Anda di halaman 1dari 23

Nama : Liawati Nugraha

No. UKG : 201699594188


Kelas : 001
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Masalah Analisis
yang telah eksplorasi
No. Hasil eksplorasi penyebab masalah
diidentifi penyebab
kasi masalah
1 Penyusuna Hasil kajian literatur : Hasil
n 1. Mulyasa (2011: 21) guru harus menyusun analisis :
Perangkat suatu perencanaan untuk proses 1. Guru
Pembelajar pembelajarannya, sehingga tidak ada kesulitan
an
alasan guru ketika mengajar di kelas tanpa dalam
Guru belum perencanaan pembelajaran. Adapun menentuk
menguasai kendala guru dalam pembuatan perangkat an alokasi
pembuatan pembelajaran : watu,
perangkat a. Guru mengambil jalan pintas dengan indikator
pembelajara tidak membuat persiapan ketika mau pencapaia
n yang melakukan pembelajaran, sehingga n
sesuai guru mengajar tanpa persiapan. kompeten
dengan b. Guru kesulitan menentukan alokasi si dan
karakter waktu pembelajaran, perumusan menentuk
peserta
indikator pencapaian kompetensi dan an metode
didik
menentukan metode pembelajaran pembelaja
pada RPP. ran dalam
pembuata
2. Ilham (2010: 17) dalam hasil n RPP
penelitiannya menunjukkan bahwa atau
kendala yang dihadapi guru adalah : modul
a. kesulitan dalam merumuskan ajar
indikator, 2. Manajem
b. kesulitan dalam merumuskan tujuan an waktu
pembelajaran, yang
c. kesulitan dalam memadukan tujuan kurang
pembelajaran. optimal
dalam
Sumber : pembuata
http://eprints.ums.ac.id/50853/1/ARTIK n
EL%20PUBLIKASI.pdf perangkat
pembelaja
ran
3. https://naikpangkat.com/permasalahan-
yang-sering-dialami-guru-dalam-
menyusun-rpp/

Rahma Tanisa (2021)


Terdapat beberapa alasan mengapa guru
mengalami permasalahan dalam
pembuatan perangkat ajar diantaranya :
1. pengalaman mengajar guru
2. perbedaan karakter peserta didik
3. terbatasnya fasilitas yang tersedia di
sekolah
4. waktu yang terbatas

Hasil wawancara :
1. Inayah, S.Kom (Wakasek Kurikulum)
menurut beliau permasalah guru belum
menguasai pembuatan perangkat
pembelajaran di karenakan :
a. Kurang seriusnya guru dalam
mengikuti IHT sehingga mengalami
kesulitan dalam pembuatan perangkat
pembelajaran.
b. Manajemen waktu yang kurang
optimal
Penyusuna Hasil kajian literatur : Hasil
n 1. Fauzan dan Arifin (2022), Kurikulum analisis :
Perangkat bersifat dinamis dan terus berubah 1. Guru
Pembelajar menyesuaikan dengan lingkungan dan belum
an
karakteristik siswa, maka dimungkinkan memiliki
Guru untuk mengembangkan kemampuan sesuai pengalam
kurang dengan kebutuhan siswa sekarang dan an
beradaptasi masa depan. Pentingnya mengubah dengan
pada saat kurikulum untuk mengakomodasi merdeka
kurikulum kebutuhan saat ini dan kemajuan. mengajar
terbaru di Beberapa hal yang menjadi kendala guru 2. Guru
terapkan beradaptasi dari kurikulum 2013 ke kesulitan
kurikulum merdeka, diantaranya : mencari
a. Kurikulum Merdeka masih merupakan referensi
konsep yang relatif baru, dan guru penerapa
merasa terbatas dalam mengadopsi. n belajar
b. Guru masih terkendala dalam secara
penerapan Kurikulum Merdeka Belajar mandiri
karena banyaknya perubahan- 3. Guru
perubahan yang menjadi aspek yang dituntut
ditekankan, nyatanya banyak yang tidak belajar
berjalan dengan baik di ruang-ruang secara
kelas. mandiri
c. Efektivitas atau kemampuan guru juga supaya
didasarkan pada kurangnya pengalaman bisa
sebelumnya dengan belajar mandiri beradapta
d. Guru kesulitan mencari referensi si dengan
penerapan belajar mandiri. kurikulu
m
Sumber : merdeka.
https://jim.usk.ac.id/pgsd/article/dow Bisa
nload/23528/11210 dengan
mengikuti
2. (Insani Miftahul Janah : 2022) Program workshop
Merdeka Belajar menurut Mendikbud akan , IHT,
menjadi arah pembelajaran ke depan yang PMM dan
fokus pada meningkatkan kualitas sumber yang
daya manusia. Akibat dari program lainnya.
Merdeka Belajar, siswa didorong untuk
lebih merdeka dalam belajar ialah
mengubah perspektif pembelajaran Ada 5
kendala guru hadapi program merdeka
belajar :
a. Tidak memiliki pengalaman dengan
kemerdekaan belajar
b. Keterbatasan referensi
c. Akses yang dimiliki dalam pembelajaran
d. Manajemen waktu
e. Kompetensi (skill) yang memadai

Sumber :
https://blog.kejarcita.id/5-kendala-
guru-dalam-menghadapi-program-
merdeka-belajar/

3. (Putri Rahmadhani1, Dina Widya,


Merika Setiawati3 : 2022) Dampak
transisi kurikulum 2013 ke kurikulum
merdeka adalah belajar terhadap minat
belajar siswa masih dalam tahap
perkembangan pembelajaran dan masih
dalam proses penyesuaian. Kondisi
zaman dan teknologi akan berubah
harus ada peningkatan cara belajar dan
berfikir siswa yang harus menyesuaikan
dengan keadaan kodrat alam dan
kodrat zaman. Strategi yang perlu
disiapkan sekolah dalam perubahan
transisi kurikulum 2013 ke kurikulum
merdeka belajar yaitu:
a. Guru harus membuat perangkat
yaitu berupa atp (alur tujuan
pembelajaran)
b. modul
c. Menyiapkan tes diagnostik yang
digunakan untuk melihat
kemampuan awal peserta didik
d. Tes formatik dan submatif

