Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN

KONSEP DAN PRAKTIK DEMOKRASI SERTA


PENDIDIKAN DEMOKRASI
MODUL 7

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pembelajaran PKN Di
Sekolah Dasar

Disusun Oleh :
LENI LISTIANI (857516888)

UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH (UPBJJ) BANDUNG

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)

UNIVERSITAS TERBUKA

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan modul yang berjudul

“Konsep dan Praktik Demokrasi Serta Pendidikan Demokrasi” ini tepat pada

waktunya. Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk mengetahui

sejauh mana pemahaman mahasiswa mengenai materi yang telah dipelajari. Saya

ucapkan terimakasih kepada ibu Aina Nurdiyanti, M. Pd. yang telah mendukung

mahasiswa sehingga dapat terselesaikannya laporan ini. Saya juga ucapkan

terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya

sehingga saya dapat menyelesaikan laporan ini. Saya menyadari bahwa laporan ini

masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu saya harapkan kritik dan saran yang

membangun dari pembaca untuk membangun kesempurnaan laporan ini.

Majalengka, Mei 2023

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................i

DAFTAR ISI .......................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1

A. Latar Belakang .......................................................................................1

B. Tujuan Penulisan.....................................................................................2

BAB II ISI ...........................................................................................................3

A. Konsep Demokrasi...................................................................................3

B. Pendidikan Demokrasi Sebagai Esensi PKN........................................3

C. Sekolah Sebagai Laboratorium Demokrasi..........................................5

BAB III PENUTUP .............................................................................................10

A. SIMPULAN .............................................................................................10

B. SARAN ....................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Demokrasi adalah negara dengan prinsip pemerintahannya yang ditandai

oleh adanya partisipasi warga negara yang sudah dewasa ikut berpartisipasi

dalam pemerintahan melalui wakilnya yang dipilih; negara dalam

pemerintahannya menjamin kemerdekan berbicara, beragama, berpendapat,

berserikat, dan menegakkan "rule of law", masyarakat yang kelompok

mayoritas menghargai kelompok minoritas, dan saling memberi perlakuan

yang sama. Demokrasi adalaah sistem politik dan ideology yang mengartikan

kekuasaan politik atau pemerintahan yang dijalankan oleh rakyat, dari rakyat,

dan untuk rakyat ditandai dengan adanya partisipasi warga yang sudah dewasa

dalam partisipasinya.

Terdapat beberapa permasalahan yang sering muncul dalam praktek

demokrasi adalah bagaimana pemerintahan oleh rakyat, dari rakyat dan untuk

rakyat itu diimplementasikan dan direalisasikan, sehingga efektif dalam

praktek dan dalam kenyataan, sistem demokrasi yang merupakan suatu bentuk

tindakan menghargai perbedaan prinsip, keberagaman nilai-nilai dan budaya

dalam suatu masyarakat, bangsa, dan negara dapat memberikan kebebasan

bertindak sesuai dengan pola hidup bebas dalam batasan normatif tertentu.

Konteks demokrasi secara sederhana menunjukkan adanya pemeritahan

dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Prinsip utama dalam penerapan

demokrasi adalah adanya pengakuan atas kebebasan hak individual (human

right) terhadap upaya untuk menikmati hidup, sekaligus dalam mekanisme

1
menjalankan kewajiban sebagai warga negara. Suasana kehidupan yang

demokratis merupakan dambaan bagi umat manusia termasuk manusia

Indonesia. Siswa adalah unsur penting dalam pembangunan dan kelangsungan

hidup Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan

Undang-Undang Dasar 1945. Oleh karena itu, demokrasi tidak akan datang,

tumbuh dan berkembang dengan sendirinya dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara, karena itu sikap demokrasi memerlukan usaha nyata

setiap warga dan perangkat pendukungnya yaitu budaya yang kondusif

(rancangan masyarakat). Sikap ini perlu diberikan kepada siswa dalam mata

pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Berdasarkan latar belakang tersebut,

maka penulis akan memaparkan pemaparan konsep sebagai bahan pemikiran

yang bertalian dengan konsep demokrasi, praktik demokrasi, serta sejauh mana

sekolah telah berfungsi sebagai laboratorium demokrasi. Dimana, sistem

demokrasi yang merupakan suatu bentuk tindakan menghargai perbedaan

prinsip, keberagaman nilai-nilai dan budaya dalam suatu masyarakat, bangsa,

dan negara dapat memberikan kebebasan bertindak sesuai dengan pola hidup

bebas dalam batasan normatif tertentu.

B. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui dan memahami Konsep Demokrasi

2. Untuk memahami Pendidikan Demokrasi Sebagai Esensi PKN

3. Untuk mengetahui apakah sekolah berfungsi sebagai Laboratorium

Demokrasi.

2
BAB II
ISI
A. KONSEP DEMOKRASI
Demokrasi adalah sebuah kata dalam bahasa Indonesia yang berasal dari
bahasa Inggris "democracy" yang diserap dari dua kata bahasa Yunani "demos"
dan "kratos" atau "kratein". Demos berarti rakyat, kratos/kratein berarti
kekuasaan jadi demokrasi berarti rakyat berkuasa atau "government or rule by
people" (Budiarjo,1992:50).
Demokrasi adalah negara dengan prinsip pemerintahannya yang ditandai oleh
adanya partisipasi warga negara yang sudah dewasa ikut berpartisipasi dalam
pemerintahan melalui wakilnya yang dipilih; negara dengan pemerintahannya
menjamin kemerdekaan berbicara beragama berpendapat bersikap dan
menegakkan "rule of law", masyarakat yang kelompok mayoritas menghargai
kelompok minoritas; dan saling memberi perlakuan yang sama.
Demokrasi di samping sebagai sistem pemerintahan juga diperlukan proses
demokrasi yang meliputi empat hal yaitu (1) mengutamakan kepentingan
khalayak (pasar). (2) manusia sebagai makhluk memiliki potensi untuk
mengembangkan kekuasaan dan kemampuan, (3) memperhatikan keseimbangan
antara partisipasi dan apatisme, dan dan (4) untuk mencapai partisipasi perlu ada
perubahan terlebih dahulu serta perubahan itu sendiri akan terwujud jika adanya
partisipasi.

B. PENDIDIKAN DEMOKRASI SEBAGAI ESENSI PKN


Gandal dan Finn (1992) menegaskan bahwa “demokrasi tidak bisa
mengajarkan sendiri. Kalau kekuatan kemanfaatan dan tanggung jawab demokrasi
tidak dipahami dan dihayati dengan baik oleh warga negara sukar diharapkan
mereka mau berjuang untuk mempertahankannya”. Thomas Jefferson menyatakan
bahwa “pengetahuan skill perilaku warga negara yang demokratis tidak akan
terjadi dengan sendirinya tetapi harus diajarkan kepada generasi penerus”.
Winatapurta (2001) memberikan penjelasan bahwa “pendidikan demokrasi adalah
upaya sistematis yang dilakukan negara dan masyarakat untuk memfasilitasi

3
individu warga negara agar memahami menghayati mengamalkan dan
mengembangkan konsep prinsip dan nilai demokrasi sesuai dengan satu perannya
dalam masyarakat”. Hasil penelitian Gandal and Finn(1992) bahwa: “bukan saja
di negara-negara berkembang di negara-negara maju sekalipun education for
democracy sangat penting namun sering dilupakan tetapi sering dianggap enteng
atau dilupakan”. Oleh karena itu pendidikan demokrasi harus disikapi secara sadar
dan sungguh-sungguh.
Gandal and Finn (1992) mengatakan “pendidikan bukan hanya sekedar
memberikan pengetahuan dan praktik demokrasi tetapi juga menghasilkan warga
negaranya yang berpikiran teguh mandiri memiliki sifat selalu ingin tahu dan
berpandangan jauh ke depan namun diingatkannya bahwa pendidikan demokrasi
ini jangan hanya dilihat sebagai isolated subject yang diajarkan dalam waktu
terjadwal yang cenderung kebaikan lagi tetapi jangan hanya dilihat sebagai mata
pelajaran yang terisolasi tetapi harus dikaitkan dengan banyak hal yang dipelajari
siswa mungkin dalam pelajaran sejarah kewarganegaraan etika atau ekonomi yang
lebih banyak terjadi di luar sekolah”. Dengan kata lain pendidikan demokrasi
yang baik adalah bagian dari pendidikan yang baik secara umum. Berkenaan
dengan hal tersebut disarankan Gandal and Finn (1992) perlu dikembangkan
model paling tidak dalam 4 bentuk alternatif (1) landasan dan bentuk-bentuk
demokrasi, (2) bagaimana ide demokrasi (3) adanya kurikulum yang dapat
menjawab persoalan apakah kekuatan dan kelemahan demokrasi (4) tersedianya
kesempatan untuk memahami kondisi demokrasi dalam sebagai konteks serta
kegiatan extra kurikuler yang bernuansa demokrasi dan menjadikan sekolah
sebagai lingkungan yang demokratis dan perlibatan siswa dalam kegiatan
masyarakat.
Sanusi (1998:3) dalam memahami demokrasi harus memakai aspek-aspek
demokrasi secara menyeluruh diperlakukan kecerdasan rohaniah kecerdasan
naqliyah aqliyah nafsiyah judgement, decision, making and problem solving dan
membahaskan serta mengkomunikasikannya dan pendidikan demokrasi yang
bersifat multidimensional.

