Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL PERENCANAAN PEMBANGUNAN KOTA YANG MENGALAMI

PERMASALAHAN KOMPLEKS
(Study Kota/Provinsi DKI Jakarta)

Disusun untuk menyelesaikan Tugas Matakuliah Perencanaan Kota (ADPU4433.15)

Disusun oleh:
Linda Kusumawati (044203727)

UNIVERSITAS TERBUKA
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur tidak lupa kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa
yang telah memberikan rahmat, nikmat serta karunianya kepada penulis karena dapat
menyesaikan proposal ini.
Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan majunya teknologi,
tidak menjadikan seluruh bidang kehidupan menjadi lebih baik. Masih banyak
bidang-bidang yang perlu untuk dilakukan perbaikan untuk menjadi lebih baik.
Bidang perencanaan kota tidak terhenti ketika suatu kota sudah selesai dibangun dan
dapat digunakan semestinya. Perencanaan kota terus dapat dilakukan untuk
menyeseuaikan perubahan-perubahan yang terjadi dengan tujuan memperbaiki
menjadi lebih baik.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepda banyak pihak
yang terlibat dalam proses penyusunan proposal. Penulis mengharapkan agar proposal
ini dat berguna dan bermanfaat untuk menambah pengetahuna kita. Prosposal ini
bertujuan untuk memberikan solusi terhadap permasalahn kompleks yang dihadapi
oleh Kota agar bisa menjadikan kota yang lebih baik lagi serta berkelanjutan.
Saya selaku penulis mengucapkan permintaan maaf apabila dalam pembuatan
makalah ini terdapat banyak kekurangan.

Tasikmalaya, 06 Mei 2023

Linda Kusumawati

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................6
1.3 Tujuan...............................................................................................................................6
1.4 Manfaat.............................................................................................................................6
BAB II TINJAUAN LITERATUR........................................................................................7
2.1 Permasalahan Kota Masa Kini.........................................................................................7
BAB III METODE PENELITIAN.......................................................................................12
3.1 Metode Penelitian...........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................13

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ibu Kota Indonesia adalah Kota Jakarta yang sekaligus menjadi Provinsi DKI
Jakarta. Jakarta adalah kota yang mengalami berbagai permasalahan seperti polusi
udara, kemacetan, kesenjangan sosial ekonomi dan kemacetan. Masalah-masalah
tersebut menimbulkan berbagai dampak pada kualitas hidup masyarakat dan
pertumbuhan ekonomi yang menjadi lebih lambat. Perkembangan kota pada saat ini
menunjukkan kemajuan yang pesat sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk
serta semakin besarnya volume kegiatan pembangunan pada berbagai sektor. Dari
waktu ke waktu, sejalan dengan meningkatknya jumlah penduduk perkotaan serta
meningkatnya tuntutan kebutuhan dalam aspek politik, ekonomi, budaya, sosial, dan
teknologi telah mengakibatkan meningkatnya kegiatan penduduk perkotaan.
Meningkatnya jumlah penduduk perkotaan maupun kegiatan penduduk
perkotaan mengakibatkan meningkatnya kebutuhan ruang kekotaan yang besar. Oleh
karena itu ketersediaan ruang di dalam kota tetap terbatas, maka meningkatnya
kebutuhan ruang untuk tempat tinggal dan kedudukan fungsi-fungsi selalu akan
mengambil ruang di daerah pinggiran kota. Sebagai pusat kegiatan kenegaraan dan
kegiatan bisnis, Jakarta merupakan Provinsi terkecil yang ada di Indonesia dengan
wilayah sebesar 664,01 km2 dengan populasi penduduk sebanyak 10,56 juta yang
tercatat pada tahun 2020.
Populasi penduduk tersebut belum termasuk dengan kedatangan penduduk
dari luar provinsi DKI Jakarta. Tercatat 31.871 orang merupakan penduduk pendatang
dari luar provinsi selama bulan Maret sampai dengan Mei 2021. Dalam periode
tersebut disebutkan terjadi penurunan kedatangan penduduk dikarenakan pandemi
Covid-19. Dapat dibayangkan bagaimana padatnya Jakarta dalam keadaan normal dan
masalah apa saja yang dapat ditimbulkan dari kepadatan tersebut. Bahkan pada masa
pandemi Covid-19, banyak pasien yang terjangkit lebih dari 1 kali oleh virus
disebabkan intensitas kontak yang sangat tinggi.
Kepadatan Jakarta ditambah lagi dengan lingkup wilayah Jabodetabek
(Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang, Bekasi) yang menjadi poros utama kegiatan
sehari-hari. Terlebih lagi dengan tingginya urbanisasi terjadi sehingga kepadatan pada

