yt, jadi semua tulangan bawah lapis ke-1 dan 2 berada pada sisi tekan beton,
dan semua tulangan bawah lapis ke-1 dan 2 bisa difungsikan sebagai tulangan tekan.
Menghitung Mn;
εs = (d-c) 0,003/c = 0.00706430953626245
εs' = (c-d') 0,003/c = 0.00103922292916159
εs > εy > εs' , maka benar bahwa tulangan tarik telah leleh dan tul tekan belum leleh
a = 0,85.c = 167.858012903226 mm
Untuk SRPMM , kuat lentur negatif maupun kuat lentur positif pada setiap irisan penampang
disepanjang bentang tidak boleh kurang dari seperlima kuat lentur yang terbesar yang
disediakan pada kedua muka kolom dikedua ujung komponen struktur tersebut, dan hitung
sebagai berikut;
a = β1 c = 350.781385281385 mm
Gambar regangan balok B30X80 untuk momen positif dalam keadaan seimbang.
Gambar tegangan balok B30X80 untuk momen positif dalam keadaan seimbang.
a = β1 c = 341.287878787879 mm
Gambar tegangan balok B30X80 untuk momen negatif dalam keadaan seimbang.
w= 0.000011.β1.fs. ³√(dc . A)
β1 = 1.2
fs = teg tul baja aktual diambil 0.6 fy
dc = jarak titik berat tul pokok ke serat tarik terluar
Ae = luas efektif beton yang mengelilingi batang baja tul pokok tarik
m = jumlah tulangan
A=Ae/m
Untuk tumpuan dan lapangan digunakan jumlah dan tulangan yang sama.
1) Momen positif.
b= 310 mm
h= 810 mm
d= 680.928571428571 mm
β1 = 1.2
fy = 390 Mpa
dc = 78.5 mm
ds = 129.071428571429 mm
m= 7
2 ds = 258.142857142857 mm
Ae = 2ds b = 80024.285714 mm²
A= Ae /m = 11432.040816 mm²
w= 0.000011 . β1 . fs . ³√(dc . A)
w= 0.297934591524257 mm
W < 0.4 mm, jadi lebar retak sesuai dengan ketentuan.
2) Momen negatif.
b= 310 mm
h= 810 mm
d= 662.5 mm
β1 = 1.2
fy = 390 Mpa
dc = 78.5 mm
ds = 147.5 mm
m= 8
2 ds = 295 mm
Ae = 2dsx b 91450 mm2
A = Ae /m 11431.25 mm2
fy = 235 Mpa
fc' = 20 Mpa
d = d terkecil = 662.5 mm
Vn = Vs + vc
Vc = ( (√fc')/6) .b.d
Vs = (Av.fy.d)/s
Av = 2.(¼.π.db²)
Vc = 153077.49 N
φ Vc = 114808.115219755 N
φ Vn≥Vu
φ Vc+ φ Vs≥Vu
φ Vc+ φ Vs=Vn=Vu
114808.115219755 + Vs = 296131.1 N
Vs = 181322.98067 N
0.75 Vs = 181322.98067 N
Vs = 241763.974223268 N
Av×fy×d
Vs=
s
Av Vs
=
s fy×d
Av = 1.55287980231726
s
φ √ f ' c A cp
2
Tu≤ × = 7867566.4969 mm³
12 Pcp
Tc < Tu, sehingga diperlukan tulangan torsi.
[
x 1=bw−2 sel . samping+
φ sengkang
2 ] = 211 mm
[
y1=h− sel.bawah+
φsengkang
2 ][
− sel. atas+
φ sengkang
2 ] = 711 mm
d= 662.5 mm
Ph=2 [ x 1+x 2 ]
Ph=2 [ x 1+x 2 ] = 1844 mm
√( Vu 2
bw×d
+ ) (
Tu×Ph 2
2
1,7×A oh
≤φ (
Vc
bw×d )
+
2 √f ' c
3
) =
Tu = 37972494.1391676 Nmm
Tn=
φ
At Tn = 0.6335782851
=
s 2× Ao×fyv×cot φ
Av Vs = 1.55287980231726
=
s fy×d
f. Memilih sengkang.
2× At Av = 2.82003637250148
+
s s
= 0.368713336715391
= 0.439716312056738
2× At Av terbesar = 2.8200363725
+
s s
2× At Av
+
s s
s= 200.979677257585 mm
Vs = Av fyv d / s = 439044.41274 N
Vs maksimum = 612309.94784 N
Vs < Vs maksimum, sehingga sesuai dengan ketentuan.
306154.973919346 N
Vs > 1/3 (f'c)^0,5 bw d, maka;
s maksimum = 300 mm
d/4 = 165.625 mm
s terkecil = 165.625 mm
s digunakan = 150 mm
1 bw × s = 65.9574468085106 mm²
×
3 fyv
luas tulangan sengkang > dari luas minimum, sehingga sesuai dengan ketentuan.
At fyv
Al = ×Ph× ×cot 2 φ = 703.98670272 mm²
s fyt
Al minimum;
menghitung jarak pusat tulangan bawah terdalam terhadap serat beton terluar yb;
selimut beton bawah = x1 = 50 mm
diameter tulangan geser = x2 = 19 mm
diameter tulangan lentur = x3 = 19 mm
spasi bersih tulangan lentur bawah antar lapis= x 40 mm
yb = x1 + x2 + x3 + x4 + x3 + x4 + 1/2.x3 = 196.5 mm
menghitung jarak pusat tulangan atas terdalam terhadap serat beton terluar ya;
selimut beton atas = x1 = 50 mm
diameter tulangan geser = x2 = 19 mm
diameter tulangan lentur = x3 = 19 mm
spasi bersih tulangan lentur atas antar lapis= x4 = 50 mm
ya = x1 + x2 + x3 + x4 + x3 + x4 + 1/2.x3 =
ya = 216.5 mm
h= 810 mm
jarak antar yb dan ya (y) = h - (yb + ya) = 397 mm
Vu akibat 2E = 513650.977372883 N
Vu terpakai= 513650.977372883 N
fy = 235 Mpa
fc' = 20 Mpa
d= 662.5 mm
Vn = Vs + vc
Vc = ( (√fc')/6) .b.d
Vs = (Av.fy.d)/s
Av = 2.(¼.π.db²)
Vc = 153077.49 N
φ Vc 114808.115219755 N
maka Vc < Vn , jadi, perlu tulangan geser.
φ Vn≥Vu
φ Vc+ φ Vs≥Vu
φ Vc+ φ Vs=Vn=Vu
φVs
114808.115219755 + = 513651 N
φVs = 398842.86215 N
φVs
0.75 Vs = 398842.862153128 N
Vs = 531790.482870838 N
Av×fy×d
Vs=
s
Av Vs
=
s fy×d
Av
= 3.41575581129402
s
f. Menentukan sengkang.
2 At Av = 3.41575581129402
s s
= 0.368713336715391
= 0.439716312056738
2× At Av terbesar = 3.4157558113
+
s s
s= 165.928137522596 mm
Ph = 230.5 mm
8
300 mm
Jarak sengkang maksimum terhadap geser pada 2H dari ujung tumpuan;
300 mm
d/4 165.625 mm
8 Ф tul. Longitudinal terkecil = 152 mm
24 Ф tul. Sengkang = 456 mm
s terkecil = 152 mm
s digunakan = 140 mm
s bersih = s digunakan - diameter tulangan sengkang
s bersih = 121 mm
s bersih minimum = db sengkang = 19 mm
s bersih minimum = 25 mm
s bersih digunakan = yang terbesar = 25 mm
s bersih > s minimum, sehingga sesuai dengan ketentuan.
fy = 390 Nmm
α= 1.3
β= 1
λ= 1
db = 19 mm
fc' = 20 Nmm
ASterpasang = 1984.71 mm2
d= 680.93 mm
a= 146.88 mm
Mu positif = 277702422.56 MPa
Ø= 0.85
Mn perlu = Ø Mu = 326708732.43 MPa
n perlu /( fy (d - a/2)) = 1378.98 mm²
ld minimum = 300 mm
panjang penyaluran terpanjang = 736.79 mm
panjang penyaluran yang digunakan = 750 mm
fy = 390 Nmm
α= 1.3
β= 1
λ= 1
db = 19 mm
fc' = 20 Nmm
sang = As aktual - As2 = 2268.24 mm2
d= 662.50 mm
d' = ds negatif = 147.50 mm
a= 167.86 mm
Mu1 negatif = 335207089.05 MPa
Ø= 0.85
Mn perlu = Mu1/Ø = 394361281.24 MPa
As' = 1984.71 mm²
fy = 390 Nmm
α= 1.3
β= 1
λ= 1
db = 19 mm
fc' = 20 Nmm
As perlu = As2 = 0.00 mm2
As terpasang = As2 = 0.00 mm2
d b f y
l db = 424.85291572 mm
4 fc '
100×d b 424.85291572 mm
l hb= =
√ fc '
As perlu fy
l dh=l hb× × = 295.18818636 mm
Asterpasang 400
bengkokan 1800
penyaluran = 4db = 76 mm
bengkokan 1800
penyaluran = 4db = 76 mm
Panjang penyaluran berkait untuk tulangan atas yang terletak pada ujungi balok kantilever
adalah panjang penyaluran tulangan tarik berkait momen negatif, yaitu;
Panjang penyaluran berkait untuk tulangan bawah yang terletak pada ujung balok kantilever
adalah panjang penyaluran tulangan tarik berkait momen positif, yaitu;
Mn = 470219216.003098 Nmm
Vu = 296131.095887206 N
d= 680.928571428571 mm
12 db = 228 mm
λa = 680.928571428571 mm
λ d ≤ 1,3
( Mn
Vu )
+ λa
λd = 1060.43 mm
λd <
( 1,3
Mn
Vu)+ λa= 2745.1663002 mm
Jadi, diameter tulangan tarik momen positif yang digunakan sesuai dengan ketentuan.
Pada balok induk tulangan lentur diteruskan dari bentang satu kebentang di
sebelahnya, jadi penyaluran tulangan lentur telah terpenuhi. Untuk sambungan
tulangan lentur, sambungan tulangan tulangan tarik momen positif disambung pada
bagian tumpuan, sedangkan sambungan tulangan tarik momen negatif berada pada
tengah bentang dari bentang balok 5 m dan 6 m. Sedangkan pada balok kantilever
pada ujung pemutusan tulangan tarik di beri penyaluran kait sepanjang 12 db.
db = 19 mm
Tulangan tarik;
ld = 1060.43 mm
Digunakan sambungan kelas B
Panjang sambungan kelas B = 1,3 ld = 1378.5627409 mm
Tulangan tekan;
Panjang sambungan lewatan tekan = 0.07 fy db = 532 mm
Tulangan tarik;
db = 19 mm
ld = 1060.43 mm
Digunakan sambungan kelas B
Panjang sambungan kelas B = 1,3 ld = 1378.5627409 mm
Tulangan tekan;
db = 19 mm
Panjang sambungan lewatan tekan = 0.07 fy db = 304 mm
14. Perencanaan penyaluran kait dan luas sengkang tambahan pada balok
kantilever.
Pada balok kantilever, pada ujung pemutusan tulangan diberi kait 90° dengan panjang 12 db
dan pada titik pemutusan tulangan tarik itu dipasang sengkang tambahan yang luasnya tidak
kurang dari 0,4 bw s / fy pada jarak 3/4 dari tinggi efektif balok kantilever.
Pada balok kantilever, pada ujung pemutusan tulangan diberi kait 90° dengan panjang 12 db
dan pada titik pemutusan tulangan tarik itu dipasang sengkang tambahan yang luasnya tidak
kurang dari 0,4 bw s / fy pada jarak 3/4 dari tinggi efektif balok kantilever.
Av/s = 2× At + Av
s s
Av/s = 2.82003637250148
Av/s total = Av/s + Av/s tambahan 3.1379850905
A sengkang = 283.385 mm²
βb = rasio tulangan tarik yang diputus terhadap tulangan tarik total pada penampang.
βb = 1
s maksimal = d/(8βb) = 85.116071429 mm
s digunakan = yang terkecil = 85.116071429 mm
s digunakan = 80 mm
Jadi pada jarak 3/4 tinggi efektif yaitu 550 mm dari pemutusan tulangan tarik dipasang
sengkang Ø19-80mm.
Gambar Tulangan geser dan kait pada balok B30X80 kantilever.
db = 19 mm
Panjan kait 90° = 12 db = 228 mm
Panjang kait 90° digunakan = 230 mm
db = 8 mm
panjan kait 90° = 6 db = 48 mm
panjang kait 90° digunakan = 50 mm
Gambar Panjang kait pada sengkang dan sengkang pengikat balok B30X80.
buah
/ (jumlah tulangan - 1)
n positif.
buah
/ (jumlah tulangan - 1)
negatif.
0.002
ngi balok kantilever
Hasil analisis struktur dengan menggunakan SAP 2000 adalah sebagai berikut;
-466235979.674099
Mu - = 466235979.7 Nmm
Mu+ = 291248031.82009 Nmm
Vu = 321176.353097357 N
Tu = 29269713.68757 Nmm
Pu = 131639.273195657 N
2. Persyaratan lendutan.
NO
ρ min =
1,4
atau ρmin =
√ fc '
fy 4 , fy
ρmax =0 , 75 . [ fy ][
0 , 85 . fc ' . β 600
.
600+fy ]
Rn = 2.62538871318465
ρperlu = 0.0073517270253466
ρmin = 0.00358974358974359
ρmin = 0.00286675381730742
ρmax= 0.0168414918414918
maka digunakan ρ = 0.007351727
digunakan tulangan = 19 mm
n= 6.63624728687389
di pakai = 8 buah
As aktual = 2268.2352 mm2
D tul gsr = 19 mm
Jumlah tul. tiap lapis
terbanyak = 3 buah
Spasi (s) maksimum tulangan lentur yang berada paling dekat dengan permukaan
tarik ;
fy = 390 MPa
fs = 0,6 fy = 234 MPa
selimut bersih beton cc = 40 mm
s maksimum = (95000/fs) - (2,5 cc) = 305.98290598 mm
s maksimum = 300 (252 / fs) = 323.07692308 mm
s maksimum digunakan = yang terkecil = 305.98290598 mm
Spasi (s) tulangan lentur yang berada paling dekat dengan permukaan tarik ;
b= 300 mm
selimut beton samping = 40 mm
db sengkang = 19 mm
db tulangan lentur = 19 mm
jumlah tulangan lentur pada baris yang paling dekat permukaan tarik = 3 buah
s = (b-2.selimut beton samping-2.db sengkang-db tulangan lentur)/(jumlah tulangan-1)
s= 81.5 mm
s < s maksimum, sehingga sesuai dengan ketentuan.
Jika sambungan lewatan tulangan tepi berbeda tempat dengan sambungan lewatan
tulangan lentur tengah, maka;
Jika sambungan lewatan tulangan tepi berbeda tempat dengan sambungan lewatan
tulangan lentur tengah, maka;
Mencari jarak titik berat tulangan momen positif total terhadap serat beton terluar
bagian bawah;
Pada daerah yang menerima momen negatif digunakan tulangan rangkap dalam
desainnya, karena tulangan momen positif diteruskan sepanjang bentang dan juga
sebaliknya, momen negatif diteruskan sepanjang bentang, sedangkan momen negatif
lebih besar dari momen positif, sehingga tulangan momen positif tersebut difungsikan
sebagai tulangan tekan yang akan diimbangi oleh tulangan As2 pada tulangan tarik.
As' = As2 =As momen positif = 2268.2352 mm²
Mn2 = As2 x fy x (d-d') = 392088351.8 Nmm
Mu = 466235979.7 Nmm
Mn = Mu / 0.8 = 582794974.6 Nmm
Mn1 = Mn - Mn2 = 190706622.8 Nmm
Mu1 = Mn1 x 0.8 = 152565298.235699 Nmm
1,4
ρmin = √
atau fc '
ρmin =
fy 4 , fy
ρb=0 ,75 . [ fy ][
0 , 85 . fc ' . β 600
.
600+ fy ]
As' = 0.0134209428
'
bd
As'
'
bd
ρ ' .f 'c
ρ max =0 , 75. ρ b +
fy
Rn = 2.00298137204165
ρperlu = 0.00548036146942751
ρmin = 0.00358974358974359
ρmin = 0.00286675381730742
ρb= 0.0168414918414918
ρ max= 0.0260520616984132
maka digunakan ρ = 0.00548036146942751
digunakan tulangan = 19 mm
A = 0,7854 db² = 283.5294 mm2
n= 12.6143885673374
di pakai = 14 buah
As aktual = 3969.4116 mm2
D tul gsr = 19 mm
jumlah tul. tiap lapis
terbanyak = 3 buah
Spasi (s) maksimum tulangan lentur yang berada paling dekat dengan permukaan
tarik ;
fy = 390 MPa
fs = 0,6 fy = 234 MPa
selimut bersih beton cc = 80 mm
s maksimum = (95000/fs) - (2,5 cc) = 205.98290598 mm
s maksimum = 300 (252 / fs) = 323.07692308 mm
s maksimum digunakan = yang terkecil = 205.98290598 mm
Spasi (s) tulangan lentur yang berada paling dekat dengan permukaan tarik ;
b= 300 mm
selimut beton samping = 40 mm
db sengkang = 19 mm
db tulangan lentur = 19 mm
jumlah tulangan lentur pada baris yang paling dekat permukaan tarik = 3 buah
s = (b-2.selimut beton samping-2.db sengkang-db tulangan lentur)/(jumlah tulangan - 1)
s= 81.5 mm
s < s maksimum, sehingga sesuai dengan ketentuan.
Jika sambungan lewatan tulangan tepi berbeda tempat dengan sambungan lewatan
tulangan lentur tengah, maka;
Mencari jarak titik berat tulangan momen negatif total terhadap serat terluar beton
bagian atas;
a. Tumpuan.
1) Momen positif.
luas tulangan atas : As atas = 3969.4116 mm²
luas tulangan bawah : As = 2268.2352 mm²
Kondisi I:
Yaitu dalam keadaan tulangan tarik dan tekan sudah leleh.
As' = 0
As2 = As'= 0
As = As1 + As2
As1 = As- As2 = 2268.2352 mm²
a = (As1.fy)/(0.85.fc'.b) = 173.45328 mm
c = a/0,85 = 204.06268235 mm
Menghitung jarak tulangan tarik terjauh terhadap serat tarik beton terluar yta;
selimut beton bawah = x1 = 40 mm
diameter tulangan geser = x2 = 19 mm
diameter tulangan lentur = x3 = 19 mm
spasi bersih tulangan bawah antar lapis = x4 = 40 mm
h= 800 mm
h-c= 595.937317647059 mm
h - c > yta, jadi semua tulangan atas berada pada sisi tarik beton
dan semua tulangan atas bisa difungsikan sebagai tulangan tarik.
Mn = Mn1 + Mn2
Mn = As1.fy(d-a/2) + As' fs' (d-d')
Mn = As1.fy(d-a/2) + 0
Mn = 524705995.699966 Nmm
ΦMn = 419764796.559973 Nmm
ΦMn > Mu, jadi sesuai dengan ketentuan.
2) Momen negatif.
Kondisi I:
Yaitu dalam keadaan tulangan tarik maupun tekan sudah leleh.
a = (As1.fy)/(0.85.fc'.bw) = 130.08996 mm
c = a/0,85 = 153.04701176 mm
Mencari jarak titik berat tulangan tekan total terhadap serat beton terluar bagian
bawah;
c−d '
ε s '= (0 . 003)= 0.00064533135378011
c
εs = ((d-c)/c) 0,003 = 0.00804282539779176
f y
ε y= = 0.00195
Es
karena εs > εy > εs' , maka tulangan baja tarik leleh dan tul tekan belum leleh,
sehingga harus dilakukan analisis pada kondisi II.
Kondisi II:
Yaitu dalam keadaan baja tulangan tarik telah leleh dan baja tulangan tekan belum
leleh. Persamaan berikut ini ditulis dengan menyamakan tekanan total pada beton tekan (
0.85 fc' Ac ) dan tulangan tekan (As' fs') dengan tarikan total pada tulangan tarik (As fy).
Letak sumbu netral c adalah satu-satunya variabel yang tidak diketahui, dan dapat
ditentukan dengan persamaan berikut ini:
Cc + Cs = T
(0,85.fc'.b.a) + (As' (0.003 Es (c-d')/c) = As fy
(0,85.fc'.b.β1 c) + (As' (0.003 Es (c-d')/c) = As fy
(0,85.fc'.b.0.85 c) + (As' (0.003 x 200000 (c-d')/c) = As fy
(0,85.fc'.b.β1)c² + (600.As' - As.fy)c - 600.d'.As' = 0
Ax² = 204085639.113068
Bx = -40602587.0730678
C -163483052.04
Ax² + Bx + C = 0
sehingga nilai untuk c sudah benar.
untuk c = x2 = -173.808880815429 ;
Ax² = 130958299.763102
Bx = 32524752.2768982
C -163483052.04
Ax² + Bx + C = 0
sehingga nilai untuk c sudah benar.
Menghitung jarak tulangan tarik terjauh terhadap serat tarik beton terluar yta;
selimut beton atas = x1 = 80 mm
diameter tulangan geser = x2 = 19 mm
diameter tulangan lentur = x3 = 19 mm
spasi bersih tulangan bawah antar lapis = x4 = 50 mm
yta = x1 + x2 + x3 + x4 + x3 + x4 +
x3 + x4 + x3 + x4 + (x3/2) = 384.5 mm
h= 800 mm
h-c= 583.024013302218 mm
h - c > yta, jadi semua tulangan atas berada pada sisi tarik beton
dan semua tulangan atas bisa difungsikan sebagai tulangan tarik.
Menghitung jarak tulangan tekan terjauh terhadap serat tekan beton terluar yte;
selimut beton bawah = x1 = 40 mm
diameter tulangan geser = x2 = 19 mm
diameter tulangan lentur = x3 = 19 mm
spasi bersih tulangan bawah antar lapis = x4 = 40 mm
c > yte, jadi semua tulangan bawah berada pada sisi tekan beton
dan semua tulangan bawah bisa difungsikan sebagai tulangan tekan.
menghitung Mn;
εs = (d-c) 0,003/c = 0.00478920955398383
εs' = (c-d') 0,003/c = 0.00133910191867474
εs > εy > εs' , maka benar bahwa tulangan baja tarik telah leleh, tul tekan belum leleh.
a = 0,85.c = 184.429588693114 mm
Untuk SRPMM , kuat lentur positif pada muka kolom tidak boleh lebih kecil dari
sepertiga kuat lentur negatifnya pada muka tersebut. Sedangkan kuat lentur negatif
maupun kuat lentur positif pada setiap irisan penampang disepanjang bentang tidak
boleh kurang dari seperlima kuat lentur yang terbesar yang disediakan pada kedua muka
kolom dikedua ujung komponen struktur tersebut, dan hitung sebagai berikut;
b. Lapangan.
