Modul Ajar Nanas
Modul Ajar Nanas
Modul Ajar
CAPAIAN PEMBELAJARAN
Pada akhir fase F, peserta didik mampu melakukan penyiapan bibit tanaman perkebunan tahunan/semusim dan/atau herbal melipu
TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada akhir pembelajaran, peserta didik mampu :
4.
KATA KUNCI
Bibit Tanaman, Generatif dan Vegetatif, konvensional atau moderen
Metode :
▪ Diskusi
▪ Penugasan
MATERI AJAR
● LKPD (terlampir)
● Link youtube :
PEMAHAMAN BERMAKNA
✔ Bibit adalah tumbuhan yang masih bakal pohon atau tanaman yang sudah dalam bentuk sempurna
bagian-bagiannya (akar, batang, daun) dengan bentuk fisik masih kecil..
✔ Perbanyakan secara vegetatif adalah cara perkembangbiakan tanaman dengan menggunakan bagian-
bagian tanaman seperti batang, cabang, ranting, pucuk daun, umbi dan akar, untuk
menghasilkan tanaman yang baru, yang sama dengan induknya.
✔ Perbanyakan secara vegetatif adalah cara perkembangbiakan tanaman dengan menggunakan bagian-
bagian tanaman seperti batang, cabang, ranting, pucuk daun, umbi dan akar, untuk
menghasilkan tanaman yang baru, yang sama dengan induknya.
PERTANYAAN PEMANTIK
Apabila suatu usaha bidang perkebunan tidak menyiapkan bibitdengan baik maka usaha perkebunan tersebut ….?
Kenapa bibit harus disiap dengan baik ?
Banyak orang yang dalam usaha perkebunan selalu gagal atau hasil produksi tidak sesuai dengan di rencanakan , m
PERSIAPAN PEMBELAJARAN
Sebelum pembelajaran dimulai, pastikan bahwa :
Peserta didik :
Mempersiapkan perangkat digital yang akan digunakan untuk belajar
Memiliki paket internet dan jaringan yang bagus
Mempersiapkan alat tulis dan buku
Ruang kelas, LCD, Laptop, dan materi (bahan tayang) telah siap.
I. KEGIATAN PEMBELAJARAN
KEGIATAN PEMBELAJARAN
1. Bagaimana menurut pendapat kalian mengenai penyiapan bibit tanaman Nanas Madu yang
sesuai pada kegiatan ini
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
2. Bagaimana menurut pendapat kalian mengenai tentang kegiatan belajar yang dilakukan
saat ini ?
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
3. Apa manfaat mempelajari dalam melakukan penyiapan bibit tanaman Nanas
Madu ? jelaskan!
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
REFLEKSI GURU
1. Apakah dalam memberikan arahan dan penjelasan pembelajaran dapat dipahami oleh
peserta didik?
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
2. Bagaimana tanggapan peserta didik terhadap proses pembelajaran?
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
3. Apakah proses pembelajaran berjalan sesuai dengan yang diharapkan?
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………...
4. Bagian manakah pada proses pembelajaran yang perlu diperbaiki?
Asesmen
1. Awal
a. Asesmen awal
Instrument Via Google Formulir :
Tentukan sikap kamu terhadap pernyataan di bawah ini dengan memberi
tanda ceklis (√) pada kolom “sangat setuju”, “setuju”, “kurang setuju”,
“tidak setuju” !
Sikap
No Pernyataan
Sangat Kurang Tidak
Setuju
setuju setuju setuju
1 Materi tentang Penyiapan bibit perlu
di pelajari
Nama :…………………………………………………………………………..
Kelas :…………………………………………………………………………..
Materi :……………………………………………………………………………
Kelas :…………………………………….
Kelompok :…………………………………….
Tanggal :…………………………………….
Cara penilaian : Nilai peserta didik dihitung berdasarkan jumlah skor perolehan peserta didik di bagi dengan
skor maksimal
Kelas :…………………………………….
Materi :…………………………………….
TanggalKoreksi :…………………………………….
Kelompok :…………………………………….
PENSKORAN
Nilai = Jumlah Skor dibagi 24 dikalikan 100
4. Bagaimana menurut pendapat kalian mengenai tentang kegiatan belajar yang dilakukan
saat ini ?
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
5. Apa manfaat mempelajari dalam melakukan tahapan mikropropogasi
tanaman nanas madu ? jelaskan!
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
REFLEKSI GURU
.1 Apakah dalam memberikan arahan dan penjelasan pembelajaran dapat dipahami oleh
peserta didik?
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
2. Bagaimana tanggapan peserta didik terhadap proses pembelajaran?
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
3. Apakah proses pembelajaran berjalan sesuai dengan yang diharapkan?
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………...
