Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN 

A.       LATAR BELAKANG

Kebudayaan merupakan  segala sesuatu yang diciptakan oleh umat


manusia dan sebagai keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus
dibiasakan dengan belajar beserta keseluruhan dari hasil budi dan karya itu.
Kebudayaan itu melekat dengan diri manusia, artinya manusia yang menciptakan
kebudayaan sejak zaman dahulu hingga sekarang.

Allah mengangkat seorang Rasul dari jenis manusia, karena yang akan
menjadi sasaran bimbinganya adalah umat manusia. Misinya yaitu memberikan
bimbingan kepada umat manusia agar dalam mengembangkan kebudayaanya
tidak melepaskan diri dari nilai-nilai ketuhanan. Sebagaimana sabdanya yang
berarti: “Sesungguhnya aku diutus Allah untuk menyempurnakan akhlak”. Dalam
mengawali tugasnya nabi meletakan dasar-dasar kebudayaan Islam yang
kemudian berkembang menjadi peradaban Islam. Dakwah Islam terjadi dalam
proses yang panjang dan rumit karena terjadi asimilasi budaya-budaya setempat
dengan nilai-nilai Islam yang kemudian menghasilkan kebudayaan Islam.
Kebudayaan ini berkembang menjadi suatu peradaban yang diakui kebenaranya
secara universal.

Untuk mengetahui perkembangan kebudayaan Islam menjadi sebuah peradaban


maka kami akan membahasnya di makalah ini.
B.  RUMUSAN MASALAH

1.    Bagaimana penjelasan mengenai konsep kebudayaan dalam Islam ?

2.     Bagaimana sikap Islam terhadap kebudayaan?

3.    Bagaimana sikap terhadap krisis kebudayaan Islam?

4.    Bagaimana bangunnya dunia Islam?

C.  TUJUAN MASALAH

1.    Untuk Memahami mengenai konsep kebudayaan dalam Islam.

2.    Untuk mengetahui sikap Islam terhadap kebudayaan.

3.    Untuk mengetahui sikap terhadap krisis kebudayaan Islam.

4.    Untuk mengetahui bagaimana bangunnya dunia Islam.


BAB II
PEMBAHASAN

A.  PENGERTIAN KEBUDAYAAN ISLAM

Kebudayaan berasal dari kata "budi" dan "daya", kemudian digabungkan


menjadi "budidaya" yang artinya upaya untuk menghasilkan dan mengembangkan
sesuatu agar menjadi lebih baik dan memberi manfaat bagi kehidupan. Lalu diberi
imbuhan "ke" dan "an" menjadi kebudidayaan atau disingkat menjadi
kebudayaan. Jadi, kebudayaan adalah upaya yang dilakukan umat manusia untuk
menghasilkan dan mengembangkan sesuatu, baik yang sudah ada maupun yang
belum ada agar memberikan manfaat bagi kehidupan manusia.

Kebudayaan islam merupakan hasil olah, akal, budi, cipta, rasa, karsa, dan karya
manusia berladaskan pada nilai-nilai tauhid. Islam sangat menghargai akal untuk
terseleksi oleh nilai-nilai kemanusiaan yang bersifat universal berkembang
menjadi sebuah peradaban.

Sebagian para ahli mengartikan kebudayaan kemungkinan besar sangat


dipengaruhi oleh pandangan evolusionisme, yaitu suatu teori yang mengatakan
bahwa kebudayaan itu akan berkembang dari tahapan yang sederhana menuju
tahapan yang lebih kompleks.  Dengan demikian kebudayaan berkaitan dengan
aspek kehidupan manusia yang menyeluruh baik material maupun non material.

Ada 3 bentuk kebudayaan dalam perwujudan sebagai berikut:

1.    Wujud sebagai suatu komplek dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma,


dan peraturan. Kebudayaan ini dapat disebut sebagai adapt istiadat yang
menunjukan bahwa budaya mempunyai fungsi mengatur, mengendalikan, dan
memberi arah kepada tindakan, kelakuan, dan perbuatan manusia dalam
masyrakat sebagai sopan santun.

2.    Wujud kebudayaan  sebagai aktivitas dan tindakan manusia dalam


masyarakat.Wujud ini dapat disebut sistem social karena menyangkut tindakan
dan kelakuan manusia.