4
area perkotaan terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini sangat memungkinkan karena
Jakarta didukung oleh beberapa kota sekitarnya untuk dapat menjadi area tempat
tinggal. Misal saja seseorang yang bekerja di Jakarta memilih untuk tinggal di Bogor,
dikarenakan sudah tersedianya akses cepat menuju Jakarta dengan menggunakan
Kereta.
Masalah yang dihadapi oleh kota yang akan dibangun, kota Jakarta
mengalami masalah kompleks seperti kualitas udara yang buruk, banjir, tingginya
tingkat kepadatan penduduk, tingginya angka kriminalitas, masalah kesehatan,
kemacetan lalu lintas menyebabkan kesulitan dalam mendapatkan hunian-hunian yang
layak. Selain itu kesenjangan sosial ekonomi pun menjadi masalah yang perlu diatasi.
Perilaku individualis adalah ciri utama dari sifat kehidupan di perkotaan. Ini adalah
permasalahan yang tidak bisa dihilangkan begitu saja karena timbul dan iklim
kompetitif yang ada. Perilaku individu tersebut menyebabkan bermunculan sifat
ketidakpedulian masyarakat terhadap yang terjadi pada daerah sekitar, contoh saja
dalam menjaga kebersihan lingkungan lebih merasa acuh dengan membuang sampah
pada aliran sungai atau bukan pada tempat penampungan sampah.
Dampak dari perilaku tersebut tidak hanya menyebabkan pada permasalahan
lingkungan saja, masih banyak lagi faktor-faktor yang menyebabkan timbul
permasalahan kompleks pada area perkotaan. Dalam penyusunan perencanaan
pembangunan area perkotaan dengan masalah yang kompleks seperti Jakarta
membutuhkan perencanaan yang berkelanjutan, mendalam dan lebih melakukan
perubahan pada hal yang sangat mendasar.
Permasalahan kota semakin kompleks baik itu dari segi fisik, sosial, maupun
ekonomi. Dari segi fisiknya misalnya perkembangan kota yang sangat pesat yang
diakibatkan dari globalisasi dan modernisasi berimplikasi kepada pencemaran
lingkungan, baik tanah, air dan udara. Sementara dalam segi sosialnya, perilaku
masyarakat yang lebih mendahulukan kepentingan pribadi membuat sulitnya
dilakukan perubahan untuk dapat memperbaiki permasalahan yang ada. Ditambah lagi
dengan kondisi ekonomi yang tidak merata menambah pokok permasalahan pada area
perkotaan. Dari kondisi kesenjangan ekonomi tersebut menyebabkan meingkatnya
angka kriminalitas pada area perkotaan, masyarakat yang ‘kurang’ mengambil jalan
pintas untuk dapat memenuhi kebutuhannya.
Konsep pembangunan Kota Jakarta yang berkelanjutan adalah ramah
lingkungan. Ini dapat dicapai dengan cara mengurangi penggunaan kendaraan pribadi,

5
kemudian meningkatkan transportasi umum yang ramah lingkungan, membangun
taman kota dan jalur sepeda yang nyaman, meningkatkan keamanan dan kenyamanan
masyarakat beraktivitas dan melakukan penataan kembali ruang terbuka hijau di Kota
Jakarta. Kemudian selain itu peningkatan segi kualitas pendidikan dan pelatihan
keterampilan bagi masyarakat juga akan membantu mengurangi kesenjangan sosial
ekonomi.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah pada proposal berdasarkan latar belakang di atas
adalah sebagai berikut :
1. Apa saja yang menjadi permasalahan kota Jakarta saat ini?
2. Bagaimana solusi untuk mengatasi masalah kota Jakarta saat ini?

1.3 Tujuan
Sejalan dengan rumusan masalah, tujuan penulisan proposal ini adalah sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui apa saja permasalahan kota Jakarta saat ini.
2. Untuk mencari solusi permasalahan kota Jakarta saat ini.

1.4 Manfaat
Setelah penulisan proposal ini selesai, diharapkan menjadi manfaat untuk
beberapa pihak terkait sebagai berikut :
1. Mampu mengidentifikasi masalah perkotaan saat ini.
2. Mampu memberikan solusi dari permasalahan perkotaan saat ini.

