Laporan PKL TB PARU
Laporan PKL TB PARU
DisusunOleh :
Dea Oktaviani
No IndukSiswa :
KompetensiKeahlianKeperawatan
Telah dilaksanakanPrakerin
Dari tanggal 01 Februaris.d 01 Maret 2023
Di PuskesmasKarangtengahCianjur
PembimbingPenguji
Di PuskesmasKarangtengahCianjur
Nama;Dea Oktaviani
Nis :
DISETUJUI/TIDAK DISETUJUI
PembimbingSekolah
KATA PENGANTAR
Puji rasa syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Industri walaupun dengan segala
keterbatasan dan kemampuan yang penulis miliki.
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan
dan masih bnyak kekurangannya, baik dalam menyusun kata maupun cara penyajiannya.
Namun besar harapan penulis semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua.
Dan tidak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini:
1. Ibu Elis Rahayu, S,PD.I,. SH.I selaku kepala sekolah SMK Kesehatan
Darmawangsa Cianjur.
2. Dr. Nenden Evi Wulandari Selaku Kepala Puskesmas Karangtengah Cianjur
3. Ibu Lia Iskani, Amd.kep Selaku Pembimbing Eksternal Puskesmas
Karangtengah Cianjur
4. Bapak happy sastra negara s.kep selaku penguji yang telah memberi arahan
dan motivasi
5. Ibu Fitri Rhamanda, Amd.Keb selaku pembimbing yang telah memberikan
arahan dan motivasi
6. Ibu Dea Dinisa Pramita, S.Kep selaku penguji yang telah memberikan arahan
dan motivasi
7. Ibu Heni novianty, S.pd Selaku wali kelas Smk Kesehatan Darmawangsa
yang telah memberi arahan dan motivasi
8. Ibu/bapa guru pengajar produktif Smk Kesehatan Darmawangsa Cianjur
9. Seluruh guru beserta staf yang telah membantu dalam pengajaran selama
mengikuti pembelajaran di Smk Kesehatan Darmawangsa
10. Kedua orang tua dan keluarga yang selalu memeberikan motivasi kepada
saya agar tidak pernah putus asa dalam belajar dan yang tidak pernah putus
mendoakan dalam setiap langkah dan tidak pernah bosan memberi semangat
serta motivasi yang tak terhingga untuk tetap berjuang demi menggapai cita-
cita dan harapan kepada saya.
11. Serta teman-teman di Smk Kesehatan Darmawangsa Cianjur terimakasih atas
dukungan dan bantuannya.
12. Semua pihak yang telah membantu proses penyusunan laporan ini sehingga
selesai dengan baik.
Semoga kebaikan mereka dibalas oleh allah swt, dengan pahala yang berlipat
ganda.
dengan ini kami memohon maaf atas kekurangan yang terdapat dalam penulisan tersebut,
baik disengaja maupun tidak disengaja. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat kami harapkan.
Akhir kata semoga dapat bermanfaat bagi kami, institusi pendidikan dan
masyarakat luas. Aamiin!
Penulis
Dea Oktaviani
Daftar Isi
COVER
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................i
A. LATAR BELAKANG...................................................................................ii
BAB II TINJAUAN UMUM.....................................................................................
1. TINJAUAN UMUM.......................................................................................
2. TINJAUAN KHUSUS..................................................................................
B. MANFAAT PENULISAN..................................................................................
1. BAGI INSTANSI...........................................................................................
2. BAGI PEMBACA.........................................................................................
3. BAGI PENULIS............................................................................................
2.3.1 SEJARAH SINGKAT PUSKESMAS KARANGTENGAH.............................
TUJUAN PUSKESMAS............................................................................................
JADWAL PRAKERIN..............................................................................................
2.3.2 VISI DAN MISA PUSKESMAS KARANGTENGAH....................................
1. VISI
2. MISI
GAMBAR PETA PUSKESMAS KARANGTENGAH.............................................
2.2.3 STRUKTUR ORGANISASI.............................................................................
BAB III TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................
A. PENGERTIAN..............................................................................................
B. ANATOMI FISIOLOGI................................................................................
C. KLASIFIKASI..............................................................................................
D. ETIOLOGI....................................................................................................
E. MANIFESTASI KLINIS..............................................................................
F. PENATA LAKSANAAN PENDERITA TUBERKULOSIS........................
G. PENCEGAHAN PENULARAN TBC
H. PATOFISIOLOGI.........................................................................................
I. PATHWAY
MASALAH YANG LAZIM MUNCUL.......................................................
