Anda di halaman 1dari 13

Proses Pengeringan Gas

       Cairan dan uap yang di kandung oleh gas alam yang di produksikan dari

reservoir harus di pisah kan agar memenuhi syarat lebih kecil dari 2 – 4 lb/MMSCF.

       Jika produksi gas kandungan airnya lebih besar dari syarat maka harus di

lakukan proses lebih dahulu sebelum di jual, di bakar sebagai bahan bakar dan di kirim

ke konsumen, tujuan proses ini adalah :

1.    Mencegah terjadinya hydrate dalam pipa transmisi.

2.    Menyesuaikan syarat kontrak yang telah di tetapkan.

3.    Mencegah korosi dan

4.    Mencegah terjadinya pembekuan pada proses pendinginan.

Dehydration adalah adalah proses pengolahan gas alam untuk mengurangi dan

mengeluarkan kandungan air. Teknik dehydration tediri dari :

1.    Absortion menggunakan liquid desiccant (desikan cair)

2.    Adsorption menggunakan solid desiccant (desikan padat)

3.    Dehydration dengan menggunakan pendingin.

2.2  Deskripsi Proses Dehidrasi

       Secara garis besar proses adsorpsi di lakukan pada sebuah fixed bed (unggun

tetap) yang berisi solid desiccant (adsorbent). Gas bumi yang akan dikeringkan di

masukan kedalam fixed bed yang berisi solid desiccant, selama melewati solid

desiccant uap air yang terkandung dalam gas terserap oleh solid desiccant baik pada

permukaan luar maupun di dalam pori pori nya, gas bumi terus mengalir dan keluar di

bagian bawah kolom.


       Setelah beberapa waktu solid desiccant menyerap air maka akan tercapai suatu

keadaan solid desiccant jenuh, supaya solid desiccant jenuh dapat di gunakan lagi

maka perlu di panasi sehingga air yang menempel menguap. Proses terakhir

regenerasi ini, suatu gas panas di alirkan ke dalam kolom melalui bagian bawah ke atas

sambil mengalir gas panas ini menguapkan air yang menempel pada solid desiccant.

Jadi bila didinginkan proses nya kontinyu, maka di perlukan minimal 2 buah kolom fixed

bed, satu untuk proses adsorpsi dan satu lagi sebagai proses regenerasi. Contoh

diagram alir unit pengeringan secara adsorpsi.

Gas bumi basah mengalir ke scrubber, scrubber berfungsi untuk memisahkan fasa

cair dan gas dari scrubber, gas mengalir masuk ke dalam adsorber di dalam kolom

tersebut gas bumi basah mengalir mengalir dari atas ke bawah melewati tumpukan

solid desiccant, uap air yang terdapat di dalam aliran gas akan terserap oleh solid

desiccant, uap air tersebut akan terkondensasi dan melekat keluar kolom menuju unit

proses unit proses berikutnya (unit pencairan gas bumi ).

       Sekitar 5 sampai dengan 15% dari aliran gas bumi kering di alirkan ke heater

untuk di hasil kan dengan temperature 400 – 6000 C. gas ini selanjutnya di gunakan

sebagai gas regenerant yaitu gas untuk menyerap air pada proses regenerasi pada

kolom adsorber. Jika solid desiccant yang digunakan adalah slika gel maka suhu

pemanasan 4000 C, sedangkan jika solid desiccant nya adalah molekuler sieve

pemanasan pada temperature 6000 C.

       Di dalam kolom adsorber gas regenerant mengalir dari bawah ke atas melewati

tumpukan solid desiccant sambil menguapkan air yang terdapat dalam pori pori solid

desiccant, kolom ini selanjutnya di sebut kolom desorber, dari kolom desorber gas
regenerant mengalir ke cooler, akibat pendinginan di dalam cooler sebagian uap air

yang terbawa oleh gas regenerator akan terkodensasi kemudian di pisahkan di water

kock out drum, dan gas regenerant kemudian di recycle inlet scrubber bergabung

dengan aliran gas basah.

