Anda di halaman 1dari 7

BAB II DISTRIBUSI FREKWENSI

Yang dimaksud dengan distribusi frekwensi adalah penyusunan bahan-bahan atas dasar nilai
variabel dan frekwensi tia-tiap nilai variabel itu.

A. DISTRIBUSI FREKWENSI TUNGGAL DAN BERGOLONG

Distribusi frekwensi terbagi menjadi 2 yaitu :

1. Distribusi Frekwensi Tunggal, yaitu distribusi frekwensi yang dalam penyusunannya tidak
menggunakan kelompok-kelompok nilai (kelas nilai).

2. Distribusi Frekwensi Bergolong, yaitu distribusi frekwensi yang dalam penyusunannya


menggunakan kelompok-kelompok nilai (kelas nilai).

Contoh kedua distribusi di atas sebagai berikut : Skor mata kulaih statistic dari 20 mahasiswa
adalah sebagai berikut :

40 50 55 60 40 55 60 55 60 65

50 50 60 55 50 40 60 45 55 55

Dari data di atas dapat disusun table distribusi frekwnsi tungga dan berolong sebaga berikut :

Table 1 Tabel 2

Distribusi tunggal Distribusi bergolong

SKOR Frekwensi Sor Frekwensi


40 3 40 – 44 3
45 1 45 - 49 1
50 4 50 - 54 4
55 6 55 - 59 6
60 5 60 - 64 5
65 1 65 - 69 1
Jumlah 20 20

Sebelum membicarakan cara membuat tabel distribusi bergolong, terebih dahulu dijelaskan
istilah-istillah yang ada di dalamnya, yaitu :

1. Kelas Interval

Kelasa interval adalah obyek yang dikumpukan dalam kelompok a – b. Urutan kelas
interval disusun mulai data terkecil hingga terbesar. Berturut-turut diberi nama kelas interval
pertama, kedua, ketiga dan seterusnya.
2. Frekwensi

Frekwensi (disingkat F) diletakkan di kolom sebelah kanan yang berisi bilangan-bilangan


yang menyatakan berapa jumlah data yang terdapat dalam tiap kelas interval.

3. Batas Kelas

Batas kelas adalah nilai-nilai yang membatasi kelas yang satu dari yang kelas yang lain.
Dalam tabel di atas skor 40 - 44 adalah skor yang membatasi kelas itu dari kelas lain
yang berdekatan.

4. Batas atas dan batas bawah

Batas atas adalah bilangan-bilangan di sebelah kanan kelas interval dan yang disebelah
kiri disebut batas bawah. Dalam contoh di atas batas atas adalah : 44,49,54,59,64,69.
Sedangkan untuk batas bawah adalah : 40,45,50,55,60,65.

5. Panjang Kelas

Panjang kelas adalah selisih positif antara tiap dua ujung bawah yang berurutan dalam
tabel. Contoh 40 - 45 = 5. Angka 5 adalah panjang kelas interval yang biasa disingkat P
atau i

6. Batas Keas Interval

Hal ini tegantung apda ketelitian data yang digunakan. Jika data dicatat teliti hingga
satuan, maka batas bawah kelas sama dengan batas bawah dikurangi 0,5 dan untuk batas
atas ditambah 0,5. Misalnya kelas interal 40 - 44 batas kelas nyatanya adalah 39,5 – 44,5

7. Titik Tengah/tanda kelas/mid point

Adalah skor yang berada di tengah tiap-tiap kelas. Titik tengah ini biasanya di beri simbol
x (kecil) yang diperoleh dengan membagi jumlah batas kelas atas dengan batas
bawahnya. Contoh 40 – 44 = ½ (40 + 44 ) = 42

8. Jumlah interval

Ialah banyaknya interval yang digunakan dalam penyusunan distribusi. Dalam contoh
table di atas jumlahnya ada enam.

9. Jarak pengukuran/Rentang/range

Ialah angka tertinggi dari pengukuran dukurangi angka terendah. Dari contoh di atas
rangenya adalah 65 – 40 = 15.
B. MEMBUAT DAFTAR DISTRIBUSI FREKWENSI

Untuk membuat daftar distribusi frekwensi, berikut data hasil ujian statistik untuk 80
mahasiswa

49 54 54 65 70 60 75 60 59 85

62 83 63 67 45 38 58 58 60 65

50 75 55 52 55 67 70 58 58 60

76 60 55 60 54 59 83 53 76 70

75 70 53 65 53 70 69 83 48 62

63 69 60 68 40 78 73 74 60 60

68 39 50 44 48 47 70 58 74 50

38 78 48 60 65 62 63 86 45 55

Untuk membuat daftar distribusi frekwensi dari data di atas, dapat mengikuti langkah-
langkah sebagai berikut :

1. Siapkan satu blanko tabulasi dengan kepala kolom


a. X untuk skor atau interval kelas
b. Jari-jari untuk menghitung frekwensi skor atau kelas
c. F untuk menghitung frekwensi ke dalam bentuk angka

2. Tentukan rentangannya/jarak.
Dengan cara mengurangkan data skor yang tertinggi dengan yang terendah. Dalam
data di atas yang tertinggi 86 dan terendah 38. Jadi rentangnya adalah 86-38 = 48.

3. Tentukan banyak kelas interval yang diperlukan. Untuk mnentukannya biasa


digunakan aturan Sturges, yaitu :
BK = 1 + (3,3) log n
n menunjukkan banyak data dan hasil akhir dibulatkan. Untuk contoh penggunaan
dari data di atas dimana n = 80, maka :

BK = 1 + (3,3) log 80 = 1 + (3,3)(1,9031)


= 1 + 6,2801 = 7,1802  dibulatkan menjadi 7

4. Tentukan panjang kelas interval (P) dengan rumus :


P = R : BK = 48 : 7 = 6,86 -- dibulatkan menjadi 7.
5. Dengan diketahui panjang kelas interval, maka bisa mengisi kolom pertama dengan
kelas interval dimana angka dimulai dari skor terendah.

6. Hitung dengan jari-jari dan masukkan dalam kolom kedua, kemudian ubah jari-jari itu
dalam bentuk angka dan disimpan dikolom frekwensi (f).
Lihat kolom berikut.
Tabel 3

Interval Tally/tabulasi F
38 - 44 5
45 - 51 10
51 - 58 16
59 - 65 22
66 - 72 12
73 - 79 10
80 - 86 5
JUMLAH 80

C. DISTRIIBUSI FREKWENSI RALATIF DAN KUMULATIF

Distribusi frekwensi relatif adalah distribusi frekwensi dalam bentuk persen. Dengan
distribusi ini dapat diketahui dengan cepat banyaknya persen yang didapat sesuatu nilai
dengan cara membagi frekwensi yang didapat dengan jumlah keseluruhan kali 100.

Sedangkan distribusi frekwensi kumulatif adalah frekwensi meningkat dari yang terendah
sampai yang atas, biasanya disingat CF (Cumulatif Frekwensi ) atau FK (Frekwensi
Kumulatif). Caranya ialah dengan menjumlahkan secara meningkat frekwensi yang didapat
dari tiap kelas. Dengan ferkwensi kumulatif ini akan mudah diketahui banyaknya orang yang
mendapat sesuatu nilai ke bawah.

Untuk kedua distribusi frekwensi di atas, dapat dilihat contoh sebagai berikut :

Tabel 4

Interval F CF F. rel CF rel


38 - 44 5 5 6,25 6,25
45 - 51 10 15 12,5 18,75
52 - 58 16 31 20 38,75
59 - 65 22 53 27,5 66,25
66 - 72 12 65 15 81,25
73 - 79 10 75 12,5 93,75
80 - 86 5 80 6,25 100
80
BAB III PENYUSUNAN GRAFIK

Grafik adalah merupakan suauutu bentk penyajian data secara visual. Dengan grafik
akan diketahui secara jelas dan cepat tentang karakteristik suatu kelompok, kejadian
hubungan antar gejal atau pertumbuhan uatu kejadian.

Ada beberapa jenis garafik yang bias ditemui, namun disini hanya dikemukakan 3 bentuk
garfik saja, yaitu :

A. GRAFIK HISTOGRAM

Grafik hhistogram juga disebut dengan diagram batang, dimana grafik ini berbentuk beberapa
segi empat. Pembuatan grafik histogram biasanya didasarkan atas batas nyata, tapi ada
kalanya dibuat berdasarkan titk tengah. Untuk membuat histogram ini yang perlu disiapkan
adalah membuat sumbu ordinat tegak lurus untuk frekwensi (f) dan membuat absis untuk
skor (x)

Tabel 5

Interval Batas Nyata Titik Tengah F CF


38 - 44 37,5 - 44,5 41 5 5
45 - 51 44,5 - 51,5 48 10 15
52 - 58 51,5 - 58,5 55 16 31
59 - 65 58,5 - 65,5 62 22 53
66 - 72 65,5 - 72,5 69 12 65
73 - 79 72,5 - 79,5 76 10 75
80 - 86 7,5 - 86,5 83 5 80

Histogram dengan berdasarkan batas nyata kelas sebagai berikut

25

20

15

10

Histogram dengan berdasarkan titk tengah


25

20

15

10

B. GARFIK POLIGON

Pada dasarnya grafik polygon tidak terlalu berbeda dengan histogram, hanya dalam polygon
dibuat atas dasar batas nyata dan grafik pada polygon dibuat dengan berwujud garis, yaitu
dengan menghubung-hubungkan titik tengah tiap interval kelas secara berturut-turut.

Seabagi contoh dengan data ada tabel 5 di atas, dapat dibuat grafik polygon sebagai berikut :
25

20

15

10

C. GRAFIK OGIVE

Grafik ogive biaa juga disebut grafik frekwensi meningkat, karena dibuat atas dasar
frekwensi meningkat atau frekwensi kumulatif. Cara membuatnya tidak jauh berbeda dengan
grafik terdahulu, hanya saja pada garis ordinat diber frekwensi meningkat atau cf.

Sebagai contoh, berikut garfik ogive dengan data di atas yang sama, grafiknya sebagai
berikut :

25

20

15

10

Anda mungkin juga menyukai