3.    Wujud ini berupa interaksi masyarakat dan aktivitas masyarakat dalam


kehidupan sehari-hari.Wujud kebudayaan sebagai benda dan hasil karya manusia.
Wujud ini bersifat fisik atau karya benda yang sifatnya paling konkret dari hal-hal
kecil hingga hal yang besar, seperti candi borobudur, kain batik, dan lain
sebagainya.

Islam menurut etimologi berasal dari bahasa arab, salima yang artinya


selamat dan aslama yang artinya memelihara dalam keadaan selamat sentosa,
menyerah diri, ketundukan dan kepatuhan. Islam juga memiliki arti berserah
diri.  Dengan melakukan aslama orang itu akan selamat dunia akhirat. Kata Islam
adalah nama yang diberikan oleh Allah Swt ditunjukan pada ayat Al-Quran yaitu:

Artinya:  Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. tiada


berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang
pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka.
Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah Maka Sesungguhnya Allah
sangat cepat hisab-Nya.

Adapun prinsip-prinsip kebudayaan dalam Islam merujuk pada sumber ajaran Islam
yaitu:

1.      Menghormati akal. Manusia dengan akalnya bisa membangun kebudayaan


baru. Kebudayaan Islam tidak akan menampilkan hal-hal yang dapat merusak
manusia. dijelaskan dalam Qs, Ali-Imran, 3:190 yang artinya: “Sesungguhnya
dalam penciptaan langit dan bumi dan pergantian malam dan siang terdapat
tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang yang berakal”.

2. Memotivasi untuk menuntut dan mengembangkan ilmu. Firman Allah


Swt :”Allah akan mengangkat (derajad) orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang berilmu beberapa derajad” (Qs, aL-
Mujadalah, 58:11).

3. Menghindari taklid buta. Kebudayaan Islam hendaknya mengantarkan umat


manusia untuk tidak menerima sesuatu sebelum diteliti. Sebagaimana telah
difirmankan Allah Swt: “Dan janganlah kamu mengikuti dari sesuatu yang
tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan dan hati nurani semua
itu akan dimintai pertanggungjawaban” (QS, al-Isra, 17:36).
4. Tidak membuat pengrusakan. Firman Allah Swt: “Janganlah kamu berbuat
kerusakan di bumi. Sungguh Allah tidak menyukai orang yang berbuat
kerusakan” (Qs, al-Qhasash, 28:77).

B.  KEADAAN MASYARAKAT ISLAM

Salah satu kekayaan sejarah peradaban Islam adalah mengenal keadaan


masyarakat Islam, peradaban dan pemikiran umat manusia. Membahas sejarah
Islam sangatlah luas dan kompleks. Islam hadir di tengah masyarakat Jahiliyyah
melalui Nabi Muhammad Saw. Islam selanjutnya menyebar dengan peran
keluarga dan para sahabat. Kemudian setelah itu muncul dinasti-dinasti al-Khulafa
ar-Rasyidun. Al-Khulafa Ar-Rasyidun adalah Sayyidina Abu
Bakar, Sayyidina Umar, Sayyidina Ustman, dan Sayyidina Ali yang menjadi
penguasa tertinggi bagi umat Islam setelah Nabi Muhammad Saw wafat. Mereka
berhasil membuat peradaban dan kekuatan politik yang menandingi kekuatan.
Yang saat itu, yaitu Bizantium dan Persia. Akan tetapi ada perselisihan umat
Islam yang terbesar yaitu masalah kekhalifahan/kepemimpinan setelah Nabi Saw
wafat. Perselisihan ini mengakibatkan pertumpahan darah dalam Islam, yang
sebelumnya belum pernah terjadi. Dapat dipastikan, perselisihan tidak akan terjadi
apabila Nabi Saw masih hidup. Beliau akan selalu membimbing manusia ke jalan
yang lurus.

