Anda di halaman 1dari 6

Novrianti Veranica, Kebutuhan Air Kelapa Sawit dan Domestik Pada Wilayah Perkebunan Kelapa Sawit …

KEBUTUHAN AIR KELAPA SAWIT DAN DOMESTIK PADA WILAYAH PERKEBUNAN KELAPA SAWIT
BINTURUNG ESTATE KECAMATAN PAMUKAN UTARA KALIMANTAN SELATAN

NOVRIANTI VERANICA
Dosen Pada Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

ABSTRACT

Less than optimal use of water management in oil palm plantations "Binturung Estate" as a result of
lack of maintenance of the water system konfisi. Increased water demand with increasing population and
water demand on palm oil plants, less frequentlymet during the dry seasonis long enough. To meetthe
needs of a need to work with to make ponds and calculate the volume of water that can be accommodated.
2
From the calculation of the volume of water that can be accommodated for an area of 42,000 km ,
3 3
storage ponds for 0,0360 m /sec>volume of water need sof 0.00057m /s.

Keywords: Binturung Estate, water needs, volume the shelter

ABSTRAK

Kurang optimalnya penggunaan tata air pada perkebunan kelapa sawit “Binturung Estate” sebagai
akibat kurang terpeliharanya kondisi tata air. Kebutuhan air yang meningkat dengan bertambahnya
penduduk serta kebutuhan air bagi tanaman kelapa sawit, sering kurang terpenuhi pada waktu musim
kemarau yang cukup panjang.
Untuk mencukupi kebutuhan air perlunya adanya kerja dengan membuat kolam penampungan dan
menghitung volume air yang dapat ditampung.
2
Dari perhitungan volume air yang dapat ditampung untuk luas wilayah 42.000 km , kolam
3 3
penampung sebesar 0,02360 m /det > volume kebutuhan air sebesar 0,00057 m /det.

Kata kunci : Binturung Estate, kebutuhan air, volume kolam penampungan

PENDAHULUAN Kecamatan Pamukan Utara terletak


Kelapa sawit sangat penting artinya antara 2°2’ Lintang Selatan sampai 2°25’ Lintang
Bagi Indonesia dalam kurun waktu 20 tahun Selatan dan 116°15’ Bujur Timur sampai 116°33’
terakhir ini sebagai komoditi andalan untuk ekspor Bujur Timur Kabupaten Kota Baru. Secara
maupun komoditi yang diharapkan dapat administratif, batas-batas wilayah adalah sebagai
meningkatkan pendapatan dan harkat petani berikut:
perkebunan serta transmigrasi Indonesia. a) Utara : Provinsi Kalimantan Timur
Potensi lahan di provinsi Kalimantan b) Selatan : Kecamatan Sungai Durian
Selatan terdapat Kab. Kota Baru ( Kec. Batu c) Barat : Kecamatan Pamukan Barat
Licin seluas 4300 ha, Kec. Pudi, Gunung Batu d) Timur : Selat Makasar
Besar seluas 7.000 ha, Kec. Bakan, Sungai Sungai Binturung terletak di daerah
Durian seluas 29.620 ha, dan Kabupaten Binturung Estate, terdiri dari anak sungai Cergai.
Palangan Kecamatan Awaian Halang seluas Binturung Estate memiliki luas 4200 hgu (hak
7.854 ha). guna usaha) terdiri dari 4 divisi : divisi 1, divisi 2,