4. Bagian manakah pada proses pembelajaran yang perlu diperbaiki?
Asesmen
a. Awal
Asesmen awal
Instrument Via Google Formulir :
Tentukan sikap kamu terhadap pernyataan di bawah ini dengan memberi
tanda ceklis (√) pada kolom “sangat setuju”, “setuju”, “kurang setuju”,
“tidak setuju” !
Sikap
No Pernyataan
Sangat Kurang Tidak
Setuju
setuju setuju setuju
1 Materi tentang Stahapan
mikropropogasi perlu di pelajari
Soal 1. Tahapan apa saja yang diperlukan untuk perbanyakan Tanaman nanas madu ?!
Jawaban:
Kelas :…………………………………….
Kelompok :…………………………………….
Tanggal :…………………………………….
Cara penilaian : Nilai peserta didik dihitung berdasarkan jumlah skor perolehan peserta didik di bagi dengan
skor maksimal
Kelas :…………………………………….
Materi :…………………………………….
TanggalKoreksi :…………………………………….
Kelompok :…………………………………….
PENSKORAN
Nilai = Jumlah Skor dibagi 24 dikalikan 100
1. Pengayaan
Diberikan kepada siswa yang sudah mencapai 70% CP tapi belum 100
a. Mengidentifikasi bagian-bagian materi yang perlu di kuasai dan dikembangkan.
b. Mengerjakan tugas pengayaan.
I. Identitas
Judul Proyek : Penyiapan bibit tanaman nanas madu
Dalam Nama :
Kelas :
A. Pendahuluan
Pada prinsipnya pembiakan tanaman secara generatif merupakan hasil dari penyerbukan (sexual).
Hasil pembiakan generatif lebih dikenal dengan bibit dari biji, sebab bibit ini dikembangkan dari
biji. Anggapan semacam ini tidak selalu benar sebab ada biji yang bukan dari hasil penyerbukan
yaitu biji apomiktik. Namun pada kebanyakan buah atau biji ini telah dibuahi atau sebagai hasil
perkawinan antara bunga jantan dan bunga betina. Mekanisme perkawinan terjadi pada saat
penyerbukan yaitu pada saat kepala putik diserbuki dengan serbuk sari yang berlanjut sampai
pembentukan biji
Cara pembiakan tanaman dengan biji ini dapat terjadi secara alami dan dengan campur tangan
manusia. Pembiakan secara alami yaitu biji tanaman yang jatuh di tanah, akan tumbuh menjadi
tanaman jika mendapat kondisi lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhannya. Pembiakan dengan
campur tangan manusia yaitu melalui manusia, biji akan tumbuh menjadi tanaman jika ditempatkan
pada kondisi lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhannya. Belajar dari kondisi alam ini manusia
telah mengenal cara pembiakan tanaman dengan biji jauh sebelum cara pembiakan vegetatif.
Pertumbuhan tanaman yang diperbanyak dengan biji, mempunyai keseimbangan perbandingan
antara pertumbuhan tanaman di bagian bawah tanah (akar) dengan pertumbuhan bagian tanaman di
atas permukaan tanah (batang beserta tajuknya). Pertumbuhan tajuk yang meninggi akan sebanding
dengan pertumbuhan memanjang akar tanaman, selain pohonnya lebih tinggi, tanaman dari bijipun
memiliki perakaran yang dalam.
Pertumbuhan vegetatif tanaman dari biji memerlukan waktu yang lebih lama dari pada pertumbuhan
tanaman dari hasil perbanyakan yang lainnya, karena pertumbuhan tersebut dimulai dari awal (dari
biji). Energi awalnya lebih banyak digunakan untuk pembentukan batang dan tajuk tanaman
sehingga pertumbuhan generatifnya lebih lambat dan diperlukan waktu yang lebih lama untuk
menunggu tanaman berbuah (menghasilkan).
Kelebihan tanaman ini perakarannya kuat, kelemahannya adalah pertumbuhan generatifnya lambat
dan sifat genetiknya belum tentu sama dengan sifat induknya. Umur berproduksinya tidak secepat
tanaman yang berasal dari perbanyakan vegetatif.
Adanya kekurangan seperti diatas bukan berarti tanaman yang berasal dari biji ini tidak berguna
sama sekali. Tanaman ini masih banyak diperlukan sebagai batang bawah untuk okulasi atau
sambung atau sebagai tanaman penghijauan di lahan-lahan kritis yang lebih mementingkan
konservasi lahannya dibanding produksinya. Khususnya tanaman perkebunan tahunan, tanaman
hasil perbanyakan dari
biji dapat dikenali dari sosoknya yang lebih tinggi dan percabangannya lebih sedikit dibanding
dengan tanaman hasil perbanyakan vegetatif.
