Sistem Saraf Dan Refleks
Sistem Saraf Dan Refleks
ILMU BIOMEDIK
OLEH
KELOMPOK II
C1
2022
Praktikum Keperawatan (Sistem Saraf & Refleks)
Pembimbing : Wa Ode Sri Asnaniar, S.Kep,.Ns,.M.Kes
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan lengkap praktikum Ilmu Biomedik dengan Judul “Sistem Saraf & Refleks”
yang di susun Oleh :
NIM : 14220220009
Kelas : C1
Kelompok : II
Makassar,
Koordinator laboratorium Pembimbing
.......................................... .............................
Mengetahui,
Koordinator Mata Kuliah
.......................................
Praktikum Keperawatan (Sistem Saraf & Refleks)
Pembimbing : Wa Ode Sri Asnaniar, S.Kep,.Ns,.M.Kes
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................................
DAFTAR ISI............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................
A. Latar Belakang.............................................................................................
B. Tujuan Praktikum.........................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................
A. Definisi..........................................................................................................
B. Tanda dan Gejala.........................................................................................
C. Etiologi..........................................................................................................
D. Patofisiologi..................................................................................................
E. Pemeriksaan Diagnostik..............................................................................
F. Penatalaksanaan Medis...............................................................................
G. Pengkajian Untuk Masalah Psikososial.......................................................
H. Diagnosa Keperawatan................................................................................
I. Tindakan Keperawatan................................................................................
J. Evaluasi........................................................................................................
BAB III METODE PRAKTIKUM.............................................................................
A. Alat dan Bahan.............................................................................................
B. Cara Kerja....................................................................................................
BAB IV HASIL & PEMBAHASAN.........................................................................
A. Hasil.............................................................................................................
B. Pembahasan ...............................................................................................
DOKUMENTASI.....................................................................................................
BAB V PENUTUP...................................................................................................
A. Kesimpulan..................................................................................................
B. Saran............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
Praktikum Keperawatan (Sistem Saraf & Refleks)
Pembimbing : Wa Ode Sri Asnaniar, S.Kep,.Ns,.M.Kes
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Seluruh aktivitas didalam tubuh manusia diatur oleh sistem saraf. Dengan
kata lain, sistem sarafberperan dalam pengontrolan tubuh manusia. Denyut
jantung, pernafasan, pencernaan, dan urinariadikontrol oleh sistem saraf. Sistem
saraf juga mengatur aliran darah, dan konsentrasi osmotik darah.Sistem
koordinasi merupakan suatu sistem yang mengatur semua sistem organ agar
dapatbekerja secara serasi. Sistem koordinasi itu bekerja untuk menerima
rangsangan, mengolahnya dankemudian meneruskannya untuk menaggapi
rangsangan. Setiap rangsangan-rangsangan yang kitaterima melalui indera kita,
akan diolah di otak. Kemudian otak akan meneruskan rangsangan tersebutke
organ yang bersangkutan.
B. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Menguraikan anatomi sistem persarafan.
2. Mempelajari cara-cara pemeriksaan refleks-ferleks yang fisiologis pada
manusia.
3. Melihat ada tidaknya gangguan konduksi impuls pada sistem saraf.
Praktikum Keperawatan (Sistem Saraf & Refleks)
Pembimbing : Wa Ode Sri Asnaniar, S.Kep,.Ns,.M.Kes
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Sel saraf (neuron) merupakan sel yang satuan kerja utama didalam sistem saraf
manusia. Neuron berfungsi untuk menghantarkan impuls listrik dari suatu
rangsangan (Stimulus). Sistem saraf juga dibentuk oleh jutaan sel saraf. Sifat
unik dari sel saraf yang pekaterhadap suatu rangsangan ini membuat ia berbeda
dibandingkan banyak sel lain yang ada di dalam tubuh. Sebuah sel saraf
memiliki satu badan sel yang mempunyai jugasitoplasma serta juga mempunyai
nukleus (inti sel). Selain sel saraf, dalam sistem saraf manusia juga terdapat sel
glia yang memiliki fungsi sebagai support bagi sel saraf. 1
Stroke adalah suatu kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke suatu
bagian otak tiba-tiba terganggu, karena sebagian selsel otak mengalami
kematian akibat gangguan aliran darah karena sumbatan atau pecahnya
pembuluh darah otak. Dalam jaringan otak, kurangnya aliran darah
menyebabkan serangkaian reaksi biokimia yang dapat merusakan atau
mematikan sel-sel saraf otak (Kemenkes, 2018).2
Aliran darah yang tidak lancar pada pasien stroke mengakibatkan
gangguan suplay oksigen sehingga perlu dilakukan pemantauan dan
penanganan yang tepat. Saturasi oksigen adalah gambaran kecukupan oksigen
dalam tubuh yang betujuan untuk menentukan terapi yang tepat (Sunarto, 2015).
