Anda di halaman 1dari 29

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Kemasan

2.1.1.1. Pengertian Kemasan

Kemasan merupakan pelindung dari suatu barang, baik barang biasa

maupun barang-barang hasil produksi industri. Kemasan adalah salah satu bagian

dari marketing mix yang diantaranya juga terdapat produk, harga, tempat, promosi

dan terakhir adalah kemasan. Pengemasan memegang peran penting dalam

empromosikan sebuah produk yang berpotensi untuk menarik minat beli

konsumen bahkan mempengaruhi keputusan pembelian.

Menurut Iwan Wirya (2010:28) “Kemasan dapat melindungi produk dalam

perjalanannya dari produsen menuju konsumen. Produk-produk yang dikemas

biasanya lebih bersih, menarik dan tahan terhadap cuaca”

Menurut TitikWijayanti (2012) ”Kemasan adalah upaya yang dilakukan

oleh perusahaan untuk memberikan informasi kepada setiap konsumennya tentang

produk yang ada di dalamnya”.

Menurut Cahyorini dan Rusfian (2011), “Pengemasan adalah kegiatan

yang dilakukan oleh perusahaan terdiri dari design grafis, informasi produk, serta

struktur design”.

9
10

Menurut Basu Swastha (2010:139), “Pembungkus (packaging) adalah

kegiatan-kegiatan umum dan perencanaan barang yang melibatkan penetuan

desain pembuatan bungkus suatu barang”.

Sedangkan menurut Henry Simamora (2007:453), “Pengemasan ialah

aktivitas perancangan dan pembuatan petikemas atau pembungkus sebuah produk.

Petikemas atau pembungkus itu disebut kemasan”.

Jadi menurut pendapat beberapa ahli terkait dengan pengertian kemasan

adalah wadah atau pembungkus yang melindungi produk dari kerusakan sesuai

desain. Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat dipahami bahwa kemasan

adalah suatu benda yang diginakan sebagai wadah atau tempat yang dikemas dan

dapat melindungi produk didalamnya sesuai dengan tujuannya.

Selain itu kemasan juga dapat diartikan suatu benda yang digunakan untuk

wadah atau tempat yang dikemas dan dapat memberikan perlindungan sesuai

dengan tujuannya. Sebagai contoh adalah hasil persepsi konsumen terhadap

pringless yaitu produk keripik kentang yang sangat terkenal karena rancangan dari

kemasannya serta bentuk dari tabungnya yang merupakan tabung karton

alumunium foil di bagian dalamnya dan sebuah penutup tabung yang terbuat

dari plastik sementara keripiknya dibuat berbentuk pelana hal ini memungkinkan

keripik tersusun bertumpuk dengan sangat rapi sehingga keripik tidak mudah

hancur dan sangat pada saat terjadi goncangan.

Dari sini dapat dimengerti bahwa untuk merancang kemasan suatu produk

produsen memang harus memperhatikan segi kesan yang disampaikan oleh

konsumen terhadap kemasan tersebut sehingga keputusan mengenai macam bahan


11

kemasan ukuran kemasan maupun bentuk kemasan sebaiknya ditentukan setelah

adanya data-data yang relevan yang diketahui produsen.

2.1.1.2. Fungsi Kemasan

Fungsi Kemasan menurut Titik Wijayanti (2012) yaitu :

1. Dapat membuat suatu produk dengan kemasan yang sesuai kategori

produk

2. Memberikan keamanan produk supaya tidak rusak saat dipajang di

toko

3. Memberikan keamanan produk ketika proses pendistribusian produk

4. Memberikan informasi kepada konsumen tentang produk itu sendiri

dalam bentuk pelabelan

5. Hasil desain produk yang menunjukkan produk tersebut .

Kemudian menurut Henry Simamora (2007:453) pengemasan mempunyai

dua fungsi penting yaitu :

1. Fungsi protektif berkenaan dengan proteksi produk perbedaan iklim

dan sarana transportasi dan saluran distribusi yang sesuai berimbas

pada pengemasan dengan pengemasan protektif para konsumen tidak

perlu harus menanggung resiko pembelian produk rusak atau cacat.

2. Fungsi promosional peran kemasan pada umumnya dibatasi pada

perlindungan produk namun kemasan juga digunakan sebagai sarana

promosional menyangkut promosi perusahaan yang dipertimbangkan

preferensi konsumen yang menyangkut warna ukuran dan

penampilan.
12

Menurut Kotler & Keller (2018:228) sebagai alat pemasaran kemasan

mempunyai fungsi sebagai berikut :

1. Self Service : sebuah kemasan haruslah menarik meyakinkan

konsumen dan memberikan kesan menyeluruh yang mendukung

produk.

2. Consumer Offluence : dengan pengemasan yang baik konsumen dalam

membayar lebih mahal untuk kemudahan penampilan ketergantungan

dan prestise.

3. Company and Brand Image : kemasan dirancang dengan cermat

perusahaan memperkenalkan kekuatan produknya dengan kemasan

supaya konsumen lebih cepat mengenali perusahaan atau merek

produknya.

