Media Pembelajaran
Media Pembelajaran
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
2. Apa yang dimaksud dengan media pembelajaran, sumber belajar dan alat peraga ?
1
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pada awalnya media hanya digunakan sebagai alat bantu mengajar bagi guru
(teaching aids). Alat bantu yang di pakai adalah alat bantu visual , misal gambar,
model objek dan lain lain. Media pembelajaran awalnya dikenal melalui suatu
gerakan pendidikan yang dinamakan “Visual Educational” pada tahun 1920-an.
Gerakan ini diilhami oleh aliran realisme dalam pendidikan pada abad ke 17 yang
dipelopori oleh Johan Amos Comenius1 yang mengarang buku teks pendidikan
pertama yang berjudul ORBIS PICTUS (dunia dalam gambar) untuk memudahkan
belajar bahasa latin .aliran realism tersebut mendorong munculnya gerakan visual
education, dimana seorang guru diminta untuk menggunakan gambar Setelah media
visual berkembang pesat dengan berbagai kreasi, muncullah media audio yang
diawali dengan ditemukannya radio pada tahun 1930-an. Pada masa ini timbullah
gerakan yang menggunakan Audiovisual Education yang menekankan pentingnya
penggunaan Audio Visual dalam pembelajaran. Pada periode ini mulailah dikenal
AVA yang diebut juga teaching aids .AVA (audiovisual aida) adalah alat peraga
yang menyajikan bahan bahan audio visual untuk memperjelas penyampaian guru
pada siswa.
1
Musfiqon,HM. 2012. Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran. Jakarta:
Prestasi Pustaka
3
siswa serta diarahkan kepada perubahan tingkah laku siswa sesuai dengan tujuan
yang akan dicapai.
2
Arsyad, azhar. 2017. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
3
Arsyad, azhar. 2017. Media Pembelajaran. (Jakarta: Rajagrafindo Persada). H. 8
4
Musfiqon,HM.2012. Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran. (Jakarta :Prestasi Pustaka).
H 129
4
Dalam Association of Education and Communication Technology (AECT),
sumber belajar di definisikan sebagai berikut :
Dari uraian di atas, dapat kita fahami bahwa komponen sumber belajar terdiri dari
pesan, manusia, material ( media-software), peralatan (hardware), teknik (metode),
dan lingkungan yang dipergunakan secara sendiri-sendiri maupun dikombinasikan
untuk memfasilitasi terjadinya tindak belajar.
Pengertian dan contoh dari setiap bagian sumber belajar dapat diuraikan
sebagaimana berikut:
5
Musfiqon,HM.2012. Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran. (Jakarta :Prestasi Pustaka).
H 129
5
f. Lingkungan (setting); yaitu lingkungan sekitar di mana pesan itu diterima.
Contoh ; lingkungan fisik berupa : gedung sekolah, laboratorium,
perpustakaan. Lingkungan non fisik seperti penerangan, sirkulasi udara dan
lain sebagainya.
Sumber belajar merupakan daya dan kekuatan yang diperlukan dalam rangka
proses pembelajaran, sehingga mampu mencapai tujuan pembelajaran secara
maksimal. Sumber belajar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sumber belajar yang
dirancang (by designed), dan sumber belajar yang tinggal pakai ( by utilization).
Sumber belajar yang dirancang adalah sesuatu yang memang dari awal dirancang
dan diproduksi oleh pelaku pembelajaran untuk keperluan belajar, sedang sumber
belajar tinggal pakai adalah sesuatu yang pada mulanya sudah ada dan tidak melalui
produksi manusia.
Alat peraga6 adalah segala sesuatu yang masih bersifat abstrak, kemudian
dikonkritkan dengan menggunakan alat agar dapat dijangkau dengan pikiran
sederhana, dapat dilihat, dipandang dan dirasakan. Alat peraga juga dapat
didefinisikan sebagai alat-alat yang digunakan guru yang berfungsi membantu guru
dalam proses mengajarnya dan membantu peserta didik dalam proses belajarnya.
Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang sangat penting adalah
metode mengajar dan media pengajaran. Kedua aspek ini sangat berkaitan.
Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media
pengajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus
diperhatikan dalam memilih media, antara lain tujuan pengajaran, jenis tugas dan
respon yang diharapkan siswa kuasai setelah pengajaran berlangsung, dan konteks
pembelajaran termasuk karakteristik siswa. Meskipun demikian, dapat dikatakan
bahwa salah satu fungsi utama media pengajaran adalah sebagai alat bantu mengajar
yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan
diciptakan oleh guru.
6
Arsyad, azhar. 2017. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
6
Sekarang Media pembelajaran telah menjadi bagian integral dalam
pembelajaran, yang keberadaannya tidak dapat dipisahkan dalam proses
pembelajaran di sekolah. Penelitian telah membuktikan bahwa pembelajaran yang
menggunakan media mempunyai hasil yang lebih optimal. Walter Mc Kenzie dalam
bukunya Multiple Intelligences and instructional Technology menngatakan bahwa
media memiliki peran penting dalam pembelajaran, yang mempengaruhi kualitas dan
tingkat keberhasilan dalam pembelajaran.
