Anda di halaman 1dari 3

Sekilas tentang Bangsa Semit

Sebelum kita sampai pada pengertian bahasa Semit, saya akan mengutip sebuah perkataan
Ibnu Katsir yang mengatakan bahwa seluruh bani adam di bumi berasal dari 3 anak Nabi Nuh
As yang tersisa yakni Yafits, Sam dan Ham (adapun Kan’an meninggal dalam bahtera
banjir). Kemudian Imam Ahmad meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw bersabda: “Sam
adalah bapak orang Arab, Ham adalah bapak orang Habsyi, dan Yafits adalah bapak orang
Romawi.”

Yang dimaksud dengan bangsa Semit adalah bangsa yang merupakan keturunan Sam bin Nuh
As. Ada beberapa teori yang menjelaskan asal-usul bangsa Semit, di antara teori yang paling
sering dijadikan rujukan adalah teori yang menyebutkan bahwa bangsa Semit berasal dari
Jazirah Arab. Teori ini dikemukakan oleh Esbiringer dkk. Mereka berpendapat bahwa
Jazirah Arab merupakan kawasan asal bangsa Semit. Dari sanalah mereka berpencar ke
berbagai kawasan sekitar yang lebih subur dan berperadaban seperti ke kawasan di antara dua
sungai Eufrat dan Tigris, Suria, Palestina, Etiopia, Afrika Utara, dan Mesir. Di sanalah
mereka kemudian mendirikan negara-negara dan kerajaan-kerajaan.

Bahasa Semit

Bahasa Semit (Semitic Languages) oleh beberapa tokoh linguis didefinisikan sebagai
sejumlah bahasa yang digunakan oleh bangsa Semit di kawasan Timur Tengah dan
sekitarnya. Secara umum, bahasa-bahasa Semit terbagi menjadi dua kawasan yaitu kawasan
timur dan kawasan barat. Bahasa Semit bagian barat terbagi menjadi bahasa Semit Barat Laut
dan bahasa Semit Barat Daya.

Pengkategorian bahasa-bahasa Semit dijelaskan dalam bagan berikut.

Bagan Subrumpun Bahasa-bahasa Semit


Bahasa Akkadia merupakan bahasa yang digunakan di Mesopotamia antara tahun 2.500—
600 SM. Wilayah bahasa Akkadia terletak di antara sungai Tigris dan sungai Euprat.
Selanjutnya bahasa ini terbagi atas bahasa Babilonia dan bahasa Asyuria. Keberadaan bahasa
ini diketahui melalui berbagai ukiran yang ditulis dengan huruf paku pada artefak. Ukiran
paling penting tentang bahasa Akkadia ini adalah ukiran yang melukiskan hukum Hamurabi
yang merupakan hukum paling tua di dunia.

Bahasa Ogaretia yaitu dialek Kan’ania Kuno yang dipakai sebagai alat komunikasi pada
abad 14 sampai abad 13 SM di Ogaret, sebuah kota yang dulu terletak dua belas kilometer di
utara Ladzikia pantai Suria.

Bahasa Ibrani yang paling tua digunakan dalam Taurat yang disebut biblical hebrew
(1.200—200 SM). Kemudian pada abad 2 sampai abad 1 SM digunakan sebagai bahasa
kesusastraan yang disebut sebagai bahasa Ibrani Mashnaic. Jenis bahasa Ibrani yang terakhir
adalah bahasa Ibrani modern yang saat ini menjadi salah satu bahasa resmi Negara Israel
(selain bahasa Arab).

Bahasa Imaranah ditemukan melalui surat bukit al-Imaranah, yaitu pada masa 1425-1350
SM. Surat-surat tersebut dikirim oleh raja-raja Suriah dan raja-raja Palestina kepada raja
Fir’aun di Mesir. Surat itu menggunakan bahsa Asyuria dan diberi catatan kaki dengan
bahasa Kan’ania.

Bahasa Mu’abia ditemukan melalui ukiran Misya’, raja Muabi. Ukiran ini berupa tugu yang
ditemukan di kawasan Digan, bekas kerajaan Muabi Kuno. Ukiran ini menggambarkan
peperangan yang terjadi antara raja Misya dengan Raja Umri dari Israel. Ukiran ini
diperkirakan dibuat pada tahun 842 SM dan sekarang disimpan di Museum Lover Paris.

Bahasa Fenisia ditemukan melalui berbagai ukiran yang antara lain ukiran Raja Biglus
(Jubail Saudi Arabia) seperti ukiran Syafath Ba’l abad ke 13 SM, ukiran Akhiram tahun 1100
SM, dan ukiran Akhimlak tahun 1000 SM. Ukiran terpenting yang ditemukan dalam bahsa
Finisia adalah ukiran Raja Kilamu tahun 900 SM yang ditemukan di bukit Zanjirli di Suria
dan kini disimpan di Museum Berlin.

Bahasa Aramea pada abad 10 SM merupakan bahasa yang digunakan di Syiria. Antara abad
7 hingga abad 4 SM digunakan sebagai bahasa perantara (lingua franca) antara kerajaan
Babilonia dan Kerajaan Persia dan juga merupakan bahasa dari sebagian Taurat. Bahasa
Aramea terdapat pada ukiran Nabatia, ukiran Tadammuria, dan ukiran-ukiran di gurun Sinai
yang dibuat pada abad IV SM sampai abad ke I SM. bahasa Aramia merupakan dialek
kelompok kristen yang masih hidup hingga kini di Irak Tenggara (bahasa Minda’ia). Bahasa
Aramea yang terpenting adalah bahasa Suryania. Bangsa Aramia menamakan diri mereka
sebagai bangsa Suryan.

Bahasa Etiopia merupakan bahasa bangsa Semit yang berpindah dari wilayah tenggara
menuju negeri seberang, Etiopia. Di sanalah mereka membaur dengan suku Haam kuno.
Ketika itu bahasa mereka disebut bahasa Ja’zia. Bahasa Ja’zia tidak berumur panjang karena
pada abad ke 12 M terjadi kemelut politik di kalangan bangsa Ja’zi yang mengakibatkan
bahasa persatuan mereka menjadi bahasa-bahasa daerah. Dan bahasa daerah yang paling
menonjol adalah bahasa Amharia yaitu bahasa daerah yang sangat kental diwarnai oleh
bahasa Hamia. Hal ini terlihat dalam struktur kalimat yang berbeda dengan bahasa Semit.
Bahasa Himyaria atau yang disebut sebagai Bahasa Arab Selatan dipakai di Yaman dan
Jazirah Arab Tenggara. Bahasa Himyaria ini terbagi dua yaitu bahasa Sabuia dan bahasa
Ma’inia. Tentang bahasa ini telah ditemukan artefak-artefak yang merujuk pada abad ke 12
SM sampai abad ke 6 M.

Bahasa Arab Fusha atau yang disebut dengan Bahasa Arab Utara merupakan bahasa
wilayah tengah Jazirah Arab dan Timur Laut. Bahasa ini dikenal hingga kini dan masa-masa
yang akan datang karena Al-Qur`an turun dan menggunakan bahasa ini. Bahasa ini
mengalami penyebaran yang demikian luas bukan hanya di kalangan bangsa Arab saja tetapi
juga di kalangan kaum muslimin di seluruh dunia.

Anda mungkin juga menyukai