4. Inovational Opportunity : cara memberikan kemasan yang inovatif

akan bermanfaat untuk konsumen dan memberikan keuntungan bagi

produsen.

2.1.1.3. Syarat-syarat Kemasan

Menurut Winardi (2013:204) pertanyaan yang perlu dipertimbangkan

dalam hubungannya dengan pengemasan antaranya adalah :

1. Dari sejumlah besar bahan kemasan yang tersedia bahan manakah

yang paling baik digunakan untuk menonjolkan wajah produk yang

dihasilkan.

2. Warna, desain, bentuk serta ukuran-ukuran kemasan yang harus

digunakan.
13

3. Rancangan sebuah kemasan yang dapat mempermudah penggunaan

produk oleh konsumen.

4. Apakah dapat dirancang sebuah kemasan di lihat dari fungsi sehingga

kemasan itu dapat dipakai untuk tujuan lain setelah barang yang

adadalam kemasan itu habis dikonsumsi.

5. Pertimbangan perancangan kemasan untuk momen tertentu misalnya

untuk hadiah ulang tahun dan momen tertentu lainnya.

2.1.1.4. Bahan Kemasan

Bahan yang dipergunakan untuk membuat kemasan akan sangat

berpengaruh terhadap desain dan bentuk kemasan yang akan dibuat sekaligus

berpengaruh terhadap kemasan produk yang dikemas, misalnya: suatu produk

yang berupa cairan tidak akan aman atau dapat dikemas dalam bentuk kertas,

produk-produk yang tidak tahan terhadap sinar ultra violet, tidak akan baik bila

dikemas dalam plastik atau kaca transparan.

Menurut Syarief dan Irawati (2008:35) membagi kemasan menjadi

beberapa golongan sebagai berikut:

1. Gelas : Mudah Pecah, transparan (sehingga tidak cocok untuk produk

yangtidak tahan pada sinar ultra violet).

2. Metal : Biasanya dibuat dari alumunium. Kemasan dari logam

mempunyai kekuatan yang tinggi sehingga cocok untuk mengemas

produk-produk yang membutuhkan kemasan yang muat, misalnya:

untuk mengemas produk yang membutuhkan tekanan udara yang


14

cukup ini untuk pendorong keluarnya produk tersebut dari kaleng

kemasannya.

3. Kertas : Kemasan dari kertas ini tidak tahan terhadap kelembaban dan

air jadi mudah rusak, jadi kemasan kertas tidak cocok untuk

mengemas produk-produk yang memiliki kadar air tinggi atau dalam

keadaan cair.

4. Plastik : Kemasan ini dapat berbentuk film, kantung, wadah dan

bentuk lainnya seperti botol kaleng, stoples dan kotak. Penggunaan

plastic sebagai kemasan semakin luas karena ongkos produksinya

relative murah, mudah dibentuk dan dimodifikasi.

2.1.1.5. Daya Tarik Kemasan

Daya tarik kemasan sangat penting guna tertangkapnya stimulus oleh

konsumen yang di sampaikan ke produsen sehingga diharapkan konsumen tertarik

pada produk tersebut.

Menurut Iwan Wirya (2010:10) daya tarik visual kemasan dapat digolongkan

menjadi dua yaitu daya tarik visual dan daya tarik praktis.

1. Daya Tarik Visual

Daya tarik visual mengacu pada penampilan kemasan atau lebel suatu

produk mencakup warna, bentuk, merk, ilustrasi, teks, tata letak.

1) Warna
15

Warna adalah suatu mutu cahaya yang dapat dipantulkan dari suatu

objek ke mata manusia. Warna terbagi dalam kategori terang (mudah),

sedang, gelap (tua).

Fungsi dari pemilihan warna :

a. Untuk identifikasi produk sehingga berbeda dengan produk

pesaing.

b. Untuk menarik perhatian, warna terang atau cerah akan

memantulkan cahaya lebih jauh dibandingkan dengan warna

gelap.

c. Untuk menimbulkan pengaruh, misalnya untuk meningkatkan

selera konsumen terhadap produk makanan.

d. Untuk mengembangkan asosiasi tertentu terhadap produknya.

e. Untuk menciptakan suatu citra dalam mengembangkan

produknya.

f. Untuk menghiasi produk.

g. Untuk memastikan keterbacaan dalam penggunaan warna kontras.

h. Untuk mendorong tindakan.

i. Untuk proteksi terhadap cahaya yang membahayakan.

j. Untuk mengendalikan temperatur barang didalamnya.

k. Untuk membangkitkan minat dalam mode.


16

2) Bentuk

Bentuk kemasan disesuaikan dengan produknya pertimbangan yang

digunakan adalah pertimbangan mekanis, kondisi penjualan,

perkembangan penjualan, dan cara-cara penggunaan kemasan tersebut.

a. Bentuk yang sederhana lebih disukai dari pada yang rumit.

b. Bentuk yang teratur memiliki daya tarik lebih.

c. Bentuk harus seimbang agar menyenangkan.

d. Bentuk bujur sangkar lebih disukai dari pada persegi panjang.

e. Bentuk cembung lebih disukai dari pada bentuk cekung.

f. Bentuk bulat lebih disukai wanita, sedang pria lebih menyukai

bentuk siku.

g. Bentuk harus mudah terlihat bila dipandang dari jauh.