1) Momen positif.
luas tulangan atas : As atas = 3969.4116 mm²
luas tulangan bawah : As = 2268.2352 mm²
Kondisi I:
Yaitu dalam keadaan tulangan tarik maupun tekan sudah leleh.
As' = 0
As2 = As' =0
As = As1 + As2
As1 = As - As2= 2268.2352 mm2
a = (As1.fy)/(0.85.fc'.b) = 173.45328 mm
c = a/0,85 = 204.062682352941 mm
Menghitung jarak tulangan tarik terjauh terhadap serat tarik beton terluar yta;
selimut beton bawah = x1 = 40 mm
diameter tulangan geser = x2 = 19 mm
diameter tulangan lentur = x3 = 19 mm
spasi bersih tulangan bawah antar lapis = x4 = 40 mm
h= 800 mm
h-c= 595.937317647059 mm
h - c > yta, jadi semua tulangan atas berada pada sisi tarik beton
dan semua tulangan atas bisa difungsikan sebagai tulangan tarik.
fy
ε y= = 0.00195
Es
εs > εy, maka benar bahwa baja tulangan tarik telah leleh.
Mn = Mn1 + Mn2
Mn = As1.fy(d-a/2) + As' fs' (d-d')
Mn = As1.fy.(d-a/2) + 0
Mn = 524705995.699966 Nmm
ΦMn = 419764796.559973 Nmm
dari SAP, Mu = 291248031.8 Nmm
ΦMn > Mu, jadi sesuai dengan ketentuan.
2) Momen negatif.
a = (As1.fy)/(0.85.fc'.bw) = 130.08996 mm
c = a/0,85 = 153.047011764706 mm
Mencari jarak titik berat tulangan tekan total terhadap serat beton terluar bagian
bawah;
f y
ε y= =
Es 0.00195
karena εs > εy > εs' , maka baja tulangan tarik telah leleh dan tul. tekan belum leleh,
sehingga harus dilakukan analisis pada kondisi II.
Kondisi II:
Yaitu dalam keadaan tulangan tarik leleh dan tulangan tekan belum leleh, persamaan
berikut ini ditulis dengan menyamakan tekanan total pada beton tekan ( 0.85 fc' Ac )
dan tulangan tekan (As' fs') dengan tarikan total pada tulangan tarik (As fy). Letak sumbu
netral c adalah satu-satunya variabel yang tidak diketahui, dan dapat ditentukan dengan
persamaan berikut ini:
Cc + Cs = T
(0,85.fc'.b.a) + (As' (0.003 Es (c-d')/c) = As fy
(0,85.fc'.b.β1 c) + (As' (0.003 Es (c-d')/c) = As fy
(0,85.fc'.b.0.85 c) + (As' (0.003 x 200000 (c-d')/c) = As fy
(0,85.fc'.b.β1)c² + (600.As' - As.fy)c - 600.d'.As' = 0
untuk c = x1 = 216.975986697781 ;
Ax² = 204085639.113068
Bx = -40602587.0730678
C -163483052.04
Ax² + Bx + C = 0
sehingga nilai untuk c sudah benar.
untuk c = x2 = -173.808880815429 ;
Ax² = 130958299.763102
Bx = 32524752.2768982
C -163483052.04
Ax² + Bx + C = 0
sehingga nilai untuk c sudah benar.
Menghitung jarak tulangan tarik terjauh terhadap serat tarik beton terluar yta;
selimut beton atas = x1 = 80 mm
diameter tulangan geser = x2 = 19 mm
diameter tulangan lentur = x3 = 19 mm
spasi bersih tulangan bawah antar lapis = x4 = 50 mm
yta = x1 + x2 + x3 + x4 + x3 + x4 +
x3 + x4 + x3 + x4 + (x3/2) = 384.5 mm
h= 800 mm
h-c= 583.024013302218 mm
h - c > yta, jadi semua tulangan atas berada pada sisi tarik beton
dan semua tulangan atas bisa difungsikan sebagai tulangan tarik.
Menghitung jarak tulangan tekan terjauh terhadap serat tekan beton terluar yte;
selimut beton bawah = x1 = 40 mm
diameter tulangan geser = x2 = 19 mm
diameter tulangan lentur = x3 = 19 mm
spasi bersih tulangan bawah antar lapis= x4 = 40 mm
c > yt, jadi semua tulangan bawah berada pada sisi tekan beton,
dan semua tulangan bawah bisa difungsikan sebagai tulangan tekan.
Menghitung Mn;
εs = (d-c) 0,003/c = 0.00478920955398383
εs' = (c-d') 0,003/c = 0.00133910191867474
εs > εy > εs' , maka benar bahwa tulangan tarik telah leleh dan tul tekan belum leleh
a = 0,85.c = 184.429588693114 mm
Gambar 3.138 Penampang melintang pada balok B30x80 untuk momen negatif.
Gambar 3.139 Regangan pada balok B30x80 untuk momen negatif.
Untuk SRPMM , kuat lentur negatif maupun kuat lentur positif pada setiap irisan
penampang disepanjang bentang tidak boleh kurang dari seperlima kuat lentur yang
terbesar yang disediakan pada kedua muka kolom dikedua ujung komponen struktur
tersebut, dan hitung sebagai berikut;
Untuk SRPMM , kuat lentur negatif maupun kuat lentur positif pada setiap irisan
penampang disepanjang bentang tidak boleh kurang dari seperlima kuat lentur yang
terbesar yang disediakan pada kedua muka kolom dikedua ujung komponen struktur
tersebut, dan hitung sebagai berikut;
Untuk tumpuan dan lapangan digunakan jumlah dan tulangan yang sama.
a = β1 c = 350.238636363636 mm
a = β1 c = 290.214285714286 mm
w= 0.000011.β1.fs. ³√(dc . A)
β1 = 1.2
fs = teg tul baja aktual diambil 0.6 fy
dc = jarak titik berat tul pokok ke serat tarik terluar
Ae = luas efektif beton yang mengelilingi batang baja tul pokok tarik
m = jumlah tulangan
A=Ae/m
Untuk tumpuan dan lapangan digunakan jumlah dan tulangan yang sama.
1) Momen positif.
b= 300 mm
h= 800 mm
d= 679.875 mm
β1 = 1.2
fy = 390 Mpa
dc = 68.5 mm
ds = 120.125 mm
m= 8
2 ds = 240.25 mm
Ae = 2ds b = 72075 mm²
A= Ae /m = 9009.375 mm²
fs = 0.6 x fy = 234 Nmm
w= 0.000011 . β1 . fs . ³√(dc . A)
w= 0.262977262657381 mm
W < 0.4 mm, jadi lebar retak sesuai dengan ketentuan.
2) Momen negatif.
b= 300 mm
h= 800 mm
d= 563.357142857143 mm
β1 = 1.2
fy = 390 Mpa
dc = 108.5 mm
ds = 236.642857142857 mm
m= 14
2 ds = 473.285714285714 mm
Ae = 2dsx b 141985.71429 mm2
A = Ae /m 10141.836735 mm2
fy = 235 Mpa
fc' = 20 Mpa
d= 563.357142857143 mm
Vn = Vs + vc
Vc = ( (√fc')/6) .b.d
Vs = (Av.fy.d)/s
Av = 2.(¼.π.db²)
Vc = 125970.49 N
φ Vc = 94477.8650278974 N
φ Vn≥Vu
φ Vc+ φ Vs≥Vu
φ Vc+ φ Vs=Vn=Vu
94477.8650278974 + Vs = 321176.35 N
Vs = 226698.48807 N
0.75 Vs = 226698.48807 N
Vs = 302264.650759279 N
Av×fy×d
Vs=
s
Av Vs
=
s fy×d
Av = 2.28315656015145
s
φ √ f ' c A cp
2
Tu≤ × = 7318040.6536 mm³
12 Pcp
Tc < Tu, sehingga diperlukan tulangan torsi.
[
x 1=bw−2 sel . samping+
φ sengkang
2 ] = 201 mm
[
y1=h− sel.bawah+
φsengkang
2 ][
− sel. atas+
φ sengkang
2 ] = 701 mm
d= 563.357142857143 mm
√( Vu 2
bw×d
+ ) (
Tu×Ph 2
2
1,7×A oh
≤φ (
Vc
bw×d
+
)
2 √f ' c
3
) =
2.46152364950187 < 2.7950849719
jadi, kuat lentur puntir penampang sesuai ketentuan.
Tu = 39026284.91676 Nmm
Tn=
φ
At Tn = 0.693308224
=
s 2× Ao×fyv×cot φ
e. Menghitung luas tulangan geser yang diperlukan.
Av Vs = 2.28315656015145
=
s fy×d
f. Memilih sengkang.
2× At Av = 3.66977300814667
+
s s
= 0.356819358111669
= 0.425531914893617
2× At Av terbesar = 3.6697730081
+
s s
s= 154.44279489271 mm
Vs = Av fyv d / s = 485837.31665 N
Vs maksimum = 503881.94682 N
Vs < Vs maksimum, sehingga sesuai dengan ketentuan.
Ph = 225.5 mm
8
Ph
8
s maksimum = 300 mm
251940.973407726 N
Vs > 1/3 (f'c)^0,5 bw d, maka;
s maksimum = 300 mm
s maksimum = d/4 = 140.839285714286 mm
s terkecil = 140.839285714286 mm
s digunakan = 130 mm
1 bw × s = 55.3191489361702 mm²
×
3 fyv
luas tulangan sengkang > dari luas minimum, sehingga sesuai dengan ketentuan.
At fyv
Al = ×Ph× ×cot 2 φ = 753.64381662 mm²
s fyt
Al minimum;
menghitung jarak pusat tulangan bawah terdalam terhadap serat beton terluar yb;
selimut beton bawah = x1 = 40 mm
diameter tulangan geser = x2 = 19 mm
diameter tulangan lentur = x3 = 19 mm
spasi bersih tulangan lentur bawah antar lapis= x 40 mm
yb = x1 + x2 + x3 + x4 + x3 + x4 + 1/2.x3 = 186.5 mm
menghitung jarak pusat tulangan atas terdalam terhadap serat beton terluar ya;
selimut beton atas = x1 = 80 mm
diameter tulangan geser = x2 = 19 mm
diameter tulangan lentur = x3 = 19 mm
spasi bersih tulangan lentur atas antar lapis= x4 = 50 mm
ya = x1 + x2 + x3 + x4 + x3 + x4 + x3 + x4 + x3 + x4 + 1/2.x3 =
ya = 384.5 mm
h= 800 mm
jarak antar yb dan ya (y) = h - (yb + ya) = 229 mm
9. Perancangan tulangan geser pada jarak 2H dari muka perletakan ke arah tengah
bentang dari muka perletakan ke arah tengah bentang.
Gaya geser yang di pakai adalah gaya lintang maksimum yang diperoleh dari
kombinasi beban rencana termasuk pengaruh beban gempa, E, dimana nilai E sebesar
dua kali nilai yang ditentukan dalam peraturan perencanaan tahan gempa.
Dari hasil analisis SAP 2000, didapatkan;
Vu akibat 2E = 545282.92943109 N
Vu terpakai= 545282.92943109 N
fy = 235 Mpa
fc' = 20 Mpa
d= 563.357142857143 mm
Vn = Vs + vc
Vc = ( (√fc')/6) .b.d
Vs = (Av.fy.d)/s
Av = 2.(¼.π.db²)
Vc = 125970.49 N
φ Vc 94477.8650278974 N
maka Vc < Vn , jadi, perlu tulangan geser.
φ Vn≥Vu
φ Vc+ φ Vs≥Vu
φ Vc+ φ Vs=Vn=Vu
φVs = 450805.0644 N
0.75 Vs = 450805.064403193 N
Vs = 601073.419204257 N
Av×fy×d
Vs=
s
Av Vs
=
s fy×d
Av
= 4.54020910728918
s
Menentukan sengkang.
2 At Av = Av = 4.5402091073
s s s
= 0.425531914893617
2× At Av
+ terbesar = 4.5402091073
s s
s= 124.833457359941 mm
Ph = 225.5 mm
8
300 mm
Jarak sengkang maksimum terhadap geser pada 2H dari ujung tumpuan;
s maksimum = 300 mm
s maksimum = d/4 = 140.839285714286 mm
8 Ф tul. Longitudinal terkecil = 152 mm
24 Ф tul. Sengkang = 456 mm
s terkecil = 124.833457359941 mm
s digunakan = 110 mm
s bersih = s digunakan - diameter tulangan sengkang
s bersih = 91 mm
s bersih minimum = db sengkang = 19 mm
s bersih minimum = 25 mm
s bersih digunakan = yang terbesar = 25 mm
s bersih > s bersih minimum, sehingga sesuai dengan ketentuan.
fy = 390 Nmm
α= 1.3
β= 1
λ= 1
db = 19 mm
fc' = 20 Nmm
ASterpasang = 2268.24 mm2
d= 679.88 mm
a= 173.45 mm
Mu positif = 291248031.82 MPa
Ø= 0.85
Mn perlu = Ø Mu = 342644743.32 MPa
As perlu = Mn perlu /( fy (d - a/2)) = 1481.21 mm²
ld minimum = 300 mm
panjang penyaluran terpanjang = 692.49 mm
panjang penyaluran yang digunakan = 700 mm
fy = 390 Nmm
α= 1.3
β= 1
λ= 1
db = 19 mm
fc' = 20 Nmm
As1 terpasang = As aktual - As2 = 1701.18 mm2
d= 563.36 mm
d' = ds negatif = 236.64 mm
a= 130.09 mm
Mu1 negatif = 152565298.24 MPa
Ø= 0.85
Mn perlu = Mu1/Ø = 179488586.16 MPa
As' = 2268.24 mm²
fy = 390 Nmm
α= 1.3
β= 1
λ= 1
db = 19 mm
fc' = 20 Nmm
As perlu = As2 = 1557.64 mm2
As terpasang = As2 = 1557.64 mm2
d b f y
l db = 424.85291572 mm
4 fc '
As perlu
l d =l db × = 424.85291572 mm
As terpasang
l d min=200 mm = 424.85291572 mm
panjang penyaluran terpanjang = 424.85291572
panjang penyaluran digunakan = 450 mm
100×d b 424.85291572 mm
l hb= =
√ fc '
As perlu fy
l dh=l hb× × = 277.4384502 mm
Asterpasang 400
bengkokan 1800
penyaluran = 4db = 76 mm
ldhmin≥8×db = 152 mm
ldh min≥150 mm = 150 mm
bengkokan 1800
penyaluran = 4db = 76 mm
Panjang penyaluran berkait untuk tulangan atas yang terletak pada ujungi balok
kantilever adalah panjang penyaluran tulangan tarik berkait momen negatif, yaitu;
Panjang penyaluran berkait untuk tulangan bawah yang terletak pada ujung balok
kantilever adalah panjang penyaluran tulangan tarik berkait momen positif, yaitu;
(
λ d ≤ 1,3
Mn
Vu )
+ λa
Mn = 524705995.699966 Nmm
Vu = 321176.353097357 N
d= 679.875 mm
12 db = 228 mm
λa = 679.875 mm
λ d ≤ 1,3
( Mn
Vu )
+ λa
λd = 1060.43 mm
λd <
( 1,3
Mn
Vu)+ λa= 2803.6857595 mm
Jadi, diameter tulangan tarik momen positif yang digunakan sesuai dengan ketentuan.
Pada balok induk tulangan lentur diteruskan dari bentang satu kebentang di
sebelahnya, jadi penyaluran tulangan lentur telah terpenuhi. Untuk sambungan tulangan
lentur, sambungan tulangan tulangan tarik momen positif disambung pada bagian
tumpuan, sedangkan sambungan tulangan tarik momen negatif berada pada tengah
bentang dari bentang balok 5 m dan 6 m. Sedangkan pada balok kantilever pada ujung
pemutusan tulangan tarik di beri penyaluran kait sepanjang 12 db.
db = 19 mm
Tulangan tarik;
ld = 1060.43 mm
Digunakan sambungan kelas B
Panjang sambungan kelas B = 1,3 ld = 1378.5627409 mm
Tulangan tekan;
Panjang sambungan lewatan tekan = 0.07 fy db = 532 mm
Tulangan tekan;
db = 19 mm
Panjang sambungan lewatan tekan = 0.07 fy db = 304 mm
14. Perencanaan penyaluran kait dan luas sengkang tambahan pada balok
kantilever.
Pada balok kantilever, pada ujung pemutusan tulangan diberi kait 90° dengan
panjang 12 db dan pada titik pemutusan tulangan tarik itu dipasang sengkang tambahan
yang luasnya tidak kurang dari 0,4 bw s / fy pada jarak 3/4 dari tinggi efektif balok
kantilever.
Av/s = 2× At + Av
s s
Av/s = 3.66977300814667
Av/s total = Av/s + Av/s tambahan 3.9774653158
A sengkang = 283.385 mm²
βb = rasio tulangan tarik yang diputus terhadap tulangan tarik total pada penampang.
βb = 1
s maksimal = d/(8βb) = 84.984375 mm
s digunakan = yang terkecil = 84.984375 mm
s digunakan = 80 mm
Jadi pada jarak 3/4 tinggi efektif yaitu 550 mm dari pemutusan tulangan tarik
dipasang sengkang Ø19-80mm.
Gambar 3.151 Tulangan geser dan kait pada balok B30X80 kantilever.
Gambar 3.152 Penampang balok B30X80 kantilever.
Karena diameter tulangan sengkang adalah 19 mm, maka dipakai panjang kait = 12
db dengan bengkokan 90° pada ujung bebas kait.
db = 19 mm
Panjan kait 90° = 12 db = 228 mm
Panjang kait 90° digunakan = 230 mm
Kait sengkang pengikat berfungsi untuk tempat mengikat tulangan lentur bagian
tengah lebar balok agar posisinya tetap. Baja tulangan yang digunakan untuk sengkang
pengikat adalah baja tulangan polos dengan diameter tulangan sengkang adalah 8 mm,
maka dipakai panjang kait = 6 db dengan bengkokan 90° pada ujung bebas kait.
Kait sengkang pengikat berfungsi untuk tempat mengikat tulangan lentur bagian
tengah lebar balok agar posisinya tetap. Baja tulangan yang digunakan untuk sengkang
pengikat adalah baja tulangan polos dengan diameter tulangan sengkang adalah 8 mm,
maka dipakai panjang kait = 6 db dengan bengkokan 90° pada ujung bebas kait.
db = 8 mm
panjan kait 90° = 6 db = 48 mm
panjang kait 90° digunakan = 50 mm
Hasil analisis struktur dengan menggunakan SAP 2000 adalah sebagai berikut;
-128057347.488249
Mu - = 128057347.5 Nmm
Mu+ = 71256747.9964467 Nmm
Vu = 82745.2710544373 N
Tu = 12448359.3477646 Nmm
Pu = 96266.5501908545 N
NO
ρ min =
1,4
atau ρmin =
√ fc '
fy 4 , fy
ρmax =0 , 75 . [ fy ][
0 , 85 . fc ' . β 600
.
600+fy ]
ρmax =0 , 75 . [ fy ][
0 , 85 . fc ' . β 600
.
600+fy ]
Rn = 0.71923115663065
ρperlu = 0.00188493732343371
ρmin = 0.00358974358974359
ρmin = 0.00286675381730742
ρmax= 0.0168414918414918
maka digunakan ρ = 0.0018849373
digunakan tulangan = 19 mm
n= 2.46080993246403
di pakai = 3 buah
As aktual = 850.5882 mm2
D tul gsr = 19 mm
jumlah tul. tiap lapis
terbanyak = 3 buah
Spasi (s) maksimum tulangan lentur yang berada paling dekat dengan permukaan tarik
;
fy = 390 MPa
fs = 0,6 fy = 234 MPa
selimut bersih beton cc = 40 mm
s maksimum = (95000/fs) - (2,5 cc) = 305.98290598 mm
s maksimum = 300 (252 / fs) = 323.07692308 mm
s maksimum digunakan = yang terkecil = 305.98290598 mm
Spasi (s) tulangan lentur yang berada paling dekat dengan permukaan tarik ;
Spasi (s) tulangan lentur yang berada paling dekat dengan permukaan tarik ;
b= 300 mm
selimut beton samping = 40 mm
db sengkang = 8 mm
db tulangan lentur = 19 mm
jumlah tulangan lentur pada baris yang paling dekat permukaan tarik = 3
s = (b - 2.selimut beton samping - 2.db sengkang - db tulangan lentur) / (jumlah tulangan - 1)
s= 92.5 mm
s < s maksimum, sehingga sesuai dengan ketentuan.
Jika sambungan lewatan tulangan tepi berbeda tempat dengan sambungan lewatan tulangan
lentur tengah, maka;
Mencari jarak titik berat tulangan momen positif total terhadap serat beton terluar bagian
bawah;
Pada daerah yang menerima momen negatif digunakan tulangan rangkap dalam
desainnya, karena tulangan momen positif diteruskan sepanjang bentang dan juga
Pada daerah yang menerima momen negatif digunakan tulangan rangkap dalam
desainnya, karena tulangan momen positif diteruskan sepanjang bentang dan juga
sebaliknya, momen negatif diteruskan sepanjang bentang, sedangkan momen negatif
lebih besar dari momen positif, sehingga tulangan momen positif tersebut difungsikan
sebagai tulangan tekan yang akan diimbangi oleh tulangan As2 pada tulangan tarik.
As' = As2 =As momen positif = 0 mm²
Mn2 = As2 x fy x (d-d') = 0 Nmm
Mu = 128057347.5 Nmm
Mn = Mu / 0.8 = 160071684.4 Nmm
Mn1 = Mn - Mn2 = 160071684.4 Nmm
Mu1 = Mn1 x 0.8 = 128057347.488249 Nmm
Mn = 1.54325825235156
ρperlu = 0.00415511160210728
ρmin = 0.00358974358974359
ρmin = 0.00286675381730742
ρb= 0.0168414918414918
ρ max= 0.0126311188811189
maka digunakan ρ = 0.00415511160210728
Menghitung luas tulangan tarik tumpuan;
As1 perlu = ρ b d
732.961686611724 mm²
digunakan tulangan = 19 mm
A = 0,7854 db² = 283.5294 mm2
n= 3.76451959192042
di pakai = 4 buah
As aktual = 1134.1176 mm2
D tul gsr = 19 mm
jumlah tul. tiap lapis
terbanyak = 2 buah
Spasi (s) maksimum tulangan lentur yang berada paling dekat dengan permukaan tarik
;
fy = 390 MPa
fs = 0,6 fy = 234 MPa
selimut bersih beton cc = 60 mm
s maksimum = (95000/fs) - (2,5 cc) = 255.98290598 mm
s maksimum = 300 (252 / fs) = 323.07692308 mm
s maksimum digunakan = yang terkecil = 255.98290598 mm
Spasi (s) tulangan lentur yang berada paling dekat dengan permukaan tarik ;
b= 300 mm
selimut beton samping = 40 mm
db sengkang = 8 mm
db tulangan lentur = 19 mm
jumlah tulangan lentur pada baris yang paling dekat permukaan tarik = 2
s = (b - 2.selimut beton samping - 2.db sengkang - db tulangan lentur) / (jumlah tulangan - 1)
s= 185 mm
s < s maksimum, sehingga sesuai dengan ketentuan.