J. TANDA DAN GEJALA...............................................................................
K. PEMERIKSAAN PENUNJANG..................................................................
2. PENATA LAKSANAAN.........................................................................
3. KOMPLIASI.............................................................................................
BAB IV TINJAUAN KASUS..............................................................................
A. PENGKAJIAN.......................................................................................
1)IDENTITAS........................................................................................
a. IIDENTITAS PASIEN....................................................................
b. IDENTITAS PASIEN.....................................................................
B. RIWAYAT KESEHATAN.........................................................................
C. PEMERIKSAAN FISIK.............................................................................
DIAGNOSA KEPERAWATAN..........................................................................
ASUHAN KEPERAWATAN..............................................................................
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................
A. PEMBAHASAN......................................................................................
1. PENGKAJIAN................................................................................
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN.....................................................
3. PERENCANAAN...........................................................................
4. PELAKSANAAN...........................................................................
5. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK...................................................
BAB IV PENUTUP............................................................................................
A. KESIMPULAN.............................................................................................
1. PENGKAJIAN.............................................................................
A. SASARAN...................................................................................................
1. UNTUK PENULIS..........................................................................
2. UNTUK SEKOLAH.......................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekolah menengah kejuruan merupakan sekolah yang di desain oleh
pemerintah untuk langsung siap terjun kedalam dunia kerja. Hal ini pula yang
mendorong SMK KESEHATAN DHARMA WANGSA CIANJUR untuk
melakukan praktek kerja industri guna untuk mengetahuisejauh mana
permasalahan yang terdalam di dunia kesehatan tersebut. Bertujuan untuk
mendapatkan gambaran secara nyata untuk meningkatkan pendidikan secara
keseluruhan dan kesadaran tentang pelaksanaan penyakit.
Seiring dengan kemajuan dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi di bidang kesehatan berkembang banyak dan sangat kompleks.
Disamping itu meningkatkan pendidikan masyarakat secara keseluruhan dan
kesadaran masyarakat tentang pelaksanaan kesehatan Jika analisa kemajuan dan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan yang telah di
capai dewasa ini, seharusnya semakin memberi keputusan untuk hidup sehat
sehingga menghasilkan ketenangan dan kebahgiaan yang lebih banyak kepada
individu dalam hidupnya.
Akan tetapi, kenyataan tidaklah demikian, individu dan keluarga masih
di liputi oleh berbagai macam permasalahan akibat kurangnya pengetahuan
kesehatan fisik dan kebiasaan yang menunjang syarat kesehatan, salah satunya
adalah penyakit TB PARU.
Mycobacterium Tubercolosis. Sumber penularan yaitu melalui percik
renik dahak yang di keluarkann Tubercolosis paru adalah suatu penyakit
infeksi menular yang di sebabkan oleh bakteri ya. Penyakit ini apabila tidak
segera di obati atau pengebotan nya tidak tuntas dapat menimbulkan komplikasi
komplikasi berbahaya hingga kematian (KemenKes RI,2015)
India, china indonesia merupakan negara dengan penderita tubercolosis
terbanyak yaitu 23% 16% dan 10% dari seluruh penderita di dunia. Penyakitnya
tuberculosis di perkirakan masih menyerang 9,6 juta orang yang menyebabkan
1,2 juta kematian pada tahun 2014 (WHO,2015) TB adalah penyebab utama
kesembilan kematian di seluruh dunia dan penyebab utama dari satu agen
infeksius di perkirakan pada tahun 2016 ada sekitar 1,3 juta kematian akibat
tuberculosis (WHO,2017).
Indonesdia : 824.000
Jabar : 62.218
Cianjur : 3.633
Angka kematian akibat TB PARU DI PUSKESMAS KARANG
TENGAH bisa mencapai di setiap tahun nya (dr. Maya Rogayanti ). Maka dari
data di atas penulis tertarik untuk membuat laporan kasus dengan judul “
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. MELINDA 22 TAHUN DENGAN
DIAGNOSA TB PARU DI PUSKESMAS KARANGTENGAH CIANJUR;
BAB II
TINJAUAN UMUM
1. Tujuan umum
Tujuan umum untuk melakukan proses keperawatan secara sistematatis dalam
laporan ini untuk mendapatkan gambaran secara nyata dan memberikan dalam
memberikan asuhan keperawatan kepada klien dengan penyakit TB PARU di
puskesmas karang tengah cianjur.