Bahkan di masa hidup Nabi Muhammad Saw penentangan terhadap beliau


dikisahkan melalui peristiwa Usamah bin zaid. Saat itu Farwah bin Umar Al-
Judzami, kepala daerah Ma’an yang diangkat Kaisar Romawi, memeluk agama
Islam. Mengetahui hal itu, para penguasa Romawi sangat marah dan membunuh
dengan kepalanya dipancung, lalu diletakkan di sebuah mata air bernama Alfa’ di
Palestina. Mengetahui kejadian tersebut, Rasulullah SAW segera menyiapkan
pasukan. Sebagai panglima perang, diangkatlah Usamah bin Zaid bin Haritsah.
Kala itu usianya baru 18 tahun. Beberapa sahabat sempat mempertanyakan
keputusan tersebut. Apalagi, turut serta dalam pasukan itu para sahabat senior
semisal Umar bin Khathab, Abu Ubaidah bin Jarrah, Sa’ad bin Abi Waqqash,
Said bin Zaid, Amru bin Nufail, dan lainnya. Mendengar desas-desus yang seolah
menyepelekan kemampuan Usamah itu, Umar bin Khathab segera menemui
Rasulullah. Beliau sangat marah, lalu bergegas mengambil sorbannya dan keluar
menemui para sahabat yang tengah berkumpul di Masjid Nabawi. Setelah memuji
Allah dan mengucapkan syukur, beliau bersabda, “Wahai sekalian manusia, aku
mendengar pembicaraan mengenai pengangkatan Usamah? Demi Allah,
seandainya kalian menyangsikan kepemimpinannya, berarti kalian menyangsikan
juga kepemimpinan ayahnya, Zaid bin Haritsah.”.“Demi Allah, Zaid sangat pantas
memegang pimpinan, begitu juga dengan putranya, Usamah. Kalau ayahnya
sangat aku kasihi, maka putranya pun demikian. Mereka adalah orang yang baik.
Hendaklah kalian memandang baik mereka berdua. Mereka juga adalah sebaik-
baik manusia di antara kalian.” Peristiwa ini menunjukkan penurunan kebudayaan
masyarakat Islam bahwa ketaatan kepada pemimpin (dalam hal ini Nabi)
berkurang, apalagi kejadian ini terjadi di saat masa-masa akhir kehidupan Nabi
Muhammad yang seharusnya nilai ketaatan kepada seorang pemimpin tertanam
sempurna pada setiap sahabat-sahabat Nabi Saw.

Selain itu sejarah peradaban Islam memiliki jejak-jejak emas seperti


penerjemahan kitab-kitab kuno para filosof Yunani pada masa dinasti Abbasiah
yang saat itu dikuasai oleh Harun Ar-Rasyid dan al-Ma'mun. Selain itu ilmu
pengetahuan dikembangkan oleh universitas Fatimiah di Cairo (Dar al-Hikmah),
serta melaui Umayyah II di Cordova. Kemudian setelah jatuhnya Bagdad 656
H/1258 M ketika banyak ulama berhijrah ke Timur sebagai pelarian dari ancaman
pembantaian Mongol. Penduduk wilayah Pantai Utara mengenal Islam berkat
kedatangan mereka dan para pedagang Muslim yang datang mencari stabilitas dan
keamanan. Perjalanan Islam dilanjutkan melalui imperium baru melalui tiga
dinasti yang mana ilmu pengetahuan dipusatkan di Trans Oxiana (Chaghtai), Sarai
Baru (Golden Horde) dan Tabriz (Ilkhan).

Selain kejayaan dan sumbangsih ilmu pengetahuan dari manusia yang


diberikan untuk peradaban Islam, konflik yang menyedihkan bagi keluarga Nabi
dengan kepentingan bermadzhab karena perbedaan aliran yang sangat
kental.Menurut Tonybee, Islam memiliki dua saudara kembar yaitu masyarakat
Iran dan Arab. Hal ini diungkapkan tentang kerkuasanya khalifah Usmani
terhadap negara-negara Arab. Perpecahan agama bukanlah penyebab timbulnya
perbedaan antar kedua masyarakat. Walaupun Islam terpecah menjadi dua
golongan, Ahlusunnah dan Syi'ah, tetapi perpecahan ini tidak pernah sama di
setiap periodenya. 

Dengan perpecahan masyarakat Arab Islam dan masyarakat Iran Islam,


telah merobek-robek hati masyarakat Iran Islam, ketika madzhab Syi'ah Iran
berkuasa pada permulaan abad ke enam belas Masehi, hingga madzhab ini
menjadi poros dan dasar pokok masyarakat Iran yang beragama Islam,(yang
meluas ke timur dan ke barat dari Afghanistan hingga Anatolia), dengan
membiarkan madzhab Ahlusunnah berkuasa di samping poros ini, yakni di ujung-
ujung negeri Iran dan negeri Arab hingga ke selatan dan ke barat.

