Anda di halaman 1dari 20

Praktikum Keperawatan (Sistem Saraf & Refleks)

Pembimbing : Wa Ode Sri Asnaniar, S.Kep,.Ns,.M.Kes

ILMU BIOMEDIK

SISTEM SARAF & REFLEKS

OLEH

KELOMPOK II

1. NABILA NAHDA KARIM (14220220009)


2. ANDI AFIFIYAH ZAL-SABILA (14220220013)
3. LISA ANGRAENI MASRI (14220220014)
4. MUH. NUR IJLAL IMAM BOHARI (14220220074)
5. FERDI (14220220099)

C1

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

2022
Praktikum Keperawatan (Sistem Saraf & Refleks)
Pembimbing : Wa Ode Sri Asnaniar, S.Kep,.Ns,.M.Kes
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan lengkap praktikum Ilmu Biomedik dengan Judul “Sistem Saraf & Refleks”
yang di susun Oleh :

Nama : NABILA NAHDA KARIM

NIM : 14220220009

Kelas : C1

Kelompok : II

Telah diperiksa oleh Pembimbing dan Koordinator Laboratorium dan dinyatakan


diterima.

Makassar,
Koordinator laboratorium Pembimbing

.......................................... .............................

Mengetahui,
Koordinator Mata Kuliah

.......................................
Praktikum Keperawatan (Sistem Saraf & Refleks)
Pembimbing : Wa Ode Sri Asnaniar, S.Kep,.Ns,.M.Kes

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................................
DAFTAR ISI............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................
A. Latar Belakang.............................................................................................
B. Tujuan Praktikum.........................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................
A. Definisi..........................................................................................................
B. Tanda dan Gejala.........................................................................................
C. Etiologi..........................................................................................................
D. Patofisiologi..................................................................................................
E. Pemeriksaan Diagnostik..............................................................................
F. Penatalaksanaan Medis...............................................................................
G. Pengkajian Untuk Masalah Psikososial.......................................................
H. Diagnosa Keperawatan................................................................................
I. Tindakan Keperawatan................................................................................
J. Evaluasi........................................................................................................
BAB III METODE PRAKTIKUM.............................................................................
A. Alat dan Bahan.............................................................................................
B. Cara Kerja....................................................................................................
BAB IV HASIL & PEMBAHASAN.........................................................................
A. Hasil.............................................................................................................
B. Pembahasan ...............................................................................................
DOKUMENTASI.....................................................................................................
BAB V PENUTUP...................................................................................................
A. Kesimpulan..................................................................................................
B. Saran............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
Praktikum Keperawatan (Sistem Saraf & Refleks)
Pembimbing : Wa Ode Sri Asnaniar, S.Kep,.Ns,.M.Kes

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Seluruh aktivitas didalam tubuh manusia diatur oleh sistem saraf. Dengan
kata lain, sistem sarafberperan dalam pengontrolan tubuh manusia. Denyut
jantung, pernafasan, pencernaan, dan urinariadikontrol oleh sistem saraf. Sistem
saraf juga mengatur aliran darah, dan konsentrasi osmotik darah.Sistem
koordinasi merupakan suatu sistem yang mengatur semua sistem organ agar
dapatbekerja secara serasi. Sistem koordinasi itu bekerja untuk menerima
rangsangan, mengolahnya dankemudian meneruskannya untuk menaggapi
rangsangan. Setiap rangsangan-rangsangan yang kitaterima melalui indera kita,
akan diolah di otak. Kemudian otak akan meneruskan rangsangan tersebutke
organ yang bersangkutan.

B. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Menguraikan anatomi sistem persarafan.
2. Mempelajari cara-cara pemeriksaan refleks-ferleks yang fisiologis pada
manusia.
3. Melihat ada tidaknya gangguan konduksi impuls pada sistem saraf.
Praktikum Keperawatan (Sistem Saraf & Refleks)
Pembimbing : Wa Ode Sri Asnaniar, S.Kep,.Ns,.M.Kes