3) Merk/logo

Tanda-tanda identifikasi seperti merek dengan logo perusahaan adalah

meningkatkan daya tarik konsumen. Merek atau logo ini dipandang dapat

menaikkan gengsi atau status seorang pembeli.

Syarat-syarat logo yang baik adalah :

a. Mengandung keaslian

b. Mudah dibaca atau di ucapkan

c. Mudah di ingat

d. Sederhana dan ringkas

e. Tidak mengandung konotasi yang negative

f. Tidak sulit digambarkan


17

4) Ilustrasi

Merupakan alat komunikasi sebuah kemasan bahasa universal yang dapat

menembus rintangan perbedaaan bahasa. Ilustrasi ini termasuk fotografi

dan gambar-gambar untuk menarik konsumen.

5) Tata letak

Tata letak adalah paduan semua unsur garfis meliputi warna, bentuk,

merek ilustrasi, topografi, menjadi suatu kesatuan baruyang disusun dan

di tempatkan pada halaman kemasan.

2. Daya Tarik Praktis

Daya tarik praktis ini merupakan efektifitas efesiensi suatu kemasan yang

ditujukan kepada konsumen maupun distributor atau pengecer.

Daya tarik praktis antara lain :

1) Kemasan yang menjamin dapat melindungi produk.

2) Kemasan yang mudah di buka atau di tutup kembali untuk disimpan.

3) Kemasan dengan porsi yang sesuai.

4) Kemasan yang dapat di gunakan kembali.

5) Kemasan yang mudah di bawah, di pegang dan dijinjing.

6) Kemasan yang memudahkan pemakaian dalam menghabiskan dan

mengisinya kembali.

2.1.1.6. Etika Kemasan

Dalam menentukan kebijakan dalam pengemasan suatu produk produsen

hendaknya memperhatikan etika pemasaran.


18

Etika pemasaran menurut McCharty (2003:199-202) yaitu dengan


membuat kemasan yang dapat di pertanggung jawabkan secara sosial
misalnya dengan membuat kemasan yang dapat didaur ulang atau kemasan
yang dapat dipakai kembali sehingga tidak merusak lingkungan.

Disamping itu produsen dalam kemasannya harus mencantumkan tanggal

kadaluwarsa produk tersebut agar konsumen tidak di rugikan oleh barang-barang

yang tidak ia perlukan dan berbahaya bagi merek dan perlu juga di cantumkan

tentang informasi harga barang tersebut pada konsumen produk tersebut.

2.1.1.7. Dimensi & Indikator Kemasan

Dimensi dan Indikator kemasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

bahan logo warna dan ukuran yang merujuk pada teori Iwan Wirya (2010:175).

1. Bahan : terdapat beberapa macam bahan yang digunakan untuk kemasan

harga kertas foto aluminium foil plastik dan logam.

Adapun indikator dari dimensi bahan tersebut ialah :

1) Kualitas kemasan

2) Keamanan dan ketahanan kemasan

2. Logo : merek dagang atau logo perusahaan memiliki peranan penting

dalam meningkatkan kemasan contohnya komunikatif dan identitas

simbol.

Adapun indikator dari dimensi logo ialah :

1) Keunikan logo

2) Kejelasan logo

3. Warna : konsumen melihat warna jauh lebih cepat daripada melihat

bentuk atau rupa dan warna yang pertama kali produk dipajangkan.
19

Adapun indikator dari dimensi warna ialah :

1) Daya tarik warna

2) Ketepatan pemilihan warna

4. Ukuran : ukuran dan kemasan tergantung pada jenis produk yang

dibungkus yang baik untuk ukuran panjang lebar maupun tipis dan

tebalnya kemasan.

Adapun indikator dari dimensi ukuran ialah :

1) Variasi jenis ukuran

2) Kepraktisan ukuran

2.1.2. Harga

2.1.2.1. Pengertian Harga

Harga suatu barang atau jasa merupakan salah satu faktor penentu bagi

konsumen dalam menentukan produk yang akan digunakannya. Harga memiliki

peranan penentu dalam pilihan membeli yang merupakan unsur yang paling

penting yang menentukan pangsa pasar dan probabilitas di perusahaan. harga

merupakan satu-satunya unsur pemasaran yang menghasilkan pendapatan harga

juga unsur bauran pemasaran yang paling fleksibel, harga dapat diubah dengan

cepat. Harga memiliki pengaruh yang mengenai posisi kompetitif perusahaan dan

pangsa pasarnya. Karena itu harga menentukan pendapatan perusahaan laba

bersih. konsumen memandang harga sebagai persepsi tingkatan baik buruknya

kualitas produk, terutama jika konsumen harus mengambil keputusan pembelian

dengan Informasi yang tidak cukup.