Perpecahan masyarakat Islam menjadi Syiah Ahlulbait dan Ahlussunnah


terjadi pasca wafat Nabi Muhammad Saw. Tanpa disadari, para musuh berusaha
mengubur atau menjauhkan keluarga Nabi yaitu Ahlulbait dari manusia dan
sejarah. Maka sebagian kelompok tak ingin sejarah Ahlulbait diangkat dan
dibicarakan yang sebenarnya, karena hal ini akan menghadapi sebuah kekuatan
agenda politik duniawi tertentu. Pihak ini sadar betul, jika sejarah ini dibuka maka
kepalsuan legitimasi atau landasan yang selama ini dijadikan instrument akan
mengancam eksistensi mereka.

Dengan dapat dipastikan bahwa konsep yang disajikan oleh Rasul sejak
awal sudah didukung oleh kepemimpinan Imam Ali sebagai sosok satu-satunya di
tengah masyarakat Islam yang mampu memainkan peran sebagai pengganti Rasul
dan membenahi keusakan dan kekurangan yang diwariskan ketiga khalifah
sebelumnya. Rasa hormat dan simpati tulah yang mendorong hati masyarakat
menyerahkan tampuk kepemimpinan kepadanya setelah Usman bin Affan tewas
terbunuh. Rasa cinta itu bukan lahir dari karakter spiritual maupun politik.
Seharusnya keyakinan terhadap pemimpin adalah kelanjutan dari keimanan
kepada Rasulullah. 

Jika saja manusia mau belajar sejarah dan memahaminya dengan menggunakan
akal pikiran yang jernih, maka perbedaan itu tidaklah terjadi. Sebagaimana yang
dituliskan oleh mufasir kontemporer M. Quraish Shihab bahwa manusia memiliki
akal yang berpotensi mengantarkan seseoramg untuk berpikir tentang persoalan
hal ini diperkuat dengan hadist Nabi Muhammad Saw bahwa: "Agama adalah
akal, dan tidak ada (tidak dianggap beragama) jika tidak memiliki
akal. Selanjutnya yang harus dipahami bahwa tidak semua ajaran Islam harus
diyakini hanya dengan akal saja. Yang dimaksud adalah jika ajaran Islam dapat
dijangkau dan dipahami oleh nalar, maka itu adalah hal yang perlu didudukkan. 

C.  KRISIS KEBUDAYAAN ISLAM

Telah dipaparkan di atas mengenai krisis-krisis yang dialami Islam pada


saat kehidupan Nabi hingga akhir hayat beliau. Saat ini Islam mulai masuk pada
babak berikutnya yaitu Islam di masa modern sekitar abad 18-
20 M yang mengalami masa kemunduran.
Saat itu dunia Islam kalah dan disingkirkan oleh Eropa dengan
semangat gold, glory dan gospel. Semangat penjajah Eropa bangkit untuk
mengulangi kejayaan saat menakhlukkan Islam melalui perang salib.  Lain halnya
dengan pendapat Toynbee, bahwa dunia Islam jatuh di tangan Barat dan Kaisar
Rusia, karena Eropa berusaha mengulangi kejayaan mereka saat ditakhlukkan
Islam pada perang Salib.Hemat pemakalah bahwa, kaum muslimin terlalu
bangga dengan kemajuan-kemajuan dan kemenangan-kemenangan nenek moyang
di masa keemasan. Dan tidak perhatian pada Laut Tengah dan lalai
menghancurkan belenggu musuh di leher mereka, sehingga Eropa yang yang
sedang bangkit menguasai Laut Tengah dan menguasai sedikit demi sedikit
wilayah kekuasaan Islam. Hingga akhirnya Islam dianggap kalah karena memiliki
wilayah sedikit di Timur.

Periode kemunduran Islam ini di mulai saat perjanjian Caltouiz, 26 Januari 1699
M antara Turki Usmani dengan Austria, Rusia, Polandia, Venesia, dan Inggris.
Perjanjian itu melumpuhkan Turki Usmani menjadi negara kecil karena hanya
menguasai beberapa negara di Hongaria yaitu Valmartia dan Maria. Sejak saat
itulah krisis abad modern dimulai.