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI
Sel saraf (neuron) merupakan sel yang satuan kerja utama didalam sistem saraf
manusia. Neuron berfungsi untuk menghantarkan impuls listrik dari suatu
rangsangan (Stimulus). Sistem saraf juga dibentuk oleh jutaan sel saraf. Sifat
unik dari sel saraf yang pekaterhadap suatu rangsangan ini membuat ia berbeda
dibandingkan banyak sel lain yang ada di dalam tubuh. Sebuah sel saraf
memiliki satu badan sel yang mempunyai jugasitoplasma serta juga mempunyai
nukleus (inti sel). Selain sel saraf, dalam sistem saraf manusia juga terdapat sel
glia yang memiliki fungsi sebagai support bagi sel saraf. 1
Stroke adalah suatu kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke suatu
bagian otak tiba-tiba terganggu, karena sebagian selsel otak mengalami
kematian akibat gangguan aliran darah karena sumbatan atau pecahnya
pembuluh darah otak. Dalam jaringan otak, kurangnya aliran darah
menyebabkan serangkaian reaksi biokimia yang dapat merusakan atau
mematikan sel-sel saraf otak (Kemenkes, 2018).2
Aliran darah yang tidak lancar pada pasien stroke mengakibatkan
gangguan suplay oksigen sehingga perlu dilakukan pemantauan dan
penanganan yang tepat. Saturasi oksigen adalah gambaran kecukupan oksigen
dalam tubuh yang betujuan untuk menentukan terapi yang tepat (Sunarto, 2015).
Pemberian posisi head up 300 pada pasien stroke dapat memperbaiki sttus
hemodinamik dengan memfasilitasi peningkatan aliran darah ke serebral dan
memaksimalkan oksigenasi jaringan serebral (Sunarto, 2015). 3

1
SARAF, A. S., OTOT, T., REFLEKS, D. P. T. G., & SADAR, D. PROGRAM STUDI TASAWUF DAN
PSIKOTERAPI FAKULTAS USHULUDDIN DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
WALISONGO SEMARANG.
2
Siswanti, H. (2021). KENALI TANDA GEJALA STROKE.
3
Mustikarani, A., & Mustofa, A. (2020). Peningkatan Saturasi Oksigen Pada Pasien Stroke melalui
Pemberian Posisi Head Up. Ners Muda, 1(2), 114-119.
Praktikum Keperawatan (Sistem Saraf & Refleks)
Pembimbing : Wa Ode Sri Asnaniar, S.Kep,.Ns,.M.Kes
B. TANDA DAN GEJALA
Gejala stroke yang muncul dapat bersifat fisik, psikologis, atau perilaku. gejala
fisik paling khas adalah kelemahan anggota gerak sampai kelumpuhan,
hilangnya sensasi di wajah, bibir tidak simetris, kesulitan berbicara atau pelo
(afasia), kesulitan menelan, penurunan kesadaran, nyeri kepala (vertigo), mual
muntah dan hilangnya penglihatan di satu sisi atau dapat terjadi kebutaan (Black,
J dan Hawks 2014)4
Gejala stroke yang muncul sangat bergantung pada bagian otak yang terganggu,
gejala kelemahan sampai kelumpuhan anggota gerak yaitu:
1) bibir tidak simetris
2) bicara pelo atau tidak dapat berbicara (afasia)
3) nyeri kepala
4) penurunan kesadaran
5) gangguan rasa (misalnya kebas di salah satu anggota gerak)

Berikut Gejala-gejala stroke ringan sebelum menuju stroke yang lebih parah
(WHO, 2012)

 Stroke ringan dapat menyebabkan kelemahan otot wajah, tanda-tandanya


adalah wajah turun ke salah satu sisi (wajah terlihat tidak simetris), tidak
bisa senyum, tidak dapat mengerutkan dahi, dan mata atau mulut turun ke
bawah
 Penderita stroke ringan kemungkinan tidak mampu mengangkat kedua
lengan dan tungkai. Hal ini terjadi karena anggota gerak mereka lemas
atau mati 21 rasa pada salah satu sisi
 Kesemutan di bagian tubuh yang terkena serangan stroke ringan, seperti
wajah, lengan, dan tungkai pada sisi yang terganggu.
 Kemampuan bicara juga bisa terganggu. Misalnya bicara cadel, tidak
beraturan, tidak dapat memahami ucapan orang lain, atau bahkan tidak
mampu bicara sama sekali.

