Anda di halaman 1dari 11

Peningkatkan Hasil Belajar Peluang Empirik dan Teoritik melalui Model

Problem Bassed Learning Pada Siswa Kelas VIII.C SMPN 1 Dampit


Kabupaten Malang Tahun Pelajaran 2018/2019

Sumario, S.Pd

Abstrak

Penerapan pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered).
Pendekatan Saintifik dalam Kurikulum 2013 terutama model PBL (Problem Bassed Learning / Pemecahan
Berbasis Masalah) sesuai diterapkan dalam proses pembelajaran Matematika karena metode ini berpusat pada
kegiatan siswa dan guru hanya sebagi fasilitator. Penerapan pembelajaran ceramah di kelas VIII.C SMP Negeri
1 Dampit Kabupaten Malang ternyata memberikan dampak yang kurang bagus terhadap perkembangan hasil
belajar siswa dan juga motivasi siswa. Selama proses pembelajaran siswa kurang memperhatikan guru yang
memberikan materi dengan metode ceramah, sebagian besar siswa belum mempunyai buku modul hanya LKS
Pendamping Belajar, konsentrasi siswa kurang terfokus, hasil belajar siswa kurang maksimal, hanya
memperoleh rata-rata kelas kurang dari 75. Berdasarkan hal-hal diatas, maka perlu perubahan tindakan
pembelajaran untuk dapat mengatasi masalah tersebut. Upaya yang dapat dilakukan dengan penelitian tindakan
kelas (PTK) dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif salah satunya yaitu Media Makalah dan
Power Point.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian yaitu pendekatan kualitatif. Jenis penelitian yaitu Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Desain PTK yang terdiri atas empat komponen, yaitu perencanaan, pelaksanaan
tindakan, observasi, dan refleksi. PTK dilaksanakan dengan tiga siklus. Penelitian dilaksanakan di kelas VIII.C
SMP Negeri 1 Jl.Gunung Jati Nomor 33 Dampit Kabupaten Malang pada semester Genap tahun pelajaran
2018/2019. Subyek penelitian sebanyak 32 orang siswa. Data diperoleh dari lembar observasi motivasi belajar
siswa, lembar penilaian ulangan harian, lembar penilaian afektif. Sumber data yaitu siswa, pengamat, dan
peneliti. Teknik yang digunakan adalah analisis data kualitatif. Tahap-tahap kegiatan analisis data mencakup
mereduksi data, menyajikan data, menarik kesimpulan, dan verifikasi.
Berdasarkan uraian hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran PBL (Problem Bassed
Learning/Pemecahan Berbasis Masalah) dapat meningkatkan hasil belajar siswa yaitu pada pada siklus II
hasil belajar kognitif meningkat sebesar 10.74%, sedangkan pada siklus III meningkat sebesar 6.5%.
Peningkatan hasil belajar juga tampak pada hasil belajar afektif dan psikomotor. Hasil belajar afektif pada
siklus II meningkat sebesar 20, % dan pada siklus III meningkat sebesar 6.5%. Sedangkan hasil belajar
psikomotor rata-rata pada siklus III meningkat sebesar 16% dan pada siklus III meningkat sebesar 8%, dengan
SKM 75 tuntas 25% saat siklus pertama, pada siklus kedua 20 siswa telah tuntas 62.5%, dan pada siklus III 32
siswa atau 100% telah tuntas dalam pembelajaran materi tersebut.
Kata Kunci: Hasil belajar, Model PB, ptk

PENDAHULUAN Hal ini berkaitan dengan analisis hasil dari


Penerapan Kurikulum 2013 di bawah naungan pelaksanaan Permendikbud Nomor 65 tahun 2013
Dinas Pendidikan Kabupaten Malang untuk tentang Standar Proses dinyatakan bahwa karakteris-
meningkatkan kinerja guru. Oleh sebab itu diadakan tik pembelajaran pada setiap satuan pendidikan
pendampingan pola in-on-in bagi guru SMP, terkait erat pada Standar Kompetensi Lulusan dan
khususnya guru Matematika. Pelaksanaan Standar Isi. Standar Kompetensi Lulusan memberikan
pendampingan Kurikulum 2013 bentuk in-on juga kerangka konseptual tentang sasaran pembelajaran
melatih guru di Kabupaten Malang untuk yang harus dicapai. Standar Isi memberikan ke-
berkoloborasi dalam perencanaan, pelaksanaan, dan rangka konseptual tentang kegiatan belajar dan
pelaporan hasil bentuk laporan tindakan kelas dengan pembelajaran yang diturunkan dari tingkat kompe-
sekolah lain selaku pendamping pelaksanaan in-on tensi dan ruang lingkup materi. Sasaran pembelajaran
Kurikulum 2013 di tempat kerja guru sebagai mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan,
pelaksana. dan keterampilan yang dielaborasi untuk setiap satuan

Jurnal Pendidikan & Budaya WARTA PENDIDIKAN -------------------------------------------------------------------- 41


pendidikan. Tiga ranah kompetensi memiliki lintasan yang bersifat “Learning by doing” lebih banyak
perolehan (proses psikologis) yang berbeda. Sikap berupa kegiatan praktek dari pada teori diharapkan
diperoleh melalui aktivitas “menerima, menjalankan, guru akan lebih kreatif dan mampu mengembangkan
menghargai, menghayati, dan mengamalkan”. Pengeta- kegiatan pembelajaran yang lebih bermakna. Pola
huan diperoleh melalui aktivitas “mengingat, mema- pembelajaran dengan teknik yang bervariasi diharap-
hami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, men- kan dapat membuat pembelajaran lebih menarik dan
cipta”. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas menyenangkan bagi siswa.
“mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, Problema yang timbul di lapangan adalah per-
dan mencipta”. lunya meningkatkan kemampuan atau kompetensi
Tiga ranah kompetensi memiliki lintasan pero- guru dalam mengajar melalui inovasi pembelajaran.
lehan (proses psikologis) yang berbeda. Sikap dipero- Salah satu Kompetensi Dasar pembelajaran Matemati-
leh melalui aktivitas “menerima, menjalankan, meng- ka di kelas VIII semester 2 dalam materi pokok:
hargai, menghayati, dan mengamalkan”. Pengetahuan Peluang empiric dan teoritik (KI-KD dan Indikator
diperoleh melalui aktivitas “mengingat, memahami, pencapaian ) sebagai berikut:
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, mencipta”. Menjelaskan peluang empirik dan teoretik Mendeskripsikan ulang pengertian ruang sampel.
suatu kejadian dari suatu percobaan. Mendeskripsikan ulang pengertian titik sampel.
Keterampilan diperoleh melalui aktivitas “mengamati, Menentukan ruang sampel dengan cara diagram pohon.
Menentukan ruang sampel dengan cara mendaftar.
menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta”. Menentukan ruang sampel dengan cara tabel.
Menentukan contoh dan bukan contoh suatu kejadian dari
suatu percobaan.
Karakteristik kompetensi beserta perbedaan Mendeskripsikan ulang pengertian peluang empirik.
Mendeskripsikan ulang pengertian peluang teoritik.
lintasan perolehan turut serta mempengaruhi karak- Membedakan pengertian peluang secara empirik dan
teoritik.
teristik standar proses. Untuk memperkuat pendekat- Menentukan 𝑛(𝐴) dan 𝑛(𝑆) suatu kejadian dari suatu
percobaan (sebagai syarat) untuk menentukan nilai
an ilmiah (scientific), tematik terpadu (tematik peluang empirik kejadian 𝐴 yaitu 𝑃(𝐴).
Menentukan nilai peluang secara empirik.
Menentukan 𝑛(𝐴) dan 𝑛(𝑆) suatu kejadian dari suatu
antar mata pelajaran), dan tematik (dalam suatu percobaan untuk menentukan nilai peluang teoritik
kejadian 𝐴 yaitu 𝑃(𝐴).
mata pelajaran) perlu diterapkan pembelajaran ber- Menyelesaikan masalah yang berkaitan
Menentukan nilai peluang secara teoritik.
Merancang prosedur penyelesaian masalah yang
basis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry dengan peluang empirik dan teoretik
suatu kejadian dari suatu percobaan.
berkaitan dengan peluang empirik suatu kejadian dari
suatu percobaan.
learning). Untuk mendorong kemampuan peserta Menggunakan/mengaplikasikan konsep peluang empirik
dalam merancang prosedur penyelesaian masalah yang
berkaitan dengan peluang empirik suatu kejadian dari
didik untuk menghasilkan karya kontekstual baik suatu percobaan.
Merancang prosedur penyelesaian masalah yang
individual maupun kelompok maka sangat disarankan berkaitan dengan peluang teoritik suatu kejadian dari
suatu percobaan.
menggunakan pendekatan pembelajaran yang meng- Menggunakan/mengaplikasikan konsep peluang teoritik
dalam merancang prosedur penyelesaian masalah yang
berkaitan dengan peluang teoritik suatu kejadian dari
hasilkan karya berbasis proyek (project based learn- suatu percobaan.