2. Tujuan Khusus
Dalam tujuan penulisan laporan ini di harapkan dapat:
a. Melakukan pengkajian pada orang klien dengan diagnosa TB PARU.
b. Membuat diagnosa keperawatan sesuai dengan hasil pengkajian.
c. Membuat rencana keperawatan sesuai dengan masalah yang di temukan pada saat
pengkajian.
d. Melakukan tindakan keperawatan berdasarkan rencana keperawatan .
e. Melakukan evaluasi berdasarkan tindakan yang telah di lakukan.
B. MANFAAT PENULISAN
1. Bagi Instansi
Menambah referensi bagi tenaga medis atau petugas kesehatan untuk memberi masukan
kepada tenaga medis atau petugas kesehatan untuk memperbaiki intervensi bila ada klien
dengan TB PARU sesuai SOP.
2. Bagi pembaca
menambah wawasan bagi para pembaca yang memiliki keluarga dengan TB PARU
maupun yang bertujuan untuk mencegah keluarga ataupun orang terdekat dari TB
PARU.
Lebih di arahkan pada prngrmbangan ilmu keperawatan sebagai penunjang dan
pengembangan proses pembelajaran.
3. Bagi Penulis
Menambahkan wawasan dan pengetahuan tentang TB PARU yang dapat di jadikan
tambahan referensi untuk persiapan memasuki dunia kerja di bidang keperawata
Tujuan Puskesmas
1. Meningkatkan pelayanan pada masyarakat dan peran serta masyarakat
2. Meningkatkan pelayanan Kesehatan yang bersifat promotive dan preventi
3. Meningkatkan sumber daya manusia puskesmas
4. Meningkatkan administrasi umum dan keuangan dalam kelancaran pelayanan
P P P P
P P P P P P
P P P P P P
P P P P P P
Minggu Senin Selasa Rabu
P P P
Jadwal Prakerin
Kepala Puskesmas
Dr. Nenden Evi Wulandari
Koordinator-koordinator
Koordinator-koordinator
Pelayanan Terkait
Koordinator-koordinator Koordinat-koordin
Pelayanan Terkait
Pelayanan Terkait 1. Pelayanan Gigi Masya at Pelayanan Terka
rakat it 1. Puskesmas Pembantu
1. Pelayanan
Promosi
Neneng Lia Amalia, AM 1. Pelayanan Peme Anisa Fediany, Amd.Ke
Kesehatan KG riksaan Umum b
Dince Eliana, 2. Pelayanan Kesehatan R. Dinny Ismayadi, 2. Puskesmas Keliling
SKM Tradisional Komplement Amd.Kep
2. Pelayanan er R. Dinny Ismyati, Amd.
Kesehatan 2. Pelayanan Kese Kep
Lingkungan Eneng Rani A, Amd.Keb hatan gigi dan mul
Arief ut 3. Pelayanan Praktik Bid
Hermawan,
3. Pelayanan Kesehatan an Desa
AMKL Olahraga Drg. E Nurhayati
Aas Aisah, Am.Keb
3. Pelayanan Lilis Santikasari, Am.Ke 3. Pelayanan Lansi
Kesehatan b a 4. Jejaring Puskesmas
Keluarga
bersifat UKM 4. Pelayanan Kesehatan Evi Susilawati,Am. Dr. Yulianti Inten Wulan
Ati Kerja Keb sari
Rachmawati,
Am.Keb
Lilis Santikasari, Am.Ke 4. Pelayanan Gawa
4. Pelayanan Gizi b t Darurat
bersifat UKM 6. Pelayanan Gizi Ber
5. Pelayanan Pence Dr.Yulianti Inten
Ajeng sifat UKP
gahan dan Pengen Wulansari
Agustianty
dalian Penyakit Ajeng Agustianty P, S.