4
Sari, L. M., Yuliano, A., & Almudriki, A. (2019). Hubungan pengetahuan dan sikap keluarga terhadap
kemampuan deteksi dini serangan stroke iskemik akut pada penanganan pre hopsital. JURNAL
KESEHATAN PERINTIS (Perintis's Health Journal), 6(1), 74-80.
Praktikum Keperawatan (Sistem Saraf & Refleks)
Pembimbing : Wa Ode Sri Asnaniar, S.Kep,.Ns,.M.Kes
 Pandangan terganggu pada salah satu atau kedua mata,sakit kepala dan
pusing.
 Kesulitan berjalan atau mempertahankan posisi tubuh karena adanya
gangguan sistem koordinasi tubuh. Kesulitan berjalan juga bisa
disebabkan oleh kelemahan pada tungkai dan kaki. 5

C. ETIOLOGI
Stroke Non Hemoragik disebabkan oleh trombosis akibat plak aterosklerosis dari
arteri otak atau yang memberi vaskularisasi pada otak atau suatu embolus dari
pembuluh darah di luar otak yang tersangkut diarteri otak. Jenis stroke ini
merupakan stroke yang sering didapatkan sekitar 80% dari semua stroke.

D. PATOFISIOLOGI
Penurunan aliran darah menyebabkan iskemik yang akan berlanjut menjadi
infark. Dalam waktu 72 jam daerah tersebut akan mengalami edema dan lama
kelamaan akan terjadi nekrosis. Lokasi yang tersering pada stroke trombosis
adalah pencabangan arteri carosit besar dan arteri vertebra yang berhubngan
dengan arteri basiler

E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan penunjang awal pada stroke hemoragik biasanya
menggunakan Computerized tomography (CT). Perdarahan meningkat
dalam atenuasi dari 30 – 60unit Hounsfield (HU) pada fase hiperakut menjadi 80
- 100 HU selama beberapa jam. Atenuasi dapat menurun pada anemia dan
koagulopati. Edema vasogenik di sekitar hematoma dapat meningkat hingga
mencapai 2 minggu.
1) Tiba-tiba mengalami kelemahan atau kelumpuhan separuh badan
2) Tiba-tiba hilang rasa peka
3) Bicara cedal atau pelo
4) Gangguan bicara dan Bahasa
5
Siswanti, H. (2021). KENALI TANDA GEJALA STROKE.
Praktikum Keperawatan (Sistem Saraf & Refleks)
Pembimbing : Wa Ode Sri Asnaniar, S.Kep,.Ns,.M.Kes
5) Gangguan penglihatan
6) Mulut moncong atau tidak simetris
7) Gangguan fungsi otak

F. PENATALAKSANA MEDIS
Penatalaksanaan Stroke Non Hemoragik
1) Membatasi atau memulihkan iskemia akut yang sedang berlangsung (3-6
jam pertama).
2) Mencegah perburukan neurologis yang berhubungan dengan stroke yang
masih berkembang.
3) Tekanan darah yang tinggi pada stroke iskemik tidak boleh cepat-cepat
diturunkan.
4) Pertimbangkan observasi di unit rawat intensif pada klien dengan tanda
klinis atau radiologis