167
Anterior Jurnal, Volume 13 Nomor 2, Juni 2014, Hal 167 – 172

divisi 3, dan divisi 4. Pada waktu musim hujan 2. Mengkaji sistem hidrologi di daerah “Binturung
sering mengalami banjir hingga menggenangi Estate”
lahan kebun dan jalan utama di divisi II, III dan IV 3. Merancang kolam-kolam penampungan di
yang topografinya lebih rendah sehingga banjir daerah “Binturung Estate”.
dapat mencapai 1-1,5 m, sedangkan pada waktu Batasan Masalah
kemarau cukup panjang akan mengalami Studi & analisis yang digunakan dibatasi
kekeringan dan air menjadi payau serta kolam- untuk permasalahan pada:
kolam buatan atau waduk sebagai penampung air 1. Sistem hidrologi pada kawasan “Binturung
hujan pada setiap divisi pun menjadi kering. Estate”
Kolam-kolam atau waduk dibuat untuk keperluan 2. Berdasarkan masalah ini maka akn dibuat
pembibitan dan keperluan karyawan serta kolam-kolam pada kawasan perkebunan
penduduk sekitar unruk kehidupan sehari-hari. desa/kelurahan “Binturung Estate” Kecamatan
Kebutuhan air sangatlah penting bagi Pemukan Utara Kab. Kota Baru.
kehidupan, terutama untuk keperluan domestik Manfaat Penelitian
(kehidupan sehari-hari) Maupun untuk perkebuna Manfaat dari penelitian ini adalah:
kelapa sawit itu sendiri. 1. Memberikan gambaran tentang hubungan
Untuk itu perlunya diadakan suatu kajian sistem tata air dalam mendukung produksivitas
mengenai kebutuhan air bagi kelapa sawit dan kelapa sawit.
domestik, sehingga diketahui berapa ketersediaan 2. Membuat sarana untuk dapat digunakan untuk
air dan berapa kebutuhan air di daerah tersebut. kebutuhan air domestik.
Perumusan Masalah 3. Memberikan informasi pada pihak perusahaan
Kolam-kolam penampugan sangat dan pemerintah tentang hasil dari penelitian
diperlukan dalam memenuhi kebutuhan air pada yang dikaji agar dapat mengatasi kekeringa
saat musim kering. Pengelolaan air secara dimusim kemarau di kawasa “Binturung
terpadu dilakukan dengan menyimpan air yang Estate”.
berlebihan pada misim penghujan untuk dapat KAJIAN PUSTAKA
didistribusikan kepermukaan terutama musim Ketersediaan air merupakan salah satu
kemarau. Berdasarkan har tersebut factor pembatas utama bagi produksi kelapa
permasalahan yang akan dibahas adalah: sawit. Kekeringan menyebabkan penurunan laju
1. Bagaimana kondisi Eksisting daerah fotosintetis dan distribusi asimilat terganggu,
“Binturung Estate” ? berdampak negatif pada pertumbuhan tanaman
2. Bagaimana mencukupi kebutuhan air pada baik face vegetatif maupun face generatif. Pada
musim kemarau? face vegetatif kekeringan pada tanaman kelapa
Tujuan Penelitian sawit ditandai oleh daun tombak tidak membuka
1. Mengetahui kondisi Eksisting saluran primer di dan terhambatnya pertumbuahan pelepah. Pada
daerah “Binturung Estate” keadaan yang lebih parah kekurang air
menyebabkan kerusakan jaringa tanaman yang

168
Novrianti Veranica, Kebutuhan Air Kelapa Sawit dan Domestik Pada Wilayah Perkebunan Kelapa Sawit …

dicerminkan oleh daun pucuk dan pelaepah yang hitung (Arimatic mean) data tempat pengamatan
mudah patah. Pada face generatif kekeringan yang mengelilinginya. (Imam Subarkah, 1978).
menyebabkan penurunan produksi tanaman Bila selisih dapat dipergunakan metode
akibat bertambahnya pembentukan bunga, Rasional Normal (Imam Subarkah, 1978).
meningkatnya jumlah bunga jantan, pembuahan Analisa Curah Hujan Rerata Daerah
terganggu, gugur buah muda, bentuk buah kecil Salah satu cara pendekatan untuk
dan rendeman minyak buah rendah (Balitklimat, menentukan curah hujan rata-rata pada suatu
Litbang 2007). daerah aliran sungai adalah dengan
Hasil penelitian di Sumatera Selatan menggunakan metode Thiessen (Suyono
menunjukkan bahwa secara umum kelapa sawit Sosrodarsono, 1977).
pada lahan pasng surut dengan jenis tanah sulfat Analisa Distribusi Frekuensi Data Curah Hujan
masam masih dapat dilakukan, memperhatikan Dalam melakukan analisis distribusi
beberapa aspek, yaitu: (1) kedalaman lapisan pirit frekuensi data curah hujan dilakukan dengan 2
harus lebih dalam atau 70 cm dari permukaan metode yaitu distribusi Normal, Log Pearson Type
tanah ; (2) pembangunan sistem tata air yang III.
efektif untuk mencukupi oksidasi pirit sekaligus Distribusi Normal
menyediakan ruang yang cukup untuk perakaran, Persamaan metode distribusi Normal (Sri
yaitu dengan melihat ketinggian air pada level Harto Br, 1993) adalah:
sekitar 70 cm dari permukaan tanah (pusat XTr = X + KTr .Sx
penelitian kealapa sawit, 2007). Dengan :
Terkonsentrasinya curah hujan yang XTr = Besarnya curah hujan rencana untuk
tinggi pada waktu yagn singkat (>250 mm selama periode ulang T tahunan
tiga hari berturut-turut) pada awalnya akan X = Harga rata-rata dari data =
menyebabkan tanah dan tanaman (intersepsi)
Sx = Simpangan baku
menjadi jenuh, sehingga air hujan berikutnya
sebagian besar airnya akan ditranfer menjasi =
aliran permukaan dan hanya sebagian kecil (5-
KTr = Variabel reduksi gauss
10%) saja yang disimpan dalam tanah (Iriantu,
Distribusi Log Pearson Type III
2001).
Persamaan metode distribusi Log Pearson Type
Aspek Hidrologi
III (Sri Harto Br, 1993) adalah:
Melengkapi Data Curah Hujan Yang Hilang
Log XTr = LogX + KTr .(SLogX)
Dalam melengkapi data hujan kita dapat
Dengan:
menggunakan data hujan dari tiga tempat
Log XTr = Besarnya curah hujan rencana untuk
pengamatan. Bila selisih antara hujan-hujan
periode ulang T tahun
tahunan total dari tempat pengamatan yang
LogX = Harga rata-rata dari data
datanya tidak lengkap tersebut kurang dari 10%
maka perkiraan data yang diambil dari rata-rata SLogX = Simpangan baku