Sumber :
https://jurnal.jomparnd.com/index.
php/jp/article/download/321/347

Hasil wawancara :
Dede Kuswanda, S.Pd.,M.Si ( Wakil Kepala
Sekolah Bidang Penjaminan Mutu ) menurut
beliau yang membedakan perubahan
kurikulum 2013 ke kurikulum merdeka
terletak pada profile pelajar pancasila.
hambatan guru beradaptasi dari kurikulum
2013 ke kurikulum merdeka adalah sebagai
berikut :
a. Guru dituntut belajar secara mandiri
supaya bisa beradaptasi dengan kurikulum
merdeka. Bisa dengan mengikuti
workshop, IHT, PMM dan yang lainnya.
b. Guru dituntut untuk aktif dalam
komunitas praktisi seperti MGMP
Penyusuna Hasil kajian literatur : Hasil Analisi
n 1. Nazarudin (2007 : 111) perangkat :
Perangkat pembelajaran adalah persiapan yang 1. Guru
Pembelajar disusun oleh guru baik secara individu memiliki
an
maupun kelompok (MGMP) agar keterbata
Guru pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran san waktu
kurang dapat dilakukan secara sistematis dan sehingga
optimal memperoleh hasil yang diinginkan. dalam
dalam Perangkat pembelajaran berfungsi untuk penyusun
penyusuna mempermudah guru dalam melaksanakan an
n langkah- atau mengelola kegiatan pembelajaran yang perangkat
langkah ada di kelas. Kendala guru dalam pembelaja
perangkat penyusunan langkah-langkah perangkat ran
pembelajara pembelajaran adalah sebagai berikut : kurang
n
a. Guru memiliki keterbatasan waktu optimal.
sehingga dalam penyusunan perangkat 2. Guru
pembelajaran kurang optimal. kesulitan
b. Guru kesulitan menentukan alokasi menentuk
waktu pembelajaran, perumusan an alokasi
indikator pencapaian kompetensi dan waktu
pembelaja
menentukan metode pembelajaran pada
ran,
RPP. perumusa
n
Sumber : indikator
http://eprints.ums.ac.id/50853/1/ART pencapaia
IKEL%20PUBLIKASI.pdf n
kompeten
si dan
2. (Miftahul Jannah, Nurul kemala Dewi,
menentuk
Itsna Oktaviyanti : 2021) Guru masih an metode
mengalami kesulitan dan kendala dalam pembelaja
menyusun perangkat pembelajaran. ran pada
Adapun kendala yang dihadapi guru RPP.
adalah sebagai berikut :
a. Kurang maksimalnya pelatihan dalam
menyusun perangkat pembelajaran
yang didapat guru.
b. Guru kesulitan merumuskan beberapa
komponen dalam menyusun proses
pembelajaran
c. Kesulitan guru dalam menentukan
Model dan Metode pembelajaran
d. kesulitan guru dalam menentukan
media pembelajaran
e. Kesulitan guru dalam menentukan
media pembelajaran

Faktor-faktor yang mempengaruhi


kesulitan guru dalam menyusun proses
pembelajaran antara lain :

a. Kemampuan guru menyusun


perangkat pembelajaran
b. Kemampuan guru dalam kemampuan
IT
c. Ketersedian waktu

Sumber :

https://www.researchgate.net/publication
/353201259_ANALISIS_FAKTOR_KESULIT
AN_GURU_DALAM_MENYUSUN_RENCANA
_PELAKSANAAN_PEMBELAJARAN_RPP_DI
_SDN_05_AMPENAN/link/6381a8ab554def
619371362f/download

Hasil wawancara :

Inayah, S.Kom (Wakasek Kurikulum).


Menurut beliau kendala kurang oftimalnya
guru dalam menyusun langkah-langkah
pembelajaran disebabkan oleh :

1. Tidak adanya standarisasi dari


pemerintah tentang perangkat
pembelajaran sehingga dalam
penyusunannya sesuai dengan
persepsi oleh masing-masing guru
2. Keterbatasan waktu yang dimiliki oleh
guru.
3. Keterbatasan pengalaman dan
kemauan belajar mandiri.

2 Penerapan Hasil kajian literatur : Hasil


Model 1. (Aunurrahman, 2011:89) Penggunanan Analisis :
Pembelajar model pembelajaran yang tepat dapat 1. Guru
an mendorong tumbuhnya rasa senang siswa menggun
terhadap pelajaran, menumbuhkan dan akan satu
Guru
kurang meningkatkan motivasi dalam mengerjakan metode
tepat dalam tugas, memberikan kemudahan untuk pembelaja
pemilihan memahami pelajaran sehingga ran
model memungkinkan peserta didik mencapai sehingga
pembelajara hasil belajar yang lebih baik, yang membuat
n yang sebagaimana diketahui bahwa ukuran peserta
tepat untuk keberhasilan mengajar guru utamanya didik
karakter adalah terletak pada terjadi tidaknya merasa
peserta
peningkatan hasil belajar siswa. Proses jenuh dan
didik yang
beragam belajar mengajar pada hakekatnya bosan.
merupakan proses komunikasi yang 2. Guru
melibatkan dua pihak utama. Guru belum
menyampaikan materi pelajaran kepada bisa
siswa, yang tentu berdasarkan tujuan yang memaha
ingin dicapai. Dalam proses belajar mi
mengajar diharapkan dapat tercipta karakter
interaksi edukatif yang tepat antara guru peserta
dan siswa, sehingga tujuan pembelajaran didik.
dapat tercapai. Kendala guru kurang tepat
memilih model pembelajaran yang tepat
adalah sebhai berikut :
a. Guru yang hanya menggunakan satu
metode biasanya sukar menciptakan
suasana kelas yang kondusif dalam
waktu yang relatif lama. Bila terjadi
perubahan suasana kelas, sulit
menormalkannya kembali. Akibatnya,
jalannya proses belajar mengajar
menjadi kurang efektif. Efesiensi dan
efektivitas pencapaian tujuan
pengajaranpun terganggu, siswa kurang
mampu berkonsentrasi.
b. Adanya perbedaan berkaitan dengan
berbagai karakteristik siswa. Peserta
didik mempunyai perbedaan dalam
belajar, di antara mereka ada yang
senang membaca, ada yang senang
berdiskusi, dan ada yang senang praktik
langsung

Sumber :
https://jurnal.iain-
bone.ac.id/index.php/didaktika/article/do
wnload/168/97

2. (Rose Winda1, Febrina Dafit : 2021)


Menggunakan media pembelajaran dalam
proses belajar mengajar merupakan salah
satu upaya untuk meningkatkan efektivitas
serta kualitas dari proses pembelajaran
yang pada akhirnya dapat meningkatkan
kualitas hasil belajar peserta didik. Media
yang dipilih hendaknya yang benar-benar
efektif dan efisien. Penggunaan media harus
disesuaikan dengan tujuan
pembelajaran,materi, minat, kebutuhan,
dan kondisi peserta didik dengan
memperhatikan hal-hal tersebut, media
pembelajaran dapat menumbuhkan
motivasi dan meningkatkan aktivitas
pembelajaran.