G. PENGKAJIAN UNTUK MASALAH PSIKOSOSIAL


1) Faktor Predisposisi Berbagai teori telah dikembangkan untuk menjelaskan
asal ansietas (Waryuningsih,2021) :
a) Teori Psikoanalitik
Ansietas adalah konflik emosional yang terjadi antara dua elemen
kepribadian, ID dan superego. ID mewakili dorongan insting dan
impuls primitif seseorang, sedangkan superego mencerminkan hati
nurani seseorang dan dikendalikan oleh norma- norma budaya
seseorang. Ego atau Aku, berfungsi menengahi hambatan dari dua
elemen yang bertentangan dan fungsi ansietas adalah
mengingatkan ego bahwa ada bahaya
b) Teori Interpersonal
Ansietas timbul dari perasaan takut terhadap tidak adanya
penerimaan dari hubungan interpersonal. Ansietas juga
berhubungan dengan perkembangan, trauma seperti perpisahan
dan kehilangan sehingga menimbulkan kelemahan spesifik.Orang
Praktikum Keperawatan (Sistem Saraf & Refleks)
Pembimbing : Wa Ode Sri Asnaniar, S.Kep,.Ns,.M.Kes
dengan harga diri rendah mudah mengalami perkembangan
ansietas yang berat.
c) Teori Perilaku
Ansietas merupakan produk frustasi yaitu segala sesuatu yang
mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.Daftar tentang pembelajaran meyakini bahwa individu
yang terbiasa dalam kehidupan dininya dihadapkan pada ketakutan
yng berlebihan lebih sering menunjukkan ansietas pada kehidupan
selanjutnya.
d) Kajian Keluarga
Menunjukkan bahwa gangguan ansietas merupakan hal yang biasa
ditemui dalam suatu keluarga.Ada tumpang tindih dalam gangguan
ansietas dan antara gangguan ansietas dengan depresi.
e) Kajian Biologis
Menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor khusus
benzodiazepine. Reseptor ini mungkin membantu mengatur
ansietas penghambat dalam aminobutirik. Gamma neuroregulator
(GABA) juga mungkin memainkan peran utama dalam mekanisme
biologis berhubungan dengan ansietas sebagaimana halnya
endorfin. Selain itu telah dibuktikan kesehatan umum seseorang
mempunyai akibat nyata sebagai predisposisi terhadap ansietas.
Ansietas mungkin disertai dengan gangguan fisik dan selanjutnya
menurunkan kapasitas seseorang untuk mengatasi stressor.
2) Faktor Presipitasi
Stressor pencetus mungkin berasal dari sumber internal atau eksternal.
Stressor pencetus dapat dikelompokkan menjadi 2 kategori (Pratiwi,
Widianti & Solehati, 2017):
a) Ancaman terhadap integritas seseorang meliputi ketidakmampuan
fisiologis yang akan datang atau menurunnya kapasitas untuk
melakukan aktifitas hidup sehari- hari.
Praktikum Keperawatan (Sistem Saraf & Refleks)
Pembimbing : Wa Ode Sri Asnaniar, S.Kep,.Ns,.M.Kes
b) Ancaman terhadap sistem diri seseorang dapat membahayakan
identitas, harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi seseorang.
3) Perilaku
Kecemasan dapat diekspresikan secara langsung melalui perubahan
fisiologi dan perilaku dan secara tidak langsung melalui timbulnya gejala
atau mekanisme koping dalam upaya melawan kecemasan. Intensitas
perilaku akan meningkat sejalan dengan peningkatan tingkat kecemasan .6

H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai respons klien
terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik yang
berlangsung aktul maupun potensial. Diagnosa keperawatan bertujuan untuk
mengidentifikasi respon klien individu, keluarga dan komunitas terhadap situasi
yang berkaitan dengan kesehatan (SDKI, 2016).
Adapun diagnosa yang biasanya muncul adalah :
1) Koping Individu Tidak Efektif
2) Kecemasan
3) Ketidakberdayaan
4) Isolasi Sosial
5) Perubahan Proses Berfikir

I. TINDAKAN KEPERAWATAN
1) Kecemasan
Tujuan :
a) Klien mampu mengenal pengertian penyebab tanda gejala dan
akibat
b) Klien mampu mengetahui cara mengatasi ansietas
c) Klien mampu mengatasi ansietas dengan melakukan latihan
relaksasi tarik nafas dalam