20

Menurut Philip Kotler dan Gary Armstrong (2021:65) ”Harga adalah suatu

bauran elemen pemasran yang menghasilkan pendapatan sedangkan elemen lain

menghasilkan biaya”.

Menurut Fandy Tjiptono (2014:65), “Harga merupakan satu-satunya unsur

bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan bagi perusahaan”.

Menurut Saladin (2016:151), “Penetapan harga adalah komponen utama

kedua dari bauran pemasaran”.

Menurut Philip Kotler dan Gary Armstrong, “Harga adalah sejumlah uang
yang ditagihkan atas suatu produk dan jasa atau jumlah dari nilai yang
ditukarkan para pelanggan untuk memperoleh manfaat dari memiliki atau
menggunakan suatu produk dan jasa”.
Dari beberapa pengertian harga menurut para ahli diatas menjelaskan

bahwa harga merupakan elemen penting bagi sebuah perusahaan. Harga

merupakan elemen bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan jika

dibandingkan dengan elemen elemen yang lain yang justru menimbulkan biaya

(cost). Dapat disimpulkan bahwa harga merupakan suatu alat yang dijadikan

ebagai proses pertukaran terhadap suatu barang atau jasa yang digunakan

konsumen. dengan adanya harga maka perusahaan akan mendapatkan income

bagi keberlangsungan hidup perusahaan.

2.1.2.2. Tujuan Penetapan Harga

Adapun tujuan penetapan harga menurut Basu Swastha (2010) yaitu :

1. Mencegah atau mengurangi persaingan

Seiring dengan ketatnya persaingan dunia bisnis maka diperlukan

aturan dan batasan-batasan dalam bersaing salah satunya adalah


21

dengan penetapan harga. melalui Kebijakan harga para pelaku usaha

tidak akan menetapkan harga dengan seenaknya. Dengan demikian

anda atas produk barang atau jasa yang memiliki kesamaan akan

mempunyai hati yang sama ataupun jika berbeda hanyalah memiliki

perbedaan yang sedikit.

2. Mempertahankan atau memperbaiki market share

Dengan adanya penetapan harga maka market share dapat terjaga.

Mempertahankan market share dapat dilakukan apabila kemampuan

dan kapasitas produksi masih cukup longgar Selain itu kondisi

keuangan harus benar-benar baik dan juga adanya kemampuan yang

tinggi dalam bidang pemasaran.

3. Mencapai target pengembalian investasi

Pada dasarnya penetapan dilakukan leh perusahaan adalah untuk

memperoleh laba dan sekaligus menutup biaya operasional. Harga

telah ditentukan dimaksudkan untuk menutup investasi secara

berangsur-angsur. Dimana dana yang digunakan untuk

mengembalikan investasi hanya bisa diambilkan dari laba

perusahaan. Adanya investasi tersebut perusahaan dapat bertahan

dan usaha bertambah besar.

4. Mencapai laba maksimal

Harga ditetapkan atas dasar pertimbangan untung atau rugi yang

akan diderita oleh perusahaan. Dalam penetapan harga tentunya

akan mengutamakan laba dan kemampuan atau daya beli


22

konsumennya penetapan harga dengan pertimbangan laba yang

bagus disertai daya beli masyarakat yang besar maka akan mudah

bagi perusahaan dalam memperoleh keuntungan yang maksimal.

Menurut Fandi Tjiptono (2014:189), terdapat empat macam tujuan

penetapan harga, yaitu :

1. Tujuan yang berorientasi pada laba

Dalam prakteknya, harga dientukan olehb penjual dan pembeli.

Semakin besar daya beli konsumen, semakin besar pula kemungkinan

bagi penjual untuk menetapkan harga tinggi.

2. Tujuan yang berorientasi pada volume

Untuk tujuan ini, perusahaan menetapkan harga sedemikian rupa agar

dapat mencapai target volume penjualan atau pangsa pasar.

3. Tujuan yang berorientasi pada citra

Perusahaan dapat menetapkan harga tinggi untuk membentuk atau

mempertahankan citra. Sementara harga rendah untuk membentuk

citra tertentu.

4. Tujuan stabilisasi harga

Dalam pasar yang terdiri dari konsumen yang sangat peka terhadap

harga, maka para pesaing akan menurunkan harga. Kondisi ini yang

membentuk terjadinya stabilisasi harga.


23

2.1.2.3. Metode Penetapan Harga

Menurut Tjiptono (2014:152) Metode penetapan secara garis besar

dikelompokkan menjadi 4 kategori utama, yaitu metode penetapan harga berbasis

permintaan, berbasis biaya, berbasis laba, berbasis persaingan.

1. Metode Penetapan berbasis permintaan

Metode ini lebih menekankan faktor-faktor yang mempengaruhi selera

dan preferensi pelanggan daripada faktor-faktor seperti biaya, laba, dan

persaingan.

2. Metode penetapan harga berbasis biaya

Dalam metode ini faktor penentu utama adalah aspek penawaran atau

biaya, bukan aspek permintaan. Harga ditentukan berdasarkan biaya

produksi dan pemasaran yang ditambah dengan jumlah tertentu

sehingga menutupi Biaya-biaya langsung, biaya overhead, laba.