Perubahan politik membawa Islam menjadi lumpuh. Khalifah Abbasyiah


runtuh. Ahli sejarah membuktikan bahwa terjadi pula kemunduran dunia keilmuan
Islam karena faktor internal dan eksternal. Faktor eksternal adalah karena
kekalahan umat Islam dalam perang Salib yang berkepanjangan (Hitti hanya
menyebutkan antara tahun 1144-1270);  dan adanya serangan sangat dahsyat dari
bela tentara mongol di bawah komando Jengis Khan (1155-1227) dan cucunya
Hulagu Khan (1217-1265). Kemudian faktor internal adalah semakin
memudarnya tali persaudaraaan umat dan munculnya fanatisme golongan.

Sementara Eropa menguasai seluruh negara Islam, Belanda menjajah


Indonesia, Inggris mengkondolisasi, kerajaan di India dan Afrika (Afrika Timur,
Afrika Barat dan Nigeria). Di sisi lain, agama dan kebudayaan hukum Islam
masih dipertahankan, akan tetapi pemikiran-pemikiran baru bermunculan dengan
pengaruh ide-ide Eropa. Pada abad 18 M, orang Eropa sudah memiliki
kesadaran renaissance yang tinggi, sedangkan Turki Usmani mengalami
kemorosotan moral dan korupsi, sehingga negara Barat menyebutnya Sickman of
Europe.

Kedatangan Eropa ke dunia Islam menyadarkan para khalifah Usmani


untuk mengadakan pertahanan dan perubahan. Tak lama Kerajaan Usmani lenyap
menjadi Republik Turki yang indenpenden tanpa kekhalifahan lagi.
Kebijaksanaan baru yaitu menciptakan tentara baru yang dilatih Eropa,
administrasi, perpajakan diperluas, hukum baru dikeluarkan, memonopoli barang-
barang tertentu, memproklamirkan reformasi di bidang keamanan, dan
mengontrol semua kegiatan ekonomi. Pada saat itu Turki telah mengalami
penyempitan wilayah karena kehilangan negara penting seperti Balkan dan
kerajaan Rumania. Lalu pecahlah perang Dunia I, Turki bergabung dengan
Jerman dan Bulgaria, sedang Italia, Jepang, China dan Amerika menjadi lawan
Turki. Kemudian Turki dan sekutu kalah, maka Eropa lepas menjadi negara
merdeka. Berdasarkan perjanjian Versai 1919, Hijaz tetap menjadi negara
merdeka, Syam dan Lebanon milik Perancis, Inggris memiliki mandate atas
Palestina, Trans Jordan dan Irak.

Jika memperhatikan kejadian tersebut dapat dikatakan abad ke 19 sampai 20 M,


hampir seluruh dunia Islam berada di kolonia Barat, kecuali Hijaz, Afganistan dan
Persia. Sedangkan negara yang mayoritas Islam dari Maroko hingga Merauke
(Indonesia) menjadi "sapi perahan" bagi negara kolonial untuk memakmurkan
dunia barat.

Menurut Abdul Qadim Zallum, sebab-sebab kemerosotan umat Islam ada


beberapa hal yang paling menonjol, yaitu:

a.    Transfer filsafat-filsafat India, Persia dan Yunani, serta adanya upaya


sebagian kaum muslimin untuk mengkompromikannya dengan umat Islam, walau
terdapat perbedaan mendasar di antara keduanya.

b.    Adanya manipulasi ajaran Islam oleh orang-orang yang membenci Islam.


Baik berupa ide-ide atau hukum-hukum yang sebenarny a tidak bersumber dari
Islam, dengan tujuan merusak citra Islam dan menjauhkan kaum muslimin.

c.    Diabaikannya bahsa arab dalam memahami dan melaksanakan ajaran Islam


pada abad ke tujuh Hijriyah.

d.   Serangan gelombang misionaris dan orientalis dalam bidang budaya,


menyusul serangan politis dari negara Barat.
D.  Bangunnya Dunia Islam

Sejak datangnya Islam, bangsa Arab yang berpusat di Mekkah yang terletak pada
jalur strategis perdagangan natara Laut Tengah dengan samudra Hindia, dikenal
sebagai pedangang. Suku Quraisy, hadir dengan mengukuhkan dan mengatur
budaya dagang dengan tuntunan-tuntunannya. Antara lain dengan mengecam riba,
mendorong investasi, memberlakukan zakat-infak, menganjurkan penghematan
dan melarang kecuranga apalagi penipuan dan sebagainya.