Sifat genetik suatu tanaman dapat ditingkatkan melalui pemuliaan tanaman dengan cara merakit
sifat- sifat unggul yang dimiliki oleh tanaman. Salah satu metode pemuliaan tanaman yang dapat
dilakukan secara sederhana adalah melalui persilangan (penyerbukan silang) yaitu menggabungkan
dua atau lebih sifat unggul yang dimiliki tetuanya dengan tujuan untuk memperoleh benih hibrida
yang unggul. Agar dapat melakukan persilangan yang menghasilkan benih hibrida sesuai dengan
target yang diinginkan, diperlukan pengetahuan dan keterampilan dalam melakukan penyerbukan
atau persarian. Pembiakan tanaman secara generatif adalah pembiakan tanaman dengan
menggunakan biji. Biji merupakan hasil reproduksi seksual tanaman. Reproduksi seksual
membutuhkan keterlibatan dua individu, biasanya dari jenis kelamin yang berbeda
(tepungsari/polen dan putik) yang terdapat pada bunga. Bunga adalah struktur reproduksi seksual
pada tumbuhan yang berbuah. Bunga berfungsi untuk menghasilkan biji, maka fungsi dari bunga
sebagai penghasil biji merupakan dasar utama yang penting untuk dipelajari, dimana penyerbukan
dan pembuahan berlangsung pada bunga.
Dipandang dari segi biologi, bunga merupakan alat perkembangbiakan tanaman karena bunga dapat
tumbuh menjadi buah yang berisi biji, dan biji dapat tumbuh menjadi tanaman baru. Pada umumnya
tanaman dapat menghasilkan bunga setelah dewasa dan cukup mengandung cadangan makanan.
Apabila tanaman telah mencapai tingkat dewasa dan telah mempunyai cadangan makanan yang
cukup banyak terutama karbohidrat maka tanaman akan mengalami perubahan kualitatif menuju
kearah pembungaan.
B. Bahan Pembiakan Tanaman Dipilih Sesuai dengan Tujuan Pembiakan Tanaman
Benih dan bibit merupakan sumber bahan tanam yang digunakan dalam proses budidaya tanaman.
Benih adalah istilah yang dipakai untuk bahan dasar pemeliharaan tanaman.
Dalam Undang-Undang Sistem Budidaya Tanaman, benih adalah tanaman atau bagian dari tanaman
yang digunakan untuk mengembangbiakkan tanaman tersebut. Dalam budidaya tanaman, benih
dapat berupa biji maupun tumbuhan kecil hasil perkecambahan, atau perbanyakan aseksual dan
disebut juga bahan tanam. Benih atau bahan tanam yang bukan berupa biji atau yang telah
disemaikan dapat disebut sebagai bibit. Benih diperdagangkan tidak untuk dikonsumsi.
1. Bahan Tanam (Vegetatif dan Generatif) Dikenali Sesuai dengan Karakteristik Komoditas
a. Pengenalan Bahan Tanam
Bahan tanam merupakan bagian tanaman yang ditanam, dapat berupa biji/benih, potongan
batang (setek), atau belahan rumpun. Bagian tanaman yang dapat dijadikan bahan tanam
tergantung pada jenis tanamannya dapat berupa daun, ranting, cabang, batang, akar, rhizome,
umbi, buah dan biji.
Bahkan dengan teknologi tinggi jaringan tanaman bagian manapun dapat digunakan sebagai
bahan tanam. Semua organ tanaman dapat digunakan sebagai bahan tanam, namun harus efisien,
tersedia dan berpotensi produksi tinggi. Bahan tanam sangat menentukan produktifitas tanaman
(> 50%) baik kuantitas maupun kualitas, sifat genetis dan daya tumbuh yang baik.
Bahan tanam adalah bagian dari pohon induk yang digunakan untuk memperbanyak tanaman,
baik untuk perbanyakan secara generatif atau untuk perbanyakan secara vegetatif. Bahan tanam
harus berasal dari pohon induk yang sehat dan telah diketahui silsilahnya, mudah dibiakkan,
produktivitas perakaran yang kuat dan rimbun.
Bahan tanam yang baik didapat melalui:
1) Bibit
Bibit tanaman merupakan modal yang perlu diperhatikan yang akan menentukan kualitas
pertumbuhan tanaman. Keberhasilan fase pembibitan akan mendukung fase pertumbuhan
berikutnya di lapangan.
Persiapan bibit yang berkualitas akan dapat meminimalkan kegagalan yang timbul dalam usaha
pembudidayaan suatu tanaman tertentu. Pengadaan bibit tanaman dapat dilakukan dengan 2
cara yaitu generatif (biji) dan vegetatif (bagian tanaman). Kedua cara ini memiliki kelebihan
dan kelemahan masing-masing sesuai dengan kebutuhannya. Melalui perbanyakan secara
vegetatif memiliki keuntungan yang menjanjikan, karena kinerja yang baik dari tanaman
induknya akan diulang secara konsisten dan berkelanjutan, hal ini tidak dapat dilakukan pada
perbanyakan secara generatif (biji). Perbanyakan tanaman secara vegetatif diharapkan akan
menghasilkan tanaman yang unggul, seragam dan dapat mempercepat penyebaran hasil-hasil
program pemuliaan.