       Pada waktu yang telah di tentukan suplai bahan bakar ke heater di hentikan

sehingga gas regenerator tidak mengalami pemanasan lagi, kemudian gas ini berfungsi

untuk mendinginkan solid desiccant di kolom adsorber.

       Setelah solid desiccant di dalam kolom desorber mengalami pendinginan,

selanjutnya pada waktu yang telah di tentukan semua valve yang semula tertutup di

buka kembali, demikian juga semua valve yang semula terbuka kini di tutup sehingga

terjadi perubahan aliran pada unit pengeringan yang akibatnya adsorber mengalami

regenerasi (berubah menjadi desorber) sedangkan desorber berfungsi sebagai

adsorber.

2.3  Kandungan Air Dalam Gas Bumi

       Air (H2O) merupakan salah satu senyawa impurities yang terdapat di dalam gas

bumi, kemampuan gas bumi dalam melarutkan air tergantung pada tekanan dan

temperature, makin tinggi temperature dan makin rendah tekanan maka makin tinggi

kemampuan gas tersebut dalam melarutkan uap air.

       Apabila pada suatu tekanan dan temperature kandungan uap air di dalam gas

bumi telah mencapai maksimum maka pada tekanan dan temperature tersebut gas

bumi di katakan telah jenuh dengan uap air. Gas bumi yang jenuh dengan uap air di

katakana sebagai saturated gas, jika kandungan uap air sedikit lebih banyak dari

kandungan maksimum nya, maka kelebihan uap air ini akan mengembun, oleh karena
itu pada tekanan ini gas bumi di katakan berada dalam ke adaan titik embun atau dew

point water.

       Selain di pengaruhi oleh tekanan dan temperature kemampuan gas bumi

melarutkan air juga tergantung dari kandungan gas gas seperti CO2 dan H2S, untuk

sweet gas yaitu gas bumi yang kandungan CO2  dan H2S kurang dari 5% mol,

kandungan uap air maksimum dari gas bumi tersebut dapat di perkirakan atau di cari

dengan gambar 2.2, sedangkan untuk sour gas yaitu gas bumi yang mengandung CO2

dan H2S lebih dari 5% mol, kandungan uap air maksimum dari gas bumi ini dapat di cari

dengan persamaan berikut :

                   W =YHc – WHC + YCO +YH S xWH S

       Dimana :

       W        = Kandungan uap air di dalam gas, lb H2O/MMscf gas.

       WHC      = Kandungan uap air didalam sweet gas (gambar 2.2)

       WCO2    = Kandungan uap air di dalam gas bumi yang mengandung CO2 (gambar

2.3)

       WH2S    = kandungan uap air di dalam bumi yang mengandung H2S (gambar 2.4)

       YHC      = Fraksi mol hydrogen didalam gas.

       WCO2   = Fraksi mol, co2 didalam gas alam.

       YH2s     = Fraksi H2S didalam gas alam.

       Jika pada suatu tekanandan temperature, suatu gas bumi telah mencapai

keadaan saturated dan kemudian temperature nya di turunkan atau tekanan nya

dinaikan maka sebagian uap air yang terdapat di dalam gas bumi tersebut akan

mencair atau terkondensasi. Di dalam system perpipaan gas uap air yang
terkondensasi tersebut di namakan sebagai free water, di dalam flow line sebagian free

water dan komponen komponen hydrocarbon ringan akan saling terikat membentuk

persenyawaaan padat yang di sebut hydrate. Pada flow line hydrate tersebut dapat

menimbulkan masalah pada peralatan peralatan yang di gunakan pada proses

pembuatan LPG, karena dapat menempel dan terakumulasi pada valve meter dan

memudahkan terjadinya korosi pada flow line terutama jika gas alam mengandung H2S

dan CO2. 