Spasi bersih tulangan tarik minimum dalam lapis yang sama;
> atau = db = 19 mm
> atau = 25 mm
spasi bersih tulangan minimum digunakan = 25 mm
Jika sambungan lewatan tulangan tepi berbeda tempat dengan sambungan lewatan tulangan
lentur tengah, maka;
Mencari jarak titik berat tulangan momen negatif total terhadap serat terluar beton bagian
atas;
Mencari jarak titik berat tulangan momen negatif total terhadap serat terluar beton bagian
atas;
a. Tumpuan.
1) Momen positif.
luas tulangan atas : As atas = 1134.1176 mm²
luas tulangan bawah : As = 850.5882 mm²
Kondisi I:
Yaitu dalam keadaan tulangan tarik dan tekan sudah leleh.
As' = 0
As2 = As'= 0
As = As1 + As2
As1 = As- As2 = 850.5882 mm²
a = (As1.fy)/(0.85.fc'.b) = 65.04498 mm
c = a/0,85 = 76.523505882 mm
Menghitung jarak tulangan tarik terjauh terhadap serat tarik beton terluar yta;
selimut beton bawah = x1 = 40 mm
diameter tulangan geser = x2 = 8 mm
diameter tulangan lentur = x3 = 19 mm
spasi bersih tulangan bawah antar lapis = x4 = 40 mm
h= 700 mm
h-c= 623.476494117647 mm
h - c > yta, jadi semua tulangan atas berada pada sisi tarik beton
dan semua tulangan atas bisa difungsikan sebagai tulangan tarik.
fy
ε y= = 0.00195
Es
karena εs > εy, maka benar, bahwa baja tulangan tarik telah leleh.
Mn = Mn1 + Mn2
Mn = As1.fy(d-a/2) + As' fs' (d-d')
Mn = As1.fy(d-a/2) + 0
Mn = 202347472.185839 Nmm
ΦMn = 161877977.748671 Nmm
ΦMn > Mu, jadi sesuai dengan ketentuan.
2) Momen negatif.
Kondisi I:
Yaitu dalam keadaan tulangan tarik maupun tekan sudah leleh.
a = (As1.fy)/(0.85.fc'.bw) = 86.72664 mm
c = a/0,85 = 102.03134118 mm
Mencari jarak titik berat tulangan tekan total terhadap serat beton terluar bagian bawah;
f y
ε y= = 0.00195
Es
maka baja tulangan tarik dan baja tulangan tekan telan leleh
sehingga dilakukan analisis pada kondisi I.
Mn = Mn1 + Mn2
Mn = As1.fy(d-a/2) + As' fs' (d-d')
Mn = As1.fy.(d-a/2) + 0
Mn = 240895997.313491 Nmm
ΦMn = 192716797.850793 Nmm
dari SAP, Mu = 128057347.5 Nmm
ΦMn > Mu, jadi sesuai dengan ketentuan.
Kondisi II:
Yaitu dalam keadaan baja tulangan tarik telah leleh dan baja tulangan tekan belum
leleh. Persamaan berikut ini ditulis dengan menyamakan tekanan total pada beton
tekan ( 0.85 fc' Ac ) dan tulangan tekan (As' fs') dengan tarikan total pada tulangan
tarik (As fy). Letak sumbu netral c adalah satu-satunya variabel yang tidak diketahui,
dan dapat ditentukan dengan persamaan berikut ini:
tarik (As fy). Letak sumbu netral c adalah satu-satunya variabel yang tidak diketahui,
dan dapat ditentukan dengan persamaan berikut ini:
Cc + Cs = T
(0,85.fc'.b.a) + (As' (0.003 Es (c-d')/c) = As fy
(0,85.fc'.b.β1 c) + (As' (0.003 Es (c-d')/c) = As fy
(0,85.fc'.b.0.85 c) + (As' (0.003 x 200000 (c-d')/c) = As fy
(0,85.fc'.b.β1)c² + (600.As' - As.fy)c - 600.d'.As' = 0
untuk c = x1 = 102.031341176471 ;
Ax² = 45129060.5141376
Bx = -45129060.5141376
C 0
Ax² + Bx + C = 0
sehingga nilai untuk c sudah benar.
untuk c = x2 = 0 ;
Ax² = 0
Bx = 0
C 0
Ax² + Bx + C = 0
sehingga nilai untuk c sudah benar.
h= 700 mm
h-c= 597.968658823529 mm
h - c > yta, jadi semua tulangan atas berada pada sisi tarik beton
dan semua tulangan atas bisa difungsikan sebagai tulangan tarik.
Menghitung jarak tulangan tekan terjauh terhadap serat tekan beton terluar yte;
selimut beton bawah = x1 = 40 mm
diameter tulangan geser = x2 = 8 mm
diameter tulangan lentur = x3 = 19 mm
spasi bersih tulangan bawah antar lapis = x4 = 40 mm
c > yte, jadi semua tulangan bawah berada pada sisi tekan beton
dan semua tulangan bawah bisa difungsikan sebagai tulangan tekan.
menghitung Mn;
εs = (d-c) 0,003/c = 0.014288805377448
εs' = (c-d') 0,003/c = 0.003
εs > εy > εs' , maka benar bahwa tulangan baja tarik telah leleh, tul tekan belum leleh.
a = 0,85.c = 86.72664 mm
Untuk SRPMM , kuat lentur positif pada muka kolom tidak boleh lebih kecil dari sepertiga
kuat lentur negatifnya pada muka tersebut. Sedangkan kuat lentur negatif maupun kuat
lentur positif pada setiap irisan penampang disepanjang bentang tidak boleh kurang dari
seperlima kuat lentur yang terbesar yang disediakan pada kedua muka kolom dikedua ujung
komponen struktur tersebut, dan hitung sebagai berikut;
b. Lapangan.
1) Momen positif.
luas tulangan atas : As atas = 1134.1176 mm²
luas tulangan bawah : As = 850.5882 mm²
Kondisi I:
Yaitu dalam keadaan tulangan tarik maupun tekan sudah leleh.
As' = 0
As2 = As' =0
As = As1 + As2
As1 = As - As2= 850.5882 mm2
a = (As1.fy)/(0.85.fc'.b) = 65.04498 mm
c = a/0,85 = 76.5235058823529 mm
Menghitung jarak tulangan tarik terjauh terhadap serat tarik beton terluar yta;
selimut beton bawah = x1 = 40 mm
diameter tulangan geser = x2 = 8 mm
diameter tulangan lentur = x3 = 19 mm
spasi bersih tulangan bawah antar lapis = x4 = 40 mm
h= 700 mm
h-c= 623.476494117647 mm
h - c > yta, jadi semua tulangan atas berada pada sisi tarik beton
dan semua tulangan atas bisa difungsikan sebagai tulangan tarik.
fy
ε y= = 0.00195
Es
εs > εy, maka benar bahwa baja tulangan tarik telah leleh.
Mn = Mn1 + Mn2
Mn = As1.fy(d-a/2) + As' fs' (d-d')
Mn = As1.fy.(d-a/2) + 0
Mn = 202347472.185839 Nmm
ΦMn = 161877977.748671 Nmm
dari SAP, Mu = 71256748.0 Nmm
ΦMn > Mu, jadi sesuai dengan ketentuan.
2) Momen negatif.
Kondisi I:
Yaitu dalam keadaan tulangan tarik maupun tekan sudah leleh.
As2 = As' = 0
As = As1 + As2 =
As1 = As - As2 = 1134.1176 mm2
a = (As1.fy)/(0.85.fc'.bw) = 86.72664 mm
c = a/0,85 = 102.031341176471 mm
Mencari jarak titik berat tulangan tekan total terhadap serat beton terluar bagian bawah;
f y
ε y= =
Es 0.00195
maka baja tulangan tarik dan baja tulangan tekan sudah leleh,
sehingga dilakukan analisis pada kondisi I.
Mn = Mn1 + Mn2
Mn = As1.fy(d-a/2) + As' fs' (d-d')
Mn = As1.fy.(d-a/2) + 0
Mn = 240895997.313491 Nmm
ΦMn = 192716797.850793 Nmm
dari SAP, Mu = 128057347.5 Nmm
ΦMn > Mu, jadi sesuai dengan ketentuan.
Kondisi II:
Yaitu dalam keadaan tulangan tarik leleh dan tulangan tekan belum leleh, persamaan
berikut ini ditulis dengan menyamakan tekanan total pada beton tekan ( 0.85 fc' Ac )
dan tulangan tekan (As' fs') dengan tarikan total pada tulangan tarik (As fy). Letak
sumbu netral c adalah satu-satunya variabel yang tidak diketahui, dan dapat ditentukan
dengan persamaan berikut ini:
dan tulangan tekan (As' fs') dengan tarikan total pada tulangan tarik (As fy). Letak
sumbu netral c adalah satu-satunya variabel yang tidak diketahui, dan dapat ditentukan
dengan persamaan berikut ini:
Cc + Cs = T
(0,85.fc'.b.a) + (As' (0.003 Es (c-d')/c) = As fy
(0,85.fc'.b.β1 c) + (As' (0.003 Es (c-d')/c) = As fy
(0,85.fc'.b.0.85 c) + (As' (0.003 x 200000 (c-d')/c) = As fy
(0,85.fc'.b.β1)c² + (600.As' - As.fy)c - 600.d'.As' = 0
untuk c = x1 = 102.031341176471 ;
Ax² = 45129060.5141376
Bx = -45129060.5141376
C 0
Ax² + Bx + C = 0
sehingga nilai untuk c sudah benar.
untuk c = x2 = 0 ;
Ax² = 0
Bx = 0
C 0
Ax² + Bx + C = 0
sehingga nilai untuk c sudah benar.
h= 700 mm
h-c= 597.968658823529 mm
h - c > yta, jadi semua tulangan atas berada pada sisi tarik beton
dan semua tulangan atas bisa difungsikan sebagai tulangan tarik.
Menghitung jarak tulangan tekan terjauh terhadap serat tekan beton terluar yte;
selimut beton bawah = x1 = 40 mm
diameter tulangan geser = x2 = 8 mm
diameter tulangan lentur = x3 = 19 mm
spasi bersih tulangan bawah antar lapis= x4 = 40 mm
c > yt, jadi semua tulangan bawah berada pada sisi tekan beton,
dan semua tulangan bawah bisa difungsikan sebagai tulangan tekan.
Menghitung Mn;
εs = (d-c) 0,003/c = 0.014288805377448
εs' = (c-d') 0,003/c = 0.00130934301155908
εs > εy > εs' , maka benar bahwa tulangan tarik telah leleh dan tul tekan belum leleh
a = 0,85.c = 86.72664 mm
Untuk SRPMM , kuat lentur negatif maupun kuat lentur positif pada setiap irisan penampang
disepanjang bentang tidak boleh kurang dari seperlima kuat lentur yang terbesar yang
disediakan pada kedua muka kolom dikedua ujung komponen struktur tersebut, dan hitung
sebagai berikut;
a = β1 c = 330.984848484848 mm
Gambar regangan balok B30X80 untuk momen positif dalam keadaan seimbang.
Gambar tegangan balok B30X80 untuk momen positif dalam keadaan seimbang.
a = β1 c = 302.909090909091 mm
Gambar tegangan balok B30X80 untuk momen negatif dalam keadaan seimbang.
w= 0.000011.β1.fs. ³√(dc . A)
β1 = 1.2
fs = teg tul baja aktual diambil 0.6 fy
dc = jarak titik berat tul pokok ke serat tarik terluar
Ae = luas efektif beton yang mengelilingi batang baja tul pokok tarik
m = jumlah tulangan
A=Ae/m
Untuk tumpuan dan lapangan digunakan jumlah dan tulangan yang sama.
1) Momen positif.
b= 300 mm
h= 700 mm
d= 642.5 mm
β1 = 1.2
fy = 390 Mpa
dc = 68.5 mm
ds = 57.5 mm
m= 3
2 ds = 115 mm
Ae = 2ds b = 34500 mm²
A= Ae /m = 11500 mm²
w= 0.000011 . β1 . fs . ³√(dc . A)
w= 0.285267694729588 mm
W < 0.4 mm, jadi lebar retak sesuai dengan ketentuan.
2) Momen negatif.
b= 300 mm
h= 700 mm
d= 588 mm
β1 = 1.2
fy = 390 Mpa
dc = 88.5 mm
ds = 112 mm
m= 4
2 ds = 224 mm
Ae = 2dsx b 67200 mm2
A = Ae /m 16800 mm2
fy = 235 Mpa
fc' = 20 Mpa
d= 588 mm
Vn = Vs + vc
Vc = ( (√fc')/6) .b.d
Vs = (Av.fy.d)/s
Av = 2.(¼.π.db²)
Vc = 131480.80 N
φ Vc = 98610.5978077407 N
φ Vn≥Vu
φ Vc+ φ Vs≥Vu
φ Vc+ φ Vs=Vn=Vu
98610.5978077407 + Vs = 82745.271 N
Vs = -15865.32675 N
0.75 Vs = -15865.32675 N
Vs = -21153.7690044046 N
Av×fy×d
Vs=
s
Av Vs
=
s fy×d
Av = 0
s
φ √ f ' c A cp
2
Tu≤ × = 6163162.363 mm³
12 Pcp
Tc < Tu, sehingga diperlukan tulangan torsi.
[
x 1=bw−2 sel . samping+
φ sengkang
2 ] = 212 mm
[
y1=h− sel.bawah+
φsengkang
2 ][
− sel. atas+
φ sengkang
2 ] = 612 mm
d= 588 mm
Ph=2 [ x 1+x 2 ]
Ph=2 [ x 1+x 2 ] = 1648 mm
√( Vu 2
bw×d
+ ) (
Tu×Ph 2
2
1,7×A oh
≤φ (
Vc
bw×d )
+
2 √f ' c
3
) =
Tu = 16597812.4636861 Nmm
Tn=
φ
At Tn = 0.3202187711
=
s 2× Ao×fyv×cot φ
Av Vs = 0
=
s fy×d
f. Memilih sengkang.
2× At Av = 0.64043754222954
+
s s
= 0.356819358111669
= 0.425531914893617
2× At Av terbesar = 0.6404375422
+
s s
2× At Av
+
s s
s= 156.892738752012 mm
Vs = Av fyv d / s = 88495.659585 N
Vs maksimum = 525923.18831 N
Vs < Vs maksimum, sehingga sesuai dengan ketentuan.
262961.594153975 N
Vs < 1/3(f'c)^0,5 bw d, maka;
s maksimum = 600 mm
s maksimum = d/2 = 294 mm
s terkecil = 156.892738752012 mm
s digunakan = 140 mm
1 bw × s = 59.5744680851064 mm²
×
3 fyv
luas tulangan sengkang > dari luas minimum, sehingga sesuai dengan ketentuan.
At fyv
Al = ×Ph× ×cot 2 φ = 317.98545045 mm²
s fyt
Al minimum;
menghitung jarak pusat tulangan bawah terdalam terhadap serat beton terluar yb;
selimut beton bawah = x1 = 40 mm
diameter tulangan geser = x2 = 8 mm
diameter tulangan lentur = x3 = 19 mm
spasi bersih tulangan lentur bawah antar lapis= x 40 mm
yb = x1 + x2 + 1/2.x3 = 57.5 mm
menghitung jarak pusat tulangan atas terdalam terhadap serat beton terluar ya;
selimut beton atas = x1 = 60 mm
diameter tulangan geser = x2 = 8 mm
diameter tulangan lentur = x3 = 19 mm
spasi bersih tulangan lentur atas antar lapis= x4 = 50 mm
ya = x1 + x2 + x3 + x4 + 1/2.x3 =
ya = 146.5 mm
h= 700 mm
jarak antar yb dan ya (y) = h - (yb + ya) = 496 mm
Vu akibat 2E = 96510.4089510856 N
Vu terpakai= 96510.4089510856 N
fy = 235 Mpa
fc' = 20 Mpa
d= 588 mm
Vn = Vs + vc
Vc = ( (√fc')/6) .b.d
Vs = (Av.fy.d)/s
Av = 2.(¼.π.db²)
Vc = 131480.80 N
φ Vc 98610.5978077407 N
maka Vc > Vn , jadi, tidak perlu tulangan geser
φ Vn≥Vu
φ Vc+ φ Vs≥Vu
φ Vc+ φ Vs=Vn=Vu
φVs
98610.5978077407 + = 96510.409 N
φVs = -2100.188857 N
φVs
0.75 Vs = -2100.18885665512 N
Vs = -2800.25180887349 N
Av×fy×d
Vs=
s
Av Vs
=
s fy×d
Av
= 0
s
Av Vs = 0
=
s fy×d
f. Menentukan sengkang.
2× At Av = 0
+
s s
= 0.356819358111669
= 0.425531914893617
2× At Av terbesar = 0.4255319149
+
s s
s= 236.128 mm
Ph = 206 mm
8
300 mm
Jarak sengkang maksimum terhadap geser pada 2H dari ujung tumpuan;
300 mm
d/4 147 mm
8 Ф tul. Longitudinal terkecil = 152 mm
24 Ф tul. Sengkang = 192 mm
s terkecil = 147 mm
s digunakan = 130 mm
s bersih = s digunakan - diameter tulangan sengkang
s bersih = 122 mm
s bersih minimum = db sengkang = 8 mm
s bersih minimum = 25 mm
s bersih minimum digunakan = yang terbesar = 25 mm
s bersih > s bersih minimum, sehingga sesuai dengan ketentuan.
fy = 390 Nmm
α= 1.3
β= 1
λ= 1
db = 19 mm
fc' = 20 Nmm
ASterpasang = 850.59 mm2
d= 642.50 mm
a= 65.04 mm
Mu positif = 71256748.00 MPa
Ø= 0.85
Mn perlu = Ø Mu = 83831468.23 MPa
n perlu /( fy (d - a/2)) = 352.39 mm²
ld minimum = 300 mm
panjang penyaluran terpanjang = 439.33 mm
panjang penyaluran yang digunakan = 450 mm
fy = 390 Nmm
α= 1.3
β= 1
λ= 1
db = 19 mm
fc' = 20 Nmm
sang = As aktual - As2 = 1134.12 mm2
d= 588.00 mm
d' = ds negatif = 112.00 mm
a= 86.73 mm
Mu1 negatif = 128057347.49 MPa
Ø= 0.85
Mn perlu = Mu1/Ø = 150655702.93 MPa
As' = 850.59 mm²
fy = 390 Nmm
α= 1.3
β= 1
λ= 1
db = 19 mm
fc' = 20 Nmm
As perlu = As2 = 0.00 mm2
As terpasang = As2 = 0.00 mm2
d b f y
l db
4 fc '
d b f y
l db = 424.85291572 mm
4 fc '
As perlu
l d =l db × = #DIV/0! mm
As terpasang
l d min=200 mm = #DIV/0! mm
panjang penyaluran terpanjang = #DIV/0!
panjang penyaluran digunakan = #DIV/0! mm
100×d b 424.85291572 mm
l hb= =
√ fc '
As perlu fy
l dh=l hb× × = 176.01427546 mm
Asterpasang 400
bengkokan 1800
penyaluran = 4db = 76 mm
ldhmin≥8×db = 152 mm
ldh min≥150 mm = 150 mm
bengkokan 1800
penyaluran = 4db = 76 mm
Panjang penyaluran berkait untuk tulangan atas yang terletak pada ujungi balok kantilever
adalah panjang penyaluran tulangan tarik berkait momen negatif, yaitu;
Panjang penyaluran berkait untuk tulangan bawah yang terletak pada ujung balok kantilever
adalah panjang penyaluran tulangan tarik berkait momen positif, yaitu;
Mn = 202347472.185839 Nmm
Vu = 82745.2710544373 N
d= 642.5 mm
12 db = 228 mm
λa = 642.5 mm
λ d ≤ 1,3
( Mn
Vu )
+ λa
λd = 1060.43 mm
λd <
( 1,3
Mn
Vu)+ λa= 3821.5543494 mm
Jadi, diameter tulangan tarik momen positif yang digunakan sesuai dengan ketentuan.
Pada balok induk tulangan lentur diteruskan dari bentang satu kebentang di
sebelahnya, jadi penyaluran tulangan lentur telah terpenuhi. Untuk sambungan
tulangan lentur, sambungan tulangan tulangan tarik momen positif disambung pada
bagian tumpuan, sedangkan sambungan tulangan tarik momen negatif berada pada
tengah bentang dari bentang balok 5 m dan 6 m. Sedangkan pada balok kantilever
pada ujung pemutusan tulangan tarik di beri penyaluran kait sepanjang 12 db.
db = 19 mm
Tulangan tarik;
ld = 1060.43 mm
Digunakan sambungan kelas B
Panjang sambungan kelas B = 1,3 ld = 1378.5627409 mm
Tulangan tekan;
Panjang sambungan lewatan tekan = 0.07 fy db = 532 mm
Tulangan tarik;
db = 19 mm
ld = 1060.43 mm
Digunakan sambungan kelas B
Panjang sambungan kelas B = 1,3 ld = 1378.5627409 mm
Tulangan tekan;
db = 19 mm
Panjang sambungan lewatan tekan = 0.07 fy db = 304 mm
14. Perencanaan penyaluran kait dan luas sengkang tambahan pada balok
kantilever.
Pada balok kantilever, pada ujung pemutusan tulangan diberi kait 90° dengan panjang 12 db
dan pada titik pemutusan tulangan tarik itu dipasang sengkang tambahan yang luasnya tidak
kurang dari 0,4 bw s / fy pada jarak 3/4 dari tinggi efektif balok kantilever.
Pada balok kantilever, pada ujung pemutusan tulangan diberi kait 90° dengan panjang 12 db
dan pada titik pemutusan tulangan tarik itu dipasang sengkang tambahan yang luasnya tidak
kurang dari 0,4 bw s / fy pada jarak 3/4 dari tinggi efektif balok kantilever.
Av/s = 2× At + Av
s s
Av/s = 0.64043754222954
Av/s total = Av/s + Av/s tambahan 0.9481298499
A sengkang = 50.24 mm²
βb = rasio tulangan tarik yang diputus terhadap tulangan tarik total pada penampang.