Upaya mengembalikan kekuatan Islam dikenal dengan gerakan pembaharuan


yang didiorong dua faktor yaitu: 

1.    Pemurnian ajaran Islam dari unsur-unsur asing yang menyebabkan


kemunduran Islam.

2.    Menimba gagasan-gagasan baru dan ilmu pengetahuan dari Barat. Karena


gerakan ini telah masuk dunia politik dan Islam bukan hanya agama semata
melainkan suatu kebudayaan dan peradaban yang utuh.

Saat itu Muhammad bin Abdul Wahab berusaha membangkitkan dan


memperbaiki jiwa Islam untuk menggapai kemegahan dan kebesaran di masa lalu.
Setelah wafat pada tahun 1787, ia digantikan oleh Sa'ud muridnya yang pandai
dan cakap dalam mensejahterakan rakyatnya. Pada dasarnya gerakan wahabi
semata-mata ingin memperbaiki kepincangan, perbuatan tahayul dan kembali ke
Islam Sejati. Segala bid'ah, macam tafsir, pengagungan wali, sesajen dan mistik
dilarang keras. Tauhid Islam diajarkan serba kesederhanaan tanpa kompromi. Dan
Al-Qur'an ditafsirkan secara harfiah, yang dianggap satu-satunya pedoman
tingkah laku manusia. Salat, puasa dan ibadah lainnya dilakukan secara sungguh-
sungguh. Cara hidup sederhana dilaksanakan dengan melarang berpakaian sutera,
makan mewah, rokok, kopi, bahkan seni bangunan keagamaanpun dianggap tabu.
Karena itulah kaum Wahabi membongkar kubah kuburan Rasul yang dianggap
menjadi penyembahan berhala. Jadi jelaslah walaupun memiliki moral yang tinggi
tapi memiliki pandangan yang sangat picik.

Khurafat, tahayul dan bid’ah bukan hanya terjadi di masa setelah kenabian,
bahkan di setiap periode kenabian kebiasaan mistik, penyembahan berhala, sihir,
meramalkan nasib dan lainnya telah mendarah daging pada masyarakat Arab
jahiliyah. Islam datang membawa ajaran tauhid menuju Tuhan Sejati yaitu Allah
Swt.Segala macam kegiatan itu dilarang keras karena dapat menyebabkan
lumpuhnya keimanan kepada Allah Swt. Bahwa kekuatan Islam berasal dari
kekuatan keimanan kepada Allah Swt dan Nabi –Nya.
Akan tetapi jika Islam hanya mengandalkan pengajaran keagamaan saja, ia
juga akan kehilangan kekuasaan politik. Beberapa mengecam dengan menunjuk
gerakan Wahabi sebagai bukti bahwa agama Islam tidak akan berkembang dan
maju menurut keadaan masa dan tidak sejalan dengan kemajuan zaman. Sekiranya
jika seseorang yang berpikiran cerdas dan bijaksana, tentunya cita-cita itu benar
bahwa kita harus memegang prinsip kebenaran Islam. Akan tetapi perlu
diketahui  bahwa dunia semakin berkembang dan maju menuntut seseorang
berpikiran terbuka dan memandang di segala sisi.

Menurut Dr. Jeffrey Lang, muslim Amerika yang merupakan professor


Matematika di Universitas Kansas, berdasarkan pengalaman atas gagasannya
mendirikan negara Islam di Amerika. Ide pertama adalah negara Islam (al-dawlah
al-islamiyah) yang bermula menjalankan syariat Islam dalam konteks social
politik umat Islam kontemporer. Kedua, negara negara Islam ditunjang konsep
klasik dar al-islam dan dar al-harb. Dunia ini dibagi dua. Satu bagian diperintah
ajaran Islam dan satunya bukan dengan ajaran Islam.