Pemberian posisi head up 300 pada pasien stroke dapat memperbaiki sttus
hemodinamik dengan memfasilitasi peningkatan aliran darah ke serebral dan
memaksimalkan oksigenasi jaringan serebral (Sunarto, 2015). 3
1
SARAF, A. S., OTOT, T., REFLEKS, D. P. T. G., & SADAR, D. PROGRAM STUDI TASAWUF DAN
PSIKOTERAPI FAKULTAS USHULUDDIN DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
WALISONGO SEMARANG.
2
Siswanti, H. (2021). KENALI TANDA GEJALA STROKE.
3
Mustikarani, A., & Mustofa, A. (2020). Peningkatan Saturasi Oksigen Pada Pasien Stroke melalui
Pemberian Posisi Head Up. Ners Muda, 1(2), 114-119.
Praktikum Keperawatan (Sistem Saraf & Refleks)
Pembimbing : Wa Ode Sri Asnaniar, S.Kep,.Ns,.M.Kes
B. TANDA DAN GEJALA
Gejala stroke yang muncul dapat bersifat fisik, psikologis, atau perilaku. gejala
fisik paling khas adalah kelemahan anggota gerak sampai kelumpuhan,
hilangnya sensasi di wajah, bibir tidak simetris, kesulitan berbicara atau pelo
(afasia), kesulitan menelan, penurunan kesadaran, nyeri kepala (vertigo), mual
muntah dan hilangnya penglihatan di satu sisi atau dapat terjadi kebutaan (Black,
J dan Hawks 2014)4
Gejala stroke yang muncul sangat bergantung pada bagian otak yang terganggu,
gejala kelemahan sampai kelumpuhan anggota gerak yaitu:
1) bibir tidak simetris
2) bicara pelo atau tidak dapat berbicara (afasia)
3) nyeri kepala
4) penurunan kesadaran
5) gangguan rasa (misalnya kebas di salah satu anggota gerak)
Berikut Gejala-gejala stroke ringan sebelum menuju stroke yang lebih parah
(WHO, 2012)
4
Sari, L. M., Yuliano, A., & Almudriki, A. (2019). Hubungan pengetahuan dan sikap keluarga terhadap
kemampuan deteksi dini serangan stroke iskemik akut pada penanganan pre hopsital. JURNAL
KESEHATAN PERINTIS (Perintis's Health Journal), 6(1), 74-80.
Praktikum Keperawatan (Sistem Saraf & Refleks)
Pembimbing : Wa Ode Sri Asnaniar, S.Kep,.Ns,.M.Kes
Pandangan terganggu pada salah satu atau kedua mata,sakit kepala dan
pusing.
Kesulitan berjalan atau mempertahankan posisi tubuh karena adanya
gangguan sistem koordinasi tubuh. Kesulitan berjalan juga bisa
disebabkan oleh kelemahan pada tungkai dan kaki. 5
C. ETIOLOGI
Stroke Non Hemoragik disebabkan oleh trombosis akibat plak aterosklerosis dari
arteri otak atau yang memberi vaskularisasi pada otak atau suatu embolus dari
pembuluh darah di luar otak yang tersangkut diarteri otak. Jenis stroke ini
merupakan stroke yang sering didapatkan sekitar 80% dari semua stroke.
D. PATOFISIOLOGI
Penurunan aliran darah menyebabkan iskemik yang akan berlanjut menjadi
infark. Dalam waktu 72 jam daerah tersebut akan mengalami edema dan lama
kelamaan akan terjadi nekrosis. Lokasi yang tersering pada stroke trombosis
adalah pencabangan arteri carosit besar dan arteri vertebra yang berhubngan
dengan arteri basiler
E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan penunjang awal pada stroke hemoragik biasanya
menggunakan Computerized tomography (CT). Perdarahan meningkat
dalam atenuasi dari 30 – 60unit Hounsfield (HU) pada fase hiperakut menjadi 80
- 100 HU selama beberapa jam. Atenuasi dapat menurun pada anemia dan
koagulopati. Edema vasogenik di sekitar hematoma dapat meningkat hingga
mencapai 2 minggu.