       Berdasarkan pertimbangan pertimbangan tersebut di atas maka gas bumi yang

akan di alirkan pada pipa harus di keringkan, yaitu di kurangi kandungan uap air nya

agar drew point dari gas tesebut menjadi rendah, dew point dari gas yang di keringkan

harus di buat jauh lebih rendah dari temperature operasi pipa sehingga tidak

memungkinkan terjadinya kondensasi uap air pada flow line, gas bumi yang telah di

keringkan di sebut sebagai gas bumi kering atau dry gas.

       Kandungan uap air dari gas bumi kering yang akan di alirkan pada pipa transmisi

gas besar nya tergantung dari temperature ambient di mana pipa transmisi itu di

pasang.

  Untuk pipa transmisi gas yang di pasang di daerah daerah seperti southerm U.S

Southeast Asia, Southherm Europe dan West Africa kandungan uap air maksimumnya 

adalah 7 lb/MMscf.

  Untuk daerah di Northerm U.S.A Northerm Europe, Canada, dan Northem Asia

kandungan uap air maksimum nya adalah 2 – 4 lb/MMscf.

  Untuk gas alam yang akan di cairkan menjadi LNG, kandungan uap air maksimumnya

adalah 1 ppm (0,05 lb/MMscf).


2.4  Dehydration Dengan Menggunakan Solid Desiccant

2.4.1 Prinsip Dasar

       Proses adsorpsi adalah suatu proses memanfaatkan gaya adhesi atau gaya

antar aksi antara suatu permukaan benda padat dengan zat yang diserap, dalam

proses pengeringan gas secara adsorpsi (zat yang di serap adalah uap air di sebut

sebagai adsorpbat), sedangkan benda padat yang melakukan penyerapan atau solid

desiccant di sebut sebagai adsorpbent

Table 2.1

PHYSYCAL Type of desiccant

PROPRTIES Silica gel Silica base Actifated aluminia Moleculer

bead sieve

True sfecipic gravity 2.1 – 2.2 - 3.3 -

Bulk density, lb/cuft 50 49 52 – 55 40 -45

Dimeter Partikel 0,013 - 0,013 – 0,00027 0,00122

Apparent specific 1,2 - 1,6 1,1

gravity
Average porosity 50 – 65 - 51 -

(%)

Specific heat, 0,22 0,25 0,24 0,2

Btu/lb0F Thermal

conductivity

Btu/(sqft)(hr)(0F)(in) 1,0 1,37 1,45 -

Water content 4,5 – 7 4–6 6,5 Varies

(regenerated)%

Reactivation 250 – 450 300 – 450 350 – 600 300 – 600

temperature 0F

Particle shape Granular Spheriodal Granular  Cylindris

Surface area 720 – 760 650 210 Pellets

Static sorption at 29 33,3 14 – 16 22

60% RH, %

Sifat Fisik Beberapa Solid Desiccant

 Silica Gel dan Silica Bed

Silica gel dijual berupa powder, granural atau spherical bed dengan berbagai

ukuran. Tiap butirnya sangat keras dan bening seperti gelas. Material terdiri dari SiO2

dan H2O.

Proses penyerapan uap air dengan silica gel bergantung pada tekanan partikal

uap air dan temperatur operasi. Semakin tinggi tekanan partikel uap air maka semakin
besar uap air yang terserap. Begitu juga semakin tinggi temperatur semakin rendah air

yang terserap.

Silica gel mampu menyerap air sampai 10 ppm dan paling mudah untuk

diregenerasi. Selain mudah menyerap air silica gel juga mudah menyerap hidrokarbon

fraksi berat.

 Activated Alumina

Activated Alumina material berpori terdiri dari aluminium oksida dan sedikit

kandungan material lain.