Bahan tanam untuk perbanyakan secara vegetatif sebaiknya berasal dari pohon induk yang
telah diketahui silsilahnya, tingkat pertumbuhan, serta kualitas dan kuantitas produksi buahnya.
Untuk stek, bagian vegetatif yang digunakan adalah batang, daun, akar, atau umbi. Untuk
cangkokan, rundukan, atau sambung, bagian vegetatif yang digunakan adalah pohon induk
keseluruhan. Sementara itu, bagian vegetatif yang digunakan untuk okulasi dan sambungan
adalah entres, yakni cabang yang diambil dari bagian pucuk pohon induk.
Bibit merupakan bahan tanam yang berasal dari bagian vegetatif tanaman hidup. Bibit dapat
berarti pula benih yang ditumbuhkan dulu sampai tingkat tertentu yang kemudian digunakan
sebagai bahan tanam. Kelebihan penggunaan bibit adalah: mudah diperoleh dan digunakan,
sifat sama dengan induknya dan cepat produksi.
Kelemahan penggunaan bibit adalah: bibit yang berasal dari stek dan cangkok tidak
mempunyai akar tunggang serta sulit dalam distribusi/pengangkutan.
Untuk meminimalkan resiko kegagalan, maka sebaiknya dicermati karakteristik bibit yang
prima, berkualitas dan cukup usianya dengan ciri-ciri sebagai berikut:
• Tumbuh subur dan normal sesuai dengan usia bibit seharusnya
• Memiliki batang kokoh dengan percabangan tumbuh merata
• Daun rimbun, berwarna hijau, tidak mengalami cacat akibat serangan hama dan penyakit
• Perakaran tanaman tumbuh cukup rimbun dan tidak keluar dari media tanamnya
• Batang atas dan batang bawah memiliki ukuran seimbang.
Pedoman mendapatkan bibit berkualitas sebagai berikut:
Bibit dengan label resmi
Bibit berkualitas tinggi yang banyak diperdagangkan di Indonesia memiliki label resmi dari
Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) Departemen Pertanian. Label tersebut
merupakan tanda bahwa tanaman berasal dari varietas unggul, baik batang atas maupun batang
bawahnya, asal bibit, nama dan alamat penangkar bibit. Perakaran bibit kokoh
Untuk mengetahui perakaran bibit yang kokoh, dapat dikenali dengan cara mengangkat bibit
sewaktu masih berada di dalam polibag. Apabila polibag dan media tanaman tidak goyang
atau jatuh, berarti perakaran tumbuh dengan baik mencengkeram media tanam.
Syarat lain perakaran yang baik adalah akar tidak menyembul keluar dari polibag. Perakaran
yang kurang kokoh akan menancap di tanah dapat mengakibatkan terputusnya akar saat bibit
dipindahkan dari polibag ke pot tanam.
Umur bibit
Saat memilih bibit tanaman yang menjadi perhatian utama adalah umur bibit yang sudah
mencukupi. Bibit yang sudah berumur 6-8 bulan dengan tinggi lebih dari 60 cm akan mudah
beradaptasi dengan lingkungan barunya.
2) Benih
Benih adalah biji yang dipersiapkan untuk tanaman, telah melalui proses seleksi sehingga
diharapkan dapat mencapai proses tumbuh yang besar. Benih siap dipanen apabila telah masak.
Ada beberapa fase untuk mencapai suatu tingkat kemasakan benih, yaitu fase pembuahan, fase
penimbunan zat makanan dan fase pemasakan. Fase pertumbuhan dimulai sesudah terjadi
proses penyerbukan, yang ditandai dengan pembentukan-pembentukan jaringan dan kadar air
yang tinggi. Fase penimbunan zat makanan ditandai dengan kenaikan berat kering benih, dan
turunnya kadar air. Pada fase pemasakan, kadar air benih akan mencapai keseimbangan
dengan
kelembaban udara di luar dan setelah mencapai tingkat masak benih, berat kering benih tidak
akan banyak mengalami perubahan. Tolok ukur yang umumnya dijadikan patokan untuk
menilai tingkat kemasakan benih adalah warna, bau, kekerasan kulit, rontoknya buah (benih),
pecahnya buah, dan kadar air. Benih dikatakan masak secara fisiologis dan siap untuk dipanen,
apabila zat makanan dari benih tersebut tidak lagi tergantung dari pohon induknya, yang umum
ditandai dengan perubahan warna kulitnya. Waktu yang paling baik untuk pengumpulan benih
adalah segera setelah benih itu masak. Masaknya buah (benih) umumnya terjadi secara
musiman, walaupun cukup banyak juga jenis-jenis pohon yang menghasilkan buah masak
tetapi tidak mengikuti musim yang jelas.