3. Metode penetapan harga berbasis laba

Metode ini berusaha menyeimbangkan pendapatan dan biaya dalam

penetapan harganya. Upaya ini dilakukan atas dasar target volume

Laba spesifik atau dinyatakan dalam bentuk prosentase terhadap

penjualan atau investasi.

4. Metode penetapan harga berbasis persaingan

Selain berdasarkan pada pertimbangan biaya, permintaan, atau

laba, harga juga dapat ditetapkan atas dasar persaingan yaitu apa yang

dilakukan pesaing.
24

2.1.2.4. Dimensi & Indikator Harga

Dimensi dan Indikator yang digunakan dalam penelitian ini merujuk pada

teori Kotler dan Armstrong (2012:278).

1. Affordable Price : Harga suatu produk disesuaikan dengan daya beli

konsumen. Indikator dari Affordable Price yaitu tingkat keterjangkauan

harga produk bagi para konsumen.

2. Price According To Product Quality : Harga yang ditawarkan sesuai

dengan kualitas produk tersebut. Indikator dari Price According To

Product Quality yaitu tingkat kesesuaian harga terhadap kualitas produk

yang ditawarkan.

3. Price Competitiveness : Harga suatu produk lebih kompetitif dari

pesaing. Indikator dari Price Competitiveness yaitu tingkat daya saing

harga dengan produk pesaing.

4. Price According To Product Benefits : Harga suatu produk dapat

disesuaikan dengan seberapa banyak manfaat produk tersebut untuk

konsumen. Indikator dari Price According To Product Benefits yaitu

tingkat kesesuaian harga dengan manfaat produk yang ditawarkan.

2.1.3. Minat Beli

2.1.3.1. Pengertian Minat

Pengertian minat beli dapat pengertian minat beli dapat dipahami dengan

cara mengetahui arti dari kata minat terlebih dahulu. Dalam perilaku, individu

memiliki tujuan tertentu yang ingin dilakukannya dan dicapainya.


25

Kata minat merupakan terjemahan dari bahasa Inggris yang berarti

menarik atau tertarik. Higlard Dikutip oleh slameto (2010:57) Memberi rumusan

tentang minat sebagai berikut : “Interest is persisting tendency to pay attention to

and enjoy some actifiy or content” atau minat adalah kecenderungan untuk tetap

memperhatikan dan menikmati beberapa kegiatan. Berikut pengertian minat

menurut beberapa ahli :

Sutikno (2009:17) Menyatakan bahwa, “Minat merupakan suatu rasa lebih


suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau Aktivitas tanpa adanya yang
menyuruh, selalu diikuti dengan perasaan senang yang akhirnya
memperoleh kepuasan”.

Menurut Sardiman (2013:57), “Minat adalah suatu kondisi yang terjadi

apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang berhubungan

dengan keinginan keinginan atau kebutuhan kebutuhan sendiri”.

Menurut Lester D. Crow & Alice Crow (2004:135), “Minat dapat


menunjukan kemampuan memberi stimuli yang mendorong untuk
memperhatikan seseorang atau suatu barang. Kegiatan atau sesuatu yang
dapatb memberi pengaruh terhadap pengalaman yang telah distimuli oleh
kegiatan itu sendiri. Dengan kata lain, minat dapat menjadi sebab atau
suatu kegiatan dan hasil dari turut sertanya dalam kegiatan tersebut”.

Menurut Slameto (2003:180), “Minat pada dasarnya adalah penerimaan

akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri. Semakin kuat

atau dekat hubungan tersebut maka akan semakin besar minat.

Berdasarkan beberapa pengertian minat tersebut di atas, dapat disimpulkan

bahwa minat adalah kecenderungan individu untuk memperhatikan, menyenangi

suatu objek dengan disertai perasaan suka secara sadar tanpa ada yang menyuruh

dengan maksud bahwa aktivitas yang dilakukan adalah hasil dari pemikiran dan
26

apresiasi rasa senang terhadap aktivitas tersebut tidak berdasar atas ancaman atau

tekanan.

2.1.3.2. Ciri-Ciri Minat

Hurlock (2008:215) mengemukakan ciri-ciri minat diantaranya adalah :

1. Perhatian terhadap objek yang diminati secara sadar, spontan, wajar

tanpa paksaan. Perilaku individu tidak mudah goyah oleh orang lain

selama mencari barang atau objek yang disenangi.

2. Perasaan senang terhadap objek menarik perhatian. Ditunjukkan

dengan perasaan puas setelah mendapatkan sesuatu yang diinginkan.

3. Konsisten terhadap objek yang diminati selama objek tersebut efektif

bagi dirinya.

4. Pencarian objek yang diminati, ditunjukkan dengan perilaku tidak

putus asa untuk mengikuti model yang diinginkan.

5. Minat bersifat personal karena sikap setiap individu memiliki

perbedaan dalam menentukan minatnya dan berkaitan dengan

kepentingan pribadi seseorang.