4
C. SEKOLAH SEBAGAI LABORATORIUM DEMOKRASI
Sekolah dalam undang-undang RI No 20 Tahun 2003 disebut "satuan
pendidikan" sekolah dasar (SD) sebagai satuan pendidikan merupakan suatu
infinity (satuan utuh) wahana pendidikan nasional yang berfungsi mewujudkan
pendidikan secara utuh dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.
Lingkungan belajar yang demokratis perlu mewujudkan dalam satuan pendidikan
secara utuh dalam rangka peningkatan mute pendidikan berbasis sekolah. Untuk
membangun lingkungan belajar yang demokratis perlu dibangun sinergi saya shio
edukatif internal atau kerjasama yang bersifat kemasyarakatan yang mendidik dari
satuan pendidikan melalui pemberian rujukan operasional advokasi pembinaan
kinerja profesional atau bantuan pendampingan yang bersifat membina kinerja
guru dan tenaga kependidikan pembinaan jaringan kinerja profesional guru dan
pengembangan jaringan kemitraan antar satuan pendidikan dan antara satuan
pendidikan dan masyarakat.
Situasi sekolah dan kelas dikembangkan demikian rupa sebagai democratic
laboratory atau lab demokrasi dengan lingkungan sekolah/kampus yang
diperlakukan sebagai micro cosmos of democracy atau lingkungan kehidupan
yang demokratis yang bersifat mikro dan memperlakukan masyarakat luas sebagai
open global classroom atau sebagai kelas global yang terbuka. Dengan cara itu
akan ku memungkinkan siswa dapat belajar demokrasi dalam situasi yang
demokratis dan untuk tujuan melatih diri sebagai warga negara yang demokratis
dan membangun kehidupan yang lebih demokratis. Itulah makna dari konsep
"learning democracy,in democracy,and for democracy" belajar tentang demokrasi
dalam situasi yang demokratis dan untuk membangun kehidupan demokratis.

1. Strategi Umum Pengembangan Warga Negara Yang Demokratis di


Lingkungan Sekolah
Winataputra (2005) menjelaskan karakteristik pokok untuk masing-masing
strategi tersebut secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut. Pertemuan kelas

5
berita baru merupakan strategi pengembangan sikap demokratis dan bertanggung
jawab melalui pertemuan kelas guna membahas berita aktual yang ada di media
massa seperti surat kabar televisi radio atau internet. Contohnya berita tentang
demokrasi yang berujung dengan perusakan. Andai dengan membahas berita
aktual siswa akan selalu punya rasa ingin tahu dan peka terhadap masalah aktual
yang terjadi di lingkungannya.
Cambuk Bersiklus merupakan strategi pengembangan sikap demokratis dan
bertanggung jawab melalui pertemuan saling bertanya dan menjawab secara
bergiliran. Setiap orang harus mendengarkan pertanyaan siswa lain dan
menyiapkan pertanyaan untuk siswa lain bukan pemberian pertanyaan
sebelumnya.
Waktu untuk penghargaan merupakan strategi pengembangan sikap demokratis
dan bertanggung jawab melalui pertemuan untuk memberikan penghargaan atau
penghormatan terhadap orang lain misalnya menghadiri acara ulang tahun acara
duka cita karena ada orang yang meninggal atau karena musibah. Dengan cara ini
siswa akan terasa nuraninya untuk selalu menghormati orang lain.
Waktu untuk yang terhormat merupakan strategi pengembangan sikap
demokratis dan bertanggung jawab melalui acara yang secara khusus diadakan
atasi inisiatif siswa untuk memberikan penghargaan kepada orang yang sangat
dihormati. Misalnya acara yang diadakan pada saat ada seorang guru senior atau
kepala sekolah akan memasuki purna tugas atau pensiun. Dengan cara ini siswa
akan selalu memiliki empati sebagai bagian dari tanggung jawab sosial.
Pertemuan perumusan tujuan merupakan strategi pengembangan sikap
demokratis dan bertanggung jawab melalui pertemuan yang sengaja diadakan atas
inisiatif guru dan atau siswa untuk merumuskan pc atau tujuan sekolah. Dengan
cara itu siswa akan memiliki rasa memiliki sekolahnya dan pada gilirannya akan
menumbuhkan kecintaan dan tanggung jawab terhadap sekolahnya tanpa harus
diminta.
Pertemuan legislasi merupakan strategi pengembangan sikap demokratis dan
bertanggung jawab melalui pertemuan untuk merumuskan atau menyusun rumah
atau aturan yang akan berlaku di sekolah.