Sumber :
https://repository.stkippacitan.ac.id/id/ep
rint/627/4/WIDIYANTI%20SEPDIANA%20
SAPUTRI_PGSD_AR2021.pdf

Hasil wawancara :
Nur Al-Purkon, S.Pd.,M.Si (Kepala Sekolah
SMKN 6 Garut). Menurut beliau kurang tepat
guru dalam pemilihan model pembelajaran
yang tepat untuk karakter peserta didik yang
beragam adalah :
a. Kurangnya motivasi guru untuk
berinovasi terhadap penyajian dan
pemilihan model pembelajaran yang
sesuai dengan karakter peserta didik
karena sudah terbiasa menggunakan
model konvensional.
b. keterbatasan kemampuan guru
mengembangkan model-model
pembelajaran.
c. Guru belum bisa menyesuaikan model
pembelajaran dengan karakteristik
peserta didik.
Penerapan Hasil kajian literatur : Hasil
Model 1. Muslich (2007), pembelajaran inovatif Analisis :
Pembelajar yaitu: 1. Guru
an a. belajar dari kenyataan yang biasa kurang
diamati, dipraktikan, dan dialami dalam minat
Guru hanya
mengetahui kehidupan siswa (real world learning), untuk
teori model b. belajar melalui pengalaman nyata yang pembelajar
pembelajara dilakukan secara empiris, an secara
n, tetapi c. menghasilkan pengetahuan yang mandiri
tidak di bermakna pada diri siswa (meaningful), dikarenaka
implementa d. menggunakan berbagai teknik penilaian n sudah
sikan (tidak hanya tes). merasa
dalam nyaman
proses Sumber : dengan
pembelajara
http://eprints.unm.ac.id/15115/1/Artike model
n
l%20Rasma_1351042026_PBSI.pdf konvension
al
2. (Amarylis Gita Isnawati : 2021) Model 2. Kurangnya
pembelajaran Problem Based Learning kreatifitas
memiliki sifat tidak terstruktur dan terbuka guru untuk
sehingga dapat menjadi wadah bagi peserta mengguna
didik dalam mengembangkan kemampuan kan model
berpikir kritis dan pemecahan masalah pembelajar
sosial yang terjadi di lingkungannya. an yang
Meskipun model pembelajaran Problem inovatif
Based Learning dinilai cukup efektif oleh
guru, namun dalam penerapannya
diperlukan adanya pemahaman mengenai
sintak model pembelajaran ini dengan
benar. Kesulitan guru dalam
mengimplementasikan model pembelajaran
PBL adalah :
a. kurang kreatifitas guru dalam
membuat sintak PBL
b. terdapatnya materi pembelajaran
yang di anggap sulit oleh guru
sehingga sulit untuk mengaitkan
materi dengan kehidupan sehari-
hari.
Sumber :
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php
/jurnal-penelitian
pgsd/article/view/38987

Hasil wawancara :
Dede Kuswanda, S.Pd.,M.Si (Bidang
Pengembang Kompetensi Guru SMKN 6
GARUT dan pendamping guru penggerak).
Menurut beliau tentang kendala pemilihan
model pembelajaran yang digunakan guru
tidak pariatif di karenakan “ Rasa nyaman
guru menggunakan model pembelajaran
konvensional sehingga membuat guru sukar
untuk mencoba menggunakan model-model
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan
peserta didik”.

Penerapan Hasil literatur : Hasil


Model 1. Martanto dkk (2008: 10) model Analisis :
Pembelajar pembelajaran konvensional adalah : 1. Guru
an a. model pembelajaran yang bersifat satu meyakini
arah dimana guru menjadi sumber bahwa
Guru
pengetahuan utama menjadi sangat sulit
terbiasa model
menggunak untuk dirubah. Pembelajaran saat ini
mengakibatkan peran siswa sebagai konvensio
an model
pembelajara pelaku sejarah pada zamannya menjadi nal paling
n terabaikan. efektif
konvesional b. Model pembelajaran konvensional dapat untuk
merusak motivasi siswa untuk belajar. membuat
Kemungkinan yang timbul adalah siswa
keterpaksaan para siswa untuk belajar,
menguasa
bukan dorongan untuk mengikuti
pembelajaran dengan sungguh-sungguh i materi
untuk memperoleh pengetahuan serta pelajaran,
hasil belajar yang memuaskan. membuat
guru
2. Setidaknya ada 6 komponen yang saling tidak
terkait dan menjadi kendala dalam mencoba
menggun
penggunaan model pembelajaran inovatif di akan
sekolah, yaitu: model
a. Kurangnya kreatifitas tenaga pendidik pembelaja
dalam pelaksanaan pembelajaran,
ran yang
khususnya dalam memilih model
pembelajaran yang tepat lebih
b. Terbatasnya waktu dan tenaga untuk inovatif
menyiapkan media yang dapat 2. Terbatasn
mendukung penggunaan model ya waktu
pembelajaran inovatif, membuat guru untuk
lebih memilih model pembelajaran yang menyiapk
umum digunakan
an media
c. Keyakinan guru bahwa model
konvensional paling efektif untuk yang
membuat siswa menguasai materi dapat
pelajaran, membuat guru tidak mencoba menduku
menggunakan model pembelajaran yang ng
lebih inovatif pengguna
d. Guru cenderung menggunakan satu an model
model dalam membelajarkan
pembelaja
keseluruhan materi, tanpa
mempertimbangkan karakteristik dari ran
setiap topik materi yang disampaikan. inovatif,
membuat
Sumber : guru
https://123dok.com/article/kendala- lebih
dalam-penerapan-model-pembelajaran-
memilih
inovatif.dzxowjnz
model
Hasil wawacara : pembelaja
Dede Kuswanda, S.Pd.,M.Si (Bidang ran
Pengembang Kompetensi Guru SMKN 6 konvensio
GARUT dan pendamping guru penggerak). nal
Menurut beliau tentang terbiasanya guru 3. Kurangny
dalam menggunakan model pembelajaran
a
konvensional dikarenakan :
a. Guru merasa nyaman dan efektif kreatifitas
menggunakan model konvensional, guru
sehingga membuat guru enggan untuk dalam
mencoba menggunakan model memilih
pembelajaran yang inovatif model
b. Manajeman waktu yang kurang oftimal pembelaja
sehingga membuat guru lebih memilih
ran yang
model pembelajaran konvensional.
c. Kurangnya kreatifitas guru dalam tepat
memilih model pembelajaran yang
tepat.