ing). Demikian pula pada Permendikbud Nomor 66 Kompetensi dasar tersebut dipilih karena nilai
tahun 2013 tentang Standar Penilaian mengatakan hasil belajar siswa di bawah KKM (kriteria ketuntasan
bahwa seorang pendidik untuk menilai kompetensi minimal) mata pelajaran Matematika 75. Sebelum
keterampilan melalaui penilaian kinerja yaitu peni- melakukan proses belajar mengajar seorang guru
laian yang menuntut siswa mendemonstrasikan suatu menentukan pendekatan dan metode yang akan
kompetensi tertentu dengan menggunakan tes prak- digunakan agar tujuan pembelajaran yang telah
tik, proyek dan penilaian portofolio. Untuk peni- disusun dapat tercapai. Pemilihan suatu pendekatan
laian proyek yang dilakukan oleh seorang pendi- dan metode tentu harus disesuaikan dengan tujuan
dik, masih menurut Standar penilaian adalah dila- pembelajaran dan sifat materi yang akan menjadi
kukan setiap akhir bab atau tema pelajaran. objek pembelajaran. Pada hakekatnya tidak pernah
Pendampingan in-on Kurikulum 2013 diadakan terjadi satu materi pelajaran disajikan dengan meng-
karena ada beberapa masalah yang dihadapi para guru gunakan hanya satu metode. Pembelajaran dengan
saat melakukan kegiatan pembelajaran sampai laporan menggunakan banyak metode akan menunjang
pembelajaran berbasis penelitian tindakan kelas. Salah pencapaian tujuan pembelajaran yang lebih bermakna.
satu masalah pembelajaran pada jenjang pendidikan Dalam meningkatkan kompetensi tersebut perlu
dasar dan menengah adalah masih ada pola pembekalan yang bertujuan agar dapat menciptakan
pembelajaran yang sangat teoritas dan kurang pembelajaran sesuai dengan inovasi atau penemuan
bervariasi. Selain itu kegiatan pembelajaran di kelas baru dalam bidang pembelajaran yaitu yang saat ini
sering tex book orienled dan kurang mengaitkan sedang berkembang yaitu Pendekatan Pembelajaran.
dengan lingkungan dan situasi dimana siswa berada. Dalam hal ini, guru adalah aktor utama di samping
Seringkali kegiatan kelas melalui metode ceramah dan orang tua dan elemen lainnya. Kesuksesan pendidikan
diikuti dengan latihan mengerjakan soal-soal atau yang dicanangkan tanpa keterlibatan aktif guru,
pemberian tugas kuno, oleh karena itu, siswa sering pendidikan kosong dari materi esensi dan substansi.
merasa bosan dan motivasi belajarnya juga menurun. Secanggih apapun sebuah kurikulum, visi, misi dan
Untuk mengatasi masalah tersebut, perlu ada kekuatan finansial, sepanjang gurunya pasif, maka
pelatihan bagi guru-guru untuk mendalami berbagai kualitas lembaga pendidikan akan merosot tajam.
metode dari teknik yang nantinya dapat mereka Sebaliknya, selemah dan sejelek apapun sebuah kuri-
tetapkan di kelas masing-masing. Melalui pelatihan kulum, visi, misi dan kekuatan finansial, jika gurunya

42 ---------------------------------------Jurnal Pendidikan & Budaya WARTA PENDIDIKAN


inovatif progresif dan produktif, maka kualitas an terhadap individu menjadi lebih besar; 4. Perilaku
lembaga pendidikan akan maju pesat. Lebih-lebih jika mengganggu menjadi lebih kecil; 5. Konflik antara
sistem yang baik ditunjang dengan guru yang inovatif, pribadi berkurang; 6. Pemahaman yang lebih menda-
maka kualitas lembaga pendidikan semakin dahsyat. lam; 7. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan
Pembelajaran Kontekstual PBL (Problem toleransi; 8. Hasil belajar lebih tinggi (Ibrahim, 2000).
Bassed Learning). Dalam penelitian ini guru Cooperatif Learning media makalah dan power point
menggunakan model Problem Bassed Learning yaitu pada dasarnya merupakan sebuah varian diskusi
model pemecahan masalah dalam pembelajaran. kelompok. Ciri khasnya adalah guru hanya menunjuk
Pembelajaran kontekstual secara resmi diperkenalkan seorang siswa yang mewakili kelompoknya, tanpa
Indonesia pada awal tahun 2001 ketika Direktorat memberi tahu terlebih dahulu siapa yang akan
Pendidikan Lanjutan Pertama mengirim sejumlah mewakili kelompok itu. Cara ini menjamin
guru (90 orang) mengikuti “Short Fellowship keterlibatan total semua siswa, cara ini juga
Training” di University of Washington, USA. Guru- merupakan upaya yang sangat baik untuk
guru tersebut adalah guru SMP pengajar Bahasa meningkatkan tanggung jawab individual dalam
Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Fisika dan diskusi kelompok dan berpengaruh positif terhadap
Biologi dari Propinsi Sulawesi Utara, Tengah dan peningkatan aktifitas siswa pada diskusi, menjawab
Tenggara, Propinsi Gorontalo, Kalimantan Timur dan pertanyaan, menghargai teman bicara, memperhatikan
Selatan. Selama 1 (satu) bulan guru-guru tersebut saat belajar. Peningkatan aktifitas belajar siswa
mengikuti perkuliahan, lokakarya dan kunjungan tersebut dapat meningkatkan hasil belajar kognitif
lapangan (sekolah-sekolah). Setelah pelatihan mereka siswa. Guru sebagai peneliti dalam kegiatan
tinggal di Surabaya guru matapelajaran Biologi, pembelajaran menggunakan media kliping agar siswa
Matematika dan Fisika. Sedangkan guru Bahasa dalam kegiatan belajar mengajar lebih aktif dengan
Ingris dan Bahasa Indonesia dilatih lagi di Malang se- suasana menyenangkan.
lama sebulan. Mereka menyusun persiapan mengajar Berdasarkan latar belakang di atas maka penu-
dan usulan kegiatan berupa usulan atau program lis mengadakan penelitian dengan judul Peningkatkan
pelatihan guru di Propinsi masing-masing.Pada tahun Hasil Belajar Peluang Empirik dan Teoritik melalui
2002 dilakukan uji coba CTL di 31 SLTP/MTs yang Model Problem Bassed Learning Pada Siswa Kelas
tersebar di enam propinsi cakupan proyek di bawah VIII.C SMPN 1 Dampit Kabupaten Malang Tahun
Direktorat PLP. Dari hasil uji coba terindikasi Pelajaran 2018/2019.
pembelajaran PBL mampu meningkatkan interaksi Berdasarkan latar belakang, maka dapat dike-
belajar di kelas, membuat siswa lebih bisa berfikir mukakan perumusan masalah yaitu, bagaimana pe-
kritis. Oleh karena itu telah diambil kebijakan untuk ningkatan hasil belajar peluang empiric dan teoritik
meluaskan penerapan PBL di sekolah-sekolah rintisan pada siswa kelas VIII.C SMP Negeri 1 Dampit
yang tersebar di seluruh Indonesia. Saat ini ada sekitar Malang Tahun Pelajaran 2018/2019 melalui Model
1000 (seribu) sekolah yang telah menggunakan Problem Bassed Learning?
pendekatan PBL Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Sementara itu, tujuan penelitian tindakan ini
merupakan suatu penelitian tindakan yang akar adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar
permasalahannya muncul di kelas dan dirasakan KD 3.11/4.11 siswa kelas VIII.C SMP Negeri 1
langsung oleh guru yang bersangkutan. Dalam PTK, Dampit Kabupaten Malang Tahun Pelajaran 2018/
peneliti atau guru dapat melakukan sendiri 2019 dengan menggunakan Model Problem Bassed
pembelajaran atau bersama guru (Supardi, 2006). Learning. Dengan demikian, manfaat dari pelaksa-
Metode pembelajaran kooperatif ada 5 yaitu: 1) naan penelitian ini, selain sebagai tambahan ilmu dan
Student Teams Achievement Division (STAD), 2) suatu metode baru, sekaligus sebagai informasi bagi
Teams Games Tournaments (TGT), 3) Jigsaw, 4) guru untuk menyelenggarakan pembelajaran aktif
Think-Pair Share (TPS), 5) Numbered Heads dalam pengembangan dan peningkatan kualitas
Together (NHT) (Depdiknas, 2005). pendidikan menggunakan model Pemecahan Berbasis
Untuk mencapai keberhasilan suatu pendidikan Masalah. Sedangkan bagi kepala sekolah, menjadi
yang terkait dengan masalah dalam proses informasi mengenai pentingnya variasi strategi pem-
pembelajaran di kelas, maka diperlukan suatu upaya belajaran dalam meningkatkan hasil belajar. Diharap-
peningkatan keberhasilan KD 3.11/4.11 dengan kan pada masa yang akan datang tidak ada guru yang
menggunakan pembelajaran cooperative learning me- hanya bisa mengajar dengan strategi ceramah saja.
dia makalah dan power point. Metode ini dikem- KAJIAN TEORI
bangkan oleh Spencer Kagan dalam Arends (1997). Hakikat Belajar dan Pembelajaran
Ada beberapa manfaat pada model pembelajaran Belajar merupakan proses otak atau pikiran
kooperatif learning terhadap siswa yang hasil belajar mengadakan reaksi terhadap kondisi-kondisi luar dan
rendah antara lain adalah: 1. Rasa harga diri menjadi reaksi itu dapat dimodifikasi dengan pengalaman-
lebih tinggi; 2. Memperbaiki kehadiran; 3. Penerima- pengalaman yang dialami sebelumnya. Melalui proses