βb = 1
s maksimal = d/(8βb) = 80.3125 mm
s digunakan = yang terkecil = 80.3125 mm
s digunakan = 80 mm
Jadi pada jarak 3/4 tinggi efektif yaitu 500 mm dari pemutusan tulangan tarik dipasang
sengkang Ø19-80mm.
Gambar Tulangan geser dan kait pada balok B30X80 kantilever.
db = 8 mm
Panjan kait 90° = 12 db = 96 mm
Panjang kait 90° digunakan = 100 mm
db = 8 mm
panjan kait 90° = 6 db = 48 mm
panjang kait 90° digunakan = 50 mm
Gambar Panjang kait pada sengkang dan sengkang pengikat balok B30X80.
buah
/ (jumlah tulangan - 1)
n positif.
buah
/ (jumlah tulangan - 1)
negatif.
0.002
uai dengan ketentuan.
ngi balok kantilever
Hasil analisis struktur dengan menggunakan SAP 2000 adalah sebagai berikut;
-29269713.68757
Mu - = 29269713.7 Nmm
Mu+ = 19728433.5372138 Nmm
Vu = 39750.0067067525 N
Tu = 3889139.71683319 Nmm
Pu = 17609.6266813552 N
Tebal balok lebih besar dari tebal minimum, maka lendutan tidak dihitung.
ρ min =
1,4
atau ρmin =
√ fc '
fy 4 , fy
ρmax =0 , 75 . [ fy ][
0 , 85 . fc ' . β 600
.
600+fy ]
ρmax =0 , 75 . [ fy ][
0 , 85 . fc ' . β 600
.
600+fy ]
Rn = 1.36319519749684
ρperlu = 0.00364802377833405
ρmin = 0.00358974358974359
ρmin = 0.00286675381730742
ρmax= 0.0168414918414918
maka digunakan ρ = 0.0036480238
digunakan tulangan = 13 mm
n= 3.42245684140645
di pakai = 4 buah
As aktual = 530.9304 mm2
D tul gsr = 19 mm
jumlah tul. tiap lapis
terbanyak = 2 buah
Spasi (s) maksimum tulangan lentur yang berada paling dekat dengan permukaan tarik
;
fy = 390 MPa
fs = 0,6 fy = 234 MPa
selimut bersih beton cc = 40 mm
s maksimum = (95000/fs) - (2,5 cc) = 305.98290598 mm
s maksimum = 300 (252 / fs) = 323.07692308 mm
s maksimum digunakan = yang terkecil = 305.98290598 mm
Spasi (s) tulangan lentur yang berada paling dekat dengan permukaan tarik ;
Spasi (s) tulangan lentur yang berada paling dekat dengan permukaan tarik ;
b= 250 mm
selimut beton samping = 40 mm
db sengkang = 8 mm
db tulangan lentur = 13 mm
jumlah tulangan lentur pada baris yang paling dekat permukaan tarik = 2
s = (b - 2.selimut beton samping - 2.db sengkang - db tulangan lentur) / (jumlah tulangan - 1)
s= 141 mm
s < s maksimum, sehingga sesuai dengan ketentuan.
Jika sambungan lewatan tulangan tepi berbeda tempat dengan sambungan lewatan tulangan
lentur tengah, maka;
Mencari jarak titik berat tulangan momen positif total terhadap serat beton terluar bagian
bawah;
Pada daerah yang menerima momen negatif digunakan tulangan rangkap dalam
desainnya, karena tulangan momen positif diteruskan sepanjang bentang dan juga
Pada daerah yang menerima momen negatif digunakan tulangan rangkap dalam
desainnya, karena tulangan momen positif diteruskan sepanjang bentang dan juga
sebaliknya, momen negatif diteruskan sepanjang bentang, sedangkan momen negatif
lebih besar dari momen positif, sehingga tulangan momen positif tersebut difungsikan
sebagai tulangan tekan yang akan diimbangi oleh tulangan As2 pada tulangan tarik.
As' = As2 =As momen positif lapis terbawah = 265.4652 mm²
Mn2 = As2 x fy x (d-d') = 14804994.204 Nmm
Mu = 29269713.7 Nmm
Mn = Mu / 0.8 = 36587142.1 Nmm
Mn1 = Mn - Mn2 = 21782147.9 Nmm
Mu1 = Mn1 x 0.8 = 17425718.32437 Nmm
Mn = 1.73645949501455
ρperlu = 0.00470655254922928
ρmin = 0.00358974358974359
ρmin = 0.00286675381730742
ρb= 0.0168414918414918
ρ max= 0.0173715688811189
maka digunakan ρ = 0.00470655254922928
Menghitung luas tulangan tarik tumpuan;
As1 perlu = ρ b d
263.56694275684 mm²
digunakan tulangan = 13 mm
A = 0,7854 db² = 132.7326 mm2
n= 5.55985597066238
di pakai = 6 buah
As aktual = 796.3956 mm2
D tul gsr = 19 mm
jumlah tul. tiap lapis
terbanyak = 3 buah
Spasi (s) maksimum tulangan lentur yang berada paling dekat dengan permukaan tarik
;
fy = 390 MPa
fs = 0,6 fy = 234 MPa
selimut bersih beton cc = 80 mm
s maksimum = (95000/fs) - (2,5 cc) = 205.98290598 mm
s maksimum = 300 (252 / fs) = 323.07692308 mm
s maksimum digunakan = yang terkecil = 205.98290598 mm
Spasi (s) tulangan lentur yang berada paling dekat dengan permukaan tarik ;
b= 250 mm
selimut beton samping = 40 mm
db sengkang = 8 mm
db tulangan lentur = 13 mm
jumlah tulangan lentur pada baris yang paling dekat permukaan tarik = 3
s = (b - 2.selimut beton samping - 2.db sengkang - db tulangan lentur) / (jumlah tulangan - 1)
s= 70.5 mm
s < s maksimum, sehingga sesuai dengan ketentuan.
Spasi bersih tulangan tarik minimum dalam lapis yang sama;
> atau = db = 13 mm
> atau = 25 mm
spasi bersih tulangan minimum digunakan = 25 mm
Jika sambungan lewatan tulangan tepi berbeda tempat dengan sambungan lewatan tulangan
lentur tengah, maka;
Mencari jarak titik berat tulangan momen negatif total terhadap serat terluar beton bagian
atas;
Mencari jarak titik berat tulangan momen negatif total terhadap serat terluar beton bagian
atas;
a. Tumpuan.
1) Momen positif.
luas tulangan atas : As atas = 796.3956 mm²
luas tulangan bawah : As = 530.9304 mm²
Kondisi I:
Yaitu dalam keadaan tulangan tarik dan tekan sudah leleh.
As' = 0
As2 = As'= 0
As = As1 + As2
As1 = As- As2 = 530.9304 mm²
a = (As1.fy)/(0.85.fc'.b) = 48.720672 mm
c = a/0,85 = 57.318437647 mm
Menghitung jarak tulangan tarik terjauh terhadap serat tarik beton terluar yta;
selimut beton bawah = x1 = 40 mm
diameter tulangan geser = x2 = 8 mm
diameter tulangan lentur = x3 = 13 mm
spasi bersih tulangan bawah antar lapis = x4 = 40 mm
h= 350 mm
h-c= 350 mm
h - c > yta, jadi semua tulangan atas berada pada sisi tarik beton
dan semua tulangan atas bisa difungsikan sebagai tulangan tarik.
fy
ε y= = 0.00195
Es
karena εs > εy, maka benar, bahwa baja tulangan tarik telah leleh.
Mn = Mn1 + Mn2
Mn = As1.fy(d-a/2) + As' fs' (d-d')
Mn = As1.fy(d-a/2) + 0
Mn = 50655787.5187204 Nmm
ΦMn = 40524630.0149763 Nmm
ΦMn > Mu, jadi sesuai dengan ketentuan.
2) Momen negatif.
Kondisi I:
Yaitu dalam keadaan tulangan tarik maupun tekan sudah leleh.
a = (As1.fy)/(0.85.fc'.bw) = 48.720672 mm
c = a/0,85 = 57.318437647 mm
Mencari jarak titik berat tulangan tekan total terhadap serat beton terluar bagian bawah;
c−d '
ε s '= (0 . 003)= 0.00014751471408276
c
εs = ((d-c)/c 0,003) = 0.00872397622101764
f y
ε y= = 0.00195
Es
karena εs > εy > εs' , maka tulangan baja tarik leleh dan tul tekan belum leleh,
sehingga harus dilakukan analisis pada kondisi II.
Kondisi II:
Yaitu dalam keadaan baja tulangan tarik telah leleh dan baja tulangan tekan belum
leleh. Persamaan berikut ini ditulis dengan menyamakan tekanan total pada beton
tekan ( 0.85 fc' Ac ) dan tulangan tekan (As' fs') dengan tarikan total pada tulangan
tarik (As fy). Letak sumbu netral c adalah satu-satunya variabel yang tidak diketahui,
dan dapat ditentukan dengan persamaan berikut ini:
Cc + Cs = T
(0,85.fc'.b.a) + (As' (0.003 Es (c-d')/c) = As fy
(0,85.fc'.b.β1 c) + (As' (0.003 Es (c-d')/c) = As fy
(0,85.fc'.b.0.85 c) + (As' (0.003 x 200000 (c-d')/c) = As fy
(0,85.fc'.b.β1)c² + (600.As' - As.fy)c - 600.d'.As' = 0
untuk c = x1 = 74.2498044498734 ;
Ax² = 19915833.3773005
Bx = -11235121.3373005
C -8680712.04
Ax² + Bx + C = 0
sehingga nilai untuk c sudah benar.
untuk c = x2 = -32.3632538616381 ;
Ax² = 3783660.9743526
Bx = 4897051.0656474
C -8680712.04
Ax² + Bx + C = 0
sehingga nilai untuk c sudah benar.
Menghitung jarak tulangan tarik terjauh terhadap serat tarik beton terluar yta;
selimut beton atas = x1 = 80 mm
diameter tulangan geser = x2 = 8 mm
diameter tulangan lentur = x3 = 13 mm
spasi bersih tulangan bawah antar lapis = x4 = 50 mm
Menghitung jarak tulangan tekan terjauh terhadap serat tekan beton terluar yte;
selimut beton bawah = x1 = 40 mm
diameter tulangan geser = x2 = 8 mm
diameter tulangan lentur = x3 = 13 mm
spasi bersih tulangan bawah antar lapis = x4 = 40 mm
c > yte, jadi tulangan bawah lapis terbawah berada pada sisi tekan beton
dan semua tulangan bawah lapis terbawah bisa difungsikan sebagai tulangan tekan.
menghitung Mn;
εs = (d-c) 0,003/c = 0.00605052888662721
εs' = (c-d') 0,003/c = 0.00079797399856615
εs > εy > εs' , maka benar bahwa tulangan baja tarik telah leleh, tul tekan belum leleh.
a = 0,85.c = 63.1123337823924 mm
Untuk SRPMM , kuat lentur positif pada muka kolom tidak boleh lebih kecil dari sepertiga
kuat lentur negatifnya pada muka tersebut. Sedangkan kuat lentur negatif maupun kuat
lentur positif pada setiap irisan penampang disepanjang bentang tidak boleh kurang dari
seperlima kuat lentur yang terbesar yang disediakan pada kedua muka kolom dikedua ujung
komponen struktur tersebut, dan hitung sebagai berikut;
b. Lapangan.
1) Momen positif.
luas tulangan atas : As atas = 796.3956 mm²
luas tulangan bawah : As = 530.9304 mm²
Kondisi I:
Yaitu dalam keadaan tulangan tarik maupun tekan sudah leleh.
As' = 0
As2 = As' =0
As = As1 + As2
As1 = As - As2= 530.9304 mm2
a = (As1.fy)/(0.85.fc'.b) = 48.720672 mm
c = a/0,85 = 57.3184376470588 mm
Menghitung jarak tulangan tarik terjauh terhadap serat tarik beton terluar yta;
selimut beton bawah = x1 = 40 mm
diameter tulangan geser = x2 = 8 mm
diameter tulangan lentur = x3 = 13 mm
spasi bersih tulangan bawah antar lapis = x4 = 40 mm
h= 350 mm
h-c= 292.681562352941 mm
h - c > yta, jadi semua tulangan atas berada pada sisi tarik beton
dan semua tulangan atas bisa difungsikan sebagai tulangan tarik.
fy
ε y= = 0.00195
Es
εs > εy, maka benar bahwa baja tulangan tarik telah leleh.
Mn = Mn1 + Mn2
Mn = As1.fy(d-a/2) + As' fs' (d-d')
Mn = As1.fy.(d-a/2) + 0
Mn = 50655787.5187204 Nmm
ΦMn = 40524630.0149763 Nmm
dari SAP, Mu = 19728433.5 Nmm
ΦMn > Mu, jadi sesuai dengan ketentuan.
Gambar penampang balok 30 x 80 untuk momen positif.
2) Momen negatif.
Kondisi I:
Yaitu dalam keadaan tulangan tarik maupun tekan sudah leleh.
a = (As1.fy)/(0.85.fc'.bw) = 48.720672 mm
c = a/0,85 = 57.3184376470588 mm
Mencari jarak titik berat tulangan tekan total terhadap serat beton terluar bagian bawah;
f y
ε y= =
Es 0.00195
karena εs > εy > εs' , maka baja tulangan tarik telah leleh dan tul. tekan belum leleh,
sehingga harus dilakukan analisis pada kondisi II.
Kondisi II:
Yaitu dalam keadaan tulangan tarik leleh dan tulangan tekan belum leleh, persamaan
berikut ini ditulis dengan menyamakan tekanan total pada beton tekan ( 0.85 fc' Ac )
dan tulangan tekan (As' fs') dengan tarikan total pada tulangan tarik (As fy). Letak
sumbu netral c adalah satu-satunya variabel yang tidak diketahui, dan dapat ditentukan
dengan persamaan berikut ini:
Cc + Cs = T
(0,85.fc'.b.a) + (As' (0.003 Es (c-d')/c) = As fy
(0,85.fc'.b.β1 c) + (As' (0.003 Es (c-d')/c) = As fy
(0,85.fc'.b.0.85 c) + (As' (0.003 x 200000 (c-d')/c) = As fy
(0,85.fc'.b.β1)c² + (600.As' - As.fy)c - 600.d'.As' = 0
untuk c = x1 = 74.2498044498734 ;
Ax² = 19915833.3773005
Bx = -11235121.3373005
C -8680712.04
Ax² + Bx + C = 0
sehingga nilai untuk c sudah benar.
untuk c = x2 = -32.3632538616381 ;
Ax² = 3783660.9743526
Bx = 4897051.0656474
C -8680712.04
Ax² + Bx + C = 0
sehingga nilai untuk c sudah benar.
Menghitung jarak tulangan tarik terjauh terhadap serat tarik beton terluar yta;
selimut beton atas = x1 = 80 mm
diameter tulangan geser = x2 = 8 mm
diameter tulangan lentur = x3 = 13 mm
spasi bersih tulangan bawah antar lapis = x4 = 50 mm
h= 350 mm
h-c= 275.750195550127 mm
h - c > yta, jadi semua tulangan atas berada pada sisi tarik beton
dan semua tulangan atas bisa difungsikan sebagai tulangan tarik.
Menghitung jarak tulangan tekan terjauh terhadap serat tekan beton terluar yte;
selimut beton bawah = x1 = 40 mm
diameter tulangan geser = x2 = 8 mm
diameter tulangan lentur = x3 = 13 mm
spasi bersih tulangan bawah antar lapis= x4 = 40 mm
c > yt, jadi semua tulangan bawah lapis terbawah berada pada sisi tekan beton,
dan semua tulangan bawah lapis terbawah bisa difungsikan sebagai tulangan tekan.
Menghitung Mn;
εs = (d-c) 0,003/c = 0.00605052888662721
εs' = (c-d') 0,003/c = 0.00079797399856615
εs > εy > εs' , maka benar bahwa tulangan tarik telah leleh dan tul tekan belum leleh
a = 0,85.c = 63.1123337823924 mm
Untuk SRPMM , kuat lentur negatif maupun kuat lentur positif pada setiap irisan penampang
disepanjang bentang tidak boleh kurang dari seperlima kuat lentur yang terbesar yang
disediakan pada kedua muka kolom dikedua ujung komponen struktur tersebut, dan hitung
sebagai berikut;
Untuk tumpuan dan lapangan digunakan jumlah dan tulangan yang sama.
a = β1 c = 138.575757575758 mm
Gambar regangan balok B30X80 untuk momen positif dalam keadaan seimbang.
Gambar tegangan balok B30X80 untuk momen positif dalam keadaan seimbang.
a = β1 c = 115.393939393939 mm
Gambar regangan balok B30X80 untuk momen negatif dalam keadaan seimbang.
Gambar tegangan balok B30X80 untuk momen negatif dalam keadaan seimbang.
w= 0.000011.β1.fs. ³√(dc . A)
β1 = 1.2
fs = teg tul baja aktual diambil 0.6 fy
dc = jarak titik berat tul pokok ke serat tarik terluar
Ae = luas efektif beton yang mengelilingi batang baja tul pokok tarik
m = jumlah tulangan
A=Ae/m
Untuk tumpuan dan lapangan digunakan jumlah dan tulangan yang sama.
1) Momen positif.
b= 250 mm
h= 350 mm
d= 269 mm
β1 = 1.2
fy = 390 Mpa
dc = 65.5 mm
ds = 81 mm
m= 4
2 ds = 162 mm
Ae = 2ds b = 40500 mm²
A= Ae /m = 10125 mm²
w= 0.000011 . β1 . fs . ³√(dc . A)
w= 0.269361320582043 mm
W < 0.4 mm, jadi lebar retak sesuai dengan ketentuan.
2) Momen negatif.
b= 250 mm
h= 350 mm
d= 224 mm
β1 = 1.2
fy = 390 Mpa
dc = 105.5 mm
ds = 126 mm
m= 6
2 ds = 252 mm
Ae = 2dsx b 63000 mm2
A = Ae /m 10500 mm2
fy = 235 Mpa
fc' = 20 Mpa
d= 224 mm
Vn = Vs + vc
Vc = ( (√fc')/6) .b.d
Vs = (Av.fy.d)/s
Av = 2.(¼.π.db²)
Vc = 41739.94 N
φ Vc = 31304.9516849971 N
maka Vc < Vn , perlu tul. geser
φ Vn≥Vu
φ Vc+ φ Vs≥Vu
φ Vc+ φ Vs=Vn=Vu
31304.9516849971 + Vs = 39750.007 N
Vs = 8445.0550218 N
0.75 Vs = 8445.0550218 N
Vs = 11260.0733623406 N
Av×fy×d
Vs=
s
Av Vs
=
s fy×d
Av = 0.213907168737473
s
φ √ f ' c A cp
2
Tu≤ × = 1783322.443 mm³
12 Pcp
Tc < Tu, sehingga diperlukan tulangan torsi.
[
x 1=bw−2 sel . samping+
φ sengkang
2 ] = 162 mm
[
y1=h− sel.bawah+
φsengkang
2 ][
− sel. atas+
φ sengkang
2 ] = 262 mm
d= 224 mm
√( Vu 2
bw×d
+ ) (
Tu×Ph 2
1,7×A 2 oh
≤φ (
Vc
bw×d
+
)
2 √f ' c
3
) =
Tu = 5185519.62244425 Nmm
Tn=
φ
At Tn
=
s 2× Ao×fyv×cot φ
At Tn = 0.3058152881
=
s 2× Ao×fyv×cot φ
Av Vs = 0.213907168737473
=
s fy×d
f. Memilih sengkang.
2× At Av = 0.825537744848038
+
s s
= 0.297349465093057
= 0.354609929078014
2× At Av terbesar = 0.8255377448
+
s s
s= 121.714604361907 mm
Vs = Av fyv d / s = 43456.306889 N
Vs maksimum = 166959.74232 N
Vs < Vs maksimum, sehingga sesuai dengan ketentuan.
Ph = 106 mm
8
300 mm
Jarak sengkang maksimum terhadap geser;
83479.8711599922 N
Vs < 1/3(f'c)^0,5 bw d, maka;
s maksimum = 600 mm
s maksimum = d/2 = 112 mm
s terkecil = 106 mm
s digunakan = 90 mm
1 bw × s = 31.9148936170213 mm²
×
3 fyv
luas tulangan sengkang > dari luas minimum, sehingga sesuai dengan ketentuan.
At fyv
Al = ×Ph× ×cot 2 φ = 156.26377078 mm²
s fyt
Al minimum;
menghitung jarak pusat tulangan bawah terdalam terhadap serat beton terluar yb;
selimut beton bawah = x1 = 40 mm
diameter tulangan geser = x2 = 8 mm
diameter tulangan lentur = x3 = 13 mm
spasi bersih tulangan lentur bawah antar lapis= x 40 mm
yb = x1 + x2 + x3 + x4 + 1/2.x3 = 107.5 mm
menghitung jarak pusat tulangan atas terdalam terhadap serat beton terluar ya;
selimut beton atas = x1 = 80 mm
diameter tulangan geser = x2 = 8 mm
diameter tulangan lentur = x3 = 13 mm
spasi bersih tulangan lentur atas antar lapis= x4 = 50 mm
ya = x1 + x2 + x3 + x4 + 1/2.x3 =
ya = 157.5 mm
h= 350 mm
jarak antar yb dan ya (y) = h - (yb + ya) = 85 mm
fy = 235 Mpa
fc' = 20 Mpa
d= 224 mm
Vn = Vs + vc
Vc = ( (√fc')/6) .b.d
Vs = (Av.fy.d)/s
Av = 2.(¼.π.db²)
Vc = 41739.94 N
φ Vc 31304.9516849971 N
maka Vc < Vn , jadi, perlu tulangan geser.
φ Vn≥Vu
φ Vc+ φ Vs≥Vu
φ Vc+ φ Vs=Vn=Vu
φVs
31304.9516849971 + = 53456.053 N
φVs = 22151.101721 N
0.75 Vs = 22151.1017206685 N
Vs = 29534.8022942247 N
Av×fy×d
Vs=
s
Av Vs
=
s fy×d
Av
= 0.561071472154725
s
Menentukan sengkang.