6
BAB II
TINJAUAN LITERATUR

2.1 Permasalahan Kota Masa Kini

Pertumbuhan area perkotaan saat ini sangat memperlihatkan tingkat

perkembangan yang sangat tinggi. Perkembangan kota merupakan tuntutan dan juga

jawaban dari berkembangnya penduduk beserta kegiatan masyarakat yang semakin

sulit dikontrol sehingga menimbulkan persoalan-persoalan yang menyangkut kota itu

sendiri maupun terhadap penduduknya. Persoalan atau permasalahan terjadi biasanya

dikarenan oleh fasilitas, sistem perkotaan, dan area pada kota tersebut.

Salah satu persoalan yang sampai saat ini terus dirasakan yaitu adanya

perbedaan kelas sosial ekonomi yang makn lama makin menyolok. Golongan yang

‘mampu’ semakin berkuasa dan semakin kaya, sedangkan golongan miskin bertambah

miskin. Semakin besar, semakin padat dan heterogen penduduknya, semakin jelas

ciri-ciri tersebut. Fenomena lain pada kehidupan kota adanya sifat kompetitif

individual atau kelompok yang sangat besar. Sifat hubungan antar personal yang lebih

dititikberatkan kepada pertimbangan keuntungan secara ekonomi.

Dari kondisi yang disebutkan di atas, kemudian terjadi perubahan tata nilai

pada kehidupan masyarat hingga adanya keinginan untuk membatasi

hubungan/pergaulan, khususnya terhadap orang luar atau kelompok luar lingkungan

atau kelasnya. Pada saat itulah timbul konflik kepentingan masing-masing kelompok

atau individu akibat dari pemaksaan kehendak dan salah satu kelompok atau individu

terhadap kelompok atau individu lainnya. Kejadian tersebut terjadi berawal dari

pemikiran egosentris masing-masing kelompok atau individu tanpa

mempertimbangkan kepentingan kelompok atau individu lainnya.

7
Kehidupan perkotaan yang cenderung bersifat kompetitif, egosentris,

hubungan atas dasar kepentingan ekonomi, sangat mempengaruhi tata nilai di dalam

kehidupan dan hubungan sosial masyarkat. Tata nilai disini meliputi perilaku, sikap

hidup, pola pikir dan budaya. Dalam kondisi seperti ini, kesadaran manusia sangat

penting untuk tidak membuat polarisasi dalam lingkungan hidup perkotaan karena

pada dasarnya manusia saling membutuhkan satu sama lain dan tidak menjadikan

kedudukan sosial sebagai tembok penghalang terjalinnya hubungan antar masyarakat

kota itu sendiri.

Semakin tingginya intensitas kesibukan dari setiap warga kota dalam kurun

waktu yang tinggi dapat mengurangi perhatian terhadap sesamanya. Hal tersebut

dapat menyebabkan timbulnya sifat acuh tak atau kurangnya kepedulian individu

terhadap yang terjadi di sekitar. Perilaku individualis masyarakat perkotaan cenderung

tercermin pada batas ruang (territory). Teritorialitas merupakan salah satu perwujudan

ego yang tidak ingin diganggun, dan merupakan perwujudan dari privasi. Yang perlu

diperhatikan apabila keinginan perwujudan privasi ini sangat berlebihan, hal ini

merupakan indikasi dari sikap dan perilaku individualis.

Dalam hal ini, pendidikan sangat memiliki peran penting dalam hal mengatasi

sifat individualisme atau egosentrisme yang dimiliki masyarakat perkotaan yang

heterogen. Lewat pendidikan diberi pemahaman bahwa manusia adalah makhluk

sosial yang tidak akan bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Nilai-nilai keagamaan

juga turut serta membentuk karakter dan sikap individu masyarakat kota menuju

masyarakat yang humanis.

Kota itu sendiri pada dasarnya terdiri dari tempat tinggal, perkantoran dan

perniagaan. Didalamnya, bangunan fisik biasanya berkembang lebih lambat dibanding

dengan pertambahan penduduk kota, baik pertambahan penduduk secara alami

8
maupun karena tingginya arus urbanisasi. Laju urbanisasi dan pembangunan kota

yang tinggi akan membawa dampak tersendiri bagi lingkungan hidup di dalam

maupun di sekitar kota. Perkembangan aktivitas ekonomi, sosial, budaya, dan jumlah

penduduk membawa perubahan besar dalam keseimbangan lingkungan hidup di kota.

Hal tersebut telah menyita area terbuka seperti taman, tanah kosong, hutan ladang

untuk dijadikan tempat tingga; tempat usaha, tempat pendidikan, kantor atauapun

tempat untuk berkegiatan lainnya. Ini berdampak memperburuk kesimbangan

lingkungan dari berkurangnya area tanaman, berkurangnya area absorbsi tanah

sehingga sering berakibat banjir apabila terjadi hujan.