6
Pertemuan Evaluasi Aturan merupakan strategi pengembangan sikap
demokratis dan bertanggung jawab melalui pertemuan untuk mengevaluasi
pelaksanaan menerima atau aturan yang telah disepakati dan berlaku di sekolah.
Pertemuan Perumusan Langkah Kegiatan merupakan strategi pengembangan
sikap demokratis dan bertanggung jawab melalui pertemuan untuk menetapkan
prioritas atau tahapan kegiatan yang akan dilakukan oleh siswa di bawah supervisi
sekolah.
Pertemuan Evaluasi dan Balikan merupakan strategi pengembangan sikap
demokratis dan bertanggung jawab melalui pertemuan untuk memberikan
masukan terhadap pelaksanaan kebijakan sekolah atas dasar hasil monitoring
kelompok siswa dan atau guru yang sengaja di tugasi untuk itu.
Pertemuan Refleksi Belajar merupakan strategi pengembangan sikap demokratis
dan bertanggung jawab melalui pertemuan pengendapan dan evaluasi terhadap
proses dan atau hasil belajar setelah selesai satu atau beberapa pertemuan.
Pertemuan Pemecahan Masalah merupakan strategi pembangunan sikap
demokratis bertanggung jawab melalui pertemuan terencana untuk memecahkan
masalah yang ada di lingkungan sekitar atau lingkungan daerah atau nasional yang
menyangkut kehidupan siswa seperti pemecahan masalah penyalahgunaan
narkoba dikalangan siswa.
Pertemuan Isu Akademis merupakan strategi pengembangan sikap demokratis
dan bertanggung jawab melalui pertemuan terencana untuk membahas masalah
akademis.
Pertemuan Perbaikan Kelas merupakan strategi pengembangan sikap
demokratis dan bertanggung jawab melalui pertemuan kelas untuk membahas atau
memecahkan masalah yang menyangkut kehidupan siswa di kelasnya atau di
lingkungan sekolahnya seperti pemecahan masalah bolos tata tertib sekolah.
Pertemuan Tidak Lanjut merupakan strategi pengembangan sikap demokratis
dan bertanggung jawab melalui pertemuan terencana untuk membahas tindak
lanjut dari suatu kegiatan berseri di lingkungan sekolah.

7
Pertemuan Perencanaan merupakan strategi pengembangan sikap demokratis
dan setahun jawab melalui pertemuan terencana untuk menyusun rencana
bersama.
Pertemuan Pengembangan Konsep merupakan strategi pengembangan sikap
demokratis dan setahun jawab melalui pertemuan rencana untuk menyusun suatu
gagasan baru yang dimaksudkan untuk mendapatkan bantuan atau menyarankan
pemecahan atas masalah yang cukup pelik.
Pembahasan Situasi Pelik merupakan strategi pengembangan sikap demokratis
dan bertanggung jawab melalui pertemuan untuk memecahkan masalah yang
terkait pada keadaan yang pelik atau dilematik.
Kotak Saran merupakan strategi pengembangan sekali demokratis dan
bertanggung jawab melalui pengumpulan pendapat secara bebas dan rahasia untuk
memecahkan masalah yang ada di lingkungan sekolah atau lingkungan sekitar.
Pertemuan Dalam Pertemuan merupakan strategi pengembangan sikap
demokratis dan bertanggung jawab melalui pertemanan kelompok kecil dan
konteks pertemuan classical atau pertemuan besar.
2. Fungsi dan Peran Sekolah Dalam Mengembangkan Warga Negara Yang
Demokratis
Sekolah sebagai organisasi mempunyai struktur dan kultur. Sebagai bagian dari
struktur demokrasi pendidikan sd merupakan satuan pendidikan dalam lingkungan
pemerintah daerah kabupaten/ kota yang pembinaan nya langsung di bawah dinas
pendidikan. Oleh karena sekolah merupakan satuan pendidikan maka di dalam
sekolah terdapat komunitas yang terdiri atas pendidik peserta didik dan tenaga
kependidikan.
Prinsip-prinsip dasar dalam pengolahan nya selain menganut prinsip umum
manajemen yakni planning, organizing, actuacing dan controling (POAC) yang
paling menonjol adalah selain unsur organisasional satuan pendidikan juga
terdapat unsur pemangku kepentingan yang di wadah i dalam komite sekolah/
madrasah. Oleh karena itu dalam pengembangan ke sistem and sekolah diperlukan
mekanisme dan kerjasama internal dalam organisasi sekolah yaitu kepala sekolah
dewan guru peserta didik pegawai tetap usaha sarana prasarana fasilitas