2× At Av = 0.561071472154725
+
s s
= 0.354609929078014
2× At Av terbesar = 0.5610714722
+
s s
s= 179.085918615892 mm
Ph = 106 mm
8
300 mm
Jarak sengkang maksimum terhadap geser pada 2H dari ujung tumpuan;
300 mm
d/4 56 mm
8 Ф tul. Longitudinal terkecil = 104 mm
24 Ф tul. Sengkang = 192 mm
s terkecil = 56 mm
s digunakan = 40 mm
s bersih = s digunakan - diameter tulangan sengkang
s bersih = 32 mm
s bersih minimum = db sengkang = 8 mm
s bersih minimum = 25 mm
s bersih minimum digunakan = yang terbesar = 25 mm
s bersih > s bersih minimum, sehingga sesuai dengan ketentuan.
fy = 390 Nmm
α= 1.3
β= 1
λ= 1
db = 13 mm
fc' = 20 Nmm
ASterpasang = 530.93 mm2
d= 269.00 mm
a= 48.72 mm
Mu positif = 19728433.54 MPa
Ø= 0.85
Mn perlu = Ø Mu = 23209921.81 MPa
n perlu /( fy (d - a/2)) = 243.27 mm²
ld minimum = 300 mm
panjang penyaluran terpanjang = 332.44 mm
panjang penyaluran yang digunakan = 350 mm
fy = 390 Nmm
α= 1.3
β= 1
λ= 1
db = 13 mm
fc' = 20 Nmm
sang = As aktual - As2 = 530.93 mm2
d= 224.00 mm
d' = ds negatif = 126.00 mm
a= 48.72 mm
Mu1 negatif = 17425718.32 MPa
Ø= 0.85
Mn perlu = Mu1/Ø = 20500845.09 MPa
As' = 530.93 mm²
fy = 390 Nmm
α= 1.3
β= 1
λ= 1
db = 13 mm
fc' = 20 Nmm
As perlu = As2 = 108.63 mm2
As terpasang = As2 = 108.63 mm2
d b f y
l db = 290.68883707 mm
4 fc '
As perlu
l d =l db × = 290.68883707 mm
As terpasang
l d min=200 mm = 290.68883707 mm
panjang penyaluran terpanjang = 290.68883707 mm
panjang penyaluran digunakan = 300 mm
100×d b 290.68883707 mm
l hb= =
√ fc '
As perlu fy
l dh=l hb× × = 133.19041139 mm
Asterpasang 400
ldh min≥8×db = 104 mm
ldh min≥150 mm = 150 mm
bengkokan 1800
penyaluran = 4db = 52 mm
ldhmin≥8×db = 104 mm
ldh min≥150 mm = 150 mm
bengkokan 1800
penyaluran = 4db = 52 mm
Panjang penyaluran berkait untuk tulangan atas yang terletak pada ujungi balok kantilever
adalah panjang penyaluran tulangan tarik berkait momen negatif, yaitu;
Panjang penyaluran berkait untuk tulangan atas yang terletak pada ujungi balok kantilever
adalah panjang penyaluran tulangan tarik berkait momen negatif, yaitu;
Panjang penyaluran berkait untuk tulangan bawah yang terletak pada ujung balok kantilever
adalah yang terbesar dari panjang penyaluran tulangan tarik berkait momen negatif dan
panjang penyaluran tulangan tarik berkait momen positif, yaitu;
(
λ d ≤ 1,3
Mn
Vu )
+ λa
Mn = 50655787.5187204 Nmm
Vu = 39750.0067067525 N
d= 269 mm
12 db = 156 mm
λa = 269 mm
λ d ≤ 1,3
( Mn
Vu )
+ λa
λd = 725.56 mm
λd <
( 1,3
Mn
Vu)+ λa= 1925.6669852 mm
Jadi, diameter tulangan tarik momen positif yang digunakan sesuai dengan ketentuan.
Pada balok induk tulangan lentur diteruskan dari bentang satu kebentang di
sebelahnya, jadi penyaluran tulangan lentur telah terpenuhi. Untuk sambungan
tulangan lentur, sambungan tulangan tulangan tarik momen positif disambung pada
bagian tumpuan, sedangkan sambungan tulangan tarik momen negatif berada pada
tengah bentang dari bentang balok 5 m dan 6 m. Sedangkan pada balok kantilever
pada ujung pemutusan tulangan tarik di beri penyaluran kait sepanjang 12 db.
Pada balok induk tulangan lentur diteruskan dari bentang satu kebentang di
sebelahnya, jadi penyaluran tulangan lentur telah terpenuhi. Untuk sambungan
tulangan lentur, sambungan tulangan tulangan tarik momen positif disambung pada
bagian tumpuan, sedangkan sambungan tulangan tarik momen negatif berada pada
tengah bentang dari bentang balok 5 m dan 6 m. Sedangkan pada balok kantilever
pada ujung pemutusan tulangan tarik di beri penyaluran kait sepanjang 12 db.
db = 13 mm
Tulangan tarik;
ld = 725.56 mm
Digunakan sambungan kelas B
Panjang sambungan kelas B = 1,3 ld = 943.22713854 mm
Tulangan tekan;
Panjang sambungan lewatan tekan = 0.07 fy db = 364 mm
Tulangan tarik;
db = 13 mm
ld = 725.56 mm
Digunakan sambungan kelas B
Panjang sambungan kelas B = 1,3 ld = 943.22713854 mm
Tulangan tekan;
db = 13 mm
Panjang sambungan lewatan tekan = 0.07 fy db = 208 mm
14. Perencanaan penyaluran kait dan luas sengkang tambahan pada balok
kantilever.
Pada balok kantilever, pada ujung pemutusan tulangan diberi kait 90° dengan panjang 12 db
dan pada titik pemutusan tulangan tarik itu dipasang sengkang tambahan yang luasnya tidak
kurang dari 0,4 bw s / fy pada jarak 3/4 dari tinggi efektif balok kantilever.
Av/s = 2× At + Av
s s
Av/s = 0.825537744848038
Av/s total = Av/s + Av/s tambahan 1.0819480013
A sengkang = #REF! mm²
Jadi pada jarak 3/4 tinggi efektif yaitu 500 mm dari pemutusan tulangan tarik dipasang
sengkang Ø19-70mm.
db = 8 mm
Panjan kait 90° = 12 db = 96 mm
Panjang kait 90° digunakan = 100 mm
Kait sengkang pengikat berfungsi untuk tempat mengikat tulangan lentur bagian tengah lebar
balok agar posisinya tetap. Baja tulangan yang digunakan untuk sengkang pengikat adalah
baja tulangan polos dengan diameter tulangan sengkang adalah 8 mm, maka dipakai panjang
kait = 6 db dengan bengkokan 90° pada ujung bebas kait.
Kait sengkang pengikat berfungsi untuk tempat mengikat tulangan lentur bagian tengah lebar
balok agar posisinya tetap. Baja tulangan yang digunakan untuk sengkang pengikat adalah
baja tulangan polos dengan diameter tulangan sengkang adalah 8 mm, maka dipakai panjang
kait = 6 db dengan bengkokan 90° pada ujung bebas kait.
db = 8 mm
panjan kait 90° = 6 db = 48 mm
panjang kait 90° digunakan = 50 mm
Gambar Panjang kait pada sengkang dan sengkang pengikat balok B30X80.
buah
/ (jumlah tulangan - 1)
n positif.
buah
/ (jumlah tulangan - 1)
negatif.
0.002
ngi balok kantilever
ngi balok kantilever
Hasil analisis struktur dengan menggunakan SAP 2000 adalah sebagai berikut;
-12448359.3477645
Mu - = 12448359.3 Nmm
Mu+ = 9783547.48688982 Nmm
Vu = 15252.8770415794 N
Tu = 1414991.37476038 Nmm
Pu = 18610.6474283942 N
Tebal balok lebih besar dari tebal minimum, maka lendutan tidak dihitung.
ρ min =
1,4
atau ρmin =
√ fc '
fy 4 , fy
ρmax =0 , 75 . [ fy ][
0 , 85 . fc ' . β 600
.
600+fy ]
ρmax =0 , 75 . [ fy ][
0 , 85 . fc ' . β 600
.
600+fy ]
Rn = 0.554566285010023
ρperlu = 0.00144594711552823
ρmin = 0.00358974358974359
ρmin = 0.00286675381730742
ρmax= 0.0168414918414918
maka digunakan ρ = 0.0014459471
digunakan tulangan = 10 mm
n= 1.36696681089853
di pakai = 2 buah
As aktual = 157.08 mm2
D tul gsr = 19 mm
jumlah tul. tiap lapis
terbanyak = 2 buah
Spasi (s) maksimum tulangan lentur yang berada paling dekat dengan permukaan tarik
;
fy = 390 MPa
fs = 0,6 fy = 234 MPa
selimut bersih beton cc = 40 mm
s maksimum = (95000/fs) - (2,5 cc) = 305.98290598 mm
s maksimum = 300 (252 / fs) = 323.07692308 mm
s maksimum digunakan = yang terkecil = 305.98290598 mm
Spasi (s) tulangan lentur yang berada paling dekat dengan permukaan tarik ;
Spasi (s) tulangan lentur yang berada paling dekat dengan permukaan tarik ;
b= 250 mm
selimut beton samping = 40 mm
db sengkang = 8 mm
db tulangan lentur = 10 mm
jumlah tulangan lentur pada baris yang paling dekat permukaan tarik = 2
s = (b - 2.selimut beton samping - 2.db sengkang - db tulangan lentur) / (jumlah tulangan - 1)
s= 144 mm
s < s maksimum, sehingga sesuai dengan ketentuan.
Jika sambungan lewatan tulangan tepi berbeda tempat dengan sambungan lewatan tulangan
lentur tengah, maka;
sisa spasi untuk sambungan pada tulangan tepi > 0, jadi tulangan bisa dipasang.
sisa spasi untuk sambungan pada tulangan tengah > 0, jadi tulangan bisa dipasang.
digunakan tulangan lentur 2 D10.
Mencari jarak titik berat tulangan momen positif total terhadap serat beton terluar bagian
bawah;
Pada daerah yang menerima momen negatif digunakan tulangan rangkap dalam
Pada daerah yang menerima momen negatif digunakan tulangan rangkap dalam
desainnya, karena tulangan momen positif diteruskan sepanjang bentang dan juga
sebaliknya, momen negatif diteruskan sepanjang bentang, sedangkan momen negatif
lebih besar dari momen positif, sehingga tulangan momen positif tersebut difungsikan
sebagai tulangan tekan yang akan diimbangi oleh tulangan As2 pada tulangan tarik.
As' = As2 = 0 mm²
Mn2 = As2 x fy x (d-d') = 0 Nmm
Mu = 12448359.3 Nmm
Mn = Mu / 0.8 = 15560449.2 Nmm
Mn1 = Mn - Mn2 = 15560449.2 Nmm
Mu1 = Mn1 x 0.8 = 12448359.3477645 Nmm
1,4
ρmin = √
atau fc '
ρmin =
fy 4 , fy
ρb=0 ,75 . [ fy
.][
0 , 85 . fc ' . β 600
600+ fy ]
As' = 0
'
bd
ρ ' .f 'c
ρ max =0 , 75. ρ b +
fy
Mn = 0.811189989949335
ρperlu = 0.00213211883259642
ρmin = 0.00358974358974359
ρmin = 0.00286675381730742
ρb = 0.0168414918414918
ρ max= 0.0126311188811189
maka digunakan ρ = 0.00213211883259642
digunakan tulangan = 10 mm
A = 0,7854 db² = 78.54 mm2
n= 1.87992397704739
di pakai = 2 buah
As aktual = 157.08 mm2
D tul gsr = 19 mm
jumlah tul. tiap lapis
terbanyak = 2 buah
Spasi (s) maksimum tulangan lentur yang berada paling dekat dengan permukaan tarik
;
fy = 390 MPa
fs = 0,6 fy = 234 MPa
selimut bersih beton cc = 60 mm
s maksimum = (95000/fs) - (2,5 cc) = 255.98290598 mm
s maksimum = 300 (252 / fs) = 323.07692308 mm
s maksimum digunakan = yang terkecil = 255.98290598 mm
Spasi (s) tulangan lentur yang berada paling dekat dengan permukaan tarik ;
b= 250 mm
selimut beton samping = 40 mm
db sengkang = 8 mm
db tulangan lentur = 10 mm
jumlah tulangan lentur pada baris yang paling dekat permukaan tarik = 2
s = (b - 2.selimut beton samping - 2.db sengkang - db tulangan lentur) / (jumlah tulangan - 1)
s= 144 mm
s < s maksimum, sehingga sesuai dengan ketentuan.
Spasi bersih tulangan tarik minimum dalam lapis yang sama;
> atau = db = 10 mm
> atau = 25 mm
spasi bersih tulangan minimum digunakan = 25 mm
Jika sambungan lewatan tulangan tepi berbeda tempat dengan sambungan lewatan tulangan
lentur tengah, maka;
Mencari jarak titik berat tulangan momen negatif total terhadap serat terluar beton bagian
atas;
Mencari jarak titik berat tulangan momen negatif total terhadap serat terluar beton bagian
atas;
a. Tumpuan.
1) Momen positif.
luas tulangan atas : As atas = 157.08 mm²
luas tulangan bawah : As = 157.08 mm²
Kondisi I:
Yaitu dalam keadaan tulangan tarik dan tekan sudah leleh.
As' = 0
As2 = As'= 0
As = As1 + As2
As1 = As- As2 = 157.08 mm²
a = (As1.fy)/(0.85.fc'.b) = 14.4144 mm
c = a/0,85 = 16.958117647 mm
Menghitung jarak tulangan tarik terjauh terhadap serat tarik beton terluar yta;
selimut beton bawah = x1 = 40 mm
diameter tulangan geser = x2 = 8 mm
diameter tulangan lentur = x3 = 10 mm
spasi bersih tulangan bawah antar lapis = x4 = 40 mm
h= 350 mm
h-c= 333.041882352941 mm
h - c > yta, jadi semua tulangan atas berada pada sisi tarik beton
dan semua tulangan atas bisa difungsikan sebagai tulangan tarik.
f y
ε y= = 0.00195
Es
karena εs > εy, maka benar, bahwa baja tulangan tarik telah leleh.
Mn = Mn1 + Mn2
Mn = As1.fy(d-a/2) + As' fs' (d-d')
Mn = As1.fy(d-a/2) + 0
Mn = 17753054.67936 Nmm
ΦMn = 14202443.743488 Nmm
ΦMn > Mu, jadi sesuai dengan ketentuan.
2) Momen negatif.
Kondisi I:
Yaitu dalam keadaan tulangan tarik maupun tekan sudah leleh.
a = (As1.fy)/(0.85.fc'.bw) = 14.4144 mm
c = a/0,85 = 16.958117647 mm
Mencari jarak titik berat tulangan tekan total terhadap serat beton terluar bagian bawah;
f y
ε y= = 0.00195
Es
maka baja tulangan tarik dan baja tulangan tekan telan leleh
sehingga dilakukan analisis pada kondisi I.
Mn = Mn1 + Mn2
Mn = As1.fy(d-a/2) + As' fs' (d-d')
Mn = As1.fy(d-a/2) + 0
Mn = 16527830.67936 Nmm
ΦMn = 13222264.543488 Nmm
dari SAP 2000 Mu = 12448359.3 Nmm
ΦMn > Mu, jadi sesuai dengan ketentuan.
Kondisi II:
Yaitu dalam keadaan baja tulangan tarik telah leleh dan baja tulangan tekan belum
leleh. Persamaan berikut ini ditulis dengan menyamakan tekanan total pada beton
tekan ( 0.85 fc' Ac ) dan tulangan tekan (As' fs') dengan tarikan total pada tulangan
tarik (As fy). Letak sumbu netral c adalah satu-satunya variabel yang tidak diketahui,
dan dapat ditentukan dengan persamaan berikut ini:
tarik (As fy). Letak sumbu netral c adalah satu-satunya variabel yang tidak diketahui,
dan dapat ditentukan dengan persamaan berikut ini:
Cc + Cs = T
(0,85.fc'.b.a) + (As' (0.003 Es (c-d')/c) = As fy
(0,85.fc'.b.β1 c) + (As' (0.003 Es (c-d')/c) = As fy
(0,85.fc'.b.0.85 c) + (As' (0.003 x 200000 (c-d')/c) = As fy
(0,85.fc'.b.β1)c² + (600.As' - As.fy)c - 600.d'.As' = 0
untuk c = x1 = 16.9581176470588 ;
Ax² = 1038874.6368
Bx = -1038874.6368
C 0
Ax² + Bx + C = 0
sehingga nilai untuk c sudah benar.
untuk c = x2 = 0 ;
Ax² = 0
Bx = 0
C 0
Ax² + Bx + C = 0
sehingga nilai untuk c sudah benar.
h= 350 mm
h-c= 333.041882352941 mm
h - c > yta, jadi semua tulangan atas berada pada sisi tarik beton
dan semua tulangan atas bisa difungsikan sebagai tulangan tarik.
Menghitung jarak tulangan tekan terjauh terhadap serat tekan beton terluar yte;
selimut beton bawah = x1 = 40 mm
diameter tulangan geser = x2 = 8 mm
diameter tulangan lentur = x3 = 10 mm
spasi bersih tulangan bawah antar lapis = x4 = 40 mm
yte = x1 + x2 + (x3/2) = 53 mm
menghitung Mn;
εs = (d-c) 0,003/c = 0.0460030802530803
εs' = (c-d') 0,003/c = 0.003
εs > εy > εs' , maka benar bahwa tulangan baja tarik telah leleh, tul tekan belum leleh.
a = 0,85.c = 14.4144 mm
Untuk SRPMM , kuat lentur positif pada muka kolom tidak boleh lebih kecil dari sepertiga
kuat lentur negatifnya pada muka tersebut. Sedangkan kuat lentur negatif maupun kuat
lentur positif pada setiap irisan penampang disepanjang bentang tidak boleh kurang dari
seperlima kuat lentur yang terbesar yang disediakan pada kedua muka kolom dikedua ujung
komponen struktur tersebut, dan hitung sebagai berikut;
b. Lapangan.
1) Momen positif.
luas tulangan atas : As atas = 157.08 mm²
luas tulangan bawah : As = 157.08 mm²
Kondisi I:
Yaitu dalam keadaan tulangan tarik maupun tekan sudah leleh.
As' = 0
As2 = As' =0
As = As1 + As2
As1 = As - As2= 157.08 mm2
a = (As1.fy)/(0.85.fc'.b) = 14.4144 mm
c = a/0,85 = 16.9581176470588 mm
Menghitung jarak tulangan tarik terjauh terhadap serat tarik beton terluar yta;
selimut beton bawah = x1 = 40 mm
diameter tulangan geser = x2 = 8 mm
diameter tulangan lentur = x3 = 10 mm
spasi bersih tulangan bawah antar lapis = x4 = 40 mm
h= 350 mm
h-c= 333.041882352941 mm
h - c > yta, jadi semua tulangan atas berada pada sisi tarik beton
dan semua tulangan atas bisa difungsikan sebagai tulangan tarik.
fy
ε y= = 0.00195
Es
εs > εy, maka benar bahwa baja tulangan tarik telah leleh.
Mn = Mn1 + Mn2
Mn = As1.fy(d-a/2) + As' fs' (d-d')
Mn = As1.fy.(d-a/2) + 0
Mn = 17753054.67936 Nmm
ΦMn = 14202443.743488 Nmm
dari SAP, Mu = 9783547.5 Nmm
ΦMn > Mu, jadi sesuai dengan ketentuan.
2) Momen negatif.
Kondisi I:
Yaitu dalam keadaan tulangan tarik maupun tekan sudah leleh.
As2 = As' = 0
As = As1 + As2 =
As1 = As - As2 = 157.08 mm2
a = (As1.fy)/(0.85.fc'.bw) = 14.4144 mm
c = a/0,85 = 16.9581176470588 mm
Mencari jarak titik berat tulangan tekan total terhadap serat beton terluar bagian bawah;
f y
ε y= =
Es 0.00195
maka baja tulangan tarik dan baja tulangan tekan sudah leleh,
sehingga dilakukan analisis pada kondisi I.
Mn = Mn1 + Mn2
Mn = As1.fy(d-a/2) + As' fs' (d-d')
Mn = As1.fy.(d-a/2) + 0
Mn = 16527830.67936 Nmm
ΦMn = 13222264.543488 Nmm
dari SAP, Mu = 12448359.3 Nmm
ΦMn > Mu, jadi sesuai dengan ketentuan.
Kondisi II:
Yaitu dalam keadaan tulangan tarik leleh dan tulangan tekan belum leleh, persamaan
berikut ini ditulis dengan menyamakan tekanan total pada beton tekan ( 0.85 fc' Ac )
dan tulangan tekan (As' fs') dengan tarikan total pada tulangan tarik (As fy). Letak
sumbu netral c adalah satu-satunya variabel yang tidak diketahui, dan dapat ditentukan
dengan persamaan berikut ini:
dengan persamaan berikut ini:
Cc + Cs = T
(0,85.fc'.b.a) + (As' (0.003 Es (c-d')/c) = As fy
(0,85.fc'.b.β1 c) + (As' (0.003 Es (c-d')/c) = As fy
(0,85.fc'.b.0.85 c) + (As' (0.003 x 200000 (c-d')/c) = As fy
(0,85.fc'.b.β1)c² + (600.As' - As.fy)c - 600.d'.As' = 0
untuk c = x1 = 16.9581176470588 ;
Ax² = 1038874.6368
Bx = -1038874.6368
C 0
Ax² + Bx + C = 0
sehingga nilai untuk c sudah benar.
untuk c = x2 = 0 ;
Ax² = 0
Bx = 0
C 0
Ax² + Bx + C = 0
sehingga nilai untuk c sudah benar.
Menghitung jarak tulangan tarik terjauh terhadap serat tarik beton terluar yta;
selimut beton atas = x1 = 60 mm
diameter tulangan geser = x2 = 8 mm
diameter tulangan lentur = x3 = 10 mm
spasi bersih tulangan bawah antar lapis = x4 = 50 mm
h= 350 mm
h-c= 333.041882352941 mm
h - c > yta, jadi semua tulangan atas berada pada sisi tarik beton
dan semua tulangan atas bisa difungsikan sebagai tulangan tarik.
Menghitung jarak tulangan tekan terjauh terhadap serat tekan beton terluar yte;
selimut beton bawah = x1 = 40 mm
diameter tulangan geser = x2 = 8 mm
diameter tulangan lentur = x3 = 10 mm
spasi bersih tulangan bawah antar lapis= x4 = 40 mm
Menghitung Mn;
εs = (d-c) 0,003/c = 0.0460030802530803
εs' = (c-d') 0,003/c = -0.0063760406260406
εs > εy > εs' , maka benar bahwa tulangan tarik telah leleh dan tul tekan belum leleh
a = 0,85.c = 14.4144 mm
Untuk SRPMM , kuat lentur negatif maupun kuat lentur positif pada setiap irisan penampang
disepanjang bentang tidak boleh kurang dari seperlima kuat lentur yang terbesar yang
disediakan pada kedua muka kolom dikedua ujung komponen struktur tersebut, dan hitung
sebagai berikut;
Untuk tumpuan dan lapangan digunakan jumlah dan tulangan yang sama.