Pada material ini memerlukan panas yang lebih banyak untuk proses regenerasi

cenderung menyerap hidrokarbon fraksi berat. Mampu memperoduksi dew point air

1000F. Aluminq merupakan material basa yang mudah bereaksi dengan asam yang

kadang dijumpai pada bahan kimia treating.

Dari beberapa jenis adsorbant jenis alumina memiliki sifat istimewa antara lain :

1.          Dapat memisahkan komponen-komponen berdasarkan besar molekulnya.

2.          Dapat memisahkan komponen berdasarkan polaritas dari senyawa.

3.          Tidak korosif

4.         Selektif terhadap air relatif tinggi, tidak beracun.

Apabila ada dua atau lebih molekul yang besarnya sama hingga keduanya dapat

masuk ke pori-pori alumina, maka alumina tersebut akan mengutamakan menyerap

molekul yang memiliki polaritas yang kuat. 

 Moleculer Sieve
Moleculer sieve adalah material yang berbentuk Kristal Sodium Alumina Silicate.

Pori-porinya sangat kecil sehingga tidak mudah menyerap hidrokarbon fraksi berat

tetapi mudah terjadi fouling dipermukaan (Kebuntuan) oleh adanya oil atau glicol yang

terikut dalam aliran umpan.

Moleculer Sieve memerlukan panas tinggi untuk regenerasi. Dapat menyerap air

sehingga kandungan uap air dalam gas 1 ppmv. Materialnya bersifat basa sehingga

mudah bereaksi dengan asam.

2.4.2   Racun Desiccant

Beberapa senyawa yang terikut dalam feed maupun yang digunakan sebagai

inhibator dapat meracuni atau menurunkan kemampuan desiccant yaitu :

 Senyawa Hidrokarbon Fraksi Berat

Adanya senyawa hidrokarbon fraksi berat yang dapat teradsorpsi baik

dipermukaan maupun di pori-porinya. Adsorbate ini sangat sukar untuk diregenerasi.

Adanya adsorbate ini akan menurunkan kapasitas adsorbatent.

 Methanol

Adanya methanol didalam gas akan menurunkan kapasitas desiccant. Karenanya

tekanan uap methanol harus diperhitungkan pada saat desain.

 Oksigen

Oksigen didalam gas umpan meskipun dalam jumlah yang sangat kecil akan

menimbulkan masalah pada unit pengeringan, terutama pada gas yang disiapkan untuk

proses cryogenic.
Gas oksigen bereaksi dengan senyawa hidrokarbon membentuk H2O (air) dan

karbon dioksida (CO2). Yang mudah teradsorpsi sehingga pada beberapa kasus

mempersulit tercapainya proses dew point air yang diinginkan.

Tabel 2.2

Basic Nominal Bulk density H2O Molekuler Typical application

type pore of pellets capacity absorber

diameter

3A 3 47 20 H2O, NH3 Dehydration

unsaturated

hydrocarbon

4A 4 45 22 H2S, CO2, Static desiccant in

SO2, C3H4, refrigeration system

C2H6 drying saturated

hydrocarbon

5A 5 43 21,5 n-C4H9OH Separate n-parafine

from branched and

cyclic
10A 8 36 28 i-parafin Aromatic hydrocarbon

olefin separation

13A 10 28,5 28,5 Di-n- Coadsorbtion of H2O,

propilamine H2S, CO2

Berbagai Sifat dan Type Moleculer Sieve3

2.5  Mekanisme proses Adsorpsi di dalam adsorber

       Keadaan solid desiccant di dalam  adsorber ketika menyerap air dapat di

gambar kan seperti pada gambar (2.4), di dalam kolom adsorber solid desiccant di bagi

menjadi tiga daerah. Ke tiga daerah tersebut berturut turut adalah :

1.      Saturation atau Equilibrium zone.

2.      Mass transper zone

3.      Active zone.

  Saturation zone

       Saturation zone adalah daerah di mana solid desiccant pada daerah ini telah

jenuh dengan air atau dengan kata lain desiccant pada daerah ini mengalami

kesetimbangan dengan wet stream, sehingga sudah tidak mampu lagi menyerap air.