Jurnal Pendidikan & Budaya WARTA PENDIDIKAN -------------------------------------------------------------------- 43


belajar anak dapat mengadaptasikan dirinya pada teks pendidikan guru mengajar agar peserta didik
lingkungan hidupnya. Adaptasi itu dapat berupa dapat belajar dan menguasai isi pelajaran sehingga
perubahan pikiran, sikap, dan keterampilan. Siswa mencapai suatu objektif yang ditentukan (aspek
sebagai subyek belajar dalam proses pembelajaran. kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap
Hal ini berarti pembelajaran berpusat pada siswa dan (aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor)
aktivitas pembelajaran lebih ditekankan pada berlang- seorang peserta didik. Pengajaran memberi kesan
sungnya proses belajar daripada proses pengajaran. hanya sebagai pekerjaan satu pihak yaitu pekerjaan
Guru memiliki tanggung jawab untuk menciptakan guru saja, sedangkan pembelajaran menekankan
lingkungan belajar agar berlangsung secara efektif adanya interaksi antara guru dengan peserta didik.
(Susanto, 1999). Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk
Ciri-ciri belajar terdiri dari: (1) belajar ditandai membantu peserta didik agar dapat belajar dengan
dengan adanya perubahan tingkah laku (change lebih baik.
behavior) yaitu dari tidak tahu menjadi tahu, dari Proses belajar merupakan suatu tindakan dan
tidak terampil menjadi terampil; (2) perubahan peri- perilaku seseorang (siswa) yang komplek (Dimyati
laku relatif permanen, berarti bahwa perubahan ting- dan Mudjiono, 2002). Lebih lanjut disebutkan bahwa
kah laku yang terjadi karena belajar untuk waktu ter- sebagai tindakan maka belajar dialami siswa sendiri,
tentu akan tetap atau tidak berubahubah. Tetapi, peru- siswa sebagai penentu terjadi atau tidaknya proses be-
bahan tingkah laku tersebut tidak akan terpancang lajar. Proses belajar terjadi karena siswa mempelajari
seumur hidup; (3) perubahan tingkah laku harus sege- sesuatu yang ada di lingkungan sekitar. Perilaku bela-
ra dapat diamati pada saat proses belajar sedang ber- jar tersebut merupakan respon siswa terhadap tin-
langsung, perubahan tersebut bersifat potensial; (4) dakan mengajar atau tindakan pembelajaran dari guru.
perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau Oleh karena itu diharapkan guru dapat merencanakan
pengalaman; (5) pengalaman atau latihan itu dapat dan menerapkan kegiatan pembelajaran yang dapat
memberi penguatan. Sesuatu yang memperkuat itu mewakili agar siswa terampil dalam menemukan
akan memberikan semangat atau dorongan untuk sendiri fakta dan konsep sehingga dengan demikian
mengubah tingkah laku. tujuan belajar dapat tercapai. Dalam suatu pembela-
Winkel (2007) menyatakan bahwa adanya peru- jaran guru berperan sebagai fasilitator yang mencipta-
bahan pola perilaku dalam diri seseorang menandakan kan lingkungan pembelajaran agar siswa dapat belajar
telah terjadinya proses belajar. Makin banyak lebih efektif. Selain itu dalam pembelajaran juga
kemampuan yang diperoleh sampai menjadi milik diperlukan adanya pengalaman belajar.
pribadi, makin banyak pula perubahan yang dialami. Gagne dalam Dimyati dan Mudjiono (2002)
Kemampuan-kemampuan yang dimiliki seseorang memberikan kategori untuk pengalaman belajar
tersebut digolongkan menjadi, 1) Kemampuan kog- sebagai hasil belajar sebanyak 5 kategori, yaitu
nitif yang meliputi pengetahuan, pemahaman, apli- informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi
kasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. 2) Kemampuan kognitif, sikap, dan keterampilan gerak. Pengalaman
sensorik motorik yang meliputi keterampilan belajar dapat diperoleh dengan 2 cara yaitu dengan
melakukan gerak gerik badan dalam urutan tertentu. cara asimilasi dan akomodasi. Asimilasi maksudnya
3) Kemampuan dinamik afektif yang meliputi sikap struktur pengetahuan baru dibangun atau dibuat atas
dan nilai yang meresapi perilaku dan tindakan. dasar struktur pengtahuan yang sudah ada. Sedangkan
Semua perubahan di bidang-bidang tersebut akomodasi maksudnya struktur pengetahuan yang
merupakan hasil belajar dan mengakibatkan manusia sudah ada dimodifikasi untuk menampung dan
berubah dalam sikap dan tingkah laku. Dimyati dan menyesuaikan dengan hadirnya pengalaman. Adanya
Mudjiono (2002) mendefinisikan pembelajaran pengalaman belajar dalam proses belajar membuat
sebagai proses yang diselenggarakan oleh guru untuk siswa dapat mengalami perubahan dalam tingkah
membelajarkan siswa dalam memperoleh dan mem- lakunya (Nurhadi dkk., 2004).
proses pengetahuan, keterampilan dan sikap. Dalam Mata pelajaran Matematika sebagai bagian dari
proses pembelajaran sangat dibutuhkan aktifitas siswa pendidikan sosial menekankan pada pemberian pe-
sebagai subjek dalam proses belajar mengajar. Dalam ngalaman langsung untuk mengembangkan kompe-
proses belajar mengajar ini guru berperan sebagai tensi agar siswa mampu berkomunikasi secara baik
fasilitator yang akan membimbing siswa dan dan benar dalam masyarakat. Dalam mewujudkan
menyediakan lingkungan pembelajaran yang nyaman keterampilan berpikir serta keterampilan mengem-
sehingga siswa lebih efektif dalam belajar. Hal itulah bangkan sikap untuk menjalankan metode penyeli-
yang memacu motivasi dan aktifitas siswa untuk dikan ilmiah dibutuhkan suatu pendekatan pengajaran
belajar sehingga tujuan belajar yaitu meningkatnya yang melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan
hasil belajar siswa dapat tercapai. Apabila dikaitkan pembelajaran. Guru tidak hanya menyampaikan ma-
dengan kegiatan belajar, pembelajaran mempunyai teri pelajaran namun juga mengkaitkan materi pelajar-
pengertian yang mirip dengan pengajaran, dalam kon- an dengan kehidupan nyata dan memotivasi siswa un-

44 ---------------------------------------Jurnal Pendidikan & Budaya WARTA PENDIDIKAN