Tulangan Momen Positif.
As = 157.08 mm²
β1 = 0.85 untuk f'c ≤ 30 Mpa
b= 250 mm
d= 297 mm
f'c = 20 Mpa
fy = 390 Mpa
Es = 200000 Mpa
c seimbang = 0 , 003 = 180 mm
d
fy
0 , 003+
Es
a = β1 c = 153 mm
Gambar regangan balok B30X80 untuk momen positif dalam keadaan seimbang.
Gambar tegangan balok B30X80 untuk momen positif dalam keadaan seimbang.
a = β1 c = 142.69696969697 mm
Gambar tegangan balok B30X80 untuk momen negatif dalam keadaan seimbang.
w= 0.000011.β1.fs. ³√(dc . A)
β1 = 1.2
fs = teg tul baja aktual diambil 0.6 fy
dc = jarak titik berat tul pokok ke serat tarik terluar
Ae = luas efektif beton yang mengelilingi batang baja tul pokok tarik
m = jumlah tulangan
A=Ae/m
Untuk tumpuan dan lapangan digunakan jumlah dan tulangan yang sama.
1) Momen positif.
b= 250 mm
h= 350 mm
d= 297 mm
β1 = 1.2
fy = 390 Mpa
dc = 64 mm
ds = 53 mm
m= 2
2 ds = 106 mm
Ae = 2ds b = 26500 mm²
A= Ae /m = 13250 mm²
w= 0.000011 . β1 . fs . ³√(dc . A)
w= 0.292362548790108 mm
W < 0.4 mm, jadi lebar retak sesuai dengan ketentuan.
2) Momen negatif.
b= 250 mm
h= 350 mm
d= 277 mm
β1 = 1.2
fy = 390 Mpa
dc = 84 mm
ds = 73 mm
m= 2
2 ds = 146 mm
Ae = 2dsx b 36500 mm2
A = Ae /m 18250 mm2
fy = 235 Mpa
fc' = 20 Mpa
d= 277 mm
Vn = Vs + vc
Vc = ( (√fc')/6) .b.d
Vs = (Av.fy.d)/s
Av = 2.(¼.π.db²)
Vc = 51615.90 N
φ Vc = 38711.9268604651 N
φ Vn≥Vu
φ Vc+ φ Vs≥Vu
φ Vc+ φ Vs=Vn=Vu
38711.9268604651 + Vs = 15252.877 N
Vs = -23459.04982 N
0.75 Vs = -23459.04982 N
Vs = -31278.7330918476 N
Av×fy×d
Vs=
s
Av Vs
=
s fy×d
Av = 0
s
φ √ f ' c A cp
2
Tu≤ × = 1783322.443 mm³
12 Pcp
Tc >Tu,maka tidak diperlukan tulangan torsi
[
x 1=bw−2 sel . samping+
φ sengkang
2 ] = 162 mm
[
y1=h− sel.bawah+
φsengkang
2 ][
− sel. atas+
φ sengkang
2 ] = 262 mm
d= 277 mm
√( Vu 2
bw×d
+ ) (
Tu×Ph 2
2
1,7×A oh
≤φ (
Vc
bw×d )
+
2 √f ' c
3
) =
Tu = 1886655.16634717 Nmm
Tn=
φ
At Tn = 0
=
s 2× Ao×fyv×cot φ
Av Vs = 0
=
s fy×d
f. Memilih sengkang.
2× At Av = 0
+
s s
= 0.297349465093057
= 0.354609929078014
2× At Av terbesar = 0.3546099291
+
s s
s= 283.3536 mm
Vs = Av fyv d / s = 23083.333333 N
Vs maksimum = 206463.60992 N
Vs < Vs maksimum, sehingga sesuai dengan ketentuan.
103231.80496124 N
Vs < 1/3(f'c)^0,5 bw d, maka;
s maksimum = 600 mm
s maksimum = d/2 = 138.5 mm
s terkecil = 138.5 mm
s digunakan = 120 mm
1 bw × s = 42.5531914893617 mm²
×
3 fyv
luas tulangan sengkang > dari luas minimum, sehingga sesuai dengan ketentuan.
At fyv
Al = ×Ph× ×cot 2 φ
s fyt
At fyv
Al = ×Ph× ×cot 2 φ = 0 mm²
s fyt
Al minimum;
Al digunakan = 0 mm²
As tul torsi long = 132.7326 mm²
menghitung jarak pusat tulangan bawah terdalam terhadap serat beton terluar yb;
selimut beton bawah = x1 = 40 mm
diameter tulangan geser = x2 = 8 mm
diameter tulangan lentur = x3 = 10 mm
spasi bersih tulangan lentur bawah antar lapis= x 40 mm
yb = x1 + x2 + 1/2.x3 = 53 mm
menghitung jarak pusat tulangan atas terdalam terhadap serat beton terluar ya;
selimut beton atas = x1 = 60 mm
diameter tulangan geser = x2 = 8 mm
diameter tulangan lentur = x3 = 10 mm
spasi bersih tulangan lentur atas antar lapis= x4 = 50 mm
ya = x1 + x2 + 1/2.x3 =
ya = 73 mm
h= 350 mm
jarak antar yb dan ya (y) = h - (yb + ya) = 224 mm
Vu akibat 2E = 17078.1897375772 N
Vu terpakai= 17078.1897375772 N
fy = 235 Mpa
fc' = 20 Mpa
d= 277 mm
Vn = Vs + vc
Vc = ( (√fc')/6) .b.d
Vs = (Av.fy.d)/s
Av = 2.(¼.π.db²)
Vc = 51615.90 N
φ Vc 38711.9268604651 N
maka Vc > Vn , jadi, tidak perlu tulangan geser
φ Vn≥Vu
φ Vc+ φ Vs≥Vu
φ Vc+ φ Vs=Vn=Vu
φVs
38711.9268604651 + = 17078.19 N
φVs = -21633.73712 N
0.75 Vs = -21633.7371228879 N
Vs = -28844.9828305172 N
Av×fy×d
Vs=
s
Av Vs
=
s fy×d
Av
= 0
s
f. Menentukan sengkang.
2 At Av = 0
s s
= 0.297349465093057
= 0.354609929078014
2× At Av terbesar = 0.3546099291
+
s s
s= 283.3536 mm
Ph = 106 mm
8
300 mm
Jarak sengkang maksimum terhadap geser pada 2H dari ujung tumpuan;
300 mm
d/4 69.25 mm
8 Ф tul. Longitudinal terkecil = 104 mm
24 Ф tul. Sengkang = 192 mm
s terkecil = 69.25 mm
s digunakan = 50 mm
s bersih = s digunakan - diameter tulangan sengkang
s bersih = 42 mm
s bersih minimum = db sengkang = 8 mm
s bersih minimum = 25 mm
s bersih minimum digunakan = yang terbesar = 25 mm
s bersih > s bersih minimum, sehingga sesuai dengan ketentuan.
fy = 390 Nmm
α= 1.3
β= 1
λ= 1
db = 10 mm
fc' = 20 Nmm
ASterpasang = 157.08 mm2
d= 297.00 mm
a= 14.41 mm
Mu positif = 9783547.49 MPa
Ø= 0.85
Mn perlu = Ø Mu = 11510055.87 MPa
n perlu /( fy (d - a/2)) = 101.84 mm²
ld minimum = 300 mm
panjang penyaluran terpanjang = 361.85 mm
panjang penyaluran yang digunakan = 400 mm
fy = 390 Nmm
α= 1.3
β= 1
λ= 1
db = 10 mm
fc' = 20 Nmm
sang = As aktual - As2 = 157.08 mm2
d= 277.00 mm
d' = ds negatif = 73.00 mm
a= 14.41 mm
Mu1 negatif = 12448359.35 MPa
Ø= 0.85
Mn perlu = Mu1/Ø = 14645128.64 MPa
As' = 157.08 mm²
fy = 390 Nmm
α= 1.3
β= 1
λ= 1
db = 10 mm
fc' = 20 Nmm
As perlu = As2 = 0.00 mm2
As terpasang = As2 = 0.00 mm2
d b f y
l db = 223.60679775 mm
4 fc '
As perlu
l d =l db ×
As terpasang
As perlu
l d =l db × = #DIV/0! mm
As terpasang
l d min=200 mm = #DIV/0! mm
panjang penyaluran terpanjang = #DIV/0!
panjang penyaluran digunakan = #DIV/0! mm
100×d b 223.60679775 mm
l hb= =
√ fc '
As perlu fy
l dh=l hb× × = 144.97374006 mm
Asterpasang 400
ldh min≥8×db = 80 mm
ldh min≥150 mm = 150 mm
bengkokan 1800
penyaluran = 4db = 40 mm
ldhmin≥8×db = 80 mm
ldh min≥150 mm = 150 mm
bengkokan 1800
penyaluran = 4db = 40 mm
Panjang penyaluran berkait untuk tulangan atas yang terletak pada ujungi balok kantilever
adalah panjang penyaluran tulangan tarik berkait momen negatif, yaitu;
Panjang penyaluran berkait untuk tulangan bawah yang terletak pada ujung balok kantilever
adalah panjang penyaluran tulangan tarik berkait momen positif, yaitu;
(
λ d ≤ 1,3
Mn
Vu )
+ λa
Mn = 17753054.67936 Nmm
Vu = 15252.8770415794 N
d= 297 mm
12 db = 120 mm
λa = 297 mm
(
λ d ≤ 1,3
Mn
Vu )
+ λa
λd = 558.12 mm
λd <
( 1,3
Mn
Vu)+ λa= 1810.0896958 mm
Jadi, diameter tulangan tarik momen positif yang digunakan sesuai dengan ketentuan.
Pada balok induk tulangan lentur diteruskan dari bentang satu kebentang di
sebelahnya, jadi penyaluran tulangan lentur telah terpenuhi. Untuk sambungan
tulangan lentur, sambungan tulangan tulangan tarik momen positif disambung pada
bagian tumpuan, sedangkan sambungan tulangan tarik momen negatif berada pada
tengah bentang dari bentang balok 5 m dan 6 m. Sedangkan pada balok kantilever
pada ujung pemutusan tulangan tarik di beri penyaluran kait sepanjang 12 db.
db = 10 mm
Tulangan tarik;
ld = 558.12 mm
Digunakan sambungan kelas B
Panjang sambungan kelas B = 1,3 ld = 725.55933734 mm
Tulangan tekan;
Panjang sambungan lewatan tekan = 0.07 fy db = 280 mm
Tulangan tekan;
db = 10 mm
Panjang sambungan lewatan tekan = 0.07 fy db = 160 mm
14. Perencanaan penyaluran kait dan luas sengkang tambahan pada balok
kantilever.
Pada balok kantilever, pada ujung pemutusan tulangan diberi kait 90° dengan panjang 12 db
dan pada titik pemutusan tulangan tarik itu dipasang sengkang tambahan yang luasnya tidak
kurang dari 0,4 bw s / fy pada jarak 3/4 dari tinggi efektif balok kantilever.
Panjang kait = 12 db = 120 mm
Av tambahan = 0,4 bw s/ fy = 0.2564102564 s mm²
Av tambahan/s = 0.256410256410256
Av/s = 2× At + Av
s s
Av/s = 0
Av/s total = Av/s + Av/s tambahan 0.2564102564
A sengkang = #REF! mm²
βb = rasio tulangan tarik yang diputus terhadap tulangan tarik total pada penampang.
βb = 1
s maksimal = d/(8βb) = 34.625 mm
s digunakan = 30 mm
Jadi pada jarak 3/4 tinggi efektif yaitu 500 mm dari pemutusan tulangan tarik dipasang
sengkang Ø19-70mm.
Gambar Tulangan geser dan kait pada balok B30X80 kantilever.
db = 8 mm
Panjan kait 90° = 12 db = 96 mm
Panjang kait 90° digunakan = 100 mm
db = 8 mm
panjan kait 90° = 6 db = 48 mm
panjang kait 90° digunakan = 50 mm
Gambar Panjang kait pada sengkang dan sengkang pengikat balok B30X80.
buah
/ (jumlah tulangan - 1)
n positif.
buah
/ (jumlah tulangan - 1)
negatif.
0.002
ngi balok kantilever
Hasil analisis struktur dengan menggunakan SAP 2000 adalah sebagai berikut;
-16560658.8667397
Mu - = 16560658.9 Nmm
Mu+ = 9297266.22459018 Nmm
Vu = 26369.2735559417 N
Tu = 2376822.15488482 Nmm
Pu = 4224.59364801644 N
Tebal balok lebih besar dari tebal minimum, maka lendutan tidak dihitung.
ρmin = √
1,4 fc '
ρ min = atau
fy 4 , fy
ρmax =0 , 75 . [ fy ][
0 , 85 . fc ' . β 600
.
600+fy ]
ρmax =0 , 75 . [ fy ][
0 , 85 . fc ' . β 600
.
600+fy ]
Rn = 0.652082805523305
ρperlu = 0.0017053668304218
ρmin = 0.00358974358974359
ρmin = 0.00286675381730742
ρmax= 0.0168414918414918
maka digunakan ρ = 0.0017053668
digunakan tulangan = 10 mm
n= 4.11014845595402
di pakai = 5 buah
As aktual = 392.7 mm2
D tul gsr = 19 mm
jumlah tul. tiap lapis
terbanyak = 3 buah
Spasi (s) maksimum tulangan lentur yang berada paling dekat dengan permukaan tarik
;
fy = 390 MPa
fs = 0,6 fy = 234 MPa
selimut bersih beton cc = 50 mm
s maksimum = (95000/fs) - (2,5 cc) = 280.98290598 mm
s maksimum = 300 (252 / fs) = 323.07692308 mm
s maksimum digunakan = yang terkecil = 280.98290598 mm
Spasi (s) tulangan lentur yang berada paling dekat dengan permukaan tarik ;
b= 250 mm
selimut beton samping = 50 mm
db sengkang = 8 mm
db tulangan lentur = 10 mm
jumlah tulangan lentur pada baris yang paling dekat permukaan tarik = 3
s = (b - 2.selimut beton samping - 2.db sengkang - db tulangan lentur) / (jumlah tulangan - 1)
s= 62 mm
s < s maksimum, sehingga sesuai dengan ketentuan.
Jika sambungan lewatan tulangan tepi berbeda tempat dengan sambungan lewatan tulangan
lentur tengah, maka;
sisa spasi untuk sambungan pada tulangan tepi > 0, jadi tulangan bisa dipasang.
sisa spasi untuk sambungan pada tulangan tengah > 0, jadi tulangan bisa dipasang.
digunakan tulangan lentur 5 D10.
Mencari jarak titik berat tulangan momen positif total terhadap serat beton terluar bagian
bawah;
Mn = 1.49211530238155
ρperlu = 0.00401042387469505
ρmin = 0.00358974358974359
ρmin = 0.00286675381730742
ρb = 0.0168414918414918
ρ max= 0.0126311188811189
maka digunakan ρ = 0.00401042387469505
digunakan tulangan = 10 mm
A = 0,7854 db² = 78.54 mm2
n= 5.66797993550666
di pakai = 6 buah
As aktual = 471.24 mm2
D tul gsr = 19 mm
jumlah tul. tiap lapis
terbanyak = 3 buah
Spasi (s) maksimum tulangan lentur yang berada paling dekat dengan permukaan tarik
;
fy = 390 MPa
fs = 0,6 fy = 234 MPa
selimut bersih beton cc = 50 mm
s maksimum = (95000/fs) - (2,5 cc) = 280.98290598 mm
s maksimum = 300 (252 / fs) = 323.07692308 mm
s maksimum digunakan = yang terkecil = 280.98290598 mm
Spasi (s) tulangan lentur yang berada paling dekat dengan permukaan tarik ;
b= 250 mm
selimut beton samping = 50 mm
db sengkang = 8 mm
db tulangan lentur = 10 mm
jumlah tulangan lentur pada baris yang paling dekat permukaan tarik = 3
s = (b - 2.selimut beton samping - 2.db sengkang - db tulangan lentur) / (jumlah tulangan - 1)
s= 62 mm
s < s maksimum, sehingga sesuai dengan ketentuan.
Jika sambungan lewatan tulangan tepi berbeda tempat dengan sambungan lewatan tulangan
lentur tengah, maka;
Mencari jarak titik berat tulangan momen negatif total terhadap serat terluar beton bagian
atas;
Mencari jarak titik berat tulangan momen negatif total terhadap serat terluar beton bagian
atas;
a. Tumpuan.
1) Momen positif.
luas tulangan atas : As atas = 471.24 mm²
luas tulangan bawah : As = 392.7 mm²
Kondisi I:
Yaitu dalam keadaan tulangan tarik dan tekan sudah leleh.
As' = 0
As2 = As'= 0
As = As1 + As2
As1 = As- As2 = 392.7 mm²
a = (As1.fy)/(0.85.fc'.b) = 36.036 mm
c = a/0,85 = 42.395294118 mm
Menghitung jarak tulangan tarik terjauh terhadap serat tarik beton terluar yta;
selimut beton bawah = x1 = 50 mm
diameter tulangan geser = x2 = 8 mm
diameter tulangan lentur = x3 = 10 mm
spasi bersih tulangan bawah antar lapis = x4 = 40 mm
h= 350 mm
h-c= 307.604705882353 mm
h - c > yta, jadi semua tulangan atas berada pada sisi tarik beton
dan semua tulangan atas bisa difungsikan sebagai tulangan tarik.
f y
ε y= = 0.00195
Es
karena εs > εy, maka benar, bahwa baja tulangan tarik telah leleh.
Mn = Mn1 + Mn2
Mn = As1.fy(d-a/2) + As' fs' (d-d')
Mn = As1.fy(d-a/2) + 0
Mn = 38132340.246 Nmm
ΦMn = 30505872.1968 Nmm
dari SAP 2000 Mu = 9297266.2 Nmm
ΦMn > Mu, jadi sesuai dengan ketentuan.
Gambar penampang balok 30 x 80 untuk momen positif.
2) Momen negatif.
Kondisi I:
Yaitu dalam keadaan tulangan tarik maupun tekan sudah leleh.
a = (As1.fy)/(0.85.fc'.bw) = 43.2432 mm
c = a/0,85 = 50.874352941 mm
Mencari jarak titik berat tulangan tekan total terhadap serat beton terluar bagian bawah;
Mn = Mn1 + Mn2
Mn = As1.fy(d-a/2) + As' fs' (d-d')
Mn = As1.fy(d-a/2) + 0
Mn = 39320469.71424 Nmm
ΦMn = 31456375.771392 Nmm
dari SAP 2000 Mu = 16560658.9 Nmm
ΦMn > Mu, jadi sesuai dengan ketentuan.
Kondisi II:
Yaitu dalam keadaan baja tulangan tarik telah leleh dan baja tulangan tekan belum
leleh. Persamaan berikut ini ditulis dengan menyamakan tekanan total pada beton
tekan ( 0.85 fc' Ac ) dan tulangan tekan (As' fs') dengan tarikan total pada tulangan
tarik (As fy). Letak sumbu netral c adalah satu-satunya variabel yang tidak diketahui,
dan dapat ditentukan dengan persamaan berikut ini:
tarik (As fy). Letak sumbu netral c adalah satu-satunya variabel yang tidak diketahui,
dan dapat ditentukan dengan persamaan berikut ini:
Cc + Cs = T
(0,85.fc'.b.a) + (As' (0.003 Es (c-d')/c) = As fy
(0,85.fc'.b.β1 c) + (As' (0.003 Es (c-d')/c) = As fy
(0,85.fc'.b.0.85 c) + (As' (0.003 x 200000 (c-d')/c) = As fy
(0,85.fc'.b.β1)c² + (600.As' - As.fy)c - 600.d'.As' = 0
untuk c = x1 = 50.8743529411765 ;
Ax² = 9349871.7312
Bx = -9349871.7312
C 0
Ax² + Bx + C = 0
sehingga nilai untuk c sudah benar.
untuk c = x2 = 0 ;
Ax² = 0
Bx = 0
C 0
Ax² + Bx + C = 0
sehingga nilai untuk c sudah benar.
h= 350 mm
h-c= 299.125647058823 mm
h - c > yta, jadi semua tulangan atas berada pada sisi tarik beton
dan semua tulangan atas bisa difungsikan sebagai tulangan tarik.
Menghitung jarak tulangan tekan terjauh terhadap serat tekan beton terluar yte;
selimut beton bawah = x1 = 50 mm
diameter tulangan geser = x2 = 8 mm
diameter tulangan lentur = x3 = 10 mm
spasi bersih tulangan bawah antar lapis = x4 = 40 mm
yte = x1 + x2 + (x3/2) = 63 mm
menghitung Mn;
εs = (d-c) 0,003/c = 0.010891366569938
εs' = (c-d') 0,003/c = 0.003
εs > εy > εs' , maka benar bahwa tulangan baja tarik telah leleh, tul tekan belum leleh.
a = 0,85.c = 43.2432 mm
Untuk SRPMM , kuat lentur positif pada muka kolom tidak boleh lebih kecil dari sepertiga
kuat lentur negatifnya pada muka tersebut. Sedangkan kuat lentur negatif maupun kuat
lentur positif pada setiap irisan penampang disepanjang bentang tidak boleh kurang dari
seperlima kuat lentur yang terbesar yang disediakan pada kedua muka kolom dikedua ujung
komponen struktur tersebut, dan hitung sebagai berikut;
1) Momen positif.
luas tulangan atas : As atas = 471.24 mm²
luas tulangan bawah : As = 392.7 mm²
Kondisi I:
Yaitu dalam keadaan tulangan tarik maupun tekan sudah leleh.
As' = 0
As2 = As' =0
As = As1 + As2
As1 = As - As2= 392.7 mm2
a = (As1.fy)/(0.85.fc'.b) = 36.036 mm
c = a/0,85 = 42.3952941176471 mm
Menghitung jarak tulangan tarik terjauh terhadap serat tarik beton terluar yta;
selimut beton bawah = x1 = 50 mm
diameter tulangan geser = x2 = 8 mm
diameter tulangan lentur = x3 = 10 mm
spasi bersih tulangan bawah antar lapis = x4 = 40 mm
h= 350 mm
h-c= 307.604705882353 mm
h - c > yta, jadi semua tulangan atas berada pada sisi tarik beton
dan semua tulangan atas bisa difungsikan sebagai tulangan tarik.
fy
ε y= = 0.00195
Es
εs > εy, maka benar bahwa baja tulangan tarik telah leleh.
Mn = Mn1 + Mn2
Mn = As1.fy(d-a/2) + As' fs' (d-d')
Mn = As1.fy.(d-a/2) + 0
Mn = 38132340.246 Nmm
ΦMn = 30505872.1968 Nmm
dari SAP, Mu = 9297266.2 Nmm
ΦMn > Mu, jadi sesuai dengan ketentuan.