3 Penerapan Hasil kajian literatur : Hasil


Media 1. (Mahnun, 2020) Media Pembelajaran Analisis :
Pembelajar adalah perangkat untuk mendidik dan 1. guru
an mengembangkan pendidikan. kurang
mampu
Guru belum 2. (Sanjaya, 2009:172) media pembelajaran menguasai
mengoftima dilihat dari sifatnya yaitu : media
lkan a. Media auditif, yaitu media yang dapat pembelajar
penggunaka didengar saja, atau media yang memilki an yang
n media
unsur suara, seperti radio dan rekaman sesuai
pembelajara
n yang suara. dengan
sesuai b. Media visual, yaitu media yang haya materi
dengan dapat dilihat saja, tidak mengandung yang akan
konten unsur suara, seperti film slide, gambar, disampaika
materi yang dan sebagainya. n
akan di c. Media audiovisual, yaitu jenis media 2. Kurangnya
ajarkan. yang mengandung unsur suara juga minat guru
mengandung unsur gambar yang bisa untuk
dilihat, seperti rekaman video, berbagai memanfaat
ukuran film, slide suara, dan kan media
sebagainya. pembelajar
Klasifikasi media pembelajaran dilihat dari an
kemampuan jangkauan : 3. Guru
a. Media yang memiliki daya input yang kurang
luas sehingga siswa dapat mempelajari mengoftim
kejadian-kejadian yang aktual tanpa alkan
menggunakan ruang khusus, seperti sarana dan
radio dan televisi. prasarana
b. Media yang mempunyai daya input yang yang
terbatas oleh ruang dan waktu, seperti tersedia di
film slide, film, video, dan lainlain. sekolah
Klasifikasi media pembelajaran dilihat dari
cara atau teknik pemakainannya :
a. Media yang diproyeksikan, seperti
film.Media sperti ini memerlukan alat
khusus seperti overhead projector
(OHP).
b. Media yang tidak diproyeksikan seperti
gambar, foto, lukisan, radio, dan lain-
lain.

Sumber :
https://primary.ejournal.unri.ac.id/index.
php/JPFKIP/article/view/8977

3. kendala guru memanfaatkan media


pembelajaran berbasis ICT dalam proses
pembelajaran adalah sebagai berikut :
a. Kendala guru dalam memanfaatkan
komputer sebagai media pembelajaran
b. Kendala guru menggunakan powerpoint
sebagai media pembelajaran
c. Kendala guru memanfaatkan internet
d. Kendala guru dalam mengkondisikan
media pembelajaran berbasis ICT
(tingkat kejelasan visual dan audio)
dengan keadaan kelas dan keadaan
siswa
e. Kendala guru dalam menyesuaikan
media pembelajaran berbasis ICT
dengan materi pembelajaran

Sumber
https://journal.mahesacenter.org/inde
x.php/ppd/article/view/197

Hasil wawancara :
Dede Kuswanda, S.Pd.,M.Si (Bidang
Pengembang Kompetensi Guru SMKN 6
GARUT dan pendamping guru penggerak),
menurut beliau kendala guru kurang
mengoftimalkan penggunakan media
pembelajaran yang sesuai dengan konten
materi yang akan di ajarkan dikarenakan :
1. tidak semua guru memiliki kemampuan
dalam menguasai media pembelajaran
yang sesuai dengan materi yang akan
disampaikan.
2. Kurangnya minat guru untuk
memanfaatkan media pembelajaran
3. Guru kurang mengoftimalkan sarana
dan prasarana yang tersedia di sekolah
Penerapan Hasil kajian litaratur : Hasil
Media 1. (Hamalik, 2001) Pemilihan media analisis :
Pembelajar pembelajaran yang benar-benar 1. Guru
an disesuaikan dengan karakteristik umum kurang
siswa akan memudahkan siswa untuk mampu
Kurang
kreatifitas memahami materi pelajaran yang akan mengemb
guru dalam disajikan guru. angkan
membuat Kriteria yang harus diperhatikan dalam dalam
media memilih media pembelajaran adalah : membuat
pembelajara a. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, media
n b. Tepat untuk mendukung isi pelajaran pembelaja
yang sifatnya fakta, konsep, prinsip atau ran.
generalisasi, 2. Guru
c. Praktis, luwes, dan bertahan, jika tidak kurang
tersedia waktu, dana atau sumber daya mengopti
lainnya untuk memproduksi tidak perlu malkan
dipaksakan, manajeme
d. Guru harus trampil di dalam n waktu
menggunakan media selama proses pembuata
pembelajaran, n media
e. Pengelompokkan sasaran (kelompok pembelaja
besar, kelompok kecil atau perorangan), ran
f. Mutu teknisnya (misalnya visual pada 3. Guru
slide harus jelas dan informasi yang kurang
disampiakan tidak terganggu oleh memaha
elemen lain mi fungsi
media
Sumber: pembelaja
ran
https://media.neliti.com/media/publications
/287726-efektivitas-media-pembelajaran-
terhadap-0086e735.pdf

2. (Pustika Sari dan Mohammad Isa


Gautama : 2022 )
a. media pembelajaran merupakan sarana
pembelajaran yang digunakan sebagai
perantara dalam proses pembelajaran
untuk mempertinggi efektivitas dan
efisiensi dalam mencapai tujuan
pembelajaran.
b. Adapun kendala dari pengembangan
kreatifitas dalam penggunaan media
pembelajaran adalah guru kurang mampu
mengembangkan dalam membuat media
pembelajaran, sehingga membuat guru
masih menggunakan cara pembelajaran
konvensiaonal sebagai penyampai
pembelajaran.