Perkembangan industri dan teknologi yang begitu pesat terjadi pada area

perkotaan juga mencemari lingkungan dengan asap knalpot kendaran, cerobong

pabrik, air buangan sisa pengolahan pabrik, dan lain-lain. Akibat dari pembangunan

kota dan perkembangan teknologi ini adalah timbulnya pencemaran lingkungan

seperti pencemaran udara, air, tanah, dan kebisingan. Secara garis besar, pencemaran

yang terjadi pada lingkungan merugikan manusia dikarenakan akan timbul penyakit

menular seperti kolera, thypus, sesak nafas, dan lain-lain.

Kesehatan merupakan inti dari kesejahteraan dari suatu masyarakat,

khususnya masyarakat kota. Sedangkan pendidikan adalah hal pokok untuk

menggapai kehidupan yang memuaskan dan berharga. Keduanya menjadi hal yang

penting untuk membentuk kemampuan manusia yang lebih luas yang berada pada inti

pembangunan kota itu sendiri. Keduanya merupakan modal manusia dalam

menentukan memiliki kehidupan yang berharga. Memiliki kehidupan yang berharga

juga menjadi salah satu motivasi seseorang untuk beralih tinggal di perkotaan.

Tingginya arus urbanisasi area perkotaan meningkatkan kepadatan penduduk dan

membawa dampak yang sangat besar kepada tingkat kenyamanan yang tinggi. Kota

9
seperti Jakarta misalnya tidak dirancang untuk melayani mobilitas penduduk dari 10

juta orang, sedangkan saat ini jumlah penduduk di Jakarta sudah melebihi dari 10 juta

orang. Kedfekatan jangkauan tehdap pusat perekonomian di perkotaan menjadi daya

tarik lain sehingga sebagian penduduk lebih memilih tinggal di kota, meski mereka

terpaksa tinggal di ruang yang sangat terbatas. Akibatnya bermunculan area-area

kumuh dengan fasilitas kehidupan dan kebutuhan umum yang terbatas, menjadi

semakin bertambah.

Selanjutnya persoalan yang muncul yaitu ruang dan wilayah perkotaan

jumlahnya tetap, sehingga untuk kepentingan ekonomi harus menggunakan atau

mengalihfungsikan suatu area menjadi area untuk kepentingan lainnya. Yang sering

dikorbankan adalah area-area publik seperti sarana olahraga dan pendidikan seringkali

tersingkir oleh kepentingan ekonomi. Tidak sedikit juga telah terjadi penggusuran

taman, sekolah, daln lain-lain.

Sejatinya para pelaku ekonomi cenderung melakukan investasi di daerah yang

telah memiki konsentrasi penduduk tinggi serta memiliki sarana dan prasarana yang

lengkap. Karena dengan demikian dapat menghemat berbagai biaya pembangunan

industri, antara lain biaya distribusi barang dan jasa. Perencanaan tata ruang kota

harus dapat ditata lebih baik dengan meregulasi pembangunan yang bertujuan untuk

tetap menyediakan ruang publik sebagai wadah berekspresi atau menghilangkan

kepenatan dari berbagai kegiatan yang sudah dilalui. Penyediaan ruang publik juga

harus menjadi perhatian khusus karena memiliki fungsi lain sebagai daerah resapan

atau daerah hijau.

Seiring meningkatnya jumlah penduduk pada area perkotaan semakin banyak

juga jumlah kendaraan yang ada diakibatkan pertumbuhan ekonomi dan

meningkatnya pendapatan penduduk, membawa masalah lain bagi perkotaan. Masalah

10
kemacetan lalu lintas merupakan masalah yang tidak mudah dipecahkan. Terbatasnya

ruang untuk memperluas jaringan jalan, merupakan kendala terbesar sehingga

penambahan ruas jalan yang dilakukan pemerintah tidak dapat mengimbangi laju

pertambahan penduduk. Sehingga permasalahan kemacetan lalu lintas ini semakin

lama semakin runyam.

Permasalahan yang terjadi semakin menjadi ketika pemerintah tidak mampu

menyediakan sarana transportasi umum dan massal yang memadai, sehingga

masyarakat lebih nyaman menggunakan kendaraan pribadi. Di lain pihak,

pembangunan kota-kota satelit di sekitar Jakarta, tidak mampu memecahkan masalah

ini, karena para penduduk kota satelit ini justru lebih banyak masih mencari

penghidupan di Jakarnya. Akibatnya pembangunan kota-kota satelit ini hanya

memperluas sebaran kemacetan lalu lintas.