2) Momen negatif.
Kondisi I:
Yaitu dalam keadaan tulangan tarik maupun tekan sudah leleh.
As2 = As' = 0
As = As1 + As2 =
As1 = As - As2 = 471.24 mm2
a = (As1.fy)/(0.85.fc'.bw) = 43.2432 mm
c = a/0,85 = 50.8743529411765 mm
Mencari jarak titik berat tulangan tekan total terhadap serat beton terluar bagian bawah;
f y
ε y= =
Es 0.00195
maka baja tulangan tarik dan baja tulangan tekan sudah leleh,
sehingga dilakukan analisis pada kondisi I.
Mn = Mn1 + Mn2
Mn = As1.fy(d-a/2) + As' fs' (d-d')
Mn = As1.fy(d-a/2) + 0
Mn = 39320469.71424 Nmm
ΦMn = 31456375.771392 Nmm
dari SAP 2000 Mu = 16560658.9 Nmm
ΦMn > Mu, jadi sesuai dengan ketentuan.
Kondisi II:
Yaitu dalam keadaan tulangan tarik leleh dan tulangan tekan belum leleh, persamaan
berikut ini ditulis dengan menyamakan tekanan total pada beton tekan ( 0.85 fc' Ac )
dan tulangan tekan (As' fs') dengan tarikan total pada tulangan tarik (As fy). Letak
sumbu netral c adalah satu-satunya variabel yang tidak diketahui, dan dapat ditentukan
dengan persamaan berikut ini:
Yaitu dalam keadaan tulangan tarik leleh dan tulangan tekan belum leleh, persamaan
berikut ini ditulis dengan menyamakan tekanan total pada beton tekan ( 0.85 fc' Ac )
dan tulangan tekan (As' fs') dengan tarikan total pada tulangan tarik (As fy). Letak
sumbu netral c adalah satu-satunya variabel yang tidak diketahui, dan dapat ditentukan
dengan persamaan berikut ini:
Cc + Cs = T
(0,85.fc'.b.a) + (As' (0.003 Es (c-d')/c) = As fy
(0,85.fc'.b.β1 c) + (As' (0.003 Es (c-d')/c) = As fy
(0,85.fc'.b.0.85 c) + (As' (0.003 x 200000 (c-d')/c) = As fy
(0,85.fc'.b.β1)c² + (600.As' - As.fy)c - 600.d'.As' = 0
untuk c = x1 = 50.8743529411765 ;
Ax² = 9349871.7312
Bx = -9349871.7312
C 0
Ax² + Bx + C = 0
sehingga nilai untuk c sudah benar.
untuk c = x2 = 0 ;
Ax² = 0
Bx = 0
C 0
Ax² + Bx + C = 0
sehingga nilai untuk c sudah benar.
Menghitung jarak tulangan tarik terjauh terhadap serat tarik beton terluar yta;
selimut beton atas = x1 = 50 mm
diameter tulangan geser = x2 = 8 mm
diameter tulangan lentur = x3 = 10 mm
spasi bersih tulangan bawah antar lapis = x4 = 50 mm
h= 350 mm
h-c= 299.125647058823 mm
h - c > yta, jadi semua tulangan atas berada pada sisi tarik beton
dan semua tulangan atas bisa difungsikan sebagai tulangan tarik.
Menghitung jarak tulangan tekan terjauh terhadap serat tekan beton terluar yte;
selimut beton bawah = x1 = 50 mm
diameter tulangan geser = x2 = 8 mm
diameter tulangan lentur = x3 = 10 mm
spasi bersih tulangan bawah antar lapis= x4 = 40 mm
Menghitung Mn;
εs = (d-c) 0,003/c = 0.010891366569938
εs' = (c-d') 0,003/c = -0.0018944111444112
εs > εy > εs' , maka benar bahwa tulangan tarik telah leleh dan tul tekan belum leleh
a = 0,85.c = 43.2432 mm
Untuk SRPMM , kuat lentur negatif maupun kuat lentur positif pada setiap irisan penampang
disepanjang bentang tidak boleh kurang dari seperlima kuat lentur yang terbesar yang
disediakan pada kedua muka kolom dikedua ujung komponen struktur tersebut, dan hitung
sebagai berikut;
Untuk SRPMM , kuat lentur negatif maupun kuat lentur positif pada setiap irisan penampang
disepanjang bentang tidak boleh kurang dari seperlima kuat lentur yang terbesar yang
disediakan pada kedua muka kolom dikedua ujung komponen struktur tersebut, dan hitung
sebagai berikut;
Untuk tumpuan dan lapangan digunakan jumlah dan tulangan yang sama.
a = β1 c = 137.545454545455 mm
Gambar tegangan balok B30X80 untuk momen positif dalam keadaan seimbang.
a = β1 c = 121.354978354978 mm
Gambar regangan balok B30X80 untuk momen negatif dalam keadaan seimbang.
Gambar tegangan balok B30X80 untuk momen negatif dalam keadaan seimbang.
w= 0.000011.β1.fs. ³√(dc . A)
β1 = 1.2
fs = teg tul baja aktual diambil 0.6 fy
dc = jarak titik berat tul pokok ke serat tarik terluar
Ae = luas efektif beton yang mengelilingi batang baja tul pokok tarik
m = jumlah tulangan
A=Ae/m
Untuk tumpuan dan lapangan digunakan jumlah dan tulangan yang sama.
1) Momen positif.
b= 250 mm
h= 350 mm
d= 267 mm
β1 = 1.2
fy = 390 Mpa
dc = 74 mm
ds = 83 mm
m= 5
2 ds = 166 mm
Ae = 2ds b = 41500 mm²
A= Ae /m = 8300 mm²
w= 0.000011 . β1 . fs . ³√(dc . A)
w= 0.262558687454217 mm
W < 0.4 mm, jadi lebar retak sesuai dengan ketentuan.
Gambar daerah retak balok B30X80 terhadap momen positif.
2) Momen negatif.
b= 250 mm
h= 350 mm
d= 235.571428571429 mm
β1 = 1.2
fy = 390 Mpa
dc = 74 mm
ds = 114.428571428571 mm
m= 6
2 ds = 228.857142857143 mm
Ae = 2dsx b 57214.285714 mm2
A = Ae /m 9535.7142857 mm2
fy = 235 Mpa
fc' = 20 Mpa
d= 235.571428571429 mm
Vn = Vs + vc
Vc = ( (√fc')/6) .b.d
Vs = (Av.fy.d)/s
Av = 2.(¼.π.db²)
Vc = 43896.14 N
φ Vc = 32922.1079901532 N
φ Vn≥Vu
φ Vc+ φ Vs≥Vu
φ Vc+ φ Vs=Vn=Vu
32922.1079901532 + Vs = 26369.274 N
Vs = -6552.834434 N
0.75 Vs = -6552.834434 N
Vs = -8737.1125789486 N
Av×fy×d
Vs=
s
Av Vs
=
s fy×d
Av = 0
s
φ √ f ' c A cp
2
Tu≤ × = 1783322.443 mm³
12 Pcp
Tc < Tu, sehingga diperlukan tulangan torsi.
[
y1=h− sel.bawah+
φsengkang
2 ][
− sel. atas+
φ sengkang
2 ] = 262 mm
d= 235.571428571429 mm
√( Vu 2
bw×d
+ ) (
Tu×Ph 2
2
1,7×A oh
≤φ (
Vc
bw×d)+
2 √f ' c
3
) =
Tu = 3169096.20651309 Nmm
Tn=
φ
At Tn = 0.1868970016
=
s 2× Ao×fyv×cot φ
Av Vs = 0
=
s fy×d
f. Memilih sengkang.
2× At Av = 0.373794003237377
+
s s
= 0.297349465093057
= 0.354609929078014
2× At Av terbesar = 0.3737940032
+
s s
s= 268.811161039923 mm
Vs = Av fyv d / s = 20692.969024 N
Vs maksimum = 175584.57595 N
Vs < Vs maksimum, sehingga sesuai dengan ketentuan.
87792.2879737418 N
Vs < 1/3(f'c)^0,5 bw d, maka;
s maksimum = 600 mm
s maksimum = d/2 = 117.785714285714 mm
s terkecil = 106 mm
s digunakan = 90 mm
1 bw × s = 31.9148936170213 mm²
×
3 fyv
luas tulangan sengkang > dari luas minimum, sehingga sesuai dengan ketentuan.
At fyv
Al = ×Ph× ×cot 2 φ = 95.499575596 mm²
s fyt
Al minimum;
menghitung jarak pusat tulangan bawah terdalam terhadap serat beton terluar yb;
selimut beton bawah = x1 = 50 mm
diameter tulangan geser = x2 = 8 mm
diameter tulangan lentur = x3 = 10 mm
spasi bersih tulangan lentur bawah antar lapis= x 40 mm
yb = x1 + x2 + 1/2.x3 = 63 mm
menghitung jarak pusat tulangan atas terdalam terhadap serat beton terluar ya;
selimut beton atas = x1 = 50 mm
diameter tulangan geser = x2 = 8 mm
diameter tulangan lentur = x3 = 10 mm
spasi bersih tulangan lentur atas antar lapis= x4 = 50 mm
ya = x1 + x2 + 1/2.x3 =
ya = 63 mm
h= 350 mm
jarak antar yb dan ya (y) = h - (yb + ya) = 224 mm
Vu akibat 2E = 35986.2920587259 N
Vu terpakai= 35986.2920587259 N
fy = 235 Mpa
fc' = 20 Mpa
d= 235.571428571429 mm
Vn = Vs + vc
Vc = ( (√fc')/6) .b.d
Vs = (Av.fy.d)/s
Av = 2.(¼.π.db²)
Vc = 43896.14 N
φ Vc 32922.1079901532 N
maka Vc < Vn , jadi, perlu tulangan geser.
φ Vn≥Vu
φ Vc+ φ Vs≥Vu
φ Vc+ φ Vs=Vn=Vu
φVs
32922.1079901532 + = 35986.292 N
φVs = 3064.1840686 N
0.75 Vs = 3064.18406857274 N
Vs = 4085.57875809699 N
Av×fy×d
Vs=
s
Av Vs
=
s fy×d
Av
= 0.0738011465534984
s
Av Vs = 0.0738011465534984
=
s fy×d
f. Menentukan sengkang.
2× At Av = 0.0738011465534984
+
s s
= 0.297349465093057
= 0.354609929078014
2× At Av terbesar = 0.3546099291
+
s s
s= 283.3536 mm
Ph = 106 mm
8
300 mm
Jarak sengkang maksimum terhadap geser pada 2H dari ujung tumpuan;
300 mm
d/4 58.8928571428571 mm
8 Ф tul. Longitudinal terkecil = 104 mm
24 Ф tul. Sengkang = 192 mm
s terkecil = 58.8928571428571 mm
s digunakan = 40 mm
s bersih = s digunakan - diameter tulangan sengkang
s bersih = 32 mm
s bersih > 25 mm, jadi spasi bersih tulangan sengkang sesuai dengan ketentuan.
fy = 390 Nmm
α= 1.3
β= 1
λ= 1
db = 10 mm
fc' = 20 Nmm
ASterpasang = 392.70 mm2
d= 267.00 mm
a= 36.04 mm
Mu positif = 9297266.22 MPa
Ø= 0.85
Mn perlu = Ø Mu = 10937960.26 MPa
n perlu /( fy (d - a/2)) = 112.64 mm²
ld minimum = 300 mm
panjang penyaluran terpanjang = 300.00 mm
panjang penyaluran yang digunakan = 300 mm
fy = 390 Nmm
α= 1.3
β= 1
λ= 1
db = 10 mm
fc' = 20 Nmm
sang = As aktual - As2 = 471.24 mm2
d= 235.57 mm
d' = ds negatif = 114.43 mm
a= 43.24 mm
Mu1 negatif = 16560658.87 MPa
Ø= 0.85
Mn perlu = Mu1/Ø = 19483128.08 MPa
As' = 392.70 mm²
d b f y
l db = 223.60679775 mm
4 fc '
As perlu
l d =l db × = #DIV/0! mm
As terpasang
l d min=200 mm = #DIV/0! mm
panjang penyaluran terpanjang = #DIV/0!
panjang penyaluran digunakan = #DIV/0! mm
100×d b 223.60679775 mm
l hb= =
√ fc '
As perlu fy
l dh=l hb× × = 64.139841741 mm
Asterpasang 400
ldh min≥8×db = 80 mm
ldh min≥150 mm = 150 mm
bengkokan 1800
penyaluran = 4db = 40 mm
ldhmin≥8×db = 80 mm
ldh min≥150 mm = 150 mm
bengkokan 1800
penyaluran = 4db = 40 mm
Panjang penyaluran berkait untuk tulangan atas yang terletak pada ujungi balok kantilever
adalah panjang penyaluran tulangan tarik berkait momen negatif, yaitu;
Panjang penyaluran berkait untuk tulangan bawah yang terletak pada ujung balok kantilever
adalah panjang penyaluran tulangan tarik berkait momen positif, yaitu;
(
λ d ≤ 1,3
Mn
Vu )
+ λa
Mn = 38132340.246 Nmm
Vu = 26369.2735559417 N
d= 267 mm
12 db = 120 mm
λa = 267 mm
λ d ≤ 1,3
( Mn
Vu )
+ λa
λd = 558.12 mm
λd <
( 1,3
Mn
Vu)+ λa= 2146.9168743 mm
Jadi, diameter tulangan tarik momen positif yang digunakan sesuai dengan ketentuan.
Pada balok induk tulangan lentur diteruskan dari bentang satu kebentang di
sebelahnya, jadi penyaluran tulangan lentur telah terpenuhi. Untuk sambungan
tulangan lentur, sambungan tulangan tulangan tarik momen positif disambung pada
bagian tumpuan, sedangkan sambungan tulangan tarik momen negatif berada pada
tengah bentang dari bentang balok 5 m dan 6 m. Sedangkan pada balok kantilever
pada ujung pemutusan tulangan tarik di beri penyaluran kait sepanjang 12 db.
Sambungan lewatan momen positif;
db = 10 mm
Tulangan tarik;
ld = 558.12 mm
Digunakan sambungan kelas B
Panjang sambungan kelas B = 1,3 ld = 725.55933734 mm
Tulangan tekan;
Panjang sambungan lewatan tekan = 0.07 fy db = 280 mm
Tulangan tarik;
db = 10 mm
ld = 558.12 mm
Digunakan sambungan kelas B
Panjang sambungan kelas B = 1,3 ld = 725.55933734 mm
Tulangan tekan;
db = 10 mm
Panjang sambungan lewatan tekan = 0.07 fy db = 160 mm
14. Perencanaan penyaluran kait dan luas sengkang tambahan pada balok
kantilever.
Pada balok kantilever, pada ujung pemutusan tulangan diberi kait 90° dengan panjang 12 db
dan pada titik pemutusan tulangan tarik itu dipasang sengkang tambahan yang luasnya tidak
kurang dari 0,4 bw s / fy pada jarak 3/4 dari tinggi efektif balok kantilever.
Av/s = 2× At + Av
s s
Av/s = 0.373794003237377
Av/s total = Av/s + Av/s tambahan 0.6302042596
A sengkang = #REF! mm²
βb = rasio tulangan tarik yang diputus terhadap tulangan tarik total pada penampang.
βb = 1
s maksimal = d/(8βb) = 29.446428571 mm
s digunakan = 20 mm
Jadi pada jarak 3/4 tinggi efektif yaitu 500 mm dari pemutusan tulangan tarik dipasang
sengkang Ø19-70mm.
db = 8 mm
Panjan kait 90° = 12 db = 96 mm
Panjang kait 90° digunakan = 100 mm
db = 8 mm
panjan kait 90° = 6 db = 48 mm
panjang kait 90° digunakan = 50 mm
Gambar Panjang kait pada sengkang dan sengkang pengikat balok B30X80.
buah
/ (jumlah tulangan - 1)
n positif.
buah
/ (jumlah tulangan - 1)
negatif.
0.002
ngi balok kantilever
ung balok kantilever
G. DESAIN BALOK
Hasil analisis struktur dengan menggunakan SAP 2000 adalah sebagai berikut;
-45764427.7955503
Mu - = 45764427.8 Nmm
Mu+ = 22882213.8977751 Nmm
Vu = 137293.283386651 N
Tu = 0 Nmm
Pu = 0 N
Tebal balok lebih besar dari tebal minimum, maka lendutan tidak dihitung.
ρ min =
1,4
atau ρmin =
√ fc '
fy 4 , fy
ρmax =0 , 75 . [ fy ][
0 , 85 . fc ' . β 600
.
600+fy ]
ρmax =0 , 75 . [ fy ][
0 , 85 . fc ' . β 600
.
600+fy ]
Rn = 0.543073677567321
ρperlu = 0.00141547885477774
ρmin = 0.00358974358974359
ρmin = 0.00286675381730742
ρmax= 0.0168414918414918
maka digunakan ρ = 0.0014154789
digunakan tulangan = 13 mm
n= 1.34048223304269
di pakai = 2 buah
As aktual = 265.4652 mm2
D tul gsr = 19 mm
jumlah tul. tiap lapis
terbanyak = 2 buah
Spasi (s) maksimum tulangan lentur yang berada paling dekat dengan permukaan tarik
;
fy = 390 MPa
fs = 0,6 fy = 234 MPa
selimut bersih beton cc = 40 mm
s maksimum = (95000/fs) - (2,5 cc) = 305.98290598 mm
s maksimum = 300 (252 / fs) = 323.07692308 mm
s maksimum digunakan = yang terkecil = 305.98290598 mm
Spasi (s) tulangan lentur yang berada paling dekat dengan permukaan tarik ;
Spasi (s) tulangan lentur yang berada paling dekat dengan permukaan tarik ;
b= 300 mm
selimut beton samping = 40 mm
db sengkang = 8 mm
db tulangan lentur = 13 mm
jumlah tulangan lentur pada baris yang paling dekat permukaan tarik = 2
s = (b - 2.selimut beton samping - 2.db sengkang - db tulangan lentur) / (jumlah tulangan - 1)
s= 191 mm
s < s maksimum, sehingga sesuai dengan ketentuan.
Jika sambungan lewatan tulangan tepi berbeda tempat dengan sambungan lewatan tulangan
lentur tengah, maka;
sisa spasi untuk sambungan pada tulangan tepi > 0, jadi tulangan bisa dipasang.
sisa spasi untuk sambungan pada tulangan tengah > 0, jadi tulangan bisa dipasang.
digunakan tulangan lentur 2 D13.
Mencari jarak titik berat tulangan momen positif total terhadap serat beton terluar bagian
bawah;
Pada daerah yang menerima momen negatif digunakan tulangan rangkap dalam
Pada daerah yang menerima momen negatif digunakan tulangan rangkap dalam
desainnya, karena tulangan momen positif diteruskan sepanjang bentang dan juga
sebaliknya, momen negatif diteruskan sepanjang bentang, sedangkan momen negatif
lebih besar dari momen positif, sehingga tulangan momen positif tersebut difungsikan
sebagai tulangan tekan yang akan diimbangi oleh tulangan As2 pada tulangan tarik.
As' = As2 = 0 mm²
Mn2 = As2 x fy x (d-d') = 0 Nmm
Mu = 45764427.8 Nmm
Mn = Mu / 0.8 = 57205534.7 Nmm
Mn1 = Mn - Mn2 = 57205534.7 Nmm
Mu1 = Mn1 x 0.8 = 45764427.7955503 Nmm
1,4
ρmin = √
atau fc '
ρmin =
fy 4 , fy
ρb=0 ,75 . [ fy
.][
0 , 85 . fc ' . β 600
600+ fy ]
As' = 0
'
bd
ρ ' .f 'c
ρ max =0 , 75. ρ b +
fy
Mn = 1.36324398620773
ρperlu = 0.00364816030360025
ρmin = 0.00358974358974359
ρmin = 0.00286675381730742
ρb = 0.0168414918414918
ρ max= 0.0126311188811189
maka digunakan ρ = 0.00364816030360025
digunakan tulangan = 13 mm
A = 0,7854 db² = 132.7326 mm2
n= 3.08382105122591
di pakai = 4 buah
As aktual = 530.9304 mm2
D tul gsr = 19 mm
jumlah tul. tiap lapis
terbanyak = 2 buah
Spasi (s) maksimum tulangan lentur yang berada paling dekat dengan permukaan tarik
;
fy = 390 MPa
fs = 0,6 fy = 234 MPa
selimut bersih beton cc = 80 mm
s maksimum = (95000/fs) - (2,5 cc) = 205.98290598 mm
s maksimum = 300 (252 / fs) = 323.07692308 mm
s maksimum digunakan = yang terkecil = 205.98290598 mm
Spasi (s) tulangan lentur yang berada paling dekat dengan permukaan tarik ;
b= 300 mm
selimut beton samping = 40 mm
db sengkang = 8 mm
db tulangan lentur = 13 mm
jumlah tulangan lentur pada baris yang paling dekat permukaan tarik = 2
s = (b - 2.selimut beton samping - 2.db sengkang - db tulangan lentur) / (jumlah tulangan - 1)
s= 191 mm
s < s maksimum, sehingga sesuai dengan ketentuan.
Spasi bersih tulangan tarik minimum dalam lapis yang sama;
> atau = db = 13 mm
> atau = 25 mm
spasi bersih tulangan minimum digunakan = 25 mm
Jika sambungan lewatan tulangan tepi berbeda tempat dengan sambungan lewatan tulangan
lentur tengah, maka;
Mencari jarak titik berat tulangan momen negatif total terhadap serat terluar beton bagian
atas;
Mencari jarak titik berat tulangan momen negatif total terhadap serat terluar beton bagian
atas;
d aktual = h- ds = 374 mm
ρaktual = As aktual /(bw.d) = 0.004732
ρ aktual < ρ maksimum, jadi, sesuai dengan ketentuan 'underreinforced.'
a. Tumpuan.
1) Momen positif.
luas tulangan atas : As atas = 530.9304 mm²
luas tulangan bawah : As = 265.4652 mm²
Kondisi I:
Yaitu dalam keadaan tulangan tarik dan tekan sudah leleh.
As' = 0
As2 = As'= 0
As = As1 + As2
As1 = As- As2 = 265.4652 mm²
a = (As1.fy)/(0.85.fc'.b) = 20.30028 mm
c = a/0,85 = 23.882682353 mm
Menghitung jarak tulangan tarik terjauh terhadap serat tarik beton terluar yta;
selimut beton bawah = x1 = 40 mm
diameter tulangan geser = x2 = 8 mm
diameter tulangan lentur = x3 = 13 mm
spasi bersih tulangan bawah antar lapis = x4 = 40 mm
h= 500 mm
h-c= 476.117317647059 mm
h - c > yta, jadi semua tulangan atas berada pada sisi tarik beton
dan semua tulangan atas bisa difungsikan sebagai tulangan tarik.
karena εs > εy, maka benar, bahwa baja tulangan tarik telah leleh.