Kemp dan Dayton berpendapat bahwa media pembelajaran dapat memenuhi tiga
fungsi utama apabila media itu digunakan untuk perorangan, kelompok atau
kelompok pendengar yang besar jumlahnya, yaitu: memotivasi minat atau tindakan,
menyajikan informasi dan memberi instruksi7.
7
2) Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik
3) Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif
4) Efisiensi dalam waktu dan tenaga
5) Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa
6) Media memungkinnkan proses belajar dapat dilakukan dimana saja dan
kapan saja
7) Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses
belajar
8) Merubah peran guru kearah yang lebih positif.
Dalam proses pembelajaran antara materi, guru, strategi dan media, dan siswa
menjadi rangkaian mutual yang saling mempengaruhi sesuai kedudukan masing-
masing. Guru berkedudukan sebagai penyalur pesan, murid sebagai penerima pesan.
Sedangkan media berperan sebagai perantara dalam pembelajaran. Namun,
pemilihan media yang tepat sangat dipengaruhi strategi, pendekatan, metode, dan
format pembelajaran yang digunakan guru. Dalam penerapan media pembelajaran
diperlukan kolaborasi antara materi pelajaran, strategi, siswa dan guru. Sebagus
apapun media yang digunakan tanpa didukung metode yang tepat dan guru yang
terampil menggunakan media maka tidak akan efektif pembelajaran tersebut.
8
Oleh karena itu, dalam pemilihan media, disamping memperhatikan kompleksitas
dan keunikan proses belajar, memahami makna persepsi serta faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap penjelasan persepsi hendaknya diupayakan secara optimal agar
proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif. Untuk maksud tersebut maka
perlu : diadakan pemilihan media yang tepat sehingga dapat menarik perhatian siswa
serta memberikan kejelasan objek yang diamatinya. Bahan pembelajaran yang kena
diajarkan disesuaikan dengan pengalaman siswa.
Kajian psikologis menyatakan bahwa anak akan lebih mudah mempelajari hal
yang kongkrit ketimbang yang abstrak. Berkaitan dengan continuum konkret-abstrak
dan kaitannya dengan penggunaan media pembelajaran, ada beberapa pendapat.
Pertama, bahwa dalam proses pembelajaran hendaknya mengunakan urutan dari
belajar dengan gambaran atau film kemudian belajar dengan simbol, yaitu
menggunakan kata-kata. Hal ini juga berlaku tidak untuk anak, tetapi juga untuk
orang dewasa. Kedua, bahwa sebenarnya nilai dari media terletak pada tingkat
realistiknya dalam proses penanaman konsep, ia membuat jenjang berbagai jenis
media mulai yang paling nyata ke yang paling abstrak. Ketiga, membuat jenjang
kongkrit-abstrak dengan dimulai dari siswa yang berpartisipasi dalam pengalaman
nyata, kemudian menuju siswa sebagai pengamat kejadian nyata, dilanjutkan
kesiswa sebagai pengamat kekejadian yang disajikan dengan media, dan terakhir
siswa sebagai pengamat kejadian yang disajikan dengan simbol. Jenjang konkrit-
abstrak ini ditujukan dengan bagan dalam bentuk kerucut pengalaman.
c) Landasan teknologis
Teknologi pembelajaran adalah teori dan praktek perancangan, pengembangan,
penerapan, pengelolaan, penilaian proses dan sumber belajar. Jadi, teknologi
pembelajaran merupakan proses kompleks dan terpadu yang melibatkan orang,
prosedur, ide, peralatan dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari cara
pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi dan mengelola pemecahan masalah-
masalah dalam situasi dimana kegiatan belajar itu mempunyai tujuan dan terkontrol.
Dalam teknologi pembelajaran, pemecahan masalah dilakukan dalam bentuk :
kesatuan komponen-komponen sistem pembelajaran yang telah disusun dalam fungsi
desain atau seleksi dan dalam pemanfaatan serta dikombinasikan sehingga menjadi
sistem pembelajran yang lengkap. Komponen-komponen ini termasuk pesan, orang,
bahan, media, peralatan, teknik dan latar.
9
d) Landasan empiris
Temuan-temuan penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara
penggunaan media pembelajaran dan karakteristik belajar siswa dalam menentukan
hasil belajar siswa. Artinya, siswa akan mendapat keuntungan yang signifikan bila ia
belajar dengan menggunakan media yang sesuai dengan karakteristik tipe atau gaya
belajarnya. Siswa yang memilih tipe belajar visual akan lebih memperoleh
keuntungan bila pembelajaran menggunakan media visual, seperti gambar, diagram,
video, atua film. Sementara siswa yang memilih tipe belajar auditif, akan lebih suka
belajar dengan media audio, seperti radio, rekaman suara, atau ceramah guru. Akan
kebih tepat dan menguntungkan siswa dari kedua tipe belajar tersebut jika
menggunakan media audio-visual. Berdasarkan landasan rasional empiris tersebut,
maka pemilihan media pembelajaran hendaknya jangan atas dasar kesukaan guru,
tetapi harus mempertimbangkan kesesuaian antara karakteristik peserta belajar,
karakteristik media pelajaran, dan karakteristik media itu sendiri
10
BAB III
KESIMPULAN
11
DAFTAR PUSTAKA
12