   Mass transper zone

       Mass transper zone adalah daerah dimana solid desiccant belum jenuh dengan

air, pada bagian yang paling atas pada keadaan solid desiccant hampir mencapai
jenuh, sedangkan makin kebawah tingkat ke jenuhan dari solid desiccant maikn rendah

kadar airnya yang telah tertangkap oleh solid desiccant.

   Active zone

       Active zone adalah daerah di mana pori pori pada solid desiccant belum terisi

air, pada daerah ini desiccant belum berfungsi menyerap uap air.

       Proses pembentukan ke-3 daerah tersebut adalah sebagai berikut yaitu

adsorber di operasikan, maka daerah di sepanjang kolom adsorber merupakan daerah

active zone, setelah adsorber di operasikan maka pada bagian atas solid bed desiccant

akan terbentuk mass transper zone, kemudian selang beberapa waktu berikutnya

desiccant yang berada di bagian teratas dari daerah mass transper zone akan

berangsur angsur menjadi jenuh dengan air dan mulailah daerah saturated zone.

Seiring dengan terbentuk nya daerah saturated zone di bagian atas maka akan

diikuti dengan terbentuknya daerah mass transper zone baru pada bagian bawah. Jadi

ketika adsorber di operasikan akan terjadi perubahan ke-3 daerah tersebut yaitu :

1.    Daerah saturated zone makin lama makin panjang.

2.    Daerah mass transper zone panjangnya tetap, tetapi daerah ini mengalami pergeseran

dari atas ke bawah.

3.    Daerah aktifitas zone makin lama makin pendek.

       Pada saat batas bawah dari daerah mass transper zone mencapai ujung bawah

dari tumpukan solid desiccant mencapai break trough dan waktu yang diperlukan oleh

desiccant mencapai break trough di katakana sebagai break trough time jadi pada solid

desiccant mencapai break trough, hanya terdapat 2 daerah saja yaitu, saturated zone

dan mass transper zone.


  Panjang mass transper zone

         Panjang mass transper zone di pengaruhi oleh banyak nya floow rate dan
banyak nya uap air yang terkandung didalam nya untuk silica gel.

1. Hydrocarbon condensate adalah hydrocarbon C6+ atau heksana dan hydrocarbon yang lebih
berat dari heksana. Selain menyebabkan foaming (dengan amine atau glycol), tentunya kehadiran
C6+ akan ‘merusak’ spec dari LNG dimana notabene nyaris 100% metana. Jadi ini harus
disingkirkan. Oleh sebab itu plant selalu dilengkapi dengan vessel-vessel stabilizer/knock-out
yang berfungsi untuk menangkap hydrocarbon yang terbentuk akibat terjadinya penurunan
pressure dan atau temperature dari feed gas.
Tentang air, dikeringkan dengan berbagai cara, salah satunya menggunakan molecular sieve.

2. Molecular sieve adalah unit material yang memiliki pori-pori kecil/halus dimana ukurannya
sudah sangat terstandarisasi dan seragam. Pori-pori tersebut dapat dengan selektif ‘melanjutkan’
atau ‘menangkap’ molekul-molekul yang lewat berdasarkan besar-kecilnya ukuran molekul.
Atas cara kerjanya tersebut material ini sering disebut sebagai desiccant.
Kemampuan molecular sieve ini dalam menangkap molekul H2O cukup tinggi, yaitu sampai 20-
25% dari berat molekular sieve itu sendiri.
Seperti glycol, dan amine, molecular sieve ini juga bisa diregenerasi dengan metoda pemanasan
dan purging.
Jenis molecular sieve yang banyak digunakan untuk menangkap H2O adalah silica gel.
Jenis-jenis lain yang banyak digunakan di industri adalah Zeolite, dan lime.

Anda mungkin juga menyukai