Mn = Mn1 + Mn2
Mn = As1.fy(d-a/2) + As' fs' (d-d')
Mn = As1.fy(d-a/2) + 0
Mn = 42328809.8434001 Nmm
ΦMn = 33863047.8747201 Nmm
ΦMn > Mu, jadi sesuai dengan ketentuan.
2) Momen negatif.
Kondisi I:
Yaitu dalam keadaan tulangan tarik maupun tekan sudah leleh.
a = (As1.fy)/(0.85.fc'.bw) = 40.60056 mm
c = a/0,85 = 47.765364706 mm
Mencari jarak titik berat tulangan tekan total terhadap serat beton terluar bagian bawah;
f y
ε y= = 0.00195
Es
maka baja tulangan tarik dan baja tulangan tekan telan leleh
sehingga dilakukan analisis pada kondisi I.
Mn = Mn1 + Mn2
Mn = As1.fy(d-a/2) + As' fs' (d-d')
Mn = As1.fy.(d-a/2) + 0
Mn = 73238074.1896003 Nmm
ΦMn = 58590459.3516803 Nmm
dari SAP, Mu = 45764427.8 Nmm
ΦMn > Mu, jadi sesuai dengan ketentuan.
Kondisi II:
Yaitu dalam keadaan baja tulangan tarik telah leleh dan baja tulangan tekan belum
leleh. Persamaan berikut ini ditulis dengan menyamakan tekanan total pada beton
tekan ( 0.85 fc' Ac ) dan tulangan tekan (As' fs') dengan tarikan total pada tulangan
tarik (As fy). Letak sumbu netral c adalah satu-satunya variabel yang tidak diketahui,
dan dapat ditentukan dengan persamaan berikut ini:
tekan ( 0.85 fc' Ac ) dan tulangan tekan (As' fs') dengan tarikan total pada tulangan
tarik (As fy). Letak sumbu netral c adalah satu-satunya variabel yang tidak diketahui,
dan dapat ditentukan dengan persamaan berikut ini:
Cc + Cs = T
(0,85.fc'.b.a) + (As' (0.003 Es (c-d')/c) = As fy
(0,85.fc'.b.β1 c) + (As' (0.003 Es (c-d')/c) = As fy
(0,85.fc'.b.0.85 c) + (As' (0.003 x 200000 (c-d')/c) = As fy
(0,85.fc'.b.β1)c² + (600.As' - As.fy)c - 600.d'.As' = 0
untuk c = x1 = 47.7653647058824 ;
Ax² = 9890432.8338816
Bx = -9890432.8338816
C 0
Ax² + Bx + C = 0
sehingga nilai untuk c sudah benar.
untuk c = x2 = 0 ;
Ax² = 0
Bx = 0
C 0
Ax² + Bx + C = 0
sehingga nilai untuk c sudah benar.
h= 500 mm
h-c= 452.234635294118 mm
h - c > yta, jadi semua tulangan atas berada pada sisi tarik beton
dan semua tulangan atas bisa difungsikan sebagai tulangan tarik.
Menghitung jarak tulangan tekan terjauh terhadap serat tekan beton terluar yte;
selimut beton bawah = x1 = 40 mm
diameter tulangan geser = x2 = 8 mm
diameter tulangan lentur = x3 = 13 mm
spasi bersih tulangan bawah antar lapis = x4 = 40 mm
menghitung Mn;
εs = (d-c) 0,003/c = 0.0204898237856818
εs' = (c-d') 0,003/c = 0.003
εs > εy > εs' , maka benar bahwa tulangan baja tarik telah leleh, tul tekan belum leleh.
a = 0,85.c = 40.60056 mm
Untuk SRPMM , kuat lentur positif pada muka kolom tidak boleh lebih kecil dari sepertiga
kuat lentur negatifnya pada muka tersebut. Sedangkan kuat lentur negatif maupun kuat
lentur positif pada setiap irisan penampang disepanjang bentang tidak boleh kurang dari
seperlima kuat lentur yang terbesar yang disediakan pada kedua muka kolom dikedua ujung
komponen struktur tersebut, dan hitung sebagai berikut;
1) Momen positif.
luas tulangan atas : As atas = 530.9304 mm²
luas tulangan bawah : As = 265.4652 mm²
Kondisi I:
Yaitu dalam keadaan tulangan tarik maupun tekan sudah leleh.
As' = 0
As2 = As' =0
As = As1 + As2
As1 = As - As2= 265.4652 mm2
a = (As1.fy)/(0.85.fc'.b) = 20.30028 mm
c = a/0,85 = 23.8826823529412 mm
Menghitung jarak tulangan tarik terjauh terhadap serat tarik beton terluar yta;
selimut beton bawah = x1 = 40 mm
diameter tulangan geser = x2 = 8 mm
diameter tulangan lentur = x3 = 13 mm
spasi bersih tulangan bawah antar lapis = x4 = 40 mm
h= 500 mm
h-c= 476.117317647059 mm
h - c > yta, jadi semua tulangan atas berada pada sisi tarik beton
dan semua tulangan atas bisa difungsikan sebagai tulangan tarik.
fy
ε y= = 0.00195
Es
εs > εy, maka benar bahwa baja tulangan tarik telah leleh.
Mn = Mn1 + Mn2
Mn = As1.fy(d-a/2) + As' fs' (d-d')
Mn = As1.fy.(d-a/2) + 0
Mn = 42328809.8434001 Nmm
ΦMn = 33863047.8747201 Nmm
dari SAP, Mu = 22882213.9 Nmm
ΦMn > Mu, jadi sesuai dengan ketentuan.
2) Momen negatif.
Kondisi I:
Yaitu dalam keadaan tulangan tarik maupun tekan sudah leleh.
As2 = As' = 0
As = As1 + As2 =
As1 = As - As2 = 530.9304 mm2
a = (As1.fy)/(0.85.fc'.bw) = 40.60056 mm
c = a/0,85 = 47.7653647058824 mm
Mencari jarak titik berat tulangan tekan total terhadap serat beton terluar bagian bawah;
f y
ε y= =
Es 0.00195
maka baja tulangan tarik dan baja tulangan tekan sudah leleh,
sehingga dilakukan analisis pada kondisi I.
Mn = Mn1 + Mn2
Mn = As1.fy(d-a/2) + As' fs' (d-d')
Mn = As1.fy.(d-a/2) + 0
Mn = 73238074.1896003 Nmm
ΦMn = 58590459.3516803 Nmm
dari SAP, Mu = 45764427.8 Nmm
ΦMn > Mu, jadi sesuai dengan ketentuan.
Kondisi II:
Yaitu dalam keadaan tulangan tarik leleh dan tulangan tekan belum leleh, persamaan
berikut ini ditulis dengan menyamakan tekanan total pada beton tekan ( 0.85 fc' Ac )
dan tulangan tekan (As' fs') dengan tarikan total pada tulangan tarik (As fy). Letak
sumbu netral c adalah satu-satunya variabel yang tidak diketahui, dan dapat ditentukan
dengan persamaan berikut ini:
Yaitu dalam keadaan tulangan tarik leleh dan tulangan tekan belum leleh, persamaan
berikut ini ditulis dengan menyamakan tekanan total pada beton tekan ( 0.85 fc' Ac )
dan tulangan tekan (As' fs') dengan tarikan total pada tulangan tarik (As fy). Letak
sumbu netral c adalah satu-satunya variabel yang tidak diketahui, dan dapat ditentukan
dengan persamaan berikut ini:
Cc + Cs = T
(0,85.fc'.b.a) + (As' (0.003 Es (c-d')/c) = As fy
(0,85.fc'.b.β1 c) + (As' (0.003 Es (c-d')/c) = As fy
(0,85.fc'.b.0.85 c) + (As' (0.003 x 200000 (c-d')/c) = As fy
(0,85.fc'.b.β1)c² + (600.As' - As.fy)c - 600.d'.As' = 0
untuk c = x1 = 47.7653647058824 ;
Ax² = 9890432.8338816
Bx = -9890432.8338816
C 0
Ax² + Bx + C = 0
sehingga nilai untuk c sudah benar.
untuk c = x2 = 0 ;
Ax² = 0
Bx = 0
C 0
Ax² + Bx + C = 0
sehingga nilai untuk c sudah benar.
Menghitung jarak tulangan tarik terjauh terhadap serat tarik beton terluar yta;
selimut beton atas = x1 = 80 mm
diameter tulangan geser = x2 = 8 mm
diameter tulangan lentur = x3 = 13 mm
spasi bersih tulangan bawah antar lapis = x4 = 50 mm
h= 500 mm
h-c= 452.234635294118 mm
h - c > yta, jadi semua tulangan atas berada pada sisi tarik beton
dan semua tulangan atas bisa difungsikan sebagai tulangan tarik.
Menghitung jarak tulangan tekan terjauh terhadap serat tekan beton terluar yte;
selimut beton bawah = x1 = 40 mm
diameter tulangan geser = x2 = 8 mm
diameter tulangan lentur = x3 = 13 mm
spasi bersih tulangan bawah antar lapis= x4 = 40 mm
Menghitung Mn;
εs = (d-c) 0,003/c = 0.0204898237856818
εs' = (c-d') 0,003/c = 0.003
εs > εy > εs' , maka benar bahwa tulangan tarik telah leleh dan tul tekan belum leleh
a = 0,85.c = 40.60056 mm
Untuk SRPMM , kuat lentur negatif maupun kuat lentur positif pada setiap irisan penampang
disepanjang bentang tidak boleh kurang dari seperlima kuat lentur yang terbesar yang
disediakan pada kedua muka kolom dikedua ujung komponen struktur tersebut, dan hitung
sebagai berikut;
a = β1 c = 215.848484848485 mm
Gambar regangan balok B30X80 untuk momen positif dalam keadaan seimbang.
Gambar tegangan balok B30X80 untuk momen positif dalam keadaan seimbang.
a = β1 c = 192.666666666667 mm
Gambar tegangan balok B30X80 untuk momen negatif dalam keadaan seimbang.
w= 0.000011.β1.fs. ³√(dc . A)
β1 = 1.2
fs = teg tul baja aktual diambil 0.6 fy
dc = jarak titik berat tul pokok ke serat tarik terluar
Ae = luas efektif beton yang mengelilingi batang baja tul pokok tarik
m = jumlah tulangan
A=Ae/m
Untuk tumpuan dan lapangan digunakan jumlah dan tulangan yang sama.
1) Momen positif.
b= 300 mm
h= 500 mm
d= 419 mm
β1 = 1.2
fy = 390 Mpa
dc = 65.5 mm
ds = 81 mm
m= 2
2 ds = 162 mm
Ae = 2ds b = 48600 mm²
A= Ae /m = 24300 mm²
w= 0.000011 . β1 . fs . ³√(dc . A)
w= 0.360638686950532 mm
W < 0.4 mm, jadi lebar retak sesuai dengan ketentuan.
2) Momen negatif.
b= 300 mm
h= 500 mm
d= 374 mm
β1 = 1.2
fy = 390 Mpa
dc = 105.5 mm
ds = 126 mm
m= 4
2 ds = 252 mm
Ae = 2dsx b 75600 mm2
A = Ae /m 18900 mm2
fy = 235 Mpa
fc' = 20 Mpa
d= 374 mm
Vn = Vs + vc
Vc = ( (√fc')/6) .b.d
Vs = (Av.fy.d)/s
Av = 2.(¼.π.db²)
Vc = 83628.94 N
φ Vc = 62721.7067688691 N
φ Vn≥Vu
φ Vc+ φ Vs≥Vu
φ Vc+ φ Vs=Vn=Vu
62721.7067688691 + Vs = 137293.28 N
Vs = 74571.576618 N
0.75 Vs = 74571.576618 N
Vs = 99428.768823709 N
Av×fy×d
Vs=
s
Av Vs
=
s fy×d
Av = 1.13128648109807
s
φ √ f ' c A cp
2
Tu≤ × = 3930588.2417 mm³
12 Pcp
Tc >Tu,maka tidak diperlukan tulangan torsi
[
x 1=bw−2 sel . samping+
φ sengkang
2 ] = 212 mm
[
y1=h− sel.bawah+
φsengkang
2 ][
− sel. atas+
φ sengkang
2 ] = 412 mm
d= 374 mm
Ph=2 [ x 1+x 2 ] = 1248 mm
√( Vu 2
bw×d
+ ) (
Tu×Ph 2
2
1,7×A oh
≤φ (
Vc
bw×d )
+
2 √f ' c
3
) =
Tu = 0 Nmm
Tn=
φ
At Tn = 0
=
s 2× Ao×fyv×cot φ
Av Vs = 1.13128648109807
=
s fy×d
f. Memilih sengkang.
2× At Av = 1.13128648109807
+
s s
= 0.356819358111669
= 0.425531914893617
2× At Av
+
s s
2× At Av terbesar = 1.1312864811
+
s s
s= 88.8192351617874 mm
Vs = Av fyv d / s = 99428.768824 N
Vs maksimum = 334515.76943 N
Vs < Vs maksimum, sehingga sesuai dengan ketentuan.
167257.884716984 N
Vs < 1/3(f'c)^0,5 bw d, maka;
600 mm
d/2 = 187 mm
s terkecil = 88.8192351617874 mm
s digunakan = 70 mm
1 bw × s = 29.7872340425532 mm²
×
3 fyv
luas tulangan sengkang > dari luas minimum, sehingga sesuai dengan ketentuan.
At fyv
Al = ×Ph× ×cot 2 φ = 0 mm²
s fyt
Al minimum;
Al digunakan = 0 mm²
As tul torsi long = 132.7326 mm²
menghitung jarak pusat tulangan bawah terdalam terhadap serat beton terluar yb;
selimut beton bawah = x1 = 40 mm
diameter tulangan geser = x2 = 8 mm
diameter tulangan lentur = x3 = 13 mm
spasi bersih tulangan lentur bawah antar lapis= x 40 mm
yb = x1 + x2 + x3 + x4 + 1/2.x3 = 107.5 mm
menghitung jarak pusat tulangan atas terdalam terhadap serat beton terluar ya;
selimut beton atas = x1 = 80 mm
diameter tulangan geser = x2 = 8 mm
diameter tulangan lentur = x3 = 13 mm
spasi bersih tulangan lentur atas antar lapis= x4 = 50 mm
ya = x1 + x2 + x3 + x4 + x3 + x4 + 1/2.x3 =
ya = 220.5 mm
h= 500 mm
jarak antar yb dan ya (y) = h - (yb + ya) = 172 mm
Vu akibat 2E = 0N
Vu terpakai= 137293.283386651 N
fy = 235 Mpa
fc' = 20 Mpa
d= 374 mm
Vn = Vs + vc
Vc = ( (√fc')/6) .b.d
Vs = (Av.fy.d)/s
Av = 2.(¼.π.db²)
Vc = 83628.94 N
φ Vc 62721.7067688691 N
maka Vc < Vn , jadi, perlu tulangan geser.
φ Vn≥Vu
φ Vc+ φ Vs≥Vu
φ Vc+ φ Vs=Vn=Vu
φVs
62721.7067688691 + = 137293.28 N
φVs
φVs = 74571.576618 N
0.75 Vs = 74571.5766177817 N
Vs = 99428.768823709 N
Av×fy×d
Vs=
s
Av Vs
=
s fy×d
Av
= 1.13128648109807
s
Av Vs = 1.13128648109807
=
s fy×d
f. Menentukan sengkang.
2× At Av = 1.13128648109807
+
s s
= 0.356819358111669
= 0.425531914893617
2× At Av terbesar = 1.1312864811
+
s s
s= 88.8192351617874 mm
Ph = 156 mm
8
300 mm
Jarak sengkang maksimum terhadap geser pada 2H dari ujung tumpuan;
300 mm
d/4 = 93.5 mm
8 Ф tul. Longitudinal terkecil = 104 mm
24 Ф tul. Sengkang = 192 mm
s terkecil = 93.5 mm
s digunakan = 80 mm
s bersih = s digunakan - diameter tulangan sengkang
s bersih = 72 mm
s bersih minimum = db sengkang = 8 mm
s bersih minimum = 25 mm
s bersih minimum digunakan = yang terbesar = 25 mm
s bersih > s bersih minimum, sehingga sesuai dengan ketentuan.
fy = 390 Nmm
α= 1.3
β= 1
λ= 1
db = 13 mm
fc' = 20 Nmm
ASterpasang = 265.47 mm2
d= 419.00 mm
a= 20.30 mm
Mu positif = 22882213.90 MPa
Ø= 0.85
Mn perlu = Ø Mu = 26920251.64 MPa
n perlu /( fy (d - a/2)) = 168.83 mm²
ld minimum = 300 mm
panjang penyaluran terpanjang = 461.44 mm
panjang penyaluran yang digunakan = 500 mm
fy = 390 Nmm
α= 1.3
β= 1
λ= 1
db = 13 mm
fc' = 20 Nmm
As perlu = As2 = 0.00 mm2
As terpasang = As2 = 0.00 mm2
d b f y
l db = 290.68883707 mm
4 fc '
As perlu
l d =l db × = #DIV/0! mm
As terpasang
l d min=200 mm = #DIV/0! mm
panjang penyaluran terpanjang = #DIV/0!
panjang penyaluran digunakan = #DIV/0! mm
100×d b 290.68883707 mm
l hb= =
√ fc '
As perlu fy
l dh=l hb× × = 184.87211602 mm
Asterpasang 400
bengkokan 1800
penyaluran = 4db = 52 mm
100×d b
l hb= =
√ fc '
As perlu fy
l dh=l hb× × =
Asterpasang 400
100×d b
l hb= = 290.68883707 mm
√ fc '
As perlu fy
l dh=l hb× × = 213.6980452 mm
Asterpasang 400
ldhmin≥8×db = 104 mm
ldh min≥150 mm = 150 mm
bengkokan 1800
penyaluran = 4db = 52 mm
Panjang penyaluran berkait untuk tulangan atas yang terletak pada ujungi balok kantilever
adalah panjang penyaluran tulangan tarik berkait momen negatif, yaitu;
Panjang penyaluran berkait untuk tulangan bawah yang terletak pada ujung balok kantilever
adalah panjang penyaluran tulangan tarik berkait momen positif, yaitu;
(
λ d ≤ 1,3
Mn
Vu )
+ λa
Mn = 42328809.8434001 Nmm
Vu = 137293.283386651 N
d= 419 mm
12 db = 156 mm
λa = 419 mm
λ d ≤ 1,3
( Mn
Vu )
+ λa
λd = 725.56 mm
λd <
( 1,3
Mn
Vu)+ λa= 819.80222017 mm
Jadi, diameter tulangan tarik momen positif yang digunakan sesuai dengan ketentuan.
Pada balok induk tulangan lentur diteruskan dari bentang satu kebentang di
sebelahnya, jadi penyaluran tulangan lentur telah terpenuhi. Untuk sambungan
tulangan lentur, sambungan tulangan tulangan tarik momen positif disambung pada
bagian tumpuan, sedangkan sambungan tulangan tarik momen negatif berada pada
tengah bentang dari bentang balok 5 m dan 6 m. Sedangkan pada balok kantilever
pada ujung pemutusan tulangan tarik di beri penyaluran kait sepanjang 12 db.
db = 13 mm
Tulangan tarik;
ld = 725.56 mm
Digunakan sambungan kelas B
Panjang sambungan kelas B = 1,3 ld = 943.22713854 mm
Tulangan tekan;
Panjang sambungan lewatan tekan = 0.07 fy db = 364 mm
Tulangan tarik;
db = 13 mm
ld = 725.56 mm
Digunakan sambungan kelas B
Panjang sambungan kelas B = 1,3 ld = 943.22713854 mm
Tulangan tekan;
db = 13 mm
Panjang sambungan lewatan tekan = 0.07 fy db = 208 mm
14. Perencanaan penyaluran kait dan luas sengkang tambahan pada balok
kantilever.
Pada balok kantilever, pada ujung pemutusan tulangan diberi kait 90° dengan panjang 12 db
dan pada titik pemutusan tulangan tarik itu dipasang sengkang tambahan yang luasnya tidak
kurang dari 0,4 bw s / fy pada jarak 3/4 dari tinggi efektif balok kantilever.
Pada balok kantilever, pada ujung pemutusan tulangan diberi kait 90° dengan panjang 12 db
dan pada titik pemutusan tulangan tarik itu dipasang sengkang tambahan yang luasnya tidak
kurang dari 0,4 bw s / fy pada jarak 3/4 dari tinggi efektif balok kantilever.
Av/s = 2× At + Av
s s
Av/s = 1.13128648109807
Av/s total = Av/s + Av/s tambahan 1.4389787888
A sengkang = #REF! mm²
βb = rasio tulangan tarik yang diputus terhadap tulangan tarik total pada penampang.
βb = 1
s maksimal = d/(8βb) = 46.75 mm
s digunakan = 40 mm
Jadi pada jarak 3/4 tinggi efektif yaitu 500 mm dari pemutusan tulangan tarik dipasang
sengkang Ø19-70mm.
Gambar Tulangan geser dan kait pada balok B30X80 kantilever.
db = 8 mm
Panjan kait 90° = 12 db = 96 mm
Panjang kait 90° digunakan = 100 mm
db = 8 mm
panjan kait 90° = 6 db = 48 mm
panjang kait 90° digunakan = 50 mm
Gambar Panjang kait pada sengkang dan sengkang pengikat balok B30X80.
Mtumpuan = -4576.44278 kgf-m
Mlap = 2288.2213898 kgf-m
Vu = 13729.328 kgf
buah
/ (jumlah tulangan - 1)
n positif.
buah
/ (jumlah tulangan - 1)
negatif.
0.002
ngi balok kantilever
Hasil desain balok berdasarkan hasil analisis struktur pada Tabel 3.48
dan Tabel 3.49 adalah seperti pada Tabel 3.57 sampai dengan Tabel 3.62
sebagai berikut:
TABEL 3.57
TABEL 3.58
Tulangan Sengkang
Longitudinal Torsi
TABEL 3.60
TABEL 3.61
Panjang
sambungan
tulangan
lentur
dan torsi
S31X81 1350
B30X80 1350
RB30X70 1350
B25X35 950
RB25X35 750
S25X35 750
Balok Bordes 950
TABEL 3.62
TABEL 3.49
TABEL 3.50
BALOK BORDES
Mu- (Nmm) 45764427.7955503
Mu+ (Nmm) 22882213.8977751
Vu (N) 137293.283386651
Tu (Nmm) 0
Pu (N) 0
Vu SRPMM (N) 0