Perbedaan tingkat kemampuan dari masing-masing individu pada area

perkotaan, seperti pendidikan dan akses terhadap sumber-sumber ekonomi,

menjadikan persoalan pendapatan antar penduduk di perkotaan semakin besar. Di satu

pihak, sebagian kecil dari penduduk perkotaan menguasai sebagai besar sumber

perekonomian. Sementara di sisi lain, sebagian besar penduduk justru hanya

mendapatkan sebagian kecil sumber perekonomian. Akibatnya, terdapat kesenjangan

pendapatan yang semakin lama semakin besar. Kesenjangan pendapatan ini

menimbulkan masalah sosial yang tidak mudah untuk diselesaikan. Terjadinya

kecemburuan sosial yang bermuara pada kerusuhan massal, kerap terjadi karena

permasalahan ini. Dalam skala kecil, meningkatnya kriminalitas di perkotaan,

merupakan bukti tidak meratanya kemampuan dan kesempatan untuk meninkmati

pertumbuhan perekonomian di perkotaan.

11
12
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan

kualitatif dengan lokasi penelitian di Kota Jakarta. Sumber data yang digunakan

adalah data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data dilakukan

dengan beberapa metode yaitu Pertama, wawancara mendalam dilakukan pada

pengambil keputusan pada Kota Jakarta. Pemilihan informan ini terkait pertimbangan

pemahaman mengenai implementasi kebijakan tata ruang di Kota Jakarta. Kedua,

dokumentasi yaitu pengumpulan terkait dokumen pemerintah, buku, jurnal, hasil studi

akademik, dan artikel media massa. Adapun metode analisis data yang digunakan

adalah analisis model interaktif yaitu dengan cara pengumpulan data, reduksi data,

penyajiandata, dan simpulan. Terkait dengan fokus penelitian adalah perilaku individu

masyarakat, permukiman, lingkungan, pendidikan dan kesehatan, urbanisasi, ruang

publik, kemacetan, dan kesenjangan pendapatan penduduk Kota Jakarta. Sedangkan

analisis implementasi kebijakan berbasis sustainable development diuraikan pada

tiga aspek yaitu Ekonomi, Sosial, dan Lingkungan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Andreansyah, Muhamad. (2013). Makalah Permasalahan Kota.


https://www.scribd.com/document/369550667/Makalah-Permasalahan-Kota
Faidati, N., & Khozin, M. (2018). Analisa Strategi Pengembangan Kota Pintar (Smart City):
Studi Kasus Kota Yogyakarta. Jurnal Ilmu Pemerintahan: Kajian Ilmu
Pemerintahan Dan Politik Daerah, 3(2), 16–
27. https://doi.org/10.24905/jip.v3i2.1037
Hasibuan, A., & Krianto Sulaiman, O. (2019). Smart City, Konsep Kota Cerdas Sebagai
Alternatif Penyelesaian Masalah Perkotaan Kabupaten/Kota, Di Kota-Kota Besar
Provinsi Sumatera Utara. In Cetak) Buletin Utama Teknik,14(2).
Muhyiddin, M. (2020). Covid-19, New Normal, dan Perencanaan Pembangunan di
Indonesia. Jurnal Perencanaan Pembangunan: The Indonesian Journal of
Development Planning, 4(2), 240-252. https://doi.org/10.36574/jpp.v4i2.118
Putra, Rama Permana., Hidayati, Agustina Nurul., dan Soewarni, Ida. (2021). Strategi
Pembangunan Perkotaan Berkelanjutan di Kota Batu. Jurnal Inovasi Penelitian
Vol.1 No. 9
Sembiring, Ruth Agnesia. (2022). Analisis Aktor Pembangunan dalam Smart Environment
Kota Kediri Tahun 2021. Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial, Vol. 8 No. 1.
https://doi.org/10.23887/jiis.v8i1.44272
Sudirman, F. P., & Phradiansah. (2019). Tinjauan Implementasi Pembangunan Berkelanjutan
Pengelolaan. Sospol: Jurnal Sosial Politik, 5(2).
Susilo, A., & Asnamawati, L. (2021). Peran Serta Masyarakat Dalam Mewujudkan Smart
Environment. Seminar Nasional FMIPA-UT
2017. http://repository.ut.ac.id/id/eprint/8875

14

Anda mungkin juga menyukai