6
Mendrofa, D. S. (2021). Studi Kasus Asuhan Keperawatan Psikososial Pada Ny. L Dengan Kecemasan.
Praktikum Keperawatan (Sistem Saraf & Refleks)
Pembimbing : Wa Ode Sri Asnaniar, S.Kep,.Ns,.M.Kes
d) Klien mampu mengatasi ansietas dengan melakukan latihan
distraksi
e) Klien mampu mengatasi ansietas dengan melakukan hipnotis lima
jari
f) Klien mampu merasakan manfaat dari latihan yang dilakukan
g) Klien mampu membedakan perasaan sebelum dan sesudah latihan
Tindakan:
 Kaji tanda dan gejala ansietas dan kemampuan klien
mengurangi kecemasan
 Jelaskan tanda dan gejala, penyebab dan akibat dari
kecemasan
 Latihan cara mengatasi kecemasan
Teknik
 relaksasi napas dalam
2) Distraksi :
1) bercakap-cakap hal positif
2) Hipnotis 5 jari fokus padahal-hal yang positif
3) Bantu klien melakukan latihan sesuai dengan jadwal kegiatan.
4) Koping tidak efektif
Tujuan :
 Klien mampu mengetahui perubahan kondisi kesehatan dan
kemampuannya mengatasi perubahan
 Klien mampu mengetahui pengertian tanda dan gejala penyebab
serta akibat dari ketidakefektifan koping
 Klien mampu mengetahui cara mengatasi ketidakefektifan koping
 Klien mampu mengatasi masalah secara bertahap
 Klien mampu menggunakan sumber/daya sistem pendukung dalam
mengatasi masalah
 Klien mampu merasakan manfaat latihan yang dilakukan
 Klien mampu mengembangkan koping yang efektif klien mampu
merasakan manfaat sistem pendukung
Praktikum Keperawatan (Sistem Saraf & Refleks)
Pembimbing : Wa Ode Sri Asnaniar, S.Kep,.Ns,.M.Kes
Tindakan :
1) Kaji tanda dan gejala ketidakefektifan koping
2) Jelaskan proses terjadinya ketidakefektifan koping
3) Diskusikan koping (upaya atau cara) mengatasi masalah pada
masa lalu
4) Koping (upaya) yang berhasil dan tidak berhasil. Berikan pujian
5) Pemanfaatan sumber daya atau sistem pendukung dalam
mengatasi masalah
6) Latihan menggunakan upaya menyelesaikan masalah saat ini
dengan menggunakan cara lama yang berhasil atau cara baru.
 Buat daftar masalah yang dihadapi
 Buat daftar cara (lama dan baru) yang akan digunakan
 Pilih, latih, dan jadwalkan cara yang akan digunakan untuk
masalah yang dihadapi
 Evaluasi hasil jika berhasil dibudidayakan jika kurang
berhasil dipilih cara lain pada daftar cara nomor kedua
7) Latih menggunakan sistem pendukung yang teratur Beri motivasi
dan pujian atas keberhasilan klien mengatasi masalah
3) Gangguan citra tubuh Tujuan :
1) Klien mampu mengenal bagian tubuh yang sehat dan yang
terganggu atau sakit
2) Klien mampu mengetahui cara mengatasi gangguan citra tubuh
3) Klien mampu mengafirmasi bagian tubuh yang sehat
4) Klien mampu melatih dan menggunakan bagian tubuh yang sehat
5) Klien mampu merawat dan melatih bagian tubuh yang terganggu
6) Klien mampu mengevaluasi manfaat yang telah dirasakan dari
bagian tubuh yang terganggu
7) Klien mampu mengevaluasi manfaat bagian tubuh yang masih
sehat
8) Klien mampu merasakan manfaat latihan pada bagian tubuh yang
terganggu
Praktikum Keperawatan (Sistem Saraf & Refleks)
Pembimbing : Wa Ode Sri Asnaniar, S.Kep,.Ns,.M.Kes

Tindakan :
 Kaji tanda dan gejala gangguan citra tubuh dan kemampuan klien
mengatasinya.
 Jelaskan tanda dan gejala, penyebab dan akibat gangguan citra
tubuh
 Diskusikan persepsi, perasaan, dan harapan klien terhadap citra
tubuhnya
 Menjelaskan perubahan-perubahan fisik yang terjadi pada ibu
hamil
 Motivasi klien untuk merawat dan meningkatkan citra tubuh
seperti : menggunakan make up dan skincare untuk wajah yang
berjerawat.
 Motivasi klien untuk melakukan latihan meningkatkan citra tubuh
sesuai jadwal dan beri pujian.7

J. EVALUASI
Pada tinjauan teoritis evaluasi yang diharapkan adalah :
1) Membina hubungan saling percaya
2) Mengenali dan mengekspresikan emosinya
3) Memodifikasi pola kognitif yang negative
4) Berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang berkenaan dengan
perawatannya sendiri.
5) Termotivasi untuk aktif mencapai tujuan yang realistis 8

7
Mendrofa, D. S. (2021). Studi Kasus Asuhan Keperawatan Psikososial Pada Ny. L Dengan Kecemasan.
8
Mendrofa, D. S. (2021). Studi Kasus Asuhan Keperawatan Psikososial Pada Ny. L Dengan Kecemasan.
Praktikum Keperawatan (Sistem Saraf & Refleks)
Pembimbing : Wa Ode Sri Asnaniar, S.Kep,.Ns,.M.Kes

BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. ALAT & BAHAN


1. Palu Perkusi
2. Lampu Senter
3. Kapas
4. Jarum Steril

B. CARA KERJA
1. Refleks Kulit Perut
Orang berbaring terlentang dengan kedua tangan terletak lurus di sampi
badan. Goreslah kulit daerah abdomen dari lateral ke arah umbilicus. respon
yang terjadi berupa kontraksi otot dinding perut.
2. Refleks Kornea
Sediakan kapas yang digulung menjadi bentuk silinder halus. Orang coba
menggerakkan bola ke media yaitu dengan melihat satu sisi tanpa
menggerakan kepala. Sentuhlah dengan hati-hati sclera dari lateral ke media
kornea dengan kapas. Respon berupa kedipan mata secara cepat.
3. Refleks Cahaya
Cahaya senter dijatuhkan pada pupil salah satu mata orang coba dari
lateral ke medial. Respon berupa konstriksi pupil homolateral dan
kontralateral. Ulanngi percobaan pada mata lain.
4. Stretch Reflex (Muscle Spindle Reflekx = Myotatic Reflekx)
a) Knee Pess Reflex (KPR)
Orang coba duduk pada tempat yang agak tinggi sehingga kedua
tungkai akan tergantung bebas atau orang coba berbaring terlentang
dengan flexi tungkai pada sendi lutut. Ketuklah tendo patellaris dengan
Praktikum Keperawatan (Sistem Saraf & Refleks)
Pembimbing : Wa Ode Sri Asnaniar, S.Kep,.Ns,.M.Kes
hammer sehingga terjadi ekstensi tungkai disertai kontraksi otot
kuadriseps.

b) Achiles Pess Reflex (APR)


Tungkai diflexikan pada sendi lutut dan kaki didorsoflexikan.
Ketuklah tendo Achilles sehingga terjadi plantar flexi dari kaki dan
kontraksi otot gastrocnemius.
c) Refleks Biceps
Lengan orang coba setengah diflexikan pada sendi siku. Ketuklah
pada tendo otot triceps 5cm di atas siku akan menyebabkan ekstensi
lengan dan kontraksi otot triceps.
d) Refleks Triceps
Lengan bawah diflexikan pada sendi siku dan sedikit dipronasikan.
Ketukan pada tendo otot triceps 5cm di atas siku akan menyebabkan
ekstensi lengan dan kontraksi otot triceps.
e) Withdrawal Reflekx
Lengan orang coba diletakan di atas meja dalam kedaan ekstensi.
Tunggulah pada saat orang coba tidak melihat saudara, tusukan dengan
hati-hati dengan kulit lengan dengan jarum suntik steril, sehalus mungkin
agar tidak melukai orang. Respons berupa flexi lengan tersebut menjauhi
stimulus.
Praktikum Keperawatan (Sistem Saraf & Refleks)
Pembimbing : Wa Ode Sri Asnaniar, S.Kep,.Ns,.M.Kes

BAB IV
HASIL & PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil analisis pengamatan yang sudah dilakukan diketahui bahwa dari 8
tindakan yang dibahas dalam buku panduan, ditemukan hasil interpretasi Normal.

A. HASIL PENGAMATAN
INTERPRETASI
NO NAMA UMUR TINDAKAN HASIL
NORMAL ABNORMAL

1. Ferdi 17 Thn Refleks Kulit Kontraksi otot 


Perut dinding perut
Refleks Kedipan mata 
Kornea cepat
Refleks Kontraksi pupil 
Cahaya homolateral dan
kontralateral
Knee Pess Terjadi ekstensi 
Reflekx tungkai
(KPR)
Achiles Pess Terjadi plantar flexi 
Reflex (APR)
Refleks Terjadi flexi 
Biceps
Refleks Terjadi ekstensi 
Triceps pada lengan
Withdrawal Terjadi respon 
Refleks berupa flexi lengan
Praktikum Keperawatan (Sistem Saraf & Refleks)
Pembimbing : Wa Ode Sri Asnaniar, S.Kep,.Ns,.M.Kes
yang menjauhi
stimulus