8
lingkungan organisasi kesiswaan dan antara organisasi sekolah dengan komite
sekolah.
3. Mekanisme Kerja Dalam Konteks Kesisteman Sekolah
Sebagai penyelenggara pendidikan sebagaimana tertuang dalam PP RI nomor
19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan dalam pasal 4 ayat (3)
dinyatakan bahwa: "pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses
membudayakan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang
hayat". Selanjutnya dalam pasal 4 ayat (4) dinyatakan bahwa "pendidikan
diselenggarakan dengan memberi keteladanan membangun kemauan dan
mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pemberdayaan" dan dalam
pasal 4 ayat (6) dinyatakan bahwa "pendidikan diselenggarakan dengan
memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam
penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan".

9
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan

Pendidikan sekarang ini yang mengarah pada era demokrasi banyak

memberikan konsekuensi logis dalam mempersiapkan kondisi pada masa

transisi budaya. PKn atau Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata

pelajaran yang tepat untuk mengajarkan pendidikan demokrasi dalam proses

pembelajaran di sekolah. Sehingga menjadikan pembenaran bahwa

Pendidikan Demokrasi merupakan essensi Pendidikan Kewarganegaraan.

Sikap demokrasi perlu ditanamkan kepada peserta didik dalam

pembelajaran. Sikap demokrasi yang dimiliki peserta didik akan memberikan

suasana baru pada pembelajaran karena pada demokrasi itu sendiri teradapat

nilai- nilai yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

berinteraksi dengan guru maupun dengan peserta didik lainnya, salah satunya

yaitu kebebasan berpendapat, dengan adanya kebebasan berpendapat maka

peserta didik mempunyai hak untuk mengemukakan argumentasi yang

dimiliki oleh peserta didik ketika pembelajaran berlangsung. Pada pendidikan

demokrasi, PPKn merupakan salah satu mata pelajaran yang memiliki peran

yang sangat penting serta termasuk kategori sebagai mata pelajaran wajib di

10
sekolah yang di dalamnya terdapat nilai-nilai pancasila yang dapat

membentuk keperibadian yang baik pada seseorang,

Sekolah sebagai laboratorium demokrasi, hal tersebut harus

mempertimbangkan situasi sekolah dan kelas dikembangkan sebagai

“democratic labaratoy" atau lab demokrasi dengan lingkungan sekolah yang

diperlakukan sebagai "micro cosmos of democracy" atau lingkungan

kehidupan yang demokratis, dan memperlakukan masyarakat luas sebagai

"open global classroom" atau sebagai kelas global yang terbuka, yang

tentunya dengan memfungsikan peran struktural semua elemen sekolah sesuai

dengan deskripsi tugasnya masing-masing.

B. Saran

Sebagai bangsa dari negara yang menerapkan demokrasi, kita perlu

memahami konsep dan praktik demokrasi serta pendidikan demokrasi, dimana

pada saatnya nanti sekolah dapat berfungsi sebagai laboratorium demokrasi

yang agar peserta didik memahami praktis berdemokrasi dalam

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

11
DAFTAR PUSTAKA

Winataputra, Udin. S dkk. 2021. Pembelajaran PKn di SD. Universitas Terbuka

Suradi L. Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Nilai Dan Pendidikan Hukum

Dalam Mewujudkan Warga Negara Yang Cerdas Dan Baik (Smart And

Good Citizen). 2019:9

12

Anda mungkin juga menyukai