tuk mengkaitkan pengetahuan yang dipelajarinya Menurut Slavin pembelajaran kooperatif
dengan kehidupan mereka dalam pembelajaran adalah pembelajaran yang dilakukan secara
Matematika (Nurhadi, dkk 2004). Guru menghadir- berkelompok, siswa dalam satu kelas dijadikan
kan dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 sampai 5
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimili- orang untuk memahami konsep yang difasilitasi oleh
kinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka guru. Model pembelajaran kooperatif adalah model
sehari-hari; sementara siswa memperoleh pengetahu- pembelajaran dengan setting kelompok-kelompok
an dan keterampilan dari konteks yang terbatas, kecil dengan memperhatikan keberagaman anggota
sedikit demi sedikit, dan dari proses mengkonstruksi kelompok sebagai wadah siswa bekerjasama dan
sendiri, sebagai bekal untuk memecahkan masalah memecahkan suatu masalah melalui interaksi sosial
dalam kehidupannya sebagai anggota masyarakat. dengan teman sebayanya, memberikan kesempatan
Pembelajaran Kooperatif pada peserta didik untuk mempelajari sesuatu dengan
Pembelajaran Kooperatif atau Cooperative baik pada waktu yang bersamaan dan ia menjadi
Learning merupakan istilah umum untuk sekumpulan narasumber bagi teman yang lain. Jadi Pembelajaran
strategi pengajaran yang dirancang untuk mendidik kooperatif merupakan model pembelajaran yang
kerja sama kelompok dan interaksi antarsiswa. Tujuan mengutamakan kerjasama diantara siswa untuk
pembelajaran kooperatif setidak-tidaknya meliputi mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran
tiga tujuan pembelajaran, yaitu hasil belajar kooperatif memiliki ciri-ciri: 1) untuk menuntaskan
akademik, penerimaan terhadap keragaman, dan materi belajarnya, siswa belajar dalam kelompok
pengembangan keterampilan sosial. Strategi ini secara kooperatif, 2) kelompok dibentuk dari siswa-
berlandaskan pada teori belajar Vygotsky (1978, siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan
1986) yang menekankan pada interaksi sosial sebagai rendah, 3) jika dalam kelas terdapat siswa-siswa yang
sebuah mekanisme untuk mendukung perkembangan terdiri dari beberapa ras, suku, budaya jenis kelamin
kognitif. Selain itu, metode ini juga didukung oleh yang berbeda, maka diupayakan agar dalam tiap
teori belajar information processing dan cognitive kelompok terdiri dari ras, suku, budaya, jenis kelamin
theory of learning. Dalam pelaksanaannya metode ini yang berbeda pula, dan 4) penghargaan lebih diutama-
membantu siswa untuk lebih mudah memproses kan pada kerja kelompok dari pada perorangan.
informasi yang diperoleh, karena proses encoding Dalam pembelajaran kooperatif, dua atau lebih
akan didukung dengan interaksi yang terjadi dalam individu saling tergantung satu sama lain untuk
Pembelajaran Kooperatif. Pembelajaran dengan mencapai suatu tujuan bersama. Menurut Ibrahim
metode Pembelajaran Kooperatif dilandasakan pada dkk. siswa yakin bahwa tujuan mereka akan tercapai
teori Cognitive karena menurut teori ini interaksi bisa jika dan hanya jika siswa lainnya juga mencapai
mendukung pembelajaran. tujuan tersebut. Untuk itu setiap anggota berkelompok
Pembelajaran kooperatif merupakan strategi bertanggung jawab atas keberhasilan kelompoknya.
pembelajaran yang mengutamakan adanya kerjasama Siswa yang bekerja dalam situasi pembelajaran
antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan kooperatif didorong untuk bekerjasama pada suatu
pembelajaran. Para siswa dibagi ke dalam kelompok- tugas bersama dan mereka harus mengkoordinasikan
kelompok kecil dan diarahkan untuk mempelajari usahanya untuk menyelesaikan tugasnya.
materi pelajaran yang telah ditentukan. Tujuan Model pembelajaran kooperatif dikembangkan
dibentuknya kelompok kooperatif adalah untuk untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan
memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat pembelajaran penting. Menurut Depdiknas tujuan
terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan dalam pertama pembelajaran kooperatif, yaitu meningkatkan
kegiatan-kegiatan belajar. Dalam hal ini sebagian hasil akademik, dengan meningkatkan kinerja siswa
besar aktifitas pembelajaran berpusat pada siswa, dalam tugas-tugas akademiknya. Siswa yang lebih
yakni mempelajari materi pelajaran serta berdiskusi mampu akan menjadi nara sumber bagi siswa yang
untuk memecahkan masalah. kurang mampu, yang memiliki orientasi dan bahasa
Metode pembelajaran kooperatif learning yang sama. Sedangkan tujuan yang kedua,
mempunyai manfaat-manfaat yang positif apabila pembelajaran kooperatif memberi peluang agar siswa
diterapkan di ruang kelas. Beberapa keuntungannya dapat menerima teman-temannya yang mempunyai
antara lain: mengajarkan siswa menjadi percaya pada berbagai perbedaan latar belajar. Perbedaan tersebut
guru, kemampuan untuk berfikir, mencari informasi antara lain perbedaan suku, agama, kemampuan
dari sumber lain dan belajar dari siswa lain; akademik, dan tingkat sosial. Tujuan penting ketiga
mendorong siswa untuk mengungkapkan idenya dari pembelajaran kooperatif ialah untuk mengem-
secara verbal dan membandingkan dengan ide bangkan keterampilan sosial siswa. Keterampilan so-
temannya; dan membantu siswa belajar menghormati sial yang dimaksud antara lain, berbagi tugas, aktif
siswa yang pintar dan siswa yang lemah, juga bertanya, menghargai pendapat orang lain, meman-
menerima perbedaan ini. cing teman untuk bertanya, mau menjelaskan ide atau

Jurnal Pendidikan & Budaya WARTA PENDIDIKAN -------------------------------------------------------------------- 45


pendapat, bekerja dalam kelompok dan sebagainya. ngan nilai tes yang diberikan oleh guru. Berdasarkan
Menurut Ibrahim, dkk. pembelajaran kooperatif definisi tersebut menyatakan bahwa hasil belajar
memiliki dampak yang positif untuk siswa yang hasil merupakan hasil penguasaan pengetahuan atau kete-
belajarnya rendah sehingga mampu memberikan rampilan dan usaha untuk memperoleh suatu tam-
peningkatan hasil belajar yang signifikan. Cooper bahan ilmu berupa penguasaan konsep, kaidah, prin-
mengungkapkan keuntungan dari metode pembelajaan sip dan teori dari hasil belajarnya yang bisa dicapai
kooperatif, antara lain: 1) siswa mempunyai tanggung siswa ketika mengerjakan tugas dan kegiatan pem-
jawab dan terlibat secara aktif dalam pembelajaran, 2) belajaran yag diberikan oleh guru pada waktu yang
siswa dapat mengembangkan keterampilan berpikir telah ditentukan dan hasil tersebut dapat disimpulkan
tingkat tinggi, 3) meningkatkan ingatan siswa, dan 4) melalui angka-angka. Dengan demikian dapat disim-
meningkatkan kepuasan siswa terhadap materi pem- pulkan bahwa hasil belajar adalah suatu nilai yang
belajaran. Menurut Ibrahim, unsur-unsur dasar pem- menunjukkan hasil yang dicapai siswa melalui proses
belajaran kooperatif sebagai berikut: 1) siswa dalam belajar.
kelompok haruslah beranggapan bahwa mereka sehi- Hasil belajar siswa diperoleh dari penilaian 3
dup sepenanggungan bersama, 2) siswa bertanggung ranah yaitu: ranah kognitif, ranah afektif dan ranah
jawab atas segala sesuatu didalam kelompoknya, 3) psikomotorik. Namun dalam penelitian yang dilaku-
siswa haruslah melihat bahwa semua anggota didalam kan hanya ranah kognitif saja yang diteliti. Amirin
kelompoknya memiliki tujuan yang sama, 4) siswa (2010) mengemukakan bahwa dimensi proses kognitif
haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang mencakup menghafal (remember), memahami (under-
sama di antara anggota kelompoknya, 5) siswa akan stand), menerapkan (apply), menganalisis (analyse),
dikenakan evaluasi atau diberikan penghargaan yang mengevaluasi (evaluate), dan membuat (create).
juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompok, Menghafal (Remember): menarik kembali
6) siswa berbagi kepemimpinan dan mereka mem- informasi yang tersimpan dalam memori jangka
butuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama panjang. Mengingat merupakan proses kognitif yang
proses belajarnya, dan 7) siswa akan diminta memper- paling rendah tingkatannya. Untuk mengkondisikan
tanggungjawabkan secara individual materi yang agar "mengingar bisa menjadi bagian belajar ber-
ditangani dalam kelompok kooperatif. makna, tugas mengingat hendaknya selalu dikaitkan
Hasil Belajar dengan aspek pengetahuan yang lebih khas dan bukan
Suryatiningsih (2005) mengatakan bahwa salah sebagai suatu yang lepas dan terisolasi. Kategori ini
satu tugas pokok guru ialah mengevaluasi taraf mencakup dua macam proses kognitif: mengenali
keberhasilan rencana dan pelaksanaan kegiatan (recognizing) dan mengingat (recalling).
belajar dan mengajar. Untuk melihat sejauh mana Memahami (Understand): mengkonstruk mak-
taraf keberhasilan mengajar guru dan belajar peserta na atau pengertian berdasarkan pengetahuan awal
didik secara tepat (valid) dan dapat dipercaya yang dimiliki, atau mengintegrasikan pengetahuan
(reliabel) diperlukan informasi yang didukung oleh yang baru ke dalam skema yang telah ada dalam
data yang objektif dan memadai tentang indikator- pemikiran siswa. Kategori memahami mencakup
indikator perubahan perilaku dan pribadi peserta tujuh proses kognitif: menafsirkan (interpreting),
didik. Dengan demikian teranglah sejauh mana memberikan contoh (exemplifying), mengklasifikasi-
kecermatan evaluasi atas taraf keberhasilan proses kan (classifying), meringkas (summarizing), menarik
belajar mengajar itu akan banyak bergantung pada inferensi (inferring), membandingkan (comparing),
tingkat ketepatan, kepercayaan dan keobjektifan dan menjelaskan (explaining).
informasi yang didukung oleh data yang diperoleh. Mengaplikasikan (Apply): mencakup pengguna-
Hasil belajar merupakan sesuatu yang an suatu prosedur guna rnenyelesaikan masalah atau
diperoleh, dikuasai atau merupakan hasil dari proses mengerjakan tugas. Oleh karena itu mengaplikasikan
belajar. Hasil belajar merupakan salah satu alat yang berkaitan erat dengan pengetahuan prosedural. Namun
dapat digunakan untuk melihat apakah siswa telah tidak berarti bahwa kategori ini hanya sesuai untuk
melakukan proses belajar. Hasil belajar perlu pengetahuan prosedural saja. Kategori ini mencakup
diketahui, sebab sangat sulit bagi guru utuk menyak- dua macam proses kognitif: menjalankan (executing)
sikan proses belajar. Hasil belajar seorang siswa dapat dan mengimplementasikan (implementing).
diketahui dari pengukuran. Tes hasil belajar adalah Menganalisis (Analyze): menguraikan suatu
salah satu alat ukur yang digunakan utuk menentukan permasalahan atau obyek ke unsur-unsurnya dan me-
keberhasilan siswa dalam suatu proses belajar nentukan bagaimana saling keterkaitan antar unsur-
mengajar (Zainul (2001) dalam Sukrisdyana (2002)). unsur tersebut. Ada tiga macam proses kognitif yang
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau tercakup dalam menganalisis: menguraikan (differen-
KBBI (2001) hasil belajar merupakan penguasaan tiating), mengorganisir (organizing), dan menemukan
pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan pesan tersirat (atfribufting).
melalui mata pelajaran yang lazim ditunjukkan de- Mengevaluasi (Evaluate): membuat suatu per-