B. Pembahasan
Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa terampil dalam prosedur melaksanakan
Sistem Persarafan & Refleks. Sistem saraf adalah sistem organ yang terdiri atas
serabut saraf yang tersusun atas sel-sel saraf yang saling terhubung dan
esensial untuk persepsi sensoris indrawi, aktivitas motorik volunter dan
involunter organ atau jaringan tubuh, dan homeostasis berbagai proses fisiologis
tubuh. Fungsi sistem saraf adalah untuk menerima, mengolah, dan
menyampaikan rangsangan dari seluruh organ. Sistem dan jaringan saraf yang
kompleks ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu sistem saraf pusat dan sistem saraf
tepi.
Sedangkan refleks merupakan gerak yang pada umumnya terjadi secara sadar
namun, ada pula gerak yang terjadi tanpa disadari yaitu gerak refleks. Impuls
pada gerakan sadar melalui jalan panjang, yaitu dari reseptor, ke saraf sensori,
dibawa ke otak untuk selanjutnya diolah oleh otak, kemudian hasil olahan otak
berupa tanggapan, dibawa oleh saraf motorik sebagai perintah yang harus
dilaksanakan oleh efektor. Gerak refleks berjalan sangat cepat dan
tanggapannya terjadi secara otomatis terhadap rangsangan, tanpa memerlukan
kontrol dari otak (Robinson, 2002). Jadi dapat dikatakan gerak refleks terjadi
tanpa dipengaruhi kehendak atau tanpa disadari terlebih dahulu. Contoh gerak
refleks misalnya berkedip, bersin, atau batuk.
Praktikum Keperawatan (Sistem Saraf & Refleks)
Pembimbing : Wa Ode Sri Asnaniar, S.Kep,.Ns,.M.Kes

DOKUMENTASI

(Refleks Kulit Perut) ( R


(Refleks Cahaya)

( Knee Pess Reflekx) (Achiles Pess Reflex) (Refleks Biceps)


Praktikum Keperawatan (Sistem Saraf & Refleks)
Pembimbing : Wa Ode Sri Asnaniar, S.Kep,.Ns,.M.Kes

(Refleks Triceps) (Withdrawal Refleks)

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas
menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh
tubuh. Sistem saraf terdiri dari jutaan sel saraf (neuron). Fungsi sel saraf adalah
mengirimkan pesan (impuls) yang berupa rangsang atau tanggapan. Sistem
saraf dibagi menjadi dua, yaitu sitem saraf pusat dan sistem saraf perifer. Sistem
saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Sistem saraf perifer
terdiri dari sitem saraf sadar dan sistem saraf tidak sadar.

A. Saran
Untuk dapat memahami sistem saraf, selain membaca dan memahami materi-
materi dari sumber keilmuan yang ada (buku, internet, dan lain-lain) kita harus
dapat mengkaitkan materi-materi tersebut dengan kehidupan kita sehari-hari,
agar lebih mudah untuk paham dan akan selalu diingat.
Praktikum Keperawatan (Sistem Saraf & Refleks)
Pembimbing : Wa Ode Sri Asnaniar, S.Kep,.Ns,.M.Kes

DAFTAR PUSTAKA

Feronika, W. (2021). ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA NY. DYANG


MENGALAMI STROKE NON HEMORAGIKDENGAN MASALAH RESIKO
JATUH DI UPTPUSKESMAS REJOSARI TAHUN 2021 (Doctoral dissertation,
Universitas Muhammadiyah Pringsewu).

Mustikarani, A., & Mustofa, A. (2020). Peningkatan Saturasi Oksigen Pada Pasien
Stroke melalui Pemberian Posisi Head Up. Ners Muda, 1(2), 114-119.

Mendrofa, D. S. (2021). Studi Kasus Asuhan Keperawatan Psikososial Pada Ny. L


Dengan Kecemasan.

Sari, L. M., Yuliano, A., & Almudriki, A. (2019). Hubungan pengetahuan dan sikap
keluarga terhadap kemampuan deteksi dini serangan stroke iskemik akut pada
penanganan pre hopsital. JURNAL KESEHATAN PERINTIS (Perintis's Health
Journal), 6(1), 74-80.
SARAF, A. S., OTOT, T., REFLEKS, D. P. T. G., & SADAR, D. PROGRAM STUDI
TASAWUF DAN PSIKOTERAPI FAKULTAS USHULUDDIN DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG.
Siswanti, H. (2021). KENALI TANDA GEJALA STROKE.

Anda mungkin juga menyukai