Penggunaan benih bermutu mengurangi jumlah pemakaian benih dan tanam ulang serta
memiliki daya kecambah dan tumbuh yang tinggi sehingga pertanaman tumbuh seragam,
karena dengan menggunakan benih yang bermutu dan sehat akan mendukung pola
pertumbuhan dari tanaman tersebut. Pertumbuhan benih yang baik pada awal tanam dapat
mengurangi masalah gulma dan dapat meningkatkan daya tahan terhadap serangan dari hama
dan penyakit. Kombinasi faktor ini dapat memberikan tambahan hasil panen antara 5-20%.
Benih yang mempunyai mutu baik mempunyai ciri-ciri tersendiri, benih bermutu adalah benih
murni dari suatu varietas, berukuran penuh dan seragam, penuh disini berarti tidak mempunyai
suatu kekurangan tidak terdapat tanda-tanda kerusakan pada benih tersebut. Benih mempunyai
daya kecambah lebih dari 80% dengan bibit tumbuh baik dan terbebas dari bibit gulma,
penyakit, hama atau bahan lainya yang dapat mempengaruhi daya pertumbuhan dari benih.
Ciri fisik benih bermutu adalah:
a) Bentuk, ukuran dan warnanya seragam. Benih yang baik selalu sama bentuknya. Kalau bentuk
benih itu seharusnya bulat, semuanya bulat (tidak ada yang pipih atau lonjong). Itulah benih yang
baik. Demikian pula kalau bentuknya seharusnya pipih, maka semuanya juga harus pipih.
Ukuran dan warna juga harus seragam. Tidak ada yang lebih besar atau lebih kecil. Tidak ada
yang berwarna aneh, kalau bibit berwarna kuning semua harus kuning, tak ada yang putih
b) Permukaan kulit benih harus bersih dan mengkilat. Tidak ada yang kotor atau keriput. Benih
yang keriput pertanda dipetik pada saat buah belum cukup umur
c) Tidak tercampur dengan benih hampa dan macam-macam kotoran, seperti tanah, sisa kulit, dan
biji rumput
d) Kadar air cukup rendah dan benih sudah mengalami masa istirahat yang cukup, namun masih
juga belum mengalami masa simpan terlalu lama sampai kadaluwarsa.
Benih sebaiknya diberi label secara tepat. Untuk memperoleh benih bermutu, dapat membeli
benih bersertifikat yang murni dan berlabel atau membeli benih bermutu yang diproduksi
petani/penangkar.
Benih sebagai bahan perbanyakan sebaiknya menggunakan benih yang bermutu. Keuntungan
penggunaan benih bermutu adalah dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi penggunaan
benih, karena populasi tanaman yang akan tumbuh dapat diperkirakan sebelumnya, yaitu dari
data (label) daya kecambah dan kemurniannya. Benih dapat dikatakan baik atau bermutu kalau
sudah memenuhi komponen mutu benih, yaitu kriteria mutu fisik, mutu fisiologis, mutu genetik
dan mutu pathologis. Kriteria benih yang baik secara fisik adalah:
a) Tingkat kebersihan benih
Salah satu ketentuan benih sesuai dengan standar yang telah ditentukan adalah tingkat
kebersihannya dari segala kotoran baik kotoran yang berasal dari sisa-sisa bagian tanaman
maupun kotoran lain (biji-biji herba gulma, potongan tangkai, dan butiran-butiran tanah/pasir)
b) Ukuran dan keseragaman
Ukuran benih yang dimaksud adalah besar kecilnya volume setiap butir benih. Benih yang
berukuran normal dan seragam akan memiliki struktur embrio yang baik dan cadangan
makanan yang cukup
c) Berat benih
Berat setiap butir yang biasanya ditimbang, untuk benih berukuran besar, pengukuran dengan
cara menimbang 100 butir sedangkan untuk benih berukuran kecil 1.000 butir.
d) Warna benih
Warna benih dapat mengidentifikasi suatu benih terutama untuk mengetahui lamanya benih
tersimpan dan tingkat kesehatan benih dari penyakit benih. Benih yang baik adalah benih yang
memenuhi warna cerah, tidak kusam, mulus, tidak bercak atau terang sesuai dengan warna
dasarnya.
Benih dinyatakan memenuhi kriteria fisiologis apabila benih tersebut memiliki viabilitas dan daya
kecambah yang tinggi sesuai dengan persyaratan mutu benih yang telah ditetapkan. Begitu juga
kriteria pathologis bila benih tersebut tidak terinfeksi penyakit sesuai dengan persyaratan yang telah
ditetapkan. Sedangkan benih dinyatakan memiliki mutu genetis yang baik bila benih tersebut
memiliki tingkat kemurnian yang tinggi sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan
(bersertifikat).