P,S,Gz 5. Pelayanan Kese
GZ
Tina Nurlina Ekaw hatan Keluarga ber
ati, Amd.Kep 7.sifat
Pelayanan
UKP Persalina
n
6. Pelayanan Kepe Ening suarsih, Am.
rawatan Kesehatan Rani
KebGultom, Am.Keb
Masyarakat
8. Pelayanan Kefarma
Lia Iskani, Amd.K sian
ep
Arief Setia, Amd.Far
7. Pelayanan Lansi m
a Evi Susilawati, A
m.Kep 9. Pelayanan Laborato
rium
8. Pelayanan Jiwa
Mulyadi, Am.Kep R. Yogi Ginanjar R.A
md.AK
9. Pelayanan Inder
a Yayat Setiasih 10. Pelayanan Anak
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Tuberkulosis adalahsuatu penyakit menular yang disebabkan oleh kuman
Mycobacterium tuberculosis. Terdapat beberapa spesies Mycobacterium, antara lain:
M. tuberculosis, M. africanum, M. bovis, M. Leprae dsb. Yang juga dikenal sebagai
Bakteri Tahan Asam (BTA) Kelompok bakteri Mycobacterium selain
Mycobacterium tuberculosis yang bisa menimbulkan gangguan pada saluran nafas
dikenal sebagai MOTT (Mycobacterium Other Than Tuberculosis) yang terkadang
bisa mengganggu penegakan diagnosis dan pengobatan TBC. Gejala utama pasien
TBC paru yaitu batuk berdahak selama 2 minggu atau lebih. Batuk dapat diikuti
dengan gejala tambahan yaitu dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas,
badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise, berkeringat
malam hari tanpa kegiatan fisik, demam meriang lebih dari satu bulan. (Kemkes
2018).
B. Anatomi Fisiologi
1. Anatomi
2. Fisiologi
Paru-paru merupakan alat pernapasan utama pada manusia, paru-paru mengisi dada.
Terletak di sebelah kanan dan kiri dan di tengah dipisahkan oleh jantung beserta
pembuluh darah besarnya dan struktur lainnya yang terletak di dalam mediastium. Paru-
paru adalah organ berbentuk kerucut dengan aspeks (puncak) di atas dan muncul sedikit
lebih tinggi dari pada klavikula di dalam dasar leher, pangkal paru-paru duduk di atas
landai rongga toraks, diatas diafragma (Pearce, 2009).
Paru-paru adalah sebuah organ tubuh sebagian besar terdiri dari gelembung (gelembung
aveolid) gelembung luas permukaannya + 90m2 pada lapisan ini terjadi pertukaran udara
02 memasuki ke dalam darah CO2 dikeluarkan dari darah banyaknya gelombang paru-
paru ini + 700.000 buah paru-paru kiri dan kanan.
Pembagian paru-paru; paru-paru dibagi 2 (dua): Paru-paru kanan, terdiri dari 3 lobus
(belah paru), Lobus Pulmo dekstra superior, Lobus media, dan lobus inferior. Tiap lobus
tersusun oleh lobulus.
C. Klasifikasi
Menurut Depkes RI 2014 Menyatakan bahwa bentuk penyakit tuberkulosis
ini dapat yaitu tuberkulosis paru dan tuberkulosis ekstra paru. Tuberkulosis Paru
Penyakit ini diklasifikasikan menjadi dua:
merupakan bentuk yang paling sering dijumpai, yaitu sekitar 80% dari
semua penderita. Tuberkulosis yang menyerang jaringan paru-paru ini merupakan
satu- satunya bentuk dari TB yang mudah tertular kepada manusia lain, asal kuman
bisa keluar dari si penderita klasifikasi TB Paru terdiri dari: 1. Tuberkulosis Paru
BTA positif a. Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA
positif. b. 1. spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan foto roentgen dada
menunjukkan gambaran tuberkulosis aktif. c. Satu atau lebih specimen dahak
hasilnya positif setelah 3 spesimen dahak SPS pada pemeriksaan sebelumnya
hasilnya BTA negatif dan tidak ada perbaikan setelah pemberian antibiotika non
OAT.