169
Anterior Jurnal, Volume 13 Nomor 2, Juni 2014, Hal 167 – 172

METODE PENELITIAN
=
Rancangan Penelitian
KTr = Koef. Frekuensi, didapat berdasarkan
Rancangan penelitian ini dapat dilihat
hubungan nilai Cs dengan periode ulang
pada Gambar 1. berikut:
T tahun

Cs = Mulai

Pengujian Kesesuaian Distribusi Frekuensi


Studi Pustaka / Literatur
Dalam penelitian ini dilakukan uji Chi-kwadrat. Uji
ini dugunakan untuk menguji simpangan tegak
lurus yang ditentukan dengan rumus Shahin Survey Lapangan

(Soewarno, 1995) :
2
(X ) hit = , EF Pengumpulan Data Sekunder

Dengan:
2
(X )hit = Uji statistic Analisa Hidrologi
OF = Nilai yang diamati (Observasi frekuensi) Desain Waduk
EF = Nilai yang diharapkan (Expected
Frequency)
Analisa Debit Rencana Dari Data Curah Hujan Kesimpulan

Metode yang digunakan dalam penelitian


ini adalah metode Rasional Jepang dalam hal ini
besarnya debit tersebut merupakan fungsi dari Selesai
luas DAS, intensitas hujan, keadaan permukaan
tanah yang dinyatakan dalam koefisien limpasan Gambar 1. Bagan Alir Penelitian
dan kemiringan sungai (Joesron Loebis, 1992).
Debit dirumuskan: Populasi dan Sampel
Q = 0,278. C.I.A Studi pustaka/criteria dilakukan dengan
Dimana:
3
Q = Debit Puncak (m /det) mengumpulkan, membaca dan mempelajari
C = Koef. Limpasan sumber pustaka baik jurnal, proseding maupun
I = Intensitas hujan dengan durasi sama
dengan waktu konsentrasi banjir buku yang diperlukan untuk melakukan penelitian
(mm/jam) ini.
A = Luas daerah aliran sungai
Pengumpulan Data Sekunder
Data-data sekunder yang akan digunakan
dalam analisis didapatkan dari PT. Paripurna
Swakarsa dan instansi pemerintah maupun
lembaga lainnya. Data yang diperlukan antara lain
:

170
Novrianti Veranica, Kebutuhan Air Kelapa Sawit dan Domestik Pada Wilayah Perkebunan Kelapa Sawit …

1. Data kondisi lokasi studi Tabel 1. Hasil analisa hujan rancangan


Distribusi Frekuensi
2. Data topografi
Periode Log
No Normal
3. Data curahhujan ulang Pearson
(mm)
4. Data klimatologi (Tahun) Type III
1. 2 222,141 211,844
Teknik Analisis Data 2. 5 280,635 301,227
Adapun analisis data yang dilakukan 3. 10 311,274 360,499
4. 20 336,343 408,811
antara lain, meliputi : Sumber : Hasil Perhitungan
1. Analisis Hidrologi
Dari data curah hujan dalam setahun dicari Untuk perhitungan selanjutnya dipakai
curah efektif tahunnya kemudian dijadikan hujan rancangan dengan periode ulang 5 tahun,
curah hujan merata daerah dengan untuk menampung debit puncak. Dari hasil
menggunakan metode thiessen. Data tersebut analisa hujan rancangan untuk periode ulang 5
seterusnya dianalisis distribusi frekuensi data tahun didapat hujan maksimum adalah distribusi
curah hujannya menggunakan distribusi log pearson type III adalah 301.227 mm dan hujan
normal dan log pearson. Kemudian dilanjutkan minimum adalah distribusi normal adalah
dengan melakukanan alisis debit rancangan 280.635 mm.
dari data curah hujan dengan metode rasional Pengujian Distribusi Frekuensi
jepang. Dari hasil perhitungan uji chi kuadrat
2. Analisis Hidrolika didapatkan untuk distribusi normal dan log
Memuat kebutuhan air domestik dan kelapa pearson type III dapat diterima dengan nilai chi
2
sawit serta mendesain waduk untuk wilayah kritis = 5,991 dan nilai distribusi x < chi kritis.
perkebunan. Debit Aliran Rencana
Dari hasil analisa dengan menggunakan
HASIL DAN PEMBAHASAN metode rasional jepang maka didapatkan hasil
Analisis Hidrologi analisa untuk periode ulang 5 tahun adalah untuk
Data Curah Hujan wilayah A
Data curah hujan yang diperoleh dari alat Qp = 0,278 C.1A
penakar hujan yang terjadi pada satu tempat atau = 0,2778 x 0,75 x 2,92 x 2,51
3
titik saja (Poin rainfall). Data curah hujan yang = 1,53 (m /det)
digunakan selama 13 tahun yang diperoleh dari Dan dari hasil perhitungan untuk debit total
3
pos hujan binturung estate. periode ulang 5 tahun adalah 32,53 m /det
Analisis Distribusi Frekuensi Data Curah Hujan Analisa Evapotraspirasi (ETo)
Metode yang digunakan adalah analisis Dari hasil perhitungan evapotranspirasi
distribusi normal dan distribusi log pearson type didapat evapotranspirasi maksimum terjadi di
III. Dari hasil perhitungan didapat hasil analisa bulan maret sebesar 161,39 mm/hari sedangkan
hujan rancangan yang dapat dilihat pada evaportranspirasi minimum terjadi dibulan juni
tabel 1. 118,06 mm/hari.