Sumber :
https://naradidik.ppj.unp.ac.id/index.php
/nara/issue/view/1

3. (Aristo : 2008), ada beberapa kendala guru


tidak menggunakan media pembelajaran
adalah :
a. Kurang kreatifitas guru dalam
menggunakan media pembelajaran
sehingga guru menganggap bahwa
meenggunakan media itu menambah
repot.
b. Kurangnys efektifitas dan efisiensi
dalam penggunaan media
pembelajaran
c. Kurangnya pemahaman guru
terhadap perkembangan teknologi

Sumber :
https://aristorahadi.wordpress.com/20
08/01/18/mengapa-guru-enggan-
menggunakan-media-pembelajaran/

Hasil wawancara :
Ai Khodijah, ST.,M.Kom (Kepala Program
Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan)
menurut beliau kurangnya kreatifitas guru
dalam membuat media pembelajaran
dikarenakan :
1. Guru kurang mengoptimalkan
manajemen waktu pembuatan media
pembelajaran
2. Guru kurang memahami fungsi media
pembelajaran

4 Penggunaa Hasil kajian literatur : Hasil


n LKPD 1. (Andi Prastowo, 2011: 204) LKPD dapat Analisis :
didefenisikan sebagai bahan ajar cetak 1. Guru
Pengetahua berupa lembar-lembar kertas yang berisi mengalami
n guru
materi, ringkasan, dan petunjuk-petunjuk kesulitan
dalam
membuat pelaksanaan tugas yang harus dikerjakan dengan
LKPD oleh peserta didik, yang mengacu pada ketersediaa
masih kompetensi dasar yang dicapai. n bahan
kurang materi
Sumber : untuk
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/p membuat
engabdian/laila-katriani-ssi- LKPD.
msi/pengembangan-lembar-kerja-peserta- 2. Rendahnya
didik-lkpd-ppm-dipa-fakultas-20141.pdf motivasi
guru untuk
2. (Prastowo Khairunisa, dkk, 2016:285) membuat
terdapat komponen penting yang menjadi LKPD yang
tujuan penyusunan Lembar kerja peserta dapat
didik yaitu: digunakan
a. Menyajikan LKPD yang memudahkan dalam
peserta didik untuk berinteraksi dengan proses
materi yang diberikan. pembelajar
b. Menyajikan tugas-tugas yang an di kelas
meningkatkan penguasaan terhadap
materi.
c. Melatih kemandirian belajar peserta
didik.
d. Memudahkan pendidik dalam
memberikan tugas kepada peserta didik.

Sumber :
https://wartaguru.id/cara-mudah-
membuat-dan-mengelola-lkpd/

Hasil wawancara :
Dede Kuswanda, S.Pd.,M.Si (Bidang
Pengembang Kompetensi Guru SMKN 6
GARUT dan pendamping guru penggerak),
menurut beliau tentang kurangnya
pengetahuan guru dalam pembuatan LKPD di
sebabkan oleh :
1. Guru mengalami kesulitan dengan
ketersediaan bahan materi untuk
membuat LKPD.
2. Rendahnya motivasi guru untuk
membuat LKPD yang dapat digunakan
dalam proses pembelajaran di kelas
Penggunaa Hasil kajian literatur : Hasil
n LKPD 1. Trianto (2010: 111), Lembar Kerja Peserta analisis :
Didik (LKPD) merupakan panduan peserta 1. Guru
didik yang digunakan untuk melakukan belum
Guru tidak pengembangan aspek kognitif maupun memaha
memberika panduan untuk pengembangan semua mi cara
n aspek pembelajaran dalam bentuk panduan penggun
penjelasan kegiatan penyelidikan atau pemecahan aan
perihal
masalah sesuai indikator pencapaian hasil LKPD
pengisian
LKPD belajar yang harus dicapai. pada
sehingga proses
membuat Sumber : pembelaj
peserta https://ejurnal.universitaskarimun.ac.id/i aran.
didik ndex.php/mindafkip/article/download/46 2. Guru
kebingunga 2/412#:~:text=Lembar%20Kerja%20Pesert miskons
n dalam a%20Didik%20(LKPD)%20merupakan%20p epsi
pengerjaan anduan%20peserta%20didik%20yang,Tria antara
LKPD nto%2C%202010%3A%20111). LKPD
dengan
2. Wulandari (2013: 8-9) menyatakan bahwa latihan
peran LKPD sangat besar dalam proses soal
pembelajaran karena dapat meningkatkan
aktivitas peserta didik dalam belajar dan
penggunaannya dalam pembelajaran dapat
membantu guru untuk mengarahkan
peserta didiknya menemukan konsep-
konsep melalui aktivitasnya sendiri.
3. Manfaat LKPD antara lain :
a. membantu guru dalam menyusun
rencana pembelajaran,
b. mengaktifkan peserta didik dalam proses
belajar mengajar,
c. membantu peserta didik memperoleh
catatan tentang materi yang akan
dipelajari melalui kegiatan belajar
mengajar,
d. membantu peserta didik untuk
menambah informasi tentang konsep
yang dipelajari melalui kegiatan belajar
secara sistematis,
e. melatih peserta didik untuk menemukan
dan mengembangkan keterampilan
proses,
f. mengaktifkan peserta didik dalam
mengembangkan konsep.

Sumber:
https://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jis
d/article/download/11621/5456#:~:text=K
endala%20yang%20dimaksud%20di%20an
taranya,dalam%20proses%20pembelajaran
%20di%20kelas.