D. Etiologi
Tuberculosis berbentuk batang berwarna merah dengan ukuran panjang 1- 10
mikron, dan lebar 0,2-0,6 mikron Kuman mempunyai sifat tahan asam tchadap
pewarnaan metode Ziehl Neelsen. Memerlukan media khusus untuk biakan contoh
media lowenstein jensen dan media ogawa. Tahan terhadap suhu rendah dan dapat
mempertahankan hidup dalam jangka waktu lama bersifat dorment (tidur dan tidak
berkembang) pada suhu 40 C sampai-70 Co. Kuman bersifat sangat peka terhadap
panas, sinar matahari dan sinar ultraviolet. Jika terpapar langsung dengan sinar
ultraviolet, sebagain besar kuman akan mati dalam waktu beberapa menit. Kuman
dalam dahak pada suhu antara 30-70 oC akan mati dalam waktu kurang lebih 1
minggu (Kementerian Kesehatan RI, 2014).
E. Manifestasi klinis
Tanda dan gejala yang sering terjadi pada Tuberkulosis adalah batuk yang tidak
spesifik tetapi progresif Penyakit Tuberkulosis paru biasanya tidak tampak adanya
tanda dan gejala yang khas. Biasanya keluhan yang muncul adalah:
a. Demam terjadi lebih dari satu bulan, biasanya pada pagi hari.
b. Batuk, terjadi karena adanya iritasi pada bronkus, batuk ini membuang /
mengeluarkan produksi radang, dimulai dari batuk kering sampai batuk purulent
(menghasilkan sputum)
c. Sesak nafas, terjadi bila sudah lanjut dimana infiltrasi radang sampai setengah
paru
d. Nyeri dada. Nyeri dada ini jarang ditemukan, nyeri timbul bila infiltrasi radang
sampai ke pleura sehingga menimbulkan pleuritis.
e. Malaise ditemukan berupa anoreksia, berat badan menurun, sakit kepala, nyeri
otot dan keringat di waktu di malam hari
a. Pleuritis tuberkulosa
b. Efusi pleura (cairan yang keluar ke dalam rongga pleura)
c. Tuberkulosa milier
d. Meningitis tuberkulosa
a. Pemeriksaan Diagnostik
d. Setelah injeksi antigen intrakutan berupa indurasi kemerahan yang terdiri dari infiltrasi
limfosit yakni persenyawaan antara antibody dan antigen tuberculin
e. Rontgen dada Menunjukkan adanya infiltrasi lesi pada paru-paru bagian atas, timbunan
kalsium dari lesi primer atau penumpukan cairan. Perubahan yang menunjukkan
perkembangan Tuberkulosis meliputi adanya kavitas dan area fibrosa.
Tuberkulosis.
g Biopsi jaringan paru Menampakkan adanya sel-sel yang besar yang mengindikasikan
terjadinya nekrosis
Pengobatan TBC Paru Pengobatan tetap dibagi dalam dua tahap yakni:
1) Tahap intensif (initial), dengan memberikan 4-5 macam obat anti TB per hari dengan
tujuan mendapatkan konversi sputum dengan cepat (efek bakteri sidal),
menghilangkan keluhan dan mencegah efek penyakit lebih lanjut, mencegah
timbulnya resistensi obat
2) Tahap lanjutan (continuation phase), dengan hanya memberikan 2 macam obat per hari
atau secara intermitten dengan tujuan menghilangkan bakteri yang tersisa (efek
sterilisasi), mencegah kekambuhan pemberian dosis diatur berdasarkan berat badan
yakni kurang dari 33 kg, 33-50 kg dan lebih dari 50 kg Kemajuan pengobatan dapat
terlihat dari perbaikan klinis (hilangnya keluhan, nafsu makan meningkat, berat badan
naik dan lain-lain), berkurangnya kelainan radiologis paru dan konversi sputum
menjadi negatif. Kontrol terhadap sputum BTA langsung dilakukan pada akhir bulan
ke-2, 4, dan 6. Pada yang memakai paduan obat 8 bulan sputum BTA diperiksa pada
akhir bulan ke-2; 5, dan 8. BTA dilakukan pada permulaan, akhir bulan ke-2 dan akhir
pengobatan. Kontrol terhadap pemeriksaan radiologis dada, kurang begitu berperan
dalam evaluasi pengobatan. Bila fasilitas memungkinkan foto dapat dibuat pada akhir
pengobatan sebagai dokumentasi untuk perbandingan bila nantsi timbul kasus
kambuh.
3). Perawatan bagi penderita tuberkulosis Perawatan yang harus dilakukan pada penderita
tuberculosis adalah:
a) Awasi penderita minum obat, yang paling berperan disini adalah orang terdekat
yaitu keluarga.
b) Mengetahui adanya gejala efek samping obat dan merujuk bila diperlukan
e) Mengingatkan penderita untuk periksa ulang dahak pada bulan kedua, kelima dan
enam
2) Membuang dahak tidak di sembarang tempat. Buang dahak pada wadah tertutup
yang diberi lisol
H. Patofisiologi
I. Pathway
Mycobacterium tuberculosis
MASALAH YANG LAZIM MUNCUL
Indikator :
Stamina
Daya tahan tubuh
Kesehatan otot
J. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat di gunakan pada tuberculosis paru (TB PARU) adalah
tuberculin tes, foto rontgen dada, tes resistensi OAT,gene Xpert MTB/ RIP assay, dan
DNA sequencing. Tuberculin Skin test (TST) atau Tes Mantoux
Tuberculin skin test (TST) positif menunjukan kecenderungan terjadinya infeksi
primer TB. Tes ini merupakan metode standar dalam menentukan apakah seseorang
terinfeksi dengan Myobacterium tuberculosis. Konveksi TST biasanya terjadinya 3-6
minggu setelah paparan terhadap kuman TB. Sekitar 20% pasien pasien dengan
TB aktif, khususnya pada penyakit yang sudah berlanjut, memiliki hasil TST
yang normal.
Pembacaan hasil TST dilakukan antara 48 dan 72 jam setelah dimasukan 0,1 ml
suntikan tuberculin PPD secara intradermal 6-10 mm. Reaksi terhadap suntikan akam
teraba mengeras, atau membengkak, disebut sebagain idurasi yang di ukur diameternya
dalam lilimiter ke arah aksis longitudinal pada lengan bawah bagian ventral. Tidak ikut
di ukur sebagai idurasi.
2. Penata laksanaan
Penata laksanaan pada tuberculosis paru (TB PARU) dapat dibagi menjadi dua
fase, yaitu fase intensuf dan fase lanjutan. Penggunaan obat juga dapat dibagi
menjadi obat utama dan tambahan.
2. Isoniazid (H) diberikan dalam dosis 5 mg/kgisi oral tidak melebihi 300 mg per
har untuk TB paru aktif, sedangkan pada TB laten pasion dengan berat badan-30
diberikan 300 mg oral. Pemberian isoniazid juga bersamaan dengan Piridoksin
namin B6) 25-50 mg sekali sehari untuk mencegah neuropati perifer
3. Pirazinamid (2) pada pasien dengan HIV negatif diberikan 15-30 mg/kg per hari
secara oral dalam dosis terbagi, tidak boleh melebihi dua gram perhari. Atau dapat
diberikan dua kali seminggu dengan dosis 50 mg/kg BB secara oral
4. Etambutol (E) pada fase intensif dapat diberikan 20 mg kgfifi: Sedangkan pada
fase lanjutan dapat diberikan 15 mg/kgBB, atau 30 mg/kgBB diberikan 3 kali
seminggu, atau 45 mg/kgBB diberikan 2 kali seminggu
3. Komplikasi
Tb paru apabila tidak ditangani dengan baik akan menimbulkan komplikasi
Komplikasi- komplikasi yang terjadi pada penderita Tb paru dibedakan
menjadi dua, yaitu :
BAB IV
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1) Identitas
a. Identitas Pasien
Nama : Ny. M
Umur : 22 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Anak
Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia
Tanggal Masuk : 13 Februari 2023
Tanggal Pengkajian : 06 Maret 2023
Diagnosa : Tb Paru
Alamat : Kp. Limbangan sari rt/rw 02/04
B. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Sesak Nafas
b. Riwayat Kesehatan sekarang
Klien datang ke puskesmas mengeluh sesak nafas sejak 1 minggu yang lalu dan
batuk sudah lebih dari 1bulan yang lalu disertai demam, dan pusing berkunang
kunang.
c. Riwayat Kesehatan dahulu
Pasien mengatakan belum pernah mengalami penyakit ini sebelumnya
d. Riwayat Kesehatan keluarga
Ibu klien mangatakan bahwa keluarganya tidak ada yang mempunyai penyakit
yang sama dengan klien.
a. Makan
Frekuensi 3×/hari 1-2×/hari
b. Minum
Frekuensi 2 liter 1 liter
2. Eliminasi
a. BAB
Frekuensi 1×/hari 1×/hari
Konsistensi Feses lembek Feses lembek
b. BAK
Frekuensi 2×/hari 2×/hari
3. Istirahat Tidur
4. Personal hygiene
C. Pemeriksaan Fisik
1. Kesadaran umum
Kesadaran : Compos mentis GCS:14
Nilai : E:4 M:5 V:5
Penampilan : Lemas
2. Tanda-Tanda Vital
Tekanan darah : 110/70MmHg
Nadi : 98×/menit
Pernafasan : 30×/menit
Suhu : 37,5°C
3. Kepala
a. Rambut dan kulit kepala
Pada saat dilakukan inspeksi bentuk kepala normal, kebersihan rambut dan kulit
kepala terjaga, warna rambut hitam alami, dan pada saat di palpasi tidak ada benjolan
dan nyeri tekan.
b. Mata
Pada saat dilakukan inspeksi bentuk mata simetris, warna sklera tampak putih,
konjungtiva berwarna anemis/pucat, pergerakan bola mata sesuai perintah,
rangsangan cahaya ( bila cahaya di dekatkan pupil mengecil) dan dapat membaca
papan nama perawat..
C. Hidung
Pada saat dilakukan inspeksi bentuk lubang hidung simetris, tidak ada polip, pada
saat dilakukan palpasi tidak ada nyeri tekan, fungsi penciuman baik saat di cek
menggunakan minyak kayu putih.
d. Mulut
Pada saat dilakukan inspeksi bentuk bibir simetris, mukosa bibir kering, bibir tampak
pucat, kebersihan lidah bersih.
e. Telinga
Pada saat di inspeksi bentuk simetris, kebersihan terjaga tidak ada serumen atau
cairan saat di panggil rekasi pendengaran cepat
4. Leher
Pada saat di inspeksi bentuk leher normal, pergerakan leher sesuai perintah, leher
berwarna kuning langsat dan saat di palpasi tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
5. Toraks/dada
Pada saat di inspeksi bentuk dada simetris, kebersihan terjaga, pada sat di palpasi
tidak ada nyeri tekan dan benjolan, tidak terdapat suaraa nafas tambahan
6. Abdomen
Pada saat di inspeksi bentuk perut normal, tidak ada lesi, kebersihan kulit terjaga,
tisak asa masalah eliminasi, bising usus 14×/menit. Pada saat di palpasi terdapat nyeri
tekan di epigastrium
7. Punggung
Pada saat di inspeksi bentuk punggung normal, kebersihan terjaga l, tidak ada
kelainan bentuk tulang belakang, dan ada saat di palpasi tidak ada nyeri tekan ataupun
benjolan.
8. Ekstremitas
1) Ekstremitas atas
Pada saat dilakukan inspeksi tidak dapat pembengkakan, tangan kanan dan kiri
simetris, dan pada saat di palpasi jumlah jari tangan lengkap tidak terdapat
edema/bengkak.
2) Ekstremitas bawah
Pada saat di inspeksi kaki kanan dan kiri berbentuk simetris, jumlah jari kaki
lengkap.
9. Genetalia
Tidak dikaji
10. Data psikologis
a. Status emosi
Emosi klien tidak stabil, pasien gelisah dengan keadaan nya.
b. Gaya Komunikasi
Klien menggunakan bahasa sunda yang halus/sopan
11. Data sosial
Klien sangat ramah kepada perawat atau orang-orang dilingkungan sekitaranya.
12. Data spiritual
Klien beragama islam, klien bersabar dan berdo'a
13. Data penunjang
a. Pemeriksaan diagnostik
b. Therapy/pengobatan
Obat Oral : -
Diagnosa keperawatan
I II III IV V VI VII
1. Ketidak Tupan : a. Observasi a. Untuk Tanggal : 13 Tanggal : 15
efektifan diharapka TTV mengetahui febuari 2023 febuari 2023 jam
bersihan jalan n setelah b. Posisikan eadaan umum Jam : 11.00 10:00
nafas melakuka klien semi fowler pasien a. S : pasien
n tindakan c. Kolaborasi b. Mengobservasi mengatakan sesak
keperawat pemberian obat Meningkatka TTV : nafas sekarang
an selama dengan dokter n ekspensi TD : O : Auskultasi
3×24jam paru 110/70 MmHg paru terdengar
diharapka c. N : 98×/menit ronchi basah
n bersihan Nebulisasi/ne RR : 31 : TD : 110/70
jalan bulaizer 31×/menit. MmHg
nafas S : 37,5°C N : 98×/menit
efektif b. Memposisikan RR : 31×/menit
klien posisi semi S : 38,5°
fowler
c. Pemberian
obat
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pembahasan
Pada pembahasan ini penulis membahas mengenai kesenjangan antara teori
dan kasus yang terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan
keperawatan, dan implementasi keperawatan. Dari hasil pelaksanaan Asuhan
Keperawatan di Puskesmas Karangtengah Cianjur Pasa Ny. d dengan diagnosa
Medis TB PARU, maka penulis akan mencoba membandingkan kesenjangan-
kesenjangan yang terjadi dalam kasus ini, dengan tujuan agar terhadi
keselarasan antara teori dan praktek lapangan.
1. Pengkajian
Pada tahap pengkajian ini pemulis melakukan pengumpulan data dengan cara
pemeriksaan fisik secara head to toe, wawancara langsung kepada klien dan
keluarga, serta dengan cara membaca dan mempelajari data yang berisi tentang
catatan data kluen yaitu dengan melihat hasil dari pemeriksaan Dokter yang
terlampir dalam kasus klien.
2. Diagnosa keperawatan
Setelah semua data di kumpulkan kemudian di analisa sampai akhirnya
terbentuklah diagnosa, adapun diagnosa-diagnosa yang ditegakan pada
Ny. d adalah :
a. Ketidak efektifan bersihan jalan nafas dengan adanya
penumpukan sekret
3. Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini penulis melakukan rencana sebagai berikut :
Anjurkan pasien tidur dengan posisi semi fowler
4. Pelaksanaan
Pada pelaksanaan Asuhan keperawatan penulis mengalami hambatan-
hambatan pada pelaksanaan Asuhan penulis tidak dapat melaksakan
implementasi selama 24 jam mengingat keterbatasan waktu dan
kesempatan yang ada, akan tetapi sebagai pemecahan nya penulis
dapat melihat perkembangan klien melalui informasi dari keluarga
klien sehingga dapat terpantau 24jam.
Dalam melaksanakan diagnosa keperawatan
seperti :Kebutuhan rasa aman dan nyaman, pemenuhan
istirahat tidur, pemenuhan kebutuhan cairan dan, pemenuhan
asupan makanan.
5. Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan tanda tanda vital
Pemeriksaan cek darah rutin.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penatalaksanaan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) di puskesmas
karangtengah Cianjur yang dilaksaan oleh peserta didik SMK kesehatan
Darmawangsa Cianjur pada bulan Febuari sd Maret. Dengan adanya
prakerin para peserta didik dapat merasakan praktek dilapangan secara
langsung dengan bantuan pohak instansi pembimbing yang mengerahkan
mengenai prosedur keperawatan yang dilaksanakan pada pasien, sehingga
penulis dapat mengukur sejauh mana kemampuan penulis mengenai
penguasaan ilmu keperawatan yang didapat disekolah ternyata belum
sebanding dengan para pihak pembimbing di instansi. Salah satu kegiatan
yang penulis lakukan selama melaksanakan praktek kerja industri salah
satunya adalah melakukan indakan asuhan keperawatan dengan diagnosa
medis TB PARU
1. Pengkajian
Pada tahap pengkajian ini penulis melakukan pengumpulan data dengan
cara pemeriksaan fisik secara head to toe, Wawancara langsung kepada
klien dan keluarga, serta dengan membaca dan mempelajari data yang
berisi tentang catatan data klien yaitu dengan melihat hasil dari
pwmeriksaan dokter yang terlampir dalam status klien.
A. Sasaran
1. Untuk penulis
Lebih mementingkan kualitas belajar, menjaga motivasi dan kegiatan
untuk belajar.
2. Untuk sekolah
Meningkatkan kualitas pembelajaran terutama kompetensi keahlian
dibidang masing-masing siswa, memperlengkap sarana dan prasarana
sekolah yang menunjang pada pendidikan keahlian masing-masing
bidang kompetensi keahlian serta meningkatkan pemberian
pembekalan terhadap siswa/siswi yang akan melaksanakan
PRAKERIN selanjutnya
RIWAYAT HIDUP