46 ---------------------------------------Jurnal Pendidikan & Budaya WARTA PENDIDIKAN


timbangan berdasarkan kriteria dan standar yang ada. nelitian diutamakan sebagai suatu proses pembe-
Ada dua macam proses kognitif yang tercakup dalam lajaran.
kategori ini: memeriksa (checking) dan mengritik Ditinjau dari pelaksanaan penelitian, maka
(critiquing). penelitian ini digolongkan dalam penelitian tindakan
Mernbuat (create): menggabungkan beberapa kelas (PTK). PTK merupakan proses investigasi
unsur menjadi suatu bentuk kesatuan. Ada tiga macam terkendali yang berdaur ulang dan bersifat reflekstif
proses kognitif yang tergolong dalam kategori ini, mandiri yang dilakukan oleh guru/calon guru yang
yaitu: membuat (generating), merencanakan (plan- memiliki tujuan untuk melakukan perbaikan-perbaik-
ning), dan memproduksi (producing). an terhadap sistem, cara kerja, proses, isi, kompetensi,
Menurut Corebima (2001) dalam Susanti atau situasi pembelajaran (Susilo, 2009:1). Penelitian
(2009) salah satu prosedur tertulis yang digunakan un- ini dilaksanakan dalam tiga siklus. Pada setiap siklus
tuk mengukur hasil belajar siswa terutama untuk terdiri dari perencanaan tindakan (planning), pelaksa-
aspek kognitifnya adalah tes. Aspek kognitif dalam naan tindakan (action), pengamatan (observation),
hal ini berarti kemampuan berfikir siswa, termasuk dan refleksi (reflection).
kemampuan penalarannya. Aspek-aspek evaluasi hasil Penelitian dilaksanakan di kelas VIII.C SMP
belajar harus sering atau selalu diimplementasikan Negeri 1, Jalan Gunung Jati Nomor 33, Kecamatan
agar mendorong perkembangan penalaran, antara lain: Dampit Kabupaten Malang pada semester genap
1) Tes yang diberikan mencakup tes kognitif maupun tahun pelajaran 2018/2019. Objek penelitian sebanyak
psikomotor yang disesuaikan dengan tujuan pem- 32 orang siswa, dilaksanakan mulai bulan Januari
belajaran. 2) Bentuk tes esai untuk tes kognitif, ben- 2019 sampai dengan bulan April 2019.
tuk tes obyektif yang digunakan hendaknya dirancang Sumber dan Teknik Analisis Data
dengan sangat hati-hati dan digunakan dengan sangat Data penelitian ini diperoleh melalui lembar
bijaksana. 3) Hasil evaluasi tes kognitif didasarkan penilaian ulangan harian, lembar penilaian afektif, dan
pada acuan transfer ataupun penemuan informasi lembar penilaian psikomotor. Teknik yang digunakan
maupun acuan tingkat berfikir, termasuk keterampilan adalah analisis data kualitatif. Tahap-tahap kegiatan
berfikir kritis. analisis data adalah 1) mereduksi data, 2) menyajikan
Banyak faktor yang mempengaruhi proses dan data, 3) menarik kesimpulan, dan verifikasi.
hasil belajar siswa. Menurut Winkel (1996) faktor- Tahapan Penelitian
faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar Penelitian ini dilakukan dalam tiga siklus. Sik-
dibagi menjadi dua golongan yaitu faktor internal dan lus I, dilalui dengan tahap Pendahuluan atau Pra Tin-
faktor eksternal. Masing-masing faktor tersebut mem- dakan, dengan menyusun jadwal penelitian, menen-
punyai beberapa komponen, yaitu: 1) Faktor internal. tukan observer dan melaporkan kepada kepala seko-
Faktor internal adalah faktor yang berada dalam anak lah. Lalu dilakukan penyusunan instrumen berupa so-
didik yang terdiri dari faktor intelektual dan faktor al ulangan harian, pedoman observasi kinerja ranah
non intelektual. Faktor intelektual tediri dari cara be- afektif, dan pedoman observasi kinerja ranah psiko-
lajar, intelegensi, dan kemampuan belajar. Sedangkan motor, serta menyusun rencana pelaksanaan pembe-
faktor non intelektual terdiri dari motivasi, sikap, lajaran.
minat, dan kondisi psikis. 2) Faktor eksternal. Faktor Pahap tahap tindakan, peneliti menyiapkan ren-
eksternal adalah faktor yang berada di luar anak didik cana pelaksanaan pembelajaran siklus I, menyiapkan
yang terdiri dari faktor lingkungan dan instrumen. soal ulangan harian, menyiapkan pedoman observasi
Faktor lingkungan meliputi faktor alami dan sosial. kinerja ranah afektif, menyiapkan pedoman observasi
Sedangkan faktor instrumen meliputi faktor kuri- kinerja ranah psikomotor, menyiapkan lembar
kulum, program, sarana, dan prasarana. jawaban ulangan harian, menyiapkan lembar penilaian
Menurut Dimyati (1994) hasil belajar berkaitan afektif, dan lembar penilaian psikomotor. Pelaksanaan
erat dengan motivasi belajar siswa. Motivasi belajar tindakan sesuai dengan langkah-langkah pada Renca-
siswa dapat menjadi lemah. Lemahnya motivasi atau na Pelaksanaan Pembelajaran.
tiadanya motivasi belajar siswa akan melemahkan Lalu pada saat implementing, dilakukan obser-
kegiatan belajar siswa. Selanjutnya, mutu hasil belajar vasi menggunakan instrumen yang telah disiapkan.
menjadi rendah.Oleh karena itu, motivasi belajar pada Setelah itu dilaksanakan tahapan refleksi.
diri siswa perlu diperkuat terus menerus. Agar siswa Pada siklus II dilaksanakan setelah mempelajari
memiliki motivasi belajar yang kuat, pada tempatnya hasil refleksi pada siklus I. Tahap-tahap siklus II sa-
akan diciptakan suasana belajar yang menggembira- ma dengan siklus I dengan diberi variasi pembelajaran
kan. yang menyenangkan yaitu media makalah dan power
METODOLOGI point agar siswa tidak bosan. Dan untuk siklus III,
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti ialah dilaksanakan setelah mempelajari hasil refleksi pada
penelitian kualitatif. Penelitian ini dilakukan dengan siklus II. Tahap-tahap siklus III sama dengan siklus
alasan bahwa melakukan tindakan kepada subyek pe- II.

Jurnal Pendidikan & Budaya WARTA PENDIDIKAN -------------------------------------------------------------------- 47


HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Kegiatan pembelajaran dirancang sesuai
Siklus I dengan langkah-langkah model pembelajaran PBL
Observasi awal dilaksanakan pada minggu ke- (Problem Bassed Learning/ Pemecahan Berbasis
dua bulan Januari 2019 oleh peneliti yang sekaligus Masalah) yang bertujuan untuk memudahkan pema-
guru mata pelajaran di kelas tersebut. Observasi haman siswa dan melatih tanggung jawab siswa untuk
dilaksanakan untuk mengetahui kondisi siswa pada memudahkan pemahaman temannya.
proses pembelajaran dan mendiagnosis permasalahan Sebelum pelaksanaan tindakan siklus II peneliti
yang muncul di kelas tersebut. Hal ini dilakukan mempersiapkan beberapa hal yaitu, menyiapkan
sebelum menentukan metode yang akan diterapkan rencana pelaksanaan pembelajaran siklus II, menyi-
pada penelitian tindakan kelas. Selain itu, peneliti apkan soal ulangan harian, dan menyiapkan pedoman
juga mengecek daftar nilai siswa. Dari hasil observasi kinerja ranah afektif, serta menyiapkan
pengecekan tersebut diperoleh nilai-nilai siswa yang pedoman observasi kinerja ranah psikomotor, lembar
sebagian besar di bawah KKM yaitu 75. jawaban ulangan harian, lembar penilaian afektif, dan
Pada hari minggu pertama pada jam pelajaran lembar penilaian psikomotor.
Matematika di kelas VIII.C peneliti masuk kelas un- Tindakan siklus II dilakukan pada minggu
tuk mengajar sekaligus melakukan observasi awal se- kedua bulan Januari 2019 saat pelajaran Matematika
belum diterapkan model pembelajaran Problem bas- di kelas VIII.C. Pelaksanaan tindakan sesuai dengan
sed Learning (Pemecahan Berbasis masalah). Sela- lampiran RPP. Sementara itu observasi pada siklus II
ma kegiatan belajar mengajar berlangsung guru men- menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil belajar
jelaskan tentang materi KD 3.11 dan 4.11 dengan kognitif jika dibandingkan dengan hasil pretest yang
menggunakan metode ceramah dan terkadang juga dilakukan sebelum siklus I. Nilai rata-rata pre test
guru menunjuk salah satu siswa untuk menjawab per- 67,41 dan ulangan harian siklus II nilai rata-rata
tanyaan (tanya jawab). Kondisi siswa ada saat pembe- meningkat menjadi 78.15 atau meningkat sebesar
lajaran ada yang memperhatikan penjelasan dari guru, 10.74%. Dalam test siklus I siswa yang belum men-
ada yang berbicara dengan teman sebangkunya, ada capai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebanyak
yang tidak memperhatikan penjelasan guru, ada juga 24 siswa. Berikut keterangan lengkap tentang daftar
yang kelihatan tidak bersemangat dalam pembelajaran nilai hasil pretes dan ulangan harian siklus I.
yaitu siswa dalam posisi tidak duduk tegak melainkan Peningkatan hasil belajar juga tampak pada
meletakkan kepala di atas bangku. hasil belajar afektif dan psikomotor. Hasil belajar
Saat guru selesai memberikan penjelasan. afektif rata-rata sebelum siklus II yaitu 55 meningkat
Setelah itu, guru mengadakan tes dengan memberi menjadi 80 setelah siklus atau meningkat sebesar
beberapa pertanyaan yang harus dijawab oleh masing- 20%. Sedangkan hasil belajar psikomotor rata-rata se-
masing siswa untuk mengetahui pemahaman siswa belum siklus II yaitu 60 meningkat menjadi 81.74
terhadap materi yang telah dijelaskan sekaligus setelah siklus II atau meningkat sebesar 21.74%.
digunakan untuk hasil pre-test sebelum diadakan Tahap refleksi pada siklus ini menyatakan
penelitian tindakan kelas. Tes terdiri dari 5 soal pilih- bahwa tidak ada permasalahan yang mengganggu
an ganda yang berisi soal-soal pemahaman materi KD kelancaran kegiatan. Semua kegiatan berjalan lancar
3.11 dan 4.11. sesuai dengan rencana. Sedangkan pada tahap pelak-
Perencanaan tindakan dilakukan pada minggu sanaan tindakan, menunjukkan beberapa hal berikut:
kedua setelah melakukan pembelajaran pada minggu 1) Para siswa masih cukup bingung dengan langkah-
pertama bulan Januari 2019. Hasil observasi menun- langkah pembelajaran karena sebelumnya belum
jukkan bahwa masih banyak siswa yang nilainya pernah melakukan kegiatan pembelajaran dengan
rendah yaitu dibawah KKM. Untuk mengatasi perma- Model PBL (Program Bassed Learning) Media
salahan tersebut guru sebagai peneliti mencoba mene- Makalah dan Power Point. 2) Banyak siswa yang
rapkan Model PBL (Problem Bassed Learning/ Peme- belum serius belajar dan masih ada yang tertawa
cahan Berbasis Masalah yang bertujuan untuk me- karena melihat teman-temannya memakai kertas
ningkatkan hasil belajar siswa, baik ranah kognitif, berangka di kepala. 3) Terdapat beberapa kelompok
afektif, maupun psikomotor. yang masih belum bisa maksimal dalam menjelaskan
Guru sebagai peneliti merencanakan tindakan materi pada diskusi kelas. 4) Hasil nilai rata-rata pre
penelitian dengan mempersiapkan perangkat pembe- test 67,41 dan ulangan harian siklus II nilai rata-rata
lajaran seperti mempersiapkan jadwal penelitian, me- meningkat menjadi 78.15 atau meningkat sebesar
nentukan observer, menyusun RPP, menyusun instru- 10.74%. Dalam test siklus II siswa yang belum
men penelitian, dan melaporkan observer yang akan mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
berpartisipasi dalam penelitian kepada kepala sekolah. sebanyak 14 siswa.
Siklus II Berikut adalah tabel hasil penilaian pada
Pada siklus kedua, peneliti melakukan tindakan pelaksanaan Ulangan Harian siklus II.
selama 5 JPx40 menit selama kegiatan pembelajaran. Tabel 4.1 Hasil Penilaian Ulangan Harian Siklus II

48 ---------------------------------------Jurnal Pendidikan & Budaya WARTA PENDIDIKAN


No Nama Siswa Nilai Pre Nilai Test siklus

1 ABDILLA IKHSAN
test
60
II
70
Prosentase kenaikan hasil belajar Psikomotor
2
3
ACHMAD BRA ALFAHRO
ADIEN NAFI’AH
60
70
70
80
Siklus II adalah 21,74%.
4
5
AJENG HESTI NINGTIAS
ALDIS ERICA PUTRI
70
50
80
60 Siklus III
6 ALDY KRISTIAWAN TAHIK 60 80
7
8
ARLENA DISNAYA
AZIZAH FEBRIA SARI
50
60
60
80
Pada siklus III, peneliti melakukan tindakan
9
10
AZZAM ZUFFARA
DAFFAB MIFTAHUL HUDA
60
70
80
80
selama 5JP x 40 menit selama kegiatan pembelajaran.
11
12
DEFRIZA SANDY FEBRIANO
DELIA HANA ARISA
50
70
60
Kegiatan pembelajaran dirancang sesuai dengan
ELFANDARI 80
13 DUWI NURARIS 80 80 langkah-langkah model pembelajaran PBL (Problem
14 MELIZA CHINTYA YOHANDA 70 80
15 IRVAN AGUS SETIAWAN
JONATHAN GENUS
50
60
60 Bassed Learning/ Pemecahan Berbasis Masalah)
16
17
SETIAWAN
KENHADID NABIL PERDANA 80
80
80 yang bertujuan untuk memudahkan pemahaman siswa
18 LULUK SISCHA AZIZAH 70 80
19 MIFTA DZAKY FIBRIAN 70 80 dan melatih tanggung jawab siswa untuk
M.ABDURROHMAN 60
20
21
WAHYONO
NALA NUR RAFIDAH 50
80
60
memudahkan pemahaman temannya.
22
23
NIKEN AYUSABILAH
NUR SALIMA ZAMAYA
30
60
40
70
Sebelum pelaksanaan tindakan siklus III pene-
24 PUTRY AYU HANDAYANI 70 80
25 RADITA PUSPITA SARI 60 70 liti mempersiapkan beberapa hal yaitu, rencana pe-
26 REVI FEBRI CAHYONO 60 70
27
28
SELVIA JENI AUDIA IRENE
SETIO SIROJUL UMAM
70
70
80
80
laksanaan pembelajaran siklus III, soal ulangan ha-
29
30
SIVAH ANDRIANI
VIKE NUR ANISSA
50
60
60
70
rian, pedoman observasi kinerja ranah afektif, pe-
31
32
VRISKA FEBRILLA EXANDA
ZELGI ENDITA PUTRI
50
60
60
80 doman observasi kinerja ranah psikomotor, lembar
Jumlah Nilai 2160 2500
Nilai Rata-Rata Kelas 67,41 78.15 jawaban ulangan harian, dan lembar penilaian afektif,
Prosentase kenaikan hasil belajar kognitif siklus serta lembar penilaian psikomotor.
II adalah 10,74%. Tindakan siklus III dilaksanakan pada minggu
Tabel 4.2 Hasil Penilaian Ranah Afektif Siklus II ketiga bulan Januari 2019 saat PBM Matematika di
No Nama Siswa Nilai Nilai
Sebelum
Siklus
Sesudah
Siklus II
kelas VIII.C. Pelaksanaan tindakan sesuai dalam RPP.
1
2
ABDILLA IKHSAN
ACHMAD BRA ALFAHRO
50
80
70
90
Sedangkan observasi dilaksanakan pada hari Rabu,
3
4
ADIEN NAFI’AH
AJENG HESTI NINGTIAS
80
80
90
80
tanggal 16 Januari 2019 jam ke 1, 2, 3 pada pukul
5 ALDIS ERICA PUTRI 60 70
6 ALDY KRISTIAWAN TAHIK 80 80 07.00- 09.40 selama kegiatan belajar mengajar berl-
7 ARLENA DISNAYA 80 80
8 AZIZAH FEBRIA SARI 50 90 angsung. Proses pembelajaran dimulai dengan guru
9 AZZAM ZUFFARA 60 80
10
11
DAFFAB MIFTAHUL HUDA
DEFRIZA SANDY FEBRIANO
80
50
90
70
Guru mengucap salam dan kata jargon “Matema-
12
DELIA HANA ARISA
ELFANDARI
80 80
tika… Bisa, Matematika…Pasti Bisa… Matematika….
13
14
DUWI NURARIS
MELIZA CHINTYA YOHANDA
80
40
80
80 Luar Biasa“. Guru mengondisikan keadaan kelas,
15 IRVAN AGUS SETIAWAN 50 70
16 JONATHAN GENUS SETIAWAN 40 80 Guru memberikan motivasi pada siswa untuk aktif
17 KENHADID NABIL PERDANA 50 80
18
19
LULUK SISCHA AZIZAH
MIFTA DZAKY FIBRIAN
50
80
80
80
dalam pembelajaran berupa tayangan “Model Pelu-
20
21
M.ABDURROHMAN WAHYONO
NALA NUR RAFIDAH
60
80
80
80
ang Teoritik dan Empirik”. Guru menginformasikan
22
23
NIKEN AYUSABILAH
NUR SALIMA ZAMAYA
50
80
80
80 kompetensi yang akan dicapai, Guru menginfor-
24 PUTRY AYU HANDAYANI 60 90
25 RADITA PUSPITA SARI 50 70 masikan KI/KD yang akan dipelajari, Guru mena-
26 REVI FEBRI CAHYONO 80 90
27
28
SELVIA JENI AUDIA IRENE
SETIO SIROJUL UMAM
80
80
90
80
yangkan peta konsep materi KD 3.11 dan 4.11 yang
29
30
SIVAH ANDRIANI
VIKE NUR ANISSA
60
80
70
80
akan di pelajari. Kondisi siswa pada saat itu sebagian
31
32
VRISKA FEBRILLA EXANDA
ZELGI ENDITA PUTRI
80
50
80
90
besar memperhatikan dan antusias terhadap kegiatan
Jumlah Nilai
Nilai Rata-Rata Kelas
1760
55
2560
80 tersebut. Kegiatan tersebut berlangsung selama 20
Prosentase kenaikan hasil belajar afektif Siklus menit pada awal pelajaran.
II adalah 20%. Observasi pada siklus III menunjukkan bahwa
Tabel 4.3 Hasil Penilaian Psikomotor Siklus II ada peningkatan hasil belajar kognitif jika diban-
No Nama Siswa Nilai Nilai
Sebelum Sesudah dingkan dengan hasil pretest yang dilakukan sebelum
Siklus Siklus II
1
2
ABDILLA IKHSAN
ACHMAD BRA ALFAHRO
70
60
83
83
siklus III. Nilai rata-rata pre test 82.76 dan ulangan
3
4
ADIEN NAFI’AH
AJENG HESTI NINGTIAS
80
50
83
83
harian siklus III nilai rata-rata meningkat menjadi 90
5
6
ALDIS ERICA PUTRI
ALDY KRISTIAWAN TAHIK
70
50
83
83
atau meningkat sebesar 6.5%. Dalam test siklus III,
7
8
ARLENA DISNAYA
AZIZAH FEBRIA SARI
60
50
83
83 seluruh siswa mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal
9 AZZAM ZUFFARA 70 78
10 DAFFAB MIFTAHUL HUDA 50 78 (KKM) 75. Berikut keterangan lengkap tentang daftar
11 DEFRIZA SANDY FEBRIANO 50 83
12
13
DELIA HANA ARISA ELFANDARI
DUWI NURARIS
50
70
83
83
nilai hasil pretes dan ulangan harian siklus II.
14
15
MELIZA CHINTYA YOHANDA
IRVAN AGUS SETIAWAN
50
70
83
83
Peningkatan hasil belajar juga tampak pada hasil
16
17
JONATHAN GENUS SETIAWAN
KENHADID NABIL PERDANA
60
60
83
83
belajar afektif dan psikomotor. Hasil belajar afektif
18
19
LULUK SISCHA AZIZAH
MIFTA DZAKY FIBRIAN
50
60
83
83 rata-rata sebelum siklus III adalah 80 meningkat
20 M.ABDURROHMAN WAHYONO 50 83
21 NALA NUR RAFIDAH 60 83 menjadi 100 atau meningkat sebesar 16% pada siklus
22 NIKEN AYUSABILAH 70 78
23
24
NUR SALIMA ZAMAYA
PUTRY AYU HANDAYANI
70
60
83
83
III. Sedangkan hasil belajar psikomotor rata-rata pre-
25
26
RADITA PUSPITA SARI
REVI FEBRI CAHYONO
70
60
83
83
test adalah 80 meningkat menjadi 90 atau meningkat
27
28
SELVIA JENI AUDIA IRENE
SETIO SIROJUL UMAM
80
50
83
83
sebesar 8% pada siklus III.
29
30
SIVAH ANDRIANI
VIKE NUR ANISSA
70
50
83
83 Pada tahap refleksi, saat perencanaan tindakan
31 VRISKA FEBRILLA EXANDA 60 83
32 ZELGI ENDITA PUTRI 50 83 siklus III tidak ada permasalahan yang mengganggu
Jumlah Nilai 1920 2615
Nilai Rata-Rata Kelas 60 81.74 kelancaran kegiatan. Semua kegiatan berjalan lancar