Hasil wawancara :
Dede Kuswanda, S.Pd.,M.Si (Bidang
Pengembang Kompetensi Guru SMKN 6
GARUT dan pendamping guru penggerak),
menurut beliau guru tidak memberikan
penjelasan tentang pengerjaan LKPD pada
proses pembelajaran adalah :
1. Guru belum memahami cara
penggunaan LKPD pada proses
pembelajaran.
2. Guru miskonsepsi antara LKPD dengan
latihan soal

5 Teknik dan Hasil kajian literatur : Hasil


Strategi 1. (Lenny Kurniati dan Ratih Kusumawati : analisis :
Asesmen 2023) 1. Guru
Berdasarka a. Asesmen diagnostic adalah asesmen belum
n
yang dilakukan secara spesifik untuk memaha
Karakterist
ik Peserta mengidentifikasi kompetensi, kekuatan, mi cara
Didik kelemahan siswa, sehingga pembelajaran penerapa
dapat dirancang sesuai dengan n
Guru belum kompetensidan kondisi peserta didik. asesmen
terbiasa b. Asesmen diagnostic dibedakan menjadi 2 diagnosti
menggunak jenis, yaitu : k.
an a) Asesmen diagnostik kognitif adalah 2. Guru
assesmen asesmen yang dilakukan diawal dan mengala
berdasarka akhir pembelajaran untuk mi
n karakter
memantau sejauh mana siswa bisa kesulitan
peserta
didik memahami materi pembelajaran. dalam
Kegiatan asesmen ini harus mengiden
dilakukan secara rutin sebelum tifikasi
pembelajaran dimulai atau diakhiri kebutuha
atau biasa disebut asesmen formatif. n siswa
Tidak hanya itu, asesmen kognitif
juga bisa dilakukan di pertengahan
atau akhir semester dalam bentuk
ujian atau biasa disebut asesmen
sumatif.
b) Asesmen diagnostik non-kognitif
adalah asesmen yang dilakukan
untuk mengetahui kondisi psikologi,
emosi, dan sosial siswa. Artinya,
asesmen ini lebih mengarah pada
kondisi personal siswa. Kondisi
personal siswa akan mempengaruhi
pencapaiannya di sekolah.
Sumber :
https://bajangjournal.com/index.php/JCI/ar
ticle/view/5031/3736

2. (Septyna Feby Nurmala : 2021)


Pembelajaran dan asesmen adalah bagian
terpadu dari proses pembelajaran, fasilitasi
pembelajaran, dan penyediaan informasi
yang holistik. Salah satu yang bisa
dilakukan oleh pendidik adalah melakukan
asesmen di awal sebagai bahan
pertimbangan dalam pembuatan rancangan
pembelajaran. Peserta didik pun dapat
dilibatkan dalam proses asesmen seperti
penilaian diri, penilaian antarteman,
refleksi diri, dan pemberian umpan balik
antar teman sejawat.

Sumber :
https://www.quena.id/pendidikan/pr-
6656172561/contoh-penerapan-asesmen-
dalam-kurikulum-merdeka-yang-tepat-
adalah

Hasil wawancara :
Inayah, S.Kom (Wakil Kepala Sekolah
Bidang Kurikulum) menurut beliau tentang
guru yang belum terbiasa menggunakan
asesmen yang sesuai dengan karakter peserta
didik bisa disebabkan karena :
a. Guru belum memahami cara penerapan
asesmen diagnostik.
b. Guru mengalami kesulitan dalam
mengidentifikasi kebutuhan siswa
Teknik dan Hasil kajian literatur : Hasil Analisi
Strategi 1. (SMAN 9 Batam : 2022) Prinsip-Prinsip :
Asesmen Asesmen : 1. Guru
Berdasarka a. Asesmen merupakan bagian terpadu belum
n
dari proses pembelajaran, memfasilitasi memaha
Karakterist
ik Peserta pembelajaran, dan menyediakan mi cara
Didik informasi yang holistik sebagai umpan pembuata
balik untuk pendidik, peserta didik, dan n
Guru belum orang tua, agar dapat memandu mereka asesmen
mampu dalam menentukan strategi yang
memberika pembelajaran selanjutnya. sesuai
n asesmen b. Asesmen dirancang dan dilakukan dengan
sesuai sesuai dengan fungsi asesmen tersebut, karakter
dengan dengan keleluasaan untuk menentukan peserta
karakteristi
teknik dan waktu pelaksanaan asesmen didik
k peserta
didik agar efektif mencapai tujuan 2. Guru
pembelajaran. tidak
c. Asesmen dirancang secara adil, menggun
proporsional, valid, dan dapat dipercaya akan hasil
(reliable) untuk menjelaskan kemajuan umpan
belajar dan menentukan keputusan balik dari
tentang langkah selanjutnya. asesmen
d. Laporan kemajuan belajar dan untuk
pencapaian peserta didik bersifat memaha
sederhana dan informatif, memberikan mi
informasi yang bermanfaat tentang karakteris
karakter dan kompetensi yang dicapai tik
serta strategi tindak lanjutnya. peserta
e. Hasil asesmen digunakan oleh peserta didik
didik, pendidik, tenaga kependidikan,
dan orang tua sebagai bahan refleksi
untuk meningkatkan mutu
pembelajaran.

Sumber :
https://www.sman9batam.sch.id/berita/deta
il/424797/cara-merancang-pembelajaran-
dan-asesmen-kurikulum-merdeka-sebelum-
menyusun-modul-ajar/

2. (Yunandra : 2022) Umpan Balik Hasil


Asesmen merupakan hal yang perlu
diperhatikan oleh pendidik. Semua Hasil
asesmen baik formatif maupun sumatif.
Umpan balik atau feedback menjadi alat
untuk membangunkan kesadaran bahwa
proses pencapaian tujuan pembelajaran
lebih diutamakan dibandingkan dengan
hasil akhir. Umpan balik tidak hanya
memberikan pujian/apresiasi: “Bagus,
Nak”, “Keren, Nak”, “Kamu anak pintar”,
tetapi mendeskripsikan: klarifikasi,
kekuatan, kelemahan, saran, dan apresiasi.
Feedback dilaksanakan dengan
menggunakan tangga umpan balik atau
ladder of feedback yang terdiri dari 5
tangga.
a) Klarifikasi
b) Nilai
c) Saran
d) Perhatian
e) Apresiasi