1) Tiba-tiba mengalami kelemahan atau kelumpuhan separuh badan
2) Tiba-tiba hilang rasa peka
3) Bicara cedal atau pelo
4) Gangguan bicara dan Bahasa
5
Siswanti, H. (2021). KENALI TANDA GEJALA STROKE.
Praktikum Keperawatan (Sistem Saraf & Refleks)
Pembimbing : Wa Ode Sri Asnaniar, S.Kep,.Ns,.M.Kes
5) Gangguan penglihatan
6) Mulut moncong atau tidak simetris
7) Gangguan fungsi otak
F. PENATALAKSANA MEDIS
Penatalaksanaan Stroke Non Hemoragik
1) Membatasi atau memulihkan iskemia akut yang sedang berlangsung (3-6
jam pertama).
2) Mencegah perburukan neurologis yang berhubungan dengan stroke yang
masih berkembang.
3) Tekanan darah yang tinggi pada stroke iskemik tidak boleh cepat-cepat
diturunkan.
4) Pertimbangkan observasi di unit rawat intensif pada klien dengan tanda
klinis atau radiologis
H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai respons klien
terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik yang
berlangsung aktul maupun potensial. Diagnosa keperawatan bertujuan untuk
mengidentifikasi respon klien individu, keluarga dan komunitas terhadap situasi
yang berkaitan dengan kesehatan (SDKI, 2016).
Adapun diagnosa yang biasanya muncul adalah :
1) Koping Individu Tidak Efektif
2) Kecemasan
3) Ketidakberdayaan
4) Isolasi Sosial
5) Perubahan Proses Berfikir
I. TINDAKAN KEPERAWATAN
1) Kecemasan
Tujuan :
a) Klien mampu mengenal pengertian penyebab tanda gejala dan
akibat
b) Klien mampu mengetahui cara mengatasi ansietas
c) Klien mampu mengatasi ansietas dengan melakukan latihan
relaksasi tarik nafas dalam
6
Mendrofa, D. S. (2021). Studi Kasus Asuhan Keperawatan Psikososial Pada Ny. L Dengan Kecemasan.
Praktikum Keperawatan (Sistem Saraf & Refleks)
Pembimbing : Wa Ode Sri Asnaniar, S.Kep,.Ns,.M.Kes
d) Klien mampu mengatasi ansietas dengan melakukan latihan
distraksi
e) Klien mampu mengatasi ansietas dengan melakukan hipnotis lima
jari
f) Klien mampu merasakan manfaat dari latihan yang dilakukan
g) Klien mampu membedakan perasaan sebelum dan sesudah latihan
Tindakan:
Kaji tanda dan gejala ansietas dan kemampuan klien
mengurangi kecemasan
Jelaskan tanda dan gejala, penyebab dan akibat dari
kecemasan
Latihan cara mengatasi kecemasan
Teknik
relaksasi napas dalam
2) Distraksi :
1) bercakap-cakap hal positif
2) Hipnotis 5 jari fokus padahal-hal yang positif
3) Bantu klien melakukan latihan sesuai dengan jadwal kegiatan.
4) Koping tidak efektif
Tujuan :
Klien mampu mengetahui perubahan kondisi kesehatan dan
kemampuannya mengatasi perubahan
Klien mampu mengetahui pengertian tanda dan gejala penyebab
serta akibat dari ketidakefektifan koping
Klien mampu mengetahui cara mengatasi ketidakefektifan koping
Klien mampu mengatasi masalah secara bertahap
Klien mampu menggunakan sumber/daya sistem pendukung dalam
mengatasi masalah
Klien mampu merasakan manfaat latihan yang dilakukan
Klien mampu mengembangkan koping yang efektif klien mampu
merasakan manfaat sistem pendukung
Praktikum Keperawatan (Sistem Saraf & Refleks)
Pembimbing : Wa Ode Sri Asnaniar, S.Kep,.Ns,.M.Kes
Tindakan :
1) Kaji tanda dan gejala ketidakefektifan koping
2) Jelaskan proses terjadinya ketidakefektifan koping
3) Diskusikan koping (upaya atau cara) mengatasi masalah pada
masa lalu
4) Koping (upaya) yang berhasil dan tidak berhasil. Berikan pujian
5) Pemanfaatan sumber daya atau sistem pendukung dalam
mengatasi masalah
6) Latihan menggunakan upaya menyelesaikan masalah saat ini
dengan menggunakan cara lama yang berhasil atau cara baru.
Buat daftar masalah yang dihadapi
Buat daftar cara (lama dan baru) yang akan digunakan
Pilih, latih, dan jadwalkan cara yang akan digunakan untuk
masalah yang dihadapi
Evaluasi hasil jika berhasil dibudidayakan jika kurang
berhasil dipilih cara lain pada daftar cara nomor kedua
7) Latih menggunakan sistem pendukung yang teratur Beri motivasi
dan pujian atas keberhasilan klien mengatasi masalah
3) Gangguan citra tubuh Tujuan :
1) Klien mampu mengenal bagian tubuh yang sehat dan yang
terganggu atau sakit
2) Klien mampu mengetahui cara mengatasi gangguan citra tubuh
3) Klien mampu mengafirmasi bagian tubuh yang sehat
4) Klien mampu melatih dan menggunakan bagian tubuh yang sehat
5) Klien mampu merawat dan melatih bagian tubuh yang terganggu
6) Klien mampu mengevaluasi manfaat yang telah dirasakan dari
bagian tubuh yang terganggu
7) Klien mampu mengevaluasi manfaat bagian tubuh yang masih
sehat
8) Klien mampu merasakan manfaat latihan pada bagian tubuh yang
terganggu
Praktikum Keperawatan (Sistem Saraf & Refleks)
Pembimbing : Wa Ode Sri Asnaniar, S.Kep,.Ns,.M.Kes
Tindakan :
Kaji tanda dan gejala gangguan citra tubuh dan kemampuan klien
mengatasinya.
Jelaskan tanda dan gejala, penyebab dan akibat gangguan citra
tubuh
Diskusikan persepsi, perasaan, dan harapan klien terhadap citra
tubuhnya
Menjelaskan perubahan-perubahan fisik yang terjadi pada ibu
hamil
Motivasi klien untuk merawat dan meningkatkan citra tubuh
seperti : menggunakan make up dan skincare untuk wajah yang
berjerawat.
Motivasi klien untuk melakukan latihan meningkatkan citra tubuh
sesuai jadwal dan beri pujian.7
J. EVALUASI
Pada tinjauan teoritis evaluasi yang diharapkan adalah :
1) Membina hubungan saling percaya
2) Mengenali dan mengekspresikan emosinya
3) Memodifikasi pola kognitif yang negative
4) Berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang berkenaan dengan
perawatannya sendiri.
5) Termotivasi untuk aktif mencapai tujuan yang realistis 8
7
Mendrofa, D. S. (2021). Studi Kasus Asuhan Keperawatan Psikososial Pada Ny. L Dengan Kecemasan.
8
Mendrofa, D. S. (2021). Studi Kasus Asuhan Keperawatan Psikososial Pada Ny. L Dengan Kecemasan.
Praktikum Keperawatan (Sistem Saraf & Refleks)
Pembimbing : Wa Ode Sri Asnaniar, S.Kep,.Ns,.M.Kes
BAB III
METODE PRAKTIKUM
B. CARA KERJA
1. Refleks Kulit Perut
Orang berbaring terlentang dengan kedua tangan terletak lurus di sampi
badan. Goreslah kulit daerah abdomen dari lateral ke arah umbilicus. respon
yang terjadi berupa kontraksi otot dinding perut.
2. Refleks Kornea
Sediakan kapas yang digulung menjadi bentuk silinder halus. Orang coba
menggerakkan bola ke media yaitu dengan melihat satu sisi tanpa
menggerakan kepala. Sentuhlah dengan hati-hati sclera dari lateral ke media
kornea dengan kapas. Respon berupa kedipan mata secara cepat.
3. Refleks Cahaya
Cahaya senter dijatuhkan pada pupil salah satu mata orang coba dari
lateral ke medial. Respon berupa konstriksi pupil homolateral dan
kontralateral. Ulanngi percobaan pada mata lain.