Minat diperoleh dari adanya konsisten terhadap objek secara mandiri

spontan, wajar dan tanpa paksaan, adanya konsisten terhadap objek yang diminati

yang diperoleh melalui pengalaman yang didapat selama perkembangan individu

dan ini ini bukan bersifat bawaan.

2.1.3.3. Faktor Yang Mempengaruhi Minat

Terdapat banyak hal hal yang dapat mempengaruhi timbulnya minat baik

berasal dari individu itu sendiri ataupun di lingkungan masyarakat.


27

Lester D. Crow & Crow (2007:57) mengemukakan ada tiga faktor utama yang

membentuk minat, yaitu :

1. Faktor Dorongan, merupakan faktor yang paling dekat dengan diri kita,

yang mana pada faktor tersebut memang muncul atau hadir dari dalam

diri kita sendiri. Faktor ini dianggap paling penting karena tanpa

adanya faktor ini minus seperti apapun itu tidak akan pernah muncul

ataupun diwujudkan.

2. Faktor Motif Sosial, artinya mengarah pada penyesuaian diri dengan

lingkungan agar dapat diterima dan diakui oleh lingkungannya atau

aktivitas untuk memenuhi kebutuhan sosial seperti bekerja

mendapatkan status mendapatkan perhatian dan penghargaan.

3. Faktor emosional, artinya faktor ini sangat berhubungan erat sekali

dengan emosi, karena faktor ini termasuk yang kompleks dengan

menyertai seseorang yang berhubungan dengan objek dan juga

minatnya. Kesuksesan seseorang tersebut berada pada aktivitas karena

aktivitasnya tersebutlah yang menimbulkan perasaan suka ataupun

puas, sedangkan apabila kegagalan yang menghampiri maka seseorang

akan mengurangi minatnya terhadap kegiatan atau aktivitas yang

bersangkutan.

2.1.3.4. Minat Beli

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, beli atau membeli yaitu

memperoleh sesuatu melalui penukaran pembayaran dengan uang. Sebenarnya

selera konsumen tidak terbatas pada rasa namun dapat berupa warna ukuran
28

bentuk bau dan sebagainya tergantung barang atau jasa yang diproduksi dan

diperdagangkan kepada konsumen.

Menurut Philip Kotler & Kevin Lane Keller (2012), “Minat beli adalah

perilaku konsumen yang muncul sebagai respon terhadap objek yang menunjukan

keinginan pelanggan untuk melakukan pembelian”.

Menurut Assael Henry (2008), “Minat beli merupakan perilaku yang

muncul sebagai respon terhadap obyek atau juga merupakan minat pembelian

ulang yang menunjukan keinginan pelanggan untuk melakukan pembelian ulang”.

Dalam tingkah laku mengambil keputusan baik secara sadar terdapat dorongan

yang menyebabkan seseorang konsumen mengambil keputusan untuk

membelanjakan uangnya.

Menurut Buchari Alma (2014), ada tiga macam mengenai motif-motif

pembelian yaitu :

1. Primary Buying Motive adalah motif membeli yang

sebenarnya. Contohnya ketika seseorang lapar, maka orang tersebut

akan mencari makanan.

2. Selective Buying Motive adalah pemilihan terhadap barang. ini berdasar

rasio misalnya, apakah ada keuntungan bila membeli sesuatu.

3. Patronage Buying Motive adalah seleksi atau tidak tertentu. Pemilihan

ini bisa timbul karena layanan memuaskan, tempatnya dekat, suku

persediaan barang, ada halaman parkir, orang-orang besar yang suka

berbelanja di situ.
29

Menurut Suwamarman (2004:36), “Keinginan atau kebutuhan yang

dirasakan konsumen bisa muncul oleh faktor konsumen itu sendiri maupun oleh

faktor luar konsumen”. Iklan dan komunikasi yang ada bisa membangkitkan

kebutuhan yang dirasakan konsumen.

Suwamarman menambahkan (2004:36), “seorang konsumen harus

memiliki tujuan agar tindakannya untuk memenuhi kebutuhannya”. Tujuan adalah

suatu cara untuk memenuhi kebutuhan. Tujuan tersebut dapat dibedakan menjadi

dua macam, pertama tujuan generic (generic goals), yaitu kategori umum dari

tujuan yang dipandang sebagai cara untuk memenuhi kebutuhan, kedua tujuan

produk khusus (specific product goals) yaitu produk atau dengan jasa merek dan

kemasan tertentu yang dipilih konsumen sebagai tujuannya.

Proses keputusan konsumen dalam membeli atau mengkonsumsi suatu

produk atau jasa akan dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu, kegiatan pemasaran yang

dilakukan produsen dan lembaga lain nya, faktor perbedaan individu

konsumen, faktor lingkungan.

Tingkat pendidikan seseorangpun akan mempengaruhi nilai-nilai yang

dianut, cara berfikir serta persepsinya terhadap suatu masalah. Konsumen yang

berpendidikan tinggi akan sangat responsive terhadap suatu informasi yang

mempengaruhi konsumen dalam pemilihan produk atau jasa.

2.1.3.5. Dimensi & Indikator Minat

Minat membeli adalah keinginan seseorang untuk membeli suatu produk,

motif-motif membeli dapat mempengaruhi kecenderungan seseorangdalam


30

mengambil keputusan pembelian. Adapun dimensi dan indikator minat yang

diguakan pada penelitian ini adalah menurut Kotler & Keller (2012:503) yaitu :

1. Cognitive, merupakan komponen yang meliputi kesadaran dan

pengetahuan konsumen terhadap suatu objek yang dievaluasi secara

alami. Adapun indikator dari dimensi Cognitive yaitu :

1) Awareness (Kesadaran), yaitu konsumen memliki kesadaran

terhadap adanya produk PD Mekarsari Kecamatan Bantarujeg

Kabupaten Majalengka.

2) Knowledge (Pengetahuan), yaitu konsumen memiliki pengetahuan

terhadap produk yang ditawarkan PD Mekarsari Kecamatan

Bantarujeg Kabupaten Majalengka.

2. Affective, merupakan emosi atau perasaan konsumen terhadap suatu objek

tertentu. Adapun indikator dari dimensi Affective yaitu :

1) Liking (kesukaan), yaitu tingkat kesukaan konsumen terhadap

produk yang ditawarkan oleh PD Mekarsari Kecamatan Bantarujeg

Kabupaten Majalengka.

2) Preference (pilihan), yaitu konsumen membandingkan produk PD

Mekarsari Kecamatan Bantarujeg Kabupaten Majalengka dengan

produk pesaing.

3. Behavioral, merupakan respon dari konsumen terhadap suatu objek

tertentu. Adapun indikator dari dimensi Behavioral yaitu :


31

1) Conviction (keyakinan), yaitu konsumen yakin terhadap produk PD

Mekarsari Kecamatan Bantarujeg Kabupaten Majalengka sehingga

mendorong terjadinya minat pembelian.

2) Purchase (Pembelian), yaitu tahap akhir konsumen melakukan

pembelian terhadap produk PD Mekarsari Kecamatan Bantarujeg

Kabupaten Majalengka.

2.2. Penelitian Terdahulu

Penelitian ini berpedoman dengan melihat dan mempelajari dari penelitian

yang telah dilakukan sebelumnya yang dijadikan bahan referensi pembuatan

penelitian ini terkait dengan variabel independen dan variabel dependent. Variabel

independen dalam penelitian ini adalah kemasan dan harga. Sedangkan variabel

dependen pada penelitian ini adalah minat beli konsumen.

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu

No Judul Penelitian Persamaan Perbedaan Kesimpulan

1. Rischa Juliana (2021) Kemasan Keputusan Kemasan dan


Pengaruh kemasan dan Harga pembelian harga secara
dan harga terhadap simultan
keputusan pembelian berpengaruh secara
minuman coffee di positif dan
Café Cyelo Sidoarjo signifikan terhadap
keputusan
pembelian
minuman coffee di
Caffe Cyelo
Sidoarjo
2. Melawati (2019) Harga Kualitas Kualitas dan harga
Pengaruh kualitas dan produk dan produk secara
harga produk terhadap keputusan Bersama-sama
keputusan pembelian pembelian berpengaruh
pada UD Putra TS positif dan
Kabupaten signifikan terhadap
32

Majalengka keputusan
pembelian pada
UT Putra TS
Kabupaten
Majalengka.
3 Ariela (2018) Harga Kualitas Kualitas produk,
Pengaruh kualitas produk produk, harga produk dan
produk, harga produk design design produk
dan design produk produk, berpengaruh secara
terhadap keputusan dan positif dan
pembelian konsumen keputusan signifikan terhadap
MazelnId pembelian keputusan
pembelian
konsumen
MazelnId
4. Njoto (2016) Kemasan Citra rasa, Kemasan, citra
Pengaruh Kemasan, variasi rasa, dan variasi
Citra Rasa, dan produk dan produk secara
Variasi Produk keputusan simultan
terhadap Keputusan pembelian berpengaruh
Pembelian konsumen posistif dan
Bumi Anugerah signifikan terhadap
keputusan
pembelian
konsumen Bumi
Anugerah
5. Cecep Ave Herdiana Kemasan Harga Kemasan
(2016) dan Minat Produk berpengaruh secara
Pengaruh Kemasan Beli positif dan
terhadap Minat Beli signifikan terhadap
Konsumen Pada PD minat beli
Mekarsari Kabupaten konsumen pada
Majalengka PD Mekarsari
Kabupaten
Majalengka

2.3. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran adalah penjelasan sementara terhadap suatu gejala yang

menjadi objek permasalahan dalam penelitian. Kerangka pemikiran ini disusun

dengan berdasarkan pada tinjauan pustaka dan hasil penelitian yang relevan atau

terkait. Persaingan dalam dunia industri makanan ringan semakin


33

ketat, perusahaan berlomba-lomba melakukan inovasi untuk menjadi yang

terdepan, terbaik dan tercepat dalam menyajikan pelayanan yang memuaskan

kepada konsumen. Sekarang ini kemasan dan harga mempunyai arti yang sangat

penting.