Sumber :
https://yunandra.com/umpan-balik-
hasil-asesmen-di-kurikulum-merdeka/

Hasil wawancara :
Inayah, S.Kom (Wakil Kepala Sekolah
Bidang Kurikulum) menurut beliau perihal
belum mampunya guru memberikan asesmen
sesuai dengan karakter peserta didik di
karenakan :
1. Guru belum memahami cara
pembuatan asesmen yang sesuai
dengan karakter peserta didik
2. Guru tidak menggunakan hasil umpan
balik dari asesmen untuk memahami
karakteristik peserta didik
Teknik dan Hasil kajian literatur : Hasil Analisi
Strategi Jenis-jenis asesmen : :
Asesmen 1. Asesmen formatif, yaitu asesmen yang 1. Guru
Berdasarka bertujuan untuk memberikan informasi mengala
n
mi
Karakterist atau umpan balik bagi pendidik dan peserta kesulitan
ik Peserta didik untuk memperbaiki proses belajar. dalam
Didik 2. Asesmen sumatif, yaitu asesmen yang pembuata
dilakukan untuk memastikan ketercapaian n soal
Guru
keseluruhan tujuan pembelajaran. asesmen.
membuat
asesmen Asesmen ini dilakukan pada akhir proses 2. Guru
tidak sesuai pembelajaran atau dapat juga dilakukan belum
dengan sekaligus untuk dua atau lebih tujuan memaha
indikator pembelajaran, sesuai dengan pertimbangan mi
pendidik dan kebijakan satuan pendidikan. pembuata
n
Sumber : indikator
https://www.sman9batam.sch.id/berita/d soal
etail/425233/jenis-teknik-dan-contoh- asesmen
instrumen-asesmen-pada-kurikulum-
merdeka/

Inayah, S.Kom (Wakil Kepala Sekolah


Bidang Kurikulum) menurut beliau perihal
belum mampunya guru memberikan asesmen
sesuai dengan karakter peserta didik di
karenakan :
1. kesulitan guru dalam menyusun
soal/pertanyaan hingga mendapat
jawaban yang cukup untuk bahan
pertimbangan pelaksanaan
pembelajaran
2. Guru belum memahami pembuatan
indikator soal asesmen
6 Pembelajar Hasil kajian literatur : Hasil
an dan 1. (Subroto Rapih dan Sutaryadi : 2018) Analisis :
penggunaa a. HOTS adalah cara berpikir yang lebih 1. Kurangny
n HOTS tinggi dari menghafalkan fakta, a motivasi
mengemukakan fakta, atau menerapkan guru
Guru
kurang peraturan, rumus, dan prosedur. dalam
memahami b. Tujuan pembelajaran abad 21 memiliki pengemba
pembelajara 4cs, yaitu communication, collaboration, ngan diri
n dan critical thinking, problem solving, untuk
penggunaa creativity and innovation. menerapk
n HOTS c. Pembelajaran berbasis HOTS adalah an
pada saat sebuah interaksi belajar antara peserta pembelaja
proses didik dan guru. Ada tiga tahapan yang ran
pembelajara harus dilaksanakan oleh guru untuk berorienta
n
menerapkan pembelajaran HOTS yaitu : si HOTS
a) tahap persiapan, 2. kesulitan
b) pelaksanaan, guru
c) evaluasi pembelajaran. dalam
d. Pembelajaran berbasis HOTS didesain menghad
dengan pembelajaran yang aktif, api
berpusat pada peserta didik, kemampu
pembentukan rasa ingin tahu, dan an siswa
penilaian berbasis HOTS. yang
berbeda-
Sumber ; beda,
http://e- materi
journal.unipma.ac.id/index.php/PE/arti pelajaran
cle/view/2560 yang
selalu
2. (Hidayati, 2018) permasalaha utama berubah
dalam penerapan pembelajaran berbasis dan
HOTS yaitu guru belum mengetahui keterampi
bagaimana cara mengajarkan pembelajaran lan guru
yang menuju HOTS . yang
masih
Sumber : kurang
https://www.researchgate.net/publicat sehingga
ion/326022030_Perpektif_guru_sekola guru
h_dasar_terhadap_Higher_Order_Tinkin masih
g_Skills_HOTS_pemahaman_penerapan bingung
_dan_hambatan dalam
menerapk
Hasil wawancara : an
Imas Sarinah, S.Pd (teman sejawat, guru pembelaja
bahasa indonesia sebagai duta literasi ran
SMKN 6 GARUT) menurut beliau kendala berbasis
dalam penerapan pembelajaran HOTS dalam HOTS
proses pembelajara adalah :
a. Guru terbiasa menggunakan
pembelajaran LOTS
b. Kurangnya motivasi guru dalam
pengembangan diri untuk
menggunakan pembelajaran
berorientasi HOTS
c. kesulitan guru dalam menghadapi
kemampuan siswa yang berbeda-beda,
materi pelajaran yang selalu berubah
dan keterampilan guru yang masih
kurang sehingga guru masih bingung
dalam menerapkan pembelajaran
berbasis HOTS
d. guru belum mampu menguasai konsep
dan strategi pembelajaran berorientasi
HOTS
7 Intelegensi Hasil kajian literatur : Hasil
Literasi 1. Mulianah Khaironi ( 2018) Literasi analisis :
dan numerasi merupakan kemampuan konsep 1. Kurangny
Numerisasi bilangan dan keterampilan operasi hitung a
di dalam kehidupan sehari-hari. Literasi pemaham
Guru
kurang
numerasi diperlukan agar peserta didik an guru
memahami mampu berinteraksi pada era digital yang dalam
penerapan menguasai dasar-dasar matematis seperti penerapa
literasi dan penjumlahan, pengurangan, pembagian, n literasi
numerasi dan perkalian yang mutlak dibutuhkan oleh dan
dalam generasi mendatang. numerasi
proses pada
pembelajara Sumber : proses
n
https://proceedings.ums.ac.id/index.php/ pembelaja
matematika/article/download/297/296 ran
2. Kurangny
2. Kompetensi pembelajaran berbasis literasi a motivasi
dan numerasi merupakan kompetensi yang guru
berkaitan dengan kemampuan berpikir dalam
tentang, dan dengan, bahasa serta penerapa
matematika diperlukan dalam berbagai n literasi
konteks, baik personal, sosial, maupun dan
profesional. numerasi
3. Prinsip dasar dalam penerapan literasi dan pada
numerasi : proses
a. Bersifat kontekstual, sesuai dengan pembelaja
kondisi geografis, sosial budaya, dan ran
sebagainya.
b. Selaras dengan cakupan matematika
dalam Kurikulum 2013.
c. Saling bergantung dan memperkaya
unsur literasi lainnya.