Sebelum benih disemai yang perlu dilakukan adalah menghitung kebutuhan benih dengan cermat,
hal ini terutama diperlukan untuk keperluan benih dalam jumlah yang besar. Perhitungan kebutuhan
benih ini akan memberikan beberapa keuntungan, seperti efisiensi biaya. Perhitungan kebutuhan
benih dengan cermat akan dapat menghemat biaya dan dapat menghindari pembengkakan biaya
yang diakibatkan oleh kelebihan benih yang disemai. Proses budidaya selanjutnya akan berjalan
lebih baik dengan adanya perhitungan kebutuhan benih yang cermat, hal ini dimungkinkan dengan
diperolehnya benih yang seragam sehingga memudahkan tehnis budidaya selanjutnya. Dalam
perhitungan kebutuhan benih ini, diperhitungkan juga kebutuhan benih untuk penyulaman sehingga
bila ada tanaman yang mati, dapat diganti dengan benih yang seragam yang telah diperhitungkan
sebelumnya. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menghitung kebutuhan benih antara lain
luas lahan, jarak tanam, prosentase daya kecambah benih, cadangan untuk penyulaman, kecambah
dapat dipindah dan bibit dapat ditanam. Luas lahan dan jarak tanam jelas akan mempengaruhi
jumlah benih yang diperlukan. Semakin luas lahan penanaman maka semakin banyak benih yang
diperlukan sehingga semakin banyak pula biaya yang diperlukan untuk pesemaian. Demikian pula
dengan jarak tanam, semakin lebar jarak tanam yang digunakan maka semakin sedikit jumlah benih
yang diperlukan dan sebaliknya.
Setelah luas lahan dan jarak tanam yang digunakan diketahui maka perhitungan kebutuhan benih
sudah dapat dilakukan. Secara umum perhitungan kebutuhan benih yang menggunakan pola jarak
tanam segi empat dengan rumus :
Keterangan :
Y = Jumlah benih yang diperlukan
B = Luas lahan yang akan ditanami ( m2 )
C = Jarak tanam antar barisan ( m )
D = Jarak tanam dalam barisan ( m )
E = Penyulaman ( pohon )
F = Daya kecambah benih ( % )
G = Kecambah dapat dipindah
H = Bibit dapat ditanam
PERBANYAKAN TANAMAN SECARA VEGETATIF
Perbanyakan secara vegetatif adalah cara perkembangbiakan tanaman dengan menggunakan bagian-
bagian tanaman seperti batang, cabang, ranting, pucuk daun, umbi dan akar, untuk menghasilkan
tanaman yang baru, yang sama dengan induknya.
Perbanyakan vegetatif dibagi menjadi 2 :
a) Perbanyakan vegetatif alami,
a. Runner atau sulur atau stolon atau geragih
b. Corm
c. Bulb (umbi lapis)
d. Tuber (umbi batang)
e. Rhizome
f. Anakan
2. Perbanyakan vegetatif buatan, ada 2 macam, yaitu :
a. Perbanyakan vegetatif buatan dengan perbaikan sifat, yaitu okulasi, grafting, kultur
jaringan
b. Perbanyakan vegetatif tanpa perbaikan sifat, yaitu cangkok dan stek (daun, batang, akar)
Keuntungan Perbanyakan vegetatif alami :
a. dapat dipraktekkan pada tanaman yang tidak menghasilkan biji
b. sifat pohon induk diturunkan ke generasi berikutnya
c. masa juvenil relatif pendek
d. mempercepat persediaan bibit
Kelemahan Perbanyakan vegetatif alami:
a. infeksi sistemik oleh virus dapat menjalar ke semua tanaman
b. bahan tanam akan menghabiskan tempat, tidak seperti biji
c. periode penyimpanan bahan tanam pendek
d. mekanisme perbanyakan pada beberapa tanaman tidak praktis
BUDIDAYA NANAS MADU
1. Iklim
Tanaman nanas madu bisa tumbuh pada kondisi iklim basah atau bisa kering. Secara umum,
tanaman nanas madu adalah toleran terhadap kekeringan. Tanaman nanas madu bisa tumbuh
dengan baik di bawah sinar matahari rata-rata 33-71% dengan suhu antara 23-32°C, akan
tetapi nanas madu ini juga bisa tumbuh di daerah yang memiliki suhu rendah hingga 10°C.
2. Ketinggian tempat
Nanas Madu sangat tepat ditanam di ketinggian 800 – 1200 m dpl. Pertumbuhan optimum
tanaman nanas antara 100 – 700 m dpl.
3. Jenis tanah
Secara umum, hampir semua jenis tanah yang dipakai untuk pertanian tepat untuk tanaman
nanas. Akan tetapi sangat disarankan pilih jenis tanah yang mengandung pasir dan tinggi
bahan organiknya. Kadar keasaman tanah antara 4,5 – 6,5. Tanah yang kaya kapur (pH lebih
dari 6,5) menyebabkan tanaman menjadi kerdil dan klorosis. Sedangkan tanah masam (pH
4,5 atau lebih rendah) akan mengalami penurunan unsur-unsur mikro dengan cepat.
Faktor yang perlu menjadi perhatian adalah aerasi dan drainase tanah harus baik, sebab jika
tanaman ini terendam akan sangat rentan terkena busuk pada bagian akar, sehingga sangatlah
bagus apabila nanas ditanam dalam lahan yang sedikit miring, sehingga air akan mudah
mengalir dan tidak tergenang.
Budidaya
Secara garis besar budidaya nanas madu terbagi ke dalam beberapa tahapan, yaitu :
1. Pengolahan tanah
Pengolahan tanah dimulai dari pembersihan lahan sampai dengan pembuatan bedengan.
Lahan dibersihkan dari pohon-pohon liar dan batu-batuan, kemudian tanah dicangkul/dibajak
dengan traktor sedalam 30-40 cm hingga gembur, biarkan tanah menjadi kering minimal
selama 15 hari supaya tanah lebih matang dan siap ditanami.
Derajat keasaman tanah yang sesuai untuk tanaman nanas adalah 4,5-6,5. Guna mendapat
derajat keasaman yang optimum dilakukan pengapuran tanah menggunakan Calcit atau
Dolomit atau bahan kapur lainnya dengan cara ditaburkan merata dan dicampurkan dengan
lapisan tanah atas. Dosis kapur disesuaikan dengan pH tanah, tetapi umumnya berkisar antara
2 – 4 ton/ha.
Adapun pupuk dasar yang digunakan adalah pupuk kandang dengan dosis kurang lebih 10
ton/ha. Pupuk kandang tersebut disebar merata pada tanah pada saat pembuatan bedeng.
Bedengan dibuat dengan ukuran lebar 80 – 120 cm, jarak antar bedengan 90-150 cm dan
tinggi bedengan adalah antara 30 – 40 cm. Untuk menekan pertumbuhan rumput dan
pencucian unsur hara oleh air hujan, sebaiknya bedengan ditutup dengan plastik mulsa.
2. Pembibitan
Kesuksesan penanaman nanas madu sangat ditentukan oleh kualitas bibit. Nanas madu paling
mudah dikembangkan dengan cara vegetatif, yaitu dengan mahkota buah dan stek batang.
Kaualitas bibit yang baik wajib berasal dari tanaman yang pertumbuhannya normal, sehat
dan terhindar dari hama dan penyakit.
Bibit yang baik harus mempunyai daun-daun yang nampak tebal-tebal penuh berisi, terhindar
dari hama dan penyakit, mudah diperoleh dalam jumlah yang banyak, pertumbuhan relatif
seragam dan mudah dalam pengangkutan terutama untuk bibit stek batang. Bibit nanas yang
di ambil dari mahkota nanas sebaiknnya di diamkan 2 -3 hari terlebih dahulu sebelum di
tanam hal ini berfungsi agar bekas potongan bisa tertutup dengan halus sehingga perakaran
semakin lebih cepat.
3. Penanaman bibit
Bibit yang telah kita peroleh selanjutnya kita tanam di lahan yang sudah kita olah sebelumya.
Terdapat beberapa teknik penanaman, tetapi yang paling sering dipakai para petani nanas
madu di Kabupaten Purbalingga adalah sistem baris rangkap dua dalam satu bedeng dengan
jarak tanam 40 x 60 cm, dan jarak antar bedeng adalah 50 cm. Kebutuhan bibit dalam satu
hektar mencapai 60.000 bibit. Langkah-langkah penanamannya adalah :
Membuat celah tanam sesuai dengan jarak dan sistem tanam yang dipilih
Menanam bibit pada celah tanam yang terdapat masing-masing satu bibit per
celah tanam
Tanah ditekan/dipadatkan di kurang lebih pangkal batang bibit nanas supaya tak
mudah ambruk dan akar tanaman bisa kontak langsung dengan air tanah
Melakukan penyiraman hingga tanah lembab dan basah
Penanaman bibit nanas jangan terlalu dalam, 3-5 cm bagian pangkal batang
tertimbun tanah supaya bibit mudah busuk.
4. Perawatan
Kegiatan yang dilakukan dalam merawat tanaman nanas madu meliputi :
Penyulaman
Penyulaman dilakukan terhadap bibit yang tidak tumbuh atau mati. Bibit yang mati tersebut
kita ganti dengan bibit baru. Sehingga perlu adanya stok bibit cadangan.
Penyiangan
Penyiangan diperlukan untuk membersihkan kebun nanas dari rumput liar dan gulma pesaing
tanaman nanas alam hal kebutuhan air, unsur hara dan sinar matahari. Rumput liar tak jarang
menjadi sarang dari penyakit. Waktu penyiangan tergantung dari pertumbuhan rumput liar di
kebun, akan tetapi untuk menghemat anggaran penyiangan diperbuat bersamaan dengan
kegiatan pemupukan. Cara penyiangan dilakukan dengan mencabut rumput dengan
tangan/kored/cangkul. Tanah digemburkan dan ditimbunkan pada pangkal batang nanas jadi
membentuk guludan.
Pembumbunan
Pembubunan diperlukan dalam penanaman nanas, dilakukan pada tepi bedengan yang
kemungkinan longsor ketika diairi. Pembubunan sebaiknya mengambil tanah dari selokan
atau parit di sekeliling bedengan, supaya bedengan menjadi lebih tinggi dan parit menjadi
lebih dalam, jadi drainase menjadi normal kembali. Pembubunan berguna untuk membenahi
struktur tanah dan akar yang keluar di permukaan tanah tertutup kembali jadi tanaman nanas
berdiri kuat.
Pemupukan
Pemupukan dilakukan pada tanaman yang sudah berumur 2 – 3 bulan kemudian diulang
setiap 4 bulan sekali. Pupuk yang digunakan adalah pupuk NPK dengan dosis kurang lebih
300 kg per hektar. Cara pemberian pupuk yaitu dengan dibenamkan/dimasukkan ke dalam
lubang sedalam 10 – 15 cm diantara barisan tanaman nanas, kemudian tutup dengan tanah.
Penyiraman
Sekalipun tanaman nanas madu tahan kepada iklim kering, akan tetapi untuk pertumbuhan
tanaman yang optimal diperlukan air yang cukup. Penyiraman dilakukan 1-2 kali dalam
seminggu atau tergantung kondisi cuaca. Tanaman nanas madu siap panen juga masih butuh
penyiraman untuk merangsang pembungaan dan fertilisasi secara optimal. Tanah yang terlalu
kering bisa menyebabkan pertumbuhan nanas kerdil dan buahnya kecil-kecil. Waktu
penyiraman yang terbaik adalah sore dan pagi hari.
5. Pemanenan
Panen buah nanas madu dilakukan setelah nanas berusia 18 – 24 bulan, tergantung dari jenis
bibit yang dipakai. Bibit yang berasal dari mahkota bunga dipanen pada umur 24 bulan
sementara tanaman yang berasal dari tunas batang dipanen setelah umur 18 bulan. Adapun
ciri-ciri buah nanas yang siap dipanen adalah :
6. Pascapanen
Buah nanas termasuk komoditi buah yang mudah rusak, susut dan cepat busuk. Oleh karena
itu, setelah panen memerlukan penanganan pascapanen yang memadai. Kegiatan-kegiatan
yang termasuk pasca panen antara lain adalah :
1. Pengumpulan
Setelah dilakukan pemanenan buah dikumpulkan pada tempat penampungan hasil atau
gudang sortasi. Gudang harus beratap, kering, bersih dan memiliki ventilasi yang lancar.
3. Penyimpanan
Penyimpanan dilakukan jika harga turun, sehingga untuk menunggu harga naik maka
dilakukan penyimpanan. Buah nanas biasanya disimpan dalam peti kemas dalam ruangan
dingin yang suhunya sekitar 5 derajat C.
Sumber Pustaka :
Fikania D., 2017. Pengaruh Perbandingan Buah Nanas Madu dengan Sukrosa dan Suhu
Inkubasi Terhadap Karakteristik Starter Alami Nanas Madu (Ananas Comosus
L). Tugas Akhir. Prodi Teknologi Pangan. Fakultas Teknik. Universitas Pasundan. Bandung.
Teknik Budidaya Nanas. http://www.infoagribisnis.com/2015/06/budidaya-nanas/ (on line)
Panen dan Pasca Panen nanas. https://rocky16amelungi.wordpress.com/2009/09/14/v-panen-
dan-pasca-panen-nanas/ (on line)
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Pustaka :
Fikania D., 2017. Pengaruh Perbandingan Buah Nanas Madu dengan Sukrosa dan Suhu
Inkubasi Terhadap Karakteristik Starter Alami Nanas Madu (Ananas Comosus L). Tugas
Akhir. Prodi Teknologi Pangan. Fakultas Teknik. Universitas Pasundan. Bandung.
Teknik Budidaya Nanas. http://www.infoagribisnis.com/2015/06/budidaya-nanas/ (on line)
Panen dan Pasca Panen nanas. https://rocky16amelungi.wordpress.com/2009/09/14/v-panen-dan-
pasca-panen-nanas/ (on line)