Formulasi hukum ini tidak ada sangkut pautnya; negara islam diperintahkan kaum
muslim dengan syariat Islam sedangkan dar al-harb negara bukan dengan syariat
Islam yang mana harus ditundukkan dengan jalan, kalau perlu, penakhlukkan
supaya tunduk di bawah pemerintahan Islam. Menurut teori ini, keadaan perang
dan kerusuhan akan terjadi terus menerus antara muslim dan non muslim.
Sehingga di kalangan akademis dan media Barat memperlihatkan karakter Islam
yang keras dan suka perang.

Kita tinggalkan Dr. Lang dan kembali memahami pemerintahan sistem


kekhalifahan yang menerapkan sistem syariat Islam. Kita tidak mungkin
menerapkan kembali sistem kekhalifahan, kita aplikasikan sistem kekhalifahan
dengan negara modern.  Bahwa Politik Ilahiyah dan Politik Negara harus sesuai
dengan ajaran Islam dan jika ada politik negara yang tidak sesuai dengan Politik
Ilahiyyah, maka harus dihapus dan ditinggalkan. Sehingga kebudayaan Islam dan
peradaban umat muslim sedunia bisa dijalankan dengan pemerintahan Islam yang
ideal.

Negara Islam sesungguhnya bukanlah ide yang asing. Dalam literatur ilmu politik
klasik kita mengenal Thomas Aquinas "raja skolastik". Pernah merumuskan
negara dalam kerangka politik keagamaan. Inti dasarnya adalah eksistensi negara
bersumber dari kodrat manusia. Hukum kodrat adalah hukum dasar moral yang
mencerminkan hukum kebijaksanaan Ilahi. Hukum positif sebagai hukum buatan
manusia hanyalah sah sejauh berdasarkan hukum kodrat. Jadi, tindakan legislatif
negara hanya legitim asal sesuai dengan norma-norma moral.
BAB III

PENUTUP

A.  KESIMPULAN

1.    Kebudayaan Islam merupakan agama sebagai suatu sistem budaya yang


mengandung konsep-konsep tentang suatu tatanan umum keberadaan yang
penting bagi orang-orang beriman dalam suatu komunitas agama tertentu.

2.    Krisis umat Islam diuraikan dalam kejadian-kejadian yang telah diuraikan


bahwa negara dan kebudayaan Islam telah dijajah oleh negara Barat dan Eropa.
Hal ini di karenakan factor militer, ekonomi, politik yang menurun. Selain itu
pengetahuan umat muslim masih stagnasi, cenderung pada sikap fatalistis dan
suasana tahayuldan khurafat.

3.    Makalah ini berusaha menyajikan berbagai data dan fakta yag terjadi dalam
perjalan sejarah peradaban Islam sebagai gambaran umum profil peradaban Islam,
guna menjadi muqadimah dalam penelitian dan pembahasan luasnya khazanah
peradaban Islam. Makalah ini sengaja tidak menyimpulkan atau condong terhadap
data dan fakta tertentu, namun sebagaimaa judulnya adalah profil umum tentang
peradaban kebudayaan Islam.

4.    Menurut hemat pemakalah ketika kita membicarakan profil kebudayaan


Islam, maka yang terlintas adalah sejarah Islam itu sendiri. Dan ketika kita
membicarakan sejarah Islam, maka disana akan kita akan dapati berbagai literatur
sumber-sumber dan fakta-fakta sejarah yang sangat menarik dikaji dan sifatnya
tidak akan ada selesainya. Karena berdasarkan pemaparan data-data diatas,
pemakalah menyimpulkan bahwa profil peradaban Islam sebenarnya belumlah
selesai sampai saat ini. Dan fakta-fakta sejarah peradaban Islam di masa lalu
sampai saat ini menunjukkan kaya dan luasnya khazanah peradaban Islam. Dan
ini juga berarti bahwa kerberagaman fakta sejarah tersebut juga menjadi bekal
bagi kemajuan dan kesempurnaan peradaban Islam di masa yang akan datang.

Akhirnya, pemakalah memohon maaf atas kekurangan dan kesalahan dari


makalah ini. Dan pemakalah memohon saran dan masukan dari yang telah
membaca makalah ini khususnya kepada dosen Pembimbing. Agar kekurangan
dan kesalahan yang sama tidak akan terulang dikesempatan yang akan datang. 

Anda mungkin juga menyukai