Jurnal Pendidikan & Budaya WARTA PENDIDIKAN -------------------------------------------------------------------- 49


sesuai dengan rencana. Sedangkan pada tahap pelak- Prosentase kenaikan hasil belajar afektif Siklus
sanaan tindakan, menunjukkan beberapa hal berikut: III adalah 16%.
1) Para siswa sudah terlihat paham dengan langkah- Tabel 4.6 Hasil Penilaian Ranah Psikomotor Siklus
langkah pembelajaran karena sebelumnya sudah III
No Nama Siswa Nilai Siklus II Nilai Siklus III
pernah melakukan kegiatan PBL (Problem Bassed 1 ABDILLA IKHSAN 70 90
Learning/ Pemecahan Berbasis Masalah), sehingga 2
3
ACHMAD BRA ALFAHRO
ADIEN NAFI’AH
90
90
100
100
dapat membentuk formasi dengan cepat. 2) Semua ke- 4
5
AJENG HESTI NINGTIAS
ALDIS ERICA PUTRI
80
70
100
80
lompok sudah bisa bekerja sama dengan baik dan 6 ALDY KRISTIAWAN TAHIK 80 100
7 ARLENA DISNAYA 80 100
diskusi berjalan dengan kondusif. 3) Hasil test yang 8 AZIZAH FEBRIA SARI 90 100
9 AZZAM ZUFFARA 80 100
dilakukan pada siklus III menunjukkan adanya pe- 10 DAFFAB MIFTAHUL HUDA 90 100
ningkatan hasil belajar, baik kognitif, afektif maupun 11
12
DEFRIZA SANDY FEBRIANO
DELIA HANA ARISA ELFANDARI
70
80
80
100
psikomotor dibandingkan hasil pre test yang telah di- 13 DUWI NURARIS
MELIZA CHINTYA YOHANDA
80 100
14 80 100
lakukan. 15 IRVAN AGUS SETIAWAN 70 80
16 JONATHAN GENUS SETIAWAN 80 100
Berikut adalah tabel hasil penilaian pada pelak- 17 KENHADID NABIL PERDANA 80 100
18 LULUK SISCHA AZIZAH 80 100
sanaan ulangan harian, penilaian ranah afektif, dan 19 MIFTA DZAKY FIBRIAN 80 100
psikomotor siklus III. 20
21
M.ABDURROHMAN WAHYONO
NALA NUR RAFIDAH
80
80
100
100
Tabel 4.4. Hasil Penilaian Ulangan Harian Siklus III 22 NIKEN AYUSABILAH 80 100
No Nama Siswa Nilai Nilai 23 NUR SALIMA ZAMAYA 80 100
Sebelum Setelah 24 PUTRY AYU HANDAYANI 90 100
siklus III 25 RADITA PUSPITA SARI 70 90
1 ABDILLA IKHSAN 70 80
26 REVI FEBRI CAHYONO 90 100
2 ACHMAD BRA ALFAHRO 80 100
3 ADIEN NAFI’AH 80 100 27 SELVIA JENI AUDIA IRENE 90 100
4 AJENG HESTI NINGTIAS 90 100 28 SETIO SIROJUL UMAM 80 100
5 ALDIS ERICA PUTRI 70 80 29 SIVAH ANDRIANI 70 80
6 ALDY KRISTIAWAN TAHIK 90 100 30 VIKE NUR ANISSA 80 100
7 ARLENA DISNAYA 80 100 31 VRISKA FEBRILLA EXANDA 80 100
8 AZIZAH FEBRIA SARI 80 100
32 ZELGI ENDITA PUTRI 90 100
9 AZZAM ZUFFARA 80 100
10 DAFFAB MIFTAHUL HUDA 90 100 Jumlah Nilai 2560 2880
11 DEFRIZA SANDY FEBRIANO 70 80 Nilai Rata-Rata Kelas 80 90
12 DELIA HANA ARISA ELFANDARI 80 100
13 DUWI NURARIS 80 100 Prosentase kenaikan hasil belajar Psikomotor
14 MELIZA CHINTYA YOHANDA 80 100
15 IRVAN AGUS SETIAWAN 70 80 Siklus III adalah 8%.
16 JONATHAN GENUS SETIAWAN 80 100
17
18
KENHADID NABIL PERDANA
LULUK SISCHA AZIZAH
90
80
100
100
Pembahasan
19
20
MIFTA DZAKY FIBRIAN
M.ABDURROHMAN WAHYONO
80
80
100
100
Proses penelitian ini menurut hemat peneliti telah
21
22
NALA NUR RAFIDAH
NIKEN AYUSABILAH
80
80
100
100
tepat mengenai sasaran. Pada siklus pertama, kegiatan
23
24
NUR SALIMA ZAMAYA
PUTRY AYU HANDAYANI
80
80
100
100
pembelajaran yang dilakukan guru sedikit banyak
25
26
RADITA PUSPITA SARI
REVI FEBRI CAHYONO
70
80
80
100
telah mampu meningkatkan dan mengairahkan penge-
SELVIA JENI AUDIA IRENE
27
28 SETIO SIROJUL UMAM
80
90
100
100 lolaan kegiatan pembelajaran dengan baik. Siswa
29 SIVAH ANDRIANI 70 80
30 VIKE NUR ANISSA 90 100 dengan penuh perhatian mendengarkan uraian penje-
31 VRISKA FEBRILLA EXANDA 80 100
32 ZELGI ENDITA PUTRI 80 100 lasan materi pembelajaran. Ada motivasi yang tinggi
Jumlah Nilai 2450 2880
Nilai Rata-Rata Kelas 82,76 90 dari siswa untuk lebih memperhatikan uraian penje-
Prosentase kenaikan hasil belajar kognitif siklus lasan dari guru pengajar karena rasa keingintahuan
II adalah 6.50%. yang lebih untuk memahami lebih jauh tentang materi
Tabel 4.5 Hasil Penilaian ranah Afektif Siklus III yang diuraikan oleh guru pengajar Mata Pelajaran
No Nama Siswa Nilai Nilai
Siklus II Setelah matematika.
siklus III
1 ABDILLA IKHSAN 70 100 Keaktifan siswa ini memiliki implementasi se-
2 ACHMAD BRA ALFAHRO 90 100
3 ADIEN NAFI’AH 90 100 cara langsung pada kegiatan mengajar siswa dalam
4 AJENG HESTI NINGTIAS 80 100
5 ALDIS ERICA PUTRI 70 100 penugasan pertama dan kedua di kelas VIII.C SMP
6 ALDY KRISTIAWAN TAHIK 80 100
7 ARLENA DISNAYA 80 100 Negeri 1 Dampit Kabupaten Malang tahun pelajaran
8 AZIZAH FEBRIA SARI 90 100
9 AZZAM ZUFFARA 80 100 2018/2019 secara garis besar telah mampu mema-
10 DAFFAB MIFTAHUL HUDA 90 100
11 DEFRIZA SANDY FEBRIANO 70 100 hami dan menguasai materi pembelajaran Mata
12 DELIA HANA ARISA ELFANDARI 80 100
13 DUWI NURARIS 80 100 Pelajaran Matematika yakni KD 3.11 Menjelaskan
14 MELIZA CHINTYA YOHANDA 80 100
15 IRVAN AGUS SETIAWAN 70 100 peluang empirik dan teoretik suatu kejadian dari suatu
16 JONATHAN GENUS SETIAWAN 80 100
17 KENHADID NABIL PERDANA 80 100
percobaan, dan KD 4.11 Menyelesaikan masalah yang
18
19
LULUK SISCHA AZIZAH
MIFTA DZAKY FIBRIAN
80
80
100
100
berkaitan dengan peluang empirik dan teoretik suatu
20
21
M.ABDURROHMAN WAHYONO
NALA NUR RAFIDAH
80
80
100
100
kejadian dari suatu percobaan.
22
23
NIKEN AYUSABILAH
NUR SALIMA ZAMAYA
80
80
100
100
Pemahaman siswa tersebut terdeskripsikan pada
24
25
PUTRY AYU HANDAYANI
RADITA PUSPITA SARI
90
70
100
100
kemampuan memahami materi dengan baik dan
26
27
REVI FEBRI CAHYONO
SELVIA JENI AUDIA IRENE
90
90
100
100
benar. Kemampuan siswa di kelas VIII.C SMP
28
29
SETIO SIROJUL UMAM
SIVAH ANDRIANI
80
70
100
100
Negeri 1 Dampit Kabupaten Malang tahun pelajaran
30
31
VIKE NUR ANISSA
VRISKA FEBRILLA EXANDA
80
80
100
100
2018 /2019 untuk memahami dan menguasai dengan
32 ZELGI ENDITA PUTRI
Jumlah Nilai
90
2560
100
3200
benar materi yang disampaikan dalam kegiatan belajar
Nilai Rata-Rata Kelas 80 100 mengajar Mata Pelajaran Matematika ini mengisya-