Kemasan sendiri tidak hanya digunakan sebagai pelindung terhadap isi

produk saja tetapi juga digunakan untuk memikat hati konsumen. Selain

memberikan keuntunganbagi produsen, pengemasan juga memiliki arti penting

bagi konsumen (Buchari Alma, 2007:153). Oleh karena itu kemasan termasuk

salah satu dalam strategi pemasaran khususnya strategi produk yang dapat

digunakan dengan cara memperbaiki bentuk luar dari produk itu sendiri. Tujuan

dari perusahaan terus berinovasi adalah untuk memikat konsumen lalu

mendapatkan keuntungan dan yang yang mempengaruhi keberlangsungan hidup

perusahaan oleh karena itu harga memegang peran yang sangat penting.

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti menyimpulkan bahwa kemasan dan harga

mempengaruhi minat beli konsumen.


34

Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran

Kemasan (X1)
Iwan Wirya (2010:175)

• Daya Tarik Warna


• Keunikan Logo
• Kejelasan Logo
• Variasi Ukuran
• Kualitas Kemasan
• Ketahanan Kemasan Minat Beli (Y)
Kotler & Keller
(2012:503)
• Awareness
• Knowledge
• Liking
• Preference
• Conviction
Harga (X2) • Purchase
Kotler & Armstrong
(2012:278)
• Keterjangkauan
Harga
• Kesesuaian Harga
Dengan Kualitas
Produk
• Daya Saing Harga
• Kesesuaian Harga
Dengan Manfaat
Produk
35

2.4. Hipotesis

Menurut Sugiyono (2017:63) “Hipotesis merupakan jawaban sementara

terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah

dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan”.

Berdasarkan rumusan masalah yang dijabarkan, maka hipotesis dalam

penelitian ini adalah :

1. Kemasan produk pada PD Mekarsari Kecamatan Bantarujeg Kabupaten

Majalengka paling rendah mencapai 60% dari kriteria yang diharapkan.

2. Harga produk pada PD Mekarsari Kecamatan Bantarujeg Kabupaten

Majalengka paling rendah mencapai 70% dari kriteria yang diharapkan.

3. Minat beli konsumen pada PD Mekarsari Kecamatan Bantarujeg

Kabupaten Majalengka paling rendah mencapai 70% dari kriteria yang

diharapkan.

4. Kemasan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap minat beli

konsumen pada PD Mekarsari Kecamatan Bantarujeg Kabupaten

Majalengka.

5. Harga produk berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap minat

beli konsumen pada PD Mekarsari Kecamatan Bantarujeg Kabupaten

Majalengka.

6. Kemasan dan harga produk bersama-sama berpengaruh secara positif

dan signifikan terhadap minat beli konsumen pada PD Mekarsari

Kecamatan Bantarujeg Kabupaten Majalengka.


36

2.5. Operasional Variabel

Operasional variabel dimaksudkan untuk memperjelas variabel-variabel

yang akan diteliti beserta pengukuran-pengukurannya. Sesuai dengan judul yaitu

Pengaruh Kemasan dan Harga Produk Terhadap Minat Beli Konsumen Pada PD

Mekarsari Kecamatan Bantarujeg Kabupaten Majalengka, maka dalam penelitian

ini terdapat dua variabel yaitu :

1. Variabel Independen (X)

Variabel Independen atau variabel bebas merupakan variabel yang

mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel

dependen atau variabel terikat, (Sugiyono, 2014:59). Dalam penelitian ini

yang menjadi variabel bebas yaitu kemasan dan harga produk.

2. Variabel Dependen (Y)

Variabel Dependen atau variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi

atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono,

2014:59). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah

minat beli konsumen.


37

Untuk lebih jelasnya, operasional variabel penelitian ini dapat dilihat pada

tabel 2.2 sebagai berikut :

Tabel 2.2
Operasional Variabel

Variabel Dimensi Indikator Skala

Warna Daya tarik warna Likert


Logo Keunikan logo Likert
Kemasan Kejelasan logo Likert
(X1) Ukuran Tingkat variasi ukuran Likert
Iwan Wirya Bahan Kualitas kemasan Likert
(2010:175) Keamanan dan ketahanan Likert
kemasan
Affordable Price Tingkat keterjangkauan Likert
harga
Price According Tingkat kesesuaian harga Likert
Harga To Product dengan kualitas produk
(X2) Quality
Kotler & Competitiveness Tingkat harga daya saing Likert
Armstrong Price harga
(2021:278) Price According Tingkat kesesuaian harga Likert
To Product dengan manfaat produk
Benefits
Cognitive Awareness (Kesadaran) Likert
Minat Beli Knowlede (Pengetahuan) Likert
(Y) Affective Liking (Kesukaan) Likert
Kotler & Keller Preference (Pilihan)
(2012:503) Behavioral Conviction (Keyakinan) Likert
Purchase (Pembelian) Likert

Anda mungkin juga menyukai