171
Anterior Jurnal, Volume 13 Nomor 2, Juni 2014, Hal 167 – 172

Kebutuhan Air b. Kebutuhan air domestik sebesar 49.500


Kebutuhan Air Kelapa Sawit liter/hari Total kebutuhan domestic
Kebutuhan air didaerah penelitian adalah 272 x selama 3 bulan pada waktu mesin
4200 ha = 1.142.400 liter/hari. kemarau diperlukan tempat penyimpanan
3
Kebutuhan Air Domestik air > 4.455 m
Kebutuhan air domestic dalam satu tahun adalah : Saran
82,5 x 600 orang = 49.500 liter/hari. Dari Dari hasil penelitian diberikan saran
perhitungan kebutuhan air setiap harinya untuk sebagai berikut :
kelapa sawit dan domestik sebesar = 1.191.900 1. Perlunya kolam penampungan sebagai tempat
3
liter/hari atau sebesar 1.191.9 m /detik penampungan dan dapat dipergunakan untuk
Water Balance keperluan tanaman maupun keperluan
Dari hasil perhitungan debit banjir maksimum domestik sehari-hari serta menampung luapan
3
dengan metode rasional di dapat 32,53 m /det hujan dimusim hujan
3
dan kebutuhan air domestik 49,5 m /hari atau = 2. Perlu adanya Kajian lanjutan untuk
3
0,00057 m /det, sehingga memerlukan tempat menentukan dimensi saluran primer dan
3
untuk menyiapkan air > 0,00057 m /det. Bila konstruksi kolam dengan rinci dan
keperluan air selama 3 bulan waktu musim mengidentifikasi masalah banjir yang terjadi
pada kawasan perkebunan “Binturung Estate”
3 3
kemarau maka 49,5 m /hari x 90 hari = 4.455m
Kolam Penampungan
Berdasarkan hasil perhitungan volume air yang DAFTAR PUSTAKA
2
dapat ditampung untuk luas 42.000 km dibuat Balitlimat, Litbang, Deptan. 2007. Pengelolaan Air
kolam penampungan sebesar 0,02360 m /det >
3 untuk Peningkatan Ketersediaan Air
3
Tanaman kelapaSawit di PTPN VIII
volume kebutuhan air sebesar 0,00057 m /det. Cimulang.

KESIMPULAN DAN SARAN Irianto, et al, 2001. Peranan Hidroklimatologi


dalam mendukung pengembangan
Kesimpulan lahan kering di Indonesia. Peranan
1. Berdasarkan analisis hidrologi bahwa daerah Agroklimat Dalam mendukung
Pengembangan Usaha Tani lahan
penelitian curah hujan yang ada cukup tinggi, Kering Puslitbangtanak. Badanlitbang
dengan hasil uji chi-kuadrat dapat diterima. Departemen Pertanian

Berdasarkan hasil perhitungan debit rasional Loebis, Joesron, 1992. Banjir Rencana Untuk
periode ulang 5 tahun adalah 32,533 m /det.
3 Bangunan Air. Dunia Grafika
Indonesia. Jakarta.
2. Berdasarkan hasil perhitungan kebutuhan air,
dapat : Soewarno. 1995. Hidrologi Teknik Sipil

a. Kebutuhan air kelapa sawit sebesar Sosrodarsono, Suyono, 1977. Hidrologi Pengairan
1.142.400 liter/hari

172

Anda mungkin juga menyukai