Anda di halaman 1dari 6

BAB IV

PENGEMBANGAN SKENARIO

A. Skenario Ancaman
Secara umum skenario ancaman tidak melebihi bencana asap yang terjadi pada tahun
2015, dengan asumsi bahwa pengaruh El-Nino dan Dipole Mode tahun 2023 tidak
setinggi tahum 2015.
Lokasi kebakaran Hutan dan Lahan mencakup 5 (lima) kecamatan yang terjadi secara
sporadis, dengan luas kebakaran mencapai 10.000 ha, dengan asumsi skenario sebagai
berikut:

1. Kebakaran hutan dan lahan terjadi selama 1 (satu) bulan, yaitu pada minggu
kedua bulan September sampai denga minggu kedua bulan Oktober 2023.

2. Puncak akumulasi kebakaran hutan dan lahan terjadi setiap hari pada pukul

13.00 – 17.00 Wib.

3. Bandara Tjilik Riwut tidak dapat beroperasi untuk penerbangan komersial, karena
kabut asap (Visibility < 300 meter).

4. Akumulasi hotspots yang terdeteksi satelite NOAA-18 selama satu bulan


mencapai 12.000 titik.

5. Kegiatan belajar mengajar dihentikan karena ISPU (Indeks Standar Pencemaran


Udara) sudah melebihi batas normal dan berada pada posisi

BERBAHAYA.

6. Jumlah penduduk terkena dampak 298.960 jiwa.

7. Jumlah penduduk terancam serius 159.656 jiwa.

8. Jumlah penduduk yang sakit 11.934 jiwa.

9. Jumlah penduduk yang luka 16 jiwa.

10. Jumlah penduduk yang pindah/mencari kondisi aman/mengungsi 25 jiwa.


B. Asumsi Dampak 1
1. Wilayah Terdampak

Kebakaran hutan dan lahan diperkirakan akan membawa dampak terhadap 5 (lima)
kecamatan, 30 kelurahan dan 648 RT, 157 RW.

Tabel 9. Wilayah Terkena Dampak Kebakaran Hutan dan Lahan

No Kecamatan Kelurahan Jumlah


RT RW

1. Pahandut 6 232 64
2. Sebangau 6 71
14
3. Jekan Raya 4 272 56

4. Bukit Batu 7 54 15
5. 19 8
Rakumpit 7

2. Kependudukan
Berdasarkan data statistik Pemerintah Kota Palangka Raya, maka penduduk yang
terancam bencana Kebakaran Hutan dan Lahan meliputi hampir semua wilayah
Kota Palangka Raya, dengan berbagai tingkatan sebagai berikut:
Tabel 10. Perkiraan Resiko Penduduk Wilayah Terdampak

3. Fasilitas dan Aset


Bencana kebakaran hutan dan lahan diprediksi juga akan mengancam berbagai
sarana prasarana dan aset yang ada di wilayah Kota Palangka Raya. Berbagai
fasilitas dan aset yang diprediksi terkena dampak adalah:
4. Ekonomi
Dari sektor ekonomi dampak dari bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan
adalah: Meningkatnya inflasi karena terganggunya suplai barang akibat kendala
transportasi, hal ini berpengaruh pada tingginya harga barang di Wilayah Kota
Palangka Raya; Terhentinya peneribangan komersil di Bandara Tjilik Riwut,
akibat terbatasnya jarak pandang (Visibility < 300 m); Berkurangnya penghasilan
masyarakat karena keterbatasan ruang gerak akibat pencemaran udara;
Terancamnya mata pencaharian sebagian petani, akibat terbakarnya lahan
pertanian dan perladangan; Terganggunya proses produksi perkebunan skala besar
dan kecil.

Tabel 12. Sektor Ekonomi Yang Terganggu

No Jenis Terancam Keterangan

1. Bandara Tjilik Riwut 1 Kawasan Penerbangan Komersil


lumpuh total
2. Komoditas Pertanian 300 Ha Lahan Masyarakat

3. Produksi Perkebunan 800 Ha Milik Swasta

5. Pemerintahan
Dampak kebakaran hutan dan lahan juga akan berpengaruh pada sektor
pemerintahan, terutama yang terkait dengan bidang pelayanan kepada masyarakat.

Tabel 13. Daftar Sektor Pemerintahan Yang Terancam

6. Lingkungan
Lingkungan fisik yang turut terancam akibat kebakaran hutan dan lahan antara
lain kawasan hutan, lahan pertanian/perkebunan, keanekaragaman hayati flora dan

fauna, termasuk juga ekosistem gambut yang sangat rawan terjadinya kebakaran
hutan dan lahan jika sudah mengalami degradasi.
7. Kesehatan
Akumulasi asap yang timbul akibat kebakaran hutan dan lahan akan
mengakibatkan pencemaran udara, sehingga akan berdampak pada kesehatan
masyarakat. Asumsi dampak asap terhadap gangguan kesehatan masyarakat
adalah:

Anda mungkin juga menyukai