4. Stretch Reflex (Muscle Spindle Reflekx = Myotatic Reflekx)
a) Knee Pess Reflex (KPR)
Orang coba duduk pada tempat yang agak tinggi sehingga kedua
tungkai akan tergantung bebas atau orang coba berbaring terlentang
dengan flexi tungkai pada sendi lutut. Ketuklah tendo patellaris dengan
Praktikum Keperawatan (Sistem Saraf & Refleks)
Pembimbing : Wa Ode Sri Asnaniar, S.Kep,.Ns,.M.Kes
hammer sehingga terjadi ekstensi tungkai disertai kontraksi otot
kuadriseps.
BAB IV
HASIL & PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil analisis pengamatan yang sudah dilakukan diketahui bahwa dari 8
tindakan yang dibahas dalam buku panduan, ditemukan hasil interpretasi Normal.
A. HASIL PENGAMATAN
INTERPRETASI
NO NAMA UMUR TINDAKAN HASIL
NORMAL ABNORMAL
B. Pembahasan
Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa terampil dalam prosedur melaksanakan
Sistem Persarafan & Refleks. Sistem saraf adalah sistem organ yang terdiri atas
serabut saraf yang tersusun atas sel-sel saraf yang saling terhubung dan
esensial untuk persepsi sensoris indrawi, aktivitas motorik volunter dan
involunter organ atau jaringan tubuh, dan homeostasis berbagai proses fisiologis
tubuh. Fungsi sistem saraf adalah untuk menerima, mengolah, dan
menyampaikan rangsangan dari seluruh organ. Sistem dan jaringan saraf yang
kompleks ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu sistem saraf pusat dan sistem saraf
tepi.
Sedangkan refleks merupakan gerak yang pada umumnya terjadi secara sadar
namun, ada pula gerak yang terjadi tanpa disadari yaitu gerak refleks. Impuls
pada gerakan sadar melalui jalan panjang, yaitu dari reseptor, ke saraf sensori,
dibawa ke otak untuk selanjutnya diolah oleh otak, kemudian hasil olahan otak
berupa tanggapan, dibawa oleh saraf motorik sebagai perintah yang harus
dilaksanakan oleh efektor. Gerak refleks berjalan sangat cepat dan
tanggapannya terjadi secara otomatis terhadap rangsangan, tanpa memerlukan
kontrol dari otak (Robinson, 2002). Jadi dapat dikatakan gerak refleks terjadi
tanpa dipengaruhi kehendak atau tanpa disadari terlebih dahulu. Contoh gerak
refleks misalnya berkedip, bersin, atau batuk.
Praktikum Keperawatan (Sistem Saraf & Refleks)
Pembimbing : Wa Ode Sri Asnaniar, S.Kep,.Ns,.M.Kes
DOKUMENTASI
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas
menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh
tubuh. Sistem saraf terdiri dari jutaan sel saraf (neuron). Fungsi sel saraf adalah
mengirimkan pesan (impuls) yang berupa rangsang atau tanggapan. Sistem
saraf dibagi menjadi dua, yaitu sitem saraf pusat dan sistem saraf perifer. Sistem
saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Sistem saraf perifer
terdiri dari sitem saraf sadar dan sistem saraf tidak sadar.
A. Saran
Untuk dapat memahami sistem saraf, selain membaca dan memahami materi-
materi dari sumber keilmuan yang ada (buku, internet, dan lain-lain) kita harus
dapat mengkaitkan materi-materi tersebut dengan kehidupan kita sehari-hari,
agar lebih mudah untuk paham dan akan selalu diingat.
Praktikum Keperawatan (Sistem Saraf & Refleks)
Pembimbing : Wa Ode Sri Asnaniar, S.Kep,.Ns,.M.Kes
DAFTAR PUSTAKA
Mustikarani, A., & Mustofa, A. (2020). Peningkatan Saturasi Oksigen Pada Pasien
Stroke melalui Pemberian Posisi Head Up. Ners Muda, 1(2), 114-119.
Sari, L. M., Yuliano, A., & Almudriki, A. (2019). Hubungan pengetahuan dan sikap
keluarga terhadap kemampuan deteksi dini serangan stroke iskemik akut pada
penanganan pre hopsital. JURNAL KESEHATAN PERINTIS (Perintis's Health
Journal), 6(1), 74-80.
SARAF, A. S., OTOT, T., REFLEKS, D. P. T. G., & SADAR, D. PROGRAM STUDI
TASAWUF DAN PSIKOTERAPI FAKULTAS USHULUDDIN DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG.
Siswanti, H. (2021). KENALI TANDA GEJALA STROKE.