50 ---------------------------------------Jurnal Pendidikan & Budaya WARTA PENDIDIKAN


ratkan bahwa secara umum siswa di kelas dan seko- 5. Depdiknas. 2006. Peraturan Mendiknas No. 22,
lah tersebut telah menunjukkan peningkatan Pema- 23 dan 24 Tahun 2006. Jakarta: Depdiknas.
haman Materi KD 3.11 Menjelaskan peluang empirik 6. Depdiknas. 2010. Kamus Besar Bahasa
dan teoretik suatu kejadian dari suatu percobaan, dan Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
KD 4.11 Menyelesaikan masalah yang berkaitan 7. Depdiknas. 2014. Model Silabus Mata Pelajaran
dengan peluang empirik dan teoretik suatu kejadian Prakarya SMP/MTs. Jakarta : Depdiknas.
dari suatu percobaan. Menyelesaikan permasalahan 8. Ibrahim, H. Muslimin. 2000. Pembelajaran
yang berkaitan dengan volume bola, dengan SKM 75 Kooperatif. Surabaya: University Press.
tuntas 25% saat siklus pertama, pada siklus kedua 20 9. Johnson, Lou Anne. 2008. Pengajaran yang
siswa telah tuntas 62.5%, dan pada siklus III 32 siswa Kreatif dan Menarik Cara Membangkitkan Minat
atau 100% telah tuntas dalam pembelajaran materi Siswa melalui pemikiran. Indonesia : PT.
tersebut. Macanan Jaya Cemerlang.
Bertolak pada realitas selama kegiatan belajar 10. Kasbolah, Kasihani. 2006. Penelitian Tindakan
mengajar Mata Pelajaran Matematika dengan meng- Kelas. Malang: UM Press.
gunakan pendekatan Saintifik Model PBL/Pemecah- 11. Kasbolah, Kasihani. 2008. Model-Model
an Berbasis Masalah pada siswa di kelas VIII.C Pembelajaran. Malang: UM Press.
SMP Negeri 1 Dampit kabupaten Malang tahun 12. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
pelajaran 2018/2019, maka dapat disimpulkan bahwa Republik Indonesia, 2014. Bahasa Indonesia
kegiatan penelitian yang dilakukan oleh peneliti telah Wahana Pengetahuan SMP/MTs Kelas VIII.
mencapai tujuan seperti yang diharapkan. 13. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
KESIMPULAN Republik Indonesia, 2015. Buku Guru Bahasa
Berdasarkan uraian hasil penelitian dapat disim- Indonesia Wahana Pengetahuan SMP/MTs
pulkan bahwa penerapan Pendekatan Saintifik Model Kelas VIII. Tim Pedoman Ejaan Yang
PBL (Problem Bassed Learning) dapat meningkatkan Disempurnakan (EYD) Jakarta: Balai Pustaka.
hasil belajar siswa kelas VIII.C SMP Negeri 1 14. Masduki, Ichwan. 2008. Matematika untuk SMP
Dampit Kabupaten Malang. Pada siklus II hasil bela- & MTs kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan
jar kognitif meningkat sebesar 10.74%, sedangkan Departemen Pendidikan Nasional.
pada siklus III meningkat sebesar 6.5%. Peningkatan 15. Mulyasa. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan
hasil belajar juga tampak pada hasil belajar afektif dan Pendidikan Satuan Panduan Praktis. Bandung:
psikomotor. Hasil belajar afektif pada siklus II Rosdakarya
meningkat sebesar 20% dan pada siklus III meningkat 16. Nurhadi. 2004. Pembelajaran Kontekstual dan
sebesar 6.5%. Sedangkan hasil belajar psikomotor Penerapannya dalam KBK. Malang: UM Press.
rata-rata sebelum siklus II meningkat sebesar 21.74% 17. Purwanto, M. Ngalim. 2009. Prinsip-prinsip dan
dan pada siklus III meningkat sebesar 8 %. Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT.
SARAN Remaja Rosdakarya.
Berdasarkan kesimpulan penelitian tindakan 18. Rohmadi, Muhammad. 2011. Belajar Bahasa
kelas, maka disarankan beberapa hal berikut ini, 1) Indonesia: Upaya Terampil Berbicara dan
Guru sebagai peneliti sebaiknya lebih memperhatikan Menulis Karya Ilmiah. Surakarta: Cakrawala
alokasi waktu yang tersedia supaya masing-masing Media.
kegiatan yang telah direncanakan bisa tepat sesuai 19. Sudiyono, Anas. 2009. Pengantar Evaluasi
waktu yang telah ditetapkan. 2) Selain hasil belajar Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
sebaiknya, proses belajar siswa juga dinilai supaya 20. Sumiati, Asra. 2008. Metode Pembelajaran.
ada keseimbangan antara proses dan hasil belajar Bandung: CV. Wacana Prima.
siswa. 21. Tazudin, dkk. 2005. Matematika Kontekstual.
Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
DAFTAR PUSTAKA Pendidikan Nasional.
22. Wahyuni, Sri. 2007. Evaluasi Pembelajaran
1. Adinawan, dkk. 2011. Mathematics for junior Bahasa dan Sastra Indonesia. Malang: Program
high school grade VIII. Jakarta: Erlangga. Pascasarjana Unisma.
2. Arifin, E. Zaenal. 2009. 1001 Kesalahan
Berbahasa. Jakarta: Akademika Pressindo
3. Asrori, Muhammad. 2012. Penelitian Tindakan
Kelas. Bandung: CV Wacana Prima
4. Depdiknas, 1992. Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman
Umum Pembentukan Istilah. Bandung: Pustaka
Setia.

Jurnal Pendidikan & Budaya WARTA PENDIDIKAN -------------------------------------------------------------------- 51

Anda mungkin juga menyukai