Sumber :
https://gurubelajar.id/penerapan-literasi-
dan-numerasi-untuk-mewujudkan-karakter-
pelajar-pancasila/

Hasil wawancara :
Inayah, S.Kom (Wakil Kepala Sekolah
Bidang Kurikulum) menurut beliau perihal
guru kurang memahami penerapan literasi
dan numerasi pada proses pembelajaran
dikarenakan :
a. Kurangnya pemahaman guru dalam
penerapan literasi dan numerasi pada
proses pembelajaran
b. Kurangnya motivasi guru dalam
penerapan literasi dan numerasi pada
proses pembelajaran
8 Keterlibata Hasil kajian literatur : Hasil
n siswa 1. (Resminingsih, Purwanto, & Suharjad, analisis ;
dalam 2017) Guru harus dapat merancang 1. Guru
proses pembelajaran yang tidak hanya menyentuh belum
pembelajar
aspek kognitif saja, akan tetapi juga dapat melaksan
an
mengembangkan keterampilan dan sikap akan
Guru siswa. pemahaman karakteristik peserta asesmen
kurang didik di kelas : diagnosti
mendalami a. Guru dapat mengidentifikasi ragam k
karakter karakteristik belajar setiap peserta sehingga
peserta didik di kelasnya. guru
didik b. Guru membantu mengembangkan belum
potensi serta mengatasi kekurangan bisa
peserta didik. mendala
c. Guru juga berupaya untuk mi
mengembangkan bakat dan minat karakter
peserta didik melalui kegiatan ekstra peserta
kurikuler di sekolah. didik
d. Guru mencoba mengetahui penyebab 2. Guru
penyimpangan perilaku dari setiap tidak
peserta didik untuk mencegah agar melakuka
perilaku tersebut tidak merugikan n umpan
peserta didik lainnya. balik hasil
asesmen
Sumber : sehingga
https://journal.unimma.ac.id/index.php/b kesulitan
ier/article/download/6162/2984/ dalam
menggali
2. (Aan Withi Lestari : 2020) Ada tiga karakter
kelompok karakteristik siswa yang perlu peserta
diperhatikan, yaitu: didik
a. Karakteristik yang berkaitan dengan
fisiologis. Karakteristik ini meliputi:
jenis kelamin, kondisi fisik, usia
kronologis, panca indera, tingkat
kematangan, dan sebagainya.
b. Karakteristik yang berkaitan dengan
psikologis. Karakteristik ini meliputi:
bakat, minat, motivasi, intelegensi, gaya
belajar, emosi, dan sebagainya.
c. Karakteristik yang berkaitan dengan
lingkungan. Karakteristik ini meliputi
etnis, kondisi sosial ekonomi,
kebudayaan, dan sebagainya.

Sumber :
https://jurnal.uns.ac.id/SHES/article/vie
w/56953/33595

Hasil wawancara :
Fitrie Megianti, S.Pd (Teman Sejawat, Guru
Bimbingan Konseling). Menurut beliau
hambatan komunikasi antara guru dalam
mendalami karakter peserta didik dikarenakan
guru belum bisa memahami karakter peserta
didik adalah :
”Guru harus bisa mendalami karakter peserta
didik dengan cara mengenali tempramen siswa,
observasi siswa pada saat proses pembelajaran,
komunikasi efektif, menjadi sahabat siswa,
mengenali lingkungan sosial siswa, berdiskusi
dengan orang tua siswa, dan mengajak siswa
mengikuti program pengenalan diri”
Keterlibata Hasil kajian literatur : Hasil
n siswa 1. (Yudha Febrianta dan Ahmad Fauzan : analisis :
dalam 2019) ada beberapa faktor hambatan guru 1. Guru
proses dalam melakukan komunikasi pada saat jarang
pembelajar
proses pembelajaran adalah : memberik
an
an umpan
Guru belum a. Hambatan internal adalah terdiri balik
sepenuhnya dari faktorpsikologis, sematis dan (feedback)
melakukan fisik. Faktor psikologis merupakan kepada
komunikasi faktor kejiwaan yang dimiliki oleh siswa
dengan
guru yang berpengaruh terhadap pada saat
peserta
didik kelancaran dalam menyampaikan proses
materi ajar kepada peserta didik, pembelaja
faktor sematis menyangkut bahasa ran.
yang digunakan oleh guru sebagai 2. Lemahny
alat untuk melancarkan komunikasi. a
Sedangkan faktor fisik merupakan komunika
kecakapan fisik yang dimiliki oleh si yang
guru. dilakukan
b. Hambatan eksternal merupakan oleh guru
segala sesuatu di luar diri pada saat
komunikator yang menghambat proses
kelancaran proses komunikasi pembelaja
selama proses pembelajaran ran.
pendidikan jasmani.
Faktor penghambat komunikasi
tersebut diatas dapat dijadikan dua
faktor
pokok yaitu :
a. Faktor fisik adalah faktor diluar diri
individu yang dapat mempengaruhi
komunikasi seperti lingkungan dan
media pendidikan
b. Faktor psikologis adalah pengaruh
dari dalam diri individu sehingga
menyebabkan kurang memahami
atau menerima pesan dengan jelas
seperti kesiapan belajar siswa serta
motivasi belajar dari siswa.
Sumber :
https://jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/
Dinamika/article/download/5982/2831
2. Adapun beberapa hambatan komunikasi
dalam proses pembelajaran adalah sebagai
berikut :
a. Penggunaan bahasa
b. Kesalahpahaman
c. Sifat keras kepala dan mudah emosi
d. Media komunikasi yang buruk
e. Citra guru yang buruk
f. Lingkungan yang kurang mendukung
g. Tekanan dari pengajar

Sumber :
https://almasoem.sch.id/hambatan-
komunikasi-antara-guru-dan-siswa-dalam-
proses-pembelajaran/

Hasil wawancara :
Fitrie Megianti, S.Pd (Teman Sejawat, Guru
Bimbingan Konseling). Menurut beliau
hambatan komunikasi antara guru dan
peserta didik dalam proses pembelajaran di
karenakan :
1. Guru jarang memberikan umpan balik
(feedback) kepada siswa pada saat proses
pembelajaran.
2. Lemahnya komunikasi yang dilakukan oleh
guru pada saat proses pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai