Askep Mini
Askep Mini
LASMINI
P192513
Pembimbing
Mengetahui
Ketua Jurusan Keperawatan Politeknik Sandi Karsa
Dari segi pelayanan kesehatan masyarakat bertambahnya jumlah lanjut usia dapat
diartikan bertambah pula permasalahan kesehatan. Diantara berbagai masalah kesehatan pada
lansia yang menjadi kondisi kronik adalah penyakit sendi/rhematik, hepertensi, dan diikuti
penyakit lainnya. (Brunner, 2019).
Rheumatoid Arthritis adalah semua keadaan yang disertai dengan adanya nyeri dan
kaku pada system musculoskeletal, dan ini termasuk juga gangguan atau penyakit yang
berhubungan dengan jaringan ikat. (Adelia, 2019).
Penyakit rematik sudah dikenal lama, lebih dari 355 juta jiwa penduduk dunia
menderita rematik. Artinya satu dari enam orang di dunia menderita rematik. Angka ini
diperkirakan akan terus meningkat hingga 2025, dengan indikasi 25% menglami kelumpuhan
(Khomsan dan Yuni, 2016). Rheumatoid Arthritis telah berkembang dan menyerang 2,5 juta
warga Eropa, sekitar 75% diantaranya adalah wanita dan kemungkinan dapat mengurangi
harapan hipup mereka hampir 10 tahun (Breedveld, 2018).
WHO (2016) mendata penderita gangguan sendi di Indonesia mencapai 81% dari
populasi, hanya 24% yang pergi ke dokter, sedangkan 71% nya cenderung langsung
mengkonsumsi obat-obatan perada nyeri yang terjual bebas. Angka ini menempatkan Indonesia
sebagai Negara yang paling tinggi menderita gangguan sendi jika dibandingkan Negara-negara
di Asia lainnya seperti Hongkong, Malaysia, Singapura, dan Taiwan. Faktor-faktor yang
mempengaruhi penyakit sendi adalah umur, jenis kelamin, genetic, obesitas dan penyakit
metabolic, cedera sendi, pekerjaan dan olahraga.
Hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2018 untuk penyakit sendi secara
nasional pravalensinya berdasarkan diagnosis dokter umur 65-74 tahun (18.6%), umur >75 tahun
(18.9%), berdasarkan jenis kelamin laki-laki (6.1%) perempuan (8.9%). Penyakit sendi tertinggi
adalah Aceh (13.3%), diikuti Bengkulu (12%), Papua (10.3%), dan Bali (11.7%). Prevalensi
penyakit sendi berdasarkan diagnosis dokter menurut karakterristik tertinggi adalah tidak/belum
pernah sekolah (13.7%) dan petani/buruh tani (9.90%).
Ketidakmampuan yang dialami menimbulkan masalah baru seperti gangguan
mobilitas, ketidakmampuan fisik, dan menurunnya kemampuan melakukan perawatan diri
sehingga dibutuhkan tingkat kemandirian yang baik untuk lansia (Handono&Isbagyo, 2017).
Kemandirian untuk lansia dengan melakukan upaya tindakan preventif dengan melakukan
olahraga secara teratur, melakukan pengaturan pola diet seimbang dengan mengurangi makanan
yang mengandung tinggi purin dan tinggi protein. Bila nyeri muncul dilakukan sebuah tindakan
dengan menggunakan terapi mobilitas diantaranya melakukan kompers hangat
(Brunner&Suddarth, 2016) dan bila ada kemerahan dan bengkak menggunakan kompers dingin
(Meiner&luekenotte, 2018).
Berdasarkan latar belakang dari uraian diatas penulis ingin mengetahui lebih dalam
tentang “ Asuhan Keperawatan Gerontik pada Ny. “S” dengan diagnose “reumatik” dikeluarga
barombong RW 6 RT 4 Kecamatan Tamalate Makassar”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, Rumusan masalah dalam penulisan ini
adalah bagaimana Asuhan Keperawatan Gerontik pada NY. “S” dengan diagnose
“Rheumatik” dikeluarga Barombong RW 6 RT 4 Kecamatan Tamalate Makassar?
C. Tujuan Studi Kasus
1. Tujuan Umum
Tujuan dari penulisan asuhan keperawatan ini adalah untuk mengetahui bagaimana
pelaksanaan Asuhan Keperawatan Gerontik pada NY. S” dengan diagnose
“Reumatik” dikeluarga Barombong RW 6 RT 4 Kecamatan Tamalate Makassar?
2. Tujuan Khusus
Dapat mempelajari kasus atau masalah kesehatan secara rinci dan mendalam pada
setiap proses keperawatan.
a. Mengkaji studi kasus keperawatan gerontik pada NY. “S” dengan diagnosa
“Reumatik” dikeluarga Barombong RW 6 RT 4 Kecamatan Tamalate Makassar?
b. Merumuskan diagnosis studi kasus keperawatan gerontik pada NY.”S” dengan
diagnosa “Reumatik” dikeluarga Barombong RW 6 RT 4 Kecamatan Tamalate
Makassar?
c. Menyusun perencanaan keperawatan studi kasus keperawatan gerontik pada NY.
“S” dengan diagnosa “Reumatik” dikeluarga Barombong RW 6 RT 4 Kecamatan
Tamalate Makassar?
d. Melaksanakan intervensi keperawatan studi kasus keperawatan gerontik pada
NY.”S” dengan diagnosa “Reumatik” dikeluarga Barombong RW 6 RT 4
Kecamatan Tamalate Makassar?
e. Mengevaluasi studi kasus keperawatan gerontik pada NY.”S” dengan diagnose
“Reumatik” dikeluarga Barombong RW 6 RT 4 Kecamatan Tamalate Malakssar?
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Untuk melaksanakan asuhan keperawatan langsung kepada
pasien dengan rematik yang merupakan tentang konsep dasar
penyakit dan asuhan keperawatan.
1.2.2 Tujuan Khusus
Menetapkan dan mengembangkan pola pikir secara ilmiah
kedalam proses asuhan keperawatan serta mendapatkan
pengalaman dalam melaksanakan asuhan keperawatan kelompok
diharapkan mampu:
a. Menjelaskan konsep dasar penyakit pada klien penyakit rematik.
b. Melakukan konsep dasar proses pengetahuan pada klien dengan
rematik.
c. Melakukan pengakajian pada klien dengan rematik.
d. Merumuskan diangnosa keperawatan pada klien dengan rematik.
e. Menyusun intervensi keperawatan pada klien dengan rematik.
f. Melakukan implementasi keperawatan pada klien dengan
rematik.
g. Melakukan evaluasi keperawatan pada klien dengan rematik.
h. Mendokumentasikan asuhan keperawatan klien dengan rematik.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1. Kosep Lansia dan Penyakit Rematik
2.1.1. Definisi lansia
Menua adalah proses menghilangnya secara perlahan
aktifitas jaringan untuk memperbaiki atu mengganti diri dan
mempertahankan strukrur dan fungsi normalnya sehingga tidak
dapat bertahan terhadap jejas dan memperbaiki kerusakan yang
dide rita (Darmojo,2010).
2.1.2. Batasan Umur Lansia
Batasan umur menurut organisasi WHO ada 4 tahap lansia
meliputi : usia pertengahan (Middle age )= kelompok usia 45-59
tahun, usia lanjut (Elderly)= antara 60-74 tahun, usia lanjut tua
(Old)= antara 75-90 tahun, dan usia sangat tua (Very
Old)=diatas 90 tahun.
Di indonesia batasan mengenai lansia adalah 60 tahun ke
atas, terdapat dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998
tentang kesejahtereraan lanjut usia pada Bab 1 pasal 1 ayat 2
.Menurut undang-undang tersebut diatas lanjut adalah seseorang
yang mencapai usia 60 tahun ke atas, baik pria maupun wanita
(Kurhariyadi,2011).